Tumgik
miftahulfikri · 3 months
Text
Tumblr media
10 notes · View notes
miftahulfikri · 4 months
Text
Aku berpikir, bahwa mungkin kau adalah orang yang terakhir kalinya, yang Tuhan sudah genapkan untuk menyelesaikan apa yang bungkam sejak lama. Kau juga yang menyimak perlahan tanpa sekalipun memotong setiap kalimatnya.
Kau memang ditakdirkan untuk menyelesaikan.
Aku berani, sejak saat ini, mengatakan bahwa aku tak perlu mengatakan apa-apa lagi yang tersimpan dari hati. Semua sudah lunas tuntas dan tersimpan utuh. di tempat ini, di kuil terakhir ini.
Aku percaya, bahwa di pengujung harapku. Aku anggap aku sudah selesai untuk lebih fokus pada diriku sendiri.
Siapapun yang aku pilih, aku sudah selesai. Selesai dengan durjana sekaligus bangga.
Aku sudahi, aku merasa sudah lebih dewasa.
Berbagai tantangan ada di depan dan aku sudah ikhlas menutupnya dengan lisanmu yang tak banyak bicara.
Semoga ada kesempatan itu lagi, tanpa perlu mengulang banyak hal untuk diuji. Luka itu sudah terpigurakan dengan baik.
28 Mei 2023. [Reposted]
31 notes · View notes
miftahulfikri · 1 year
Text
Aku, di sebuah sore, melihat gemintang yang baru hendak naik dari singgasananya, pudar tipis di pengujung ironi tenggelamnya Sang Surya.
Hadir bersamaku déjà vu, pada titik rangkaian ingatan yang berakhir makin padu tentang bagaimana aku membingkai suasana pukul empat di berbagai tempat.
Tak ada yang berubah dari hal paling pasti di muka bumi, yang kita sadari bahwa semuanya berujung pada ke-ada-an sekaligus kehampaan, melampaui putaran waktu yang nyatanya diam-diam merampas kedigdayaan.
Kita makin tua, lemah, picik, mungkin juga tak beranjak menjadi bijaksana. Tahukah, bahwa ternyata mentari tiap pukul empat sore bisa jadi sama saja dengan puluhan tahun lalu sejak kita melihatnya sebagai alasan untuk melangkah ke suatu tuju dan berlandaskan pada sebuah nama?
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
19 notes · View notes
miftahulfikri · 1 year
Text
Perjalanan mengingatkan kita bahwa datang & pulang, begitupun pergi dan kembali adalah relativitas paling pasti yang ada di muka bumi.
Atas apa yang tinggalkan sebab kita niatkan untuk pergi, juga menunggu seseorang yang datang dan kembali mengantarkannya pulang adalah seindah-indahnya ironi.
Perjalanan juga jadi saksi bagaimana kita mengarungi waktu, detik yang tetiba berevolusi begitu cepat menjadi dekade. Kita bisa makin menua, tapi kadang kenangannya diam disitu-situ saja.
Sudah berapa sosok yang datang belakangan, tapi berakhir pada satu nama yang justru membekas lama di perasaan? Anehnya juga, ada seseorang yang didatangkan oleh Tuhan beribu kilometer jauhnya dan pernah menjadi sedekat itu hanya untuk mengajarkan arti patah hati.
Kenapa kita masih terheran-heran?
26 notes · View notes
miftahulfikri · 1 year
Text
Keputusanku untuk diam mematung saat tahu bahwa kau akan datang dan pergi di satu jalan yang sama membuatku berjudi dengan waktu; akankah sempat kau menyadari bahwa aku menunggumu dengan tulus, menjaga agar tak memalingkan muka terlalu serius? Agar apa, kau tahu sendiri, untukku bisa menutup hari dengan degup yang penuh disaat aku setidaknya bisa menangkap senyum tipismu dengan utuh.
Bukankah hanya itu saksinya, tentang bagaimana aku begitu sabar menyemai humus cinta? Beda cerita bila kau peduli dan membuatnya menjadi dua versi cerita. Akankah sudut pandangmu sama, yang ternyata bukan romantis tapi justru getir mengiris sebab terlalu realistis? Bah, menyakitkan betul cinta yang bertepuk sebelah tangan ini, apalagi semenjak kusimpan ia dalam diam bak luka tertabur garam.
Hanya Tuhan yang tahu, betapa aku sering mengutuk waktu hanya apabila perasaan ini terlalu limbung bila tak cukup buktinya dapat terdukung. Ingin rasanya cinta ini kukembalikan pada Yang Maha Memiliki, sebab untuk apa aku berdiri menantang angin bila sebetulnya kehadiranku pun tak kau ingin?
33 notes · View notes
miftahulfikri · 1 year
Text
Atas kemarin yang tak bergeming, juga atas esok yang entah kenapa terasa asing, kita akan duduk termenung bersama berbagai pengandaian yang hadir beberapa saat sebelum mata menutup hari.
Apakah hidup kita akan sama saja? Atau karena tidak akan sama, lalu apakah kita akan takut dan memilih diam saja?
26 notes · View notes
miftahulfikri · 1 year
Text
Terima kasih karena masih menulis, setidaknya hingga beberapa hari ini. Paragraf yang menuntaskan rindu, alinea yang mengentaskan sepi. Membacanya, membuat humus ingatanku makin subur laiknya saat kita berkenalan tempo hari, bertahun-tahun lalu, beribu kali timbul dan tenggelamnya matahari.
Terima kasih karena kau masih menjadi orang yang sama seperti yang kukenal, bukan soal ejaan usia melainkan pemikiran yang kunjung tajam dan dewasa. Meski kini jarang sekali bertukar sapa, sosokmu masih tersimpan seperti sketsa namun makin sempurna karena detak tulisanmu bak sebuah purwarupa.
Terima kasih, tak cukup baik aku menjelaskannya. Semoga kau masih ingin melanjutkan cerita dalam kata demi kata untuk waktu yang lebih lama.
33 notes · View notes
miftahulfikri · 1 year
Text
Terlintas dalam diri, betapa inginnya berpuisi sampai mati.
7 notes · View notes
miftahulfikri · 1 year
Text
Perempuan Yang Kau Patahkan Hatinya Itu.. Tuhan Titipkan Padaku
Aku memang datang di episode kehidupannya yang kesekian dalam angka. Terlambat melindunginya dari sergapan patah hati paling fatal yang tak pernah kuduga, sebab ia datang padaku dengan sembab dan serak yang paling sunyi di dunia. Tanpa banyak alinea, butuh waktu untuk membuka lapis-lapis cerita masa lalunya, yang tentu saja pada bagianmu kau robek entah sengaja atau tak sengaja. 
Kini, perempuan itu bersamaku, meluahkan peluknya yang dulu pernah pecah dan berserak dalam ruang paling hampa. Dengan setitik percaya, ia kumpulkan lagi nadi cinta yang sempat putus harap setelah ditinggalkan oleh kenangannya bersamamu yang penuh ratap. Sial, aku tak sempat meninju wajahmu. Terlalu jauh untuk kusalahkan, terlalu lama untuk kusesalkan. 
Kini, Tuhan menitipkan sosok itu padaku. Mungkin ini episode dimana cinta itu saling menguatkan, bukan? Aku pernah hancur juga, lalu membagi cerita dengannya dengan gumam penuh makna, menyiratkan hidup yang tak pernah sempurna dibelakangnya. Kupahami ternyata, cinta ternyata tak selalu soal “jatuh”, tapi juga “tumbuh” setelah patah berkali-kali. Tuhan paling tahu kenapa alasannya menitipkan perempuan ini padaku, dan aku membiarkan pula Tuhan menuntaskan balasannya atas perbuatanmu. 
Sampai bertemu di lain hari. 
180 notes · View notes
miftahulfikri · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Menulis, untuk memperpanjang akal dan ingatan.
#cinta
18 notes · View notes
miftahulfikri · 2 years
Photo
Tumblr media
@miftahulfk 
14 notes · View notes
miftahulfikri · 2 years
Text
9 PM
Weekday menuju weekend. Dari Senin menuju Minggu. Dari tiap ngecek email dan chat Whatsapp yang bersahutan, juga dari notif Linkedin yang selalu diutamakan.
Cuma Tumblr tempat buat melepas topeng. Makin ga ada orang yang tahu dan makin dikit yang pake ini, makin nyaman buat mengekspresikan apapun.
27 notes · View notes
miftahulfikri · 2 years
Text
Throwback.
Beribu-ribu wajah, kok cuma kamu yang pernah bikin aku resah? 
Aku beruntung sekaligus sial, sebab benteng pemisah kita begitu tinggi. Beruntung sebab aku setidaknya pernah mengatakannya padamu, di depan wajahmu, pada segenap keberanianku. 
Sialnya, tak ada tanggapan darimu. DIngin, lalu pergi sekelebat seperti angin. Tapi begitulah, perasaanku ternyata tak tersinggung. Aku tetap menyukaimu entah kenapa, meski rasa ini perlu disudahi juga pada akhirnya. 
Aku juga tahu, bahwa Tuhan sekali-sekali memberi pelajaran hidup lewat ‘candaan-Nya’ ternyata masuk akal juga. Tuhan memang satu, kitanya yang malah tak sama. Dari sana aku belajar lagi, bahwa menyatakan perasaan akan bermuara juga pada bagaimana cara merelakan.
Untukmu, aku takkan bersujud di sepertiga malam demi merayu Tuhan agar membukakan jalan, sementara aku belakangan tahu kalau justru itulah cara Tuhan mengajarkanku bagaimana caranya ikhlas dan menerima keadaan. 
Aku pulang dengan kiblatku, kau tenang dengan salibmu. 
Segaris batas yang kita sepakati tidak akan pernah diseberangi. Pandai-pandai saja mengambil makna, lalu pelan-pelan mengubur rasa. 
51 notes · View notes
miftahulfikri · 2 years
Text
Make tumblr tumblr again. 
Titip tulisan-tulisan kecil tentang perasaan disini, ya. Tak usah panjang-panjang. Seketemunya, seingatnya, & seperasaannya saja. 
22 notes · View notes
miftahulfikri · 2 years
Text
Aku seringkali bosan dalam diam, membiarkan waktu membunuhku. Lalu kunyalakan sebatang rokok, kuhirup dalam-dalam lalu kubilang, gantian sekarang waktu yang kubunuh. Impas yang ikhlas, ‘kan?
16 notes · View notes
miftahulfikri · 2 years
Text
Berkali-kali kehilangan adalah kepastian, tapi tak elok juga untuk terus menerus dijadikan alasan.
Sekecil apapun yang ada, waktu telah merekamnya untuk berada di sisi kita. Teruslah melapangkan dada, tak ada yang sebenar-benarnya milik kita.
23 notes · View notes
miftahulfikri · 2 years
Text
Go little rockstar.
Satu senyum mungil telah lahir dan bertumbuh bersamamu, sejak hari itu dan kusemogakan bertahun berikutnya pun selalu. Bagiku yang melihatnya dari kejauhan, cukuplah sosok lelaki kukuh nan tegar itu yang menjaga kalian berdua yang berbahagia. Aku akan menjaga langkah, takkan lagi ambil bagian. Mencoba melupakan, mengeringkan derai yang bertumpahan.
Dengan senyum itu, Kau mungkin akan lupa padaku. Hingga kuprediksi bertahun kemudian, si mungil itu akan besar dan dengan sadar bertanya kepadamu, “Siapa cinta pertama Ibu?” atau “Siapa cinta masa sekolah Ibu?” Ah, kiranya cepat kenangan itu menyergap. Barangkali sudah tak dapat lagi tereja nama lengkap, tapi Aku yakin bahwa pendaran ingatan itulah yang membawamu pada suatu sosok yang telah lama Kau kenal; Aku.
Tak apa, si mungil itu tak keliru bertanya. Kau bisa dengan mudah punya contoh untuk menceritakan padanya bahwa kehidupan itu adalah sejatinya perjalanan, akan ada dimana kau akan bertemu dan singgah sebentar bersama seseorang untuk merasakan sedikit rasa nyaman, hingga oh.. dunia akan mengajarkannya pilihan-pilihan yang mesti diambil secara sadar, baik itu salah atau benar. Maka, dari segala sebab musababnya, ada Aku dan Kau yang terpotret dalam cerita tak utuh bertarekat takdir yang tak bersua. Tak apa, tak perlu kau sebutkan namaku, cukup ceritakan saja dengan lapang dada.
Dan pada si mungil yang nantinya mendewasa ini, begitupun ia akan perlahan makan asam garam kehidupan. Takkan ada yang sempurna, takkan ada yang sepenuhnya kau bisa tentukan usaha dan hasilnya. Semua terekam misterius di skenario Yang Kuasa, maka jalanilah sepenuh dan sebesar pintu takdirNya. Biarkan ia bertumbuh dan menemukan arti sesal dan bahagianya sendiri. Begitupun tentang cinta, atas apa yang ada dalam semesta pikiran milik Ibunya, ada satu lelaki yang hingga kini masih bercerita tentangnya dari tiap bait ingatannya.
Kuatasnamakan rasa sayang di atas rasa sesal, semoga Kau mampu menerjemahkan pesanku. Dariku, yang bukan Ayahnya, tapi pernah diberi kesempatan lebih dulu menjaga Ibunya.
Go little rockstar!
19 notes · View notes