Tumgik
gelas-kosong · 4 years
Text
Pulanglah Um....
Pulanglah Um.. Letakkan hpmu.. dan lihat keajaiban demi keajaiban akan tercipta sedemikian rupa.
Pulanglah Um.. karena itulah tugas utama. Taat pada suami, menyenangkan hatinya, melayaninya. Dan anak-anakmu.. engkau sedang menyemai benih, disirami, diberi pupuk, dirawat hingga mereka bertumbuh dan berkembang.
Semakin banyak Ummahaat yang pulang, mengutamakan yang utama, wewangian kegemilangan akan tercium harumnya.
Tiga ring yang jangan dilupa..
Ring pertama adalah keluarga.
Ring kedua adalah orang terdekat yang percaya dengan kita.
Dan ring yang ketiga adalah masyarakat luas (ladang dakwah yang menantang).
Sudahkah terlewati dengan baik.... Jika belum.. pulanglah Um.. Jangan main terlampau jauh.
Bandung, 8 Desember 2019
0 notes
gelas-kosong · 4 years
Text
Dan kali ini baru kemudian paham, bagaimana seorang yang beriman.. di hadapan manusia ia kuat, di hadapan Allah ia lemah. Tersenyum bahagia di hadapan manusia. Menitikkan air mata di hadapan Rabb-nya..
- ummu khansa
0 notes
gelas-kosong · 4 years
Text
Semakin engkau belajar....
Semakin engkau belajar....
Semakin diri terasa bodoh, karena ilmu Allah amat luas sementara yang engkau pahami seujung kuku pun belum.
Semakin engkau belajar....
Semakin tak mudah menilai orang, karena diri sendiri masih banyak aib dan kesalahan.
Semakin engkau belajar....
Semakin malu untuk berucap, karena ilmu tak selalu seiring amalan.
Bandung, 3 Desember 2019
0 notes
gelas-kosong · 4 years
Text
Ibnu ‘Aqil al-Hanbali rahimahullaah menuturkan :
“Saya persingkat waktu makan saya sesingkat mungkin sehingga saya lebih memilih kue basah daripada roti tawar kering karena antara keduanya ada perbedaan waktu dalam mengunyahnya, hal tersebut saya lakukan untuk mendapatkan waktu yang lebih untuk menelaah dan menulis ilmu yang belum saya dapatkan.”
(Dzail Thabaqat Al-Hanabilah, Ibnu Rajab Al-Hanbali)
Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/11326-muslimah-tetap-produktif-di-rumah.html
0 notes
gelas-kosong · 4 years
Text
Mereka Yang Mencintai Nabi
Suatu hari, Abdullah bin Zaid radhiallahu ‘anhu, sedang berkebun di perkebunannya. Kemudian anaknya datang, mengabarkan kalau Nabi ﷺ telah wafat. Ia berucap,
اللهم أذهب بصري تى لا أرى بعد حبيبي محمدًا أحدًا
“Ya Allah, hilangkanlah penglihatanku. Sehingga aku tidak melihat seorang pun setelah kekasihku, Muhammad.” Ia katupkan dua tapak tangannya ke wajah. Dan Allah ﷻ mengabulkan doanya (Syarah az-Zarqani ‘ala al-Mawahib ad-Diniyah bi al-Manhi al-Muhammadiyah, Juz: 8 Hal: 84).
Tak ada pemandangan yang lebih indah bagi para sahabat melebihi memandang wajah Rasulullah ﷺ. Abdullah bin Zaid ingin, pandangan terakhirnya adalah wajah Nabi. Saat memejamkan mata, ia tak ingin ada bayangan lain di benaknya. Ia hanya ingin muncul wajah yang mulia itu.
Bilal radhillahu ‘anhu, seorang sahabat dari Habasyah. Muadzin Rasulullah ﷺ. Cintanya pada sang Nabi terus bertumbuh hingga maut datang padanya. Sadar akan kehilangan Bilal, keluarganya bersedih dan mengatakan, “Betapa besar musibah”!
Bilal menanggapi, “Betapa bahagia! Esok aku berjumpa dengan kekasih; Muhammad dan sahabat-sahabatnya.” (Rajulun Yatazawwaju al-Mar-ata walahu Ghairuha, No: 285)
Cinta sahabat Nabi telah membuat kita malu. Cinta mereka begitu tulus. Tak jarang cinta kita hanya mengaku-ngaku.
Al-Hawari, Abdullah bin Zubair. Apabila ada yang menyebut Nabi ﷺ di sisi Abdullah bin Zubair radhiallahu ‘anhu, ia menangis tersedu, hingga matanya tak mampu lagi meneteskan rindu dan kesedihan (asy-Syifa bi Ta’rifi Huquq al-Musthafa, Hal: 402).
Demikian juga dengan sahabiyat (sahabat wanita). Cinta mereka kepada Rasululllah ﷺ tak kalah hebatnya dari sahabat laki-laki. Ada seorang wanita Anshar; ayah, suami, saudara laki-lakinya gugur di medan Perang Uhud. Bayangkan! Bagaimana perasaan seorang wanita kehilangan ayah, tempat ia mengadu. Kehilangan suami, tulang punggung keluarga dan tempat berbagi. Dan saudara laki-laki yang melindungi. Ditambah, ketiganya pergi secara bersamaan. Alangkah sedih keadaannya.
Mendengar tiga orang kerabatnya gugur, sahabiyah ini bertanya, “Apa yang terjadi dengan Rasulullah ﷺ”?
Orang-orang menjawab, “Beliau dalam keadaan baik.”
Wanita Anshar itu memuji Allah dan mengatakan, “Izinkan aku melihat beliau.” Saat melihatnya ia berucap,
كل مصيبة بعدك جلل يا رسول الله
“Semua musibah (selain yang menimpamu) adalah ringan, wahai Rasullah.” (Sirah Ibnu Hisyam, Juz: 3 Hal: 43).
Maksudnya apabila musibah itu menimpamu; kematian dll. Itulah musibah yang berat.
Amr bin al-Ash radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Taka da seorang pun yang lebih aku cintai melebih Rasulullah. Dan tak ada seorang pun yang lebih mulia bagiku selain dirinya. Aku tidak pernah menyorotkan penuh pandanganku padanya, karena begitu menghormatinya. Sampai-sampai jika aku ditanya, tentang perawakannya, aku tak mampu menggambarkannya. Karena mataku tak pernah memandangnya dengan pandangan utuh.” (Riwayat Muslim dalam Kitab al-Iman No: 121).
Sebagaimana kita saksikan, seorang pengawal kerajaan menundukkan wajahnya ketika berbicara dengan sang raja. Karena menghormati dan memuliakan rajanya. Amr bin al-Ash lebih-lebih lagi dalam memuliakan dan mengagungkan Nabi ﷺ.
Adakah pengagungan yang lebih hebat dan lebih luar biasa. Selain pengagungan para sahabat Nabi Muhammad ﷺ terhadap beliau?
Read more http://kisahmuslim.com/5735-merekalah-orang-orang-yang-mencintai-nabi.html
0 notes
gelas-kosong · 4 years
Text
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengalami fase kehidupan sulit dan fase kekayaan. Di awal masa kenabian dan awal kedatangan di Madinah, beliau mengalami kondisi perekonomian yang sulit. Tapi di akhir kehidupan beliau, beliau menyandang status sebagai seorang yang kaya. Hanya saja beliau tidak mengubah gaya hidup yang sederhana dan bersahaja.
Kekayaan harta digunakan bukan untuk meningkatkan belanja, tapi digunakan untuk meningkatkan pemberian.
Read more https://kisahmuslim.com/6083-2-kesalahan-dalam-memahami-biografi-nabi.html
0 notes
gelas-kosong · 5 years
Text
Tumblr media
0 notes
gelas-kosong · 5 years
Text
Tumblr media
0 notes
gelas-kosong · 5 years
Text
Tumblr media
0 notes
gelas-kosong · 5 years
Text
Tumblr media
0 notes
gelas-kosong · 5 years
Text
"Dan benar sabda Rasul kita, bahwa para wanita harus belajar dari wanita Quraisy; yang sangat lembut dan sayang kepada anak-anak mereka dan sangat menjaga kepemilikan suami mereka. Dan memang tidak ada kelebihan yang mengangkat wanita melebihi dua kelebihan tersebut."
Ustadz Budi Ashari Lc.
0 notes
gelas-kosong · 5 years
Text
Sifat Kekanak-kanakan Yang Sudah Harus Ditinggalkan Saat Sudah Dewasa
Surat Ar-Rum Ayat 54:
 اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
Terjemahan: "Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa."
Kemarin saya mendengar kajian Ustadz Budi Ashari Lc., di youtube bertemakan Pemuda. Kata Ustadz Budi, ada 2 poin yang perlu digaris bawahi dari ayat di atas terkait pemuda:
1. Kekuatan
Berupa kekuatan fisik & kekuatan akal.
2. Ada di antara 2 kelemahan
Lemah yang pertama menunjukkan masa kecil dari bayi hingga sebelum baligh. Lemah yang kedua menunjukkan masa tua hingga menjelang kematian. Ada waktu yang jelas dalam islam. Jadi kata Ustadz Budi, jika sudah jadi pemuda tapi masih membawa sifat anak-anak berarti masih lemah, belum kuat. Karena dalam surat Ar-Rum: 54 jelas Allah ciptakan pemuda itu adalah sosok yang kuat.
Maasyaa Allah.. Jleb. Jleb.. Meski saya tak lagi muda karena sudah berkepala tiga, tapi malu sekali rasanya kalau ternyata masih ada sifat atau perilaku kanak-kanak yang masih saya bawa hingga sekarang *tutup muka.
Mungkin ada beberapa sifat yang kadang masih terbawa hingga dewasa, tapi ini masih berdasarkan subjektifitas saya dan beberapa dari kajian Ustadz Budi Ashari. Kira-kira seperti:
Egosentris. Mementingkan diri sendiri, padahal ada itsar dalam islam.
Ngambekan
Suka ngeluh, yang dirasa sering diomongin
Senang main. Bagi yang masih suka main game, catet! Hehe
Interaksi sosial terbatas/masih sulit berinteraksi. Ada kajian jarang datang.
Suka ngadu ke ortu. Kalau udah gede curhat/pamer di medsos.
Mudah cemas. Disuruh ngomong depan orang banyak malu/grogi/ga pede.
Bisa jadi yang saya sebutkan nggak semua mengalami di masa kecil, bisa jadi satu dua, atau semuanya. Tapi kata Ustadz Budi, jika merasa masih memiliki sifat kanak-kanak, sementara usia sudah di usia pemuda/dewasa, segera tinggalkan. Karena ya karakter pemuda itu harus kuat. Jangan jadi pembenaran, "Ya saya orangnya memang kayak gini. Terima saya apa adanya." Kalaulah itu baik, kalau nggak? Intinya jika itu termasuk dalam sifat kekanak-kanakkan, ya tinggalkan. Gimana mau kuat kalau ternyata sifat kanak-kanak masih bersemayam di dalam diri. Gimana islam mau gemilang jika pemudanya masih seperti ini.
Bandung, 14 Oktober 2019
Note for My Self
0 notes
gelas-kosong · 5 years
Text
"Mana ada orang sholeh anaknya sedikit? Ya sayang."
- Ustadz Budi Ashari Lc.
0 notes
gelas-kosong · 5 years
Text
Diriwayatkan dari salah seorang Salaf, bahwasanya dia berkata,
"Dahulu ketika kami mendatangi shalat, kami lepaskan dunia bersama dengan kami melepaskan sandal-sandal kami."
Ya Allah, jadikanlah hati-hati kami hati yang senantiasa hadir menghadapmu dalam setiap keadaan.
Sumber: telegram shirotulmustaqim
0 notes
gelas-kosong · 5 years
Text
Umar bin Khaththab radliyallahu ‘anhu berkata,
_“Sungguh aku tidak mementingkan tentang kapan suatu doa dikabulkan, justru yang terpenting bagiku adalah bagaimana aku dapat memanjatkan doa. Apabila aku diberi ilham (taufik) agar bisa berdoa, maka sungguh pengabulan doa akan menyertainya.”_
Al-Fawaid Ibnul Qayyim (127-128)
Telegram shirotulmustaqim
0 notes
gelas-kosong · 5 years
Text
Tidak Menyukai Kepopuleran
Ensiklopedi Akhlas Salaf, hal: 135
Berusaha menghindar dari ketenaran, dan tidak berusaha mencari-carinya.
Abu Hurairah ra. berkata:
"Jikalau bukan karena satu ayat dalam Al-Qur'an, tentu aku tidak akan menyampaikan hadist kepada kalian.
Ayat itu adalah:
'Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Kitab (Al-Qur'an), mereka itulah yang dilaknat Allah & dilaknat (pula) oleh mereka yang melaknat.'" (Q.S. Al-Baqarah [2]: 159).
0 notes
gelas-kosong · 5 years
Text
Lakukan Kebajikan Semata-mata Mengharap ridha Allah
Ensiklopedi Akhlak Salaf, hal: 136.
"Betapa banyak orang yang beramal shalih, atau berbuat baik kepada sesama, namun saat respon orang di sekitarnya tidak seperti yang diharapkan, dia larut dalam kekecewaan hingga akhirnya lesu dan meninggalkan amal shalih tadi.
Adapun orang yang ikhlas, dia tidak terpengaruh dengan respon orang lain. Baginya, mendapatkan ucapan terimakasih atau tidak sama saja. Maka ketika menghadapi orang-orang yang gemar membalas air susu dengan air tuba, seharusnya itu menjadi momen pelatihan bagi kita agar semakin kuat dalam menghadapi mereka yang mengingkari keindahan sifat mulia. Jadi, jangan sekali-kali kita bersedih hati atas respon negatif mereka terhadap kebaikan kita.
Lakukan kebajikan semata-mata mengharap ridha Allah. Bagaimanapun, orang yang ikhlas adalah pemenang karena tidak akan terpengaruh oleh pandangan miring dari siapa saja yang menyangkal kebaikannya. Justru kita harus bersyukur kepada Allah karena Dia telah menjadikan kita orang yang berkepribadian terpuji dan mulia, serta menyelamatkan kita dari sifat buruk mereka."
0 notes