Tumgik
ngikutramafilu-blog · 9 years
Text
Antara Syiah Dan Rafidhah, Bukan Versi Bulan Ramadlan
Ngikutramafilu :: Antara Syiah Dan Rafidhah, Bukan Versi Bulan Ramadlan ::  Mungkin kalau dilihat dari judul tulisan ini "Antara Syiah Dan Rafidhah, Bukan Versi Bulan Ramadlan" anda akan mengerutkan dahi anda, karena ada keanehan dari judul postingan saya ini. Saya memberikan judul "Antara Syiah Dan Rafidhah, Bukan Versi Bulan Ramadlan" karena tulisan ini memang bukan tulisan saya (Bulan Ramadlan), melainkan tulisan orang Wahabi, dan saya posting disini hanya sekedar sebagai kajian saya secara pribadi, karena terus terang saya kurang begitu banyak mengenal Syi'ah dan macam-macam Syi'ah. di tempat saya sendiri orang yang mengikuti aliran Syi'ah tidak terus terang, mereka seakan-akan menutup-nutupi ke-Syi'ah-an mereka. Oke kita langsung saja menyimak artikel "Antara Syiah Dan Rafidhah, Bukan Versi Bulan Ramadlan" Seorang muslim selain dituntut untuk mempelajari kebenaran, juga harus mengetahui kebatilan. Di dalam Al Qur’an pun Allah ta’ala selain menjelaskan jalan kebenaran (sabilul mu’minin)1 juga menjelaskan jalan kebatilan (sabilul mujrimin)2. Hal ini menunjukan bahwa seorang muslim harus memahamai kedua hal tersebut. Sebagaimana yang dipahami oleh sahabat Hudzaifah bin Yaman Radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata “dahulu orang orang bertanya kepada Rosulullah Shallalllahu ‘Alaihi Wasallam tentang kebaikan, dan aku bertanya kepada nya tentang keburukan, karena takut terjerumus kepadanya”.3 Dan betul apa yang dikatakan oleh seorang penyair : عرفت الشرّ لا للشرّ……………. ولكن لتوقّيه ومن لا يعرف الشرّ……………. من الناس يقع فيه “aku mengetahui keburukan bukan untuk berbuat keburukan, akan tetapi untuk menghindarinya. Dan barangsiapa yang tidak mengetahui keburukan dari manusia, dia akan terjatuh kedalamnya” Diantara bentuk kebatilan yang sekarang sedang menjadi isu sentral di masyarakat dunia secara umum dan di masayarakat indonesia seara khusus adalah isu syiah. Di indonesia sendiri, mereka sudah membuat keresahan dimana mana. Mereka begitu aktif menyebarkan dan mendakwahkan ajarannya. Baik dengan tulisan, ceramah, gerakan sosial, politik, hingga aksi kekerasan pun mereka lakukan demi melancarkan tujuannya. Berbagai macam teror, intimidasi, keonaran, ancaman dan lainnya sudah mereka lakukan. Kita pun menyaksikan, banyak kaum muslimin yang dangkal akidahnya, sudah terpengaruh oleh ajaran mereka. Maka menjadi penting bagi umat islam indonesia untuk sedikit banyak mengetahui ajaran ini. Dan di makalah ini –serta makalah makalah selanjutnya insya Allah– akan dibahas secara ringkas tentang syiah, definisi, akidah, sejarah dan hal yang lainnya. Dengan harapan Allah ta’ala menyelamatkan diri kita dari syubhat-syubhat mereka. Dan tetap menjaga diri kita dalam kebenaran ajaran islam yang murni sebagaimana yang dipahami oleh para pendahulu kita. Siapakah yang dimaksud dengan syiah Secara bahasa syiah bermakna kelompok, penolong, dan pengikut4. Adapun secara istilah para ulama berbeda beda5 dalam mendefinisikannya.6 Namun bila dicermati kembali, perbedaan tersebut tidak terlepas dari keberadaan ajaran syiah yang terus mengalami perkembangan. Syiah di awal kemunculannya berbeda dengan syiah di jaman jaman setelahnya. Dahulu tidak lah dinamakan syiah kecuali mereka yang mengutamakan Ali bin Abi Thalib diatas Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu, 7dengan tetap mengutamakan Abu Bakar dan Umar bin khatab Radhiyallahu ‘Anhu.8 Namun pada masa perkembangannya syiah mengalami banyak sekali perubahan. Berbagai penyimpangan akidah disusupkan dalam ajaran syiah. Orang orang yang memiliki kebencian dan dendam kesumat kepada umat islam bersembunyi dibalik topeng syiah. Sehingga akhirnya para ulama pun enggan menyebut mereka dengan syiah dan lebih suka menyebut mereka dengan nama Rafidhah. Definisi Rafidhah dan sebab penamaannya9 Adapun rafidhah secara bahasa bermakna meninggalkan. Adapun secara istilah rafidhah adalah suatu aliran yang menisbatkan dirinya kepada syiah (pengikut) ahlul bait, namun mereka berlepas diri (baro’) dari Abu Bakar dan Umar bin Khathab, serta seluruh sahabat yang lain kecuali beberapa dari mereka, juga mengkafirkan dan mencela mereka. Sebagian ulama menyatakan bahwa sebab penamaan Rafidhah adalah karena mereka meninggalkan dan menolak (rofadho) kepemimpinan (imaamah) Abu Bakar dan Umar. Dengan meyakini bahwa kepemimpinan yang seharusnya sepeninggal Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah ditangan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhum. Namun mayoritas ulama menyatakan bahwa penamaan rafidhah bermula pada masa Zaid bin Ali Rahimahullah. Yang mana ketika itu beliau meyakini bahwa Ali lebih utama dibandingkan Utsman. Beliaupun masih memberikan loyalitasnya kepada Abu Bakar dan Umar dan menganggap mereka sebagai manusia terbaik sepeninggal Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Namun ternyata diantara pengikutnya yang telah berbaiat kepadanya ada sebagian orang yang justru mencela Abu bakar dan Umar. Maka zaid pun langsung menegur dan mengingkari mereka, hingga akhirnya mereka berpecah belah dan meninggalkan Zaid bin Ali. Maka Zaid pun berkata kepada mereka, “kalian telah meninggalkanku” (rofadhtumuunii), maka sejak saat itulah mereka dikenal dengan nama Rafidhah. Syiah atau Rafidhah? Berdasarkan penjelasan diatas, bisa kita lihat bahwasanya kata syiah memiliki makna yang positif dan baik, apalagi jika dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib, yang bermakna pengikut atau penolong Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu. Adapun kata Rafidhah berkonotasi negatif. Karena bermakna penolakan terhadap Abu Bakar dan Umar Rodhiyallahu Anhu atau kepada Zaid bin Ali menurut pendapat jumhur. Hal ini lah yang menyebabkan orang orang syiah tidak suka disebut sebagai Rafidhah.10 Mereka menganggap bahwa penamaan ini berasal dari orang orang yang benci dengan ajaran syiah. Meskipun jika melihat keadaan mereka yang sebenarnya penamaan Rafidhah lebih tepat disematkan kepada mereka. Selain itu juga penamaan syiah kepada mereka akan menimbulkan kerancuan. Sebab syiah sendiri terpecah menjadi berkelompok kelompok, yang diantaranya syiah zaidiyah, yang masih dekat dengan Ahlu Sunnah. Sehingga jika dimutlakan istilah syiah, maka akan mencakup seluruh aliran syiah, termasuk zaidiyah. Belum lagi jika kita melihat syiah diawal kemunculannya. Yang hanya mengedepankan Ali bin Abi Thalib dihadapan Utsman. Penamaan syiah secara mutlak kepada orang orang Rafidhah akan menjadikan munculnya kesalahpahaman sebagian orang. Dengan menganggap orang orang syiah diawal kemunculannya sama dengan orang orang Rafidhah saat ini. Meskipun memang tidak bisa kita pungkiri, jika melihat realitasnya saat ini, tidaklah disebutkan nama syiah secara mutlak kecuali maknanya akan kembali kepada syiah Rafidhah. Hal tersebut selain karena syiah Rafidhah ajarannya mereprentasikan akidah kelompok syiah yang lainnya secara umum, juga jika melihat sumber ajaran mereka yang disebutkan dalam hadis dan riwayat yang tercantum dalam kitab kitab mereka, telah mencakup ajaran berbagai macam kelompok syiah dalam berbagai kurun waktu dimasa perkembangannya.11 Maka jikapun hendak menggunakan kata syiah, sebaiknya disertai dengan kata yang khusus menunjukan kepada mereka orang orang Rafidhah. Baik menyebutnya dengan syiah Rafidhah, atau syiah imamiyah, atau syiah itsna asyariyah, ataupun syiah ja’fariyah. Yang merupakan nama lain dari syiah Rafidhah.12 Wallahu ‘Alam bis Showab Bersambung insya Allah…. *** Catatan kaki 1 Lihat An Nisa ayat 115 2 Lihat Al An’am : 55 3 HR. Bukhori : 3606 4 Ushul madzhabis Syiah, Dr. Nashir Al Qifari (Dar Khulafaur Rosyidin, Cet 1; 1433 H) hal. 27 5 Lihat perbedaan para ulama dan krittikannya dalam ushul madhabis Syiah, hal. 35-45 6 Diantara definisi yang paling mendekati kebenaran adalah definisi As Syahrstani, beliau berkata, “syiah adalah mereka yang mengikuti Ali Radhiyallahu ‘Anhu secara khusus. Meyakini kepemimpinan dan kekhalifahannya secara nash dan wasiat, baik secara terang terangan maupun sembunyi sembunyi. Dan meyakini bahwa kepemimpinan tidak lepas dari keturunannya. Jika kemudian keluar dari keturunannya, maka itu terjadi karena kedholiman dari orang lain atau taqiyah darinya. Mereka mengatakan bahwa kepemimpinan bukanlah masalah kemaslahatan yang dilakukan berdasarkan pemilihan umum dan diberlakukan oleh umum. Namun imamah merupakan masalah pokok dan rukun agama yang tidak boleh bagi para rosul menyepelekan dan melalaikannya, juga tidak boleh menyerahkannya kepada masyarakat umum. (Lihat : Al Milal Wan Nihal 6/146) 7 Dan memang salaf dahulu berbeda pendapat mana yang lebih mulia antara Utsman dan Ali. Namun perbedaan ini termasuk dalam ranah ijtihad. Bukan merupakan masalah pokok dalam ajaran islam. sehingga karenanya kesalahan dalam masalah ini tidak menjadikan seseorang sesat. Para sahabatpun ketika itu tidak saling menyesatkan. (lihat penjelasan hal ini dalam Aqidah Wasathiyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) 8 Yang karenanya meskipun mereka dinamakan syiah, pada hakekatnya mereka adalah ahlu sunnah wal jama’ah. (Ushul Madzhabis Syiah, hal. 56) 9 Lihat Aqidatur Rafidhah Wa Mauqifuhum Min Ahlis Sunnah, Dr Ibrohim Ar Ruhaili, (Darun Nasihah, Cet 1; 1432 H) Hal. 15-17 10 Fikrul Khowarij Was Syiah Fie Miizani Ahlus Sunnah, Dr Ali As Shalabi (Darul Andalus, Cet 1; 1429 H0 Hal. 100 11 Lihat Ushul Madzhabils Syiah hal 88 12 Fikrul Khowarij Was Syiah, hal. 101 Kunjungi juga link-link dibawah ini: http://losaramadlan.blogspot.com/2015/06/keakraban-para-ulama-dengan-al-quran-di-dalam-dan-luar-bulan-ramadlan.html http://losaramadlan.blogspot.com/2015/06/link-bulan-ramadlan-losaramadlanblogspo.html Dan saya ucapkan terima kasih atas kunjungan anda. Harap Klik+Cltl ya...
0 notes
ngikutramafilu-blog · 9 years
Text
Metode Menentukan Masuknya Bulan Ramadlan
Ngikutramafilu :: Metode Menentukan Masuknya Bulan Ramadlan :: Allah Ta’ala berfirman, فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ “Karena itu, barangsiapa di antara kamu yang hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu” (QS. Al Baqarah [2]: 185). Dalam ayat di atas, Allah Ta’ala telah mewajibkan untuk berpuasa di bulan Ramadlan dari awal sampai akhir bulan. Awal bulan Ramadlan diketahui dengan dua metode: Metode Pertama, Melihat Hilal Bulan Ramadlan Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar radliyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِذَا رَأَيْتُمُ الْهِلَالَ فَصُومُوا، وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ “Jika kalian melihat hilal (bulan Ramadlan), maka berpuasalah. Jika kalian melihat hilal (bulan Syawwal), maka berbukalah (berhari rayalah). Jika hilal tidak terlihat, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari)” [1] Imam Ahmad dan An-Nasa’i meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar radliyallahu ‘anhuma dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, لَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْا الْهِلَالَ، وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ “Janganlah kalian berpuasa sampai melihat hilal (bulan Ramadlan). Dan jangan berbuka (berhari raya) sampai melihat hilal (bulan Syawwal).” [2] Ath-Thabrani meriwayatkan dari Thalq bin ‘Ali radliyallahu ‘anhu, إِنَّ اللهَ جَعَلَ هَذِهِ الْأَهِلَّةَ مَوَاقِيتَ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا، وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا “Sesungguhnya Allah menjadikan hilal ini sebagai tanda-tanda waktu. Jika kalian melihatnya (hilal bulan Ramadlan), maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya (hilal bulan Syawwal), maka berbukalah (berhari rayalah).” [3] Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar radliyallahu ‘anhuma, جَعَلَ اللهَ الْأَهِلَّةَ مَوَاقِيتَ لِلنَّاسِ، فصُومُوا لِرُؤْيَتِهِ، وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ “Allah menjadikan hilal sebagai tanda waktu bagi manusia. Berpuasalah karena melihatnya (hilal bulan Ramadlan). Dan berbukalah (berhari rayalah) karena melihatnya (hilal bulan Syawwal). [4] Dalam hadits-hadits yang mulia ini, wajibnya berpuasa di bulan Ramadlan dikaitkan dengan melihat hilal bulan Ramadlan. Juga terdapat larangan untuk berpuasa tanpa melihat hilal. Allah Ta’ala telah menjadikan hilal (bulan) sebagai tanda (petunjuk) waktu bagi manusia, yang dengan hilal tersebut diketahuilah waktu-waktu ibadah dan muamalah mereka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, ‘Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji’” (QS. Al Baqarah [2]: 189). Hal ini adalah rahmat Allah Ta’ala dan kemudahan bagi umat manusia, ketika mengaitkan wajibnya puasa Ramadlan dengan suatu perkara yang jelas dan tanda yang nyata, yang bisa dilihat dengan penglihatan mereka. Dan tidaklah disyaratkan bahwa hilal tersebut harus dilihat oleh semua manusia. Jika sebagian mereka telah melihatnya, meskipun hanya satu orang, maka wajib bagi semua manusia untuk berpuasa. Ibnu ‘Abbas radliyallahu ‘anhuma berkata, ”Seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ’Aku telah melihat hilal.’ Yang dimaksud adalah hilal bulan Ramadlan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, أَتَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ؟ ‘Apakah Engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah?’ Orang tersebut berkata, ‘Ya’. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, أَتَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ؟ ‘Apakah Engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah?’ Orang tersebut berkata,’Ya’. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, يَا بِلَالُ أَذِّنْ فِي النَّاسِ أَنْ يَصُومُوا غَدًا ‘Wahai Bilal, umumkanlah kepada kaum muslimin untuk berpuasa besok hari.’” [5] Diriwayatkan pula dari Ibnu ‘Umar radliyallahu ‘anhuma, تَرَائِى النَّاسُ الْهِلَالَ، فَأَخْبَرْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنِّي رَأَيْتُهُ فَصَامَ، وَأَمَرَ النَّاسَ بِصِيَامِهِ ”Banyak orang berusaha melihat hilal. Kemudian aku mengabarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa aku sungguh-sungguh melihatnya. Kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa” [6] Metode Kedua, Menggenapkan Bulan Sya’ban Menjadi Tiga Puluh Hari Berdasarkan metode penentuan awal masuk bulan Ramadlan dengan melihat hilal, jika hilal tidak terlihat, maka bulan Sya’ban digenapkan menjadi tiga puluh hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ “Jika hilal tidak terlihat, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari).” Maksud perkataan beliau, (غُمَّ عَلَيْكُم) adalah jika sesuatu menutupi hilal, sehingga tidak bisa dilihat pada malam ketiga puluh bulan Sya’ban, baik berupa mendung atau debu, maka hitunglah bilangan bulan Sya’ban secara sempurna, yaitu dengan menggenapkannya menjadi tiga puluh hari. Hal ini sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits yang lainnya, فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا العِدَّةَ ثَلاَثِينَ “Jika hilal tidak terlihat, maka genapkanlah (bulan Sya’ban) menjadi tiga puluh hari.” [7] Maksudnya adalah larangan berpuasa pada hari yang diragukan. Ammar bin Yasir radliyallahu ‘anhu, مَنْ صَامَ هَذَا الْيَوْمَ، فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “Barangsiapa berpuasa pada hari yang diragukan, maka sungguh dia telah durhaka kepada Abul Qasim (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).” [8] Wajib atas setiap muslim untuk mengikuti petunjuk yang datang dari Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam ibadah puasa dan ibadah lain seluruhnya. Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membatasi pengetahuan tentang masuknya bulan Ramadlan dengan salah satu dari dua tanda yang nyata, yang diketahui oleh orang awam dan orang terpelajar, yaitu melihat hilal atau menggenapkan bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari. Barangsiapa yang mendatangkan suatu metode untuk (menentukan) mulai wajibnya berpuasa (Ramadlan), selain metode yang telah dijelaskan oleh syariat, maka dia telah durhaka kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam [9]. Hal ini sebagaimana orang-orang yang mengatakan bahwa wajib untuk menggunakan hisab untuk menentukan masuknya bulan Ramadlan. Padahal dalam metode hisab mungkin terdapat kesalahan, dan juga sesuatu yang sulit (tersembunyi) yang tidak bisa dikuasai oleh semua orang. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, ”Aku melihat manusia dalam bulan Ramadhan dan juga bulan lainnya, di antara mereka ada yang mendengarkan perkataan sebagian ahli hisab yang bodoh, bahwa hilal telah atau belum terlihat. Mereka mengikuti perkataan tersebut baik dalam batin mereka atau batin dan lahir mereka. Sampai-sampai datang berita kepadaku bahwa sebagian qadhi (hakim) ada yang menolak persaksian sejumlah orang shalih karena perkataan ahli hisab yang bodoh dan pendusta bahwa hilal telah atau belum terlihat. Maka mereka termasuk orang yang mendustakan kebenaran …” sampai perkataan Syaikhul Islam, “Maka kita telah mengetahui dengan pasti dari agama Islam bahwa menentukan hilal Ramadhan, haji, ‘iddah, atau ilaa’ [10] (dari hukum-hukum yang dikaitkan dengan hilal) berdasarkan perkataan ahli hisab (bahwa hilal telah atau belum terlihat) maka hal ini tidak diperbolehkan. Dalil-dalil tegas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hal ini sangatlah banyak. Kaum muslimin telah bersepakat dengan hal ini, dan tidak diketahui sama sekali adanya perselisihan di antara mereka, baik generasi terdahulu atau pun generasi belakangan.” [11] Dalam menentukan masuknya bulan Ramadlan dengan ilmu hisab ini terdapat kesulitan dan kesempitan bagi umat ini. Dan Allah Ta’ala berfirman, وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ “Dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan” (QS. Al Hajj [22]: 78). Maka kewajiban setiap muslim adalah membatasi diri atas apa yang telah ditetapkan oleh syariat Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana wajib bagi kaum muslimin untuk membatasi diri atas apa yang telah Allah Ta’ala syariatkan dalam perkara selain hilal dan juga saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. [12] *** Tulisan ini adalah tulisan Kelompok Wahabi dan belum ditahshih, jadi harap dikaji dulu sebelum mempercayai 100%. Baca juga: Keakraban Para Ulama dengan Al-Quran di dalam dan luar Bulan Ramadlan Link Bulan Ramadlan Losaramadlan.blogspot.com Cara Membuat Link Credit Tidak dapat Dihapus Versi Ramadlan
Catatan kaki: [1] HR. Bukhari (1900) dan Muslim (8/1080). [2] HR. Bukhari (1906) dan Muslim (3/1080) dan lafadz di atas adalah milik keduanya. Di dalam hadits tersebut juga terdapat tambahan, yaitu kalimat terahir dalam hadits sebelumnya (hadits nomor 1), yaitu perkataan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ sebagaimana dalam riwayat Bukhari, dan فَإِنْ أُغْمِيَ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ sebagaimana dalam riwayat Muslim. [3] HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir (8/397 nomor 8237). [4] HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (1/423), Ahmad dalam Al-Musnad (4/23), Daruquthni dalam Sunan-nya (2/163). Al-Hakim berkata,”Shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim.” Disepakati oleh Adz-Dzahabi. [5] HR. Abu Dawud (2340 dan 2341). [6] HR. Abu Dawud (2342). Dinilai shahih oleh Al-Albani. [7] HR. Bukhari (1907) dan Muslim (1081). [8] HR. Abu Dawud (2334); At-Tirmidzi (686); An-Nasa’i (2190); dan Ibnu Majah (1645). Abu ‘Isa At-Tirmidzi berkata,”Hadits hasan shahih.” [9] Dan juga menambahkan dalam syariat yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya serta berbuat bid’ah dalam agama yang tidak ada dalilnya dalam syariat, “Dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” [10] Al-ilaa’ adalah sumpah suami untuk tidak menyetubuhi istrinya dalam jangka waktu tertentu. [11] Majmu’ Fatawa (25/131, 132) [12] Diterjemahkan dari: Ittihaaf Ahlil Imaan bi Duruusi Syahri Ramadhan, karya Syaikh Dr. Shalih Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Daar ‘Ashimah Riyadh KSA, cetakan ke dua, tahun 1422, hal. 132-134.
Tag Manual: Cara Mengetahui Awal Bulan Ramadlan, Cara Mengetahui Akhir Bulan Ramadlan, Cara Mengetahui Hilal, Cara Melihat Hilal Untuk Menentukan Bulan Ramadlan, Hadits-hadits mengenai Penentual Awal dan Akhir Bulan Ramadlan
0 notes
ngikutramafilu-blog · 9 years
Text
Membuat Blog Tumblr SEO Friendly Ala Bulan Ramadlan
Ngikutramafilu ::  Membuat Blog Tumblr SEO Friendly Ala Bulan Ramadlan :: Blog Tumblr seperti yang saya pakai ini cukup sulit cara optimasinya agar lebih SEO Friendly. ini adalah berita buruk buat pengguna blog gratis tumblr. Namun berita bagusnya akan sampai setelah ini, dan sebelum saya uraikan caranya, saya ingin menyampaikan berita bagus lainnya. yaitu bahwasanya blog tumblr sebenarnya sudah SEO friendly walaupun tanpa optimasi. dan cara optimasi blog tumblr agar lebih SEO sebenarnya tidak banyak beda dengan blog-blog yang lain, seperti blogspot dan wordpress, hanya saja apabila tumblr lebih tidak membahas HTML seperti blogspot.
Saya sudah berkali-kali mencoba hal itu, dan untuk kali ini, saya ingin mencoba hal yang lain, saya ingin mencoba optimasi dengan metode yang berbeda. saya akan mencobanya kepada blog ini. walaupun sebenarnya saya lebih mementingkan mengenai kualitas artikel saja. karena bagaimanapun optimasinya, tetap saja yang paling utama itu adalah artikelnya, karena apabila artikelnya bagus, maka dengan sendirinya nanti blog akan banyak dikunjungi, walaupun tanpa susah payah promosi dan optimasi blog.
Di postingan saya kali ini, saya juga menggunakan Keyword Bulan Ramadlan, karena keyword Bulan Ramadlan ini pada saat ini semakin banyak diincar, soalnya banyak blogger yang sudah faham, bahwasanya keyword Bulan Ramadlan adalah keyword yang mempunyai rahasia tersendiri. dan mengenai keyword Bulan Ramadlan dan penulisan Bulan Ramadlan Insya Allah akan saya bahas dikesempatan selanjutnya. dan untuk saat ini saya berkonsentrasi kepada kekuatan keyword Bulan Ramadlan di postingan ini.
Oke sekian saja dulu dari saya, semoga apa yang saya bagikan ini bermanfaat. dan terima kasih atas kunjungan sobat blogger di blog sederhana saya ini.
0 notes
ngikutramafilu-blog · 9 years
Text
HTI Membolehkan Melihat Gambar Mesum - Bulan Ramadlan
Ngikutramafilu ::  HTI Membolehkan Melihat Gambar Mesum - Bulan Ramadlan :: kabar berita yang sangat menghebohkan, saat ada tokoh dalam suatu ormas malah memperbolehkan melihat gambar mesum, gambar porno yang sangat dilarang dalam islam. dengan membawa-bawa nama islam, al-qur’an dan al-hadits memperbolehkan melihat sesuatu yang seharusnya disembunyikan. bagi anda yang penasaran mengenai hal ini silahkan anda lihat di: HTI Membolehkan Melihat Gambar Porno - Bulan Ramadlan
Dan silahkan anda baca juga tulisan menarik lainnya, diantaranya adalah: Video Biksu Wirathu Sebut Umat Islam Sebagai Ular, Muslim Rohingya Dibantai
2 notes · View notes