Tumgik
mataharihati · 7 years
Text
Rindu
15 notes · View notes
mataharihati · 8 years
Quote
When two hearts are connected, the pain that begins in one heart, ends up in other.
Yasmin Mogahed
2 notes · View notes
mataharihati · 8 years
Text
Dia sama sekali tak ragu akan isi hatinya Tapi tiba-tiba ia begitu khawatir jika Keyakinannya tak membahagiakan orang yang ada dalam doanya Keyakinannya menyakiti orang yang ada dalam pikirannya Keyakinannya menjadi beban orang yang ingin diajaknya berjuang bersama Sampai kapan keyakikannya mesti ia pertahankan, jika orang yang begitu diharapkannya tak merasakan kenyamanan atas keyakinannya?
1 note · View note
mataharihati · 8 years
Text
Air matanya tumpah Tangan kakinya gemetar Sujud terakhirnya basah Tapi ia yakin apa yang Allah takdirkan tak pernah tertukar
0 notes
mataharihati · 8 years
Text
Pandangannya kosong Pikirannya kalut Kesadarannya seolah-olah ada diambang batas Tapi bibirnya tak henti beristighfar Dirinya sadar Ujian itu Mungkin untuk menghapus dosa-dosanya Ujian itu Mungkin untuk menguatkan hatinya
1 note · View note
mataharihati · 8 years
Text
Hitungan tahun berganti bulan dan sekarang telah berganti minggu. Doa yang selalu aku pinta, semoga Allah meridhoi dan Allah jaga semuanya. Semoga tak hanya di dunia tapi sampai ke syurga. Aamiin..
0 notes
mataharihati · 8 years
Text
Menerima Kritik, Tanpa Menyodorkan Kaca
Salah satu hal sangat buruk yang sering dicontohkan oleh orang-orang tua di sekitar saya adalah :  ketika menerima kritik, mereka akan menyodorkan kaca pada orang yang memberikan kritik.
Contohnya seperti ini. Suatu hari misalnya ada anak sepupu yang bersikap tidak sopan pada orang tua. Lalu kita mencoba mengigatkan, “Mba, itu menurutku anakmu jangan banyak nonton sinetron biar tidak meniru tindakan kurang baik dari sinetron.” Lalu alih-alih menerima kritik, si saudara akan menyodorkan kaca dengan berkata seperti ini, “lah, lihat saja sendiri anakmu yang jarang belajar sampai nilainya jelek begitu. Kamu sendiri seperti itu kok ngingetin saya.” Dah!! Padahal antara kenakalan anaknya dengan jeleknya nilai anak orang lain tak ada sangkut pautnya.
Atau ini kejadian nyata. Suatu hari saya bertanya pada tetangga, anaknya lebih dulu bisa bicara atau berjalan? Karena jenis kecerdasannya bisa ditilik dari situ. Kata dia, dia tidak terlalu memperhatikan. Kata saya, kenapa tidak dicatat? Lalu dia bilang, “ya gak lah. Coba kamu nanti aku mau lihat apakah hal-hal seperti itu kamu catat? Tak lihat e!!” Seakan menantang apakah saya sendiri melakukan apa yang saya katakan. Dah!! Padahal ketidak aware an dia pada perkembangan anak tidak ada hubungannya dengan awareness saya pada anak saya nanti.
Kalau dilihat dari sisi logika, sepintas pelemparan cermin ke pelaku kritik memang nampak masuk akal dan kita sulit untuk membantah ketika berada di posisi si pengkritik. Tapi di sisi lain, for God sake, we will never be grow up if we do that, Bro Sis!! 
Saya lupa entah siapa, yang jelas seseorang berkata pada saya, bahwa cara seperti itu adalah cara yang kekanak-kanakan dan tidak dewasa. Sejak itu, saya menahan diri dari melakukannya.
Kritik orang lain atas kita, adalah satu hal. Sedangkan kekurangan orang lain yang mengkritik, adalah hal lain. Jadi itu dua hal yang berbeda. Jika kita tidak sepakat dengan kritiknya, boleh kita bantah dengan data dan fakta yang kita tahu itu benar. Bukan dengan menyodorkan kaca dan menunjukkan kekurangan si pengkritik yang tidak ada hubungannya dengan kekurangan kita.
Tak peduli siapapun yang melakukan kritik, jika apa yang dia katakan benar, maka terima saja tanpa embel-embel “dia sendiri begini dan begitu.” Seperti ketika seorang teman saya menyuruh saya sholat sedangkan dia sendiri tidak melakukannya. Apakah saya harus bilang begini, “lah kamu sendiri Atheis, ngapain nyuruh gw sholat?” Kan ini nampak benar, tapi lagi-lagi for God sake, antara dia mengingatkan saya sholat dengan keyakinannya untuk tidak sholat adalah dua hal berbeda yang tidak ada kaitannya.
Kita pasti sering mendapatkan kritik yang mendorong kita untuk menyodorkan kaca pada si pemberi kritik. Tapi coba deh berpikir, kalau kita melakukannya, kita tidak akan pernah tumbuh dewasa. Kita hanya akan menjadi orang tua yang punya masalah pada ego dan tidak pernah berkembang menjadi dewasa.
Mampu menerima dan memanage kritik, menurut saya adalah kecerdasan emosi yang luar biasa. Tidak semua orang bisa dewasa menerima kritik, setua apapun usianya. Terutama jika yang memberi kritik adalah orang yang usianya lebih muda darinya.
Sulit sekali memang, mampu menerima bahwa kita punya kekurangan yang dilihat oleh orang lain. Tapi seperti kata orang bijak, ketika kita menerima kritik dan kita defends, berarti kita punya masalah pada ego kita.
Selamat belajar memanage kritik in a smart way. Remember this, menyodorkan kaca pada si pemberi kritik is a stupid and childish way.
221 notes · View notes
mataharihati · 8 years
Text
Being a Superman
Beberapa hari ke belakang, timeline FB, path, IG dipenuhi sama curhatan sedih dan ucapan selamat tinggal buat tripletnya Song Il Kook dari mereka para pecinta reality-variety show asal Korea, The Return of Superman. Dua tahun terakhir, saya liat ini acara emang lagi booming. Bukan cuman di Korea, tapi juga di seluruh penjuru dunia (kayaknya), termasuk di Indonesia. Dan saya termasuk salah satu yang nonton acara ini.
Dulu pertama kenal sama acara ini waktu tingkat 4 kuliah, di tengah-tengah kesibukan merampungkan TA. Awalnya sih gak ada tanggapan berlebih, biasa-biasa aja. Tapi lama-lama, setelah kepo beberapa episode di Yo*tube, ternyata rame oge. Haha. Dan akhirnya terus bertahan mengikuti episode-episodenya sampe sekarang.
Karena tak mau “teracuni” sendiri, saya coba hasut istri gradually waktu itu. Dengan kasih cuplikan, share episode, dan cerita tentang apa yang menarik dari beberapa episode waktu itu. Ternyata eh ternyata, dia terhasut! Wakaka. Istri jadi keranjingan nonton juga sampe sekarang. Bahkan dia jauh lebih update dari saya.
Menurut saya, overall, selain entertaining, acara ini cukup edukatif. Di beberapa episode, bahkan kasih banyak inspirasi. Tentang ragam interaksi yang bisa dilakukan seorang ayah terhadap anak-anaknya. Selain inspirasi buat punya anak kembar. Mengedepankan sisi yang mungkin selama ini dianggap biasa atau bahkan dipandang sebelah mata dalam dunia parenting: peran ayah. Baru pertama kali liat jenis variety-reality show kayak gini. Entertaining yet educating.
Di antara semua anak yang main di sana, dari awal tau sampe kemarin triplet hengkang, kami termasuk yang ngefans sama Song Triplet. Itu juga sebenernya yang jadi salah satu inspirasi kami menamai anak kami Daehan. Haha. Buat kami, the way Ilkook educate his children is unique. Selain itu, menyaksikan keberagaman sifat dan perilaku triplet juga jadi kegemasan tersendiri. Selalu ada cerita dan diskusi diantara kami setiap kali selesai nonton aksi-aksi mereka.
Sebenarnya ada beberapa hal yang ingin saya highlight dari acara ini. Spesifiknya, dari episode-episode Song Triplet. Tentu apa yang ada dalam acara ini bukan sepenuhnya jadi pedoman interaksi ayah-anak dan lagian gak serekomendasi itu juga buat diikuti. Tapi dari sejauh episode-episode yang saya tonton, saya menangkap banyak hal yang bisa dijadikan hikmah dan bahan renungan sebagai seorang ayah.
First thing first, saya kagum dengan semua ayah yang main di acara ini. Mereka somehow bisa bertahan ditinggal istrinya selama kurang lebih 48 jam, mengurusi anak-anaknya yang usianya di bawah balita, dari bangun tidur sampai tidur lagi. Ini keren!
Entah sayanya yang cupu atau bagaimana, atau mungkin para ayah yang punya bayi di bawah umur balita juga merasakan hal yang sama; mengurus anak seusia toddler tanpa bantuan istri itu sungguh sesuatu haha. Saya palingan durasi terlama bareng Daehan tanpa istri cuman setengah hari. Itu juga udah lumayan rempong. Gak kebayang kalo 2 hari bareng Daehan tanpa istri bakal kayak gimana. Wakaka. Keren juga ya seorang istri bisa menej semuanya. Istri saya pernah saya tinggal seharian, pas pulang saya lihat rumah aman-aman aja tuh. Daehan anteng, rumah rapi, makanan sudah siap tersedia.
Di sisi lain, saya jadi mikir, skill mengasuh anak sedari bayi memang harus dimiliki oleh seorang ayah. Terlepas dari istrinya sekolah/kerja atau gak. Kalo berkaca sama para superman ini, anak-anak mereka mampu bertahan lama bermain sama ayahnya tanpa ibunya selama dua hari menunjukkan kalo ikatan emosional antara ayah-anak sudah cukup kuat. Dan menurut saya, ini yang seharusnya jadi goal buat para ayah terhadap anak-anaknya: bonding yang kuat sama anak. Karena perkembangan anak bukan hanya tanggung jawab ibu. Justru ayah yang punya andil besardalam perkembangan motorik, sosial-emosional, dan kecerdasan sang anak. Kalo kata bunda Elly Risman, solusi permasalahan-permasalahan anak cuman satu:
Kembalikan tahta kerajaan keluarga pada Ayah!
Ayah bukan hanya seorang dermawan yang kerjaannya cuman kasih uang doank. Ayah juga bukan supir yang antar-jemput anak sekolah doank. Dan ayah juga bukan cameo yang muncul sesekali sesaat sebelum anak tidur dan berangkat sekolah doank. Ayah adalah sutradara, guru, teman, teladan, dan supeman untuk anak-anaknya. Dan untuk menjadi itu semua, tak bisa hanya mengandalkan interaksi sesekali aja. Tapi juga harus terlibat dalam pengasuhan dan pendidikan anak di lapangan. Karena amanah suami dan ayah adalah memberikan tiket untuk istri dan anak-anaknya ke syurga. Kalo ia hanya berpangku tangan dan gak fully make sure semua on the right track, bagaimana bisa amanahnya terselesaikan maksimal? *NTMS
Satu hal yang saya dan istri kagum dari Song Triplet adalah mereka punya manner yang cukup baik (menurut kami). Saya jadi wondering bagaimana pola asuh keseluruhan mereka di rumah. Ayah artis, ibu hakim, weekdays kerja dari pagi ampe malem. I guess, sebenernya waktu mereka bersama anak-anak mereka gak sebanyak pada umumnya. Tapi mereka bisa tetep keep in touch sama anak-anak mereka. Saat bareng bapaknya mereka deket, saat bareng ibunya juga mereka deket. Dan saat bertemu orang lain, mereka tau harus ber-manner seperti apa.
Sebenernya saya melihat kemiripan mereka dengan kondisi kami sekarang, dimana kami berdua tidak selalu bersama Daehan selama waktu tertentu di weekdays. Dan juga sebuah kenyataan kalo istri terlihat jauh lebih sibuk (dari saya) haha. Dengan kondisi seperti itu, mereka masih tetep bisa mendidik anak mereka dengan baik. Saya pikir, pasti ada pola kordinasi pengasuhan antara mereka. Sejujurnya ini yang menjadi topik diskusi kami saat ini. Bagaimana di tengah keterbatasan yang ada kami mampu mengatur peran antara kami berdua, agar Daehan tumbuh menjadi anak cerdas juga punya manner yang baik.
Ide-ide Ilkook dalam memperkenalkan banyak hal pada anak-anaknya perlu dikantongi. Kalo sejauh yang saya lihat, prinsip dia adalah kenalkan dengan berbagai macam hal dan buat memori bersama anak-anaknya sebanyak mungkin.
Dipikir-pikir bener juga sih. Dalam menumbuh-kembangkan anak dari berbagai macam aspek, anak perlu dikenalkan dengan berbagai macam hal agar banyak sinapis yang terhubung ke neuron si anak sehingga cakrawala sang anak menjadi luas. Juga dikenalkan dan diajarkan berbagai macam nilai dan norma. Terutama nilai-nilai keislaman. Dari sana, kecerdasan dan manner anak bisa dibentuk dan dikembangkan. Tentu dengan bimbingan intens dan kontinu dari orang tuanya, terutama dari ayah sang lokomotif keluarga.
Melihat pendidikan anak yang ㅡsadar tak sadarㅡsangat kompleks, peran ayah benar-benar krusial. Untuk meng-habit-kan sesuatu, perlu kedisiplinan dalam membangun kebiasaannya. Kelembutan dan motor-mouth nya ibu tidak cukup untuk membangun kebiasaan. Perlu ketegasan dan father’s unique way nya ayah. Seperti misal aturan “5 menit menghadap tembok” dan “saling berpelukan setelah semua usai” nya Ilkook sewaktu anak-anaknya berkelahi. Penerapan disiplin seperti ini (salah satu contohnya) tidak akan memberi efek besar jika tidak dilakukan oleh ayah langsung.
Inspirasi dari tayangan ini, sedikit banyak mengubah mindset saya tentang peran seorang ayah. Menurut saya, ayah yang keren bukanlah yang mampu membawa uang banyak ke rumah dan membelikan anak-anak ini dan itu. Tapi, ayah yang keren adalah ia yang sangat dekat dengan anak-anaknya. Hingga di masa depan nanti, punggungnya jadi tujuan anak laki-lakinya, dan sosoknya jadi idaman anak perempuannya.
Dan untuk menjadi ayah yang keren, masih banyak yang perlu diselesaikan. Masih banyak buku yang harus dibaca, ilmu yang harus diserap, target-target pribadi yang harus dicapai, skills yang harus diasah, hal baik yang harus dibiasakan, dan segala hal tentang diri sendiri yang harus dirampungkan.
Men, ternyata banyak juga ya peernya. Tapi karena kita sedang bicara tentang keteladanan dan proyek jangka panjang hingga akhir hayat, maka memang itu semua adalah harga yang harus dibayar. Menyediakan waktu khusus interaksi dengan anak di luar waktu kerja dan terus meningkatkan kapasitas diri sebagai seorang teladan mungkin sulit, tapi sangat worth it untuk masa depan anak kelak.
Yap, for those who want your children grow up to be a wonderful human being, being a superman is a must!
Zaky Amirullah | 15 Februari 2016
170 notes · View notes
mataharihati · 8 years
Text
Hahaha. Astaghfirullah.. Ada ada aja..
Repotnya Jadi Suami [Intermezzo]
Istri : Mau dimasakin apa nanti malam? Suami: Terserah.. Istri : Jangan bilang terserah donk, bikin bingung yang mau masak aja.. Suami: ya udah.. opor ayam Istri : Tapi ayam lagi mahal.. Suami: Oreg tempe kalau gitu Istri : Tempe di Mang Soleh ngga enak. Kedelainya hancur Suami: Atau sambel sama telor juga aku udah seneng Istri : Cabe harganya gila-gilaan Suami: ya udah beli aja di warung padang, praktis Istri : *sensitif* Kamu tuh ngga bisa menghargai aku. Aku pingin masakin buat suami, malah disuruh beli. Bilang aja masakanku ngga enak. Iya kan? Suami: ‪#‎putusasa‬ ‪#‎gigitwajan‬
Istri : Ayam ungkep enaknya pake sambel nih pah, mau disambelin apa? Suami: *belajar dari pangalaman. Pantang bilang terserah* Sambel tomat aja.. Istri : Tomatnya ijo-ijo nih..asem.. Suami: Sambel terasi deh kalo gitu Istri : Yaa…terasinya habis pah Suami: Udah sambel mentah aja.. Istri : Ih papah..bikin sakit perut tauk..sambel teri aja ya? enak Suami: Kan aku alergi teri mah..yang lain deh Istri : Papah nih susah banget sih, mau dibikinin sambel aja protes mulu.. Suami: ?????? ‪#‎nelenterihiduphidup‬
Istri : Pah, libur panjang nih..enaknya kemana ya? Suami: *tetap pada prinsip anti bilang terserah* Ke pantai aja yuk mah Istri : jangan ah..banyak ubur-ubur Suami: Atau kita nyewa villa di puncak? Istri : Musim ujan..jalanan licin Suami: ke kebun binatang? Istri : Capek muterinnya… panas Suami: *sambil elus rambut istri* gimana kalau di rumah aja..nyobain resep baru mamah? Istri : Tuh kan..kalau diajak liburan pasti ujungnya di rumah aja..ngga modal banget sih pah nyeneng-nyenengin istri? Suami: ‪#‎ngunyahbukuresep‬
Istri : Pah, itu pasangan njomplang banget deh Suami: Mana? *antusias* Istri : Itu.. yang lagi belanja baju..istrinya cantik menjulang kaya model, suaminya kok bantet gitu ya pah.. Kalau menurut papah, suaminya beruntung ngga? Suami: ya jelas donk.. Istri : *drama dimulai* Papa sepertinya ga beruntung ya punya istri aku..udah ngga tinggi, ngga putih, ngga cantik..iya kan? Suami: ya engga donk sayang..papa beruntung banget punya istri kamu.. Istri : Kalau beruntung, lalu kenapa papa ngeliatin wanita itu mulu? Suami: loh katanya suruh ngeliat? ‪#‎diare‬
Istri : Ish, pasangan itu engga banget deh Suami: *trauma* Istri : Papaaah.. kok melengos sih..lihat donk..itu lhoo suaminya ganteng imut kaya sahrul gunawan, istrinya kok tua bener ya pah? Suami: *nengok sekilas* Hmm… Istri : papah kok nggak komentar sih? Pasti papah ngerasa senasib kan sama bapak-bapak itu? Iya kan? Papah ganteng, imut, awet muda, sedangkan mamah cepet tua. Iya kan? Udah deh ngaku aja.. Suami: ‪#‎stroke‬ 
Dialog di atas ditulis oleh : Wulan Darmanto
Pelajaran
Perempuan itu rumit yak(?) Ya Rabb, jika nanti sudah tiba saatnya, jadikan kami-kami yang laki-laki ini seseorang yang paling sabar dengan tingkah polah istri yang mungkin kadang bikin gemes dan bikin pengen gigit bantal >.<. Lembutkan tutur kami saat menasehatinya, saat berusaha memahami perasaannya, juga mampukan kami untuk hadirkan senyum di wajahnya saat dia lagi sensi dan suka manyun. Surabaya, 6 Februari 2016
396 notes · View notes
mataharihati · 8 years
Quote
Hidup seorang mukmin adalah pembelajaran yang tak kenal henti. Nilai dirinya bukan pada banyaknya harta yang ia kumpulkan, tetapi pembelajaran kehidupan yang ia dapat dari amal yang dilakukan.
Ust. Salim A. Fillah
2 notes · View notes
mataharihati · 8 years
Photo
Tumblr media
We have enjoined on man kindness to his parents; in pain did his mother bear him, and in pain did she give him birth (46:15)
3K notes · View notes
mataharihati · 8 years
Quote
cara paling sederhana dalam menjaga perasaan orang lain adalah dengan memelihara perasaan diri sendiri.
sekaligus paling rumit. bukankah memelihara selalu lebih sulit daripada memulai dan mendapatkan? (via prawitamutia)
530 notes · View notes
mataharihati · 8 years
Text
minggu lalu iDS dapat undangan untuk presentasi kejar.id di depan seluruh kepala sma yang akan ikut unbk (ujian nasional berbasis komputer) se-kota bogor. saya hadir bersama Ibu dan tim kami.
surprisingly, saya ketemu sama pak D. beliau adalah guru kimia saya di sman 3 bogor yang ternyata telah dipindahtugaskan menjadi kepala sman 9 bogor lima bulan terakhir.
pak D masih ingat saya–karena pak D ini kesiswaan dan saya termasuk “banyak ulah” selama sma. waktu sma, saya sampai pernah ke rumah pak D. *bahagia loh diingat sama guru meskipun karena nakal waktu itu. haha.
kami mengobrol banyak. saya seperti diwawancara lebih tepatnya. “jadi habis pertukaran pelajar kuliah di mana?” “sekarang kerja di mana?” “ada rencana s2?” saya jawab satu per satu. lebih banyak, sejujurnya saya promosi apa saja produk dan jasa iDS. “duh, mut, Bapak merinding. selalu bahagia kalau melihat murid-murid Bapak sukses. nanti tolong bantu Bapak ya mut ngerapiin lab dan jaringan sekolah.”
“jadi calon kamu orang mana?”
nah yang ini saya berpikir untuk jawab atau tidak, “lahir dan besarnya di jakarta Pak. tapi keluarganya dari jogja.”
“wah, sudah ada. sudah ada harinya?”
“iya Pak. insyaAllah kalau nggak sabtu minggu,” nggak-lah. saya bilang tanggalnya kapan. lalu Pak D semangat sekali bilang, “insya Allah saya datang ya mut.”
“Bapak mau cerita. Bapak sayang sekali sama istri Bapak.” saya tau apa yang akan datang selanjutnya–nasehat pernikahan. yang selalu saya dengarkan dengan sangat senang hati dan hati-hati dari siapa saja.
“dalam sebulan itu, mungkin Bapak cuma sekali nyendok nasi ke piring sendiri. selebihnya si Ibu yang nyendokin.”
oya?
“kalau Bapak mau mandi, si Ibu yang nyiapin anduk sama semua baju. bahkan odol udah diolesin ke sikat gigi.”
saya cengo.
“si Ibu itu paham sekali kalau surganya ada sama saya. caranya cari pahala nggak aneh-aneh, nggak neko-neko–melayani suami. baru melayani anak-anak, baru ngurusin diri sendiri. dsri bangun tidur sampai tidur lagi isinya melayani saya.”
“gitu ya Pak.”
“banyak perempuan yang ngedeketin Bapak mut. tapi semua Bapak tanggepin dengan senyum aja. nggak ada yang lebih baik dari si Ibu. kuncinya, jadi istri, memang harus melayani suaminya mut. laki-laki itu sangat egois. kalau di rumah dia nggak dapet suguhan minum dari istrinya, lalu di luar ada yang melakukan, wah itu sumber petaka. laki-laki mana yang nggak kelepek-kelepek disuguhin minuman. meskipun soal minuman itu cuma satu kebaikan yang dimiliki si perempuan di luar. dan satu-satunya yang nggak dilakukan istrinya di rumah. laki-laki mah gelap mata soal begituan.”
“iya Pak. ibu saya juga pesan begitu.”
“dan satu lagi, si Ibu nggak pernah minta. nggak pernah nuntut apapun. nggak soal uang, nggak soal waktu, nggak soal perhatian.”
wehe. duh saya demanding banget anaknya gimana dong.
“jangan sekali-sekali minta sama suami kamu. apapun yang diberikan, terima. sedikit atau banyak, terima. kalau suami lagi bosan dan menjauh dari kamu, biarin saja. tapi tetap tunggu dan tunjukkan kalau kamu selalu ada untuknya. kalau dia mendekat ke kamu, dekatilah lebih dari dia mendekat.”
saya manggut-manggut.
“laki-laki itu egois sekali, mut. perempuan yang harus mengalah. dan di sanalah surganya perempuan. sayangnya banyak perempuan yang nggak ngerti tentang ini jaman sekarang. kalau ada hubungan pernikahan yang gagal, misalnya laki-lakinya menikah lagi, nggak selalu laki-lakinya yang salah loh mut.”
hmm.
“laki-laki butuh istri yang cantik. tapi lebih dari itu, laki-laki lebih butuh istri yang melayani. kecantikan fisik selalu kalah sama pelayanan yang tulus.”
terima kasih Pak. insyaAllah saya nggak insecure lagi soal cantik nggak cantik. asal saya bisa melayani ya Pak.
“nah, banyak juga laki-laki yang nggak tau surganya.”
“apa Pak?”
“sedekah yang paling utama adalah kepada istri dan anak-anaknya.”
insyaAllah mas yunus tau tentang ini, kata saya dalam hati.
lalu rapat dimulai. selalu bersyukur setiap mengobrol tentang hidup dengan guru-guru yang sesungguhnya memang guru. ternyata di bumi manapun, menjadi guru adalah menjadi teladan dalam segala aspek kehidupan.
486 notes · View notes
mataharihati · 8 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
by  pocky poki poki
2K notes · View notes
mataharihati · 8 years
Photo
Tumblr media
CINTA DAN SUDUT PANDANG
Yang sering luput kita sadari dalam ‘mencintai’ adalah bahwa harapan-harapan yang kita reka dalam kepala kadangkala mengacaukan sudut pandang kita.
Misalnya dalam hubungan rumah tangga atau relasi kita dengan orangtua. Sebagai manusia, tentu kita ingin dicintai dengan cara tertentu, tergantung imajinasi masing-masing. Sayangnya, orang lain, suami atau orangtua, misalnya, mungkin mencintai kita dengan cara yang berbeda.
Jika hal itu terjadi, mungkin kita kecewa, kita merasa hidup kita tidak bahagia, atau membuat kita mengandaikan ‘kehidupan yang lain’ yang sama sekali tidak kita miliki. Padahal, jika kita sadar: Hanya karena seseorang tidak mencintaimu seperti cara yang kamu inginkan, tidak berarti ia tidak memberikan segala yang terbaik yang dimilikinya untukmu!
Maka, di sini, cinta selalu memerlukan banyak sudut pandang: Seandainya engkau bisa tahu seberapa besar dan seberapa dalam perasaan seseorang dalam mencintaimu, kau akan kehilangan semua cara untuk mengucap syukur dan terima kasih.
Mari memberi jarak pada harapan yang berlebihan, karena seringkali harapan-harapan adalah pengalih perhatian, bukan?
Surabaya-Malang, 17 Januari 2016
FAHD PAHDEPIE
197 notes · View notes
mataharihati · 8 years
Text
kehadiran
kebanyakan dari kita kesal sama teman yang hadir saat kita senang saja, tidak saat kita sedih juga. kebanyakan dari kita kesal sama teman yang menghadirkan kita saat sedih saja, tidak saat senang juga.
kita lupa bagian bahwa menjadi teman sejati adalah hadir di setiap musim, yang seringkali bermula dari kehadiran saat tidak ada yang hadir, bukan saat kita senang atau saat sedih.
senang dan sedih hanyalah ukuran-ukuran perasaan yang mudah berganti. seperti jejak pasir yang dihapus ombak, atau balon sabun yang pecah saat terbang terlalu tinggi. tak peduli saat senang atau sedih, teman sejati adalah yang selalu hadir–dan menghadirkan.
bukan hadir sering-sering, melainkan hadir utuh-utuh. adalah yang saat ada atau tiada, adalah yang dapat datang atau tidak, tetap hadir di hati kita. dan menghandirkan kita dalam doa.
*teruntuk sahabat-sahabat yang beribu-ribu kaki jaraknya dari saya, yang tak dapat datang namun menghadirkan saya melalui doa dengan ketulusan yang tak terhingga: you do matter to me, too. thank you. :’)
*teruntuk sahabat-sahabat yang datang dan menghadirkan diri melalui apapun: i couldn’t ask a better you. thank you. :’)
173 notes · View notes
mataharihati · 8 years
Text
hakuna matata
hidup ini biasa-biasa saja. hidup ini bukan rangkaian kekhawatiran seperti yang kita kira. kita tidak hidup dari satu kekhawatiran ke kekhawatiran lain, tidak. kita hidup biasa-biasa saja.
hidup ini bukan kekhawatiran, hanya manusianya saja yang memiliki sifat suka khawatir dan mudah mengeluh. Allah memang menjadikan manusia demikian.
tapi bukan, rasa khawatir ada bukan karena Allah terus-terusan menguji manusia, melainkan karena Allah juga tau bahwa manusia adalah para pelupa.
tidakkah seringkali rasa khawatir yang mendekatkan kita pada-Nya? tanpa rasa khawatir, bisa jadi kita merasa serba bisa?
hakuna matata, sayang. jangan khawatir. meskipun khawatir itu sifat dasar manusia, rasa khawatir itu dari setan datangnya. ingatlah selalu siapa musuh kita yang sebenarnya. bukan rasa khawatirnya, melainkan setannya.
berdamailah dengan segala jenis perasaan, termasuk perasaan khawatir. karena kita manusia, kekhawatiran memang tak ada habisnya. jangan tunggu kekhawatiran berkahir, keluarlah dari kekhawatiran kita.
perangi setannya. hakuna matata.
231 notes · View notes