Tumgik
joyfulltsl · 6 years
Text
Datang & Dapatkan
Haloo semuanyaa. Tanpa bermaksud apapun yang aneh2 ato jahat, gw hanya pengen sharing sesuatu yang gw baru-baru ini alami dan semoga memberkati kita semua demi kemuliaan nama Tuhan tentunya.
Dalam hidup ini, kadangkala bahkan mungkin seringkali, kita dengerin orang-orang ngomong kalo Tuhan itu penting, kita perlu punya hubungan dengan Tuhan, datang dan terus cari pribadi Tuhan. Tetapi, kita bingung gimana ya caranya? Gimana ngukurnya kalo kita bener-bener nyari pribadi Tuhan, kita bener-bener bukan sekadar ngejar berkat Tuhan aja, mujizatNya aja, atau perbuatan dahsyat lain yang Tuhan kerjakan?
Pada hari Selasa pagi, gw bener-bener merasa tertohok dan tersadarkan melalui suatu pengalaman yang gw rasakan di dalam Tuhan. Punya pengalaman dalam Tuhan inilah yang terus buat gw sadar dan percaya bahwa Tuhan itu benar2 ada dan nyata, bukan sekadar karangan ato dongeng belaka, dan juga bahwa Kristen itu bukan ngomongin tentang agama, tetapi tentang hubungan manusia dengan Sang Pencipta, hubungan kita dengan Yesus. Jadi, di saat itu, gw bertanya2 dalam hati: Tuhan gimana ya bener2 mencari pribadiMu? Gimana ya seharusnya aku bersikap, seharusnya berpikir, seharusnya aku berperasaan seperti apa untuk benar2 menyatakan bahwa aku sedang mencariMu, sedang mencari pribadi Tuhan dan bukan menargetkannya atau memfokuskan diri kepada perbuatan-perbuatanMu yang luar biasa?
Anyway, sebelum ceritain pengalaman gw lebih lanjut, gw sampein dulu hal ini biar yang baca gak bingung hehe. So, kurang lebih 3 tahun yang lalu, tepatnya 11 April 2015, bokap gw meninggal dunia. Waktu itu gw berumur 17 tahun which is umur2 remaja yang lagi sangat butuh2nya tuntunan orang tua, terutama gw cewek jadi lebih condong butuh2nya kasih sayang dari bokap. I love him sooo much dan kangen udah sangat pasti, super duper kangen. Dia sosok yang luar biasa and I really love him. Lanjut ke pertanyaan yang berkecamuk di hati dan pikiran gw saat itu. Pada waktu itu, gw percaya by God’s grace dalam hati gw muncul suatu analogi seperti ini:
Kalau hari ini, di detik ini, bapak mu bangkit dari kubur dan menjadi hidup kembali seperti manusia normal pada umumnya, apa yang akan kamu lakukan? Kalau bapak mu punya waktu 1 tahun atau 3 tahun atau beberapa tahun kemudian unuk kembali hidup di dunia ini apa yang akan kamu lakukan, joy?
WOW. Di momen hal itu muncul di hati dan pikiran gw by His grace, gw langsung berpikir apapun yang terbaik bakal aku lakukan bersama bapak. Kalau aku punya 1 tahun aku bakalan mati2an pakai semua waktu yang aku punya, bahkan gak ngerjain apapun hanya untuk duduk ngeliatin dia, ngeliatan wajahnya, hanya sekadar ada di sebelahnya tanpa ngelakuin apapun aku sangat rela dan dan sangat senang, bahkan aku pengen sebanget-bangetnya. Kalau punya waktu 3 tahun, aku bakal bener2 gunakan semaksimal mungkin buat ngelakuin segala sesuatu yang aku lihat dari temen2 ato dari orang2 lain yang mereka kerjakan dengan bapaknya. Aku bakal jalan2 bareng bapak, tunjukin segala sesuatu yang aku lakukan selama ini di masa-masa dia lagi gak di dunia, ceritain segala sesuatunya sampe hal-hal ter-unfaedah sekalipun, ngelakuin hal-hal yang bodoh dan aneh bareng, yang intinya menciptakan memori yang indah dengannya. Kalau waktu itu beberapa tahun, selama apapun itu, bahkan kalo itu sepanjang hidup gw, dari lubuk hati yang paling dalam gw pengen terus usahakan semaksimal mungkin untuk selalu ada di sampingnya. Misal kalo gw beres kelas langsung balik buat ketemu, kalo bisa gw gak berkeluarga sampe mati pun gw sangat siap dan sangat rela, malahan itu gak sebanding dengan bisa terus berada di sisinya.
Pada saat itu, gw tersadar kalo ini loh caramu berhubungan dengan Tuhan, joy, ini loh apa yang semestinya kamu lakukan, joy, ini loh yang seharusnya ada pada perasaanmu. Momen bapak mu hidup lagi dan engkau menginginkan pribadinya dengan begitu amat sangat, sebegitunya loh kamu datang dan cari pribadi Tuhan, sebegitunya loh kamu ingin terus ada di sisiNya, sebegitunya loh kamu merindukan pribadiNya, kamu gak lepas2 memandangi wajahNya, benar-benar terkoneksi dari hati ke hati dengan Tuhan tanpa melewatkan satu detik pun dari hidup yang engkau peroleh karena anugerah dan kasih karunia Tuhan yang begitu besar.
Buat gw pribadi, gak ada satu kebahagiaan pun (setelah bahagia karena pribadi Tuhan) yang bisa menandingi kebahagiaan kalo bokap gw bangkit dari kubur terus tiba2 hidup normal lagi dan gw bisa berinteraksi dengannya di bumi. So, seperti itu juga, bahkan jauh melebihi rasa bahagia tersebut di saat gw bener2 datang, mencari, dan mendapatkan pribadi Tuhan yang begitu nyata.
Dari analogi itu, gw kemudian teringat akan satu ayat di Alkitab yang terdapat dalam Mazmur 84:11.
“Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.”
Semoga pengalaman yang gw share ini bisa menjadi reminder buat kita dan memberkati hidup kita semua. Gw sama sekali gak sempurna dan gw bersyukur Tuhan tetap menginginkan gw dan kita semua (read: manusia) yang benar-benar sangat amat tidak layak di hadapan Tuhan. Tapi tetap saja, Tuhan menginginkan kita, Tuhan merindukan setiap manusia, siapapun itu untuk datang dan mendapatkan pribadiNya.
3 notes · View notes
joyfulltsl · 6 years
Text
Hamba
Ada satu posisi dalam hubungan kita dengan Tuhan yang terkadang, bahkan seringkali tidak kita sadari atau terlupakan oleh kita (terutama yang gw sendiri sangat sering lupakan), yakni posisi sebagai ‘hamba’. Mungkin seringkali kita sadar, bahkan sangat sadar bahwa di mata Tuhan kita adalah anakNya dan Tuhan adalah Bapa kita. Tuhan adalah Bapa yang besar, yang selalu menyayangi kita dan menyediakan atau menjadi provider bagi hidup kita.
Namun, sekali lagi kita seringkali lupa bahwa kita ini adalah hamba Tuhan.
Mungkin kata hamba Tuhan terdengar sangat holy, terlalu rohani, identik dengan pendeta atau full timer di gereja. Ya, benar kalau itu termasuk dalam kategori hamba Tuhan, tapi jangan lupa bahwa kita semua, orang-orang percaya dalam Tuhan adalah hamba Tuhan. Hamba Tuhan tidak terbatas pada pendeta maupun pekerja di gereja, tetapi kita semua adalah hamba Tuhan.
Term ‘hamba Tuhan’ di sini bukan berarti kita adalah robot karena Tuhan ngasih free will atau kehendak bebas dalam hidup kita, bukan juga ngomongin posisi yang membuat kita harus minder karena rendah sebab kita cuma seorang hamba, dan lain sebagainya. Tetapi, posisi hamba yang dimaksudkan adalah posisi untuk terus tunduk, taat, dengar-dengaran sama perintah Tuhan dan melakukannya dalam hidup kita, dan juga punya rasa hormat atau respect yang besar kepadaNya.
Allah adalah Tuhan yang besar, yang berpakaian luar biasa megah, dan duduk di takhtaNya yang suci di sorga. Memang Tuhan ada dimana-mana, bisa ada dalam bentuk apa saja terserah kemauan dan kehendakNya, tetapi sangat tidak dapat dipungkiri kalau Allah adalah Mahakuasa, Ia agung, suci, kudus, mulia, terhormat, dan selalu membuat manusia terkagum dan tercengang akan karyaNya, bahkan akan pribadiNya yang sangat nyata.
Nah ini yang seringkali gw dan kita semua lupakan, bahkan gw berani bilang kalo gereja seringkali melupakan hormat yang besar ini kepada Tuhan, misalnya kita di gereja memuji dan menyembah Tuhan dengan apa adanya (I mean seadanya saja/asal-asalan) atau karena ada apanya. Saking nyamannya pada posisi sebagai anak, gw dan kita semua sangat sering lupa bahwa Tuhan itu Mahakuasa, dia sangat patut dan sangat layak untuk kita sembah, kita agungkan, kita berikan segala yang terbaik dengan hormat yang sangat luar biasa.
Ada satu tokoh di Alkitab yang menurut gw sangat sangat sadar akan posisinya sebagai manusia yang adalah hamba Tuhan. Tokoh ini namanya Maria, lebih tepatnya Maria Ibu Yesus. Dalam kitab Lukas diceritakan mengenai hal ini. Waktu itu, malaikat Gabriel datang menemui Maria yang adalah seorang perawan dan bertunangan dengan seorang pria bernama Yusuf. Malaikat itu ngomong ke Maria kalau dia bakal mengandung dari Roh Kudus dan ngelahirin seorang anak yang dinamai Yesus, tanpa bersetubuh dengan manusia. Kalau dipikir-pikir pada zaman itu (bahkan zaman sekarangpun) hamil tanpa menikah terlebih dahulu akan sangat menjadi aib bagi seorang perempuan. Tapi disini Maria sangat sadar dengan posisinya dalam Tuhan dan ia berkata dalam Lukas 1:38 :
“Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.”
Wow! Betapa luar biasa sadarnya tokoh ini akan posisinya sebagai hamba, sebagai hamba Tuhan. Disitu gak ditulis kalau Maria mikir-mikir dulu atau minta malaikatnya pulang dulu terus besok balik lagi baru dikasih jawabannya, tapi secara langsung secara otomatis dia menerima perintah Tuhan yang disampaikan melalui malaikatNya dengan penuh kesadaran bahwa ia hanyalah hamba Tuhan.
So, guys jangan sampai kita lupa bahwa selain kita anak yang bisa manja-manjaan di depan Bapa kita, anak yang bisa meminta kepada Bapa kita, kita juga adalah hambaNya, hamba Tuhan. Hamba yang harus siap sedia, taat dan tunduk sama semua perintah tuannya, dan terus miliki rasa hormat dan tindakan pengagungan kepada Allah kita yang besar.
1 note · View note
joyfulltsl · 6 years
Text
Twenty
Serasa baru kemaren masuk kuliah dengan umur yang masih belasan dan akhirnya sekarang mulai menginjak umur 20 tahun, wow. Mungkin bagi sebagian orang biasa aja, tapi bagi sebagian orang lain (termasuk gw) dua puluh termasuk cukup spesial.
Hari ini gw sangat bersyukur buat banyak hal yang terjadi di hari pertama gw berumur 20 tahun, gw bersyukur masih dikasih hidup yang baru, keluarga dan teman-teman yang sangat luar biasa dengan semua hal-hal sweet yang mereka lakukan serta wish-wish yang ada tentunya. But, satu hal yang gw pengen banget sharing kali ini di hari pertama umur baru gw, sesuatu yang sangat spesial dan sangat menyentuh hati, yaitu doa.
Jadi, pagi ini mama gw nelpon to say happy birthday and then gw tanya: “ndak didoakan?” Setelah itu, mama langsung mulai berdoa buat gw. At that moment, gw bener-bener ngerasain hal yang sangat berbeda, I couldn’t ask for more, itu sangat lebih dari cukup. Entah kenapa tiap doa yang dipanjatkan dari orang tua selalu berasa beda dengan doa dari orang lain, siapapun itu. Seakan ada sesuatu yang lebih saat mama gw ngedoain. Doanya juga gak lama dan cukup sederhana, tapi gw bener-bener ngerasain pekerjaan Tuhan dan kuasaNya atas hidup gw saat itu. Terlepas dari siapa yang ngedoain, gw sangat bersyukur serta makin menyadari how powerful a prayer is.
Lebih dari apapun juga yang udah gw dapet, especially today, I’m soo grateful buat doa dari mama. Guys, jangan pernah remehin doa, jangan pernah nganggep doa itu sesuatu yang biasa-biasa aja (terutama doa yang dipanjatkan oleh orang tua kita yaa), ataupun jadiin doa cuma sekadar rutinitas dan suatu keharusan. Ini klise sih tapi bener banget kalo doa itu adalah napas hidup manusia, napas hidup kita orang-orang yang percaya kepada Tuhan, bentuk komunikasi kita kepadaNya. Dengan berdoa, ada kuasa yang luar biasa dinyatakan.
Yakobus 5:16b : “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”
Terdapat satu kisah di Alkitab yang memperlihatkan betapa nyata kuasa dari doa itu dan kuasa yang dimaksud disini bukan sembarang kuasa, tetapi kuasa ilahi, kuasa yang dari Allah yang luar biasa. Kisah ini dialami oleh Rasul Paulus yang ditulis dalam suratnya, ia berkata-kata dalam suratnya yang termuat dalam:
Kisah Para Rasul 22:17-18 : “Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa ilahi. Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku.”
Wow, luar biasaa. Pada saat berdoa, roh kita bisa diliputi oleh kuasa ilahi, dalam kisah ini bahkan dengan berdoa dapat melihat ‘Dia’ berarti melihat Tuhan. Once again, how powerful a prayer is. Sebagai anak-anak Allah, anak-anak Kerajaan Sorga, kita punya otoritas dan itu landasan bagi doa kita yang powerful atau sangat penuh kuasa (alasan kenapa doa kita powerful). So, jangan takut dan ragu, percayalah akan kekuatan doa dan dalam kehidupan kita sehari-hari, tetaplah berdoa!
Last but not least, thank you so much Maa buat doanya, I’m so grateful to have a wonderful & powerful mom like youu :)) I thank God, Lord Jesus for everything that He has done for my life. I couldn’t ask for moreee.
1 note · View note
joyfulltsl · 6 years
Text
Hati-hati dengan Hati
Hey guyss, gw pengen share hal yg gw dapetin hari-hari ini, yg sebenarnya udah diingetin dari minggu-minggu yg lalu sih. Anyway, seperti judul blog ini, gw akan ngomong tentang hati. Kalo kata KBBI sih, hati adalah sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian (perasaan dan sebagainya). Intinya, dari hati kita merasakan, perasaan kita muncul dari hati kita.
Dalam hidup ini, kita bisa merasakan melalui hati dan Tuhan juga dapat berbicara melalui hati kita. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tentunya kita yang diciptakan perlu tahu tujuan hidup kita yang menurut gw itu salah satu esensi manusia. Manusia yang hidup tanpa tujuan, tanpa tahu arah hidupnya, akan lelah dengan hidupnya, akan sulit, dan berusaha mengakhiri dengan pikirannya sendiri. So, tujuan hidup kita, apa yang kita harus lakukan di dunia ini, kenapa kita bisa tercipta dan ada di dunia ini hanya kita dapatkan jawabannya dari sang pencipta kita, yaitu Tuhan. Dia yang paling tahu dan mengenal kita lebih daripada orang lain, bahkan diri kita sendiri.
Dalam proses kita bertanya pada Tuhan tentang hidup kita, apa yang kita harus lakukan dan sebagainya, Tuhan melakukannya dengan berbagai cara, yang salah satunya adalah dengan memberikan hatiNya atas hati kita. Singkatnya, manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan (Kejadian 1:27), so Tuhan juga tentunya punya hati. Melalui hati kita, Tuhan dapat menaruhkan visiNya, menaruhkan hatiNya yang besar akan hal-hal tertentu, akan jiwa-jiwa misalnya. Mungkin dari kalian yang baca ini ada yang bingung kok orang Kristen kalo lagi gereja/ibadah bisa sampe nangis-nangis gitu ya, apa mereka mengada-ada, atau terlalu lebay mungkin. No. Itu bukan mengada-ada atau lebay atau apapun itu, tapi salah satunya oleh karena Tuhan sedang taruh hatiNya, visiNya, kerinduanNya dalam hidup orang tersebut.
Kembali pada apa yang kita bahas seperti pada judul, hati-hati dengan hati. Hati-hati disini ngomongin tentang kewaspadaan. Di saat Tuhan menaruh hatiNya atas hati kita, disitu kita harus menangkapnya, dan tidak hanya berhenti pada menangkap hati Tuhan. Ada satu istilah yang gw sering denger dan suka banget dari khotbah-khotbah Pdt. Iin Tjipto, yaitu hati kita bersahutan dengan hati Tuhan. 
Setelah Tuhan menaruh hatiNya atas hati kita, kita harus menangkapnya dan kemudian men-set / mengatur hati kita bersahutan dengan hati Tuhan.
Untuk lebih mudah ngejelasin tentang bersahutan dengan hati Tuhan, gw mau sharing pengalaman dikit. Pernah suatu kali, Tuhan menaruh kasih yang besar dalam hati gw akan sesuatu, sebut saja A. Saat itu, Tuhan menaruh kasihNya (hatiNya) yang sangat besar atas A dalam hati gw. Disitu gw nangkep hati Tuhan dan dalam tiap doa gw untuk A, gw selalu ngomong Tuhan aku tahu Engkau punya hati yang besar, kasih yang besar atas A dan di saat itu, gw terkagetkan dengan sebuah pertanyaan yang tiba-tiba muncul di hati gw: Aku (Tuhan) mengasihi A, apa kamu juga punya kasih/cinta yang sama terhadap A?
Seringkali, Tuhan taruh sesuatu di hati kita, tetapi kitanya sendiri tidak merasakan seperti apa yang Tuhan rasakan, kita tidak merindukan seperti apa yang Tuhan rindukan, pada level yang sama dengan Tuhan, rasa yang sama, bahkan lebih. Sebagai manusia, ktia diberikan free will atau kehendak bebas oleh Tuhan. Saat Tuhan menyampaikan isi hatiNya buat kita, taruh hatiNya atas hati kita, sebagai manusia sekali lagi, kita dapat menolaknya, mungkin secara tidak sadar kita menolaknya. Dari yang pernah gw rasain, menurut gw di saat kita tidak merasakan seperti apa yang telah Tuhan taruh, di saat kita tidak berusaha mempertahankan rasa itu, punya kerinduan yang tetap sama, kasih yang tetap sama ketika hatiNya ditaruh atas hati kita, maka kita sudah menolaknya secara perlahan-lahan, secara tidak sadar. Gw masih sangat belajar banyak tentang hal ini dan pengen sharing ke temen-temen yang baca blog ini agar kita lebih lagi mewaspadai hati kita.
Saat Tuhan menaruh kerinduan dalam hati kita, misalnya untuk meraih 100 buah, mari dalam hati kita juga rindu untuk meraih 100 buah, bahkan merindukan 150 buah dan terus mempertahankannya, berjuang untuk menjaga hati kita tetap seperti hati Tuhan.
Ada satu contoh di Alkitab yang sepertinya cukup nyambung dengan hal yang dibahas disini, yaitu perumpamaan tentang talenta terdapat di Matius 25:14-30. Bisa dibaca terlebih dahulu kalo belum baca atau penasaran hehe. Gw jelasin dikit ceritanya. Jadi, ada seorang tuan yang hendak pergi ke luar negeri dan dia memercayakan hartanya kepada hamba-hambanya. Ada yang diberi lima talenta (talenta itu pada dasarnya adalah mata uang/ukuran uang), dua talenta, dan hamba yang paling terakhir satu talenta. Hamba yang pertama dan kedua menjalankan uang itu dan beroleh laba, sehingga mereka menyenangkan hati tuannya. Sedangkan, hamba terakhir yang memperoleh satu talenta tidak menjalankannya dan malah menyembunyikan talenta itu. Tuannya menjadi marah dan mencampakkan/mengusir hambanya itu.
Satu hal yang gw nangkep dari cerita ini terdapat di ayat 24-27: 
“Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.”
Dari sini kita bisa belajar bahwa hamba tersebut mengetahui isi hati tuannya, tahu tuannya mau apa, sukanya apa, namun respon hatinya justru tidak bersahutan dengan hati tuannya, sehingga output berupa tindakan yang dihasilkannya menjadi tidak sesuai dan jahat di mata tuannya. Seringkali kita diberikan Tuhan visiNya, hatiNya yang besar atas jiwa-jiwa, kerinduan Tuhan yang besar atas keselamatan hidup seseorang melalui hidup kita, namun kita tidak bersahutan dengan hati Tuhan. ‘Kita tahu’ karena Tuhan udah singkapin, Tuhan udah beritahu kepada kita, Tuhan udah berikan atas hati kita, tapi kita hanya sekedar tahu, cuma sampai tahu doang, dan step atau langkap selanjutnya tidak kita laksanakan.
Yuk kita terus belajar agar hati kita bersahutan dengan hati Tuhan, agar hati kita selaras dengan hati Tuhan!
Jika kita belum sampai pada tahap tersebut, kita akan menjadi lelah dalam hati kita, berkecamuk dengan perasaan kita, juga bisa susah untuk nyaman dan enjoy / menikmati hidup kita, menikmati apa yang Tuhan rindukan. So, mari kita sama-sama belajar ya guys.. Hati-hati dengan hati!!
Semoga memberkati kita semuaa, God bless~
0 notes
joyfulltsl · 6 years
Text
Hello 2k18 !!
HAPPY NEW YEAR 2018. Udah lewat beberapa hari sih, tapi masih Januari lah yaa wkwkk. Di awal tahun ini, gw pengen sharing ayat yang sepertinya sering banget didengerin pas tahun baru gini, so ini hanya sebagai reminder aja sih buat kita semuaa. Ayatnya dari Filipi 3:13-14 :
“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”
Seperti khotbah-khotbah atau apapun itu yang mungkin kalian udah pernah denger di penghujung tahun atau awal tahun seperti ini, gw pengen ngomongin tentang melupakan apa yang telah di belakang kita dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapan atau di depan kita. Mungkin ini sudah sangat klise karena selalu didengar tiapa akhir atau awal tahun, but sekali lagi gw mau nge-remind kita semua agar di tahun ini kita mulai melupakan apa yang telah di belakang kita.
Melupakan apa yang telah di belakang kita ngomongin tentang melupakan semua kegagalan dan bahkan semua keberhasilan kita di tahun-tahun yang lalu.
Mungkin kalian yang baca ini jadi bingung, kenapa keberhasilan juga dilupakan? Awalnya gw juga bingung. Tapi, setelah dipikir-pikir bener juga ya, setiap keberhasilan terkadang bahkan seringkali, menjadi batu sandungan untuk kita maju, untuk kita mengarahkan hidup kita dengan maksimal ke hari-hari depan yang sedang dan akan kita lewati.
Mungkin di tahun-tahun kemaren kita udah berhasil dalam study kita di sekolah atau di kampus, lalu kita menjadi males-malesan dalam belajar. Atau mungkin kita udah berhasil melakukan kebaikan dalam keluarga kita, kepada teman-teman kita, sehingga kita berpikir kebaikan yang dulu sudah cukup baik dan selanjutnya biasa-biasa aja gak usah baik-baik banget ke orang lain.
Mungkin di tahun-tahun kemaren kita udah merasa cukup dalam Tuhan, cukup rohani. Mungkin ada di antara kita yang udah pernah ngabisin baca Alkitab, lalu berpikir untuk gak perlu baca Alkitab serutin dulu lagi karena udah pernah baca sampai habis. Mungkin di tahun-tahun yang lalu kita pernah sangat dalam di hadirat Tuhan, merasakan kasih Tuhan dengan sangat dahsyat, so kita pikir itu semua udah cukup, gw udah tahu, udah ‘pernah’ ngerasain hal-hal kayak gitu, jadi gak perlu terlalu rohani banget dan radikal di dalam Tuhan, pengalaman gw yang ‘dulu’ udah cukup.
Sekali lagi, gw ingetin buat kita semua (termasuk diri gw sendiri) agar di tahun 2018 ini kita bener-bener ngelupain semua kegagalan dan keberhasilan yang bisa menjadi batu sandungan untuk kita melangkah maju, berpikir ke depan, dan fokus pada perkara-perkara selanjutnya yang Tuhan percayakan dan kehendaki dalam hidup kita. Mungkin ada masa-masa kita perlu mengingat kegagalan kita untuk membuat kita tahu diri dan mulai bangkit, maupun mengingat keberhasilan kita agar kita makin bersemangat ke depannya. Tapi, kalau semua itu udah mulai jadi batu sandungan untuk kita melihat dan berjalan ke depan, marilah kita lupakan semua kegagalan dan keberhasilan kita yang dulu!
Hello 2k18 !
3 notes · View notes
joyfulltsl · 7 years
Text
Happy Sunday
Hari ini gw pengen nge-share film rohani yang gw baru nonton kemaren. Awalnya, gw nemu film ini di instagram temen gw dan gw jadi sadar kalo nge-stalk ig orang ada gunanya juga ya hahaha. Kembali ke topik, kemaren gw nonton film yang judulnya “I’m Not Ashamed.” Film ini diangkat dari kisah nyata seorang perempuan remaja yang hidup sungguh-sungguh dalam Tuhan dan mengungkapkan identitasnya itu ke temen-temen SMAnya terus dia memberitakan tentang Tuhan ke temen-temennya. Akhir hidupnya, ia mati bersama 12 orang lainnya. Matinya ditembak 2 orang temen sekolahannya yang saat itu nembak-nembakin SMA tempat dia sekolah di hari lahirnya Hitler. Gw bukan mau fokus ke gimana cara remaja bernama Rachel Joy Scott ini meninggal, tetapi lebih ke apa yang ia udah lakukan untuk pekerjaan Tuhan sejak ia masih muda, di mana saat itu dia berumur 17 tahun.
Singkatnya, film ini menceritakan kehidupan Rachel yang mengikuti arus dunia dengan hangout bareng temen-temennya yang ngerokok, minum-minuman keras, dll. Meskipun Rachel gak ngikutin temennya untuk ngerokok, minum-minuman keras, dsb tetapi ia merasakan kehampaan dalam hidupnya dan merasa jauh dari Tuhan. Lalu, ia bertobat dan bener-bener ngambil keputusan dan berkomitmen untuk ikut Yesus dengan sepenuhnya. Ia menceritakan kekristenannya itu kepada temen-temennya di sekolah dan ia membagikan kasih, pengampunan, dan kebaikan kepada teman-temannya di sekolah. Pastinya ngelakuin semua itu bukanlah hal yang mudah karena ia diejek dan dijauhi oleh temen-temennya di sekolah, tetapi ia tahu bahwa di dunia ini ia harus memikul salib. Rachel Joy bertekad bahwa ia akan mengubah dunia dengan betul-betul melakukan action di sekolahnya saat ia masih sangat muda, di umurnya yang ke 16 sampai 17 tahun. Ini hanya sebagian kecil dari kisah Rachel, selengkapnya kalian bisa lihat melalui film I’m Not Ashamed, bahkan biografinya ada di wikipedia. Semasa hidupnya, Rachel telah mengubah kehidupan temen-temennya dengan nunjukin kebaikan, pengampunan, dan kasih, bahkan setelah ia meninggal pun kisah hidupnya menginspirasi banyak orang di dunia ini. Semua kata-kata dan action yang ia lakukan untuk mengubah dunia tidaklah sia-sia dan gw yakin banget yang Rachel lakukan di masa mudanya itu sangat menyenangkan hati Tuhan.
Habis gw nonton dan baca kisah Rachel Joy Scott yang luar biasa ini, gw jadi inget satu khotbah Ps. Philip Mantofa yang berbicara tentang anak muda. Dalam khotbah itu, gw nangkep poin yang paling penting adalah bahwa di sorga sudah tidak ada iman dan tidak ada penginjilan. Iman adalah percaya meskipun tidak melihat (secara mata jasmani), di sorga tentunya kita sudah bertemu dengan Tuhan secara langsung dan pastinya semua orang akan menjadi percaya, maka tidak akan ada lagi iman. Penginjilan pun tidak ada, sebab semua yang masuk sorga tentunya sudah percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan mengakui serta yakin sekali bahwa Tuhan adalah Juruselamat. Kalo dikaitin kita bisa nangkep dua poin ini:
Dari masa muda kita, yuk percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yesus. Punya iman yang kuat dalam Tuhan, iman yang tidak mudah tergoyahkan oleh apapun yang ada di dunia ini. Bagi temen-temen yang belum percaya kepada Tuhan Yesus, gw berdoa agar saat ini juga mata, hati, dan pikiran kalian bisa dibukakan oleh Tuhan Yesus sendiri. Buat temen-temen yang udah percaya kepada Yesus, yuk kita tingkatin lagi kepercayaan kita, iman kita kepada Tuhan. Mungkin pikiran dan logika kita menghalangi kita, mungkin keluarga kita yang menjadi batu sandungan kita, mungkin temen-temen kita yang menarik kita menjauh dari kepercayaan kita, atau mungkin masalah-masalah dalam hidup ini yang kita jadikan sebagai penghalang kita. Percayalah guys, iman kita kepada Tuhan Yesus gak bakalan sia-sia, semua yang kita hadapi di dunia yang fana ini hanya sementara dan nantinya kita bakal mendapatkan hidup kekal bersama-Nya dan di dalam-Nya. Tuhan udah nebus semua dosa-dosa kita, Dia udah menyelamatkan kita, yuk semakin percaya lagi kepada-Nya!
Yohanes 20:29 : “.... Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Setelah kita mempunyai iman di dalam Yesus, hidup kita makin diubahkan dan makin serupa dengan gambaran-Nya. Gak mau dong kalo cuma kita yang ngerasain Tuhan, gak mau dong kalo cuma kita yang tahu siapa itu Yesus, juga kita sebagai prajurit-Nya udah dikasih tanggung jawab (kewajiban) untuk menyebarkan Injil, memberitakan kabar keselamatan, memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan ke semua orang di muka bumi ini. Maka dari itu, kita selanjutnya harus melakukan penginjilan. Menurut gw gak usah muluk-muluk deh, kita bisa ngambil contoh dari kisah Rachel Joy Scott. Di masa mudanya, ia bisa nunjukin Yesus kepada temen-temennya dengan cara menunjukkan kasih, menunjukkan pengampunan, menunjukkan kebaikan dan perhatian kepada temen-temen sekolahannya. Dia juga gak malu menceritakan ke temen-temennya bahwa dia seorang kristen, dia membagi kisah hidupnya yang diubahkan Tuhan, dan dia mau mengubah dunia. Mulai dari ngelakuin hal-hal itu, temen-temennya mulai diubahkan dan menjadi mau mengenal Pribadi yang dikenal oleh Rachel, yaitu Tuhan Yesus. Menurut gw itu adalah penginjilan. Jadi, yuk kita makin nunjukin kasih yang kita udah rasakan dari Tuhan kepada teman-teman kita, sehingga mereka juga bisa merasakan kasih yang sama dengan yang kita rasakan, dan kita bersama-sama menjadi agent of change. Karena perubahan tidak akan terjadi tanpa ada yang memulainya.
Matius 28:19 : “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku....”
2 notes · View notes
joyfulltsl · 8 years
Text
Apa Arti Keluarga?
3 kata yang membentuk 1 kalimat yang merupakan pertanyaan. Mungkin ini merupakan satu kalimat biasa, tapi untuk menjawabnya memerlukan pemikiran yang mendalam dan penyelidikan hati yang rumit.
Ada quotes yang mengatakan “family is everything” or “family means everything” berarti keluarga adalah segalanya atau keluarga berarti segalanya. Keluarga dibentuk dengan satu ikatan (re: ikatan batin) yang luar biasa erat. Sadar maupun tidak, keluarga merupakan pihak yang selalu ada, mengintervensi hidup kita, dan tak akan mungkin lepas dari kehidupan kita.
Ada orang yang kehidupan keluarganya harmonis banget jarang perselisihan. Ada yang rumahnya udah kayak kapal pecah karena keluarganya berantem mulu. Ada orang yang tinggal di rumah mewah dan sangat kaya raya, tapi gak ngerasain kasih dalam keluarga. Ada juga yang kehidupannya sangat sederhana, tapi keluarganya hidup dengan kasih yang berkelimpahan, dan masih banyak lagi.
Tuhan sudah mengatur semuanya, menenun kita dalam kandungan ibu kita dengan sebegitu rupa. Tuhan yang tahu mana yang terbaik buat hidup kita dan kita hanyalah alat-Nya, ciptaan-Nya, yang harus tunduk sepenuhnya pada otoritas Tuhan sang Pencipta kita. Dimanapun kita berada saat ini, di keluarga manapun, dalam situasi apapun, be grateful karena Tuhan gak pernah sembarangan mau ngebentuk dan menghadirkan kita di dunia ini, Ia pasti selalu ngelakuin yang terbaik buat kita, bahkan dalam menentukan siapa keluarga kita, Ia selalu ngelakuin yang terbaik. Mungkin ada orang yang lahir karena ‘kecelakaan’ dari orang tua mereka, tapi semua manusia tanpa terkecuali saat udah terbentuk dalam rahim wanita langsung berada di bawah kontrol Tuhan dan Tuhan menetapkan suatu rancangan yang besar bagi hidupnya. Suatu tujuan yang mulia seturut dengan kehendak Tuhan.
Secara teologi, gue mungkin belom bisa ngomong banyak tentang kaitan keluarga dengan Tuhan. Hanya, satu hal pasti yang gue pengen kita semua, anak-anak mudanya Tuhan lakuin buat keluarga kita. Di umur kita yang masih sangat muda ini, mungkin hanya setengah bahkan gak nyampe setengah umur orang tua kita yang merupakan umur kita. Sayangilah keluargamu, papa/ayah mu, mama/ibu mu, saudara-saudaramu dan lakukanlah yang terbaik buat mereka. Ini super klise, tapi emang benar bahwa gak ada satupun manusia yang sempurna di dunia ini dan sejahat-jahatnya orang tuamu ataupun saudaramu, ikatan batin itu gak akan pernah luntur dan keluarga tetaplah keluarga.
Jangan lebih ngandelin temen daripada orang tua, jangan lebih ngurusin temen bahkan sahabat daripada sodara sendiri! Disaat lo kehilangan mereka, pasti ada rasa bersalah, rasa sakit yang amat mendalam, dan penyesalan yang sangat besar, mungkin. Dan menurut pengalaman gue, itu bener banget. Mari lakukan yang terbaik buat keluarga kita sebelum semuanya terlambat! Remember it, blood is thicker than water ;)
0 notes
joyfulltsl · 8 years
Text
What’s your Vitamin?
Menurut wikipedia, vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Berarti, vitamin sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.
Saat kita makan dan minum, makanan dan minuman itu mengandung vitamin yang akan masuk ke dalam tubuh kita kemudian diproses menjadi hal yang berguna bagi tubuh kita. Kulit tubuh kita juga butuh vitamin yang didapetin dari lotion. Selain itu, ada beberapa manusia yang ‘need vitamin sea’ (like me right noww -_-). Anyway, intinya adalah vitamin itu mempunyai fungsi dan peranan penting bagi kesehatan tubuh dan kelangsungan hidup kita.
Di samping memenuhi vitamin bagi jasmani kita, sebagai orang percaya (orang yang memercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat), kita juga butuh vitamin bagi kerohanian kita. Apa sih vitamin kita? 
Menurut gue, vitamin bisa kita dapatkan dari makanan rohani kita, yaitu Alkitab. Tentunya alkitab merupakan hal mutlak yang tak bisa ditawar-tawar lagi karena alkitab adalah pegangan dan hukum bagi orang percaya. Gimana mau ngejalanin hidup sebagai orang percaya kalo aturan-aturan (hukum) orang percaya tidak kita pahami, bahkan kita tidak membacanya. Di samping membaca alkitab, kita bisa mendapatkan vitamin bagi kerohanian kita dengan cara mendengarkan lagu/nyanyian rohani, membaca renungan rohani, mendengarkan khotbah (bukan cuma di gereja setiap minggu, namun juga di rumah misalnya melalui youtube), serta melihat & mendengarkan kesaksian orang percaya lainnya.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita telah ‘menyuntikkan’ vitamin-vitamin lagi dan lebih lagi untuk keberlangsungan kehidupan rohani kita. Vitamin-vitamin itulah yang akan mengembangkan kehidupan kerohanian kita lebih lagi dan kita akan menjadi serupa dengan-Nya. Tanpa vitamin, akan lebih banyak serangan-serangan penyakit yang tidak terkalahkan oleh tubuh kita, sehingga membuat kita jatuh sakit. Kerohanian kitapun akan menjadi ‘sakit’ (kita makin jauh dari Tuhan, makin bimbang dengan hidup ini, makin merasa tidak berguna, makin tidak mempunyai pegangan dalam menjalani lika-liku kehidupan, dll) saat kita tidak berusaha untuk memperbanyak asupan ‘vitamin’ kita itu.
So, mari sadari vitamin buat kerohanian - dan jiwa - kita & penuhi kebutuhan kita akan vitamin itu :))
0 notes
joyfulltsl · 8 years
Text
Quote of the Day
Quote of the day yang dalam bahasa ala-ala-nya #qotd :
“Don’t cry because of what you lost, smile because of what you learned.”
Hari ini gue nyobain what does wikipedia say about you? di facebook. Kalimat yang terkutip di atas itu menurut wikipedia personal motto gue. Satu kalimat sederhana dengan berjuta bermakna.
Dari quote itu gue diingatkan kembali satu hal yang luar biasa, yaitu dalam mengalami dan merasakan kehilangan (entah itu kehilangan seseorang maupun sesuatu) ada suatu pelajaran berharga di dalamnya. Mungkin, di saat kita kehilangan suatu barang/benda, kita diajar untuk lebih berhati-hati dan bertanggung jawab. Mungkin, di saat kita kehilangan seseorang yang berharga dalam hidup ini, kita diajar untuk tidak bergantung pada manusia, tetapi hanya pada Tuhan.
Jangan biarkan tangis menguasai kita saat kita merasakan kehilangan! Beranilah untuk tersenyum karena semua hal pasti terjadi secara tidak kebetulan dan dengan maksud yang indah. Be brave & keep moving forward!
0 notes
joyfulltsl · 8 years
Text
11 April.
11 April 2015. Tanggal super bersejarah dalam hidup gue, ya, that day when my beloved father passed away. Menyedihkan? Ya. Mengecewakan? Ya. Sakit hati? Tentu saja. Tapi, kalo gue throwback lagi ke hari itu, ada satu hal luar biasa yang muncul dalam hati gue yang menggeser semua perasaan dan pemikiran yang berkecamuk dalam diri gue, sukacita. Entah mengapa gue merasakan suatu sukacita (yang secara manusiawi gak mungkin bisa) dan tentunya berasal dari Tuhan pada saat gue berdoa sesaat setelah gue denger kabar kepergian itu dan seperti ada suatu suara yang berkata dalam diri gue bahwa semua itu sudah diatur oleh Yang Mahakuasa. Ya, gue sangat yakin dan percaya “Rencana Tuhan itu Lebih Indah.”
Sebenernya, tujuan gue nulis blog dengan judul ini bukan untuk mengutarakan curahan hati gue tentang kejadian di tanggal itu, tapi gue pengen share 3 pesan yang luar biasa yang bokap gue send via SMS sebulan dan beberapa hari sebelum dia meninggal. Here we go.
 5/3/2015
Renungan hari ini :
Berdoa itu bukan PART TIME, bukan SOME TIME, apalagi NO TIME, tapi ON TIME, bahkan FULL TIME, kalau bisa OVER TIME, karena panggilan TUHAN ANY TIME. (1 Tes.  5 : 17 : “Tetaplah berdoa.” )
You are always in my prayer, praise the Lord, amin.
Ini message ter-sweet yang pernah gue baca sih sejuh ini eak. Menurut gue, orang yang selalu ada dalam prayer list seseorang pasti selalu ada dalam pikiran dan hati orang itu. Tapi, hal terpenting dari message ini adalah jangan bilang gak punya waktu untuk berdoa (yang kebanyakan karena super sibuk). Semua orang punya waktu yang sama 1x24 jam sehari dan maksimalkan waktu itu. Ingat! Berdoa bisa anytime & anywhere karena doa adalah bentuk komunikasi kita dengan Tuhan.
 29/3/2015
Renungan pagi :
Peribahasa rohani mengatakan haus kekuasaan tidak akan pernah memuaskan hati, tetapi haus akan hadirat TUHAN akan selalu menyegarkan jiwa. Ini hari minggu jangan lupa ke gereja, hehehehe… Selamat beribadah, bapak toraja.
Jarang ya bapak-bapak nulis hehehe sepanjang itu plus pake .... (titik-titik). Entah si bokap copas darimana HAHA. Anyway, yang gue dapetin dari message ini adalah untuk terus haus dan mencari hadirat Tuhan lebih dan lebih lagi. Satu quotes yang selalu gue ingat : “You’re more than enough for me.”
07/4/2015
Renungan pagi :
Kunci sukses hidup hari ini mengatakan:
Yang menjadi penghalang utama kesuksesan kita bukan FISIK atau PENDIDIKAN tetapi KEMALASAN, CEPAT PUTUS ASA, dan MUDAH MENYERAH, dan juga suka MENUNDA-NUNDA PEKERJAAN. (Markus 10:45-52)
Kalo message yang ini menohok banget sih buat gue karena gue orangnya sangat malas dan sangat suka menunda-nunda pekerjaan. So, salah satu penghalang kesuksesan gue ya kedua hal itu tadi and I’m trying to be the better version of me every single day, terutama untuk mengubah kedua hal itu.
That’s all. Gue harap kalian yang baca blog ini terberkati dan nemuin sesuatu yang berguna hehe, God bless :)
1 note · View note
joyfulltsl · 8 years
Photo
Tumblr media
Passover Day
Kalo kata hillsong Cross Equals Love berarti salib sama dengan cinta/kasih.
”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” - Yohanes 3 : 16
Guys, coba kita pikirkan lebih mendalam, ayo kita bayangkan! Betapa banyaknya jumlah manusia di muka bumi ini. Dari bermilyar-milyar orang yang ada kita hanya 1 di antara mereka dengan kondisi (fisik maupun kemampuan/skill) yang banyak memiliki kesamaan satu dengan yang lain dan tentunya punya kelebihan dan kekurangan untuk saling melengkapi. Gue sempat berpikir yang kalo di bahasa sunda dah aku mah apa atuh. Dari situ gue jadi mikir apa sih artinya seorang ‘joy’ dan seberapa berharganya gue kalo ternyata ‘spesies’ seperti gue ini tersebar dimana-mana, gue juga jadi super yakin kalo gak ada satu manusiapun yang bisa nyombong-nyombongin diri dan merasa paling hebat.
Tapi, kalo dipikir-pikir lagi semua manusia tuh memiliki keunikan masing-masing dan semuanya berbeda. Terlebih lagi kalo gue mengingat betapa Allah Bapa mengasihi seluruh umat manusia, termasuk gue dan juga lo (iya, kamu yang lagi baca blog ini) dengan mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus untuk menebus dosa kita semua dengan cara melalui penderitaan yang amat mendalam di kayu salib. Betapa besar cinta dan kasih Tuhan buat kita semua, gak mungkin ada satu orangpun atau satu makhlukpun yang mengasihi kita lebih dari cinta dan kasih dari Pencipta kita, Tuhan Yesus Kristus. Maukah kamu menerima cinta-Nya? This is real love and He’s waiting for you. Jangan kau ragu untuk mempercayai-Nya, cause He’s risen and He’s mighty to save!
0 notes
joyfulltsl · 9 years
Text
Pemuda Penggerak Bangsa
Berhubung hari ini H+1 Hari Sumpah Pemuda, gue pengen ngebahas tentang pemuda yang menjadi penggerak Bangsa ini, Bangsa Indonesia.
Siapa aja sih yang dikategorikan sebagai pemuda atau anak muda?
Ada beberapa pandangan nih guys. Menurut WHO (World Health Organization), “young people” itu dengan batas usia 10-24 tahun. Berdasarkan International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985 “kelompok muda” adalah penduduk yang berusia 15-24 tahun. Sedangakan, yang tercantum dalam RUU Kepemudaan, “pemuda” adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun.
Intinya, kalau kalian termasuk salah satu dari umur-umur tersebut di atas, berarti kalian adalah anak muda alias pemuda.
Balik lagi tentang Hari Sumpah Pemuda. Hari Sumpah Pemuda merupakan hari dimana para pemuda pemudi (putra dan putri Indoenesia) bersatu dan memberikan pengakuan untuk mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Hari Sumpah Pemuda ini jatuh pada tanggal 28 Oktober 1928 dan diperingati tiap tahunnya oleh bangsa tercinta kita ini, Bangsa Indonesia. Sumpah pemuda inilah yang mempersatukan seluruh kaum muda bangsa ini yang kemudian bersama-sama membawa suatu perubahan, bergerak menuju ke arah transformasi. Sejarah mencatat bahwa kaum muda turut mengambil bagian sebagai yang terdepan untuk mengalahkan kaum-kaum penjajah, baik menggunakan ide-ide kreatif maupun tenaga yang luar biasa, sehingga saat ini kita semua dapat merasakan indahnya hidup dalam kemerdekaan.
Untuk dapat menggerakkan Bangsa Indonesia, tentunya kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa identitas kita, identitas pemuda. Menurut Alkitab dalam Mazmur 127:4 : “Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.”
Waktu gue ngebaca ayat ini, pertanyaan pertama yang muncul adalah kenapa harus anak panah dan di tangan pahlawan?
>> Anak panah
Panah merupakan salah satu alat yang digunakan untuk berburu dan juga alat perang pada zaman dahulu. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), panah merupakan senjata berupa tongkat kecil runcing, panjang, berbulu pada pangkalnya dan tajam pada ujungnya dilepaskan dengan busur; anak panah. Berarti, dengan kata lain anak-anak pada masa mudanya (re: kaum muda) adalah suatu senjata. Menurut gue, maksud dari kaum muda merupakan suatu senjata karena kaum pemuda merupakan orang-orang yang mempunyai kekuatan/tenaga yang lebih dibandingkan kaum yang lebih tua. Pemuda merupakan orang-orang yang energik dan mempunyai gairah yang selalu menggebu-gebu. Pemuda selalu mempunyai ide-ide kreatif yang tak kunjung habis dan selalu melakukan kegiatan-kegiatan dengan gairah yang tinggi.
Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah ayat di Alkitab yang menarik perhatian tentang masa muda yang terdapat dalam Pengkhotbah 11:9 : “Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!”
Kata “pengadilan” disini berarti kelak Allah akan memperhitungkan apa yang kita lakukan, Allah akan mengadili setiap perbuatan kita nantinya. Jadi, intinya ayat ini mengatakan bahwa jika kaum muda hanya mengikuti apa yang menjadi keinginan hatinya dan apa yang dipandang baik menurut matanya sendiri, nantinya Tuhan akan mengadili hal itu, Tuhan akan memperhitungkan hal tersebut sebagai suatu perkara/persoalan (sebab segala sesuatu yang masuk atau diurus dalam pengadilan adalah suatu perkara/permasalahan).
Maka dari itu, untuk mengatur dan membatasi semua gairah, keinginan, tenaga yang ada dalam diri kaum muda, perlu ada yang namanya “pengendalian.” Pemuda perlu berada di bawah kendali (under control). Siapa yang mengendalikan/mengontrol anak muda? Selanjutnya akan dibahas dalam poin berikut.
>> Tangan pahlawan
Menjawab pertanyaan di atas, pemuda perlu berada di bawah kendali (under control) dan yang mengendalikannya adalah “tangan pahlawan.” Menurut KBBI, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Berarti, pahlawan ini merupakan figur yang luar biasa dan berbeda dari manusia-manusia secara umum. Pahlawan itu orang yang begitu besar jasanya dalam menyelamatkan dan sosok yang ditinggikan alias tidak dianggap rendah.  Tentunya, pahlawan adalah orang-orang yang tahu betul bagaimana cara berperang sebab mereka penyelamat, berarti juga tahu cara menggunakan senjata. Berkaitan dengan poin sebelumnya, senjatanya adalah anak panah, yakni kaum muda, dan tangan pahlawan yang dimaksudkan adalah orang yang memegang kontrol/kendali terhadap anak panah itu, yakni Tuhan Yesus Kristus.
Inti dari semua ini, Tuhanlah yang memegang kendali atas diri kita, para kaum muda. Tuhanlah yang mengatur apa yang harus kita tuju, dimana kita harus menancapkan diri kita sebagai suatu anak panah. Sebagai anak panah di tangan Tuhan, Tuhanlah yang nentuin apa yang dipandang-Nya baik buat hidup kita dan keinginan-Nya yang harus terlaksana dalam hidup kita. Ia yang nentuin arah hidup kita sebagai kaum muda, bukan keinginan hati kita semata dan apa yang kita pandang baik untuk hidup kita. Tetapi, semuanya harus di bawah kendalinya Tuhan Yesus.
Dan jangan lupa guys, orang tua kita adalah wakil Tuhan di dunia ini. Buktinya, cukup banyak ayat di Alkitab, bahkan menjadi salah satu dari kesepuluh perintah Tuhan yang menyuruh kita untuk menghormati ayaha dan ibu kita (orang tua). Berarti, orang tua juga merupakan salah satu pengendali kehidupan kita. Selain berada di bawah kontrol Tuhan, kita juga harus mendengarkan apa yang orang tua kita sampaikan. Menurut gue, gak ada satu orang tua pun di dunia ini yang mau mencelakakan atau melihat keburukan yang terjadi buat hidup anaknya, kecuali orang tua yang belum benar-benar dipulihkan oleh Tuhan. Intinya, selama apa yang orang tua kita sampaikan itu baik menurut Firman Tuhan, maka sebaiknya lakukanlah itu dalam hidup kita.
Jika kita menjadi “anak-anak panah” di bawah kontrol “tangan pahlawan” maka akan terjadi suatu gerakan yang luar biasa dalam hidup kita dan tentunya membawa dampak yang baik pula bagi orang di sekeliling kita. Gue pengen ktia ngebayangin sosok Katniss Everdeen yang diperankan oleh Jennifer Lawrence dalam film The Hunger Games (Mockingjay). Ada sebuah scene dalam film tersebut yang keren banget. Waktu itu, Katniss mengambil anak panahnya yang telah disambungkan dengan kekuatan magnetik, dimana daya magnetik itu merupakan ide dan rancangan dari salah seorang temannya dalam misi penyelamatan diri mereka di suatu hutan buatan. Saat itu, Katniss menarik busurnya dan mengarahkan ke pusat dari hutan buatan tersebut sehingga terjadi suatu setruman yang luar biasa dan merusak sistem yang begitu canggih dan telah dirancang dengan sedemikian rupa. Semua orang terkagum-kagum dan takjub melihat apa yang dilakukan oleh Katniss.
Dari cerita tersebut, kita bisa melihat bagaimana kehidupan kita sebagai anak panahnya Tuhan. Jika kita tunduk di bawah kendali/kontrol Tuhan dengan cara menaruhkan dan menyerahkan seluruh kehidupan kita untuk diatur olehNya, maka pasti akan terjadi suatu hal yang luar biasa dalam hidup kita dan membuat orang lain yang berada di sekeliling kita menjadi takjub dan merasakan pula dampak positif dari kehidupan kita itu.
Mari kita bersama-sama menyadari apa identitas diri kita sebagai kaum muda. Kita bukan orang kacangan yang dipandang sebelah mata, tetapi kita adalah kaum yang menggerakkan bangsa ini, kitalah calon-calon penerus bangsa. Mari bersama-sama bahu membahu untuk menuju Indonesia yang lebih baik!
0 notes
joyfulltsl · 9 years
Text
Look for Another Angle
“Just look for another angle.” - Tadashi Hamada (film Big Hero 6)
Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, kalimat tersebut dapat berarti lihatlah dari sudut pandang yang lain atau coba lihat pada sudut pandang yang berbeda.
Cara gampang untuk mengerti tentang sudut pandang atau perspektif, yaitu seperti melihat suatu benda dari berbagai sisinya. Contohnya setangkai bunga, jika dilihat dari atas, bawah, maupun samping akan memperlihatkan keindahan yang berbeda. Contoh lainnya saat selfie, terdapat angle tertentu yang bisa membuat wajah menjadi terlihat berbeda di tiap fotonya.
Dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda, kita bisa mendapatkan ide-ide kreatif yang baru.
Seminggu yang lalu, saya memainkan sebuah game mengeluarkan mobil berwarna orange dari parkiran yang terhalang oleh beberapa mobil lainnya di handphone. Game ini seperti bermain puzzle, dimana mobil-mobil yang menghalangi tersebut dipindahkan dengan memerlukan trik-trik khusus, sehingga mobil berwarna orange tersebut dapat keluar dari parkiran. Saat itu, saya stuck di level 29 dari 40 level yang ditargetkan. Karena telah mencoba berulang kali dan tetap gagal, akhirnya saya memutuskan untuk membalik layar HP saya dan mencoba level itu kembali. Ternyata, setelah itu saya melewati level tersebut dengan sangat mudah. Hal itu kembali mengingatkan saya tentang ‘sudut pandang.’ Ada hal-hal kreatif yang dapat kita lakukan saat melihat sesuatu tidak dalam satu perspektif saja, itu itu saja.
Sama halnya dalam menghadapi masalah saat melangsungkan kehidupan ini.
Jika kita melihatnya dari sudut pandang yang berbeda, setiap masalah dalam hidup kita bukan menjadi suatu beban maupun kutuk, melainkan menjadi suatu berkat yang baru bagi hidup kita.
Semua umat manusia yang hidup di dunia ini tak akan pernah luput dari masalah, umat Kristiani sekalipun. Masalah yang terjadi dalam kehidupan datang secara silih berganti dan tak kunjung habis. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu perspektif atau sudut pandang yang benar terhadap setiap masalah yang kita hadapi. Cara memandang persoalan hidup akan sangat menentukan kelangsungan hidup kita selanjutnya maupun yang akan datang. Ada seorang tokoh dalam Alkitab yang dapat menjadi contoh mengenai hal ini, yaitu Ayub.
Dalam Kitab Ayub di Perjanjian Lama kita dapat membaca rangkaian kisah hidup Ayub yang terangkum dalam 42 pasal. Ringkasnya, saat itu tiba-tiba dalam sekejap dengan waktu yang benar-benar singkat, Tuhan mengambil semua yang dimiliki oleh Ayub. Harta kekayaannya, ternak-ternaknya, bahkan keluarganya pun (isteri dan anak-anaknya). Padahal sangat jelas tertulis di Alkitab bahwa Ayub adalah orang yang saleh dan jujur. Akan tetapi, setelah kejadian itu tiba-tiba menimpanya ia justru berkata dalam Ayub 2:10 : .... Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? Setelah itu di pasal-pasal selanjutnya terdapat pasal yang mengungkapkan bahwa Ayub berkeluh kesah tentang perlakuan Tuhan atas hidupnya. Akan tetapi, di pasal-pasal kemudian Ayub mulai sadar lalu megubah sudut pandangnya dan merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mencabut perkataannya serta menyesalkan diri. Saat Ayub mulai mengambil tindakan tersebut, Tuhan memulihkan kehidupan Ayub, bahkan dalam pasal 42 ayat 10 dituliskan bahwa Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kekayaannya dahulu.
Dengan melihat masalah sebagai berkat yang perlu disyukuri, kelangsungan hidup Ayub selanjutnya menjadi lebih berhasil daripada kehidupannya yang dulu.
Contoh simple nya : Saat kita mendapatkan nilai mid test yang jelek tentunya itu merupakan hal yang buruk. Tapi, saat melihatnya pada sudut pandang yang  berbeda, sudut pandang yang benar, maka nilai tersebut dapat membuat kita menjadi makin giat belajar (pemacu belajar) agar di nilai akhirnya nanti bisa mendapatkan nilai yang lebih baik. Jadi, masalah tersebut dapat menjadi berkat untuk hidup kita selanjutnya. Tetapi, kembali lagi jika kita melihatnya pada sudut pandang yang berbeda, yaitu sudut pandang yang benar.
Lihatlah setiap masalah Anda menggunakan perspektif yang berbeda. Bukan sebagai suatu beban, kutuk, kesedihan, kekurangan, maupun hal negatif lainnya. Saat Anda menghadapi masalah, gunakan sudut pandang yang benar dengan cara melihat masalah sebagai berkat, sukacita baru, dan hal positif lainnya. Maka, kehidupan Anda selanjutnya dan yang akan datang menjadi lebih baik lagi.
Hidup ini sulit, jangan makin dipersulit lagi dengan cara pandang yang salah! God bless :)
0 notes
joyfulltsl · 9 years
Text
Wait...
“Be still, and know that I am God.” - Psalm 46 : 10
0 notes