Tumgik
Text
APRIL
Ini bukan tentang sebuah nama
Yang kita kenal setelah Maret atau sebelum Mei
Ini tentang senyuman yang jatuh di Oktober
Membuat beku pada aliran darah
Membuat kaku pada seluruh sendi
Bak Cleopatra dengan segala pesonanya
Menakhlukan tanpa kata
Menundukan tatap dengan mata
Tak perlu kau jawab seluruh tanya dan sapa
Karena semua hanya memburu pada merekahnya bibirmu
April, kau Lia dalam bentuk Dewi
Tumblr media
0 notes
Text
Hujan
Jika kamu sempat dan ingin ada kerjaan
Coba sesekali hitung aku
Dengan statistic matematikamu
Jika aku genap, maka kamu salah
Aku ganjil dan akan selalu ganjil
Karena yang genap itu kamu
Sampai membentuk aku menjadi butir-butir air yang ganjil
Aku bahagia berjatuhan berkali-kali saat kamu hitung
Aku bahagia bangun dan jatuh saat kamu hitung
Aku bahagia menjadi butiran yang sedang kamu perhatikan
Dengan rasa yang ganjil ini
Untuk menggenapkan senyummu
Untuk menggenapkan lesung pipimu
Untuk menggenapkan kamu
Karenamu aku bahagia menjadi hujan yang ganjil
Untukmu, alasan setiap aku jatuh
Tumblr media
0 notes
Text
Sepi
Hei Kelinci Jingga
Aku Rumput Tempatmu Bertapak
Sesekali Dalam Harimu
Kamu Melompat-Lompat di Atasku
Berbaring Dalam Lelahmu
           Hei Kelinci Jingga
           Waktuku Kini Lebih Padat
           Kamu Menyita Semua Duniaku
           Memang Terlihat Berlebih
           Namun Semua Nyata Terasa
Hei Kelinci Jingga
Aku Tahu Semua Akan Sesekali
Senyummu, Tertawamu, Untukku
Sesekali itu yang Selalu Aku Tunggu
Sesekali itu yang Selalu Aku Tuju
Tanpa Sesekali itu Aku Bisu
Sepi dengan Angin Pilu
Sepi dengan Rindu
           Hei Kelinci Jingga
           Terima Kasih untuk Sesekalimu
           Aku menjadi Rumput Sepi
           Yang tak Tahu Malu
Tumblr media
0 notes
Text
HITAM PUTIH
Tiap warna memiliki bagian berbeda
Muncul dan tenggelam keduanya tak terduga
Aku punya hitamku
Lebam dan seram
Menyedot sebagian besar energiku
Mengarahkan tanpa kuasa ku
Hitamku selalu muncul dengan cepat
Dan tenggelam dengan cepat jua
Kadang Hitamku mengeluarkan air mata
           Kau tahu cinta?
           Tertawa? Bercanda?
           Itu milik putihku          
           Kadang putihku juga mengeluarkan air mata
           Namun tak pernah aku coba untuk menahannya
Hitam dan putih menguasai tubuhku dengan sama rata
Aku tak pernah membenci salah satunya
Kamu mau nerima keduanya?
Tumblr media
0 notes
Text
Anggrek Putihku
Kita tumbuh beriringan namun tak sama
Kau adalah ranum dan aku legenda
Kita saling berbagi oksigen yang sama
Namun dalam ketinggian berbeda
           Kita berdekatan namun tak saling erat
           Kau keindahan yang tak bisa aku peluk lekat
           Kita berteduh di langit yang sama
           Namun aku yang pertama tersentuh air hujan
Kau anggrek putihku
Sarimu bukan untukku
Wangimu bukan milikku
Bahkan menyentuhmu
Tak bisa untukku
           Tumbuhlah denganku
           Tetaplah beriringan
           Aku tak akan melanggar wajibku
           Menjagamu dalam tubuhku.
Tumblr media
0 notes
Text
Cerita Cinta II
“Kehidupan dan Cinta adalah hal yang saling bersamaan, Kita hidup karena cinta Ilahi, lahir dan tumbuh karena cinta orang tua, maka cinta adalah perjalanan seperti kehidupan, berpindah-pindah dari satu hati ke hati yang lain, ada yang menetap atau sebatas singgah, ada yang menghampiri atau dihampiri dan ada yang disalip atau tersalip”
Sebelum aku cerita tentang cinta pubernya, aku ceritakan dulu tentang tempat tinggal pada saat itu, aku lahir dan tinggal disebuah desa di kota kecil ujung Jawa Barat, pada saat itu statusnya masih kota administratif, menginduk ke Kabupaten sebelah, di desaku terdapat perkebunan milik BUMN yang dikelola oleh PT. Nusantara VIII. Pada waktu itu di desa ku baru ada Sekolah Dasar Negeri dan Sekolah Menengah Pertama Swasta, Ibuku seorang guru sekolah dasar merangkap guru sekolah menengah swasta itu, untuk sekolah menengah negeri adanya hanya diperkotaan dan dari desaku harus menempuh jarak 15 Km dengan keadaan saat itu tidak ada angkutan kota yang masuk ke desaku. Setelah lulus sekolah dasar meskipun ada sekolah menengah swasta di desaku, aku dan kebanyakan teman seangkatan waktu itu memilih untuk bersekolah di Sekolah Negeri, Aku daftar di Sekolah favorit namun gagal masuk, hanya satu teman SD ku yang lolos dan masuk sekolah disana, namanya Gilang Rangga Pribadi, nanti dikemudian hari tokoh yang satu ini akan berkaitan dengan cerita cintaku. Akhirnya aku memilih untuk bersekolah di Sekolah yang waktu itu menjadi peringkat kedua setelah sekolah favorit itu. Meskipun Ayahku bekerja di Perkotaan, di Dinas Pendidikan, dia setiap hari berangkat pukul 7 dan itu membuat aku tidak bisa berangkat sekolah bersamanya. Satu-satunya alat transportasi untuk berangkat sekolah yaitu mobil bak angkutan pasar yang full AC tanpa kaca dan jendela, waktu itu aku tak pernah merasa minder dan malu ketika semua teman satu sekolah tahu kalau untuk berangkat dan pulang aku naik mobil seperti itu, meskipun untuk pulang aku bisa saja memilih untuk naik angkutan kota, lalu naik bis nanti naik lagi mobil bak untuk sampai ke rumah, tapi itu terlalu banyak persinggahan. Hujan dipagi hari selalu menjadi musuh waktu itu, pernah lihat orang naik mobil tapi pakai jas hujan? nah kalau hujan dipagi hari pas mau berangkat sekolah, kita selalu memakai jas hujan karena mobil baknya tanpa atap.
Cerita cinta pertama di Sekolah Menengah terjadi saat aku menyukai perempuan sekelas bernama Sumiati, dia duduk di depan mejaku, orangnya cantik, kulitnya putih, bentuk matanya sipit dengan rambut lurus sedikit ke merah-merahan, seperti Chinese tapi aku tanya dikeluarganya ga ada yang Chinese, awalnya aku tak memperhatikannya, tapi tiap hari, setiap guru tidak ada di kelas, Regi teman sekelas selalu datang ke meja Sumiati, duduk merayu dia, Sumiati yang terlihat selalu diam dan tidak memperdulikan Regi sepertinya dia tidak menyukai Regi, namun Regi tak pernah putus asa, semakin sering dia mendekati Sumiati sampai nemenin ke kantin, nemenin nunggu angkutan kota dan aku masih tidak memperdulikan, sampai suatu ketika Deri teman sebangku tidak masuk sekolah, hari itu otomatis aku duduk sendirian, waktu istirahat disekolah saat itu aku yang baru akan sarapan dimeja dengan membeli nasi kuning ditambah cilok bumbu kacang dan segelas es coklat yang mungkin selama 3 tahun menu itu yang selalu aku pilih untuk sarapanku, aku dari kecil memang gak pernah sarapan di rumah, Ibuku gak pernah nyiapin sarapan, jadi dari sekolah dasar bahkan mungkin dari taman kanak-kanak berangkat sekolah selalu tanpa sarapan. Waktu itu ketika mengunyah cilok bumbu kacang tiba-tiba Sumiati duduk dikursi sebelah sambil bilang, “tolong ajak aku ngobrol, bosan diganggu Regi terus” aku kaget, untung cilok yang masih belum selesai aku kunyah gak tertelan begitu saja, ini mungkin pertama kali aku ngobrol dengannya, aku jawab cuma dengan mengangguk. Kita ngobrol masalah pelajaran, seleksi pengurus OSIS yang akan diadakan sebentar lagi, sisanya cuma basa basi biasa dan benar Regi gak datang mengganggu Sumiati, namun Regi jadi memandang aku dengan tatapan sinis. Setelah hari itu, Aku dan Sumiati jadi sering ngobrol, pergi ke kantin bareng, ketika kelas gak ada guru, Sumiati langsung minta Deri untuk tuker tempat duduk, awalnya aku biasa saja, namun diperhatikan lagi Sumiati ini seru, ngobrol sama dia selalu asik, terus kalau dia senyum atau tertawa itu jadi bikin dia terlihat lucu. Aku yang awalnya berpikir cuma menjadi alasan Sumiati untuk menghindari Regi malah terjebak dengan perasaan suka terhadapnya, akhirnya aku yang jadi ajak dia ke kantin, pindah tempat duduk untuk ngobrol dengannya, bahkan nemenin dia nunggu angkutan kota saat dia mau pulang. Semakin hari kita semakin dekat, itu semua membuat Regi marah, dia merasa aku merebut Sumiati, padahal apa yang disebut merebut jika Regi belum memilikinya, sampai akhirnya Regi ambil tindakan, sepulang sekolah aku ditahan didalam kelas, Regi bersama 2 orang temannya mengancam akan memukuliku jika masih seperti itu dengan Sumiati, Aku waktu itu langsung mengiyakan, bukan takut sama Regi, tapi kalau sampai aku dipukulin nanti akhirnya aku yang rugi, udah dipukulin terus dipanggil ke ruang BP/BK terus nanti satu sekolah ngomongin aku yang harus sampai rebutan karena satu perempuan, besoknya aku langsung ngajak Deri pindah meja ke paling belakang, tukar tempat dengan Ruli dan Heru yang kebetulan mau diajak tukar meja, aku selalu menghindar dari tatapan Sumiati, tiap dia datang ke meja aku langsung pergi, dengan alasan ke toilet atau ke meja teman yang lain, terus menerus seperti itu sampai akhirnya Sumiati tidak lagi memperdulikanku dan sampai kita lulus kita gak pernah lagi saling menyapa dan Regi setelah aku menuruti ancamannya, dia juga tidak mendekati Sumiati, seakan-akan dia menerima jika Sumiati tidak menyukainya, namun dia tidak menerima ada yang mendapatkan Sumiati.
Cerita cinta yang kedua adalah ketika aku masuk kelas 2 sekolah menengah pertama, perempuan ini bernama Eka Trisnawati, kakak kelasku, sebenarnya naksir dia udah dari kelas 1, dulu aku jadi perwakilan kelas untuk panitia pemilihan pengurus OSIS, nah Eka ini calon pengurus OSISnya, pas rapat awal aku lihat dia, langsung suka, dia itu hitam manis, tipe-tipe wajahnya Raline Syah aktris itu, tinggi terus hidungnya mancung, rambutnya lurus panjang, waktu itu sekolah belum mewajibkan seluruh siswi untuk mengenakan jilbab, karena lihat ada dia, aku dari tadinya gak ada niat masuk kepengurusan OSIS jadi mau, tapi waktu itu panitia pemilihan tidak boleh mencalonkan untuk jadi pengurus juga, akhirnya aku harus nunggu setahun untuk bisa daftar jadi pengurus OSIS, Eka juga pengurus Pramuka, aku bisa puas-puasin liat dia pas kegiatan Pramuka tiap hari Jumat, lumayan ada waktu seminggu sekali, nah sama Eka ini aku pertama kali punya pacar, jadi yang sebelum-sebelumnya kan suka-sukaan, kalo yang ini kita pacaran, aku senyum-senyum sendiri ingat waktu pertama nembak dia, waktu itu Deri yang pas kelas 2 kita jadi pisah kelas masuk pengurus OSIS dan pengurus Pramuka juga, Deri dari kelas 1 sudah pacaran sama Kak Tri, dia kakak kelas juga, kebetulan satu bangku sama Eka, jadi aku yang malu-malu sempet beberapa kali nanyain Eka lewat Kak Tri ini. Waktu itu sebelum jadi pengurus OSIS kita harus ikut pelatihan dasar kepemimpinan gitu selama seminggu, di acara akhir senior menyuruh untuk menulis Kakak Ter-, tahu kan yang kita nulis siapa Kakak terfavorit, tercantik, terganteng, tergalak, dll. Pas aku lagi nulis, Eka datang ke meja aku, dia nanya “kamu udah? Siapa yang kamu isi di Kakak tercantik?” aku saat langsung nunduk malu, karena aku nulis nama Eka Trisnawati dikriteria kakak Terfavorit dan tercantik, dengan gugup aku jawab Kak Eka dan aku gak berani ngeliat langsung wajah dia. Setelah kejadian itu besoknya Kak Tri dan Deri nyamperin, dia nanya aku suka apa engga ke Eka, aku jawab iya langsung tanpa basa-basi, aku juga nanya kalau Eka suka juga gak ke aku? Dan serasa ada taburan bunga yang jatuh dari langit, Kak Tri bilang kalau Eka juga suka. Kak Tri dan Deri langsung membuat rencana penembakan, sedangkan aku masih bingung bakal berani ngomong apa engga ke Eka. Singkat cerita hari penembakan tiba, Kak Tri dan Deri sudah menyiapkan tempat, jadi ceritanya Eka disuruh nunggu didalam kelas lalu nanti aku nyamperin dan bilang aku suka Kak Eka, mau jadi pacar aku? Sederhana namun berat untuk aku lakukan saat itu, diposisi ini Eka sudah tahu kalau aku bakal nembak dan Eka akan jawab iya, padahal udah aja ya Kak Tri bilang kalau Eka mau, jadi aku gak mesti ngomong dan melewati tubuh lemas, kaki bergetar, jantung berdebar, keringat bercucuran dan ekspresi muka yang aku jaga agar tetap mempesona. Semua akhirnya berjalan dengan baik, aku datang kedalam kelasnya, Eka pura-pura sibuk menulis, aku berdiri didepannya, dengan wajah biasa-biasa dia melihat wajahku, semua kejadian itu disaksikan jam dinding yang dipasang sedikit miring, foto presiden dan wakilnya yang waktu itu masih Bu Mega dan Pa Hamzah Haz, Celana biru pendek dan kemeja putih yang aku bayangin sekarang kayaknya aku culun, memakai Tas besar Shuvit yang waktu itu semua anak sekolah memakainya dan kebetulan warna tasnya aku pilih merah biar menjadi pusat perhatian dengan warna cerah, aku waktu itu seperti aktor yang ngomong sesuai skrip yang dibuat oleh Kak Tri, Kak Eka aku suka sama kakak, mau jadi pacar aku? Dia yang awalnya datar lalu senyum dan bilang iya mau, aku balas senyum lalu keluar kelas, diikuti Deri yang nanya gimana hasilnya tanpa aku jawab karena dia pasti sudah tahu kalau Eka gak mungkin nolak, lalu aku langsung pulang tanpa pamit ke Eka, akhirnya aku punya pacar.
Hari-hari setelah jadian dengan Eka, aku jadi sering lewatin kelasnya, iya cuma lewatin dan liat dia dari luar kelas, kalau Deri sama Kak Tri sering barengan di Sekolah, mereka layaknya pasangan pada umumnya, ke kantin bareng, ngobrol depan kelas, pulang bareng, ke perpustakaan bareng, aku waktu itu sama sekali gak berani buat ngobrol dengan Eka, aku selalu gugup, aku hanya ingin melihatnya dari jauh, lalu bilang dalam hati, hei pacarku yang cantik, udah cuma segitu beraninya aku, mungkin Eka bingung, pacaran tapi gak pernah barengan, akhirnya Kak Tri ngasih tahu kalo Eka pengen ngelakuin hal-hal yang Kak Tri dan Deri lakuin bareng aku. Aku kalau sudah tahu Eka mau, ya jadi ada perasaan berani, aku jadi jemput dia buat ke kantin pas istirahat, lalu ngobrol depan lab IPA meskipun dengan wajah menunduk dan sesekali mencuri tatap, sepulang sekolah aku nunggu dia latihan senam Poco-Poco yang waktu itu sedang Viral, Eka terpilih buat ngewakilin sekolah lomba senam Poco-Poco, sehabis dia latihan aku nemenin dia di halte angkutan kota, satu momen yang aku ingat sekali adalah ketika ada gerombolan siswi dari sekolah lain melewati halte, Eka bilang tuh lihat banyak cewek cantik, aku yang emang sering nunduk langsung melihat wajah Eka, bukan melihat gerombolan siswi itu, lalu dengan terus menatap wajah Eka aku bilang, Cantik? Dimata dan dihati aku yang disebut cantik itu yang kaya gini, yang sekarang wajahnya berani aku tatap. Eka diam gak ngomong apa-apa lagi, aku kembali menunduk sampai angkutan kota datang dan Eka pulang. Pacaran sama Eka ya gitu-gitu aja sih, Eka yang banyak ngomong, aku cuma mendengarkan sambil menunduk dan megang tangan Eka tuh baru sekali, itu juga pas dia mau nyebrang, biasanya gak pernah aku pegang, tapi waktu itu entah kenapa aku pegang tangannya, nyebrang lalu aku lepasin lagi, kita pacaran lama, dari awal tahun ajaran sampai mau akhir tahun ajaran, sampai Eka mau ujian. Waktu itu Kak Tri datang ke kelas barengan Deri, aku belum pergi ke kelas Eka, Kak Tri bilang kalau aku gak usah jemput Eka buat istirahat bareng, Kak Tri bilang Eka pengen putus sama aku, wah ini putus cinta pertama nih, aku jawab iya, tanpa bertanya kenapa, biarlah sakitnya juga gak terlalu terasa pas disekolah itu, kayak masih ada kebal dalam hati ini, pas sampai rumah barulah aku merasa ada yang mengganjal, waktu itu manusia belum menemukan Handphone apalagi Smartphone, jadi aku harus ke Warung Telkom untuk nelpon ke telpon rumah Eka, Eka yang langsung angkat telponnya, disitu aku ingin tahu apa alasan Eka mutusin aku, Eka jawab dia pengen focus untuk Ujiannya, aku dengan bijak bilang aku dukung niatmu, semoga ujiannya sukses, setelah ujian aku akan datang lagi sebagai pacar kamu, Eka jawab iya. Aku tenang, gelisah, resah dan penasaran aku hilang, aku kembali ke sekolah seperti biasa, sering lewat kelas Eka untuk melihatnya, menunduk saat gak sengaja berpapasan dikoridor kelas, sampai sudah sekitar 2 minggu aku merelakan akhir kisah pacaran aku dan Eka untuk kebaikan Eka, salah satu teman sekelas bilang kalau dia lihat ada cowok yang main ke rumah Eka, duduk depan rumah Eka, sebenarnya dia lihat itu berapa kali, Cuma awalnya dia sangka itu tetangga atau saudaranya, sampai dia lihat kalau Eka dan cowok itu duduk berdua setelah pulang sekolah, cowoknya bawa motor, dugaan sementara kalo Eka dijemput pulang sama cowok ini, kalau cuma ojek mana ada ojek yang mampir dulu dan duduk-duduk di teras rumah setelah mengantar konsumennya pulang. Akhirnya aku nanya Kak Tri perihal berita dari teman aku itu, Kak Tri menjawab itu tetangga Eka, udah lulus SMA dan suka main ke rumah Eka, aku awalnya percaya sampai setelah aku ngobrol dengan Kak Tri aku gak langsung kembali ke kelas, tapi aku jalan menuju kelas Eka untuk melihatnya, Kak Tri gak menyadari kalau aku ada dibelakangnya, dari arah pintu masuk kelak Kak Tri sambil teriak ngomong “ Eka, akhirnya dia tahu kamu punya pacar lagi, tapi aku belain tadi kalau itu bukan pacar kamu” aku yang mendengar itu langsung diam, balik arah dan menuju kelasku, setelah kejadian itu aku sering menghindar dari Deri karena pasti ada Kak Tri disana, aku juga menghindari kemungkinan aku berpapasan dengan Eka karena akhirnya aku tahu kalau alasan Eka mutusin aku karena Eka jadian dengan cowok lain.
Kelas 3 sekolah menengah pertama adalah hal yang paling berkesan, bukan hanya dalam hal cinta, tapi juga pertemanan, aku masuk di kelas 3 B, dimana didalamnya banyak anak pengurus OSIS dan Pramuka, itu membuat kelas 3 B menjadi kelas yang ramai oleh kreatifitas, suasana kekeluargaan, pembelajaran yang tenang dan serius, tempat duduk pun terbagi menjadi 2 blok, satu blok anak-anak aktif dan satu blok lagi anak-anak super aktif tapi dalam hal pulang dan bolos sekolah, porsinya blok aktif 70% dan yang satu lagi sisanya, jadi kelas aku termasuk kelas unggulan, aku duduk dengan Cucu Kurnia, kita dekat di pengurus OSIS pas kelas 2, pulang sekolah kalau gak rapat OSIS atau Pramuka kita biasanya langsung belajar bersama, ada Anisa, Yeni, Ai Popon, Aku, Cucu, Dian, Aditia, Karina Martian Vasca, Novandi, Ali, Ahong ( Aku lupa lagi nama aslinya ), Dodi. Kelas aku juga punya grup band, aku Vocal, Dian drum, Novandi, Dodi dan Cucu Gitar, masa-masa ini aku lewatin dengan banyak hal yang positif, dari kelas 1 aku selalu masuk peringkat 5 besar, tapi di Kelas 2 satu kali aku dapat nilai merah di raport, pelajaran Tata Busana, entah kenapa waktu itu aku sangat menolak menerima pelajaran itu, karena aku berpikir masa cowok harus menjahit dan mendesain baju, makanya tiap ada tugas kadang aku gak kerjakan. Pas kelas 3 juga kelas aku bikin grup drama kabaret, jadi kita bikin cerita dan latihan sendiri, tanpa perintah guru, emang kita bikin buat seneng-seneng kita aja, bukan buat tugas sekolah atau apapun. Cerita cinta di masa ini dimulai ketika Dadan Hamdani sesama pengurus Pramuka sering curhat tentang rasa sukanya kepada Ayu Satia Sari, dia juga pengurus OSIS dan Pramuka, Dadan sering cerita dan minta bantuan aku untuk bisa dekat dengan Ayu. Ayu ini cantik, tinggi, badannya bisa dibilang bongsor untuk ukuran anak kelas 3 sekolah menengah pertama, akhirnya aku bantuin Dadan buat bisa dekat dengan Ayu, Ayu juga jadi dekat sama dia, sering cerita-cerita, sampai akhirnya Dadan bisa jadian sama Ayu, aku manggil Ayu dengan panggilan Amu, entah gimana awalnya bisa ada panggilan itu, meskipun Ayu dan Dadan udah pacaran, aku masih deket dengan Ayu, malah akhirnya yang aku rasa aku jadi suka dengan Ayu, dia orangnya lucu kalo lagi ngomong, suaranya gede kaya cowok, kita sering becandain cara ngomong dia, aku bingung mesti gimana dengan perasaan suka ini, sampai aku buat sebuah puisi “ Bunda diam mak comblang salah terbujuk, bingung dengan cinta, bingung dengan makna teman, bingung dengan rasa yang tumbuh liar, lalu aku pilih melaju tanpa rasa malu”. Ya akhirnya aku bilang ke Ayu kalo aku suka sama dia, meskipun dia masih menjadi pacar Dadan, Ayu ternyata bilang hal yang sama, dia suka sama aku juga, Ayu langsung putus dengan Dadan, Dadan datang kepadaku dan menceritakan kalau Ayu putusin dia, aku saat itu dengan berpura-pura ikut prihatin dan menenangkan Dadan sebagai teman, padahal dalam hati aku bersorak, aku bisa menjadi pacar Ayu sekarang, jahatnya aku saat itu, tapi namanya perasaan memang gak bisa kita kuasai dengan logika. Gak lama setelah mereka resmi putus aku dan Ayu akhirnya berpacaran, tapi masih diam-diam, kita berdua yang tahu, namun lama kelamaan akhirnya semua teman-teman tahu, Dadan datang menemuiku, apakah dia marah? Engga, dia bilang “Ayu cantik dan lucu kan, pasti kamu akan menyukai dia juga, jaga dia baik-baik, aku percaya kamu orang baik”. Aku diam, Dadan segitu sukanya sama Ayu, dia gak marah dan tetap ingin berteman baik denganku, Aku yang jadi malu. Setelah kejadian itu aku mulai merasa ada yang berubah dengan perasaan aku ke Ayu, semua jadi terasa hambar, aku mulai sedikit merenggangkan diri dari Ayu, meskipun Ayu tetap bertahan dan selalu berusaha mendekati aku. Selama hubungan aku dan Ayu seperti itu, aku dekat lagi dengan seseorang, dia murid Ibuku di Sekolah Menengah Swasta di desaku, awalnya aku yang waktu itu datang ke sekolah Ibuku mendapat perhatian dari siswi-siswi sekolah itu, memang kata Ibuku banyak yang naksir sama aku dan sering nanya-nanya ke Ibu, aku sih ya seneng-seneng aja, nah Ibu bilang kalau ada satu perempuan yang kayanya bakal aku suka dan dia juga udah sering nanya ke Ibu tentang aku, namanya Eva, wajahnya cantik, kaya artis India, pipinya chubby, yang bikin Ibu semangat ngenalin, Eva ini anak Kepala Sekolah di Sekolah Dasar dimana Ibuku mengajar, Ibu ga salah pilih, aku juga suka ke Eva, aku ngajak dia pacaran sepulang dia sekolah dan katanya waktu itu banyak yang iri ke Eva karena aku samperin dan ngajak dia pacaran, pacaran sama Eva cuma beberapa hari, ada satu hal yang dia lakukan yang langsung membuat aku ilfeel, jadi setelah resmi pacaran aku jadi lumayan sering datang ke sekolah Ibu, waktu itu Eva pakai baju olahraga, baju lengan panjangnya dia tarik sampai sikut, ditangannya aku lihat ada bekas luka irisan silet membentuk nama aku, aku tanya ke dia kenapa dia ngelakuin hal itu, katanya buat bukti kalo dia pacar aku, aku tanya lagi kenapa aku sebagai pacar harus dibuktikan ke orang lain? Dia jawab biar perempuan-perempuan lain yang naksir aku jadi berenti buat cari perhatian aku, aku diam lalu meninggalkan dia pulang, saat itu aku berpikir kalau cinta itu ga mesti jadi nyakitin diri sendiri, aku juga berpikir dia bisa sampai seberani itu nyakitin dirinya apalagi nanti kalau misalkan aku berbuat salah atau nyakitin hatinya, sedangkan disekolah aku masih pacaran dengan Ayu, gimana kalau akhirnya dia tau, mau apalagi yang dia silet-silet, akhirnya aku bilang ke Ibu suruh sampaikan ke Eva kalau kita udahan, besoknya aku menerima surat dari Eva, isinya kesakit hatian dia karena aku putusin dan kembali di akhir surat aku lihat ada tulisan yang dibuat memakai darah membentuk kata I Love You, serem jadinya.
Masa-masa puber ini banyak yang aku alami, dari mulai pacar pertama, perasaan gemetar yang tercipta karena malu bertatap muka dengan orang yang kita suka, rasa bahagia yang sederhana karena bisa melihat dia dari jauh meski tanpa saling berbicara, menjaga perasaan teman dan mengkhianati perasaan teman, ditinggalkan karena ada orang lain dan itu semakin mengenalkan aku pada bentuk cinta dalam hidupku, karena pada intinya cinta itu akan saling meninggalkan, entah itu karena tempat, waktu, orang lain atau maut sekalipun. Cinta juga ada yang merebut dan direbut, cinta juga tentang kebahagiaan, perasaan senang, bukan luka yang disengaja, karena semua cinta yang datang dan pergi dalam hidup ini selalu memberi kita pelajaran yang kadang bisa membuat kita menjadi lebih baik atau malah jatuh kembali ke lubang yang sama.
Tumblr media
0 notes
Text
CERITA CINTA
“Karena semua yang hidup mempunyai cerita cintanya sendiri, maka aku hanya ingin semua mendengar ceritaku”
Aku adalah seorang laki-laki yang selalu merasa dirinya mempesona, entah itu jadi hal positif karena meningkatkan rasa percaya diri atau itu jadi hal negatif karena membuat orang menjadi geli, namun yang aku rasa adalah ketika kita tidak percaya sama diri kita sendiri, bagaimana orang lain? Jadilah aku sekarang yang mempunyai banyak cerita cinta disetiap fase hidup ini, dari cinta yang saling memiliki, cinta yang dimiliki sendiri sampai cinta yang sedang dipertahankan dengan segala kekuatan. Sambil dengerin lagu peri cintaku dari Marcell yang mengiris hati, aku akan mulai menceritakan semua dari cinta pertama yang aku saja masih bertanya apa cerita ini bisa disebut cinta?
Temy Lusiawati, lahir tanggal 16 Mei 1987, kulitnya putih, rambutnya bergelombang, hidungnya pesek sih tapi halis tebal dan bulu halus diatas kulit putihnya itu sangat menunjang untuk semua laki-laki berkata dia sangat cantik. Dia tetangga rumahku waktu itu, kita hanya tehalang satu rumah dan sekarang kita hanya beda RT karena aku pindah rumah, waktu itu dia kakak kelasku satu tingkat, meskipun untuk usia kita beda 2 tahun, kalian tahu cerita ini terjadi kapan? waktu aku kelas 2 SD, seusia itu aku sudah menyukai seseorang, aku bersyukur karena aku ditakdirkan untuk jadi laki-laki normal yang menyukai perempuan. Dia kini sudah menikah dengan seorang guru SD, mempunyai 3 orang anak laki-laki, sesekali kita masih bertemu tanpa sengaja dan cukup saling melempar senyum tanpa menyapa. Temy adalah perempauan idola waktu itu, semua teman-teman perSDan menyukai dan mendekatinya, aku? cukup dengan berangkat mengaji bersama, pastinya dengan sengaja aku menunggu dia berangkat biar bisa barengan, perjalanan ke mesjid kebetulan dia harus melewati rumahku, jadi aku bisa tahu dan menunggu dia berangkat, Aku tak pernah berjalan berdampingan, Aku selalu dibelakang dia dan kita berjalan sekitar 100 meter tanpa saling berbicara, Sesekali dia menengok ke belakang, entah kenapa, mungkin hanya memastikan aku masih ada dibelakang dia, agar dia tidak merasa sendirian, waktu itu jadwal mengaji kita dari waktu Shalat Magrib sampai selesai Shalat Isya, kita biasa sudah berangkat dari pukul 5 sore dan pulang pukul setengah 8 malam, pulangnya kita tetap berbarengan, dan setiap pulang pas depan rumahku, dia selalu bilang “jangan dulu masuk ke rumah” itu dia lakukan tanpa menengok ke belakang dan aku selalu mejawab “jangan takut, ga perlu lari, aku bakal ngeliatin kamu sampai masuk ke rumah”. Itu semua terjadi hampir setiap hari, dan cuma itu perbincangan yang kita miliki, kita seperti itu mungkin karena kita bukan teman seangkatan, kita juga beda sekolah, meskipun Ibu kita sama-sama seorang guru di sekolah yang sama, namun itu menambah kecanggungan antara kita, aku sering disuruh Ibu ke rumahnya untuk mengantarkan makanan, dia juga seperti itu, tapi kita memang ga pernah saling berbicara dan aku selalu menyembunyikan rasa suka ini, aku takut nanti malah dibecandain Ibunya dan pastinya aku juga gak pernah tahu perasaan dia seperti apa, semua berjalan sampai aku kelas 4 SD, aku berhenti karena dua hal, satu karena aku dengar dia punya pacar, namanya Hamim, dia tak lebih tampan dari aku, cuma waktu itu gosip kuatnya Hamim pakai pelet dan lucunya aku sangat percaya, kedua karena ada murid baru dikelas yang mengalihkan perhatian aku, semenjak itu aku gak pernah berangkat dan pulang mengaji bersama, dia akhirnya sering meminta ibunya untuk menjemput pulang dan aku selalu lari pulang duluan setelah Salam Shalat Isya.
Ratna Amalia Pradipta, lahir di Bandung, tanggalnya aku lupa, dia murid baru pindahan dari luar kota, Ayahnya pegawai perkebunan BUMN yang ada di daerahku, semua karyawan perkebunan menyekolahkan anaknya di SD ini, cuma aku dan beberapa orang teman yang bukan anak karyawan. Dia cantik, kulitnya gak terlalu putih, bisa dibilang kuning langsat, rambutnya lurus panjang, ada tahi lalat di pipi dan dia pandai menari. Ratna cuma setahun disini, dia harus ikut pindah lagi dengan ayahnya yang ditugaskan di Bandung kembali. Waktu itu aku belum mengerti cara mendekati perempuan harus seperti apa, yang aku lakukan agar dia memperhatikanku adalah mengolok-olok badan Ibunya yang gendut, memang badan ibunya sangat gendut dan cuma itu yang bisa aku lakukan untuk memulai pembicaraan dengannya, anehnya dia tidak pernah marah atau balik menghina Ibuku, dia baik, dia hanya selalu senyum dan akhirnya untuk senyum itu aku setiap hari mengolok-olok dia. Aku adalah juara kelas saat itu dan dari kelas 1 peringkatku tidak pernah tergeser, karena itulah Ibunya menyuruh dia untuk setiap malam mengajak aku belajar bersama dirumahnya setelah mengaji, makanya lari setelah salam Shalat Isya itu agar aku bisa siap-siap untuk berangkat ke rumah dia, selesai belajar biasanya dilanjutkan makan malam, Ibunya selalu memasak telor mata sapi setengah matang kesukaannya, mau tidak mau aku juga jadi suka, kita belajar bersama biasanya 4 orang, Aku, Ratna, Ela dan Rahmat, jadi gak pernah ada momen belajar berduaan. Sampai akhir triwulan dan kenaikan kelas, ada satu kenangan yang selalu aku ingat dengan Ratna ini, waktu itu karena Ratna pintar menari maka kelasku memilih dia untuk menjadi perwakilan kelas diacara perpisahan dan kenaikan kelas, dia mau menari lagu Trio Kwek Kwek, judulnya aku beneran lupa apa, karena trio itu 3 orang dengan komposisi 2 cewek satu cowok maka Ratna ngajakin Ela dan aku untuk menemani dia menari, waktu itu kebetulan Rahmat lagi sakit, jadi aku langsung mengiyakan meskipun resikonya jadi bullyan teman SD sampe sekarang, tak apa untuk perempuan bernama Ratna, aku mengambil resiko itu. Aku masih menyimpan foto saat kita tampil, aku pake baju over all pendek, kaos kuning, kepala pake kupluk dan wajah penuh bedak, sungguh aku tak bisa menahan tawa setiap melihat foto itu dan masih tersenyum saat melihat Ratna di foto itu. Pas Ratna pindah dia undang semua teman sekelas untuk makan dirumahnya, waktu itu Ibunya sempat berterima kasih kepadaku karena suka nemenin Ratna belajar, sekarang dia sudah menikah, mempunyai satu orang anak laki-laki.
Dari Kedua cerita cinta yang aku juga gak tahu harus menyebutnya cinta seperti apa, ada beberapa hal yang bisa aku simpulkan, yang bisa jadi gambaran bagaimana aku mencintai seorang perempuan, bagaimana aku yang masih anak bawang itu mencoba mendekati perempuan, bagaimana aku yang malu-malu menyimpan rasa kepada Temy kakak kelas sekaligus tetangga rumah, yang cuma aku bisa tulis dibelakang buku pelajaran dengan pantun yang masih aku ingat. “Beribu-ribu bintang di langit, hanya satu yang bercahaya, beribu-ribu wanita cantik, hanya Temy yang aku cinta” hahaha, geli bener kalo aku ingat. Sekecil itu aku sudah ingin memastikan kenyamanan seorang perempuan, dengan selalu berjalan dibelakang Temy agar aku tahu dia baik-baik saja, aku tak memaksa untuk berjalan berdampingan karena dia juga pasti akan canggung, aku selalu menunggu dia masuk sampai rumah dan menyakinkan agar dia tahu selalu ada aku yang menjaga dan menemani dia setakut apapun, sekecil itu aku sudah berpikir bagaimana agar aku bisa menarik perhatian perempuan meskipun dengan cara yang salah, tapi aku sudah menebus semua kesalahan dengan menemani dia belajar, menemani dia menari meskipun akan menjadi hal memalukan seumur hidupku, sebenarnya masih ada cerita lain lagi waktu SD, tapi yang lain aku ngerasa kurang terkesan, jadi cuma kedua perempuan ini yang aku pilih untuk diceritakan kepada kalian semua.
Tumblr media
1 note · View note