Tumgik
katakangerak · 2 years
Text
Kenapa memaksa?
Mungkin kita menyayangkan banyak hal belakangan ini. Rasa tidak terima dan mempertanyakan keputusan-keputusan yang kita rasa tidak tepat. Kenapa ini bisa begini? Kenapa ini bisa begitu? Keadaan yang tak kita inginkan semakin lama malah membuat kita semakin lelah. Usaha kita rasanya seperti sia-sia. Yang kita lakukan selama ini seperti tak ada artinya lantaran semua tak kunjung membaik.
Atau, mungkin bisa jadi kita lelah karena diri kita sendiri. Bukan karena keadaan, melainkan karena harapan yang kita bangun. Kita memaksa keadaan sesuai yang kita harapkan terjadi. Kita ingin keadaan bisa menjanjikan kita rasa aman dan nyaman kembali. Padahal, nyatanya kita gak punya kendali untuk mengubah semuanya. Nyatanya pula kita hanyalah makhluk yang mengendalikan diri sendiri saja kadang masih suka blepotan, apalagi mengubah seluruh alur kehidupan di bumi.
Lalu apa yang membuat kita berpikir bahwa semua harus sesuai seperti yang kita harapkan? Kalau seandainya keadaan memang takdirnya harus terjadi demikian, kenapa kita seolah-olah lebih tahu mana yang terbaik hingga kemudian memaksakan keadaan harus sesuai dengan selera kita?
Bukankan setiap kali kita berdoa selalu terselip permohonan untuk diberi petunjuk? Kenapa tidak berserah saja lalu biarkan Pemilik Semesta menentukan semuanya sesuka-Nya?
-AH- May 18,2020
12 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
9 Butir Doa Kecil
1.
doa ketika cemburu
aku berlindung pada tuhan yang menciptakanmu dan menanam cemburu di dadaku. aku bersaksi bahwa tiada penyebab cemburuku padamu selain sebab cintaku padamu.
2. doa ketika menghadapi akun doi digembok
sesungguhnya kamu rahasia yang sia-sia kuungkap dan aku telah kehilangan kunci untuk membuka akunmu.
kenyataan bahwa kamu masih ada dengan segala misteriusmu, sudah kuanggap cukup untuk mengisi kabar setiap hari rinduku.
3. doa sebelum dan sesudah stalking
segala uji bagiku yang penuh rasa ingin untuk selalu mengunjungi akunmu tanpa jenuh. semoga aku dijauhkan dari ketidaksengajaan menekan love ketika menelusuri hingga jauh.
maha benar kamu dengan segala gelisah rinduku padamu.
4. doa ketika dilanda kangen
sesungguhnya engkau pemilik kangenku, dan hanya pada engkau segala kangenku kembali.
5. doa ketika akunmu diblokir
demi pagi yang gereget, telah kau buat aku kaget sejak aku tahu bahwa telah kau renggut jalanku menjalin hubungan denganmu.
dan, terciptanya akun palsuku itu, semata memberitahumu bahwa tak akan kehilangan cara aku mencari rindumu
yang asu.~
6. doa ketika chat cuma diread
demi jaringan 4g, aku niatkan:
sebelum menuliskan pesan buatmu terlebih dahulu aku menuluskan hatiku agar tak terlalu pedih saat tahu bahwa kamu bukan pembalas pesan tapi hanya pembaca pesan yang menggemaskan
7. doa sebelum dan sesudah ngetwit
demi lini masa, sesungguhnya pengguna twitter adalah manusia biasa yang sulit lepas dari kalah dan luka
kami ingin berbagi rasa bahagia kami berlindung dari twit yang mengandung dan mengundang kebencian sesama pengguna
8. doa ketika ditinggal pas lagi sayang-sayangnya
segala kesedihan akan segera berkesudahan dengan sendirinya. kecuali kesedihan yang timbul setelah dia menyudahi hubungan ini.
tuhanku yang maha tahan, yakinkan aku bahwa caraku melupakan dia, akan semudah cara dia melupakanku.
9. doa ketika sulit move on
aku ingin melepasmu lekas, melimpahkan ikhlas dan melumpuhkan cemas.
demi waktu yang sewaktu-waktu selalu mengingatkanku padamu, aku berlindung dari segala andai seperti seandainya aku pandai dalam memindai kenangan yang pernah bersemi bersamamu.
187 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
Dirgahayu Indonesiaku
Tumblr media
Apa guna bendera merah putih berkibar dengan gagah Kalau di barat masih banyak yang serakah Diiringi tangan-tangan terhormat terangkat untuk menghormat Tapi banyak tangan lain sibuk mengadah meminta sedekah, Bantuan luar negeri hingga sumbangan upeti Apa guna disahkan enam agama Kalo rayakan ibadah harus betumpah darah Apa guna demokrasi Kalau suara terpusat di sebelah sisi
Dari aceh sampai papua Kita semua sodara Dari barat ke timur Kita semua satu leluhur Sekali merdeka tetap merdeka Susah senang ditanggung bersama Tak harus makan nasi Untuk dibilang anak negeri Sinonggi kapurung papeda semua dari sagu Kita berbeda-beda tapi tetap tubuh yang satu
Ada pepatah belajarlah sampai ke negeri china Nyatanya kita lebih banyak belanja di negeri panda Kata nenek moyang, kita orang adalah pelaut Tapi pelaut tak buang sampah di laut Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang ketepian Susah susah bangkit untuk maju Pemilik kewenangan ada yang sibuk menghitung kekayaan
Jika demikian terus berlanjut Makin banyak permasalahan yang berlarut-larut Jika ini terus terjadi, Jangan heran, bila banyak yang menderita kemudian mati
25 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
B.J.Habibie
30 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
Kau dan aku membuat janji-janji ketika kita sedang di puncak. Aku akan bilang bahwa ini hubungan terakhirku karena ikatanmu sudah dipastikan denganku. Kita hanya manusia yang pandai membuat janji dan memasrahkan pada takdir ketika campur tanganku dan dirimu sudah menghadapi jalan buntu. Tapi, ini persis yang aku inginkan. Ketidakpastian ini. Semua janji-janji yang jumlahnya tidak terhingga. Aku ingin kita dipupuk subur oleh mimpi-mimpi yang belum tentu terlaksana. Jika jalan yang kita lalui tidak sama seperti ekspektasi… tidak mengapa. Sebab, kita saling bergandengan tangan dan berurai air mata bersama, ya kan?
Kau akan tetap di sisiku dan aku pun begitu. Itu yang kita janjikan dan pikirkan kan?
Kalau ternyata mimpi-mimpi yang kita buat itu menjadi nyata, apakah kita akan melihat hal tersebut sebagai sebuah malapetaka? Kita akan terkunci dengan keburukan-keburukan yang mengikuti sifat serta perilakumu. Ini berarti kamu akan menghabiskan sisa hidupmu menghadapi perlakuan dinginku ketika marah. Lalu, kau akan menghabiskan sisa hidupmu dengan ledakan-ledakanku.
Bukankah ini surga berubah neraka, kataku.
Bukan, ini surga dan neraka bersamaan, katamu.
Kita sampai mati kan?
Kita cinta sampai mati kan?
Karena kalau bukan, untuk apa membuat janji kalau bukan sampai mati.
37 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
I Like You Like Hell
I could have had love But I didn’t want Those who wanted me And I always Got involved In difficult situations; You are One of them And for one more time I am not well And i love you like fire and ash
11 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
Serupa pohon yang mengakar, cinta itu terus tumbuh. Berkali-kali gugur, layaknya daun melepaskan diri dari ranting Berkali-kali layu dan menyerah, seperti bunga yang usai mekar. Namun, toh kita berangkat dari tubuh yang sama.
Teruslah hidup. Hidup untuk akhir yang mungkin. Meski tahu kita tak akan selamanya.
dan akhirnya waktu itu tiba
kita mati dan sendiri
terkubur dengan sesal dan cemas
dalam liang lalu hilang
29 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
Jika yang kamu maksud memperjuangkan adalah mengirimimu pesan mesra setiap harinya, memberi bunga tiap minggunya atau menemanimu pergi kemana saja, maaf aku tidak bisa. Aku dan kamu perlu lebih banyak ruang masing-masing untuk sama-sama tumbuh terlebih dahulu
-yurikoprastiyo-
61 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
Magic Lamp
Tumblr media
Aku tahu,
Bukan aku yang membuat orang-orang menyebutmu indah.
Bukan aku yang membuat orang-orang rela menghabiskan pagi untuk memandangmu.
Bukan aku yang warnanya akan kau lukis pada permukaan airmu.
Tapi langit,
Yang cukup membirukan diri untuk kau tiru pada siang hari.
Dan,
Memekatkan diri untuk kau tiru pada malam hari.
55 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
Bagaimana mungkin kita menemukan titik tengah jika menyentuh ujung-ujung garis saja belum pernah?
Bagaimana mungkin kita berdiri di posisi nol sedang penjuru minus dan plus baru sekadar tau tanpa sempat mengalami sendiri?
Bagaimana mungkin kita berhenti di kebenaran padahal kebenaran senantiasa berlari-larian ke arah yang mustahil kita perkirakan
59 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Quote
“Urusanku cuma satu; berprasangka baik padamu. Kalau kenyataannya kau tak sebaik sangkaku, itu urusanmu
Adimas Immanuel
175 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
Tumblr media
Tepat di malam ini aku memutuskan untuk memulai sesuatu yang sempat tertunda.
Ketidaktahuan yang pada akhirnya membuatku malas untuk belajar. Belajar mengetahui dan memahami sesuatu yang menuntun pada satu per satu impianku.
Ini memaksaku untuk keluar dari ‘zona nyaman’ yang selama ini telah menjadi bagian dari kehidupanku
Semoga langkah ini terus menguat dan mimpi ini tidak patah di tengah perjalanannya. Sehingga aku tidak akan menemukan alasan untuk menyerah. Hingga pada akhirnya aku bisa berkata
“ Aku pernah menjadi sekuat ini untuk meraih sesuatu”
Karena apa lagi yang membahagiakan selain melihat orangtua bangga dengan kita.
130 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
Sepasang Cicak
“Belum tidur?” Cicak jantan bertanya kepada cicak betina di sampingnya, yang hanya dibalas dengan sebuah gelengan.
“Kenapa?”
“Memangnya kamu bisa tidur sekarang?” Alih-alih menjawab pertanyaan cicak jantan, cicak betina malah balik bertanya.
Cicak jantan refleks menggeleng, kemudian terkekeh.
“Bagaimana aku bisa tidur, kalau di bawah sana perempuan itu terlalu keras memutar musik” Gerutu cicak betina.
“Biarkan saja”
“Tapi ini sudah berlangsung selama seminggu” Dalam hati, cicak jantan menyetujui ucapan cicak betina. Memang sudah seminggu ini ia mendengar musik terputar keras di jam-jam seperti sekarang. Jam yang semestinya hanya menjadi waktu kerja bagi burung hantu, temannya.
“Sabar sayang…”
“Rasanya aku ingin menjatuhkan diriku ke perempuan itu biar ia ketakutan dan menghentikan musik keras itu!” Seru cicak betina, mengabaikan bujukan cicak jantan
“Kamu tega? Beberapa minggu lalu perempuan itu sudah terlalu ketakutan dengan kehadiran makhluk berbisa itu lho”
Ucapan cicak jantan membuat cicak betina terdiam, seperti mencoba meredakan emosi “aku tidak tega sayang…” ucapnya beberapa saat kemudian.
“Kita biarkan saja ya? Musik keras itu lebih baik daripada suara cemprengnya kan?”
“Iya…”
Jika dipikirkan lagi, suara cempreng perempuan itu jauh lebih menyebalkan. Ia teringat beberapa hari lalu, ketika dirinya hampir saja terjatuh dari tembok saat mendengar teriakan perempuan itu secara tiba-tiba. Perempuan itu meneriakkan beberapa nama seperti Lucas, Taeyong dan Jeno. Mungkin saja itu nama dari pacar-pacar perempuan itu, entahlah.
“Yasudah…aku lapar, mau menangkap nyamuk bersama?” ajak cicak jantan yang segera mendapat anggukan dari cicak betina.
23 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
Tumblr media
Malam ini, aku menjadi berisik berharap hadirku mengusik diammu yang menelisik
Kau mungkin tidak tahu, diammu penuh rayu senyummu bagaikan candu tawamu buat aku rindu
Persetan, ku lihat kau tersenyum padaku aku tiba-tiba diam membeku tak bisakah bumi menelanku?
Katanya, aku begitu dingin sikapku seolah tak ingin padahal aku tengah mendamba peluk bagai penguin
Sayangnya, aku mudah mabuk kepayang tapi terlalu takut dibuang jadilah hanya mampu membayang
Ah, aku itu sangat berisik tapi padamu, aku bahkan tak mampu berbisik
42 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Video
youtube
Women are much more than that, we are diverse, we are talented, we are ambitious, we are smart, we have principles, and I feel that people do not emphasize that figure in women. so if we judge a woman just by her beauty or her body, it's very demeaning and it's a form of mesogyny that I don't agree with.
5 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
Pada awalnya semua orang mungkin bangga dengan pilihannya. Pada akhirnya tidak semua orang setia pada pilihannya saat ia sadar bahwa yang dipilih tidak sepenuhnya seperti yang diimpikannya. Hal tersulit dalam hidup ini bukan hanya memilih, akan tetapi juga mempertahankan apa yang sudah dipilih
67 notes · View notes
katakangerak · 4 years
Text
Masalah Hidup Bersama
Jika aku menua setelah bertemu denganmu.
Aku akan mengiyakan impian-impianmu yang bisa kita bicarakan sambil makan bersama karena tidak berat dan bisa diwujudkan dengan niat, doa, dan tabungan kita. Kau tampak senang membahasnya.
Cinta tidak jatuh pada orang yang salah. Saat itu aku mungkin sudah melewati fase berpikir bahwa hidup ini akan selalu indah asal bersamamu.
Kau tahu? Dunia ini tetap indah dengan atau tanpamu. Bedanya hanya lebih sulit dilalui jika tanpamu. Itu akan jadi salah satu kehendak Tuhan, hukuman anak Adam. Tapi kadang aku berpikir sebaliknya.
Bersamamu aku bisa jadi tidak konsisten. Kau membantuku berpikir dan meringankan beban mentalku. Jadi sebagian ragaku. Setengah obsesiku ada padamu.
Jangan khawatir jika kau menua setelah bertemu denganku.
Kita tidak akan kehabisan waktu untuk bicara banyak sampai pada hal-hal yang mungkin tidak penting. Bahkan ketika aku seorang yang sangat pendiam sekalipun.
Kita akan dianugerahi waktu. Masih ada sisa untuk merenungi rindu masing-masing sampai salah satu dari kita jadi salah satu rindu itu. Rindu yang tak bisa dilawan dan sudah tidak bisa disesali. Rindu selamanya: kematian.
Tampaknya kau lebih tetap suka cerita. Kau lebih suka berbagi bersamaku. Kadang kusuka itu. Kadang jadi pusing sendiri. Tapi malah kau yang marah.
Jika kita menua bersama setelah pertemuan itu.
Aku ingin punya rumah yang tak perlu terlalu luas karena kau juga ingin itu. Juga karena aku agak malas bersih-bersih. Apakah bersih-bersih akan jadi tugasku?
Kita perbanyak kebun saja dan kau senang dengan ide itu. Kau ingin punya bunga yang kau urus sendiri. Buah dan sayur yang kau panen sendiri. Seperti harapan kita ketika merasa lelah di dunia.
Kau membuatku berpikir betapa kau sudah menua bahkan sejak awal. Hal yang kusuka. Karena penuaan adalah tanda-tanda amarah mulai pudar. Kau cantik sesuai porsi, tapi konyol. Setidaknya bagiku.
Kadang aku khawatir dengan obsesiku yang menarikmu masuk padanya. Memusingkan. Seharusnya itu porsiku dan kau bisa bersenang-senang menikmati duniamu.
Kau bisa membaca dan menonton film jika kau suka. Atau membuat kreasi makanan baru yang mudah dibuat dan tetap bisa kita makan bersama. Tapi hidup tak bisa dengan mudah dinikmati, katamu, bila tak ikut berpikir bersamaku.
Kupikir, mengapa Tuhan mempertemukan kita? Betul. Agar kita tetap bisa bahagia meski sulit sedang datang. Penghibur di dunia. Maka aku berterimakasih untuk itu, padamu, yang sebenarnya kutujukan untuk Tuhan.
Kopi yang tak tandas kusesap karena lupa dan kadung mengendap itu selalu kau habiskan, lalu kau cuci bekasnya, agar malam berikutnya bisa kubuat ulang dan berharap bisa kucuci sendiri. Meski seringnya tetap hanya jadi harapan. Kau lebih mahir soal itu. Sepertinya kau berpikir aku yang malas.
Jika malam makin larut kadang aku bingung. Apakah lekas tidur atau menunggumu tidur duluan. Ini hal yang mudah diputuskan, tapi memakan waktu lebih lama dari seharusnya. Aku memang lamban.
Kadang. Ada malam-malam ketika aku menghabiskan waktu untuk memikirkan masalah hidupku sendiri karena aku hanya ingin kau bahagia. Tapi kau akan marah jika tahu. Membayangkan kau marah membuat semua masalah cepat selesai. Tak ada masalah yang lebih genting daripada marahmu. Maka aku akan cerita.
Jika kita menua setelah berjanji menyerahkan masalah hidup kita pada Tuhan.
Kau sudah mulai tidak peduli penilaian buruk orang lain terhadapku. Aku memang bukan yang sempurna dan kau sudah tahu. Kau tak peduli dengan tatapan keji orang-orang. Itu membuatku malu. Kucoba dan kuusahakan mengubah semua jadi lebih baik.
Aku menua dan watak buruk memang sulit berubah, kau berusaha menerima sedangkan aku menyesal. Aku menerka apa kau juga sama? Lalu, aku berhenti khawatir karena merasa punya teman dengan perasaan serupa.
Jika kau tak sabar untuk menua dengan cara itu. Mohon pendam rasa itu sebentar lagi. Tak perlu berusaha mempertegas dengan pertanyaan “apa kau juga?” Harusnya kuurungkan menulis ini agar kau bertanya. Mari kita janjian di waktu yang tepat.
107 notes · View notes