Tumgik
roxiemarry · 1 month
Text
anehnya, setiap aku tidak mengirim pesan padamu, aku sebenarnya sangat ingin mengirim pesan.
aku ingin bercerita tentang hari ini dan aku ingin mendengar ceritamu hari ini, seru ya sepertinya.
tapi aku masih heran, kenapa akhir-akhir ini kita jadi sering bertengkar? entah dariku atau darimu, atau dari kita berdua? meskipun pada akhirnya kita saling memaafkan, tapi tetap saja ada rasa yang tidak nyaman saat pulang.
dan saat itu, aku ingin sekali mengirim pesan omelan yang banyak padamu, yaa betul, seperti para ibu yang sedang kesal dengan anaknya. entah bagaimana perasaanmu setelahnya, aku penasaran.
apakah diammu adalah tidak peduli, atau kau sedang meredakan dirimu sendiri, atau mungkin kau tak merasakan apa-apa dan masa bodoh dengan semua ini? aku sangat ingin tahu.
tapi hebatnya, sejauh ini kita tetap rela mengucap maaf satu sama lain, aku menyukainya, aku kagum padamu.
yah meskipun berdebat adalah hal yang selalu aku benci jika itu denganmu, bagaimana tidak? kita sama-sama ingin memenangkan argumen masing-masing, tidak mencari jalan keluar meskipun bisa.
semoga memang ini proses, tentang bagaimana sikap satu sama lain marah dan tidak nyaman. tentang rasa ego yang kadang menguasai, dan bagaimana sikap kita untuk saling mendinginkan, bukan membuat api semakin besar.
mari terus menerus berproses dewasa meskipun di satu sisi aku masih berusaha untuk bisa 'saling'.
terimakasih ya, mas.
0 notes
roxiemarry · 1 month
Text
mendekati magrib, di hari senin yang sudah hampir satu minggu berlalu sebelum lebaran tiba, aku bertemu denganmu.
anehnya, sebelum itu kita bertengkar sedikit lebih serius dari biasanya padahal masalahnya tidak sebesar itu. aku sedih sekali, aku kesal padamu, tapi aku tidak punya power sebesar itu untuk menahan atau pun menghetikannya, maaf ya.
namun, dari ini semua aku melihat sisi yang lain dari dirimu yang belum pernah aku lihat. terimakasih sudah mereda dan meredakan, sial bagaimana aku tidak semakin jatuh cinta?
dan senin, begitu sangat membuatku canggung dari segala sisi. rumahmu, mungkin aku belum mengerti sepenuhnya tapi, sepertinya lebih baik daripada rumahku yang sering aku tinggal kabur-kaburan.
ramai, damai, apalagi senyum ibu dan bapak, membuat magribku dihari itu memiliki atmosfer yang seakan ingin sekali aku tinggali. sebab itu pula, aku iri denganmu bersamaan.
aku tidak mengerti, aku begitu terombang ambing ketika tidak punya rumah untuk berhenti. aku mencintaimu dan hancur bersamaan, aku berdiri dan harus tetap berjalan meski semesta sepahit ini, tapi sebenarnya, kabur-kaburan adalah bukan lari, itu hanya jeda. sialnya, aku kadang terlena dan terhanyut. atau kadang aku hanya menangis, atau hanya terdiam dan melamun menghitung kendaraan dipinggir trotoar toko.
begitu ributnya 26 ini, begitu merengeknya aku kepadamu.
banyak sekali yang aku ingin ceritakan di sekian ribu hariku yang menyenangkan dan tidak, tapi aku takut kau tolak, tapi aku tetap mencoba dan akhirnya tetap kau tolak. bagaimana mungkin jatuh cinta dan hancur bersamaan itu bukan menjadi definisi yang tepat?
aku sepi dan kau tidak peduli, aku mencoba tidak mencari tapi kau lebih tidak mencari, belum lagi perempuan-perempuan itu yang harus siap aku hadapi, bagaimana aku tidak lekas mati?
luluhlah-luluhlah, menghangat-menghangatlah, lalu kita menari-nari di bawah hujan, berpetualang dengan tawa dan tangis, punya peluk cium yang tulus, bergandengan tangan saat menyeberang jalan, atau berdekapan mendengar detak jantung satu sama lain sampai pagi.
huh, nafasku sungguh tersengal membicarakan itu kepadamu, oksigen disini menipis, tapi kau harus baca yaa, sekaligus harus mengerti, aku disini.
0 notes
roxiemarry · 2 months
Text
hi, hari ini kita bertemu yaa.
banyak pertanyaan yang tiba-tiba ada dan timbul rasa yang aneh, bagaimana menjelaskannya aku coba ketik disini.
aku suka rambutmu sekarang, dulu juga suka, tapi lebih berbeda yang sekarang, xixi.
tau bahwa aku dulu sempat bilang ingin melihatmu potong rambut, tapi ternyata itu tidak terkabul, mungkin kamu lupa, mungkin kamu tidak menghiraukanku saat itu, jadi tidak terekam diingatanmu, tak apa, besok kapan-kapan mungkin bisa.
dibilang kaget, tentu. seperti sudah lama sekali kita tidak bertemu, jarang berkomunikasi, sangat seadanya, sangat aku usahakan, dan sangat aku menangkan. terkesan sangat memberikan segalanya demi kamu.
hari ini mendung memulai pertemuan kita, percakapan yang singkat, jujur aku sangat tidak sanggup melihatmu, menatapmu lebih tepatnya. aku takut, dengan semua kemungkinan yang ada. aku takut, aku tidak bisa menahan diriku seperti dulu, dan aku tidak mau itu terjadi lagi.
jadi, jaga jarak didepan umum mungkin menjadi solusi yang aku pilih tadi, yaa meskipun tidak sepenuhnya, right?
demikian rasa yang aneh ini muncul, mungkin tidak akan kamu sadari, atau memang kamu sadar tapi mencoba untuk biasa saja, dan aku mencoba untuk tidak perduli sama sekali.
banyak kebisingan yang memancingku, dibilang kamu dengan ini lah, itulah. sangat berisik sekali, sangat tidak nyaman sekali. sangat membuat yang demikian ini bercampur aduk, tapi aku tidak ingin tau.
sekarang aku tau, sekarang aku bisa melihat tanpa aku harus marah-marah atau harus berteriak kepada dunia yang sesungguhnya memang aku tidak bisa menahan ketika bumi berputar begitu ribut dan agak badai. yang aku bisa tahan adalah ini, perasaan yang seharusnya tidak perlu ada, tidak perlu hadir, tidak perlu terlalu iri meskipun mulutku juga cerewet mengomentarinya.
aku tidak tau bagaimana denganmu, sepertinya kau lebih tau. sepertinya kau lebih paham atas situasi ini, dan aku pikir kau juga paham denganku, tentang bagaimana keadaanku, baik-baik saja bukan dipandanganmu?
sejujurnya pula, aku malas ini terjadi. aku malas dengan semua kemungkinan yang tidak bisa aku kendalikan, aku malas berdebat denganmu tentang semua ketikkanku ini, aku malas menjadi buah pikiran yang resah dimalam hari.
tentang semua keberisikan ini, sampai kapan hingga semua akan menjadi hangat yang abadi? seberapa lama lagikah aku harus bertahan bertempur dengan segala sisi jahat yang terus menerus ingin membunuhku? aku disini.
ternyata agak sesak juga menjelaskan panjang lebar begini, apalagi aku yang selalu kalah dan luluh denganmu, apalagi aku yang selalu tergiur dengan sedikit hangatmu yang mungkin saja orang lain juga pernah menerimanya darimu, atau apalagi ketika aku selalu menganggapmu rumah padahal mungkin itu malah membebanimu.
sejauh apa perasaanku kepadamu ini akan membawaku, aku harap aku tetap utuh, aku harap luka-luka ini kamu juga yang mengobati, aku harap lengkap dan tidak terbunuhnya aku juga karenamu.
semoga besok tidak hujan yaa, sampai bertemu lagi disore hari.
0 notes
roxiemarry · 2 months
Text
Entah kenapa tiba-tiba aku teringat dengan Bandung, aneh bukan?. Dimana pertama kali kita pergi jauh dari rumah, berdua, dengan kereta.
Tak pernah terbayang sebelumnya, petualangan ini akan bersamamu. Karena Bandung adalah tempat yang mengandung magis yang bahkan aku tak bisa jelaskan. Tapi bisa sedikit di deskripsikan dengan tenang, sejuk, romantis dan musim yang tak dimiliki bumi.
Pertama kali aku berbincang denganmu lebih lama dari sebelumnya, meski memang kita terlihat canggung satu sama lain, sikapmu yang lebih banyak diam ketimbang aku yang cerewet, senyum tipis yang kadang kau hadirkan, atau bahkan belaian angin yang seakan merayu rambutmu. Pertama kalinya, kita berdua sedekat ini.
Aku selalu penasaran bagaimana perasaanmu saat itu, aku sungguh tidak bisa membacanya, aku buta, aku hanya bisa melihat ketika kau diam, kau tersenyum, kau tertawa, dan segala visual yang kau hadirkan. Tanpa tahu bagaimana hatimu, mau bercerita suatu hari nanti? aku sangat ingin mendengarnya. Bagaimana Bandung di kala pertama kali, bagaimana Bandung menyentuhmu, bagaimana ia membiarkanmu bermain didalamnya.
Sayang, kita tidak bertemu hujan saat itu, pasti akan lebih menghanyutkan. Bandung akan menjadi atmosfer yang tak akan pernah kau temui dimanapun.
Ada yang tak bisa aku pahami sampai sekarang tentangmu, bagaimana bisa kebahagiaan ini seakan kau tutup rapat, membiarkannya di dalam kotak yang hanya kau yang tahu. Bagaimana mungkin kau tunjukan hal yang kadang tidak seharusnya itu yang kau rasa, dan meskipun itu setelah Bandung.
Ulang tahunmu yang sangat sederhana kala itu, sebenarnya aku takut. Takut akan penolakanmu, takut akan ketidaksenanganmu, takut ini tak akan pernah kau ingat dan hanya menjadi angin lalu atau hal yang lain seperti kenapa harus serepot ini. Tapi aku berusaha tetap bernafas ditengah keriuhan itu, aku tetap berjalan lurus.
Dan aku semakin yakin bahwa, ini bukan pijakan pertama yang kokoh. Justru ini adalah awal dari menaklukan berbagai badai dan hujan deras. Bahkan, ini awal dari peperangan yang banyak menimbulkan sayatan dan luka. Bagaimana tanggapanmu, pasti sudahi saja, benteng ini telalu kuat. Tapi aku tetap tidak peduli sampai detik ini.
Bandung, semoga menjadi kenangan manis ya, xixi.
0 notes
roxiemarry · 2 months
Text
Hi, malam senin yang itu artinya hari minggu akan usai dan berganti hari senin. Kenapa hari minggu begitu singkat padahal sangat dinanti selama tujuh hari? so sad, right?
Entah kenapa, akhir-akhir ini hujan tidak datang, panas terus gerah sekali. Tapi diakhir hari menyuguhkan matahari tenggelam yang sangat cantik, biasanya kamu bilang begitu.
Langit yang aku lihat pasti kau lihat juga, kan? Sekarang sedikit lega dan tanpa angin yang berarti. Karena seperti biasa, kau membiarkan aku merasakan sendirian. Ditengah hari-hari yang sungguh sebenarnya aku ingin menghabiskannya bersamamu, tapi kembali lagi, kau membiarkan aku berjalan sendirian menyusuri ini hingga dini hari tiba.
Sadar bahwa hal itu tidak bisa dituntut kepadamu adalah hal yang mutlak bagiku. Terlihat sederhana, tapi sungguh realitanya menyiksa. Sayang bukan, jika senja secantik ini dilewatkan tidak dengan senyum manismu? Atau canda guraumu yang membuatku hidup?
Ah, setiap hari memang selalu tentangmu meskipun sedang disini atau tidak. Tapi hampa menghampiri, tapi sepi menyelimuti, tapi kamu kadang tidak menggandengku, kadang kamu membiarkan rindu menjadi hal yang sangat sesak dipernafasan. Begitulah sekiranya, apa kamu pernah merasa demikian? Semoga iya, ya.
Melewati hari yang seringnya tanpamu adalah hal yang sebenarnya sangat membuatku bosan dan jenuh. Dimana lamunan akan mendominasi perlahan-lahan, membiarkan aku terlena dengan pikiranku sendiri.
Kadang aku selalu ingin berbincang denganmu, menceritakan seru dan biasa-biasa sajanya hari yang aku lalui. Atau sebaliknya, aku ingin tau itu dari ceritamu. Tapi aku terlalu banyak luka untuk sebuah penolakan, atau kadang kau jawab panggilanku yang hanya dua menit lalu berpamitan. Aku terlalu tidak ingin begitu kadang-kadang. Aku terlalu takut untuk sebuah kenyataan yang tidak sesuai harapanku. Lemah, ya? Tapi lihatlah,
Aku tidak tahu kenapa begitu bisanya kau membiarkanku sendirian. Seperti mudah sekali, seperti aku tidak hidup di dunia ini, seperti aku tidak ada artinya. Mungkin terlalu berlebihan, tapi rasanya seperti itu, tahu kan maksudnya? Senja secantik apapun jadi tidak cantik, hujan sesejuk apapun jadi tidak sejuk, bulan seberbintang apapun jadi terlihat biasa saja. Mirip seperti itu maksudnya.
Tapi, bagaimanapun kasih ini akan meredam kan ego, yang aku percaya. Entah seperti apa bentuknya aku diakhir nanti, semoga rumah akan berakhir seperti kemarin, untuk pulang dan menjadi tenang.
Semoga harimu selalu menyenangkan, semoga doa-doa baik ini selalu sampai, menyertaimu.
Bulan April selalu aku tunggu untuk bertemu, segera.
1 note · View note
roxiemarry · 2 months
Text
Hari ini adalah hari kamis, yang baru berjalan enam menit. Sungguh dini hari yang dingin, hujan lebat sebelumnya bersamaan dengan angin yang riuh dan berisik, mengantarkan guntur, memadamkan sebagian aliran listrik.
Aku tidak tahu sedang apa kau sekarang sewaktu membaca ini, tapi aku harap kau menikmatinya, bagus kalau kau sedang duduk bersama secangkir kopi dan sebatang rokokmu, mungkin akan terasa sedikit santai. Mungkin akan sering banyak tulisan disini, semoga kau tidak bosan, semoga kau tidak malas untuk terus membaca, semoga kau selalu sehat saat membacanya, dan semoga kau selalu punya kebahagian disaat yang sama.
Beberapa minggu terakhir sungguh seperti badai hari ini, yang tak henti entah mengapa. Bagaimana denganmu? Aku selalu ingin tahu, aku selalu ingin mendengarmu, selalu dan selalu.
Kalau bisa diibaratkan kurang lebih seperti ini, di dalam ini sudah luluh lantah, tak ada bentuknya, luka dimana-mana. Bagaimana bentuk obatnya sepertinya hanya waktu yang punya jawaban. Atau mungkin tentangmu yang hadirnya kau relakan untukku. Bisa jadi, hangat yang tiba-tiba ada didalam senyummu? Sial, aku tak tahu.
Namun, jeda yang aku ambil kemarin lumayan memberikan kesan yang lain yang mungkin sedikit bisa aku pertimbangan untuk kedepannya.
Berkeliaran tak punya arah, hanya dingin yang mengusik tak ramah. Berusaha pulang, ternyata menemukan diri sendiri di masa setua ini memang agak bebal, tidak seserhana.
Tapi diakhir cerita, aku bertemu denganmu.
0 notes
roxiemarry · 6 months
Text
Bagian pertama,
Sebagai pembuka, "Tentang Gadis Kecil, Tuan dan Hujan".
1 note · View note