Istri yang sudah bisa semuanya serba sendiri itu bahaya, karena suatu saat akan sampai ke titik dia tak lagi membutuhkan suami. Maka, bersyukurlah jika istri masih melibatkanmu, wahai para suami. Begitupun berlaku sebaliknya

27 in 28

Alhamdulillaah, di usia ini hamba sudah bersama suami dan anak ya Allaah..

Sungguh ini semua tak akan terwujud tanpa kehendak-Mu❤️

Terima kasih karena Engkau telah memberikan mereka agar aku senantiasa bertumbuh. Suamiku, engkau memang tak sempurna, begitupun dengan aku. Tapi aku tak yakin akan ada yang bisa menjadi suami yang bisa melengkapiku selain dirimu.

YaAllaah, jagalah kami dalam ridha-Mu selalu. Semoga kami bisa sampai ke syurga-Mu kelak, bersama-sama.

Lahir Kembali

Saat mendengarkan siaran Live IG Mba Vidya di akun IG Umamybubby, aku sadar bahwa memang ada yang salah pada diriku saat menjalani motherhood journey ini. Bersama diri yang dulu, aku masih terus banyak mengeluh dan seakan mencari-cari "masa enak" menjadi seorang ibu. Bukan berarti menjadi ibu tidaklah enak, hanya dalam hal ini aku seperti tidak menikmati diri ini dengan amanahnya sebagai seorang ibu. Aku masih banyak membandingkan masa kini dan masaku dulu ketika masih sendiri, terlalu pusing dengan perkataan orang lain yang padahal aku sudah tahu ilmunya, dan fokus pada hal-hal yang "memberatkan" saat aku menjadi ibu.

Aku berharap, aku bisa terlahir kembali. Benar-benar menerima amanah mulia ini dan terus belajar kembali. Membenahi niat dan hati, dan yang terpenting menikmati perjalanan ini. Padahal tidak semua perempuan bisa memiliki anak, dan tidak semua yang memiliki anak bisa menjadi ibu.

Finally, in progress!

Alhamdulillaah, little progress means a lot for me :") Haha

Hopefully it can be a good start for writing science article popular again ♡

Maybe today is a Hard Day for us. We get several troubles, start from something principle that difference with our big fam, thinking about my son growth, then suddenly we got traffic accident when we gone back home. Everythings feels like... So tough !

Even though in this moment, I feel how you are so wiseful, Dear. I don't know if I was not with you, maybe I have to give up for a long time ago. I really thanks for your understanding and support. Ya, this moment feels really tough for me, and so are you. But you are really strong!

Hopefully we can always through every moment (whether happy or not) together. And I hope you always be like this, my Dear ♡

Tuhan, semoga hati ini tetap teguh pada keyakinan-keyakinan baik yang selama ini kupercayai. Teguhkanlah hati ini ketika dihadapkan pada keragu-raguan yang membuatnya rawan putus asa. Agar semua yang sedang kuperjuangkan dan kuyakini, tak menjadi sia-sia. Meski, aku tahu betul bahwa tidak ada yang sia-sia bagiMu. Aku tahu caraMu tak sama dengan caraku. Aku hanya berdoa dengan sangat, semoga apa yang menjadi ujianku tak seberat itu, meski aku juga sangat tahu selama ini bahwa ujian itu tak pernah lebih besar dariku. Aku hanya takut, saat hatiku lemah. Aku kehilangan keyakinan dan aku memiliki perasaan sia-sia. Maka, teguhkanlah hatiku. ©kurniawangunadi Tuhan, berikan aku kekuatan, agar semua keyakinanku tak akan menjadi sia-sia.

Hidup lagi capek2nya, anak dibilang hati2 risiko hiperaktif 🥲

Antara kesel, khawatir juga, sama.... ya capek bercampur aduk HAHA

Sampai di detik ini, kalau direnungi lagi, aku bangga juga bisa jadi 24jam ibu yang selalu bersama anaknya. Nempeelll haha.

Karena ternyata sangat tidak mudah! Even this to shall pass, but in that moment, you always attached by someone. Ya, mungkin bisa dibilang di momen ini, kebebasan itu MAHAL harganya haha. Tidak ada yang salah dengan kelekatan anakmu pada dirimu sebagai ibu, tapi ibu juga manusia, ibu butuh ruang untuk sedikit bebas setidaknya untuk menghirup udara segar, merenggangkan badan, menstabilkan emosinya.

Semuanya memang soal waktu. Akan ada waktunya ketika kita merasa berat akan sesuatu, tapi ada saatnya kita hanya bisa merindukannya. Yang mahal dari waktu memang, mereka tidak bisa kembali. Sama halnya ketika kita merindukan masa-masa kecil kita; semua terasa mudah bagi kita, tapi secara tak sadar kita membebani orang lain. Dan semua itu bagian dari kehidupan.

Aku sudah tahu dari lama bahwa ia sudah lama mengunfollow IG ku, menghapus / blokir kontakku. Awalnya aku merasa "ya sudahlah," meski terkadang masih ada terpikirkan "harus seperti inikah akhirnya?"

Memang tidak ada kejelasan di akhir hubungan kami. Aku yang pelan-pelan menjauh, dan mungkin sebenarnya ia merasakan itu. Meski begitu, masih ada terpikirkan dalam benakku, "Haruskah aku akhirnya dibeginikan?" Maksudku, tidak bisakah kita hanya menjadi biasa saja? Toh aku dan dia sudah sama-sama bahagia dengan dunia masing-masing. Anggaplah cerita yang pernah terajut, yasudah menjadi bagian dari cerita hidup masing-masing. Meskipun aku pernah merasa kesal, kenapa dia tak pernah mencoba beranikan diri untuk memulai maju ke tahap selanjutnya. Mungkin di benaknya, percuma maju kalau sudah tahu akhirnya tak akan sesuai harapan. Tapi bukankah kita tak pernah benar-benar tahu sebelum mencobanya? Ah, ini memang hanyalah pikiran idealis. Sebenarnya dari semua pertanyaan, aku hanya menginginkan kejelasan.

Pada akhirnya aku sendiri tak pernah menyesali apa yang terjadi. Dan yang jadi milikku sekarang, emang yang terbaik untukku dari-Nya. Aku sedang mencoba untuk biasa saja. Meskipun masih banyak pertanyaan dalam benakku yang mungkin akan aku bawa mati.

Ibu yang juga seorang anak

Meskipun sudah menjadi seorang istri dan ibu, nyatanya aku tetap anak bungsu dari kedua orang tuaku. Maaf ya masih jauh dari sosok istri dan ibu yang shaliha. Terima kasih karena masih menerimaku ❤️

When you feel like you didn’t know you would survive for this long and have no idea what you are doing, remember that you are currently living in the Qadr of Allah. there is already a plan written for you and you are living in it so don’t worry about not having your own plan ready because:

“Allah is the best of planners”

[8:30]

Mungkin Ini Adalah Salah Satu Tulisan Saya yang Paling Realistis

Di waktu kapan kita menyadari bahwa kita tak sehebat pujian orang-orang terdekat kita?

Ketika ternyata setelah bertemu orang yang lebih banyak dan lingkungan yang lebih heterogen, kita sadar bahwa kita ternyata biasa-biasa saja.

Saat-saat itu bisa jadi adalah patah harapan pertama bagi setiap orang. Terlebih bagi mereka yang di masa kecilnya hidup dengan pujian dan apresiasi yang membanjir.

Kemudian ia menjelajah; berkontes dengan lingkungan yang lebih besar sampai sadar: ternyata aku tak sehebat itu.

Sebagian masih bertahan dengan idealisme dan mimpinya; masih menganggap ia hanya butuh sedikit sentuhan untuk melesat dan jadi seperti yang ia rasakan dulu.

Sebagiannya lagi memilih jadi medioker; dan itu pun pilihan. Makin dewasa, kita tahu tak semua orang harus jadi bintang.

I'm not a good mom

Dulu dan Sekarang

Ketika kehidupan selalu dalam posisi serba ada, maka memang cenderung akhirnya kita tak punya nilai juang, jarang bersyukur, dan bosan. Dulu, sebelum saya jauh dalam waktu lama dengan orang yang begitu saya sayangi, saya cenderung selalu menyampaikan perbedaan pendapat (meskipun tanpa bermaksud menyakiti) dan tidak banyak menghabiskan waktu kualitas bersamanya. Sekarang, semua berubah. Memang benar kata orang kalau kita harus merasakan malam agar tahu berharganya siang. Kini waktu yang dihabiskan dengannya selalu kumaknai dari detik ke detik, tak selalu pendapatku yang berbeda aku sampaikan; ya, meskipun hatiku belum sreg denga perbedaan pendapatnya, tapi selama itu tak benar-benar mengubah maksudku, ya aku biarkan saja.

Dulu, mungkin aku kurang menghargai keberadaannya karena ia selalu ada, selalu memaafkan, selalu menerima dengan apa adanya. Sekarang, aku ingin selalu memberikan yang terbaik untuknya, entah sampai kapan kita tak bisa bertemu lagi. Semoga Tuhan mengizinkan.

Overthingkingnya nanti dulu ya.

Kita nikmatin dulu aja bahagianya saat ini.

Kian lama mungkin memang terasa tidak mudah. Ya, kata orang akan selalu ada ujian di setiap hari. Mungkin karena hal ini, Allaah selalu menyemangati kita,

"Jangan berputus asa atas rahmatKu".

Ya, rahmatNya amatlah luas. Kita juga tidak selalu membutuhkan kehidupan yang mewah, tahta yang tinggi, ataupun paras yang sempurna. Yang selalu kita butuhkan adalah kebahagiaan sederhana yang mampu menyenangkan hati tapi tak buat kita lupa pada sesama.

Sesungguhnya Allaah memberikan ujian sudah sepaket dengan solusi dan hikmahnya.

FirmanNya, “Bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

Tinggal bagaimana cara kita menanggapi ujian itu, menyebabkan apakah kita menjadi orang beruntung atau tidak.