Tumgik
iradatira · 2 days
Text
Acapkali kita menemukan sesuatu yang berharga setelah berhenti mencari dan mengikhlaskan.
Mungkin ini juga tidak hanya berlaku pada barang, tapi juga seseorang.
28.04.2024
15 notes · View notes
iradatira · 8 days
Text
One day you'll look back and understand that your timing was perfect and why things happened the way they did: to protect you, to guide you, and to redirect you to where you were always meant to be. Trust the process of your path, evolution, and growth — it's all divine timing.
315 notes · View notes
iradatira · 9 days
Text
Jika sudah waktunya, hujan pun akan turun. Jika sudah masanya, bunga pun akan mekar dan wangi.
Begitulah takdir Tuhan, doa-doa kita di masa lampau akhirnya dikabulkan begitu sudah waktunya.
Bukankah ada banyak hal yang diberikan sebelum kita siap menerimanya, hingga akhirnya berantakan dan hanya menjadi pelajaran.
Sengaja dikabulkan dengan cepat hanya untuk pelajaran. Sabar, jangan terburu-buru menagih doa, ya.
@jndmmsyhd
433 notes · View notes
iradatira · 11 days
Text
Dulu aku kerap mempertanyakan bagaimana doa bisa bekerja jika takdir sudah termaktub? Sampai akhirnya aku paham bagaimana konsep dari takdir itu sendiri dan bagaimana kekuatan sebuah doa dapat mengubahnya. Maka, berdoalah.
Aku teringat dengan sebuah tulisan yang pernah kubaca "tangan yang menengadah ke langit tidak akan kembali dalam keadaan hampa". Artinya, semua yang telah dipanjatkan pasti selalu punya jawaban. Maka, berdoalah.
Berdoalah dan meminta kepada-Nya untuk segala hal apapun yang nampaknya mustahil. Sebab Dia dapat mengubah sebuah kemustahilan menjadi keniscayaan. Maka, berdoalah.
212 notes · View notes
iradatira · 14 days
Text
Dibalik momen patah hati, aku selalu mengambil keputusan yang cukup penting bagi hidupku selanjutnya. Saat SMP setelah aku putus dari mantan, aku langsung memutuskan fokus ingin mengejar SMA favorit. Belajar sangat rajin sampai aku yang SMP ga pernah masuk 10 besar bisa masuk SMAN favorit dengan persyaratan nilai tinggi dan lolos tes masuk. Lalu setahun setelah lulus dari kampus, aku patah hati lagi, aku semakin nekat untuk rantau agar menemui lingkungan baru untukku sembuh, daftarlah aku menjadi relawan mengajar di pojok negeri. Terus sepulang relawan, sekarang patah hati lagi, apakah ini saatnya aku menjemput mimpiku yang sudah beberapa tahun tertunda, yakni sekolah ke luar negeri? Mungkinkan patah hati selalu menjadi momen kembalinya mimpi-mimpi yang pernah terpatri?
Kalau patah hati bisa request sama Allah, maunya sih ini yang terakhir ya. Asli capeek banget harus berusaha sembuh sendirian tanpa orang baru, terus baru sembuh, jatuh hati lagi dibuat patah lagi tust issue lagi, rugi dong! I have no time for this drama things anyway, mending cari uang, bangun karir dan sekolah ajaa. Pengen dibuat mati rasa, sampai akhirnya aku bertemu dengan yang tepat itu, cuma butuh saling mencintai dengan satu yang tepat, gausa banyak-banyak, gamau capek nyeleksi, apalagi ikut saingan memperebutkan satu orang aja, i have no energy for that, yang jelas aja, yang menjadikanku tujuan satu-satunya :).
Sebenarnya capek juga mengalami patah hati berturut-turut seperti ini, inginnya sih kisah asmaraku mulus seperti teman-temanku yang lain, tapi ternyata jalur yang kulalui memang harus demikian.
Apakah aku marah? Selama ini aku belum pernah marah sih sama Allah, cuma yaa komplain pasti, karena siapa weehhh yang mau berduka terus ke orang yang masih hidup, apalagi doi sudah bahagia dengan yang baru wkwkw. Hal buruk tentang berduka itu, hidup harus jalan terus padahal sebenernya hati sedang babak belur ga mau jalan.
Beberapa bulan ini, utamanya ramadan, aku mencoba untuk kontemplasi, memunguti hikmah dari ambyarnya kisahku ini. Bahwa sejatinya aku sebagai manusia tidak memiliki apapun, semuanya hanyalah titipan, yang abadi hanyalah zatNya. Mungkin memang masanya sudah habis, kami sudah menyelesaikan tugas masing-masing selama bertemu, mungkin di masa depan takdir kami tak bersisian. Berusaha meyakini bahwa Allah selalu punya rencana yang terbaik untuk masing-masing dari kami, meski itu membuatku sangat kecewa. Mungkin nanti setelah melalui momen ini, aku akan sadar dan berterima kasih padaNya karena sudah dijauhkan.
Aku mencoba memperluas sudut pandang kali ini. Memandang momen patah hati sebagai masa tambahan untuk mencintai diri sendiri sebelum jatuh cinta lagi dengan benar. Memperbaiki hubunganku dengan keluargaku. Kesempatan menciptakan momen terbaik dengan teman-teman dan keponakanku. Kesempatan untuk belajar dan fokus meningkatkan karir karena belum terlalu banyak tanggungan dibandingkan ketika sudah berkeluarga nanti. Kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, jadi rasanya cuma sama Allah aku bisa mendapatkan rasa tenang, setelah nangis berderai dengan doa yang sama, atau masalah yang itu-itu lagi.
Belakangan, aku merasa terkuatkan dengan ayat "and He found you lost and guided you", segalau apapun hidupku, Allah memang selalu tahu cara untuk menuntunku kembali. Entah lewat mimpi-mimpiku yang memanggil untuk diwujudkan, juga lewat teman-teman dan keluargaku yang selalu mendukungku di keadaan apapun.
Dan, aku percaya bahwa orang-orang patah hati yang sembuh tanpa orang baru itu terberkati, karena masa-masa limbung menjadi momen untuk semakin mendekat padaNya. Allah membuka jalanNya agar hamba ini kembali bersujud padaNya. "Call upon Me, I will respond you"
"At the end of the day, its only me and Allah"
"I lost him, but I find Allah and myself, so I win" :)
13 notes · View notes
iradatira · 26 days
Text
Ajaib
Dulu, yang kusebut keajaiban adalah ketika doa yang sering kupinta dikabulkan Allah meski kemungkinannya sangat kecil. Sekarang, yang menurutku ajaib adalah perlahan aku diberikan rasa tenang dan menerima takdir, meluaskan maaf terhadap segala ketetapan yang terjadi di hidupku. Meski kebanyakan yang kuterima sungguh jauh berbeda dengan rencanaku. Menjalani hal-hal yang ada di depan mata, juga menikmati dan berusaha hadir di momen-momen kecil di hidupku.
Setelah mengalami beberapa gemuruh yang membuat fisik dan mental cukup kewalahan dalam beberapa waktu ini. Aku jadi menyadari bahwa nikmat fisik yang sehat, serta mental yang tenang adalah keajaiban itu sendiri. Dengan fisik yang sehat, Allah masih memberikanku kesempatan untuk mengusahakan mimpi-mimpiku lagi, meski jalannya tampak terjal dan berliku. Dengan ketenangan batin, aku tak mudah limbung ketika ternyata fase hidupku, bentuk rejeki yang kuterima tidak sama dengan orang-orang di sekitarku.
Pada hari-hari akhir ramadan ini, yang kupinta hanya ketenangan menjalani berbagai fase hidupku kedepan. Karena apa yang kupikir baik, belum tentu seiring dengan masa depan yang sudah Allah rancang untukku. Aku selalu meyakini bahwa Allah selalu tahu yang terbaik untuk hidupku, meski ternyata berbeda versi dengan apa yang telah kuupayakan.
Pada akhirnya, yang selalu kuperlukan hanyalah bimbinganNya, dalam menjalani setiap langkah kedepan. Karena banyak hal yang tidak aku ketahui tentang alur hidupku, semoga aku diberi keluasan hati untuk menerima dan menjalani dengan baik, apapun ketetapanNya untukku.
5 notes · View notes
iradatira · 1 month
Text
Lelah sekali rasanya jika semua harus soal dunia, selalu perihal untung dan rugi.
Kemarin, ada hati yang sakit oleh keadaan dunianya, entah patah oleh rezeki yang tak kunjung membaik, atau sakit karena jodoh yang tidak tiba padahal usia sudah semakin bertambah.
Dan kini semua membaik, sebab menyerahkan semuanya pada pemilik waktu dan dunia. Hati dan harinya tenang, ia sekarang hanya bisa melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan.
"Perihal waktu dan masa depan, ia serahkan saja pada pembuat skenario terbaik. Allah."
Ternyata, setenang itu menyerahkan segalanya pada Allah, sebab ada bagian dan sisi kehidupan yang tidak bisa kita ikut campur, kita hanya bisa berprasangka baik dan melakukan yang terbaik dari amal-amal yang bisa kita pilih dan kerjakan.
Semoga, Ramadan ini menjadi obat, untuk setiap hati patah dan rapuh tersebab dunia dan keadaannya. Bukankah sebaik-baik obat adalah takdir yang diberikan dan disajikan oleh Allah? Ramadan dan obat terbaik.
@jndmmsyhd
500 notes · View notes
iradatira · 1 month
Text
When Omar Suleiman said "Romance is like rizq, it is not something everyone is going to have in this life." If it isn't written for you, it will be difficult to look around and see others being blessed with it. But like every other form of rizq, it's a test and you'll get more than you can imagine in Jannah which will be your final home– forever.🤍
370 notes · View notes
iradatira · 1 month
Text
Taraweeh is truly amazing and Tahajjud is truly beautiful but one of our main focuses in this month should also be to transform our relationship with our Fardh salah– the Salah that will stay in our lives even after Ramadan leaves.
Pray on time. Pray the Sunnah. Learn the meaning of what you recite. Pray slowly. Feel the connection with your Creator.
“Verily, the believer in prayer is in a private conversation with his Lord." [Bukhari]💌
159 notes · View notes
iradatira · 1 month
Text
"Ya Allah, aku sudah menganggap baik seluruh takdir yang engkau berikan padaku, maka aku mohon sembuhkanlah dan perbaikilah hidupku"
Puncak tertinggi dari hati yang bersih adalah menyerahkan segalanya bahkan masa depannya pada Ilahi.
Tanpa tapi.
Tidak mudah melatih husnudzon dan prasangka baik pada Allah itu, mungkin bagi mereka yang Allah hujani dengan kenikmatan akan mudah untuk melakukannya, tapi tidak mudah bagi mereka yang Allah berikan gerimis bahkan hujan ujian. Soal pasangan, keluarga, pekerjaan, keadaan sosial, ekonomi dan semua hal yang barangkali menyesakkan dada, seakan Allah tidak mencintainya. Padahal, tidak selalu yang Allah hujani dengan kenikmatan itu berarti Allah suka padanya. Dan tidak pasti juga yang hari ini Allah berikan ujian bertubi-tubi menandakan Allah membencinya. Semua ada takaran dan tolok ukurnya, dan pada ujungnya, semua yang bisa mendekatkan diri pada Allah adalah kenikmatan, entah ujian atau nikmat yang datang. Aku pun sama denganmu, masih tertatih untuk bisa selalu mengedepankan prasangka baik. Semoga Allah berikan kita hati yang seluas samudera perihal takdir ini, Allah berikan selimut sabar atas dinginnya ujian. Sebab surga tidak pernah murah.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
iradatira · 1 month
Text
Mengurai makna cukup.
Tumblr media
Kalau dalam hidup ini, kita terlalu fokus melihat keluar, untuk menatap pencapaian orang lain, melesatnya karier seseorang dan betapa besarnya pendapatan seseorang...maka kita akan selalu merasa hidup penuh kekurangan dan tidak pernah mencicipi " betapa nikmatnya" rasa cukup.
Padahal, mampu menikmati rasa cukup dengan segala apa yang ada dalam hidup adalah salah satu anugerah luar biasa.
Rasa cukup berkaitan dengan "tahu apa tujuan hidup" "kepekaan hati untuk pandai bersyukur", dan "menyadari kemana hidup sedang membawa kita".
Kalau tujuan hidup kita masih terlalu fokus untuk mengejar dunia dan segala kemilaunya, maka terpaculah diri untuk selalu berlari mengejar kata "hidup nyaman seperti orang lain" hingga lupa untuk mensyukuri nikmat yang banyak sekali ada di dalam diri dan di sekitar.
Kalau hati kita "lupa" bahwa sehat itu nikmat, dikelilingi keluarga dan orang baik itu nikmat, tidak kelaparan itu nikmat, memiliki tempat teduh untuk tidur itu nikmat, mudah untuk lelap itu nikmat, memiliki waktu yang tenang untuk ibadah itu nikmat, dan masih banyak nikmat lainnya, maka kita akan terus merasa kekurangan dalam hidup ini. Sebab kita buta untuk melihat banyaknya nikmat yang meliputi diri.
Kalau kita merasa hidup ini hanya sebatas urusan dunia, maka kita akan dibuat super sibuk untuk memikirkan kapan kita akan menjadi sukses seperti si A atau mapan seperti si B, hingga kita lupa bahwa terus bergulirnya waktu sedang membawa kita menuju pulang.
Kalau kita sadar, bahwa takdir manusia memiliki garis dan jatah rejekinya masing-masing dan segala apa yang kita damba serta jalani adalah "ketidaksempurnaan." Hidup orang lain yang tampak sempurna, hanya karena kita melihat dan menilainya dari permukaan. Padahal, tidak ada kesempurnaan di dunia ini.
Kalau kita sadar, mengejar dunia seperti meminum air lautan yang membuat kita terus merasa kehausan dan segala hal yang kita perjuangkan dan jalani akan di pertanggung jawabkan disisi Tuhan. Maka kita pasti akan amat hati-hati dalam meletakkan niat dan segala bentuk orientasi tentang harapan.
Alih-alih menatap kehidupan orang lain sampai lupa diri, mari lebih fokus untuk melihat ke dalam diri sendiri, sebab hati kita mudah sekali ternoda, satu dua percikan dosa yang terus menerus diperbuat lama kelamaan mampu menutup kacamata hati untuk melihat kebenaran. Sehingga kita tersesat di tengah kefanaan yang amat jelas kita saksikan. Mari, kembali pulang duhai diri.
Refleksi, 18 Maret 2024 10.34 wita
219 notes · View notes
iradatira · 2 months
Text
Melatih Daya Juang
Belakangan ini membuat resolusi untuk melatih daya juang. Supaya bisa berteman dengan ketabahan seburuk apapun situasinya. Karena begitu banyak mimpi kebaikan yang ingin diperjuangkan.
Sepanjang perjalanan mewujudkan mimpi, ternyata tidak mudah melatih daya juang. Banyak musuh yang harus ditakhlukkan. Musuhnya tidak hanya ekspektasi sosial. Yang terberat malah datang dari dalam diri. Perasaan rendah diri, tidak sabar ingin melihat hasil, haus pujian dan pengakuan. Padahal baru merangkak belajar.
Pada persimpangan perjalanan selalu bertanya, bagaimana meningkatkan daya juang? Apakah dengan langkah-langkah kecil setiap hari? Apakah dengan berkorban sebanyak-banyaknya? Bila berkorban, apa yang perlu dikorbankan supaya belajar? Apa yang harus dirawat supaya api semangat tetap berpijar? apa yang harus dilepas supaya tidak menghambat langkah? Segenap pertanyaan ini selalu muncul dalam benak. Jawabannya pun belum menyeruak.
Saat dirasa daya juang mulai menipis, aku sering merapalkan ini pada diri sendiri: ambil waktumu. Terdengar klise memang. Namun cukup menguatkan. Karena perjalanan melatih daya juang tidak akan sama bagi setiap orang. Kita hanya bisa belajar dari cerita perjuangan orang lain. Tapi, tidak bisa memahami secara utuh sebelum mengalami. Seringnya, cerita yang dipelajari itu tidak bekerja pada situasi kita. Namun darimana kita tahu bahwa itu bekerja atau tidak sebelum mencoba? Maka tetaplah mencoba agar bisa mengalaminya sendiri. Beri waktu diri sendiri untuk mencoba.
Mungkin dalam perjalanan mencoba akan menemui banyak kegagalan, melakukan kesalahan, mendapatkan penolakan, bahkan cacian. Barangkali dari sana daya juang akan terbentuk? Sebab kita berani mengecap berbagai macam rasa pahit dan sakit itu sepanjang perjalanan berjuang. Rasa pahit dan sakit itulah yang mengajarkan kita arti ketabahan, menjadikan kita pribadi yang lebih tangguh.
Sampai kapan harus berjuang? Sampai impiannya terwujud. Sampai habis masa  di dunia dan dipanggilNya kembali. Sampai kita merasa bahwa di akhir hidup, kita telah mengerahkan seluruh daya dan upaya. Supaya tidak menyesal bila perjalanan ini tetiba usai.
Walau sering merasa belum layak untuk impian yang akan diwujudkan. Aku tidak mau menilai diri sendiri terlalu cepat, hanya dengan melihat kondisiku sekarang yang belum bisa menghasilkan apa-apa.
Semoga, dengan langkah kecil yang terseok-seok ini. Meski harus mengambil jalan memutar sekalipun. Harus mengalami kepayahan dalam perihnya belajar, tidak apa-apa. Nanti juga pantas. Nanti juga berdaya. Walau tidak ada yang tahu kapan waktu itu tiba. Tapi semoga kita dikuatkan.
Selalu percaya bahwa ada Tuhan maha adil. Tuhan selalu melihat proses perjuangan hambaNya ini secara adil. Seberapa banyak pengorbanan yang diberikan untuk menjadi berdaya dan mewujudkan kebaikan.
Kalau hasil belum berada di pihak kita, setidaknya semoga ketabahan dan daya juang berada di sisi kita. Memastikan agar kita tidak berhenti memperjuangkan mimpi. Sejauh apapun perjalanan yang ditempuh.
Surabaya, 12 Oktober 2020
48 notes · View notes
iradatira · 2 months
Text
Pada umurku yang menjelang dua puluh enam ini, aku telah memiliki lima ponakan yang gemas dan unik. Tapi empat ponakan sebelumnya tidak tinggal bersamaku, aku hanya bertemu mereka saat mereka berkunjung ke rumah, atau saat lebaran dan libur tahun baru.
Tahun lalu, lahirlah keponakan kelimaku, persis sebelum ramadan, namanya Hasan. Meski ia makhluk yang mungil, hadirnya mengubah seisi rumah. Tak hanya kehidupan kedua orang tuanya yang berubah, peran kami pun juga bertambah; sebagai kakek-nenek, tante-om dari si bayi menggemaskan ini.
Butuh berminggu-minggu untuk kami beradaptasi dengannya. Memahami caranya menangis, kapan ia lapar, kapan popoknya harus diganti, kapan ia mengantuk, kapan ia bosan dan ingin diajak bermain. Kami seisi rumah saling bergantian satu sama lain terus belajar memahami maksudnya dan mengasuhnya.
Kini bayi ini tumbuh sebagai bayi yang riang dan banyak energi. Umurnya sudah genap satu tahun. Hasan sudah bisa melangkah dengan dititah, hobinya mengajak orang dewasa di sekitarnya untuk terus mentitahnya mengelilingi rumah. Setiap hari ia bangun jam lima pagi, membangunkan paksa ibunya untuk mengganti popoknya. Bapakku, mengajaknya bersepeda keliling kampung setiap pagi. Entah sejak umur sekian bulan, bersepeda merupakan kegiatan favoritnya. Jika bapak sedang bekerja di luar kota, Hasan tetap bangun jam lima pagi, lalu meminta digendong menghampiri bapak untuk diajak bersepeda pagi. Kalau kakeknya tak ada, ayahnya lah yang menggantikan untuk mengajaknya bersepeda. Lho memangnya kenapa kalau tidak diajak ke luar bersepeda? Wah, ia bisa rewel seharian. Keliling ke luar rumah adalah caranya mengisi energi untuk seharian beraktivitas. Yash, he is ekstrovert sejak bayii hahaha.
Meski aku sudah punya empat ponakan sebelumnya, namun Hasan tetap menjadi ponakan pertama yang tinggal bersama kami. Karena aku tinggal 24/7 dengannya, otomatis aku juga belajar menggendong, membuatkan susu, mengajaknya bermain, menyuapinya makan, hingga membacakan cerita dan mendongeng untuknya.
Aku masih ingat bagaimana senangnya aku saat ia berhasil menirukan apa yang kuajarkan pertama kali yakni "menjulurkan lidahnya". Kemudian ia berhari-hari menjulurkan lidahnya itu kepada siapapun yang ia temui hahahah. Selanjutnya aku juga membacakan buku tentang emosi untuknya, ku kenalkan ekspresi marah, sedih, takut, jijik, senang, kutunjukkan bagaimana mengekspresikan emosi tersebut. Saat itu ia masih berumur dua bulan, baru bisa melihat tapi belum bisa menunjukkan emosi. Pada bulan berikutnya, ternyata ia sudah menunjukkan beberapa ekspresi tak nyaman seperti marah, sedih, dan jijik. Inilah awal mula Hasan menjadi bayi yang sangat ekspresif haha. Ia tak mau duduk kalau popoknya penuh, ia marah dan menangis kalau lapar, ia sedih kalau ditinggal pergi orang dewasa yang mengasuhnya.
Hasan tumbuh begitu cepat, setiap perkembangannya kami ikuti dengan riang gembira. Bonus sakit punggung dan tangan kebas sebab menggendongnya dan menemaninya bermain sepanjang hari. Tetep capek ternyata, padahal kami sudah bergantian "shift" untuk mengasuhnya haha.
Ternyata bayi sekecil ini membawa banyak warna baru di rumah, juga membuat kami saling bahu-membahu untuk mengasuhnya. Akupun menghempas rasa magerku untuk menemaninya bermain, atau sekedar makan bersamanya. Hasan ini bayi yang sangat meniru sekelilingnya. Kalau ia melihatku makan dengan lahap, ia pun juga ikut makan bersamaku dengan lahap. Biasanya aku menanyakan "Hasan mau mam sama Te Yaa (tante Ira), nggak?" "Enak yaa makanannya? Hmmm enak bangeett nyam nyam nyam. Alhamdulillaah" lalu ia menirukan "nyam nyam nyam" sambil tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala tanda ia menyukai makanannya.
Peran pengasuhan memang tidak mudah ya, membutuhkan dukungan lingkungan sekitarnya untuk mengasuh bersama. Salut untuk para pasutri yang mengasuh anak-anaknya hanya berdua saja, apalagi single parent, wah perjuangannya sungguh luar biasa.
Perks of being aunty, sudah trial parenting sebelum married wkwkw. semoga bisa menjadi jam terbang yang berguna saat menikah dan punya anak nanti. Ya walaupun, bisa jadi nanti pas memiliki anak akan berbeda lagi pengalaman mengasuhnya. Tapi seenggaknya, aku sudah memiliki sedikit bekal dan tahu lubang mana yang perlu aku tambal dengan belajar parenting lagi, sebelum benar-benar menjadi orang tua nanti.
15 notes · View notes
iradatira · 2 months
Text
akhlak yang baik
beruntung sekali ya orang-orang yang memiliki akhlak yang baik. kalau dipikir-pikir, amalan yang paling ringan dan mudah adalah memiliki akhlak yang baik. maksudnya, apa yang dipikirkan, diucapkan, dilakukan, semuanya adalah hal baik yang bernilai pahala. bahkan, saat diam pun, pahala auto mengalir karena banyaknya jejak amalan baik yang sudah ditinggalkan.
betapa beruntungnya seseorang yang jika ditanya amalan utamanya apa dia bisa menjawab "akhlak yang baik". akhlak yang baik itu membuat semua ibadah berkali lipat nilainya.
ringan dan mudah jika sudah sampai pada titik itu. akan tetapi, menuju ke sananya mungkin perlu jungkir balik. seperti merawat padi yang meninggi, gulma harus dicabuti, hama harus dibasmi. sekali ada godaan untuk berbuat tidak baik, suara itu harus langsung ditebas.
akhlak yang baik itu, dari mana kita bisa memulainya? mungkin, dari penghayatan. bagaimana kita menghayati setiap yang kita pikirkan, ucapkan, lakukan. kita menghayati wudhu kita, sholat kita, puasa kita, zakat kita, dzikir kita, mengajinya kita, itikaf kita, umroh kita (aamiiin). kita menghayati makanan yang kita makan, rezeki yang kita terima dan keluarkan, apa dan bagaimana kita berbicara kepada orang lain, perbuatan yang kita lakukan.
Ramadan ini, ayo jadikan menghayati setiap amalan sebagai ibadah andalan. semoga, Ramadan nanti meninggalkan kita dalam keadaan keimanan yang paling tebal, akhlak yang paling baik.
prompt 2.
apa ibadah andalanmu pada Ramadan ini?
187 notes · View notes
iradatira · 2 months
Text
Pingin nulis isu sosial politik di tumblr wkwk, sebagai lulusan fisip, kangen juga nulis opini isu-isu sosial. Soalnya nulis beginian dulu ya buat nulis esay tugas kuliah haha. Tapi blog ini udah terlanjur kujadikan muara tulisan curhat-curhatku yang mostly galau brutal itu haha. Nanti vibesnya agak gado-gado ya, kadang cringe, tetiba berubah genre jadi mikirin negara ini wkwkw.
Ya sebenarnya aku ada dua versi, versi singlelillah menggalau dan versi humanis mikirin negara ini. Tapi ada satu kesamaan, sama-sama memikirkan pihak yang tidak memikirkanku wkwkw. Hiya hiya 🤣
Menurut warga tumblr gimana? Should I?
Apakah tulisan politik baiknya di medium aja?
0 notes
iradatira · 2 months
Text
This is beautiful reminder 🤍😭
Balik lagi ke doa sholat "sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam."
Sekolah, berkarir, menikah, niatkan ibadah buat Allah, niatkan buat misi akhirat. Maka harus diperjuangkan dengan cara sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya, terlepas gimana hasilnya nanti.
Iya ini reminder untuk diriku sendiri, di tengah krisis 20an, yang pengennya cepet2 settle, pengen cepet sekolah, ketemu jodoh, set up karir dll. Padahal settle benerannya mah nanti ya di surga, dunia kan tempatnya berjuang.
Tumblr media
Aku; out of nowhere; kyk nulis hikmah abis ikut kelas apa gitu..
Mau nambahin, menikah juga misi akhirat~
26 notes · View notes
iradatira · 2 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Images that you would probably not see again @thoughtstherapy
5K notes · View notes