Tumgik
langitdanlautan · 4 months
Text
°Aku dan Semestaku°
Kadang aku selalu berfikir, mengapa harus aku yang berada di posisi ini. Dari sekian hal yang sudah aku lewati, tampaknya belum bisa meyakinkan aku akan semua hal yang sudah aku dapatkan. Mulai dari episode bahagia bahkan sampai episode terpait pun telah aku rasakan. Mengapa aku yang menjadi pemeran dalam duniaku ini? Apakah tidak bisa aku menjadi penikmat saja?~
Pertanyaan itu selalu saja muncul, namun hanya respon ekspresi pun sama sekali tidak ada. Hingga akhirnya, aku sendirilah yang menjawab pertanyaanku sendiri. Hidup kita dan dunia kita, kitalah sang pemeran utama. Orang lain siapapun itu, termasuk keluarga bukan lah produser yang bisa mengatur skenario hidup kita. Maka dari itu, jika aku ingin merasakan episode bahagia maka aku harus menulis skenario bahagia dalam hidup. Sesebahagia mungkin. Sudah banyak hal yang dilewati, sudah banyak hal yang di rasakan. Maka tidak ada alasan lagi untuk merasakan hal pahit untuk kedua kalinya. Meskipun orang bilang tidak mungkin tidak akan merasakan hal pahit walau kita menulis skenario bahagia, tapi apa salahnya mengharapkan kebahagiaan untuk diri kita sendiri. Hal baik di mulai dari skenario yang baik. Aku pernah dengar pepatah berdoa dan berkatalah hal baik, agar hal baik terjadi pada kita. Dan bermimpilah setinggi langit dan yang paling mahal, karena bermimpi itu tidak dipungut biaya alias gratis. Jadi tidak ada salahnya kita menulis skenario bahagia dalam hidup kita, karena kita adalah pemeran utama dalam hidup kita masing-masing..
3 notes · View notes