Tumgik
longlivewithshale · 29 days
Text
Don’t let anyone who hasn't been in your shoes tell you how to tie your laces.
k.b. // unknown
16K notes · View notes
longlivewithshale · 1 month
Text
Life must go on.
Kalaupun hari ini nangis tersedu-sedu, memikirkan tentang masa depan, tetep aja besok berjalan dengan semestinya. Bumi masih berputar di porosnya, abang-abang nasi goreng depan komplek masih tetep jualan, Spotify fungsinya masih untuk mendengarkan musik, bunda masih harus buat sarapan untuk kakak dan adik. Jadi apa salahnya buat menunjukan apa yang dirasa? 
Kalau dijelaskan oleh kalimat lainnya mah, Istirahat aja kalau emang capek, nangis kalau emang nyakitin, ketawa kalau emang lagi bahagia. Gausah menutupi perasaan yang lagi di rasain, expressing how we feel adalah salah satu bentuk usaha untuk menyayangi diri sendiri. Ga Ada salahnya juga toh kita sebagai manusia buat ngerasain hal yang memang sangat normal untuk dirasakan, kan? 
1 note · View note
longlivewithshale · 1 month
Text
“Never apologize for how you feel. No one can control how they feel. The sun doesn’t apologize for being the sun. The rain doesn’t say sorry for falling. Feelings just are.”
— Unknown
2K notes · View notes
longlivewithshale · 1 month
Text
Dua Puluh Tiga April 2024.
Aku suka membaca, tapi tak begitu. Buku layaknya ilmu yang dapat diambil dari berbagai sudut pandang. Di setiap buku, akan selalu ada kesimpulan berbeda dari setiap pembacanya. Layaknya suatu cerita tentang jatuh hati, akan ada dua perspektif berbeda dari pembaca; “ini harusnya ga berakhir kaya gini.” “Nggak juga, menurutku ending mereka untuk memperbaiki dirinya masing-masing itu jalan terbaiknya”. Terkadang, perbincangan kecil tentang akhir dari sebuah buku, dapat membuat pikiran jadi lebih terbuka. Karena pasti akan banyak kesimpulan yang orang-orang punya. Oleh karena itu, di setiap buku yang baru saja kubaca, aku akan selalu mencoba mengambil kesimpulan dalam makna dari buku tersebut.
Menurutku, buku dan musik adalah satu jiwa.  Seperti halnya saat aku membaca buku: Tentang Kamu karya Tere Liye, aku membacanya sambil mendengarkan lagu Besok Kita Pergi Makan karya Sal Priadi. Menurutku dua karya itu jika digabung akan sangat serasi. Dari bagaimana Tentang Kamu menceritakan tentang perjuangan hidup seorang perempuan kuat, tangguh dan sabar dalam menghadapi berbagai cobaan. Sedangkan Besok Kita Pergi menceritakan atau menggambarkan tentang seorang lelaki yang selalu mengapresiasi apapun karya dari yang terkasih. Maksud ku dari “jika digabung akan sangat serasi” adalah karena sudut pandang cowok ini sangat cocok dengan watak “Zaman” yang selalu mengapresiasi setiap perjalanan yang dilalui oleh “Sri Ningsih” walaupun bukan dalam pandangan romantis, tapi menurutku lagu ini sangat menggambarkan mereka. 
Aku tak jago merangkai kata, tapi aku selalu kagum dengan setiap kata yang tercantum dalam buku. Rasanya aku bisa langsung tersihir paham tentang apa yang sang penulis ingin  sampaikan. Aku selalu senang saat membuka halaman buku baru, wanginya, bentuk bukunya, dan isi dari buku itu tidak pernah gagal membuat aku penasaran dengan isi lanjutannya. 
Selamat hari buku sedunia,
Harap untuk diri sendiri,
Semoga bisa terus baca banyak buku yang ada.
Si telat satu hari,
ALE.
3 notes · View notes