potret tentang menemani dan ditemani dalam 'proses' penyelesaian tugas akhir~

Banyak-banyak terimakasih untuk segala apapun yang ada dalam pertemanan ini, bersyukur bertemu dengan mereka di segala kondisi yang ada dan gak pernah pergi. Gak ada momen satupun yang kurang di Purwokerto, semuanya lengkap; pahit, asam, asin, manis!🫶🏻

Semoga kita selalu diberi kemudahan dan kelancaran kedepannya. Kalau di rantau ini gak sama kalian, mungkin gak akan sesedih sekaligus bahagia kaya gini ninggalin Purwokerto. Sehat-sehat yaa kalian!💫

Cerita sedikit, inget banget sebelum foto ini mereka sebel karena baju gue selalu hitam lagi hitam lagi, tapi pas gue ajakin buat bikin foto bareng ala studio dg minimal budget pake konsep ini, mereka langsung setuju dan yang paling kaget mereka setuju juga kalo dresscodenya full black! wkwk🥺 gak nyangka juga hasil fotonya beneran sebagus iniii, padahal cuma foto pake hp, minta fotoin nabil di kampus yang temboknya putih, dan *tadaaaa* serasa foto-foto di studio beneran!! sukak bangettt😭

karena gue tipe orang yang 'temen' bangett, makanya gua pengen dokumentasikan foto bareng kaya gini yang niatnya akan gue cetak dan gue pajang nantinyaa di rumah sendirii buat pengingat bahwa orang-orang ini salah satu yang berperan dalam hidup gue. gemes bgt foto yang ini i canttt🥺

gak banyak berharap sama pertemanan tiap fase hidup gue, tp selagi gue masih punya waktu pasti akan gue manfaatkan sebaik-baiknya biar gue ga menyesal nantinya.

Semoga hal-hal baik selalu menyertai kita semuaaa, Aamiin🤲🏻💫

Kak nis. Aku dulu suka gonta ganti pacar. Hingga 4 thn yg lalu aku memutuskan buat hijrah. Sampe skrg aku ngerasa baik2 aja dgn jalan hijrah ini. Hingga pada suatu wkt, aku dihubungi lagi sama salah satu mantanku. Dulu hubunganku sama dia udah bisa dibilang 'parah banget' maksiatnya. Semacam ada trauma tersendiri, takut semisal dia datang lg trus tiba2 buka aibku. Gimana caranya buat ngatasi ini ya kak? Aku ingin bs bersikap biasa aja tp rasanya kok susah dan jadi sangat-takut gini

Abu Abbas Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,

suatu hari aku berada di belakang Rasulullah saw. [membonceng], Beliau bersabda, “Nak, aku hendak mengajarimu beberapa kalimat: Jagalah Allah, pasti Dia menjagamu. Jagalah Allah, Dia senantiasa bersamamu. Jika kamu memohon sesuatu, mohonlah kepada-Nya. jika meminta pertolongan, mintalah tolong kepada-Nya. Ketahuilah seandainya semua umat manusia bersatu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, mereka tidak akan mampu kecuali yang sudah ditetapkan Allah untukmu. Dan seandainya semua umat manusia bersatu untuk mencelakakanmu, mereka tidak mampu kecuali keburukan yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu. Pena sudah diangkat dan tinta sudah kering.” (HR Tirmidzi. dia berkata, hadits ini hasan shahih)Hai Anon, semoga petikan hadits tersebut bisa menambah keyakinan kita pada-Nya ya. Bahwa jika kita telah memutuskan hijrah di jalan-Nya dan bersungguh-sungguh untuk menjaga diri dengan sebaik-baiknya dengan memperbaiki kesalahan di masa lalu maka Allah akan menjaga kita dengan sebaik-baik penjagaanSetelah kamu yakin dengan jalan hijrah yang kamu pilih, maka sikap terbaik sebagai seorang muslim adalah menyerahkan segala hasilnya pada Allah. Biar Allah yang akan menjaga kita, tentunya dengan tiada berputus-putus selalu berdoa kepada-Nya. Memohon ampun atas dosa di masa lalu dan meminta agar Allah menutupi aib-aib kita yang telah lalu.Ketahuilah seandainya semua umat manusia bersatu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, mereka tidak akan mampu kecuali yang sudah ditetapkan Allah untukmu. Dan seandainya semua umat manusia bersatu untuk mencelakakanmu, mereka tidak mampu kecuali keburukan yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu .

Maka setelah ini tenanglah, sebab meski ia (mantan) mu berniat untuk membuka aib mu di masa lalu hal itu tidak akan terjadi jika Allah tidak mengizinkan. Namun bila yang terjadi sebaliknya, barangkali Allah ingin memberikan tarbiyah terbaik dari kejadian ini. Yang terpenting jangan pernah berputus asa untuk meminta pertolongan-Nya.

Izin mengutip riwayat yang menceritakan tentang kebaikan Allah. Kejadian ini terjadi di zaman Nabi Musa ‘alaihis salam. Barangkali bisa diambil hikmahnya.Pada zaman Nabi Musa ‘alaihis salam, bani Israel ditimpa musim kemarau yang berkepanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi mereka.Mereka berkata, “Ya Kaliimallah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami.”Maka berangkatlah Musa ‘alaihis salam bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas. Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan kumuh penuh debu, haus dan lapar.“Tuhanku, siramlah kami dengan air hujan-Mu, taburkanlah kepada kami rahmat-Mu dan kasihanilah kami terutama bagi anak-anak kecil yang masih menyusu, hewan ternak yang memerlukan rumput dan orang-orang tua yang sudah bongkok. Sebagaimana yang kami saksikan pada saat ini, langit sangat cerah dan matahari semakin panas. Tuhanku, jika seandainya Engkau tidak lagi menganggap kedudukanku sebagai Nabi-Mu, maka aku mengharapkan keberkatan Nabi yang ummi yaitu Muhammad Shalallahu ‘alahi wa sallam yang akan Engkau utus untuk Nabi akhir zaman “.Tapi langit tetap cerah, tidak ada hujan bahkan tanda-tanda akan turun hujanpun tidak ada.Kemudian Nabi Musa mengulangi doanya, “Tuhanku, siramlah kami dengan air hujan-Mu, taburkanlah kepada kami rahmat-Mu dan kasihanilah kami terutama bagi anak-anak kecil yang masih menyusu, hewan ternak yang memerlukan rumput dan orang-orang tua yang sudah bongkok. Sebagaimana yang kami saksikan pada saat ini, langit sangat cerah dan matahari semakin panas. Tuhanku, jika seandainya Engkau tidak lagi menganggap kedudukanku sebagai Nabi-Mu, maka aku mengharapkan keberkatan Nabi yang ummi yaitu Muhammad Shalallahu ‘alahi wa sallam yang akan Engkau utus untuk Nabi akhir zaman “.Maka Allah pun berfirman kepada Musa, “Aku tidak pernah merendahkan kedudukanmu di sisi-Ku, sesungguhnya di sisi-Ku kamu mempunyai kedudukan yang tinggi. Akan tetapi bersama denganmu ini ada orang yang secara terang-terangan melakukan perbuatan maksiat selama empat puluh tahun. Engkau boleh memanggilnya supaya ia keluar dari kumpulan orang-orang yang hadir di tempat ini! Orang itulah sebagai penyebab terhalangnya turun hujan untuk kamu semuanya.”Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun, keluarlah ke hadapan kami, karena engkaulah hujan tak kunjung turun!”Seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri, tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia saat itu akhirnya ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksudkan.Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbukalah rahasiaku. Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun.”Maka hatinya pun menjadi gundah gulana, air matanya pun mengalir menyesali perbuatan maksiatnya. Lelaki itu berkata lirih, “Ya Allah, aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun selama itu pula Engkau menutupi aibku, sekarang aku bertaubat kepada Mu dengan sungguh-sungguh, maka terimalah taubatku.“Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebal pun bermunculan, semakin lama semakin tebal dan akhirnya turunlah hujan.Musa pun keheranan, “Ya Allah, Engkau telah menurunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia, mengakui maksiatnya kepada Engkau selama 40 tahun.”Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kalian oleh sebab hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun.”Musa berkata, “Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku hamba yang taat itu.”Allah berfirman, “Ya Musa, Aku tidak membuka aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku membuka aibnya sedangkan ia taat kepada-Ku?!”(Kisah ini dikutip dari buku berjudul “Fii Bathni al-Huut” oleh Syaikh DR. Muhammad Al ‘Ariifi, hal. 42)

Jika Allah telah berkehendak, maka siapapun tidak akan bisa mencegahnya. Perasaan takut adalah hal wajar, tapi jika berlebihan itu juga tidak baik. Maka sebaik-baik tawakal adalah yang berserah total kepada-Nya. Apapun nantinya pasti yang terbaik. Jangan Takut. Allah bersamamu, anon.. Punten jika jawaban dirasa lama dan tidak menjawab..

Saat semua berjalan tidak sebagaimana mestinya. aku menangis. Padahal aku paham, aku hanya manusia. Pada akhirnya segala ketetapan Allaah adalah yang terbaik. Berungkali aku mengatakan itu kepada diriku. Namun tetap saja aku menangis.

TIGER COLOUR SPECTRUM

photo credit: Dr Bhagavan Antle of The Institute of Greatly Endangered and Rare Species (T.I.G.E.R.S), photographs 4 varieties of Bengal tigers

seseorang yang menyayangimu

kalau seseorang yang kamu sayangi melakukan sesuatu yang tidak menyenangkanmu atau tidak melakukan sesuatu yang menyenangkanmu, tidak berarti seseorang itu tidak menyayangimu. mungkin, caranya menyayangimu memang begitu.

kalau seseorang yang kamu sayangi tidak bisa menikmati karya-karyamu, tidak berarti seseorang itu tidak menyayangimu. mungkin, karyamu memang bukan seleranya, tetapi dia tetap menyayangimu apa adanya.

kalau seseorang yang kamu sayangi mendahulukan membalas pesan tentang urusan-urusannya yang lain, alih-alih membalas pesanmu, tidak berarti seseorang itu tidak menyayangimu. seseorang itu percaya bahwa kamu pasti mengerti. dan kamu tetap yang utama.

kalau seseorang yang kamu sayangi menyampaikan hal-hal tentangmu yang membuatnya tak nyaman, tidak berarti seseorang itu tidak menyayangimu. seseorang itu sedang merawat kamu dan dirinya.

kalau seseorang yang kamu sayangi seakan memintamu untuk menjadi ini itu, berbuat ini itu, tidak berarti seseorang itu tidak menyayangimu apa adanya. seseorang itu, mungkin ingin bertumbuh bersamamu.

ada banyak sekali cara menyayangi. ada banyak sekali pula cara menerima rasa sayang itu. merasalah disayang, sebab bagaimana kita menerima sebuah perasaan seringkali menjadi bagaimana perasaan itu sejatinya diberikan.

mengapa kata-kata yang baik saja tidak cukup

terkadang yang membuat kata-kata menjadi tajam bukanlah apa kata-katanya, akan tetapi siapa yang mengatakannya atau bagaimana keadaannya.

terkadang kritik, saran, dan masukan lebih mudah diutarakan oleh orang yang tidak mengalami. berada di situasi yang sama, barulah dirinya sadar bahwa pengetahuan saja tidak akan menyelesaikan masalah. perlu strategi, kegigihan, dan ketekunan.

terkadang menerima ketidaksempurnaan lebih manusiawi daripada menunjukkan bagaimana seharusnya sesuatu berjalan.

terkadang seseorang hanya perlu didengarkan, bukan dijawab.

terkadang kata-kata yang baik disampaikan menjadi tak baik ketika diterima.

terkadang kehadiran yang paling penting bukanlah dalam bentuk sosok, melainkan dalam bentuk peran.

pastikan kamu selalu berkata baik kepada orang-orang terdekatmu: orang tuamu, pasanganmu, saudaramu, sahabatmu, anak-anakmu. pastikan bahwa kebaikan kata-kata itu ada tidak hanya ketika disampaikan, tetapi juga ketika diterima.

belajarlah menolong. kalau itu terlalu sulit, belajarlah memahami. kalau itu terlalu sulit, belajarlah mendengarkan. kalau itu juga terlalu sulit, belajarlah tak mengatakan apa-apa.

didengarkan pendapatnya dan dihargai keberadaannya itu lebih membahagiakan daripada diberi hadiah.

karena tidak didengarkan pendapatnya dan tidak dihargai keberadaannya itu menyakitkan.

Memaknai

Tidak dapat disangkal, kalau kebanyakan dari kita begitu ingin menuju pada sebuah ingin dengan segera. Secepat mungkin tercapai, sesingkat mungkin perjalanannya.⁣ ⁣ Tapi seringkali terlupa, kalau dengan berhenti sejenak, terkadang justru membuat kita mampu melihat lebih jauh, memaknai lebih dalam, juga memahami lebih luas.⁣

Jangan lupa mengambil makna dalam setiap perjalanannya.⁣

©dannydzulfikri

Doa Para Nabi (‘alaihimussolatu wassalam)

seseorang pernah bertanya

'kenapa pacar gua bukan lu ya nge?'

gapernah sedikit pun terlintas di pikiran kata-kata itu.

tapi semenjak hari itu, kadang-kadang malah jadi pertanyaan juga buat diri sendiri, kenapa ya?

kenapa ya sadarnya terlambat.....wkwk

ternyata pada saat rasa tumbuh dengan sendirinya, gua nggak sadar, atau mungkin dari awal gua terlalu bangun dinding yang tinggi...

kalo nanti di lain waktu ada kesempatan lagi, mungkin gua akan belajar lebih peka lagi sama keadaan tapi kalo kemarin adalah kesempatan satu-satunya, artinya memang bukan kamu orangnya.

dan kaulah samudera....tempat hatiku bermuara

dari sd sampe kuliah sekarang, kalo diperhatiin gua emang sering banget ada di pertemanan yang isinya 3 orang wkwkw, gatau kenapa tapi menurut gua dalam satu circle punya dua orang yang ngerti luar dalem gua aja udh cukup. tp anehnya circlenya tuh banyak jenisnya wkwkwk🥲

drakor ini relate banget sama tipe pertemanan gua:") mana kalo sama temen gua tuh beneran yang bisa sesayang itu:") terus habis liat drakor ini pengen foto studio karena ternyata baru sadar kalo kenangan itu dibungkus rapih di foto yak, bisa ngerasain momennya, aromanya, suasananya; bener bener ajaib🥺

diwaktu yang sama gua lagi punya pertemanan yang gua suka banget:") ngerasa gaperlu berat sebelah, ngerasa bener-bener jadi diri sendiri, ngerasa keputusan gua selalu dihargai meskipun agak di hujat tipis-tipis wkwk, ngerasa berjuang bersama, terus sedih banget karena udah mau pisah:") definisi gua belom pisah tp udah tau bakal kangen banget si inimah....

gapernah expect bakal ngebangun pertemanan yang sebegininya di purwokerto, tapi ternyata semuanya dibuat indah banget yak sm Allah:") Alhamdulillah.

emang sesuatu yang gak kita duga datengnya malah bisa membekas banget kenangannya🥺

Flowers and more flowers.

…dan kupeluk dirimu, dalam angin yang berembus dari utara

namun rindu, tak pernah merasa cukup

Mendekatlah, biar kubisikkan satu kejadian yang paling rahasia;

bahwa buah manis dari berani menunggu

adalah hal-hal yang menakjubkan dalam perjalanan menggapainya

tentang bagaimana memeluk jarak sendiri, misalnya

Karena, semakin banyak penantian

semakin tidak tergenggam

kecuali dengan pertemuan

__________

Serang, 3 Agustus 2021

Sebab hidup, lebih membutuhkan kebahagiaan daripada penantian

Tulisan : Tolonglah Dirimu Sendiri

Kadang kita berusaha untuk selalu menolak apa yang sedang kita rasakan. Alih-alih mengakuinya jika kita memang sedang bermasalah, sedang perlu bantuan, sedang merasa lemah. Kita terus menerus berpikir bahwa semuanya baik-baik saja, bahwa semuanya tidak apa-apa. 

Sementara di saat yang sama, tanpa kita sadari, kita tengah memupuk rasa bersalah, rasa penyesalan, rasa lelah, semua perasaan yang membuat hati kita terpuruk tapi dibungkus seolah tidak terjadi apa-apa karena kita tidak ingin membuat sedih dan kecewa orang-orang yang kita sayangi, tapi mereka tak bersedia menerima keluh kesah kita. 

Dan disaat yang sama, kita menyakiti orang-orang di sekitar kita tanpa kita sadari. Tanpa kita sadar, perasaan itu telah muncul melalui perkataan kita, sikap kita, dan semua hal yang yang terjadi sehari-hari.

Mungkin banyak orang yang sebenarnya ingin menolong, tapi kita sendiri tak mau ditolong. Tak mau mendengar nasihat. Tak mau menerima kenyataan bahwa keadaan kita memang tidak baik-baik saja, dan kita harus membuat keputusan yang konsekuensinya begitu besar. 

Sering kali, kita tak mau membagi beban. Seolah-olah kuat menanggungnya sendirian.  Beban itu mungkin tak seberapa bagi kita saat ini, tapi kalau kita menggenggamnya seumur hidup. Apa kita sanggup? Ibarat memegang sebuah gelas, semenit dua menit mungkin kita bisa. Tapi sehari, sebulan, setahun, atau seumur hidup? Tangan kita mungkin takkan sanggup. Suatu saat gelas itu akan jatuh, pecah, berserakan. Karena kita tak lagi kuat menahannya.

Ini bukan tentang seberapa besar beban yang sedang kita hadapi, melainkan seberapa lama kita telah membawanya dalam kehidupan kita. Dan tak pernah kita selesaikan, tapi justru bertambah setiap waktu. ©kurniawangunadi

Gecenin ortasında ne işin var,

Yıldızlara dokunma, yanarsın.

Bak birazdan ay da batacak,

Karanlık bulaşmasın ellerine,

Tersine döner, yolunu bulamazsın...