Tumgik
nimasdiaz · 4 years
Text
Mau mengeluh sampai kapan?
“Aku capek kerja dari pagi-pagi buta sampe malem. Enak mereka yang punya usaha sendiri ya, punya banyak waktu luang”
“Enak ya tiap mau pindah langsung diterima kerja. Aku frustasi sudah apply job kemana-mana tapi belum ada panggilan”
“Teman-temanku sudah banyak yang lulus, sedangkan aku masih aja berhadapan sama revisi dan dosen yang sulit ditemui”
“Enak ya mereka bisa fokus kuliah karena difasilitasi orangtuanya, sedangkan aku harus bekerja membantu orang tua”
“Enak dia bisa lanjut S2 dibiayai orang tuanya, sedangkan aku berkali-kali mengajukan beasiswa selalu ditolak”
“Aku sedih belum berani menikah karena belum siap mental dan finansial. Sedangkan teman-teman seumuranku sudah menikah bahkan sudah punya anak”
“Aku sudah sekian tahun menikah, tapi belum juga dikaruniai anak”
Teroossssssss gitu ajaa teroooossssssss sampe kiamat! Emang kok manusia itu sedikit yang bersyukur atas apapun yang mereka hadapi. Selaluuuuuu aja menilai pencapaian orang lain sebagai titik keberhasilan untuk dirinya sendiri. Padahal ya, setiap orang itu punya daya juangnya masing-masing, punya proses sendiri-sendiri.
Orang yang punya bisnis skala besar, kita ngelihat dia ketika udah berhasil, dan kita nggak pernah tau perjuangan awal mereka yang jatuh bangun sampe berdarah-darah. Kita nggak pernah tau kan?
Mereka yang lulus lebih cepat, belum tentu langsung dapet kerja, langsung bisa meneruskan S2, dan kita juga nggak tahu kan gimana perjuangan mereka untuk mencapai kelulusan?
Orang yang mampu menempuh pendidikan karena previleges dari orang tuanya. Well, kita nggak pernah tahu kan masalah keluarga yang dihadapi mereka? Orang tua tidak akur, punya permasalahan selingkuh, atau orang tuanya sibuk dan tidak perhatian pada mereka.
Orang yang sudah menikah belum tentu mereka bahagia, ada yang pasangannya berubah atau nggak sesuai ekspekstasi,ada yang nggak cocok sama keluarga pasangannya, yang tadinya yang kaya tiba-tiba jatuh miskin dan keduanya tidak siap dengan keadaan itu. So, menikah bukan parameter mutlak bahagia.
Mereka yang dikaruniai anak, kita tidak pernah tahu ternyata anaknya seringkali sakit dan butuh penanganan medis secara berkala, atau mereka kesulitan mendidik anaknya.
Jadi intinya gini, bahagia itu tergantung dari bagaimana kita menilai sesuatu, tergantung bagaimana konsep hidup dan keyakinan yang kita pegang, mengubah setiap peluh menjadi pelajaran untuk berproses, positive thinking atas jalan yang Ia gariskan.
Okelah, basi sama kata-kata, capek kan baca kiat-kiat meraih bahagia, capek kan? Yauda kalo masih aja nggak percaya coba deh eksperimen sosial. Kira-kira menurut kita, orang yang bahagia itu kayak gimana sih? Coba kita datengin mereka, kita wawancara, bertanya lebih dekat dengan mereka, kenali lebih jauh latar belakangnya. Sampai akhirnya kita mengerti, bahwa tidak ada satupun manusia di bumi ini yang terlepas dari masalah. Setiap masalah tergantung bagaimana kita menghadapinya, bagaimana cara kita mengatasinya.
Sidoarjo, 29 Januari 2020 | Pena Imaji
226 notes · View notes
nimasdiaz · 5 years
Text
Pesan Ayah ...
"Ayah akan meminta padanya, jika kelak ia tidak lagi mencintaimu. Ayah tidak mau ia memberitahukan hal itu kepadamu, tapi Ayah akan memintanya untuk memberitahukan kepada Ayah. Karena pada detik itu Ayah akan tahu bahwa Ayah harus kembali membawamu pulang."
140 notes · View notes
nimasdiaz · 5 years
Photo
I LOVE THIS SCENE SOOOO MUCHH  
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
That’s amazing. Then when did you first start to like him? Well, I don’t exactly know when it was. I just thought he was nice from the start.
974 notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Photo
Tumblr media
62K notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Text
“Just Friends”
Kamu bilang kita hanya berteman tetapi kamu selalu bersedia menungguku pulang di saat aku ada urusan di sekolah. 
“Perempuan jangan pulang sendirian, orang tua kamu juga udah percaya sama aku,” alasanmu.
Kamu bilang kita hanya berteman tetapi kamu selalu menggenggam tanganku erat di saat kita sedang jalan berdua. 
“Kalau kamu terpisah gimana?” responmu saat aku bertanya mengapa kamu harus menggenggam tanganku.
Kamu bilang kita hanya berteman tetapi kita selalu saja mencari kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama. 
“Temenin aku dong. Aku butuh pendapat kamu soal kado yang pas buat mama aku.” 
“Kan bisa lewat telpon,” jawabku. 
“Gak bisa, aku butuh pendapat kamu, ayo pergi sekarang.”
.
“Temenin aku nonton dong,” pintaku saat film Disney yang terbaru sudah rilis di bioskop.
Dan responmu hanya, “Oke.” 
Kamu bilang kita hanya berteman tetapi kamu selalu berlagak cemburu jika ada salah satu temanmu yang menggodaku. 
“Jangan mau sama dia. Dia itu player,” jawabmu sambil menggerutu.
Kamu bilang kita hanya berteman tetapi jika ada yang bilang kita adalah pasangan yang serasi, kamu tidak pernah menyangkalnya.
“Biarin aja. Mereka kan cuma iseng,” ucapmu sambil senyam senyum sendiri.
Kamu bilang kita hanya berteman tetapi kamu sering merencanakan masa depan kita berdua, seakan kamu yakin kita akan selalu bersama selamanya.
“Nanti kan kita pasti punya kehidupan masing-masing. Aku dengan pasanganku dan kamu juga sama pasanganmu.”
“Memangnya kamu bisa hidup tanpa aku?” tanyamu sambil tersenyum sok manis di depanku.
Jika kita hanya berteman seharusnya kita tidak seperti ini, memandang satu sama lain terlalu lama, mendiskusikan kecocokan antara keluarga kita, ataupun saling memberikan kado tanpa alasan penting.
What we are, are not “just friends”.
Jakarta, 2 Agustus 2018.
1K notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Text
“Kita adalah kumpulan dari kesalahan-kesalahan yang sudah terlanjur. Terlanjur nyaman, terlanjur bahagia, dan terlanjur sulit untuk bisa saling meninggalkan.”
— (via mbeeer)
969 notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Text
“Justru saat kamu tidak sedang mencarinya, kamu akan menemukan hal-hal yang terbaik.”
— For example, love. // A. W. (via surat-pendek)
1K notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Yang temennya nggak bisa buka tumblr, Monggo..
Sebenarnya masih banyak lagi caranya sih. Tapi ini sebagian kecil yang paling mudah dipahami. Bisa juga pake browser Opera terus download vpn. Banyak kok.
Silakan, nanti ditambahin kalau sempat.
edit: yang punya cara lain juga monggo silakan comment/reply/reblog dengan caption baru. Biar teman-teman yang lain bisa liat dari notes postingan ini.
562 notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Video
→ Kecuali Kau Lelaki Pemberani←
“Perempuan cerdas biasanya menjaga dirinya teramat baik, sehingga tidak ada yang bisa “bermain-main” dengannya.”
Jangan jatuh cinta padaku. Aku ini perempuan yang banyak mau. Inginku seringkali tak sederhana. Barangkali kau akan pusing karenanya.
Jangan jatuh cinta padaku. Aku ini perempuan pencemburu. Aku tak melarangmu berkawan dengan perempuan lain. Namun, saat kau berkawan dengan mereka, kau harus tahu diri, atau aku akan mudah hilang kendali.
Jangan jatuh cinta padaku. Aku ini perempuan manja. Yang selalu saja ingin dipuja. Aku tak yakin, kau akan tahan hidup bersamaku berlama-lama.
Jangan jatuh cinta padaku. Aku ini perempuan penuntut, yang selalu ingin lelakinya menjadi lelaki hebat dan kuat, dan bukan lelaki penakut.
Jangan jatuh cinta padaku. Aku ini perempuan pembosan, yang tak ingin lama-lama berpacaran.
Jangan jatuh cinta padaku. Kecuali kau tahu, jenis perempuan seperti apa, yang akan memenuhi seisi hatimu, juga kelak sisa hidupmu.
Maka, kukatakan sekali lagi. Jangan jatuh cinta padaku. Kecuali kau lelaki serius yang pemberani, yang siap menemui kedua orangtuaku nanti.
Narasi buku : PEREMPUAN PENGGENGGAM RINDU Penulis : Tia Setiawati Suara : Tia Setiawati
2K notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Text
Khawatirku
Sayang aku harap kau mau mengerti. Aku sudah pernah ditinggalkan ketika sedang cinta-cintanya. Aku sudah pernah digantikan ketika kekasihku sendiri berkata ia tak akan melakukannya. Aku sudah pernah dibohongi ketika mencoba memaklumi. Aku juga sudah pernah dikhianati ketika aku mencoba percaya.
Jadi maaf apabila aku sedikit sering khawatir belakangan ini. Bukan karena aku tidak mempercayaimu, tapi karena aku begitu mencintaimu dan tak ingin kau pergi seperti semua masa laluku dulu.
Maukah kau mengerti?
2K notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Quote
Just because you’re not crying doesn’t mean you’re not sad. Just because you’re smiling, doesn’t mean you’re happy.
Radio Romance (via kpopkdramaquotes)
367 notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Text
Menangislah Jika Itu Menenangkan
Perkara hati adalah perkara yang tak mudah diprediksi. Seorang lelaki gagah pun bisa saja tiba-tiba menangis karena kehilangan. Seorang lelaki parlente pun bisa saja berkali-kali menangis karena ditinggalkan. Rupanya hati tak pernah bergantung pada rupa, predikat, pekerjaan, kekayaan, dan kedudukan. Hati adalah alam sendiri yang bisa bahagia dan sedih semaunya.
Menangislah dan jangan berhenti jika itu menenangkanmu meski hanya untuk sesaat. Menangislah dan resapi jika itu mengurangi dukamu meski tak lama. Tangisan bukan tanda kelemahan. Menangis adalah tanda hatimu masih hidup meskipun redup, tanda masih bisa berharap dan membuat pilihan dalam hidup. Bersyukurlah karena rindu nan sendu itu berhasil membuatmu menangis, bahkan berkali-kali. Hatimu lembut. Jangan salah, yang menangis hari ini belum tentu akan terus hidup dalam sedu-sedan di masa depan.
Jika kamu adalah orang yang kehilangan, ditinggalkan, atau telah menyia-nyiakan kesempatan atas sebongkah hati manusia, sekalipun susah tapi bersyukurlah saja. Bersyukur karena kamu hanya kehilangan manusia, bukan kehilangan Allah. Bersyukur karena kamu hanya ditinggalkan manusia, bukan ditinggalkan Allah. Bersyukur karena Allah tak pernah berpaling dan selalu memberi kesempatan yang sangat luas sekalipun kamu terlalu sering menyia-nyiakan-Nya.
Jangan kamu tolak rasa sedih dan sendu itu. Kamu bisa jadikan itu energi untuk melawan balik. Bukan balas dendam, tapi untuk melanjutkan hidup dengan versi terbaik dari dirimu. Pengalaman pahitnya kehilangan adalah pengalaman yang berharga, yang mengajarkan kamu untuk menjadi pribadi lebih baik yang menghargai sesuatu dan kesempatan yang kamu punya.
Well, kehilangan memang berat. Tapi kita adalah orang-orang yang percaya. Yang percaya bahwa takdir itu ada, yang percaya bahwa jodoh itu ada. Saat kehilangan terasa begitu berat, bayangkan saja bahwa kamu akan dipertemukan dengan seseorang yang akan menyerahkan hati sepenuhnya untukmu. Jangan jadikan dia yang di masa depan itu menjadi sia-sia untuk yang kesekian kalinya, karena kamu berkewajiban memberikan hatimu padanya tanpa ada luka segores pun.
Barangkali kamu hanya butuh waktu untuk kembali pulih. Nikmati saja jika memang harus menangis. Al-Qur’an adalah obat dan penawar, cobalah sembuhkan hatimu dengan membacanya perlahan. Aku tak tahu kapan kamu akan pulih, tapi setidaknya percayalah bahwa Al-Qur’an adalah penawar hati yang luka. Tangismu itu akan lebih bernilai jika diiringi bacaan Al-Qur’an meskipun sambil terbata.
Jangan berhenti memikirkan masa depan. Masa lalu adalah bagian dari dirimu yang tak akan hilang, tapi kamu tak lagi hidup di situ. Dimensi tempatmu hidup adalah hari ini yang terus berjalan maju. Akan banyak sekali tempat yang kamu singgahi dan orang yang kamu temukan. Aku adalah orang yang sangat percaya, bahwa kelak kamu akan menemukan seseorang yang menjadi tempat pulangmu, yang akan membuatmu bersyukur memilikinya, dan yang akan menghapus penyesalanmu yang telah lalu.
Allah tak pernah meninggalkanmu, Sahabatku.
“Do not lose hope. Nor be sad.” (Surah Ali Imran: 139)
— Taufik Aulia
5K notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Text
Menangislah Jika Itu Menenangkan
Perkara hati adalah perkara yang tak mudah diprediksi. Seorang lelaki gagah pun bisa saja tiba-tiba menangis karena kehilangan. Seorang lelaki parlente pun bisa saja berkali-kali menangis karena ditinggalkan. Rupanya hati tak pernah bergantung pada rupa, predikat, pekerjaan, kekayaan, dan kedudukan. Hati adalah alam sendiri yang bisa bahagia dan sedih semaunya.
Menangislah dan jangan berhenti jika itu menenangkanmu meski hanya untuk sesaat. Menangislah dan resapi jika itu mengurangi dukamu meski tak lama. Tangisan bukan tanda kelemahan. Menangis adalah tanda hatimu masih hidup meskipun redup, tanda masih bisa berharap dan membuat pilihan dalam hidup. Bersyukurlah karena rindu nan sendu itu berhasil membuatmu menangis, bahkan berkali-kali. Hatimu lembut. Jangan salah, yang menangis hari ini belum tentu akan terus hidup dalam sedu-sedan di masa depan.
Jika kamu adalah orang yang kehilangan, ditinggalkan, atau telah menyia-nyiakan kesempatan atas sebongkah hati manusia, sekalipun susah tapi bersyukurlah saja. Bersyukur karena kamu hanya kehilangan manusia, bukan kehilangan Allah. Bersyukur karena kamu hanya ditinggalkan manusia, bukan ditinggalkan Allah. Bersyukur karena Allah tak pernah berpaling dan selalu memberi kesempatan yang sangat luas sekalipun kamu terlalu sering menyia-nyiakan-Nya.
Jangan kamu tolak rasa sedih dan sendu itu. Kamu bisa jadikan itu energi untuk melawan balik. Bukan balas dendam, tapi untuk melanjutkan hidup dengan versi terbaik dari dirimu. Pengalaman pahitnya kehilangan adalah pengalaman yang berharga, yang mengajarkan kamu untuk menjadi pribadi lebih baik yang menghargai sesuatu dan kesempatan yang kamu punya.
Well, kehilangan memang berat. Tapi kita adalah orang-orang yang percaya. Yang percaya bahwa takdir itu ada, yang percaya bahwa jodoh itu ada. Saat kehilangan terasa begitu berat, bayangkan saja bahwa kamu akan dipertemukan dengan seseorang yang akan menyerahkan hati sepenuhnya untukmu. Jangan jadikan dia yang di masa depan itu menjadi sia-sia untuk yang kesekian kalinya, karena kamu berkewajiban memberikan hatimu padanya tanpa ada luka segores pun.
Barangkali kamu hanya butuh waktu untuk kembali pulih. Nikmati saja jika memang harus menangis. Al-Qur’an adalah obat dan penawar, cobalah sembuhkan hatimu dengan membacanya perlahan. Aku tak tahu kapan kamu akan pulih, tapi setidaknya percayalah bahwa Al-Qur’an adalah penawar hati yang luka. Tangismu itu akan lebih bernilai jika diiringi bacaan Al-Qur’an meskipun sambil terbata.
Jangan berhenti memikirkan masa depan. Masa lalu adalah bagian dari dirimu yang tak akan hilang, tapi kamu tak lagi hidup di situ. Dimensi tempatmu hidup adalah hari ini yang terus berjalan maju. Akan banyak sekali tempat yang kamu singgahi dan orang yang kamu temukan. Aku adalah orang yang sangat percaya, bahwa kelak kamu akan menemukan seseorang yang menjadi tempat pulangmu, yang akan membuatmu bersyukur memilikinya, dan yang akan menghapus penyesalanmu yang telah lalu.
Allah tak pernah meninggalkanmu, Sahabatku.
“Do not lose hope. Nor be sad.” (Surah Ali Imran: 139)
— Taufik Aulia
5K notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Text
Jika bosan, kau dapat bersenang-senang bersama teman-teman mu.
Jika lelah, kau dapat mengistirahatkan hati dengan mencoba menyendiri.
Jika kau tak suka, kau punya mulut untuk jujur secara terbuka.
Dalam hubungan, ada kalanya rasa bosan, lelah dan gundah menyelimuti, namun tolong jangan mengkhianati.
344 notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Text
Jatuh cinta itu melelahkan, hanya untuk yang bernyali, kuat dan berani. Jika masih takut pada sakit hati, urungkan. Jika takpunya nyali untuk terlukai, pikirkan ulang.
242 notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Text
Tulus
Ada cinta yang jauh lebih tulus pada mereka-mereka yang mencintai padahal tidak bisa memiliki. Ada hati yang begitu besar mau berbagi pada mereka-mereka yang diam-diam mencintai hati yang telah dimiliki oleh orang lain.  Ada juga jiwa-jiwa yang begitu ikhlas tak kunjung mendapatkan meski sehari-harinya menemani kemana pun tubuh itu pergi.     Cinta terkadang memang seperti itu. Yang jauh lebih tulus ada pada mereka-mereka yang justru tak bisa untuk saling memiliki.
2K notes · View notes
nimasdiaz · 6 years
Quote
Maafkan aku yang tidak bisa berjuang sendirian dalam hubungan ini. Aku terpaksa harus menyerah demi kebaikan kita berdua. Maafkan atas kelemahanku dan keegoisanku. Bukannya aku tidak mencintaimu tetapi aku juga ingin diperjuangkan olehmu.
A. W. (via surat-pendek)
930 notes · View notes