Tumgik
mutiaravirgi · 3 years
Text
Hamil masuk 20w perut suka dibilang kecil, belum keliatan. Yaa mungkin di dalam perut aku tidak disertai dengan lemak lemak 😂
Kadang bingung juga sama yg baru hamilnya 10w tp perutnya dah besar karna perutku pas 10w tidak sebesar itu.
2 notes · View notes
mutiaravirgi · 3 years
Text
Terharu yaa allah, bangun² udah disapa dedek utun. Perut udah mulai kedutan pindah². Sehat sehat anak ibu ❤️
0 notes
mutiaravirgi · 3 years
Text
Bedanya udah nikah dan belum nikah, kalau punya masalah sama pasangan tinggal cerita ke sahabat atau orang tua.
Tapi kalau udah nikah gak bisa kaya gitu, cerita ke sahabat jadinya buka aib suami, cerita ke orang tua takut dikira suaminya gak baik.
0 notes
mutiaravirgi · 3 years
Text
Ternyata benar istilah "Jika ada yang hilang nanti Allah ganti dengan yg lebih baik".
3 tahun yang lalu aku pernah sebegitunya mencintai seseorang yang bahkan hatinya tidak pernah untuk aku. Bertahun-tahun aku menunggunya dan bahkan aku masih selalu barharap agar dia bisa kembali bersamaku. Sungguh seperti memiliki rasa yang begitu dalam dan enggan untuk melepas.
Suatu hari, aku mendengar kabar bahwa ia sudah melangsungkan sebuah acara khitbah dengan seorang wanita yang aku pun tidak tahu siapa wanita itu.
Saat itu semua tubuhku terasa bergetar menggigil seperti orang yang kedinginan. Mataku sudah tak mampu lagi untuk mengeluarkan air mata, aku hanya bisa terdiam dan tak tahu harus berkata apa saat aku tahu orang yang selama ini aku tunggu sedang proses menuju pernikahan.
Semenjak itu aku menguatkan niat untuk tidak lagi mengharapkannya, tak lagi memikirkannya dan berhenti dari semua hal apapun tentangnya. Setiap kali aku ingat, aku menghela nafas sambil memejamkan mata, dalam hati bebicara "sudah, ikhlaskan, aku pasti bisa, aku bukan bahagianya".
Hari demi hari dilewati dengan perasaan yang dirasa tak perlu lagi diungkapkan, dengan do'a yang tak lagi aku ucapkan sebagai permohonanku untuk memilikinya. Berusaha sekuat tenaga untuk ikhlas, karena saat itu aku merasa bahwa semuanya memang harus berhenti.
Entah berapa lama prosesnya, perlahan-lahan lukaku sedikit terobati karena adanya kehadiran seseorang, tapi sayang itu tak berlangsung lama.
Lagi lagi, aku terluka. Mungkin ini juga berakhir karena kesalanku, tetapi ada juga faktor lain yang membuatku merasa tidak bisa melanjutkan hubungan itu. Akhirnya aku sepakat untuk tidak melanjutkan hubungan itu.
Aku tidak ingin banyak membuang waktuku lagi untuk memikirkan hal-hal yang membuatku sakit. Cukuplah 3 tahun yang lalu memberiku banyak pelajaran untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Selang 3 bulan, akhirnya aku dekat dengan seseorang yang kebetulan teman seangkatanku. Tak biasanya kami saling bertukar pesan dan kabar, bahkan saat duduk di bangku kuliah pun aku tak pernah ada komunikasi yang intens. Kami mulai sering pergi bersama dan semakin hari semakin dekat.
Sampai akhirnya di bulan Maret 2020, kami sepakat untuk menjalankan komitmen menuju ke hubungan yang serius. Tidak ada tanggal jadian yang resmi, tapi kita berjalan seperti biasa.
Di bulan September, dia datang ke rumahku dan berbicara kepada orangtua ku bahwa ia ingin menikah denganku. Campur aduk perasaanku saat itu, terharu dan mataku mulai berkaca-kaca. Dalam hati berbicara inikah akhir dari sebuah penantianku ?
Selama 3 tahun aku mengharapkan orang lain, tetapi dengan begitu cepat dan tak butuh waktu lama Allah hadirkan seseorang yang benar-benar tulus padaku dan meminta aku untuk menjadi istrinya. Allah memberi apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Semakin hari aku semakin sadar bahwa aku benar membutuhkan sosok laki-laki yang seperti calon suamiku sekarang. Semua yang aku butuhkan hampir ada padanya.
Dan sampai akhirnya aku sadar bahwa benar "Allah akan ganti dengan yang jauh lebih baik".
Allah Maha Baik ❤️
1 note · View note
mutiaravirgi · 4 years
Text
Tumblr media
Dear Arif,
03 September 2019, tepat di hari ulang tahunku, saat itu adalah hari dimana aku baru bertemu lagi denganmu. Tak hanya bertemu denganmu, tapi bertemu dengan teman-teman yang lain juga.
Beberapa cerita ku bagikan padamu dan mereka dengan penuh ekspresi dan sangat percaya diri, kalian merespon ceritaku dengan baik, sampai pada akhirnya kalian tertawa karena mendengar ceritaku dan mendengar celotehku yang asal ceplos itu.
Saat itu aku berkata bahwa "kenapa yaa di angkatan kita yang banyak nikah duluan itu laki-lakinya ?". Dengan santai salah satu teman berkata " Kalo kamu kapan nikah mut ?"
Aku menjawab "Insyaaallah tahun depan kalau udah ada jodohnya dan udah waktunya". Pada saat itu kita semua sedang bercanda, lalu tanpa disadari pertanyaanku langsung tertuju padamu Arif, aku bertanya "Kamu target nikah kapan rif ?"
Dan kamu menjawab "Insyaaallah tahun depan, siap kan mut ?". Aku pun menjawab pertanyaanmu sambil tertawa "Oiyaa siap, nanti aku tunggu di rumah yaa". Tapi karena saat itu kita hanya sedang bercanda, jadi aku tidak menaggapinya dengan serius.
Saat adzan berkumandang aku bilang pada teman-teman untuk pergi ke mesjid, tapi hanya beberapa saja yang pergi, lalu kamu mengajak aku untuk melaksanakan shalat di mesjid. Setelah shalat kamu mengantarkan aku pulang. Tidak ada contact sama sekali setelah hari itu.
Di bulan Oktober, saat aku mengirim chat di grup angkatan, hanya kamu yang merespon dan chat aku secara pribadi, lalu bertanya mengenai permasalahannya. Kamu berusaha membantu aku untuk menghapus account sosmed lamaku, namun tak berhasil. Aku hargai usahamu, terimakasih Arif.
Semakin hari aku dan kamu semakin intens berkomunikasi walaupun hanya lewat chat yang tidak begitu penting. Beberapa bulan berlalu, aku semakin mengenal kamu, dan kamu pun sebaliknya, semenjak itu kita menjadi lebih sering bertemu dan sering jalan-jalan berdua.
Di bulan Maret 2020, aku mulai merasa bahwa kita sudah lebih dari sekedar teman. Memang sebelumnya aku dan kamu tidak pernah membahas soal hubungan ini, tapi sebagai perempuan aku tidak ingin kita berjalan tanpa tahu maksud dan tujuannya. Aku beranikan diri padamu untuk bertanya "Kamu sayang aku gak ?" dan kujelaskan semuanya. Kamu menjawab "Kalau aku gak sayang kamu, aku gak akan mau nganterin kamu kesana kesini mut". Kutanya lagi "dari kapan ?" Kamu menjawab "dari semenjak kita pergi ke floating market, cuma aku belum berani bilang karna aku nunggu waktu yang tepat".
Aku sempat kaget mendengar jawabanmu, ternyata kamu menyembunyikan itu dari 3 bulan yg lalu. Lalu kamu menjelaskan maksud dan tujuan kamu, bahwa niatmu baik dan ingin serius denganku. Aku tidak mudah percaya dan tidak langsung mengiyakan, aku hanya perlu bukti dari setiap ucapanmu. Akhirnya aku dan kamu sepakat untuk menjalani hubungan ini dengan komitmen. Semakin hari kamu semakin membuktikan bahwa kamu benar serius, kamu bukan tipe orang yang pandai berbicara namun tindakanmu menunjukkan semuanya.
Kamu selalu bertanya padaku "Mut, aku sudah siap menikah, kapan kita bisa menikah ?". Aku belum bisa memastikan bahwa kita bisa menikah di tahun ini karena ada beberapa hal yang harus aku dan keluargaku selesaikan terlebih dahulu. Apa kamu tahu, bahwa setiap kamu bertanya perihal itu padaku, aku selalu bingung dan tak bisa menahan air mataku. Aku sudah banyak menceritakan keinginanmu pada orangtua ku, namun saat itu mereka masih belum meng iya kan. Hancur hati aku saat itu, tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Setiap kali aku pulang ke rumah, aku selalu berusaha untuk meyakinkan orang tuaku, sesekali aku menangis kala mendengar jawaban mereka. Hampir setiap malam aku memikirkan hal itu, dan tak terasa air matapun mulai jatuh. Aku selalu berdo'a jika memang kamu adalah yang terbaik, mohon untuk diberikan kemudahan. Allah maha membolak balik kan hati manusia, semoga Allah melunakkan hati kedua orangtuaku untuk mengizinkan aku menikah.
Beberapa bulan berjalan dengan sewajarnya, ku ceritakan semua pembicaraan dari orangtuaku padamu, sampai akhirnya kamu menjawab "Ya udah gak apa-apa, nunggu papa sama mama ngizinin dulu aja". Di bulan Agustus 2020, kamu membawaku ke rumah kakakmu, karna saat itu mamamu sedang tidak ada di rumah, jadi aku tidak bisa bertemu dengan mamamu. Minggu selanjutnya kamu mengajakku untuk bertemu dengan mamamu, meskipun saat itu kita sedang main ke tempat yang jaraknya jauh sekali dari rumahmu, tapi kamu keukeuh mengajakku untuk kesana. Akhirnya, setelah beberapa kali batal, di bulan September aku bertemu dengan mamamu, aku senang karna mamamu menyambutku dengan baik.
Aku pernah berbicara padamu, agar kamu yang meminta izin kepada kedua orangtua ku agar mereka yakin dengan niat baikmu. Di Tanggal 13 September kamu datang ke rumahku, kamu menempuh perjalanan yang cukup jauh (Cibiru-Karawang) dengan menggunakan motor. Kamu meminta izin kepada kedua orangtuaku untuk menikah denganku, saat itu kedua orangtuaku mulai mengizinkan kita untuk menikah.
Terimakasih atas segala perjuangan dan usahamu untuk meyakinkan aku dan keluargaku. Saat ini aku hanya bisa bersyukur dan berdo'a semoga perjalanan kita menuju pernikahan dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT.
September penuh cinta, terimakasih ♥️
-Mutiara Virgi-
0 notes
mutiaravirgi · 4 years
Text
Dear Arif,
Terimakasih selalu menguatkan, selalu bilang "gapapa, kita sabar dulu yaa, mudah²an dimudahkan".
0 notes
mutiaravirgi · 4 years
Text
Dari patah tulang, saya belajar bahwa sesuatu yang pernah patah memang akan sembuh, tapi bukan berarti tak akan kambuh.
Ada sesuatu yang dirasa mulai rapuh, dan tak akan kembali utuh.
0 notes
mutiaravirgi · 4 years
Text
Berasa lagi banyak bgt uneg uneg 😭
0 notes
mutiaravirgi · 4 years
Text
Tp ttp aja, kalo denger yg bertahun2 pacaran sama kita tbtb nikah, ada rasa eneg gimana gituu
“Terkadang, yang sekedar mampir lebih membekas ketimbang yang bertahun-tahun hadir.”
— (via mbeeer)
1K notes · View notes
mutiaravirgi · 4 years
Text
Buang buang waktu setiap malam, pikiran yang seharusnya istirahat malah semakin terbebani dengan hal yang seharusnya tak perlu dipikirkan.
0 notes
mutiaravirgi · 4 years
Text
Mungkin kamu juga diam-diam menyukai seseorang. Hatimu menghangat setiap kali terlibat obrolan. Menyadari bahwa kamu hanya bisa menyukai mungkin bisa melegakan. Kamu tidak perlu berasumsi apapun, hanya menikmati tiap detak jatungku sendiri setiap kali pertanyaan random masuk sebagai pesan.
Kamu sudah lebih dewasa. Kamu ternyata belajar banyak dari pengalaman.
129 notes · View notes
mutiaravirgi · 4 years
Text
“Berpura-pura untuk tidak tertarik lagi bertemu denganmu tak kusangka bisa menjadi sesulit ini.”
— (via mbeeer)
946 notes · View notes
mutiaravirgi · 4 years
Text
“Seandainya kau tahu bagaimana besarnya rasaku ketika punggungmu tanggal dari mataku, kau akan terkejut karena sekalipun kau telah pergi, aku masih mencintaimu sebesar itu.”
— (via mbeeer)
680 notes · View notes
mutiaravirgi · 5 years
Text
Allah Maha Baik ❤️
Semua memiliki batasnya, just do not cross the line.
Tiga hari terakhir ini saya sedang diuji Allaah. Saya berupaya keras mendorong diri melampaui batas untuk menapaki mimpi-mimpi besar yang saya rintis. Tapi takdir berkata lain, ambisi yang saya wujudkan menghantarkan saya dipembaringan.
Saya jatuh sakit.
Tiga jarum infus dan cairannya habis sudah masuk tubuh yang begitu lemah ini. Saya pikir, apa yang saya lakukan sehingga saya begitu rentan seperti ini? Apa ada proses yang salah? Apa saya terlalu keras dengan diri saya? Ah, apa saya terlalu fokus sehingga kurang mengingat Allah ketika mengurusi dunia ini? Ah, tidak, mungkin ini penyebabnya.
Faghfirlii ya Rabb...
Tak lama dari itu, saya teringat kembali nasihat Ust. Salim A. Fillah yang pernah saya baca enam bulan lalu, pada keadaan yang sama juga, berbaring di rumah sakit. Bahwa ternyata, sakit yang kita rasakan rupanya ada hikmah yang bisa dipetik, diantaranya:
1. Sakit itu dzikrullah.
Mereka yang menderitanya akan lebih sering dan syahdu menyebut Asma Allaah di banding ketika dalam sehatnya.
2. Sakit itu istighfar.
Dosa-dosa akan mudah teringat, jika datang sakit. sehingga lisan terbimbing untuk mohon ampun.
3. Sakit itu tauhid.
Bukankah saat sedang hebat rasa sakit, kalimat thoyyibat yang akan terus digetar dari batin yang paling dalam?
4. Sakit itu muhasabah.
Dia yang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri dalam sepi, menghitung-hitung bekal kembali.
5. Sakit itu jihad.
Dia yang sakit tak boleh menyerah kalah, diwajibkan terus berikhtiar, berjuang demi kesembuhannya.
6. Bahkan Sakit itu ilmu.
Bukankah ketika sakit, dia akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya merawat diri untuk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit.
7. Sakit itu nasihat.
Yang sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri, yang sehat hibur si sakit agar mau bersabar, Allaah cinta dan sayang keduanya.
8. Sakit itu silaturrahim.
Saat jenguk, bukankah keluarga yang jarang datang akhirnya datang membesuk, penuh senyum dan rindu mesra? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah.
9. Sakit itu penggugur dosa.
Barang haram tercelup di tubuh dilarutkan di dunia, anggota badan yang sakit dinyerikan dan dicuci-Nya.
10. Sakit itu mustajab doa.
Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh yang sakit.
11. Sakit itu salah satu keadaan yang menyulitkan syaitan.
Diajak maksiat tak mampu tak mau dosa, lalu malah disesali kemudian diampuni.
12. Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis.
Satu sikap keinsyafan yang disukai Nabi dan para makhluk langit.
13. Sakit meningkatkan kualitas ibadah.
Rukuk-sujud lebih khusyuk, tasbih-istighfar lebih sering, tahiyyat-doa jadi lebih lama.
14. Sakit itu memperbaiki akhlak. 
Kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu.
15. Dan pada akhirnya sakit membawa kita untuk selalu ingat mati.
Yaa begitulah, terkadang sakit itu justru menjadi penyelamat dan pengingat, bahwa semua hal yang didunia ini begitu fana. Kita rupanya perlu melebarkan sudut pandang agar bisa memahami keseluruhan episode hidup yang sedang kita jalani; bahwa tujuan kita dihidupkan hanyalah untuk beribadah kepada Allah.
Siapapun kamu yang sedang sakit juga, semoga cepat sembuh. Syafakallah syifaan ajilan.
177 notes · View notes
mutiaravirgi · 5 years
Text
Jangan Tanyakan Mengapa
Tumblr media
Bila suatu hari nanti Tuhan mengizinkan kita bersama, jangan mengeluh bila aku sering mencuri tatap padamu. Jangan marah bila di lelahmu, aku terus memandangimu penuh senyuman. Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa Tuhan telah memberiku satu takdir yang takkan kusesali selamanya. Karena yang kucintai darimu hanya segala kesederhanaan yang ada padamu. Jangan tanyakan mengapa aku menulis seperti ini. Pada akhirnya, mencintaimu hanya menjadi ingin; memilikimu serupa memeluk angan.
587 notes · View notes
mutiaravirgi · 5 years
Text
“Orang yang begitu kucintai, ternyata kini ada yang memiliki. Dan sejauh apapun aku mencoba pergi, mengapa Tuhan selayaknya selalu menempatkan kami berdua di keadaan yang mengharuskan untuk bersama?”
— (via mbeeer)
610 notes · View notes
mutiaravirgi · 5 years
Text
Perempuan yang Dapat Menghargai Dirinya Sendiri
Dalam KBBI pengertian tentang menghargai adalah /meng·har·gai/ v 1 memberi (menentukan, membubuhi)  2 menaksir harganya; menilaikan 3 menghormati; mengindahkan 4 memandang penting (bermanfaat, berguna, dsb. Sesuai dengan konteks diatas, maka yang saya maksudkan adalah menghormati apapun yang ada dalam dirimu. Kebanyakan manusia akan minta untuk dihargai/dihormati oleh banyak orang, namun tidak menyadari bahwa yang seharusnya menghargainya terlebih dahulu adalah dirinya sendiri.
Menghargai diri sendiri adalah ketika manusia menerapkan prinsip-prinsip kehidupan yang baik dan benar untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, seorang wanita yang sudah beranjak dewasa sedang bepergian dengan teman-temannya sekedar untuk melepas kepenatan dari berbagai hal entah itu karena kuliah ataupun pekerjaan. Namun, wanita tersebut memiliki jam pulang yang sudah ditentukan, padahal ia sudah sangat lama tidak bertemu dengan mereka. Kira-kira apa yang harus ia perbuat? Bagaimana jika kalian berada dalam posisi wanita tersebut?
Wanita yang dapat menghargai dirinya sendiri akan patuh dan taat terhadap prinsip-prinsip kehidupan yang telah dijalaninya selama bertahun-tahun, meskipun banyak cobaan berselimutkan kesenangan. Teman-temannya mungkin akan berkata bahwa :
“Tunggu sebentar lagi”
“Kapan lagi kita ngumpul kayak gini.”
“Ah, ngga asik nih.”
Tetapi, yakinilah bahwa wanita yang tidak terpengaruh oleh dunia; justru akan ditakuti oleh dunia itu sendiri. Dalam setiap prinsip kehidupan setiap orang pastinya memiliki alasan yang kuat dibaliknya. Jika masih dikaitkan dalam konteks diatas, wanita ini memiliki alasan yang kuat bahwa :
“Malam semakin larut pertanda tidak baik jika wanita masih berkeliaran diluar sana.”
“Penilaian banyak mata disetiap kehidupan dapat menilai dan langsung menyimpulkan dari apa yang kita lakukan hanya baru sekali.”
Mungkin akan terlihat bahwa ini adalah peraturan yang kuno alias sudah basi. Prinsip yang pertama sangat menggambarkan bahwa wanita ini sangat menghargai dirinya sendiri, dimana benar-benar melindungi dari setiap ancaman dunia diluar sana. Semakin malam, dunia akan semakin pekat dalam gelap.
Prinsip kedua, mungkin ada yang mengatakan
“Ah, pusing amat sama komentar orang lain, ini kan kehidupan saya.”
Memang benar, jika setiap orang bertanggungjawab atas dirinya masing-masing; namun cobalah untuk menyadari akan hidup ini, setiap orang tidak akan mampu menjalani tanpa adanya orang lain. Bukankah rumah setiap orang saling berdekatan satu sama lain? Bukankah rumah selalu yang dibangun ada yang bersebelahan dan ada yang berhadapan? Itulah yang menggambarkan kehidupan manusia itu sendiri, dimana hidup selalu berdampingan antara satu dengan yang lain dan tidak jarang juga bisa menjadi bahan pembicaraan orang lain.
Ini bukan masalah menjaga image didepan banyak orang, tetapi untuk menjaga dirimu sendiri dari hal apapun yang tidak diinginkan. Dengan mengetahui bagaimana cara untuk menghargai diri sendiri, maka secara tidak langsung setiap orang yang berjumpa, berkenalan, maupun yang sudah mengenali kamu dalam jangka waktu yang singkat maupun lama akan mengikuti untuk menghargai setiap prinsip yang telah kamu jalani.
 Jadi, siapa yang seharusnya menghargai segala tentang dirimu?
Dirimu sendiri.
- Ferliana Harman -
31 notes · View notes