Denting Pesona Sepanjang jalan pulang kubayangkan lagi pertemuan tadi. Bagaimana binar matanya yang menyambutku saat baru pertama dan selanjutnya mendatangi tempat kerjanya. Di pertemuan pertama langsung mendapat sapaan hangat dan kemudian akrab.  Saat mengetahui perempuan yang kucari adalah dia. Antara bingung dan terkejat bercampur-campur berbalut rasa terpana dan terpesona menatap kemilau wajahnya yang mengalahkan kemilau terang lampu.  Seketika mataku terpana, memfana pada kecantikannya yang agung. Saat pandang bertemu pandang membuat hatiku seperti ditetesi embun dingin dari langit yang menurunkan gerimis dopamin dan endorfin.  Hatiku terus berdesir-desir setiap kali memandanginya. Ingin terus-menerus lensa mataku memotret sebuah pesona. Tentang bagaimana senyum bibirnya, lesung pipitnya, sanggupkah sapuan kata dan kuas gradasi warna dalam melukisan wajah sebenarnya.  Benarlah kiranya menurut sahibul majas bahwa satu dari seribu wajah Tuhan adalah wajah seorang wanita. Melukiskan wajahnya dalam kata, dalam perbendaharaan bahasa, tak akan sanggup menggambarkan muatan perasaanku untuk rona wajahnya yang kupandangi di malam yang ditaburi cahaya lampu dan temaram purnama di satu jam lebih kurang pertemuan itu.  https://www.instagram.com/p/CYHK7DqPqih/?utm_medium=tumblr

-JOMBLO ORIGINAL- Desain buat jualan barang asli masih sendirian..🤭 https://www.instagram.com/p/CV2XkScv1d7/?utm_medium=tumblr

Seorang Adhiyakta - Si Pendukung  Sebuah kabar baik tentangku yang aku dapatkan atas pertanyaan-pertanyaan sehubungan tes psikologi-psikiatri. Dengan kesimpulannya bahwa katanya aku ini termasuk seorang Adhiyakta, si pendukung yang tepat untuk seorang yang tepat. Hasil kesimpulannya rasa-rasanya benar ini menggambarkan aku secara umum. Katanya aku ini seperti Carl Jung. Katanya aku memiliki tipe orang yang kreatif dan sangat senang mencari pengalaman dan pengetahuan baru. Katanya aku sangat memperhatikan kerapihan dan perencanaan untuk memastikan semuanya tertata dengan baik.  Aku cenderung fleksibel dalam memulai pertemanan baru dan juga sangat memperhatikan perlakuanku pada orang lain dalam menjaga perasaan mereka. Tapi aku sering merasa cemas dan kurang percaya diri. Terjadi karena terlalu mendengarkan perkataan orang lain. ** Aku seorang Openness dengan kadar 92% - (tinggi) yang menggambarkan tingginya apresiasiku terhadap imajinasi dan pengetahuan baru. Seorang Opennes adalah tipe orang kreatif, imajinatif, dan menyukai pemikiran yang konseptual.  Meskipun aku memiliki suatu pandangan pribadi terhadap suatu hal, namun aku tetap mau menerima pandangan orang lain. Suka cenderung menilai situasi berdasarkan apa yang aku rasakan. Termasuk mudah menerima perbedaan saat berada di lingkungan baru.  Dalam hubungan jangka panjang, katanya aku mengandalkan “perasaan” dalam menjalaninya. Aku mudah tersentuh oleh apa yang dilakukan pasanganku, terutama hal-hal kecil yang tidak terduga. Aku juga punya cara-cara kreatif untuk menyenangkan pasangan. Ketika aku menjalani suatu hubungan dengan orang yang sama terbukanya denganku, katanya aku akan memiliki hubungan yang sangat menyenangkan. Meskipun terkadang kalian menjadi kurang realistis dalam menjalaninya. Bahkan lagi kekuatan yang bisa menggambarkanku adalah Out of the box! Maka ketika memilih pernak-pernikmu yang boleh saja KW, tapi idemu selalu orisinil. Ibarat sebuah kamera, aku memiliki beragam lensa untuk melihat dunia. Ragam sudut pandangku membuat mampu melihat ragam alternatif dan kesempatan. Namun kelemahannya... https://www.instagram.com/p/CVwOdpkvoc-/?utm_medium=tumblr

Ngabetem. Seperti orang yg juga posting foto pakai masker. Tapi aku mah ngabetem sebagai istilah untuk orang yg selalu diam di arena pertemuan. Karena aku memang pendiam. Karenanya cocok kupakai masker. Sebagai simbol tutup mulut karena tak senyum dan bicara. Dan tutup mata karena buram memandang masa depan. Tapi memandangmu, memikirkanmu sering bahagia rasanya. Entah benar atau tidak..😀 (di Pangauban) https://www.instagram.com/p/CSgyZaeJJP0/?utm_medium=tumblr

Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda, kata Tan Malaka. Tapi aku sudah tua.. (di Pangauban) https://www.instagram.com/p/CR5NVeKHiMG/?utm_medium=tumblr

Rekening Saham di Ajaib Securitas

Rekening Saham di Ajaib Securitas

Sekitar 16 tahun yang lalu saya membaca buku serial Robert T. Kiyosaki, berjudul Rich Dad Poor Dad (238 hal.), The Cashflow Quadrant (330 hal.), dan Rich Dad’s Guide to Investing (543 hal.) yang telah memacu pikiran saya pada tujuan akhir sebagaimana diajarkan Stephen Covey dalam 7 kebiasaan paling efektif-nya, bahwa merujuk pada tujuan akhir saya, ingin saya sebagai investor yang bisa bermain…

View On WordPress

Kalank: Kebenaran Dari Seorang Pelacur

Kalank: Kebenaran Dari Seorang Pelacur

Cerita film ini bukan soal ribut di Jakarta. Hanya ada saja persamaan antara karakter tokoh-tokoh yang disuguhkan dalam film “Kalank” buatan Nadiadwala Grandson, Dharma Productions, dan Foxstar Studio, dengan yang berlangsung setelah unggahan sosial yang menyatakan tukang obat dan kepulangan seorang pemimpin massa populis di Indonesia yang telah tak diperhitungkan oleh segolongan elit…

View On WordPress

Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga

Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga

Apakah ini pandangan orang liberal dan perenial? Katanya mempelajari ajaran-ajaran Kanjeng Sunan Kalijaga, asal kita tidak mudah terpengaruh oleh tuduhan-tuduhan bid’ah, menghadapi degradasi hidup hari ini yang mana “syariat” telah kehilangan spiritualitasnya, menghadapi modernitas yang menuhankan kebendaan, dengan kita menggali khazanah Islam Jawa, kita akan menemukan mutiara-mutiara “lama”…

View On WordPress

Syekh Siti Jenar: Makna Kematian

Syekh Siti Jenar: Makna Kematian

Kupaksakan saja membaca buku tentang kematian yang ditulis Achmad Chodjim. Buku tentang seorang tokoh sufi kontroversi di tanah Jawa dalam memaknai bahwa sebenarnya kita ini mati. Sebenarnya kita adalah bangkai-bangkai yang berjalan, kita berkeliaran ke sana-sini untuk mencari panduan untuk sampai kepada kasih Tuhan.

Karena yang namanya hidup adalah tidak mengenal kematian. Sementara…

View On WordPress

Semula Dari Cara Berpikir

Semula Dari Cara Berpikir

Sungguh dampak yang menggetirkan akan kelangsungan hidup manusia, akibat dari pemikiran-pemikiran orang yang hidup di era abad 20 ini. Namun saya sangat bersyukur hidup di era ketika bangsa-bangsa muslim telah meraih kemerdekaannya. Meskipun belum sepenuhnya merdeka. Belum merdeka 100 persen, kata Tan Malaka. Karena negeri kami masih dijajah oleh neo-kolonialisme, oleh saudara sebangsa sendiri…

View On WordPress

Kembali ke Masa Depan: Merumus Peradaban Islam Menarik buku yang berjudul “Kembali ke Masa Depan” karya Ziauddin Sardar. Seorang ilmuwan Pakistan yang dibesarkan di Inggris, jadilah ia berkebangsaan Inggris.

Klaim

Persoalan hari-hari ini adalah persoalan saling klaim. Seperti diberitakan Alquran tentang orang-orang Yahudi yang mengklaim Abraham/Abram/Brahman/Ibrahim adalah Yahudi, juga oleh orang-orang Nasrani sebagai Nasrani, padahal Nabiyullah Ibrahim ‘alaihis-salam bermasa hidup jauh sebelum munculnya identias publik: Yahudi, Nasrani, dan termasuk Muslim.

Benarlah betapa penting Alquran bukan…

View On WordPress

Menggalang Kekuatan Massa

Pemerintah khususnya POLRI sangat butuh FPI. Makanya kepada saudara yang menginginkan bubarnya FPI, saudara sampai guling-guling nyesek seperti anak emak meminta jajan es nongnong, sudah pasti tuntutan saudara tidak akan dikabulkan.

Bukan karena ada tulisan yang bercerita awal berdirinya PFI yang sebenarnya diinisiasi oleh polisi. Entah secara kelembagaan atau dukungan personal saja seorang…

View On WordPress

Ibu Sukma Bersalawat

Sahabat saya bilang begini, “Itu juga sebagai salawat loch. Itulah ungkapan sosial, bukan ungkapan pribadi. Berkata yang kontroversial itu, karena Ibu Sukma bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Masa orang Islam berniat menyinggung perasaannya sendiri. Merendahkan martabatnya sendiri.”

“Anda harus faham filosofis main biliar, krambol, dan sejenisnya sebagai permainan bola sodok hendak…

View On WordPress

Secangkir Kopi, Sejudul Tulisan

Secangkir Kopi, Sejudul Tulisan

Saya lupa kapan saya membeli buku ini. Tapi baru hari ini saya menamatkan membacanya sampai judul yang terakhir. Mengapa dulu begitu membelinya tidak langsung dihabiskan. Karena bukan soal waktu luang. Tapi seperti kalau saya punya serenceng kopi yang biasa berjumlah 12 sachet kopi, apakah langsung diseduh semua? Kalau buat sendiri pastilah satu-satu. Kalau pagi atau malam atau tidak sama…

View On WordPress