Tumgik
restuwidiana · 6 months
Text
Tumblr media
1 note · View note
restuwidiana · 1 year
Text
Foto ini, buat saya adalah sikatriks, bekas luka dari hari-hari yang akan segera kita lupakan. Luka ini bukan yang harus segera dieksisi dari memori kita, justru ini selayaknya dieksplorasi, diperdalam hingga ke dasarnya.
Hari itu, pasien demi pasien dikeluhkan sesak, kantong-kantong non-rebreathing mask gagal mengembang, alarm ventilator dan sensor tekanan oksigen bersahutan.
Apakah saat itu kita krisis oksigen? Jawaban yang terucap jelas tidak. Kita masih punya cukup tabung oksigen*
Apakah ada pasien mengalami perburukan/meninggal karena krisis oksigen? Jawaban yang tertulis jelas tidak. Perburukan terjadi karena perjalanan penyakit pasien**
Foto ini diambil pada Juli 2021, setahun lebih dari kasus konfirmasi COVID-19 pertama di Indonesia.
*Oksigen dalam tabung kecil/transport tidak punya tekanan yang memadai untuk kebutuhan ventilator/HFNC
**Apakah malam menjadi gelap karena lampu kamar anda mati, atau karena matahari telah terbenam? Apakah malam semakin gelap karena lampu anda mati?
Tumblr media
2 notes · View notes
restuwidiana · 4 years
Text
Tumblr media
Whenever I'm in doubt, not sure what to do, which path to take; my gut always leads me to the mountains. No matter how high, no matter how many detours I had to take; the only way is up, all the way to the summit.
Life isn't that simple though.
2 notes · View notes
restuwidiana · 4 years
Text
Contagion
Disclaimer: saya bukan epidemiologis, bukan pula mikrobiologis. This is little more than a scientific-esque movie review. Take this with a grain of salt.
What we do know is that in order to become sick, you have to first come in contact with a sick person or something they touched. In order to get scared, all you have to do is come in contact with a rumor. (Contagion, 2011)
Saya tidak habis pikir bagaimana beberapa hari terakhir ini mengingatkan saya pada film Contagion-nya Steven Sodbergh. Keduanya dimulai di Cina (Hong Kong pada filmnya), dan keduanya (kemungkinan) melibatkan kelelawar.
Satu lagi yang samar-samar saya ingat adalah tentang R0 (dibaca R-nought) yang dijelaskan Kate Winslet di film ini. Kalau yang menjelaskan mbak Marion Cotillard (yang juga ada di film ini), mungkin saya ingat lebih jelas.
Per definisi, R0 adalah “the average number of persons directly infected by an infectious case during his/her entire infectious period, when he/she enters a totally susceptible population”
JIka diterjemahkan, kurang lebih R0 berarti rerata jumlah orang yang terinfeksi secara langsung oleh satu kasus (pasien) selama masa infeksius pasien tersebut, jika orang tersebut memasuki populasi yang seluruhnya suseptibel. 
R0 adalah indikator yang penting, karena bisa menunjukkan kemungkinan terjadinya epidemi (epidemic treshold). Jika R0 suatu penyakit <1, artinya satu kasus (pasien) rata-rata mengifeksi kurang dari satu orang lain, maka kemungkinan penyakit ini akan hilang dengan sendirinya di populasi karena semakin sedikit orang yang terinfeksi. Sementara jika R0 suatu penyakit >1, makan akan semakin banyak orang yang terinfeksi dan kemungkinan penyakit tersebut akan menyebabkan epidemi. Jika R0 suatu penyakit adalah 2, maka satu kasus primer akan menginfeksi dua kasus sekunder, dan dua kasus tersebut akan menginfeksi empat kasus tersier, demikian seterusnya. 
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi R0, yang paling sederhana menuliskannya sebagai R0 = T X C X D; dimana T adalah transmissibility (jumlah infeksi/jumlah kontak), C adalah rerata kontak (jumlah kontak/satuan waktu), dan D adalah durasi infeksius seorang pasien. 
Transmisibilitas suatu penyakit tentu dipengaruhi oleh patogen tersebut sendiri, masing-masing patogen memiliki angka transmisibilitas yang berbeda, bahkan strain berbeda dari patogen yang sama juga bisa memiliki transmisibilitas yang berbeda.  Angka kontak juga dipengaruhi oleh metode transmisi sebuah penyakit, penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual tentu memiliki angka kontak yang berbeda dengan penyakit yang ditularkan secara airborne. Demikian pula dengan durasi infeksius.
Yang menarik disini, angka R0 berlaku jika seorang pasien memasuki populasi yang sepenuhnya suseptibel. Pada awal outbreak -apalagi yang disebabkan patogen baru, tentu sebagian besar populasi suseptibel terhadap infeksi tersebut. Namun seriring dengan meluasnya infeksi, semakin banyak pula individu yang sembuh dan imun terhadap patogen tersebut, sehingga tidak terinfeksi kembali. Anggaplah sebuah patogen dengan R0 sebesar 2, pada awalnya satu kasus akan menginfeksi dua orang, kemudian empat orang, dan seterusnya. Namun pada suatu waktu, setelah infeksi menyebar luas dan 50% dari populasi tersebut imun terhadap penyakit tersebut, satu pasien hanya akan menginfeksi 1 individu, dengan asumsi satu individu lain sudah imun. Inilah alasan kenapa setiap outbreak pada akhirnya padam dengan sendirinya. 
Interesting note on Wuhan Coronavirus
Menurut WHO disini, R0 Wuhan Coronavirus diprediksi antara 1.4-2.5; sementara prediksi lain menyebut 4.6-4.0.
Case fatality diperkirakan WHO pada angka 4% (lebih kecil dari SARS sekitar 14-15%).
Periode inkubasi diperkirakan mencapai 14 hari, dan infeksi dapat tersebar pada masa asimptomatik (berbeda dengan SARS dimana infeksi hanya tersebar oleh pasien simtomatik).
Pemerintah Cina mengkarantina kota Wuhan, dengan menutup seluruh akses keluar dan membangun makeshift hospital dalam enam hari (just like the americans did in the movie)
Apakah karantina efektif? Tentu secara teori dengan mengkarantina suatu populasi, kita bisa membatasi jumlah populasi yang suseptibel. Namun mengingat pasien pertama Wuhan Coronavirus mulai simptomatik pada tanggal 1 Desember 2019, entah seberapa efektif karantina ini nantinya.
Dari tiga komponen yang mempengaruhi R0, hanya satu yang bisa kita kontrol, contact. Jadi pastikan contact precaution, pakai masker, dan katanya mbak Kate Winslet “stop touching your face”.
Sampai saat tulisan ini dibuat, belum ada kasus terkonfirmasi di Indonesia, dan Kemenkes (katanya) telah menyiagakan 100 RS.
Salah satu Gubernur menyambut wisatawan asal Cina ditengah-tengah epidemi ini, katanya seluruh wisatawan tersebut telah di-thermoscanner dan dinyatakan sehat. I bet he’s gonna regret this when he reads that it can spread through asymptomatic patients.
Just like it did in the movie, misinformation spreads just as fast as the disease itself. Ada yang menyebut kebocoran dari laboratorium, ada juga yang mengaitkan dengan muslim uighur. 
Daripada menghabiskan waktu membaca teori konspirasi, coba bayangkan seandainya outbreak semacam ini dimulai di Indonesia. Berapa lama kira-kira sampai kita tahu bahwa outbreak sedang terjadi? Bisakah kita membangun RS darurat dalam 6 hari? Apa kita punya cukup ahli epidemiologis dan mikrobiologis kalau-kalau ini terjadi? Apa kita punya sarana karantina yang memadai? These are the right questions.
And of course, go watch the movie.           
1 note · View note
restuwidiana · 5 years
Text
selalu tertusuk oleh kata-kata ini
Terlampau banyak waktu yang dihabiskan untuk menginginkan sesuatu dan kemudian tak menginginkannya lagi.
106 notes · View notes
restuwidiana · 5 years
Text
No Rush
Kalau hidup adalah untaian ruangan demi ruangan, “a series of rooms” kata dokter House di salah satu episodenya; maka saya adalah seorang nomad. Saya tidak pernah benar-benar nyaman di satu ruangan, selalu ingin bergegas ke ruang berikutnya. Saya selalu berdiri di depan pintu, tak sabar menunggunya terbuka. Saat jadi koas saya ingin cepat lulus; waktu internship saya tak sabar menunggu STR, dan jadi PNS.
Mungkin seharusnya sekarang saya ingin cepat-cepat jadi residen.
 But I’m not. At least not that much.
Dua bulan terakhir ini, saya bekerja di RSUD wahana internship dulu. Untuk pertama kalinya, saya merasa nyaman dengan pekerjaan saya. 
Gedung-nya masih sama; ramai dan kroditnya belum banyak yang berubah, lelahnya masih terasa seperti biasa. Naik-turunnya juga selalu ada. Tetapi suasananya berbeda. Saya tidak lagi ingin cepat-cepat bergegas. Saya ingin tetap di ruangan ini, setidaknya untuk sementara.
Ada tiga hal -katanya, yang sebaiknya kita cari dalam setiap pekerjaan yang kita jalani. Pertama, pekerjaan kita seharusnya membuat kita merasa nyaman, membuat kita merasa bahwa setiap tindakan yang kita lakukan ada impact-nya.
Kedua, pekerjaan kita seharusnya membawa dampak finansial yang cukup. Ada kerja, ada uang. Ini hukum alam.
Ketiga, pekerjaan kita seharusnya memberikan ruang untuk berkembang.
Having all three is best, two out of three should be acceptable.
Di bulan-bulan terakhir internship, ketiga syarat ini lah yang selalu saya timbang-timbang. Kalau saya memutuskan kembali ke pekerjaan sebelum internship, menjadi dokter jaga di klnik dan hotel berbintang; mungkin secara finansial kebutuhan saya terpenuhi, dan sepertinya akan nyaman karena sudah terbiasa, tetapi tidak banyak ruang untuk berkembang.
Jika saya mendaftar magang, mungkin saya akan nyaman dengan pekerjaannya (kalau sesuai dengan spesialisasi yang saya cari), dan ruang untuk berkembang mungkin lebih terbuka, tetapi ora ono duité. Not so young, very dumb, and broke.
JIka saya lulus tes CPNS. You’re not, live with it.
Kalau saya menjadi dokter jaga IGD, awalnya saya merasa akan mengorbankan kenyamanan saya. Secara finansial mungkin cukup, dan selalu ada ruang berkembang kalau saya mau belajar, tetapi tidak akan benar-benar nyaman. But now I am, surprisingly.
Maybe this is the new normal. Maybe this is what I’d do for the rest of my life. Maybe this is it. Maybe not.
No rush.
7 notes · View notes
restuwidiana · 5 years
Text
Jadilah besar bestari, dan manfaat untuk sekitar.
Tumblr media
3 notes · View notes
restuwidiana · 5 years
Text
Ada luka yang harus ditutup, ditunggu, dan dibiarkan sembuh. Ada pula yang harus ditoreh, diperdalam, dieksplorasi.
1 note · View note
restuwidiana · 6 years
Video
..might be a quarter life crisis, or just a stirring in my soul..
Thank you, John, for letting me know that it’s okay to be confused, to still wonder what’s going on, to live a life not yet figured out.
Am I livin’ it right?
0 notes
restuwidiana · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
West Bali National Park Sony A6000 + kit lens
0 notes
restuwidiana · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
We are made of star-stuff Sony A6000 + kit lens at 15 mm
0 notes
restuwidiana · 6 years
Text
Numb
I forgot her name.  We were in the same faculty. She studied psychology, I was told. 
When we met, she was on a hospital bed. The 7th bed in the medical triage. The bed reserved for unstable patients in need of close monitoring. When we met, she had an endotracheal tube stuffed down her throat. On the other end of the tube was me, holding a bag full of oxygen to be pumped to her lungs. 
Bagging, we conveniently called it. 
Her condition was unique. She remains breathing normally when she was awake; And yet the moment she fell asleep, she was no longer breathing. After some reading, I found out that there’s a term for this condition -central hypoventilation. 
Human have two kind of control over their breathing; the first one was voluntary, it’s the one at play when you were asked to breathe in and out during yoga. The second one was involuntary, it’s the one that keeps you breathing during your sleep. 
She had a tumor in her cerebellum, the tumor probably grew large enough that it compressed the involuntary respiration control in the brainstem. When she was awake, she can breathe voluntarily; but when she fell asleep, there’s no involuntary control to take over her respiration. 
And there I was, holding a bag of oxygen to be pumped to her lungs when she fell asleep. Her breath was in my hand, I literally hold her breath. 
I have never seen patients intubated while they’re awake before. It was hell. She can no longer speak due to the tube in her throat. She asked for papers to write things. Her friends came and I can clearly see the tears rolling from her eyes. 
I have never seen such suffering before. I was horrified. And yet I can’t remember her name.
On that moment, all I can think about was either the pathophysiology of the condition -its neuroanatomy, or how to survive night shift, how to avoid neglecting my duty. I never had the thought to get to know her, or to console her worried family. 
There’s that strange thing medical education had done to us. Were were told to think logically, to connect the dots and made the correct decision. We were told only to empathize, never taking things too much to the heart.
Sometimes, its making us numb. We can list our patient’s problems alphabetically, but fail to grasp the extent of their suffering. We smirk when the patient’s family and relatives comes in droves to visit. We were annoyed when the relatives asked too many questions and worried too much over a relatively benign conditions. 
Maybe we’ve seen too much suffering, aren’t we? We’re getting burned out.   
2 notes · View notes
restuwidiana · 6 years
Photo
Tumblr media
I'm all at sea; where no one can bother me~
Sony A6000 + SMC Pentax 50mm F1.4
1 note · View note
restuwidiana · 6 years
Text
Observation
There's a clip somewhere in youtube, in which Neil deGrasse Tyson were asked "What if you're about to be hanged - executed, but all that you have left is your knowledge of science, but not faith. What would you do?"
There are times when science, and medicine in particular, somehow seemed to failed us.
We think of science (and medicine) as a library of answers to all the questions and problems we face in our lives. But it would be wrong to assume that every question has its definite answer.
Medicine is a work in progress. What we've read on our textbooks or journals or guidelines, are simply our best guess; they're far from perfect. And those are the things we already know.
There are things we have yet to understand. What do we do with it? We give it a name. Idiopathic. Indeterminate.
So here we are; where - despite all our knowledge, and our best efforts, we have no idea what happened. All that can be done is done. And there's nothing to do, but to wait and see.
Observation. Another term we invent to describe something we don't understand.
Wake up soon, bro.
1 note · View note
restuwidiana · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Sony A6000 + SMC Pentax 50mm F2
1 note · View note
restuwidiana · 6 years
Photo
Tumblr media
I went to the woods because I wished to live deliberately, to front only the essential facts of life, and see if I could not learn what it had to teach, and not, when I came to die, discover that I had not lived. -Henry David Thoreau ..sedikit renungan setelah sukses menghabiskan 4 hari penuh liburan tanpa menyelesaikan/menikmati apapun.
0 notes
restuwidiana · 6 years
Photo
Tumblr media
Langit, dan laut, dan hal-hal yang tak kita bicarakan. #terimakasihbandaneira Sony A6000 + SMC Pentax 50 mm F1.4
0 notes