Tidur nyenyak akan semakin berharga seiring usiamu menua.
Tentu tidak semua bisa diselesaikan dengan tidur
Tetapi tidur memberi kesempatan untuk tubuhmu mengambil jeda
Berjarak dengan kenyataan pahit yang tak ingin kau hadapi
Kau bangun mimpi-mimpi ternyaman
Sebab saat terjaga nanti kau tak mesti punya ragam pilihan
Tidur nyenyak serupa obat penawar pesakitan penghuni ingatan tentang satu persatu pigura kelam; ragam trauma yang kau maklumi hingga kini.
3 notes
·
View notes
2 notes
·
View notes
Rumit
Apakah kamu termasuk yang sering merasa kecewa? Tentang banyak hal.
Aku salah satu yang ‘merasa’ sering dikecewakan diri sendiri. Kukira banyak hal berjalan sebagaimana dugaanku. Kukira orang lain akan begini dan begitu. Kukira ada hal-hal sederhana yang banyak orang mengerti. Tapi tidak juga.
Memang tidak semua orang pasti berlaku baik. Mengatakan hal-hal baik tentangmu. Atau mau memahami kondisimu. Duduk setara denganmu dan bicara hal-hal yang membuatmu merasa punya teman. Tidak semua orang punya cara yang sama sepertimu. Tidak semua orang ingin melakukan sesuatu dengan sangat berhati-hati sehingga tidak perlu menyenggol perasaanmu.
Kamu mungkin juga pernah sangat kecewa; suatu ketika energi dan kemauanmu terkuras untuk menyokong satu hal, untuk membaik-baikkan keadaan, namun pada akhirnya yang kau temui adalah kekecewaan lain.
Menyedihkan misanya apabila kamu merasa dikhianati orang lain. Sebab hal-hal buruk mereka, rencana-rencana jahat mereka, dan semacam itu -- gagal kamu antisipasi. Hatimu runtuh dalam kekecewaan dan menarik diri jauuuuh sekali ke dalam. Ingin kau lihat sesuatu dalam jangkau jarak lebih jauh lagi. Kau ingin melihat pola lebih besarnya. Mengapa. Mengapa. Mengapa.
Kau diam-diam menyembunyikan kekecewaanmu. Berusaha agar tidak seorangpun tahu kesedihan itu. Supaya tidak perlu lagi orang lain bertanya-tanya, dan lalu memikirkanmu lagi.
Rumitnya.
Rumitnya menahan diri.
Memendam kesedihan.
Menelan kepahitan sedalam-dalamnya.
Memang tidak semua orang pasti berlaku baik. Ada pula yang sejak berangkat tidak punya keinginan untuk berlaku baik padamu. Nyatanya memang tidak semua mesti sesuai apa yang kamu perkirakan. Perjalanan hidupmu kadang serumit itu, memahami pola-pola untuk kemudian dikagetkan dengan kejutan-kejutan pahit di akhir.
Tapi apakah rasa pahit akan tetap pahit bila kau rasakan itu pahit?
1 note
·
View note
Morphine
Bearing text on a screen like this is sorely help the aches goes away. Sometimes it’s all start without prologue, then flows like waterfall. Breaking all stones underneath. It’s like an escape. Less risky but way less painful.
Our life is simple. As you wake up and feeling alive, there you are.
But it certainly not that easy. We already brave enough to accept the faith, that we do never-ending tests and keep standing still. Scars and blood may stroke the soul if they can. And us will be a disgusting creature, black and blue but alive.
So many reason to go straight away from this world. But we choose not to do.
Why is this love act like a morphine?
Photo: Joy Marino/Pexels.
1 note
·
View note
Siklus
Adalah yang sedang tak kuinginkan hadirnya, putaran yang ingin kuhenti sementara, alir yang ingin kutumbuhkan akarnya, duka yang kuharap jauh perginya.
Setiap kali tangisku seperti menjangkar memar pada tiap tetesnya, gemuruh jatuh luruh bakal tubuh.
Kepada Tuhan di sunyi rahim, aku menaruh harap.
1 note
·
View note
May Allah gives you hints to understand, the very first beginning and the most possible ending.
0 notes
In every systematic inquiry (methodos) where there are first principles, or causes, or elements, knowledge and science result from acquiring knowledge of these; for we think we know something just in case we acquire knowledge of the primary causes, the primary first principles, all the way to the elements. It is clear, then, that in the science of nature as elsewhere, we should try first to determine questions about the first principles. The naturally proper direction of our road is from things better known and clearer to us, to things that are clearer and better known by nature; for the things known to us are not the same as the things known unconditionally (haplôs). Hence it is necessary for us to progress, following this procedure, from the things that are less clear by nature, but clearer to us, towards things that are clearer and better known by nature.
Aristotle (Phys. 184a10–21)
0 notes
Kau cukup mudah untuk sekadar dikiaskan
dengan pinggiran kertas di tiap halaman buku tua.
Bagai cerita tua, elegi yang makin jarang dibaca,
sebab nota-nota ingatan dan tragedi
sudah bebas melesat tanpa marka.
Kau tak lagi sibuk menyeka ruam-ruam muka yang muram
Kau biarkan merah dan biru mekar diam-diam
sebab kau mungkin telah paham,
tidak lazim orang lain menggali tanah sampai ke dalam
hanya untuk tahu seberapa kuat akar menghunjam.
1 note
·
View note
Don't shrink yourself for people who refuse to grow.
0 notes
It is always an excitement for coming back to life. Like bunch of flowers when in spring. So do you, when I see you.
0 notes
Hello again, Tumblr!
0 notes
— Ingin kukenakan tipuan pada wajahmu, agar bicaraku tak terhenti tebak tak tentu tentang pelik situasi. Supaya setiap pertemuan kita adalah babak-babak drama yang berakhir bahagia. Naskahku tak hendak ditamatkan, begitupun ini semua. Sebentar, Sayang. Tinggal dulu lebih lama di atas panggungku. Kita nikmati tiap derap dansa, tanpa perlu tepuk tangan siapa-siapa.
2 notes
·
View notes
- Tuhan penuntunku. Kalau aku buta arah dan mata angin sebab terlalu jauh terhempas kebodohan, tundukkan kepalaku hingga kening bersujud tepat menghadap kiblatnya. Kalau pelayaran ini tak juga sampai pada teras rindumu, ikat belulangku hingga terangkai sempurna serupa sayap yang tak lagi goyah oleh amuk gelombang. Kuterima semua, Tuhan. Asal jangan aku Kau tinggalkan.
1 note
·
View note
0 notes
Tak pernah tuntas rindu meski tubuh telah bertemu
Kita seperti sudah lama saling simpan nyawa
Menolak masa mengikat keduanya
Bilangan waktu hanyalah tamu
bagi rekam rasa yang sengaja terbawa
Segala tera selalu duduk sementara
Yang tinggal selamanya: kau
Yang menemani sebisanya: aku
Tak sanggup hati kita berpaling
Karena cahyaku melengkapi matamu
dan isi kepalaku mengait erat padamu
1 note
·
View note
Tuntun
Tenggelam kepala oleh kata-kata
Tubuh melayang di lautan titik titik yang belum juga menentukan
ihwal awal dan final
Betapa mata manusia tidak berdaya tanpa cahaya
Menyangka dirinya buta padahal pejam dipilihnya
Sisa waktu bisa jadi kuhabiskan sia-sia
sibuk mengumpulkan beban-beban
padahal tak paham kuat tumpuan
Kalau tak mencengkram yakin,
kemana arah nyawa hendak kubawa
Kalau tak meraba mungkin,
bagaimana jiwa menenangkan kecewa
Tuhan, Pengasihku...
Aku mengemis pengetahuan padaMu
menarik garis tuntun yang benar tersambung
Sebab tak akan pernah cukup ingatanku memahami hidup
Meski di mula kukatakan siap dan sanggup
3 notes
·
View notes
Mostly it is loss which teaches us about the worth of things.
Arthur Schopenhauer. (via sublimequotesilove)
676 notes
·
View notes