Tumgik
muridkecil · 3 years
Text
31 dan 27
Itu adalah angka usia saya dan istri di tahun 2021 ini. Rasanya kalau diingat-ingat, dan seringkali jadi bahan tertawaan kami setiap hari, dulu saya menikahi istri saya tepat sebulan setelah hari ulang tahunnya yang ke-22, lima tahun lalu pada tahun 2016. Muda sekali! Pantas saja kalau dulu labil sekali.  Apakah kami termakan kampanye menikah muda pada saat itu, kalau saya sendiri enggak, keputusan yang kubuat pada usia menjelang 26 tahun saat itu, sudah kupikirkan baik-baik, didukung dengan kesiapan yang sudah kucicil sejak beberapa tahun sebelumnya. Kalau istri, kayaknya dia terpesona dan terbujuk rayu sehingga mau menikah denganku saat itu. Hahahaa.. Kami pernah ngobrol beberapa bulan lalu, kalau bagi istri, fase Quarter Life Crisisnya bukan seperti teman-teman sebayanya. Dia baru mengalami krisis ketika di dalam pernikahan, mencari makna dirinya, perannya, tujuannya, dan lain-lain. Dan di kondisi tersebut, ternyata peranan memiliki pasangan yang terpaut usia agak jauh itu sangat membantu, ujarnya. Karena saat istri mengalami krisis, saya lebih stabil, lebih lempeng, lebih objektif dan logis. Dan lebih tenang menghadapi istri yang uring-uringan menjadi jati dirinya. Baru di usia 26 menjelang 27 ini, dia lebih bisa menerima semua kondisi, keadaan, lebih mengerti peran-peran yang mau diambil, tujuannya, dll. 
Kalau ada yang bilang bahwa menikah muda itu akan nge-skip fase krisis, enggak ternyata, dalam kasus kami. Menikah, di usia berapun, tidak akan menyelesaikan semua masalah hidup. Ia menyelesaikan beberapa masalah, tapi sekaligus menambah masalah. Apalagi, kalau kamu menikah dengan orang yang tidak tepat, yang tidak bisa diajak diskusi, diajak berpikir ke depan, pemalas, itu masalahnya akan makin banyak lagi.
Apakah dengan kondisi kami dulu, kami akan menyuruh-nyuruh orang lain untuk segera menikah, semuda kami dulu? TIDAK! Kalau kalian bisa memilih menikah dalam kondisi yang lebih stabil, khususnya secara kematangan emosi, itu akan lebih baik menurutku. Kami memiliki supporting system yang mungkin berbeda dengan teman-teman, bahkan ibunya istri menikah di usia yang mirip, jadi pengalaman itu diberikan ke istriku yang menikah di usia tsb.
Kalau semuda itu kalian ingin menikah, kata istriku,”Untuk teman-teman yang perempuan, carilah pasangan yang memiliki sikap lebih dewasa, karena kalian akan uring-uringan sama diri kalian sendiri. Apalagi, saat kamu melihat teman-teman sebayamu bisa bebas berkeliaran, tanpa memikirkan ngurus rumah dan anak, bisa sekolah lagi, keluar negeri, bekerja dengan penghasilan sendiri. Dan kamu tenggelam dalam urusan rumah tangga yang tak ada habisnya. Akan sangat merepotkan jika pasanganmu tidak cukup bijak dan dewasa menyikapi krisis yang kamu hadapi.”
Alih-alih mendukung dan mendorongmu untuk berkembang, malah mengekangmu semakin erat. 
Menikahlah saat kamu siap, berapapun usiamu itu bukan masalah. Carilah pasangan yang benar-benar bisa membuatmu semakin bertumbuh, yang bisa cukup bijaksana dalam menyikapi karaktermu, mimpi-mimpimu, dan semua hal yang nanti akan terjadi. Bangunlah supporting system yang kuat, kalau itu bukan keluarga terdekatmu, milikilah teman-teman yang banyak sekaligus baik. 
Betapa banyak di sekitar kami, rumah tangga yang berpisah, ataupun tetap berjalan meski sudah tak ada tujuan- demi anak- demi nama baik keluarga. Kita bisa belajar dari semua hal itu, untuk bersiap lebih hati-hati. Kita bisa belajar dari keluarga orang lain, jangan sampai mata dan batin kita tertutup oleh hasrat dan keinginan kita yang menggebu, tapi lupa untuk membawa  pelajaran-pelajaran penting yang bisa kita petik dari siapapun. ©kurniawangunadi
532 notes · View notes
muridkecil · 3 years
Text
Jangan Siakan
Pesan untuk lelaki yang sudah menikah. Seseorang yang saat ini berada bersamamu adalah seseorang yang dulu kamu pilih dengan sadar. Bahkan, dengan perjuangan. Orang yang menemanimu saat ini adalah orang yang dulu begitu dicintai oleh orang tuanya, diberikan semua yang ia butuhkan, diberikan keleluasaan untuk bergerak mengaktualisasikan dirinya, menjadi dirinya sendiri dengan segala mimpi dan cita-citanya.
Jangan sampai karena dia menikah denganmu. Hidupnya yang dulu berwarna, kini menjadi kelabu. Mimpi-mimpinya yang dulu selalu diupayakan jalannya oleh orang tuanya, kau belenggu, diikatnya hingga tak ada lagi harapan yang tersisa untuk mimpinya menjadi kenyataan. Alih-alih kita membantunya mewujudkan, malah mematikan.
Jangan sampai karena menikah denganmu, ia kehilangan dirinya sendiri hanya karena dituntut untuk terus menjadi seperti apa yang kamu mau. Mendiktenya harus ini dan itu. Mengerdilkannya dengan membuatnya semakin tak berdaya dan tak berarti. 
Kamu memang tidak mengikatnya dengan tali, tapi keberaniannya telah mati, hatinya telah mengecil, mimpinya telah hilang, dan kepercayaan dirinya telah runtuh. Menikah denganmu, bukannya menjadi bahagia malah sebaliknya.
Orang yang saat ini berada bersamamu, adalah orang yang dulu begitu diperjuangkan oleh kedua orang tuanya. Dibesarkan dari kecil hingga dewasa, saat kamu datang mengambilnya. Mungkin juga saat kamu berhasil memenangkannya, ada orang lain yang saat itu juga begitu mencintainya, memperjuangkannya, dan memperlakukannya dengan begitu terhormat. 
Tapi kamu tidak, merusaknya, menginjak-injak harga dirinya. Hingga ia tak lagi memiliki energi untuk menghadapi hari demi hari yang begitu kelam. Kamu telah menyia-nyiakannya. 
Jangan sampai, kita menjadi demikian.
879 notes · View notes
muridkecil · 3 years
Text
masa lansia seharusnya menjadi golden age kita kelak.
Tumblr media
Ketika mendengar frasa ‘golden age’, rentang usia mana yang kamu pikirin? Di usia 0–7 tahun yaa Bun biasanya kita didengungkan seperti itu.
Nah, namun, percayakah bahwa golden age ialah juga ketika kita berada di penghujung usia? Di usia 70 tahunan, mungkin?
Coba deh bayangin, kalau diberi usia hingga 70 tahunan, diri kita pada saat itu sedang asyik ngapain sih?
Berbicara soal standar, yaa paling ditandai dengan masa anak-anak yang mulai membangun rumah tangga mereka sendiri, kemudian beberapa di antara kita berhenti bekerja, kegiatan menjadi lebih pasif — yaa barangkali berkebun, dititipi cucu, nonton televisi, dan kegiatan slow mode life lainnya.
Apakah itu impian masa tua Andahh? Maka mari bergabung bersama Prundent*al!~~ Wgwg. Nggading. Tapi, to be honest, bukan seperti itu masa tua yang saya inginkan.
Webinar Ahad Movement seminggu lalu menguatkan prinsip dan impian akika sejak lama: bahwa jika diberi usia hingga lanjut, saya bukan tipe yang akan menjalani kehidupan pasif — saya insyaallah akan tetap aktif berkontribusi dalam lingkup masyarakat. (Mamak-mamak BM dan ambi sedari lahir macklum :p)
Mungkin simpelnya, mirip kayak Joe Biden yang di usianya yang udah eyang-eyang (78 tahun bunn), eh, kepilih jadi Presiden AS. Atau kayak Almarhumah Ibunda Jokowi (walau bukan fans, ehe) — yang tetap jadi advisor politik informalnya Jokowi sampai akhir hayatnya. Atau ustadh-ustadh deh kayak Gus Mus, misal, atau Aa Gym. Atau yang paling bener Rasulullah SAW yang masih tetap aktif berkontribusi di akhir hayatnya.
Intinya, di usia senjakala saya kelak (aamiin), saya ingin semakin menguatkan apa-apa yang sudah saya investasikan di sepanjang hidup saya, bersama dengan suami dan keluarga kecil kelak.
Adalah perkataan Ustadz Adriano Rusfi tentang golden age, yang mana saya akrab menyebutnya dengan panggilan Bang Aad. Dalam webinar Ahad Movement “Sistem Pendidikan Islam” (25 Februari 2021) beliau berujar, bahwa sepatutnya, dari hari ke hari amal shalih kita semakin gemilang. Bang Aad juga mengutip sebuah pepatah “Sungguh merugi jika hari ini lebih buruk atau bahkan sama dengan hari esok.”
Bang Aad juga menambahkan, bahwa ada tiga fase dalam pendidikan Islam (yang mana menurut saya ini universal pattern gitu, lho).
Di usia 0–15 tahun, ialah tahap untuk character building (membangun karakter) agar melahirkan manusia-manusia yang mukallaf (mampu diberi amanah), aqil baligh (kematangan akal sejalan dengan kematangan fisik), dan paham akan potensi dirinya. Istilahnya, value dasar seseorang harusnya kebentuk ya di masa ini.
Di usia 15–40 tahun, ialah tahap capacity building. Capacity building ialah masa dimana seseorang membangun kecakapan dan keahlian, untuk mampu mengaktualisasi diri dan potensi. Kalau yang saya tangkap, di masa ini kita berupaya mengasah jurus-jurus andalan yang sesuai dengan potensi diri.
Nah, ini dia. Life begins at forty. Pada usia di atas 40 tahun, sepatutnya menjadi fase Success Making alias membangun golden period dengan optimalisasi kinerja dan kemanfaatan untuk akhir hidup yang baik. Inilah fase dimana seseorang berada di peak performance dalam hal kebermanfaatan.
Bang Aad mendasari pendapatnya ini dari usia diangkatnya Muhammad bin Abdullah menjadi Rasulullah SAW, yakni 40 tahun. Selain itu, sepertiga waktu terakhir baik dalam hari, tahun, serta bulan Ramadhan — adalah sepertiga sisa waktu yang mengandung lebih banyak keberkahan.
Pertanyaannya, kalau sebelum 40 tahun udah berhasil, emang kenapa?
Ini juga sempat jadi salah satu track playlist pemikiran (cuileh) di otak saya, jauh sebelum Bang Aad memaparkan pendapatnya soal golden period dalam hidup manusia.
Saya jadi teringat pernah baca buku Originals, dari Adam Grant. Dalam bab “Fools Rush In”, justru orang-orang yang sukses di usia 20 tahunan, akan cenderung ‘kehabisan energi’ untuk meramu inovasi/sesuatu yang produktif dan kreatif. Tokoh-tokoh lain yang menginvestasikan pembentukkan kapasitas diri sebelum mereka berusia 40 tahun — cenderung nantinya akan menciptakan ‘breakthrough masterpiece’ yang terus menerus evolving ketika usia mereka mencapai 40 tahun.
Ada juga semacam sindrom being trapped-professional (Ini istilah saya aja, ya, disarikan dari pendapat Adam Grant). Kayak, “Gue udah terlanjur dikenal berhasil dalam bidang ini.” Terus jadi agak sulit untuk menciptakan inovasi yang breakthrough di penghujung usianya.
Sedangkan yang nge-delay success making-nya sampai usia 40, sudah menampung dan tahu pasang surut kehidupan — jadi bisa menavigasikan ilmu-ilmu kehidupan serta potensi dirinya untuk menciptakan sesuatu yang aduhay.
Mungkin bisa, si 20 tahunan yang udah berhasil ini, berhasil lagi, tapi barangkali butuh energi yang guede banget dan kuasa Yang Maha Kuasa ya.
Terus, kalau akika punya impian ketika udah tua ntar mau urus cucu, home-based grandpa/grandma — emang ngga bole?
Sebenarnya nggak ada larangannya juga kali ya, jikalau memang kelak mau jadi home-based elder— jadikan keberadaan kita di masa tua jauh lebih bermanfaat, tidak membebani orang-orang di sekitar kita. Dan sebenarnya, banyak juga ya, komunitas-komunitas di masa tua yang bikin kita semakin terenergikan — kayak banyak juga kaan komunitas-komunitas yang suka adakan acara sosial.
Sing penting hari ini harus lebih baik dari hari kemarin! Insyaallah.
Wallahu’alam.*** Ilustrasi dari sini.
325 notes · View notes
muridkecil · 3 years
Text
Menghadapi diri sendiri
Waktu seakan berputar begitu cepat. Tidak memandang siapa yang menggunakan aktifitas di jam tersebut. Begitulah yang kurasakan akhir-akhir ini. Kurasa waktu berlalu begitu dengan cepat, namun kesia-siaan yang kudapat karena waktuku ternyata terbuang tanpa bijak. Aku baru menyadari bahwa jam tidak pandang bulu dalam berputar, yang memanfaatkan waktulah yang akan beruntung, sedangkan yang menyia-nyiakan akan merugi serugi ruginya. Sungguh malang.
Ternyata menjadi seorang fresh graduate tidaklah mudah bagi saya. Apalagi jika orang tersebut belum siap terjun untuk jenjang pasca kampus yang sesungguhnya. 
Susahnya adalah ketika pencarian jati diri itu baru kita mulai setelah pasca kampus. Mencari sebenarnya diri ini maunya apa, concernnya kemana, bisanya apa dan berbagai hal lainnya.
Hari ini aku merasakan bagaimana susahnya mencari pekerjaan, aku memang baru mulai mendaftar di 2 perusahaan, tapi rasanya semakin aku cari posisi lain semakin aku bingung dan ragu arah ini.
Mungkin beginilah rasanya fase ini. tidak ingin banyak orang tau betapa sulitnya mencari. tapi kuusahakan semua akan baik baik saja, karena apa, karena ku yakin, ada yang Maha Kuasa diatas sana yang telah mempersiapkan skenario paling baik untuk hambanya ini.
Antara perseteruan hati dan alam pikir
Senin, 25 Januari 2021
0 notes
muridkecil · 4 years
Text
Semoga keberanian dan keberkahan selalu untukmu, pada gemuruh hati yang sampai saat ini belum tenang dan terobati, menyambut pagi dengan beban yang masih berat dan tidur malam yang tidak kunjung bisa mengistirahatkan hati. Semua akan ada beban dan ketakutannya masing-masing, sabar. Kelak kamu akan menjadi lebih hebat dan kuat tersebab beratnya beban hari ini.
Semua akan baik-baik saja, semua akan lewat masa sulitnya. Karena langit tidak selalu gelap dan penuh petir juga hujan, adakalanya ia terang dan berhias pelangi. Hidup tidak selalu susah dan perih, nanti akan ada indahnya. Luaskan sabarnya, lamakan sujudnya, dan langitkan doanya.
Semua akan berlalu, sabar.
@jndmmsyhd
895 notes · View notes
muridkecil · 4 years
Text
Perjalanan menemukan jati diri
Hari ini aku memberanikan diri, untuk keluar dari zona nyaman ku.
Sungguh rasanya berat, apalagi zona nyaman itu sudah cukup membuatku bahagia.
Terbesit oleh diriku bberapa hari yang lalu. Bahwa aku harus mencari info kampung inggris. Tidak tau dorongan dari mana, hingga akhirnya membuatku untuk membulatkan tekad. Oke aku berangkat insyaAllah.
Bak ceplok telur yang super dadakan, begtupun persiapanku. Dari mulai niat hingga persiapan lainnya, terhitung baru awal september.
Namun, bukankah jika semakin kutunda akan semakin banyak godaan dan diakhiri dengan pembatalan.
Oke baiklah. Aku sendiri yang memberanikan diri. Maka aku sendiri pulalah yang berhak bertanggung jawab penuh atas itu.
Ya Alah.. sungguh dimana aku berada, sejatinya adalah bumimu. Selalu ada Engkau yang akan menemani tiap saat.
Ya Allah.. hilangkan segala gusar, segala ragu, segala ketakutan.
Semoga Engkau selalu menjagaku, melindungiku dimanapun aku berada. ..
Sabar.. merantaulah, menimba ilmu lah, meskipun dirasa pahit, karena yang menanam pasti akan menuai.
Semoga Engkau mudahkan langkah ini dalam menimba ilmu-Mu.
Semoga banyak orang baik pula yang Engkau pertemukan 🥺
Tumblr media
0 notes
muridkecil · 4 years
Text
Dewasa bukanlah tentang Umur
Menjadi dewasa, mengerti lingkungan, nyatanya bukan persoalan umur.
Umur yang lebih tua blm bisa menjamin seseorang tersebut dewasa.
Dewasa disini adalah yang mengerti dan dapat membaca keadaan.
Contoh kecil adalah, Apa yang setidaknya belum beres, dibenahi terlebih dahulu.
Heran rasanya, ada orang orang yg tidak mengerti dan acuh dg keadaan. Padahal itu disekitar dia.
Bagaimana bisa dia se apatis itu.
Apakah iya hatinya sudah tertutup oleh banyak hal?
Inginnya apa yg menjadi miliknyalah yg aman, bersih.
Selagi bukan yauda masa bodoh.
Semoga bisa ada hidayah untuk nya.
0 notes
muridkecil · 4 years
Text
Mandiri
Nantinya bila nanti memang kau lah yang datang, atas izin-Nya, maka semoga diri ini sudah siap.
sudah lebih dewasa dari diriku yang hari ini.
sudah lebih bisa mengolah emosi dan amarah.
sudah lebih bisa mengolah rasa.
sudah mengetahui ilmu nya.
sudah lebih mandiri dan tidak merepotkan banyak pihak.
semoga nantinya, kamu adalah yang memang Allah takdirkan, yang Allah pilih menjadi pendamping terbaik untuk sama-sama berjuang menjemput ridho-Nya.
nantinya,
jikalau dirimu datang ke rumah dengan keadaan yang sederhana, tidak papa.
semoga hati melangit, meskipun keadaan hanya sederhana.
nantinya, semoga segala persiapan tidak merepotkan banyak pihak apalagi orang tua. tidak papa sederhana, se mampu nya kamu, yang penting berkah segalanya.
cukup dijadikan pelajaran pengalaman yang ada. kamu lebih dewasa dalam memaknai itu.
semoga dirimu tidak mengulang hal yang sama.
ya Allah, ampuni hamba, hamba tau hamba penuh dosa. malu rasanya banyak minta. hamba mohon ampun dan memohon ridhomu, semoga Engkau meridhoi setiap langkah ini.
Memang rasanya masih lama untuk mencapai tahap itu.
Tapi tidak papa, sebagai reminder untuk diriku agar tidak merepotkan orang tua.
YaAllah semoga Engkau beri kesehatan keapada orang tua ku, Engkau mudahkan urusannya, Engkau jaga mereka dg sebaik baik penjagaan.
6 September 2020
0 notes
muridkecil · 4 years
Text
Tumblr media
Alpha girl’s //-> Henry Manampiring
264 hlm
Buku ini ditulis oleh om piring di tahun 2015. Kemudian di cetak ulang yang ke tiga di tahun 2020 dengan beberapa penambahan. Om piring sendiri adalah praktisi marketing dan advertising yang telah lama menekuni dunia periklanan.
Dalam buku alpha girl’s sendiri terbagi menjadi 9 bab, dengan bab utama nya terdiri dari pengertian alpha female itu sendiri, alpha student, alpha friend, alpha lover, alpha professional, alpha look, alpha care. Di setiap bab nya di peruntukan menyesuaikan dengan keadaan pembaca, jika masih pelajar maka bisa memperhatikan dg baik terkait bab alpha student, begtupun alpha lover diperuntukan oleh mereka yang mulai ke jenjang yang kebih serius, pernikahan.
Sebagai pembaca, jujur saya sebelumnya belum mengetahui maksut dari alpha girl itu sendiri, namun ketika sudh mengetahui saya baru sadar, ternyata memang banyak sekali ragam karakter dari manusia sendiri, salah satunya alpha. saya senang membaca buku ini di bab bab awal. Dimulai dari bab alpha student hingga alpha friend. Mengapa? Karena memang sangat related dengan keadaan saya sekarang. Ada sedikit yang memang sangat menyentil saya pribadi sebagai student 😅. Saya agak menyesal kenapa tidak membaca buku tersebut sebelum saya mengecap bangku kuliah 😅 tapi yasudalah hehe semoga diri ini makin membaik
Di bab setelahnya yakni di bab alpha lover, saya pribadi tidak terlalu menfokuskan pada bacaan tsb, namun di bab setelah nya saya mulai menikmati tulisan tsb.
Penulis membawakan tulisan ini dg santai, dengan bacaan yang mudah untuk dipahami oleh setiap pembacanya. Namun suatu bacaan tetaplah bacaan, subjektif seorang penulis. Kalian sebagai pembaca yang banyak ragamnya, diminta untuk lebih kritis dalam menyikapi tsb. Mungkin dalam bacaan tsb ada yang tidak sesuai dengan dirimu, atau prinsip mu, its oke kamu tidak harus langsung menelan mentah mentah.
Buku tersebut secara tdk langsung mengajak kita, para wanita untuk lebih dewasa menyikapi segala hal, untuk tidak menye-menye, lemah, terlalu galau dengan hal yang remeh temeh. Wanita adalah makhluq yang sama-sama spesial nya dengan laki laki. Maka, jangan pernah merendahkan dirimu. Bersikaplah mandiri dan cerdas dalam mbaca keadaan.
Aku, kamu dan para wanita lainyya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan terus baik.
oleh: farah ayyun taqiya
#AprilBook
#BacaBuku
0 notes
muridkecil · 4 years
Text
Tumblr media
Perempuan Teduh //Harun Tsaqif
238 hal
Perempuan teduh/ Al mar ah as sholihah adalah buku ketiga yang telah dibuat oleh penulis. Buku ini terbagi menjadi beberapa bab yakni awan, rumah, pohon, jilbab panjang dan teladan yang meneduhkan. Sub bab dari bab tersebut relevan antara satu dan lainnya.
Sebagai pembaca yang notaben perempuan, jujur saya sangat suka bagaimana penulis mengetahui rahasia-rahasia wanita yang bahkan saya pun juga baru menyadarinya. Seperti sifat sifat wanita yang ingin diperhatikan, di dengarkan, di puji dan lainnya. Itu sebabnya yang menjadi daya ketertarikan sendiri bagi saya untuk ingin membaca terus dan terus di sub bab selanjutnya.
Dalam buku tersebut, bang harun secara tersirat menjelaskan tentang bagaimana sih perempuan yang meneduhkan itu, bagaimana seorang muslimah yang baik luar dalam untuk org org disekitarnya, serta bagaimana peran yg harus dia mainkan dalam negara ini.
Mungkin saya sudah pernah mendengar bebrapa kali terkait hal yang saya baca di buku ini mengenai perempuan, namun disini saya di ajak untuk intropeksi diri kembali, apakah diri ini sudh bisa memberi keteduhan bagi org orang yang berada disekitar? Atau malah memperkeruh segala suasana dg adanya diri kita?
Memang, perempuan di lahirkan dari tulang rusuk yang bengkok, yang sangat perasa dibanding laki-laki, yang mudah perasa ketika di kerasi. Namun, bukan berati perempuan teduh adalah mereka yang menye menye dan lemah, tapi merekalah yang bisa menjadi penyejuk mata memandang karena bagus akhlaqnya serta indah perangainya, yang menjaga diri dengan sepenuhnya, yang selalu berusaha taat pada robb nya serta mereka yang selalu mengusahakan yang terbaik untuk orang org disektarnya.
Merekalah yang nantinya akan menguatkan suami, akan membentuk anak anak peradaban yang luar biasa dan penyejuk hati.
Maka sudah pastilah peran kita amat penting. Ibarat dalam sebuah sinetron, maka diri kita adalah pelaku utama yang tdk bisa di gantikan, tugas kita banyak, pahala yang akan di dapat pun juga tersebar. Maka dari itu, mari kita belajar terus dan terus. Karena kita butuh asupan terbaik untuk menghasilkan yang trbaik pula.
Di akhir kisah, buku ini menceritakan ulang kisah kisah wanita yang luar biasa yang bisa menjaid maratus sholihah untuk lingkungan sekitar nya.
Buat aku, semoga Allah ampuni segala khilafku, Allah jaga lisan, hati dan segala tubuhku dari sifat tercela dan sifat yang dibenci oleh Allah. Semoga diri ini bisa menjadi pribadi yang makin baik, makin taat dan bisa menyejukkan hati kepada siapa saja yg bersamanya.
Aamiin.
Ahad 12 april 2020
Wfh/corona
#ReviewBuku
#AprilBook
0 notes
muridkecil · 4 years
Text
Toh, ini semua pembelajaran. sabar-sabar-ikhlas. Semuanya akan berlalu. Perlahan. Allah itu Maha Tahu apa yang seharusnya. evrthg will be fine girl. masalah waktu, semuanya akan selesai. banyak berdoa pada-Nya
0 notes
muridkecil · 4 years
Text
Rentang Kisah
karya: Gita Savitri Devi
Dalam karya pertama nya ini, lakon utama atau kita kenal dengan gitasav menyuguhkan bagaimana perjalanan hidupnya sejak umur 17 tahun. Dimulai dari bagaimana dia hanya menikmati hidup versinya. Hidup yang dia anggap sangat kekanak-kanakkan karena begitu besar ego nya pada saat itu. Apa-apa yang ia inginkan harus tercapai sesuai dengan yang ia mau, jika tidak maka dia akan memuncak emosinya.
Dia memulai cerita dalam buku yang dibuatnya dengan cerita tentang ibunya, yang ketika pembaca pertama kali maka akan penasaran bagaimana kisah gadis ini selanjutnya. Jujur penilaian pertama mungkin akan berfikir “how could, there was a girl like this” haha. Tapi ketika gitasav menyuguhkan cerita-cerita selanjutnya, bagaimana dia struggle dengan kondisi adaptasinya ketika berada di Berlin, bagaimana dia menghadapi segala macam cobaan yang sebelumnya belum pernah dia perkirakan, hingga akhirnya dia menemukan bagaimana dia seharsusnya bertindak dan bersikap. Poin tersebut yang saya suka, ketika akhirnya diri sendiri lah yang menemukan ritme untuk memahami segala hal, entah hal tersebut susah , suka maupun duka. Gitasav menunjukkan bahwa menjadi pribadi dia saat ini adalah karena campur tangan tuhan yang telah menunujukkan dan mengajarkan banyak hal melalui berbagai kisah dan pengalaman yang ia hadapi.
Saya suka bagaimana dia membawakan cerita, yang mungkin terkesan bercerita sederhana dan mudah di mengerti oleh pembaca, serta bagaimana gitasav menunjukkan kerja keras nya dan bagaimana dia memberi pandangan terhadap sesuatu.
Di akhir cerita dalam bukunya, dia menunjukkan sudut pandangnya tentang masyarakat Indonesia mengapa hingga sekarang stagnan belum maju. Masyarakat yang masih diliputi rasa ketidaktahuan namun tidak ingin mencari tahu solusinya, masyarakat yang mungkin tahu semakin banyak permasalahan saat ini disekitar, namun abai. Disitu gitasav menjelaskan bahwa PR besar adalah diri kita sendiri. Sebelum kita jauh menilai banyak hal, maka coba menilai diri kita sendiri, apakah diri kita ini sudah bisa memahami dan menyikapi hal-hal kecil disekitar kita dengan bijak atau belum, jika belum mari kita berbenah.
Buku ini mungkin didedikasikan untuk para pemuda yang juga penasaran bagaimana seorang gitasav bisa seperti saat ini. Buku ini secara tidak langsung menceritakan bagaimana personality seorang gitasav.
Tumblr media
0 notes
muridkecil · 4 years
Text
Hamba berlindung kepada-Mu ya robbi, dari berharap lebih kepada sesama makhluq.
Hamba berlindung kepada-Mu ya robbi, dari hati yang salah dalam niat. yang tidak tertuju untuk-Mu semata.
Hamba berlindung kepada -Mu ya robbi, dari bahaya lisan dan perbuatan hamba kepada sesama makhluq-Mu ya Robbi.
Hamba berlindung kepada-Mu ya robbi, berlindung dari diri hamba sendiri.
La haula wala quwwata illa billah.
0 notes
muridkecil · 4 years
Text
Masih Belajar
KARYA : IMAM USMAN
Iman usman lahir pada tahun 1991. Anak ke-6 dari 6 bersaudara yang kelimanya adalah perempuan semua. Menjadi seorang anak lelaki satu-satunya, lantas tidak membuat iman menjadi pribadi yang manja. Dia tumbuh dengan pengorbanan dan kerja keras yang tinggi. Mimpinya melangit, namun dia imbangi dengan usaha yang juga tidak kalah melangit. Semua nya dia usahakan tanpa banyak alasan. No excuses, kata iman.
Iman usman dikenal sebagai salah satu co-founder Ruang Guru, yang mungkin tidak asing bagi kita. Sebuah platform pendidikan yang akhir tahun 2019 lalu sangat gempar di stasiun televisi. Platform yang bisa digunakan oleh hampir seluruh siswa di seluruh penjuru Indonesia. yang ke bermanfaat annya tidak hanya di rasakan oleh anak-anak yang sekolah di kota metropolitan, namun juga anak-anak yang sekolah di pelosok negeri.
Iman tumbuh dengan berbagai nilai dan prinsip yang melekat padanya. Value (nilai) yang dia pegang yakni “I want to leave the world better than when I came”, gue ingin meninggalkan dunia yang gue tempatu dengan kondisi yang lebih baik dari ketika gue datang, begitu kata usman. Yang jelas, hidup dengan tujuan yang jelas, tidak asal mengalir begitu saja, namun punya arah yang jelas, mau kemana dan bagaimana. Iman percaya, apa yang dia dapatkan saat ini bukan sekedar kebetulan atau keberuntungan belaka, namun dibalik itu semua, ada usaha, kerja keras mati matian serta doa yang dia usahakan.
Mungkin sekilas ketika lo udah baca buku ini, lo akan berfikir, mungkin ini orang ambis banget dalam jalanin hidup. Namun, yang perlu di garis bawahi, ambis dia mengarah ke positif, dan coba kita tengok sisi positif apa yang akhirnya dia hasilkan untuk sekitar, sangat bermanfaat bro!.
Mungkin kebanyak isi buku Masih Belajar ini menceritakan kurang lebih liku-liku iman usman dalam mencapai mimpi dan angannya sekarang. Mungkin inilah hasil dari apa-apa yang telah dia usahakan sejak awal. Dia memulai start lebih awal dari pada yang lain, sehingga dia pun sukses lebih awal sekarang ini.
Pesan tersirat yang bisa kita ambil dalam buku ini adalah bahwa perubahan hidup menuju lebih baik, itu harus kita mulai dari diri sendiri. Apa yang kita baca, apa yang kita lihat, motivasi apa yang kita dengar, seminar apa yang kita ikuti, hanyalah sebuah wadah bagi diri untuk mengarahkan dan menunjukkan kita mencapai apa yang kita tuju. namun jika tidak kita imbangi dengan perubahan pada diri kita sendiri serta action  maka hal itu nosense, willnot give the change anything. So, start with yourself. Mulai dari dirimu sendiri, ayo bangun, bergerak, berbenah dan doing the best. Ingat Allah selalu melihat proses dan usaha hamba-Nya. Masalah hasil kita serahkan kepada yang d atas.
Tumblr media
1 note · View note
muridkecil · 4 years
Text
lama-lama sosmed hanyalah candu yang membosankan.
0 notes