Tumgik
juliarpratiwi · 3 hours
Text
Hari ini pamitan buat istirahat sementara (rencananya) dari kegiatan belajar dan bermain di rumah. Tapi malah jadi sedih berjamaah. Cukup berat ternyata melepas ketergantungan mereka. Layaknya seorang ibu yang mulai menyapih anaknya. :')
Terima kasih Eca, Vika, Ziah, Azam, Nazran, Nazzarie, Azzam, Iky, Fadil, Nuri, Hafiz, Senja, Bila, Zahra, Killa, Ico, Nay, Kinan, Fahra, Fahri, Dira, Iban, Alif, Zaky, Apra, Kekey, Nabil, Bina, Mitha dan si paling senior Tian. Terima kasih sudah jadi perantara untuk teteh belajar banyak hal. Terima kasih sudah meramaikan rumah kurang lebih 20 bulan terakhir ini. Terima kasih sudah sabar sama teteh yang banyak kurangnya.
Terima kasih, teteh bersyukur Allah menghadirkan kalian di episode ini 💛🌻
Semoga apa yang kita lalui kemarin dapet ridho Allah yaa.
Sedih ya? Gapapa nanti juga biasa lagi.
Oke, di depan sana ada takdir yang seperti apa ya?
Bismillah, Laa haula wa laa quwwata illa billah.
0 notes
juliarpratiwi · 6 hours
Text
Tumblr media
Setiap orang akan mengalami waktu dan cara yang berbeda-beda untuk menjadi dewasa. Dan tidak seharusnya kita membandingkannya dengan dinamika perjalanan yang telah kita lalui—walaupun mungkin akan ada cerita yang terlihat dan terdengar hampir serupa. Tetapi, jangan sama ratakan beratnya derita seseorang dengan apa yang telah kita lalui dan jangan pula sesuka hati mendiktenya agar begitu dan begini mengambil keputusan padahal ia tidak meminta nasihat ataupun saran.
Menjadi dewasa memang tidak selalu mudah dijalani. Maka, kita tidak memiliki hak untuk menghakimi seseorang. Sebab akan ada hari-hari saat dunia terasa secerah pagi, pun akan ada pula hari-hari saat dunia terasa segelap malam dan diselimuti oleh badai kesedihan. Akan ada mimpi indah yang hanya sebatas mimpi dan akan ada pula rencana yang tak selalu menjadi nyata. Tapi apapun itu...segalanya akan berlalu. Hiduplah dengan baik untuk hari ini dan ambilah pelajaran dari hari-hari lalu. Tetaplah mendewasa dengan memungut pelaran hidup setiap saatnya dan ingat, perjalanan mendewasa setiap orang itu berbeda.
Mataram, 29 April 2024 20.40 wita
35 notes · View notes
juliarpratiwi · 5 days
Text
Manhaj Tahdzir
Mungkin sudah banyak tulisan saya tentang bagaimana akhirnya Allah pertemukan saya dengan dakwah tauhid ini. Kilas balik perjalanan menemukan, saya ingin kembali mengenang bagaimana menanjak lagi terjalnya untuk kemudian sampai pada titik ini.
Di tahun 2014 saya tergabung di salah satu halaqoh yang sampai saat ini pun saya tidak tahu namanya. Datang kemudian lama tidak datang karena kesibukan sebagai mahasiswi baru membuat saya merasa perlu ada panduan secara maya, meski hanya video ceramah-ceramah singkat dan video tablig akbar dari seseorang yang menurut saya berilmu. Ditahun 2015-2016 ada salah satu teman yang mulai mengajak untuk kajian di Masjid Al-Latif. Tapi karena saya kurang tertarik dengan kajian yang terlalu sering membahas tentang si virus merah jambu atau terkait jofisah, jadi saya memilih untuk mendengarkan kajian lain melalui video dengan tema yang saya perlukan. Singkat cerita di tahun 2017 saya mulai mengenal ceramah salah satu ustadz dan kemudian sering dijadikan rujukan oleh saya. Kemudian tahun 2018 saya mulai mempertimbangkan untuk keluar dari halaqoh yang saya ikuti. Karena nantinya saya akan keluar, saya merasa perlu ada kajian yang menjadi substitusi pengganti halaqoh tersebut, dengan pola yang nyaman untuk saya ikuti seperti kajiannya dua arah, ada materi yang disajikan, kami yang mendengarkan bisa mencatat, diakhir bisa diadakan tanya jawab, kemudian materinya juga runut sehingga jelas apa yang kami pelajari.
Di awal tahun 2019 kebingungan-kebingungan mulai muncul dari apa yang saya pelajari dan dari siapa saya mengambil ilmu. Saya mendapati video- video tahdzir tentang ustadz yang biasa kajiannya saya ikuti. Ketika video tahdzir itu muncul, ada perasaan tidak terima karena merasa banyak kok kebaikannya, tapi saya juga tidak boleh selalu denial dan tidak melihat sudut pandang lain, saya khawatir jangan-jangan memang saya yang keliru dalam mengambil ilmu. Saya berpikir bahwa tidak mungkin Allah menghadirkan kejadian tersebut tanpa hikmah dan pelajaran untuk saya. Maka hadirnya harus saya maknai dengan tauhid dan disikapi secara objektif. Lalu saya mulai mempelajari kesalahan-kesalahan prinsip yang dikritik secara akademis oleh ustadz-ustadz lain. Tidak bisa dipungkiri tahun 2019 juga kan menjadi tahun yang cukup panas, tahun politik, tahun yang dakwah islam justru ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan kelompok tertentu. Maka saat itu saya belajar untuk berhati-hati. Kalau seseorang yang saya jadikan rujukan melenceng secara prinsip, akidah, sekalipun saya sukai metode dakwahnya, maka akan saya tinggalkan dan tidak lagi mengambil ilmu dari yang bersangkutan.
Tidak sampai disitu Allah memberi ujian, ketika saya kalut karena merasa selalu salah belajar, selalu salah memilih guru, dan mulai bersedia mendengarkan secara seksama beberapa potongan video dari Ustadz Yazid hafidzahullah dan Ustadz Firanda hafidzahullah. Sebelum-sebelumnya memang potongan video kajian beliau itu sudah sering muncul di beranda media sosial saya. Hanya saya masih antipatif untuk mendengarkan karena alasannya cukup personal sih hanya karena Ustadz Yazid itu tampilannya mirip bapak, berjenggot panjang, cara menyampaikannya tegas terkesan seperti marah. Pokoknya mirip sekali dengan bapak. Tapi saya mulai berpikir, masa iya hal tersebut bisa saya jadikan alasan untuk menolak kebenaran. Mulai tuh banyak video tahdzir balik kepada Ustadz Yazid dan Ustadz Firanda. Nah, qadarullah inilah yang menjadi titik balik untuk saya jatuh cinta kepada manhaj yang katanya 'manhaj tahdzir' ini. Saya mulai mencari biografi Ustadz Yazid dan membaca perjalanan beliau beserta keluarganya untuk mengenalkan dan menenebarkan dakwah tauhid disini. Teriris hati, dakwah yang mengajarkan kemurnian islam, dakwah yang lemah lembut ini ditentang banyak kalangan, dijuluki dengan julukan yang tak manusiawi "Intoleran, Takfiri, Wahabi" bahkan tidak sedikit saya membaca julukan yang sangat melecehkan secara personal. Saya juga mencari tahu biografi Ustadz Firanda dan semakin terheran, apa yang saya dengar justru berkebalikan. Saya pernah berselirih dalam kebingungan "Ya Allah kalau beliau ini sesat dan menyesatkan, bagaimana mungkin Engkau izinkan beliau menjadi pengajar di Masjid Nabawi. Bukankah Mekah dan Madinah adalah dua kota suci yang Dajjalpun tidak bisa memasukinya nanti?" Semakin mencari tahu, saya semakin malu. Ternyata bukan mereka yang terlalu keras, tapi hati saya yang keras, saya yang menutup diri merasa sudah cukup baik, merasa sudah benar, bukan! Sepertinya saya merasa kalau yang sebelum-sebelumnya paling nyaman. Kenapa paling nyaman? Karena selaras dengan hawa nafsu saya. Saya masih bisa mendengarkan musik dengan sengaja, saya masih bisa nonton ke bioskop, saya masih turut dalam ritual-ritual ibadah yang tidak ada dalam syariat. Kerena ambil yang baik buang yang buruk. Sebuah kaidah yang sangat keliru. Alhamdulillah Allah menyelamatkan.
Dulu juga saya merasa dakwah ini begitu keras. Padahal mungkin inilah yang dinamakan tegas dan jelas. Ada perintah lakukan, ada larangan tinggalkan. Mudah. Tapi sering kali tidak cukup nyaman untuk hawa nafsu kita. Dulu saya pikir dakwah ini terlalu keras, tapi semakin kenal semakin terasa kelembutannya. MasyaAllah, Alhamdulillah ala kulli hal.
Semoga Allah senantiasa memberi kita hidayah, hidayah untuk istiqomah di dalam hidayah.
4 notes · View notes
juliarpratiwi · 6 days
Text
Cerita Sebelum Bertemu: Introvert People (2)
Tumblr media
Nama grup di atas tercipta setelah hasil tes psikologi kami menunjukan bahwa kami termasuk ke dalam orang-orang tipe introvert. Mungkin boleh aku sebut mereka adalah sahabatku.
Kepadamu yang belum aku ketahui siapa, aku ingin mengenalkan mereka. Mereka pemilik peluk sehangat rumah, yang doanya melangit tanpa ku minta. Mereka yang hadirnya aku syukuri dengan penuh terima kasih. Mereka yang akan turut bahagia ketika aku bahagia. Mereka juga yang akan lebih bersedih ketika aku bersedih.
Kepadamu aku ingin menceritakan tentang mereka, meski nanti akan aku pilah cerita mana yang layak ku bagi denganmu. Karena aku tahu ada aurat yang harus aku jaga, ada beberapa hal yang tetap harus menjadi rahasia.
Kepadamu aku ingin bercerita tentang mereka. Betapa baiknya Allah menghadirkan mereka dalam hidupku sebelum aku bertemu denganmu. Mereka yang menyemangatiku dalam masa-masa penantian, mereka yang banyak mendoakan kebaikan untukku. Saat beberapa dari kami sudah dipertemukan dengan jodohnya, mereka tak pernah mengomporiku agar cepat-cepat menyusul. Sebaliknya, mereka justru selalu mengingatkan dan menasehati agar banyak bersiap karena menikah bukan tentang siapa yang paling cepat.
Kepadamu, sejak sekarang aku ingin meminta izin. Jika nanti akan ada masa aku meminta waktu barang satu atau dua jam untuk berbicara dengan mereka, membayar rindu yang tak akan pernah tuntas dalam bentangan jarak diantara kami. Atau suatu waktu aku juga meminta izin dan kesediaanmu untuk mengantarkanku saat sesekali kami berencana untuk bertemu.
Kepadamu aku bercerita tentang mereka, agar kamu tahu bahwa aku dikelilingi oleh orang-orang baik yang kebaikannya masih belum bisa aku balas dengan baik.
Kepadamu....
Aku kenalkan mereka, teman perjalanan sebelum bertemu denganmu.
1 note · View note
juliarpratiwi · 8 days
Text
Anak-anak yang les di rumah sudah libur hampir sebulan. Mereka udah tanya kapan mulai lagi.
Selain qadarullah situasi rumah belum kondusif ditambah sepertinya saya sedang kehilangan ambisi, kehilangan arah. Hanya diam di tempat dan enggan melakukan apa-apa.
Ayoo ju ingat lagi tujuannya!
8 notes · View notes
juliarpratiwi · 9 days
Text
Tumblr media
701 notes · View notes
juliarpratiwi · 9 days
Text
Tumblr media
Ya Allah, terima kasih sudah menghadirkan ia di hidup saya. :"
Semoga segala kebaikannya, Allah balas dengan kebaikan yang berlipat-lipat.
Semoga Allah menjaga ia dan keluarganya 💛🌻
6 notes · View notes
juliarpratiwi · 9 days
Text
Cerita Sebelum Bertemu (1)
Hai, bagaimana kabarmu?
Semoga selalu dalam lindungan Allah. Aamiin.
Lebaran kemarin tidak aku sangka, banyak orang yang bertanya tentangmu. Katanya siapa kamu? Kapan kamu akan datang? Aku hanya bisa menjawab dengan permintaan doa dan saat lelah aku hanya bisa melempar senyum yang semoga masih dengan raut wajah yang menyenangkan.
Karena pertanyaan-pertanyaan dari mereka akupun jadi memiliki pertanyaan.
Kepadamu.....
Kapan kamu akan datang? Masih berkelana ya? Apa masih ada mimpi yang ingin kamu raih sendiri tanpa aku?
Kapan kamu akan sampai? Apakah jalannya terlalu sulit? Apakah kamu harus mengambil langkah mundur dan mencari jalan memutar?
Kepadamu....
Bolehkah aku hanya disini menunggu? Aku pernah memberanikan diri menjemput, tapi ternyata itu bukan kamu. Karena hal itu aku cukup kesulitan untuk kembali, melangkah dengan kesedihan, melanjutkan perjalanan dengan kekecewaan. Tapi tenang aku sekarang sudah baik-baik saja. Jadi, bolehkah aku menunggu saja disini?
Kepadamu, sembari menunggu aku akan bercerita. Cerita sebelum aku bertemu denganmu. Boleh, ya?
8 notes · View notes
juliarpratiwi · 10 days
Text
Jika sudah waktunya, hujan pun akan turun. Jika sudah masanya, bunga pun akan mekar dan wangi.
Begitulah takdir Tuhan, doa-doa kita di masa lampau akhirnya dikabulkan begitu sudah waktunya.
Bukankah ada banyak hal yang diberikan sebelum kita siap menerimanya, hingga akhirnya berantakan dan hanya menjadi pelajaran.
Sengaja dikabulkan dengan cepat hanya untuk pelajaran. Sabar, jangan terburu-buru menagih doa, ya.
@jndmmsyhd
433 notes · View notes
juliarpratiwi · 11 days
Text
Pertanyaannya sudah seminggu berlalu, insecure dan overthinking nya masih saja mengganggu :')
5 notes · View notes
juliarpratiwi · 23 days
Text
Bibi said "Neng, yuk kapan Neng nikahnya. Mumpung Bibi masih sehat, mumpung Bibi masih ada."
"InsyaAllah, doain terus ya bi :')"
Hilal syawal saja belum kelihatan, pertanyaan-pertanyaan macam ini sudah mulai bermunculan.
Gapapa, gapapa :') jadi banyak yang doakan.
5 notes · View notes
juliarpratiwi · 25 days
Text
Guru Kecilku
Tumblr media
Hari ini saya diminta menemani Kakak Nika dan teman-temannya selama para bundanya berkegiatan. Saya memberikan aktivitas membuat buku jurnal sendiri, membuat bukunya dari kertas berwarna, lalu diisi dengan gambar yang mereka buat, menggunting tempel sesuai kreasi mereka sendiri. Sembari mengawasi mereka, saya bermain dengan si adik bayi Khairi tidak jauh dari mereka. Entah bagaimana awal obrolan mereka, saya mendengarkan percakapan yang cukup 'mengajari' saya.
Gaori : Iyaa aku juga sebel, bunda aku kemaren beli McD. Terus aku bilang aja ke bunda, "Bunda ini kan produk Isr*el."
Asha : Aku udah gak beli lagi McD. Ummi udah gak pernah ajak aku kesana lagi.
Qiana : Iyaa, kan umat islam itu tidak boleh membeli makanan dan minuman yang mendukung Isr*el. Aku juga kangen beli McD tapi kan mereka memb*n*h saudara kita.
Nika : Aku juga kan biasanya papah suka beliin pizza yang itu ya. Sekarang gak beli lagi. Soalnya kalau kita beli berarti kita ikut berbuat jahat sama P*l*st*n*.
Lala : Iyaa ya kak, kita udah lama gak makan pizza itu. Karena kan kasian yaa ke mereka. Free free P*l*st*n.
Percakapan mereka mungkin sederhana, tapi sangat bermakna dan cukup menampar saya untuk kuat dan konsisten berdiri disikap buycut produk-produk tsb.
Hai guru kecilku, terima kasih banyak ya nak sudah mengajari Teteh banyak hal 🌻💛
Selamat liburan krucilku sayang.
5 notes · View notes
juliarpratiwi · 27 days
Text
bayangkan
bayangkan sebuah pernikahan
yang masing-masingnya tidak perlu khawatir yang lainnya tidak setia. karena kuat agamanya, kokoh komitmennya.
bayangkan sebuah pernikahan
yang jarak separuh bumi pun tidak akan membuat jauh apalagi terpisah. karena rindunya diwujudkan dalam bentuk menjaga. karena hatinya sudah selalu bisa ditata.
bayangkan sebuah pernikahan
yang keduanya tidak perlu khawatir akan hari yang belum datang. karena kesadaran bahwa semuanya adalah titipan. karena keyakinan bahwa rezeki selalu tepat takaran. karena keimanan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.
bayangkan sebuah pernikahan
yang pasangannya tidak perlu khawatir menjadi tua, diuji kesehatannya, menjadi lupa, atau tidak lagi elok rupa. karena cintanya jauh lebih dalam dari yang terlihat, jauh lebih besar dari yang memikat.
bayangkan sebuah pernikahan
yang orang-orangnya hanya khawatir akan perpisahan. khawatir bilamana kehidupan yang selanjutnya tidak mempertemukan mereka. khawatir bilamana bekal mereka belum cukup. sehingga mereka pun berupaya bersama, mencukupkan semua perbekalan.
pernikahan itu bisa saja adalah pernikahan kita.
893 notes · View notes
juliarpratiwi · 1 month
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Kalau diantara kami ada yang lagi oleng, saya selalu nampak lebih jahat dibanding yang lainnya, saya selalu terlihat lebih tega. Sudah biasa kalau diminta menjadi si vokal yang menyuarakan : "Ju, juju aja ya yang bilang ke dia. Juju aja ya yang kasih tahu."
Mau tak mau memang harus berani mengambil sikap. Bukan karena saya merasa lebih tahu, bukan juga karena merasa lebih dewasa. Saya gak pengen membiarkan teman, sahabat, kerabat, jatuh lebih jauh. Kalau salah satu jatuh, kan yang lainnya harus bantu bangun. Kalau salah satu lupa, kan yang lainnya harus ingatkan.
Gak sedikit, sikap 'berani' ini membuat gesekan yang kuat diantara kami. Karena hal ini, pernah gak ditanya selama 1 bulan, pernah adu argumen sampai nangis-nangis, pernah gak dijadiin teman cerita karena saya selalu mengambil posisi kontra. Tapi, itu masih lebih baik. Kalau saya masih bawel ingetin, masih negur kalau mereka salah. Itu bukan karena benci, justru karena teramat menyayangi dan peduli. Karena kalau saya udah masa bodo. Saya gak akan bersedia turut campur.
Paling menguras energi adalah mengingatkan mereka yang jatuh cinta sampai bodoh. Huft -.-
6 notes · View notes
juliarpratiwi · 1 month
Text
Bagaimanapun, balas dendam terbaik tetaplah tidak memiliki dendam.
68 notes · View notes
juliarpratiwi · 1 month
Text
rupanya sabar itu memang perlu diupayakan ya. dan rupanya pahala orang-orang yang bersabar memang tiada batasnya ya, sebab Allaah mencintai orang-orang yang sabar. sabar bukan hanya menahan amarah saja, menahan berat dan lamanya ujian juga salah satu bentuk kesabaran hal lain, serta sabar dalam melakukan ketaatan adalah bentuk kesabaran yang lain.
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S Al-Baqarah 155-157).
72 notes · View notes
juliarpratiwi · 1 month
Text
Tumblr media
Beberapa kali mimpiin mereka, kangeeeen 🌻💛
0 notes