Tumgik
pemuja · 7 months
Text
Sekarang ini, aku merasa banyak orang jahat.
Entah aku yang baperan (dewasa ini).
Atau memang.. lisan mereka yang begitu menyakitkan.
Ya Rabb..
Aku juga manusia🥹💦
9 notes · View notes
pemuja · 1 year
Text
Tentang Cara Pandang
Hai.... Sudah lamaa sekali sejak terakhir kali aku berkunjung kesini. Aku baik-baik saja kok, sungguh.. Setidaknya sekarang aku masih hidup, masih terus berjalan.
Akhir-akhir ini, aku merasa ada banyak sekali perubahan pada diri ini. Perubahan itu sesuatu yang pasti akan terjadi kan memang, People change, don,t they? Salah satu perubahan yang aku sadari adalah bagaimana aku memandang sesuatu. Dulu, ketika aku masih di Sekolah Menengah, sebelum aku melakukan sesuatu atau hendak menjalani suatu aktivitas, aku pasti akan bersiap semaksimal mungkin. Tapi sekarang, aku bahkan sama sekali tidak diberikan waktu untuk bersiap. Alam terasa sangat cepat ketika kita dewasa. Seringkali 24 jam terasa kurang. Dan ya, bagiku sekarang, bisa melewati hari-demi hari saja rasanya sudah cukup, sudah bagus.
Salah satu alasan aku jarang berkunjung kesini adalah karena aku sedang merasa dipermainkan oleh dunia. Dunia yang sepertinya tidak benar-benar aku inginkan. Siapa sih yang ingin benar benar jauh dari orang tua, jauh dari rumah. Ya, lagi-lagi aku sedang rindu rumah. Tapi, kali ini berbeda. Kalau biasanya aku rindu masakan ibu, rindu suasana kamar, kali ini aku rindu dengan kehangatan keluarga. Bincang dengan ibu bapak, makan bersama, rasanya benar-benar spesial sekali buatku. Apalagi, sebentar lagi akan tiba bulan Ramadhan. Tak terbayang nanti ketika aku harus melewati sahur dan berbuka puasa sendirian. Jauh dari orang tersayang. Bapak, Ibu, aku kangen. 
Oh, iya, ternyata, untuk sekedar jadi diri sendiri itu susah sekali ya? Penghakiman ada dimana-mana ternyata. Padahal, sungguh, aku sudah berusaha untuk jadi orang baik. Tapi tetap saja, itu semua seakan tidak pernah cukup. Selalu kurang. Hidup memang selucu itu. Kita tidak bisa mengharap orang lain untuk balik berbuat baik hanya karena kita juga berbuat baik. Tapi tenang saja, aku tidak akan berubah kok. Aku akan tetap jadi seperti ini,, tenang saja. Satu lagi, aku baru saja menggunakan jatah gagalku kawan. Bulan lalu, aku seharusnya terbang dan memulai cerita baruku di Pulau Sulawesi. Tapi karena satu dua hal, aku tertunda untuk memulai cerita itu. Sedih? Tentu saja.. Aku menangis, didepan ibuku bahkan. Tapi sungguh, aku benar-benar mengagumi sekali pribadi ibuku. Ditengah semua permasalahan, ada saja hal baik yang bisa ia temukan. Ucapnya “Tidak apa nak, Tuhan membuatmu gagal kali ini karena ia telah menyiapkan hal yang lebih besar di depan. Bayangkan saja kalau kamu benar terbang ke Pulau itu? Kita pasti tidak akan bertemu di Idul Fitri nanti” Jika masih boleh bersedih, sekarangpun sebenarnya aku masih sedih, belum ikhlas. Tapi perlahan aku mulai belajar melepas, dan berharap apa yang diucapkan ibuku benar-benar terwujud, bahwa tuhan telah menyiapkan sesuatu yang jauh lebih besar di depan. 
Banyak sekali kawan pelajaran yang aku petik di 2 -3 bulan belakang ini.  Tetap jadi orang baik yaa, menjadi dewasa memang sulit, tapi akan lebih sulit lagi (mungkin) kalau di awal fase dewasa ini kita tidak melakukan yang terbaik. Tuhan pasti tau kok hambanya yang benar-benar bersungguh-sungguh.
Salam
1 note · View note
pemuja · 2 years
Text
Susah
Hai! Selamat bertemu kembali !!!
Ada beberapa hal yang ingin aku ceritakan. Akhir-akhir ini aku sedang kesulitan. Ada beberapa keperluan kuliah yang harus segera aku bayar. Namun, kondisi keuanganku sedang sangat buruk. Meminta ke orang tua?? Entahlah, mereka bahkan lebih parah kondisi keuanganya. 
Aku sudah berusaha kok. Beberapa hari ini aku sedang gencar nya mendaftar beasiswa. Semoga saja diberikan hasil yang terbaik. 
Perjalanan meraih mimpi memang tidak pernah mudah. Tapi justru yang demikian lah yang membuat kita punya sesuatu untuk di ceritakan kelak. 
Aku minta doa kalian ya teman-teman. Semoga saja aku segera diberi jalan keluar atas kesusahan yang sedang aku alami ini. 
Terimakasih
3 notes · View notes
pemuja · 2 years
Text
Rindu
Hi There !
its been a long time since the last time I was writing something here. But now Iam back!
Aku mau cerita aja nih temen-temen. Beberapa bulan ini aku sedang di sibukan dengan kuliah. Tugas, praktikum, asistensi, ya begitulah. Oh iya, aku sudah kos sekarang. 
Ternyata jauh dari orangtua sama sekali ngga enak, ya. Awal-awal aku mikir kayak, waah, aku bakal ngekos nih, pasti seru. Eh, nyatanya ngga begitu. Aku kesepian. Ya, aku belum punya banyak teman disini. Bahkan mungkin tidak punya teman. Aku memang agak susah untuk make a friend. 
Dengan aku nge-kos ini, aku belajar banyaak sekali. Terutama belajar menghargai orang tua. Hidup sendiri tuh sama sekali tidak menyenangkan. Kita harus melakukan apa-apa sendiri, mulai nyuci baju, makan, masak, nyetrika, dan sebagainya. Disini aku jadi belajar bahwa orang tua adalah orang yang sangat baik, sangat tulus menyayangi kita. Mereka dengan ikhlas merawat kita sampe kita sebesar ini tanpa jaminan. iya, tanpa jaminan. Siapa yang bisa menjamin kalau suatu saat aku bisa menjadi orang yang sukses dan kaya raya sehingga bisa membanggakan mereka? Bukanya pesimis, tapi memang semua di dunia ini tidak bisa dijamin. 
Oh iya, sudah ngomong panjang lebar malah belum nanyain kabar. Gimana kabar teman teman semua? semoga senantiasa sehat ya,,, dan selamat menjalankan puasa bagi yang menjalankan. maaf ya teman teman, gaya tulisan aku tidak konsisten. harap maklum, masih belajar jadi penulis, hehe. 
Ngomong-ngomong soal puasa, aku disini, di kos juga puasa. Sedih sekali rasanya puasa tapi jah dari orang tua. Apalagi pas orang tua bertanya sudah buka atau belum, sahur dengan apa, sama siapa.. Untuk membesarkan hati mereka, kadang aku bohong. Aku bilang aku berbuka dengan ayam, sahur dengan telur, padahal kadang baru minum air. Maaf ya bu. 
Aku benar benar rindu suasana ramadhan di rumah. Buka bersama ibu, bapak, solat tarawih, sahur, semuanya bersama. Maaf ya, aku menulis ini sambil air mataku mengalir. Aku memang cengeng, dan sepertinya aku juga sudah memberitahu kalian sebelumnya. Meskipun jauh, tapi ak percaya kalau orang tua ku pasti selalu mengirim doa terbaiknya untuk ku. aku dapat merasakanya dari sini. 
Kalau saja ak tidak terlal gengsi, sekarang pasti suudah ku telfon ibuku dan bilang kalau aku rindu padanya. tapi aku terlalu gengsi. maaf ya bu. Aku menangis lagi, maaf. Maaf karena diusiaku yang sekarang aku bahkan belum mampu memberikan apapun kepadamu. Maaf selalu mengecewakan. 
6 notes · View notes
pemuja · 2 years
Text
33 of 366
Beberapa di antara milyaran jiwa yang hidup di dunia tidak cukup mampu sekadar hanya untuk mengucap kata 'tidak'. Meski sepenuhnya ia menyadari bahwa yang di-iya-kan justru akan melukai dirinya sendiri.
Perihal hatinya yang harus terluka sebab tidak ingin membuat orang lain kecewa, ia terlalu lihai. Sedang, menjadi sebab sakit hati yang diderita orang lain, ia tak cukup pandai
63 notes · View notes
pemuja · 2 years
Text
Aku keras kepala. 
Aku tidak suka komentar orang lain
Aku tidak suka ketika orang tua ku berkomentar
Ya, aku egois. aku kan juga sudah pernah bilang kan,
Perkataan mereka sangat melukai hati
Aku bahkan jarang sekali merasa nyaman ketika dirumah
Sebaliknya, ketika diluar, aku  leluasa bisa menjadi diriku sendiri
Bagiku, mereka terlalu konservatif
Terlalu tradisional
Bukan berarti yang tradisional tidak baik
Aku bahkan sering ingin mati
Sungguh
Semoga saja tuhan tidak mendengar doaku yang satu ini
Aku capek.
24 notes · View notes
pemuja · 2 years
Text
Kosong
Akhir-akhir ini aku sering kali berpikir. Apa sebenarnya yang aku kejar? Aku merasa kosong, sendirian, dan lagi-lagi tanpa arah. Aku merasa bingung sekali. Apalagi diumur yang sudah semakin dewasa ini, aku belum bisa melakukan apapun. Jauh tertinggal dari teman teman sebayaku. Aku sekarang benar-benar tak tahu apa yang aku inginkan, apa tujuanku, dan apa yang akan aku perjuangkan dalam hidup ini. 
Intinya, aku kesepian. Aku tidak punya teman untuk bercerita. Aku tidak punya orang-orang yang bisa membuatku nyaman untuk menjadi diriku sendiri. Selama ini, aku selalu memaksa diri untuk memakai topeng. Aku tak ingin orang-orang tahu siapa aku. Karena aku tahu, mereka pasti akan menghakimi. 
Sepertinya aku juga iri dengan teman-temanku. Mereka, yang orangtuanya bergelimang harta. Aku tahu, tidak seharusnya aku seperti ini. Tapi inilah yang sekarang aku rasakan. Aku juga terkadang benci diriku sendiri. 
Entahlah, aku benar benar sedang kebingungan memaknai hidup. Apakah aku harus “ngoyo” dalam menjalani nya, atau sebaliknya. Apakah aku hidup untuk orang tua, atau diriku sendiri. apakah hidup cukup yang sederhana, atau bekerja dengan keras untuk kebaikan di masa depan. 
Maaf, aku memang suka mengeluh. 
6 notes · View notes
pemuja · 2 years
Text
Hai, Sudah lama tidak berjumpa..
Bukan karna tidak ada cerita, tapi karena kesibukan yang begitu padatnya,,
Tapi kali ini, kesibukan itu mulai mereda, dan aku ingin bercerita kepada kalian semua.
Selama beberapa bulan belakangan ini, kehidupanku benar-benar penuh warna. Kadang senang, Kadang sedih, Kadang senggang, dan kadang padat. Dan tahu kah kalian? Aku sudah mulai terbiasa dengan perjalanan! Perjalanan, baik itu jauh maupun tidak sudah tak lagi membuatku takut. Malah aku sekarang sedang “mengajari” diriku untuk naik ke level berikutnya, yaitu berani memulai obrolan dengan orang baru. Yaa,, aku orangnya super kaku. Apalagi dengan orang yang baru pertama kali ku kenal. Mungkin karena bintangku scorpio?? Karena menurut ramalan bintang, orang-orang scorpio cenderung kaku dan sulit memulai obrolan.
Oh iya, selama beberapa bulan belakangan juga aku sudah jarang merasa kepalaku “penuh”. yaa, meskipun aku punya beberapa kesibukan, tapi rasa itu sudah jarang sekali muncul dikepalaku. Kau tahu apa artinya itu ?? Artinya, diriku sudah mulai membaik !! Entahlah, aku harap begitu.
Oh iya kawan, karena sepertinya pandemi sudah mulai mereda, dan beberapa kali juga aku sudah sempat mendatangi kampus. Kampus sudah ramai !!! Ini menjadi kabar gembira bagiku, atau setidaknya bagi orang-orang yang sepertiku, yang sama sekali belum pernah merasakan duduk di ruang kampus “menikmati” ilmu. Yaa, aku sudah mulai menyusun persiapan untuk “menikmati” kuliah offline!!
Satu lagi kawan, kemarin, nenek kawan baikku baru saja meninggalkan dunia. Aku ikut sedih mendengar berita ini. Aku minta tolong ya, kepada kalian, untuk mendoakan beliau. Semoga beliau diberikan tempat yang paling indah disana. Amiin.
9 notes · View notes
pemuja · 3 years
Text
Tentang Pelarian
Sekali lagi aku melakukan perjalanan. Kali ini bukan karena aku menginginkanya, tapi karena aku harus melakukanya. Akhir-akhir ini aku lelah sekali kawan. Bukan lelah fisik, Tapi lelah pikiran. Aku merasa diriku sedang tidak “sreg” dengan oang-orang rumah. Atau aku yang egois. Aku juga belum tau pasti.
Sebagai manusia, kita pasti pernah merasa lelah, merasa bahwa apa yang kita lakukan dengan susah payah selama ini tidak dianggap serius, dan merasa tidak di toleransi. Ya, itu yang sedang aku rasakan, kawan. Aku merasa bahwa orang-orang terdekatku dirumah tidak menganggap apa yang aku lakukan selama ini sebagai sesuatu yang “serius” 
Karena semua itu, alih alih berontak, aku memilih untuk sementara waktu menepi. Menepi dari orang-orang ini. Berusaha menemukan lingkgungan yang kondusif dan suportif sementara waktu. Sebelum nantinya aku pulang. Kembali kepada hiruk-pikuk.
Dan memang, aku merasa lebih tenang sekarang. Aku merasa kepalaku jauh lebih “enteng”. Semoga saja aku bisa belajar banyak dari semua ini ya.    
14 notes · View notes
pemuja · 3 years
Text
Tidak akan ada yang tertukar, untuk apa yang telah Tuhan takar.
_asepjimi
137 notes · View notes
pemuja · 3 years
Text
Tentang Aku yang Egois
Akhir-akhir ini aku sadar kalau diriku ini terlampau egois. Aku selalu mementingkan diriku, tanpa mau sedikitpun melihat kesekeliling. betapa orang-orang telah memaksa sampai titik tersulit mereka. Aku memang egois. Aku seringkali merasa akulah yang paling lelah. akulah orang yang paling capek. akulah orang yang harus diprioritaskan, Bahkan, saking egoisnya aku, aku bahkan seolah menutup mata saat orang -orang yang mencintaiku sedang lemah, tak lagi mampu melakukan banyak hal. 
Maafkan aku, Pak, Bu. aku masih mementingkan diriku sendiri. Aku bahkan juga seringkali abai terhadapmu. Padahal kau, yang sedari pagi buta sudah bekerja hingga surya lenyap, bahkan massih bisa memberiku perhatian. Mencoba berkomunikasi denganku, membuatkan makanan kesukaanku. Aku memang bodoh. Bodoh sekali. 
Maaf juga Pak, Bu. Aku yang sudah 20 tahun ini belum bisa membantu banyak. bahkan mungkin beum membantu sama sekali. Maaf. aku masih terlalu sibuk dengan semua rayuan duniawi sampai lupa bahwa kalian lelahdan letih. 
Terimakasih. terimakasih karena sampai detik ini, kalian masih bekerja keras untuk diriku. Terimakasih karena bahkan diusia senja kalian, engkau masih saja mengupayakan yang terbaik bagiku. 
Pak, Bu, aku malu. Aku malu karena aku tidak bisa melakukan apapun untuk membantumu. Aku egois, pak, bu. maaf karena jarang sekali ucapan terimakassih yang keluar dari mulutku. Aku harap, kalian akan hidup sampai akhirnya aku bisa membalas kebaikan-kebaikan kalian, ya...
6 notes · View notes
pemuja · 3 years
Text
Tentang Syukur
Kali ini saya benar-benar bersyukur kepada Tuhan. Terimakasih karena masih memberiku kesempatan untuk terus mengarungi dunia ini. Perjalanan ini, perjalanan pertama diri ini. Perjalanan ini mengajarkan banyak sekali hal kepada saya. Perjalanan penuh makna. 
Pepatah tentang jangan menilai seseorang dari penampilanya memang benar adanya. Seseorang yang terlihat alim, sopan, belum tentu jiwanya baik dan tulus. Sebaliknya, orang yang kelihatanya urakan, liar, bisa jadi memiliki hati yang jenih dan tulus. Dan bisa jadi juga orang -orang ini yang suatu saat nanti akan menolong saat kita mengalami kesusahan. 
Perjalanan ini juga mengajarkanku tentang sedihya melepas orang tercinta. Kehilangan, adalah bagian hidup yang amat menyakitkan. Terlebih, apabila yang hilang adalah orang - orang yang kita sayangi. Hidup terpisah kota, jarang berjumpa, kemudian tiba-tiba di kabari bahwa orang tercinta kita pergi selamanya. 
Berani, adalah komponen diri yang harus terus di asah. Berani bukan berarti tidak takut apapun. Berani disini lebih kepada mampu melakukan sesuatu ketika kita membutuhkan. Yaa,,, manusia memang pasti punya batasan rasa takut. Dan saya juga masih penakut. Untuk itu aku melakukan perjalanan ini. Perjalanan adalah cara terbaik untuk belajar. 
Terimakasih tuhan, Terimakasih masih memberi kesempatan untuk bisa terus membuat perjalanan. 
5 notes · View notes
pemuja · 3 years
Text
Tentang Pendirian
Aku tidak begitu yakin pernah merasa se-terbebani seperti sekarang ini. Aku merasa tidak sanggup, ingin menyerah saja. Tapi, mau bagaimanapun, aku tidak bisa. Ini adalah sesuatu yang udah aku pilih. Sesuatu yang dulu aku perjuangkan siang dan malam. Dan sekarang, aku malah agak menyesali. hiissshh. Hidup memang penuh penyesalan. 
Selain terbebani, aku juga belum begitu yakin kemana ini semua akan berujung. Semuanya masih samar. Gelap lebih tepatnya. Tapi sayangnya, sekarang bukan lagi waktu untuk memilih. Sekarang adalah waktunya untuk bertahan. Dan sayangnya aku tidak terlalu suka bertahan. Aku memang payah. 
Sekali lagi aku minta maaf pada diriku. Aku lagi lagi harus mengajak untuk bersusah payah, Tidak memberi jeda istirahat. Aku seratus persen menyadari bahwa ini adalah kesalahanku. Maaf ya. Selain pada diriku sendiri, aku juga ingin meminta maaf kepada orang-orang disekitarku. Maaf karena keegoisanku mengejar yang ku ingin, aku lalai untuk memenuhi kewajiban-kewajibanku.  
5 notes · View notes
pemuja · 3 years
Text
Tentang Lelah
Ibu, Bapak, Aku lelah.
Lelah dengan pilihanku sendiri. Aku ingin mengeluh kepada kalian. Tapi apa iya pantas? Engkau saja yang bekerja siang malam tak pernah mengeluh barang sedikitpun. Aku iri Bu, Pak. Aku iri dengan keteguhan hati kalian. Aku iri betapa kalian mampu menahan semuanya untuk diri kalian sendiri. 
Aku ingin sekali menjadi seperti kalian. Tapi sungguh, aku tak bisa. Aku lemah. Bahkan aku sering menangis, Bu, Pak. Aku belum cukup kuat. Sekedar menjalani apa yang sudah aku pilih sendiripun rasanya masih berat. 
Bu, Pak, aku terkadang ingin sekali menyerah. Aku merasa sudah tidak bisa melakukan ini semua. Tapi entahlah, aku selalu terbayang wajah kalian. wajah yang selalu saja tesenyum. Seolah ingin menutup semua rasa lelah. 
Bu, Pak, terkadang ingin rasanya aku berbagi cerita dengan kalian. Namun apadaya, lelah ini kerap kali menguasai diri. Tapi sungguh, aku rindu bercakap dengan kalian. 
Bu, Pak, apakah pilihanku ini salah? Tapi dulu kau membolehkanku, bahkan mendoakanku. Tapi mengapa ini terasa begitu sulit? Aku jadi ingat wajanganmu, kau bilang, “Nak, Orang paling kuat sekalipun, tak akan bisa kalau diminta lari terus-menerus, Ojo ngoyo, yo,” 
47 notes · View notes
pemuja · 3 years
Text
Tentang Waktu
Ingin sekali rasanya memutarbaikan waktu. Kembali ke masa dimana semuanya masih tenang. Tidak perlu memikirkan banyak hal. Kembali ke masa dimana pelukan bunda masih hangat dan nyaman. Namun sayang, ini mustahil untuk dilakukan. 
Andai saja waktu waktu bisa dihentikan. Akan kuhentikan dia disaat aku tersenyum lebar. Supaya aku tak perlu merasakan pilunya isak tangis dimasa depan. Namun, sekali lagi, hal ini mustahil untuk dilakukan.
Andai saja, dulu, ketika waktu masih berjalan lamban, aku mencipatakan memori-memori berkesan. Sudah pasti aku akan sedikit lebih lega. Karena setidaknya, hidupku pernah penuh warna. Tidak seperti sekarang, semuanya gelap kelam. 
Andai saja waktu tak pernah mengizinkan hal-hal buruk terrjadi. Aku yang sekarang sudah pasti berdiri di puncak paling tinggi. Tapi waktu tidak demikian, Waktu selalu menyeimbangkan keadaan. 
Andai saja waktu bisa sedikit lebih panjang. Supaya aku tak perlu merasakan kehilangan. Kehilangan orang-orang yang aku cintai. Tapi waktu tidak pernah demikian. 
Sayangnya, kita tak bisa terus mengandai kepada waktu. Waktu tidak pernah mau mendengar kita. Ia hanya akan terus berlari. Semakin lama semakin cepat.  
20 notes · View notes
pemuja · 3 years
Text
Tentang Kenyamanan
Aku merasa kasihan kepada diriku sendiri. Hidup dalam kekangan. Bahkan, untuk sekedar menemukan kenyamanan saja sangat sulit. Aku rasa aku juga bukan tipe penuntut. Tapi mengapa orang-orang begitu menuntutku. 
Aku benci keadaan ini. Aku benci ketika kepalaku penuh diisi oleh pikiran-pikiran yang bahkan tidak aku inginkan. Pikiran-pikiran ini membuat otakku terus bekerja. Yaa,, pikiran-pikiran ini memaksa otakku untuk terus bekerja.
Kadang, aku bahkan berpikir aku tak pernah ingin dilahirkan. Aku merasa kehidupan terlalu berat bagiku. Beban ini, kadang membuatku gila. Anehnya, bukannya orang orang disekitarku memintaku untuk berhenti, mereka justru malah terus mendorongku. 
Aku lelah terus berpura-pura. Aku lelah hidup untuk orang lain. Aku kasihan pada diriku. Sayangnya, sekarang ini tak ada yang bisa aku lakukan. Aku terus dipaksa untuk bertahan pada sesuatu yang bahkan tidak pernah aku inginkan. 
Maaf, aku menulis ini dengan tetesan air mata bersamanya. Aku merindukan ketenangan, itu saja. Aku sudah muak dengan hiruk-pikuk. Aku muak dengan segala kepalsuan.
Semoga saja, aku tidak menyerah. Semoga, ya.
13 notes · View notes
pemuja · 3 years
Text
Tentang Perjalanan
Setiap manusia, mau tidak mau, suka tidak suka, suatu saat pasti akan mengarungi sebuah perjalanan. Karena, bagaimanapun, perjalanan itu pasti akan terjadi, baik itu dekat atau jauh, sebentar atau lama, sendiri atau ramai, perjalanan akan memberi banyak sekali pelajaran. 
Pelajaran yang aku maksud adalah tentang kehidupan. Tak jarang, perjalanan sering kali memberi kita pandangan-pandangan baru soal konsep kehidupan yang bahkan belum pernah kita pikirkan sebelumnya. Ya, perjalanan kadang memberi kita banyak hal untuk direnungkan. Misalnya saja, ketika kita menjumpai orang-orang yang sepuh yang masih berjualan menggendong dagangan mereka sampai larut malam. Hal-hal menyayat hati seperti ini kadang membuat sesak dada dan kadang membuat pikiran kita beradu. 
Perjalanan juga kadang memberi kita banyak kejutan. Kejutan yang bahkan bisa jadi hal yang paling berkesan dalam hidup. Bertemu idola yang kita idam-idamkan, ditawari pekerjaan oleh orang yang bahkan baru perrtama kali bertemu, bertukar nomor dengan orang yang mungkin suatu saat menjadi pendamping hidup. Pokoknya, perjalanan itu memang penuh kejutan. 
Ya memang, disisi lain, perjalanan juga merupakan hal yang berisiko. Berisiko karena memang, dunia ini diisi oleh orang orang yang beragam. Ada orang yang dengan senang hati membantu orang yang susah, ada juga yang tanpa rasa bersalah merampas dengan beringas. Tapi Percayalah, satu hal yang pasti, disetiap perjalanan, kita pasti bakal bertemu dengan orang-orang baik. Orang-orang yang mau membantu kita meskipun kita tidak tau siapa mereka. Kadang aku merasa bahwa sepertinya Tuhan memang selalu mengawasi kita disetiap perjalanan. Dan, orang-orang baik ini adalah tangan tangan Tuhan yang Ia kirimkan untuk menolong kita. 
32 notes · View notes