Tumgik
kertaspensil · 9 months
Text
Seorang ayah berpesan pada anaknya:
"Yang kutakutkan bukan kamu melanggar aturan, tapi membebaskan diri dari aturan."
Apa bedanya? Ketika seorang melanggar aturan, dia tahu ada aturan yang mengaturnya, hanya saja dia melanggar. Namun ketika seseorang membebaskan diri dari aturan, dia tidak merasa ada aturan yang mengatur dirinya.
Orang pertama seperti pendosa, dia tetap akan masuk surga sebanyak apapun dosanya. Orang kedua seperti kafir, dia akan tetap masuk neraka sebanyak apapun kebaikannya.
Tremco Sabik, Pagi, 9/11/2023
1 note · View note
kertaspensil · 9 months
Text
Barusan ngedenger doa yg cukup ngena,
يا ربنا تجعلنا عبيد الإحسان ولا تجعلنا عبيد الامتحان
Ya Allah, jadikan kami hamba kebaikanmu, dan jangan jadikan kami hamba cobaanmu.
Tagammo Khamis, 9/9/2023
0 notes
kertaspensil · 1 year
Text
Suatu ketika dalam pelajaran Fikih di pembahasan mirats, guru kami mengajar lebih lama dari biasanya. Pembahasan waris bukan pembahasan mudah dalam ilmu Fikih, butuh tenaga prima untuk tetap konsentrasi dalam pelajaran.
Saat itu, guru kami mengajar lebih lama dari biasanya. Kami berusaha bertahan dengan tetap konsentrasi pada pelajaran. Namun mungkin karena melihat muka-muka yang sudah kelelahan, beliau menyampaikan kurang lebih begini,
Ma'dziratan 'alal ithaalah, tahammaluni ya masyayikh. Artinya kurang lebih, mohon maaf kalau dars hari ini agak lama, tapi tahanlah diriku.
Beliau memohon maaf kalau darsnya kepanjangan, jadi meminta murid-muridnya untuk bersabar dan bertahan dengan panjangya pelajaran beliau.
Aku saat itu biasa saja mendengarnya. Namun aku baru menyadari apa yang ada di balik kata-kata tersebut, saat aku merasa berada di kondisi seperti beliau.
Bayangkan saja, kita mengajarkan seseorang. Kita kerahkan seluruh usaha yang kita punya, demi membuat orang tersebut paham. Lebih dari itu, demi membuat mereka bisa menjadi ulama, menjadi penerus perjuangan mereka.
Di waktu yang sama, pembahasannya memang sulit di awal, butuh waktu dan banyak latihan. Namun raut muka murid-murid kita menunjukkan lelah dan butuh istirahat. Mumet menghadapi sulitnya pelajaran.
Bukan, bukan karena malas, kalian tahu mereka bukan pemalas, mereka orang yang sungguh-sungguh. Hanya saja, mereka memiliki kesibukan lainnya yang juga harus dilakukan. Sehingga mereka terlihat lelah.
Apa yang keluar dari mulut? Mohon maaf ya kalau dars hari ini kelamaan. Ini benar-benar terjadi di aku, dan aku benar-benar minta maaf, dan aku seperti merasa sadar akan posisi guru kami saat itu.
Kata-kata beliau, bertahanlah bersamaku, maknanya sangat dalam. Beliau ingin kita bertahan bersama beliau bukan karena apa-apa, tapi demi maslahat kita para muridnya. Beliau ingin kita bisa jadi penerus beliau, jadi ulama.
Beliau seolah ingin bilang, kalau kalian jadi ulama, aku tahu kalian lelah sekarang, tapi mohon tetap konsentrasi, karena ini permasalahan kunci dan aku ingin kalian paham ini, agar ke depannya kalian mudah.
Namun dari semua itu, yang keluar hanya, bertahanlah bersamaku.
Aku tak tahu, apakah teman-teman saat itu paham maksud beliau. Tapi aku merasa kata-kata beliau sangat relate untukku saat ini.
7 notes · View notes
kertaspensil · 1 year
Text
Ceritanya aku ke masjid sholat maghrib, ketika tahiyyat akhir. Baru masuk, imamnya udah salam aja. Nah, ada kakak adik berkulit hitam yang datang telat juga. Cuma mereka langsung nyari jamaah terakhir yang masbuk. Entah mereka tepok atau enggak tuh orangnya, tapi mereka berdua posisinya udah di belakang orang tersebut.
Terus tiba-tiba dateng orang Mesir yang masuk ke jamaah mereka. Jadi mereka bertiga sholat sebagai makmum, dan imamnya adalah orang yang masbuk dari jamaah sebelumnya. Aku mau gabung, tapi belum sempet naruh tas, nah si imam malah rukuk. Nah, menariknya si imam rukuknya ga takbir, seolah-olah dia ga tau kalau ada makmum yang ngikutin dia.
Akhirnya jamaahnya pada rukuk kan, tapi ternyata imamnya ini emang bener-bener ga tau kalau ada jamaah di belakangnya. Yaudah jamaahnya pada rukuk juga. Tapi pas bangung dari rukuk, imamnya juga ga kenceng suaranya. Jadi dia tuh bener-bener ga tau kalau dia jadi imam.
Si kakak adik sama orang mesir satu lagi berusaha ngikutin. Tapi si imam main ngebut aja pas sujud sama duduknya, malah tanpa suara lagi. Akhirnya si kakak adik bingung, soalnya kan mereka yang mulai jamaah. Mereka berdua sama orang Mesir juga udah di dalem sholat, yang mereka ngiranya lagi jamaah. Tapi imamnya ga tau kalau dia jadi imam.
Mereka akhirnya nepok orang Mesir yang disamping mereka, terus mereka mundur. Nah disitu si orang Mesir baca surat dan suaranya kenceng. Tapi mereka sholat 3 rokaat di situ, padahal mereka sebelumnya udah sholat 1 rokaat. Mereka ga memutus sholat yang awal dengan sholat yang baru. Aku ikut gabung di jamaah yang baru banget ini. Aku bingung sih, tapi aku sholat 3 rokaat, jadi no problem. Lah mereka?
Gitu gimana ya hukumnya?
Kursi puter, 3 Februari 2023
1 note · View note
kertaspensil · 1 year
Text
Cakupan
Ada orang bijak yang pernah bilang padaku:
"Lelaki itu semakin tua, cakupannya semakin luas. Sedangkan perempuan semakin tua, cakupannya semakin sempit."
Konteksnya pada saat itu berupa nasehat tentang pernikahan. Bisa dipahami kan maksudnya? Kalau masih belum, sini aku jelasin.
Lelaki pada umumnya memilih perempuan yang lebih muda dari dirinya. Sedangkan perempuan sebaliknya, pada umumnya memilih yang lebih tua dari dirinya. Nah, harusnya sampai sini sudah bisa dipahami.
Lelaki semakin tua ia, cakupan orang yang bisa ia nikahi semakin luas. Lelaki dengan umur 21 tahun cakupannya hanya perempuan di bawah umur 21. Sedangkan lelaki umur 24, lebih banyak cakupannya. Umur 27, lebih banyak lagi. Jadi ga usah kuatir.
Sedangkan perempuan sebaliknya. Dia berumur 21, cakupannya berarti laki-laki yang berumur di atas 21. Tentu saja laki-laki yang masih available ya. Perempuan umur 24, semakin sempit cakupannya. Umur 27, sudah lebih sempit lagi. Jadi kuatir itu wajar.
Maka nasehatnya pada saat itu, "Sabar". Tak usah tergoda dengan teman sebaya yang juga menikah dengan sebayanya. Tingkatkan value dan tetap fokus pada tujuan. Sayangnya, nasehat ini hanya berlaku untuk cowok.
Bus, senja menjelang maghrib, 26 Januari 2023.
0 notes
kertaspensil · 1 year
Text
Jiwa Lelaki
Seorang teman pernah berkata:
"Laki-laki tidak mengenal kata 'belum siap', yang ada hanya 'tidak cocok'. Kalau dia diberi tawaran untuk maju dan dia bilang 'belum siap', berarti dia sebenernya 'ga sreg' sama orangnya."
Kata-kata tersebut dia ucapkan sambil bercanda, tapi sorot matanya serius. Well, setelah diresapi dan dipikir lagi, kata-kata tersebut ada benarnya.
Biasanya kendala utama seorang lelaki untuk maju adalah finansial, gak lain. Nah, bayangin jika dia ditawari menikah dengan seorang gadis dan ditanggung semua masalah finansialnya. Resepsi udah diatur, fasilitas disediakan, pekerjaan dikasih, tinggal nikah sama si cewek aja. Terus dia malah bilang, "belum siap". Masuk akal?
Big No lah. Ya berarti simple aja, dia ga sreg sama si cewek. Entah karena paras, keluarga, umur, agama, atau hal lainnya.
Gimana kalau sebaliknya. Kalau ada cewek meminta ke si cowok untuk maju, dan si cowok memang sudah suka sebelumnya sama si cewek. Di waktu yang sama, si cowok terkendala finansial, studi, keluarga, atau apa pun itu. Apakah dia bakal mengatakan, "mohon maaf, saya belum siap"?
Saat itulah, jiwa prianya ditantang untuk serius. Finansial? Dia bakal muter otak agar dapet penghasilan bulanan. Studi? Dia bakal nyiapin diri untuk melanjutkan studi sambil berumah tangga. Keluarga? Dia bakal yakinin keluarganya kalau si cewek adalah orang yang tepat.
Kalau dia ditawari dan dianggurin. Entah dengan alasan belum punya penghasilan, belum selesai studi, dan bla bla bla. Simple aja, berarti dia tidak seserius itu untuk nikah dengan si cewek.
22 / 01 / 2023
3 notes · View notes
kertaspensil · 2 years
Text
Imam Buhsiri pernah berkata dalam Burdahh-nya, terkait nafs.
والنفس كالطفل إن تهمله شب على
Dan hawa nafsu laksana anak kecil, jika kau tidak menyapihnya, ia tumbuh...
حب الرضاع وإن تفطمه ينفطم
Dengan suka menyusu, dan jika kau sapih maka ia akan berhenti
Ketika azan bersahut-sahutan, tapi dinginnya udara serasa menusuk. Rasanya lebih nyaman jika berada dalam selimut. Namun itulah yang diinginkan oleh hawa nafsu. Sapih ia, jangan beri kesempatan untuk diri bermalas-malasan.
27 / 1 / 2022
1 note · View note