Tumgik
fanany1966 · 8 days
Text
Tumblr media
KELIHATAN UNTUNG PADAHAL RUGI...
.
. "Maaf bu, kelihatannya handphone ibu bekas tenggelam di air. Kerusakan mainboard seperti ini harus diganti dengan komponen baru bu, biayanya satu juta rupiah." Ucapan teknisi itu membuat ruangan service center yang dingin menjadi gerah seketika. Bagaimana tidak, sang ibu memang baru saja membeli handphone bekas pakai dari seseorang. Saat transaksi terjadi, si penjual tidak mengatakan apa-apa perihal riwayat handphone yang ia pakai. Ternyata dalam hitungan hari handphone tersebut rusak, dan tahulah sang ibu bahwa ia membeli sebuah gadget yang pernah tenggelam di air. Dari sudut pandang si penjual, ia tentu saja untung karena handphone hampir rusak itu berhasil terjual dengan harga wajar. Ia sengaja melanggar salah satu rukun jual beli, yaitu dengan menyembunyikan kekurangan pada barang yang dijual padahal ia mengetahuinya. Jika sudah begini, keuntungan yang tidak seberapa itu hanya fatamorgana, sebab hakikatnya jual beli itu telah membuatnya rugi dalam catatan amalnya di sisi Allah. Lain cerita dengan seorang mahasiswa ini yang masih kuliah di sebuah kampus. Ia sering membeli kebutuhan sehari-hari di warung setempat. Padahal jaraknya lebih jauh dibanding kalau ia pergi ke mini market. Harganya pun sedikit lebih mahal. Tetapi ia tidak merasa rugi dengan selisih harga tersebut. Karena ia tahu bahwa si pemilik warung sudah berusaha menjual dengan harga yang pantas, yang tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan retail raksasa yang memberi bandrol harga yang merusak pasar tersebut. Dari sudut pandang si mahasiswa ia sebenarnya rugi karena harus mengeluarkan uang lebih banyak. Tetapi kerugian yang tidak seberapa itu hanya fatamorgana, sebab hakikatnya jual beli itu telah membuatnya untung dalam catatan amalnya di sisi Allah. Bukankah dari perputaran barang tersebutlah si pemilik warung bisa menafkahi keluarganya. Berbeda jika ia menguntungkan pebisnis besar, mungkin saja keuntungannya justru digunakan untuk pesta jamuan minuman keras. Siapa yang bisa menjamin? * * * * * * * * * * * * * * * * Maka dalam setiap harta yang kita keluarkan, berhitung-hitunglah terlebih dahulu apakah jual beli tersebut benar-benar menguntungkan buat kita...? Atau sekedar kelihatan untung saja, padahal hakikatnya rugi. Jika Allah sudah menetapkan sebuah kerugian, adakah seseorang yang mampu mencegahnya...? Serta jangan ragu untuk hal yang kelihatan rugi, padahal justru menguntungkan kita secara hakiki. Sebab keuntungan yang seperti ini justru membawa keberkahan dan menjadi penyebab Allah menambahkan nikmatNya kepada kita.
#AFR
0 notes
fanany1966 · 11 days
Text
Tumblr media
CATATAN KRITIS TRAGEDI MEI 1998 YANG TERLUPAKAN...
.
.
Berbagai peristiwa penting dan bersejarah terjadi di bulan ini. Bisa jadi bulan Mei menjadi bulan paling menakutkan dan traumatis. Mungkin juga ketika menginjak bulan Mei mengingat kembali terjadinya tragedi kelam yang masih banyak misteri. Ada juga di bulan Mei ini merefresh akan sosok anak bangsa yang terusir dari negaranya dan pada akhirnya hari ini terlihat menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Dalam titik klimaks, sejarah bangsa Indonesia harus menyatakan diri sebagai negara yang telah gagal menuju Masyarakat Madani (Civil Society) dan Negara Demokrasi. Pada bagian garis finish perjuangan yang melelahkan dan merisaukan. Pada akhirnya semuanya melupakan sejarah bagaimana proses modernisasi demokrasi itu dibangun dan diperjuangkan.
Mengaitkan kembali peristiwa demokrasi Indonesia dan hubungan dengan peristiwa kejadian sejarah di bulan Mei.
Ada yang sangat menarik jika jeli mempertajam sorotan kita peristiwa apa yang terjadi di tanggal 13 Mei. Dua kejadian yang sama di tanggal yang sama di dua negara tetangga yakni Indonesia dan Malaysia. Kedua negara ini di waktu dan tanggal bersamaan mengalami trauma dan luka politik yang sangat mendalam.
Di negara Jiran Malaysia, 13 Mei adalah hari kelam bagi pecahnya persaudaraan bangsa Malaysia saat itu. Terjadi peristiwa sejarah yang sangat primitif yakni terjadinya kerusuhan rasial antara etnis Tionghoa dan orang Melayu. Peristiwa rasialis itu terjadi di jantung kota Malaysia yang terjadi di Kuala Lumpur.
Kisah kelam pilu bagi bangsa Malaysia terjadi pada tanggal 13 Mei 1969 dengan kejadian paling brutal sepanjang sejarah Malaysia. Kerusuhan tersebut yang telah merenggut nyawa sebanyak 184 orang. Peristiwa ini tidak hanya bersumber oleh kisruh persaingan etnis tetapi juga dipicu oleh utusan politik.
Selama kampanye Pemilu 1969, para calon serta anggota-anggota partai politik, khususnya dari partai oposisi, mengangkat soal-soal sensitif yang berkaitan dengan bahasa nasional (Bahasa Melayu), kedudukan istimewa orang Melayu (Bumiputera) dan hak kerakyatan warga non-Melayu. Hal ini menimbulkan sentimen rasial dan kecurigaan. Disebutkannya jika "Pilihan Raya Umum 10 Mei 1969" merupakan satu titik hitam dalam sejarah negara Malaysia.
Sistem keuangan global terjadi dan pada akhirnya memporak-porandakan sistem keuangan dan juga politik di banyak negara. Kegagalan banyak negara terdampak oleh rejim ekonomi liberal termasuk Indonesia.
Rejim ekonomi dunia tidak bisa menjadi acuan bagi tata kelola sistem keuangan global. Krisis keuangan Asia contoh konkrit rejim ekonomi liberal gagal dan berakhir terjadinya krisis keuangan yang menerpa hampir seluruh Asia Tenggara pada Juli 1997 dan menimbulkan kepanikan bahkan ekonomi dunia akan runtuh akibat penularan keuangan.
Krisis moneter tahun 1997 memicu peristiwa tragis di Indonesia. Masa sangat kelam kemanusiaan. Bangsa Indonesia mendadak hilang nilai kemanusiaan dan juga solidaritas dan keutuhannya sebagi bagian anak bangsa Indonesia. Keseluruhan akhir peristiwa bulan Mei diwarnai oleh konflik politik, kekerasan fisik dan juga penderita psikologis bagi sebagian anak bangsa.
Ketidakberdayaan pemerintah untuk menjaga stabilitas politik, keamanan dan juga ekonomi akhirnya memicu kerusuhan dahsyat. Adanya krisis ekonomi kemudian meluas hingga ranah politik, akhirnya kepercayaan publik terhadap pemerintah menghilang. Akhirnya kerusuhan tidak dapat dielakkan.
Catatan sejarah yang ditulis dari berbagai sumber media memberikan rentetan peristiwa demi peristiwa begitu tegang dan menyeramkan. Peristiwa Trisakti (Mei 1998) Sampai pada 12 Mei 1998 terjadi demonstrasi besar-besaran di depan Universitas Trisakti, Jakarta.
Dalam peristiwa ini merenggut nyawa enam orang mahasiswa akibat tembakan aparat keamanan. Mereka antara lain Elang Mulya Lesmana, Hery Hertanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin Royan.
Dikutip dari Pasti Bisa Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII, Tim Ganesha Operation (2017), pada tanggal tersebut, mahasiswa bentrok dengan aparat keamanan hingga terjadi peristiwa tragis, yang disebut Tragedi Trisakti.
Tragedi Trisakti bagaikan air bah tsunami. Kerusuhan tanggal 12-13 Mei 1998 terjadi di kota Jakarta dan pada akhirnya menjadi ladang subur bagi pergerakan reformasi yang dipelopori oleh mahasiswa memanas pada tanggal 12 Mei 1998.
Kemudian pada tanggal 13 Mei 1998, mahasiswa Universitas Trisakti kembali melakukan demonstrasi. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes atas tindakan-tindakan represif yang dilakukan oleh aparat.
Aksi demonstrasi pun berujung ricuh. Bahkan demonstrasi tersebut diwarnai dengan perusakan pos polisi hingga pembakaran pom bensin. Aksi yang awalnya terjadi di Universitas Trisakti, kemudian meluas hingga ke arah Utara dan Timur ibukota. Kerusuhan tersebut berlangsung cukup lama. Aksi terus berlanjut hingga tanggal 15 Mei 1998.
Peristiwa yang dikenal dengan nama Tragedi Trisakti ini membuat mahasiswa di mana-mana tersulut dan melakukan aksi yang lebih besar pada 13-14 Mei 1998, seperti di kantor DPRD Jawa Tengah.
Aksi penjarahan dan pembakaran di pertokoan pun mewarnai kerusuhan di berbagai daerah. Puncaknya pada 18 Mei 1998, mahasiswa berhasil menduduki atap gedung DPR/MPR RI di Senayan.
Di hari yang sama, ketua MPR/DPR Harmoko, menyarankan presiden untuk mengundurkan diri. Namun Soeharto masih belum mau mundur. Pada 19 Mei 1998, beberapa menteri kabinet Soeharto memutuskan mundur dari jabatannya.
Soeharto akhirnya mundur dari jabatannya di depan Mahkamah Agung pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 10.00 pagi. Soeharto kemudian menunjuk wakilnya, B.J. Habibie untuk menggantikan posisinya.
Di Istana Merdeka, Kamis, pukul 09.05 Soeharto mengumumkan mundur dari kursi Presiden dan BJ. Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga.
Catatan kritis sejarah kerusakan Mei 1998 adalah menjadi peristiwa paling buram dan bar-bar dalam dinamika politik dan juga demokrasi Indonesia. Namun demikian, sejarah telah membayar mahal untuk bercerita dan berkorban untuk proses modernisasi moral, etika dan juga demokrasi sendiri.
Yang patut disadari adalah mahalnya pengorbanan perjuangan demokrasi dengan berhasil menumbangkan rezim Orde Baru pada waktu itu, disadari atau tidak oleh kita bahwa dalam kenyataannya saat ini spiritualisme reformasi sangat minimalis. Justru sebaliknya, gagasan berbagai macam bentuk reformasi dalam jangka 24 tahun lamanya tidak begitu nyata lagi, kabur, surut bahkan sudah terasa hilang.
Dualitas keniscayaan masyarakat Indonesia sedang terjadi. Pertama, sudah kehilangan ruh dan spirit reformasi. Kedua, baik masyarakat dan juga entitas stage holder bangsa Indonesia sedang kehilangan jati dirinya. Instrumen pelaku pengelola negara dan juga pendukungnya sudah tidak mengenal sejarah dan juga manifesto kehidupan politik para leluhur bangsa.
Oleh karenanya wajar jika Indonesia sedang terjadi peristiwa sejarah yang sangat komplek dan menyesatkan. Kehilangan indentitas leluhur bangsa dan juga telah terjangkit virus liberalis atau sekulerisme yang telah menyentuh kehidupan pribadi dan merembet ke ekosistem politik dan sosial.
Modernitas peristiwa dan juga kebijakan baik dilakukan pemerintah dan juga entitas masyarakat sipil tidak berhasil menemukan jati diri dan juga keberhasilan nyata. Terjadinya krisis politik identitas dan krisis kemanusiaan berpikir dan bertindak.
#AFR
0 notes
fanany1966 · 13 days
Text
PENJARAHAN DAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN...
.
.
Tanggal 11-14 Mei, 26 Tahun Yang Lalu: Tidak banyak dari kita yang ingat. Saat itu, selama tiga hari, Jakarta dilanda kerusuhan hebat. Kerusuhan juga terjadi secara serempak di seluruh kota-kota besar, menengah, dan kecil di seluruh Indonesia.
Jakarta adalah pusat kerusuhan. Pada hari-hari itu, telah terjadi perkosaan massal yang menargetkan perempuan etnis Tionghoa. Ini bukan perkosaan biasa. Ini perkosaan yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan dengan target yang pasti.
Tim Gabungan Pencari Fakta atas kerusuhan ini melaporkan bahwa perkosaan tidak dilakukan dengan alat kelamin laki-laki. Namun dengan memasukkan alat khusus ke dalam kelamin perempuan yang ditargetkan. Para pelaku tampaknya melakukan secara profesional -- karena biasa melakukan tindakan keji itu.
Perkosaan-perkosaan semacam itu memang pernah terdengar sayup-sayup dari daerah-daerah yang mengalami kekerasan perang di negeri ini.
Anda sebagai warga negara mungkin tidak pernah menyangka bahwa sebagai bangsa kita mampu melakukan tindakan sekeji itu terhadap kemanusiaan. Namun itu benar-benar terjadi. Ratusan perempuan etnis Tionghoa yang menjadi sasaran mengalami perkosaan itu.
Saya sendiri selama tiga hari belakangan ini banyak berpikir dan merenung tentang hal ini. Pada satu titik, saya menundukkan kepala dan menitikkan air mata.
Tidak banyak yang bisa saya lakukan. Kalau doa bisa sedikit menyembuhkan, saya berdoa sebisanya. Walaupun saya pesimis. Otak saya tetap bertanya. Hati saya tetap gelisah.
Mengapa kita punya kemampuan itu? Sebrutal itukah kita? Yang lebih brutal dari itu adalah kemampuan kita untuk mengeutanasiakan mental kita. Sebagai bangsa kita punya kemampuan mematikan nurani kita, memendamnya, dan melenyapkan peristiwa-peristiwa keji itu hingga musnah total.
Bangsa Jerman membunuh lebih dari 6 juta orang Yahudi. Namun mereka memilih untuk kembali ke nurani mereka. Bangsa Jerman minta maaf, mengingat kekejian kemanusiaan mereka setiap saat, dan selain melakukan silih, mereka juga melarang ekspresi anti-semitisme.
Kita? Kita memilih untuk membunuh nurani itu. Tidak ada permintaan maaf. Tidak ada upaya untuk mengingat. Kalau Anda adalah korban di negeri ini, Anda akan tetap korban hingga akhir jaman. Jika Anda adalah korban di negeri ini, beban Anda bukannya diangkat dan hidup Anda dipulihkan. Tidak.
Sebaliknya, jika Anda adalah korban, Anda semakin ditindas, diasingkan, dan bahkan keturunan Anda pun secara berantai menanggung penindasan ini. Itulah yang terjadi pada korban 1965 dan korban-korban kemanusiaan dari rejim kediktatoran Suharto hingga kini.
Tentulah bangsa ini punya nasionalisme yang derajatnya amat tinggi. Dan, semakin saya renungkan, nasionalisme bangsa ini semakin aneh. Nasionalisme yang malu kalau tim sepakbolanya kalah; namun tidak pernah malu atas kekejian dan dan tindakan brutal terhadap sesama bangsa sendiri.
Dimanakah salahnya? Para Bapak Bangsa mendirikan Republik ini sebagai upaya emansipasi seluruh rakyat. Itulah inti dari nasionalisme dimana pun di dunia ini. Emansipasi! Persamaan derajat. Hukum yang adil dan berlaku untuk semua. Namun semakin lama derajat emansipasi ini semakin luntur; dan nasionalisme kita pun semakin dangkal (banal).
Kalau Anda punya waktu barang semenit dua menit pada hari ini, tundukkanlah kepala untuk mereka yang 26 tahun yang lalu menjadi korban. Ingatlah bau sangit daging manusia terbakar di berbagai kota. Penjarahan. Pembakaran. Dan, Perkosaan (dengan P besar karena derajatnya yang sangat menjijikkan, karena binatang pun tidak memperkosa; apalagi memperkosa untuk tujuan politik!)
Jika Anda percaya pada doa, menunduklah sebentar. Jika Anda hanya mampu mengingat, ingatlah para korban itu. Ingatlah mereka yang menciptakan hidup dan napas kita hingga hari ini sebagai bangsa.
Anda boleh mengikutkan kenyataan pahit hari ini. Juga boleh mengabaikannya. Yaitu bahwa para pelaku dari kekejian itu tidak hilang dari negeri ini. Merekalah yang menjadi pemenang.
Juga banyak dari mereka yang ikut meruntuhkan rejim diktator saat ini -- karena kepentingan politik yang dangkal -- akhirnya memilih menjadi gedibal dari kekuatan yang dulu mereka lawan. Merekalah yang membersihkan kotoran-kotoran dari kekejian. Pencuci dan pemuth noda darah yang dicipratkan oleh para korban.
Sedikit doa, renungan, tanpa kemarahan namun berusaha mendapatkan kekuatan untuk mengembalikan bangsa kita sebagai bangsa beradab dan penuh welas asih kemanusiaan, itulah yang kita perlukan.
#AFR
0 notes
fanany1966 · 14 days
Text
Tumblr media
ARUS BALIK MBAH PRAM -- (PRAMOEDYA ANANTA TOER)....
.
.
Orang Indonesia, boleh saja menghina-dina film India -- disamping yang tergila-gila tentu. Kita juga boleh membedakan film India yang disutradarai sineas India dengan yang ditangani sutradara macam David Lean (A Passage to India), Richard Attenborough (Gandhi), Rolland Joffe (City of Joy), Danny Boyle (Slumdog Millionaire), atau bahkan sutradara macam Mira Nair, perempuan keturunan India yang berlatar pendidikan Inggris.
Tapi ini bukan cerita mengenai film orang India atau tentang India. Ini sekedar mereview pengamatan baru; postingan video orang-orang India yang sliwar-sliwer diberanda Media Sosial. Bukan video konyol-konyolan mereka, di mana cerita settingan itu dilama-lamain temponya, biar penghasilan monetisasi mereka gede. Ini tentang betapa produktif dan kreatifnya bangsa India.
Meskipun memiliki Bangalore sebagai The Indian Silicon Valley, atau kota-kota pusat teknologi baru seperti di Mumbai, Chennai, Hyderabad, Ahmedabad, negara dengan penduduk terbanyak di dunia ini, 1,417 milyar (Data Tahun 2022), sebagian besar masyarakatnya masih menggunakan teknologi madya. Masih analog. Belum digital.
Jika pun terdapat peralatan mekanik alat-berat, juga kebanyakan adalah rakitan mereka sendiri. Pabrik-pabrik berbagai alat berat dan ringan, rata-rata masih merupakan gabungan kerja mesin dan manusia. Manusia menjadi organ dari rangkaian mesin yang mereka kreasi berdasar kebutuhan. Filsafat Gandhi benar-benar tertanam dalam jiwa bangsa India. Ahimsa. Swadeshi. Satyagraha.
Industri teknologi berat mereka, juga tetap tergantung kepada manusia sebagai bagian dari sistem dan mekanisme produksi. Untuk produk massal apapun, dari membuat sendok-garpu, sekop, panci, wajah, piring, cangkir, hingga produksi kertas, dan alat-alat berat, termasuk onderdil otomotif. Dan yang paling dahsyat, hampir kesemuanya berdasar bahan baku atau material bekas. Konsep recycling atau daur ulang begitu dominan di situ.
Tak jauh beda dengan China, sebagai juara dua populasi manusia sebanyak 1,412 milyar. Cuma selisih sedikit dengan populasi India. Kedua negara itu, mendapat warisan teks dari para leluhurnya, yang membangun budaya literasi menjadi inspirasi atau referensi kekuatan atas sadar dan bawah sadar mereka.
Sementara Mbah Pram (Pramoedya Ananta Toer), mengatakan bahwa bangsa Indonesia bukanlah manusia produksi, melainkan manusia konsumsi. Padal, Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar ke-4 dunia, dengan 270 juta jiwa, hanya selisih 70-an juta dengan Amerikat Serikat yang berpenduduk 341,03 juta jiwa. Manusia konsumsi, tentu sasaran empuk para pedagang dalam dan luar negeri. Bikin pabrik permen di Indonesia, bisa untung trilyunan pertahunnya. Bayangkan AS yang hanya punya mimpi.
Namun barangkali karena AS dibangun oleh dendam dan sakit hati para imigran, atas kesombongan budaya leluhur Eropa, mereka punya alasan untuk ambisius. Menjadikan negara baru mereka sebagai superpower. Meskipun kini kelimpungan menghadapi ekspansi Tiongkok di segala lini. Jangankan AS, Indonesia pun, kata Gus Dur bakal kalang kabut kalau dikencingi beramai-ramai oleh 10% saja penduduk Tiongkok.
Manusia Indonesia...? Sama-sama dibangun dari teks-teks mereka juga, India dan Tiongkok. Bahkan ditambah teks-teks dari Timur Tengah. Tapi entah kenapa masih magel juga. Setengah mateng belum, tapi sudah diangkat. Ada bonus demografi, tapi kini yang muncul justeru Indonesia Cemas 2045. Memang, ada juga teks-teks dari Eropa, seperti Yunani Kuno dan Prancis –- bukan hanya dari Belanda, yang dibawa oleh Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, dan lain sejenisnya. Tetapi perjalanannya berlika-liku. Dan mungkin juga cenderung melingkar-lingkar.
Dari 1908, 1928, 1945 perjalanan terasa lurus saja, linier. Tetapi 1955 ke 1957 berkelok tajam, hingga ke turbulensi 1965, 1967, 1971, berantakan di 1998. Senyampang itu, bukannya berbenah, walaupun perlahan mulai memberi harapan di 2014, 2019. Namun, makbedunduk ambyar di 2024. Seperti lingkaran setan. Padal, apakah setan punya lingkaran...?
Kayaknya setan hanya sebagai kambing hitam doang. Karena dalam politik, apalagi politik kekuasaan, istilah lingkaran selalu merujuk pada inner-circle, para elite politik, lingkaran keluarga, ordal. Situasinya kini sebagaimana kelanjutan yang dirintis Soeharto. Menawari kursi untuk membungkam perbedaan cara pandang.
Kalau kemarin denger pidato Prabowo, soal Bung Karno milik seluruh bangsa Indonesia, dan tidak benar katanya jika Bung Karno hanya diklaim milik satu partai PDIP -- Maksudnya...?, saya mah mau ketawa jungkir-balik. Tapi karena takut dikira mengganggu, saya menahan ketawa. Jadilahnya malah kentut.
Pada jaman duluuuu..., ketika para mahasiswa Indonesia dikirim Sukarno ke luar negeri, mereka tak bisa pulang jika tak mau menandatangani pernyataan kesetiaan kepada Soeharto. Waktu itu, terjadi transisi politik dari Sukarno ke Soeharto. Paska 1965, bukan hanya anggota PKI, anggota PNI pun, juga pengikut Sukarno, bisa dipenjarakan tanpa pengadilan. Hingga tak ada yang berani dekat-dekat, apalagi mendaku sebagai anak-murid atau pengikut Sukarno.
Kalau kini Prabowo mengatakan bahwa Sukarno milik seluruh bangsa Indonesia...? Sama saja menyindir PDIP yang selama ini mengklaim pembawa ideologi Sukarnoisme...? Yah, penguasa boleh ngomong apa saja, termasuk asal ngomong yang bokis dan ahistoris. Kalau politikus kita kelasnya hanya soal Claiming dan Bullying, bagaimana bisa meniru Pandit Jawarhalal Nehru, mengubah kehendak revolusi mental menjadi evolusi mental...?
Padahal, Nehru banyak juga belajar dan diskusi dengan Sukarno, yang pernah menggelorakan revolusi mental, yang pernah juga menjadi jualan politik Jokowi. Tetapi yang terjadi revolusi mental --mentul. Mliyat-mliyut. Miyar-miyur. Hingga membawa kita dari yang disebut Orde Lama ke Orde Baru, mau ke Orde Reformasi, tapi malah jadi Ordal. Orde Orang Dalam. Dalam celana.
Maka ‘Rrus balik’ yang dituliskan Mbah Pram (Pramoedya Ananta Toer) itu hanya ilusi...
#AFR
0 notes
fanany1966 · 16 days
Text
Tumblr media
MANFAAT KUKUSAN...
.
.
Cara masak tradisional jawa ini sudah jarang sekali kita saksikan, baik di wilayah kota maupun desa desa di pulau jawa.
Padahala cara memasak ini sungguh luar biasa utamanya bagi kesehatan kita bersama.
Sebagai warisan leluhur kita yang harus kita lestarikan.
" Ojo ngremehke wong Jowo kuno,Ilmu dan sains mereka sangat tinggi ".
Di antara sains tingkat tinggi kreasi asli orang Jawa adalah memasak nasi dengan kukusan.
Mengapa...?
Ketika nasi di masak dengan cara demikian,maka semua toksin atau racun kimiawi akibat pestisida dan pupuk urea di musnahkan.
Sementara bambu kukusan itu bertugas sebagai anti oksidan atau pembuang racun karena mengandung silica alami.
Ajaibnya,meskipun kukusan itu berulang-ulang di gunakan,zat silicanya malah tambah kuat.
" Lihatlah...!
Orang China dan Jepang tergila-gila dengan bambu.
Alat masak dimsum itu, sejatinya adalah nyontek teknologi kukusan Jawa ".
Nah...! Semakin jelas bukan...
Dengan cara itu,maka wajarlah orang jaman dulu jarang yang terkena penyakit aneh-aneh.
Satu khasiat di antara banyak manfaat cara masak dengan kukusan adalah,nasi tidak lagi menjadi pantangan bagi penderita diabetes.
Dan nasih bisa lama tidak cepat basi.
Ini bukan teori tapi sudah di buktikan oleh banyak orang.
Termasuk orang Jawa dan keturunannya yang ada di Belanda maupun di negara Suriname.
Mereka kalau masak masih memakai Kukusan sampai saat ini katanya.
Mulane ayuuk bali masak karo kukusan maneh, ben ora di tamoni penyakit terus.
Luar biasa kan ilmu leluhur kita
Mari kita jaga dan lestarikan.
#AFR
0 notes
fanany1966 · 16 days
Text
SENANDUNG... . . Lengan-lengan baju disingsingkan. Beliung menghantam bebatuan. Debu-debu menguar mengaburkan pandangan. Tanah-tanah diangkut dengan cekatan. Dan lapar letih yang mencekik tajam dicekam kabar sepuluh ribu musuh yang mendekat kian.
Sosok agung itu turun pula ke galian. Dia ﷺ menghela bongkah-bongkah di atas kepala sementara bebutir kecilnya mengotori pakaian. Dari lisan sucinya ﷺ tersenandung kesyahduan. Lembut mengalun lalu dikeraskan, sebagai penyemangat perjuangan.
اللّهُمَّ لَوْلَا أنت مَا اهْتَدَيْنَا وَلَا تَصَدّقْنَا وَلَا صَلّيْنَا فَأَنْزِل سَكِينَةً عَلَيْنَا وَثَبّتْ الْأَقْدَامَ إنْ لَاقَيْنَا إنّا الألى قد بَغَوْا عَلَيْنَا وَإِنْ أَرَادُوا فِتْنَةً أَبَيْنَا
Alllhumm lawla 'anta ma ahtadayna Wala tasaddqna wala sallyna Fa'anzil sakinatan alayna Wathabbt al'aqdam 'in laqayna 'Inna al'ulaa qad baghawa alayna Wa'iin 'araduu fitnatan 'abayna
"Ya Allah, andai bukan karena-Mu -- Tiada kami kan reguk hidayah -- Tak pula diri akan merunduk shalat -- Dan takkan bersedekah --Maka turunkanlah ketenangan ke hati kami yang rusuh -- Serta kokohkan tapak-telapak pabila kami bertemu musuh...
Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berlaku aniaya pada kami -- Pabila mereka inginkan kami kembali pada kekufuran, kami takkan sudi..." Mendengan Rasulullah ﷺ bersyair, para sahabatpun menyambut dengan senandung janji setia.
نَحْنُ الَّذِيْنَ بَايَعُوْا مُحَمَّداً عَلَى اْلِإسَلاَمِ مَابَقَيْنَا أَبَداً
Nahn alladhin bayaua Muhammadaan Alaa ali'isalaam mabaqayna 'abadaan
"Kamilah orang-orang yang telah berbai'at kepada Muhammad -- Untuk berteguh di atas Islam selama nyawa masih di jasad..."
Dan luahan doa yang indah dari Kekasih Allah ﷺ menjadi penutup luapan hati mereka yang penuh makna itu.
اللَّهُمَّ إِنَّهُ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُ الآخِرَةِ فَبَارِكْ فِي الأَنْصَارِ وَ الْمُهَاجِرَةِ
Alllahumm 'innah la khayr 'iila khayr alakhira Fabarik fi al'ansar w almuhajira
"Ya, Allah sesungguhnya tiada kebaikan kecuali kebaikan akhirat -- Maka kepada kaum Anshar dan Muhajirin anugerahkanlah berkah..."
Budaya adalah penghayatan terhadap iman, yang diejawantahkan untuk mempertinggi harkat kemanusiaan.
#AFR
0 notes
fanany1966 · 16 days
Text
PRASANGKA...
.
.
"Apabila kita melihat atau mendengar hal yang tidaky kausukai tentang saudara kita; maka carilah 70 alasan untuk bersangka baik padanya", demikian konon para Salafush Shalih berpesan. "Jika dari 70 alasan itu kita temukan semuanya tak masuk akal, maka katakanlah pada diri kita, 'Saudaraku pasti punya alasan yang tidak aku tahu."
Ujian pertama hubungan antar orang beriman adalah prasangka. Sebab itulah kita diperintahkan menjauhi sebagian besar prasangka karena ia adalah dosa, dan ia akan mengantar pada dosa selanjutnya; karena menduga-duga lalu tajassus (mencari-cari aib), karena ketemu aib lalu ghibah (menggunjing), karena pergunjingan lalu saling mengolok, dan hancurlah persaudaraan.
Maka ia harus ditutup sejak awal. Pangkalnya; baik sangka pada diri sendiri.
لَوۡلَاۤ اِذۡ سَمِعۡتُمُوۡهُ ظَنَّ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَالۡمُؤۡمِنٰتُ بِاَنۡفُسِهِمۡ خَيۡرًاۙ وَّقَالُوۡا هٰذَاۤ اِفۡكٌ مُّبِيۡنٌ‏
Law laaa iz sami'tumuuhu zannal mu'minuuna walmu'minaatu bi anfusihim khairanw wa qooluu haazaaa ifkum mmubiin
“Mengapa di waktu kalian mendengar berita bohong itu, orang-orang Mukmin lelaki dan perempuan tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri...? Dan mengapa mereka tak berkata, ‘Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.’” (QS. An Nur : 12)
Quran memang menyebut agar kita mulai dari baik sangka pada diri, sebab "kalau aku tak mungkin, diapun tak mungkin" seperti dalam kisah Abu Ayyub dan istrinya menanggapi haditsul ifk (kabar bohong) tentang 'Aisyah.
Begitupun sebaliknya, sebelum seseorang berburuksangka pada sesama, sebenarnya dia telah membayangkan bahwa seandainya dia di posisi si tertuduh, dia memang akan melakukan apa yang dia tuduhkan sendiri.
#AFR
0 notes
fanany1966 · 16 days
Text
Sekuat apapun kita setia, sesabar apa kita menunggu, segigih apa kita berusaha, sehalus apa kita menolak. Jika kita tidak dalam izin dan ridho-Nya, mau bilang apa...???
#AFR
0 notes
fanany1966 · 17 days
Text
Tumblr media
TRADISI SUNGKEMAN...
.
.
Tahukah anda bahwa tradisi sungkeman, halal bihalal atau silaturahmi untuk saling memaafkan di hari Lebaran itu berasal dari kota solo...?
Sungkeman berasal dari kata sungkem yang maknanya bersimpuh atau duduk berjongkok sambil mencium tangan.
Biasanya sungkeman di lakukan oleh orang muda kepada orang tua, namun lazimnya hal ini di lakukan oleh seorang anak kepada orang tua mereka.
Bagi orang Jawa sungkeman merupakan tradisi turun temurun dan harus di lestarikan.
Sejarah halal bi halal berawal dari tradisi sungkeman di Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran.
Dalam catatan sejarah, tradisi sungkeman pertama kali di dokumentasikan dan di lembagakan pada masa KGPAA Sri Mangkunegara I.
Saat itu, beliau bersama seluruh punggawanya berkumpul bersama dan saling bermaafan setelah Sholat Ied.
Namun karena situasi politik dan keamanan saat itu, menyebabkan pihak istana tak leluasa menggelar tradisi sungkeman.
Kolonial Belanda mencurigainya sebagai pertemuan terselubung untuk melawan mereka.
Bahkan di kisahkan, saat terjadi prosesi sungkeman di Gedung Habipraya, Singosaren, saat Lebaran tahun 1930, Belanda nyaris saja menangkap Ir. Soekarno, dan dr. R. Radjiman Widyodiningrat yang merupakan dokter pribadi SISKS Pakubuwono ( PB ) X, Raja Keraton Surakarta.
Sontak PB X yang juga berada di lokasi pada saat itu, langsung spontan menjawab jika itu bukan aksi penggalangan masa, tapi halal-bihalal atau sungkeman saat Lebaran.
Tapi karena peristiwa itulah, akhirnya PB X justru malah membuka tradisi sungkeman menjadi semacam open house seperti sekarang.
Pada umumnya sungkeman di lakukan saat lebaran pertama, misalnya seorang cucu yang ingin sungkem kepada neneknya akan menghadap sang nenek dan duduk bersimpuh di depan nenek, kemudian cucu mengucapkan kalimat sungkeman dalam bahasa Jawa.
" Ngaturaken sugeng riyadi, nyuwun pangapunten sedaya kalepatan kula,nyuwun tambahing pangestu nggih ”
Semoga tradisi sungkeman bisa kita jaga dan lestarikan, karena tradisi ini merupakan salah satu kearifan lokal yang mulia yang layak menjadi kebanggaan Indonesia.
#AFR
0 notes
fanany1966 · 17 days
Text
Tumblr media
LARUNG SESAJI...
.
.
Masyarakat Jawa memiliki berbagai cara dalam mengungkapkan rasa syukur mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Salah satunya adalah dengan menggelar upacara atau ritual larung saji atau larung sesaji. Ritual ini merupakan bentuk sedekah alam yang dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rejeki terutama dalam bentuk hasil bumi bagi masyarakat.
Selain itu, upacara ini juga di maksudkan sebagai bentuk permohonan rejeki dan keselamatan.
Upacara larung saji ini dapat di temukan di berbagai daerah di pulau Jawa terutama di daerah yang berdekatan dengan pantai, misalnya daerah Blitar, Pacitan, Banyuwangi, Jogjakarta, Pacitan, Gunung Kidul, Pangandaran, Pelabuhan Ratu dan Madura.
Waktu pelaksanaannya sendiri berbeda-beda, tergantung dari kepercayaan masyarakat sekitar.
Sebagai contoh, di daerah Banyuwangi, Jawa Timur, ritual larung saji ( masyarakat Banyuwangi menyebutnya sebagai upacara petik laut ) di lakukan pada hari rabu terakhir pada bulan Sapar.
Masyarakat mempercayai bahwa hari tersebut merupakan hari turunnya wabah penyakit dan bencana, sehingga di harapkan ritual petik laut yang di lakukan akan menghalau bencana yang ada.
Inti dari upacara larung saji ini adalah melarungkan atau menghanyutkan sesaji yang terbuat dari bahan-bahan hasil bumi masyarakat sekitar.
Pada umumnya, sesaji yang akan di larungkan berupa Tumpeng Agung atau tumpeng berukuran besar setinggi 1 hingga 1,5 meter yang terbuat dari beras putih atau beras merah.
Tumpeng ini kemudian di hias dan di lengkapi dengan berbagai jenis buah dan sayuran serta hasil bumi masyarakat sekitar seperti pepaya, pisang, kacang panjang, ketela dan berbagai hasil bumi lainnya.
Sesaji tersebut di atur dan di tata di atas anyaman bambu yang nantinya akan di larungkan ke laut.
Selain sesaji dalam bentuk makanan dan hasil bumi, sering juga di sertakan kelengkapan ritual lainnya berupa kepala sapi.
Ritual ini di mulai dengan melakukan do'a selamatan yang di pimpin oleh para sesepuh desa.
Setelah itu, sesaji tersebut akan di arak dari tempat sesaji menuju ke pinggir laut.
Sesampainya dipinggir laut, sesaji tersebut akan di serahkan kepada sekelompok nelayan yang bertugas melarungkan sesaji tersebut.
Sesaji ini di letakkan di atas perahu, kemudian di bawa hingga ke tengah laut sebelum akhirnya di lepaskan dan di bawa oleh ombak menuju samudra luas.
Proses pelepasan sesaji ini pada umumnya tidak di lakukan sendiri.
Masyarakat sekitar biasanya turut menyertai pelepasan sesaji di tengah laut dengan menggunakan perahu nelayan yang telah di hias seindah mungkin, yang membuat prosesi ini menjadi lebih meriah.
Saat ini ritual larung saji bukan hanya menjadi sebuah tradisi belaka, melainkan juga telah menjadi daya tarik wisata tersendiri.
Setiap tahunnya, prosesi larung saji mampu menarik ratusan wisatawan baik yang berasal dari daerah sekitar hingga wisatawan yang berasal dari luar negeri sehingga tidak heran bila pemerintah daerah setempat seperti di daerah Blitar, menjadikan ritual larung saji ini sebagai salah satu agenda tahunan yang akan di hadiri oleh Bupati dan segenap pimpinan daerah.
BAGAIMANA DI PULAU DEWATA...?
Meraih Kesucian Diri Menjelang Nyepi dalam Upacara Melasti
Tahun baru Saka bagi umat Hindu Bali merupakan kesempatan untuk memulai kembali kehidupan dengan hati yang suci.
Melalui ritual amati geni pada Hari Raya Nyepi, setiap umat Hindu pada hakikatnya mendapat kesempatan untuk mengevaluasi capaian hidupnya selama satu tahun yang lalu dan menyusun ulang rencana hidup satu tahun mendatang.
Mendahului tahapan tersebut, pada 2 sampai 4 hari menjelang Nyepi, masyarakat Hindu Bali melakukan ritual pensucian diri dan lingkungannya.
Ritual tersebut dinamakan upacara melasti.
Upacara melasti atau melelasti dapat di definisikan sebagai nganyudang malaning gumi ngamet tirta amerta, yang berarti menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.
Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut di anggap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan.
Sumber-sumber air tersebut memberikan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup, termasuk umat manusia.
Karena itulah, upacara melasti selalu di adakan di tempat-tempat khusus seperti tepi pantai atau tepi danau.
Dalam upacara ini, masyarakat akan datang secara berkelompok ke sumber-sumber air seperti danau dan laut.
Setiap kelompok atau rombongan berasal dari satu kesatuan wilayah yang sama, semisal dari banjar atau desa yang sama.
Setiap rombongan tersebut akan datang dengan membawa perangkat-perangkat keramat peribadahan, yaitu : Arca, Pratima, dan Pralingga dari pura yang ada di wilayah masing-masing untuk di sucikan.
Setiap anggota masyarakat juga menyiapkan sesajian sesuai kemampuan masing-masing.
Sajian ini merupakan bagian dari pelengkap upacara melasti.
Sebelum pelaksanaan ritual, biasanya panitia dari tiap rombongan ( banjar atau desa ) akan menyediakan sebuah meja atau panggung yang di posisikan membelakangi laut atau danau.
Meja ini merupakan tempat untuk meletakkan berbagai perangkat suci peribadahan dari pura beserta beraneka jenis sesajian.
Seluruh anggota rombongan kemudian duduk bersila menghadap ke arah jajaran perangkat ibadah dan sesajian tersebut, sekaligus menghadap ke sumber air suci.
Pemuka agama ( Pemangku ) setempat kemudian akan memimpin berjalannya prosesi upacara.
Para pemangku berkeliling dan memercikkan air suci kepada seluruh anggota masyarakat yang hadir serta perangkat-perangkat peribadatan dan menebarkan asap dupa sebagai wujud pensucian.
Selanjutnya, di lakukan ritual persembahyangan ( Panca sembah ) oleh seluruh anggota rombongan.
Para pemangku lalu akan membagikan air suci dan bija ( Beras yang telah di basahi air suci ).
Air suci tersebut untuk di minum sementara bija akan di bubuhkan ke dahi setiap umat yang datang.
Selepas prosesi tersebut, perangkat-perangkat peribadahan di arak kembali ke pura untuk menjalani beberapa tahapan ritual yang lain.
Untuk menjaga ketertiban pelaksanaan upacara melasti, barisan pecalang ( Polisi adat ) mengatur waktu pelaksanaan yang berbeda bagi setiap daerah (Banjar).
Hal ini dilakukan agar masing-masing daerah dapat melaksanakan ritual dengan khidmat dan optimal.
Karena itu, sepanjang hari keempat hingga hari kedua sebelum Nyepi, di seluruh Bali akan terlihat rombongan masyarakat dengan pakaian sembahyang yang datang silih berganti ke tepi pantai atau danau.
#AFR
0 notes
fanany1966 · 17 days
Text
Tumblr media
M E N G E R T I...
.
.
Mengerti itu sulit. Makanya orang lebih suka berkomentar...
Mengambil tanggungjawab itu sulit. Makanya orang lebih suka nyalahkan orang lain...
Berpikir itu sulit. Maka dari itu orang suka males ngaca...
Padahal semua yang sulit, asalkan BENAR, biasanya hasilnya bagus. Seperti orang mau naik kelas itu ujian dulu. Susah. Repot. Tapi naik level.
Orang yang nggak mau repot belajar, mau gampang-gampangnya saja, biasanya nggak naik kelas. Jadinya disitu terus. Ngulang pelajaran yang sama. Temen-temennya sudah belajar yang lebih sulit, dia masih belajar yang itu-itu juga.
I dont believe in easy street -- I believe in hardwork. -- I believe in righteousness. -- I believe in doing the right thing.
Saya tidak percaya pada jalan yang mudah -- saya percaya pada kerja keras. -- Saya percaya pada kebenaran. -- Saya percaya dalam melakukan hal yang benar...
#AFR
0 notes
fanany1966 · 17 days
Text
Tumblr media
S O N T O L O Y O...
.
.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, "Sontoloyo" berarti konyol, serba tidak beres sehingga sering di jadikan kata makian "Dasar kamu memang sontoloyo...!!!" (Biasanya diucapkan sambil bergurau).
Di pulau Jawa, khususnya jawa tengah dan jawa timur, sontoloyo adalah artinya penggembala bebek, menggunakan caping dan membawa "Cuthik" semacam tongkat kecil panjang untuk menggiring bebek agar mereka tertib aman, nyaman dan teratur.
Sontoloyo memulai aktivitasnya dari pagi buta hingga matahari terbenam, posisinya selalu berada di belakang sembari berteriak dan mengacung acungkan cuthiknya agar bebeknya tetap tertib.
Jadi, sontoloyo belum tentu berkonotasi negatif, buktinya ia bisa bersikap arif dan bijak dalam menunaikan tugasnya.
Yang menyimpang di luruskan, ia pun akan menjemput bebek-bebek yang tertinggal karena tersesat dan terhalang dengan penuh kasih sayang karena bebek-bebek itu akan membalas budi baiknya dengan sebutir telor pada esok hari.
Sebagai gembala ia juga berlaku adil sehingga tak ada satu atau dua bebeknya yang di anggap istimewa, semua di perlakukan sama, yang bertelur maupun yang tidak bertelur, semua di kasihinya.
Mungkin kita perlu belajar dari "Sontoloyo" dalam hal keadilan, tidak pilih kasih atau "Mban Cinde Mban Ciladan".
Mereka saling memberi dan menerima kebaikan, dan ketertibannya pun tak di ragukan, mereka berbaris dengan teratur dan begitu patuh dan taat kepada pemimpinya sang "Sontoloyo".
Oh "Sontoloyo" , riwayatmu dulu -- Sampai kini...
#AFR
0 notes
fanany1966 · 17 days
Text
Tumblr media
FILOSOFI DAN ARTI TUMPENG...
.
.
Tumpeng merupakan salah satu warisan kebudayaan kuno (jauh sebelum masehi), yang sampai saat ini masih bertahan dalam kehidupan masyarakat jawa pada umumnya.
Tumpeng, berasal dari kata 'TUMPANG' sebagai simbol tingkatan alam semesta yaitu Makrokosmos dan Mikrokosmos.
Tumpeng sendiri bagi kebanyakan masyarakat jawa kuno adalah sebuah simbolik untuk memuliakan gunung, yang juga sebagai tempat bersemayam para Hyang, atau para leluhur (nenek moyang). Nasi yang dicetak berbentuk kerucut dimaksudkan untuk meniru bentuk gunung suci Mahameru, tempat bersemayam dewa-dewi.
Meru berasal dari kata :
Me, berarti meme = ibu
Ru berarti guru = bapak
(lingga -- Yoni)
Sehingga,meru memiliki arti cikal bakal leluhur.
Meru juga sebagai lambang alam semesta dan kesuburan...
Mengapa tumpeng dipotong...? ada yang mengatakan jaman dahulu tumpeng tidak boleh dipotong. Tetapi,kembali lagi manusia adalah mahluk simbolik.
Puncak dalam tumpeng adalah melambangkan tempat bersemayamnya para leluhur, sehingga bagian puncuk yang biasanya ditutup dengan daun pisang hanyalah sebagian kecil saja, yang nantinya akan dipotong dan di haturkan kepada yang lebih tua (dalam hal ini adalah lelulur) sebagai rasa hormat dan tanda bakti, bahwa kita tidak melupakan beliau yang telah menurunkan kita.
Karena biasanya bagian ini tidak dimakan, oleh karena itu yang dipotong dan ditutup daun pisang hanya sebagian kecil saja sebagai simbolik .
Namun oleh sebagian kelompok menyalah artikan untuk memberi makan para demit.
Masuknya tradisi Islam membuat originalitas Tumpeng ini menjadi beda karena ada macam-macam pemahaman yang di paksakan artinya.
Tradisi pemotongan tumpeng ini oleh masyarakat barat diadopsi untuk pemotongan kue ulang tahun, kue pengantin yang potongan pertamanya akan diserahkan kepada yang dituakan atau yang lebih tua atau yang di sayangi.
#AFR
0 notes
fanany1966 · 17 days
Text
Tumblr media
DWARAPALA YIN DAN YANG DALAM KONSEP JAWA KUO...
.
.
Selain di Kraton Surakarta, di Kraton Yogyakarta juga terdapat arca Dwarapala kembar yang menjadi sosok penjaga regol Danapratapa.
Regol (pintu gerbang dalam bahasa Jawa ngoko) Danapratapa terletak di antara Bangsal Trajumas dan Bangsal Srimanganti, merupakan akses yang menghubungkan antara plataran Srimanganti dengan plataran Kedhaton.
Ragam hias di regol Danapratapa pada dasarnya merupakan "Sengkalan Memet" yang menandakan tahun penobatan Sultan Hamengkubuwono VIII (1921) dan tahun pemugaran regol Danapratapa (1928).
Sengakalan memet di regol Danapratapa yang menghadap ke utara, di bagian atas terdapat tangan yang memegang wengkon (Lingkaran) dan bola dunia dengan simbol kraton Yogyakarta, yang dapat dibaca sebagai “Jagad ing Asta Wiwara Dhatulaya (Narpati)” atau angka tahun Masehi 1921. Di samping itu, juga ragam hias daun kluwih, hewan biawak dan kepala raksasa, yang dapat dibaca sebagai “Kaluwihaning Yaksa Salira Aji”, atau angka tahun Jawa 1851, menunjukkan tahun penobatan Sultan Hamengkubuwono VIII.
Di atas regol terdapat sebuah bulatan atau "Wengku" mengelilingi jagad dan dua ekor binatang yang disebut salira (Biawak). Mengelilingi bahasa Jawanya adalah Hamengku, sedangkan Jagad adalah Buwono dan Salira (Biawak) dalam ilmu sengkalan berarti angka delapan. Jadi, arti semua itu adalah Hamengkubuwono VIII.
Di sebelah kanan dan kiri regol terdapat lokasi penjagaan dan sepasang arca Dwarapala sebagai perwujudan dari Bathara Cingkarabala (sebelah kanan) yang melambangkan sifat baik dan Bathara Balaupata (sebelah kiri) yang melambangkan sifat jahat.
Dikisahkan, Bathara Cingkarabala dan Bathara Balaupata adalah dua raksasa, putra kembar dari Prabu Patanam, Raja dedhemit Kerajaan Dahulagiri yang pada jaman kedewataan "Jawa Kuno" bersama Lembu Nandhini dan Lembu Nandana, saudara kembarnya Cingkarabala dan Balaupata yang berwujud lembu menyerbu istana para dewa tetapi gagal .Singkat kata, mereka berdua akhirnya ditugaskan untuk menjaga pintu kasuwargan supaya manusia tidak masuk kasuwargan dalam bentuk wadhag-nya atau badan kasarnya, sedangkan Lembu Nandhini akhirnya menjadi kendaraan Bathara Guru dan Lembu Nandana menjadi leluhurnya para sapi di dunia.
Konsep Dwarapala memang menampilkan sisi berbeda ketika "Jawa Baru" muncul pada jaman now, sosok-sosok ini dikesankan mewakili makhluk yang mengerikan dan identik dengan " Butho" atau anasir jahat yang berbeda dengan pemahaman "Jawa Kuno" yang menampilkan sisi kadewataan dalam sosok-sosok yang sering salah dengan disebut sebagai "Gupala".
Pada dasarnya Danapratapa merupakan simbol bahwa raja harus berperilaku bijaksana dalam setiap keputusannya. Di sisi lain juga meneguhkan konsep : Hamemayu Hayuning Bawana dan makna kepemimpinan Hamangku, Hamengku dan Hamengkoni, yaitu memberikan kesejahteraan, bersikap adil dan dapat menjadi contoh bagi kawulanya
Sedangkan tahun pemugaran regol Danapratapa terletak di bagian belakang yang menghadap ke selatan, yaitu ragam hias dua kepala gajah dengan panah yang ada di belalainya, yang dapat dibaca sebagai “Esthi Dara Esthi Aji” tahun Jawa 1958. Di samping itu sengkalan "Esthi Dwining Wiwara Narpati” untuk tahun Masehi 1928.
Kisah Bathara Cingkarabala dan Bathara Balaupata.
Cingkarabala dan Balaupata adalah putra kembar Prabu Patanam, raja dedhemit di Dahulagiri, sebuah kerajaan yang hanya muncul di era Kadewataan. Pada masa itu diceritakan bahwa udara masih segar, manusia belum banyak dan hubungan antara manusia dan raksasa sangat dekat dengan para dewa di Kahyangan. Cingkarabala dan Balaupata berwujud raksasa kembar, mereka juga adik dari Lembu Nandini dan Lembu Nandana.
Di suatu saat, Cingkarabala dan Balaupata bersama Lembu Nandini dan Lembu Nandana merencanakan untuk menyerbu Kahyangan. Namun rencana tersebut didengar oleh Bathara Surya, dewa matahari. Kemudian Bathara Surya melaporkannya kepada Bathara Guru yang saat itu masih belum lama menjabat sebagai raja Tribuana dan belum mengalami kelumpuhan. Bathara Guru lalu meminta petunjuk kepada Sang Hyang Tunggal, pemomong para dewa. Sang Hyang Tunggal menyarankan Bathara Guru untuk mencegah rencana para putra Dahulagiri tersebut.
Bathara Guru kemudian turun dari Kahyangan untuk mendatangi Dahulagiri. Pada saat itu Bathara Guru turun sendirian dari puncak Gunung Mahameru dan langsung menemui putra-putra raja Dahulagiri tersebut untuk mengingatkan mereka agar membatalkan rencana untuk menyerbu Kahyangan. Namun apa yang dilakukan Bathara Guru itu justru membuat putra-putra raja Dahulagiri marah dan kemudian mereka menantang Bathara Guru untuk berperang. Suasana semakin memanas, kemudian Bathara Antaga dan Bathara Ismaya yang mengetahui hal tersebut akhirnya menyusul Bathara Guru untuk meredakan suasana. Namun suasana justru semakin panas karena putra-putra raja Dahulagiri tersebut bersikeras tidak mau membatalkan rencana mereka untuk menyerbu Kahyangan.
Untuk mencegah putra-putra raja Dahulagiri melanjutkan rencana mereka menyerbu Kahyangan, kemudian Bathara Antaga, Bathara Ismaya dan Bathara Guru menerima tantangan untuk berperang melawan Lembu Nandana dan Lembu Nandini, Cingkarabala dan Balaupata. Dalam peperangan tersebut, Bathara Antaga melawan Lembu Nandana, Bathara Ismaya melawan Cingkarabala dan Balaupata yang mempunyai kesaktian jika salah satunya tewas, maka saudara kembarnya akan melompati jasad saudara kembarnya dan kemudian bisa hidup kembali. Sedangkan Bathara Guru melawan Lembu Nandini.
Bathara Antaga, Bathara Ismaya dan Bathara Guru berperang hanya dengan tangan kosong, sementara Lembu Nandana, Lembu Nandini, Cingkarabala dan Balaupata menggunakan senjata dan tanduk. Namun akhirnya putra-putra raja Dahulagiri berhasil dikalahkan dan menyerah.
Karena kagum dengan kemampuan putra-putra raja Dahulagiri tersebut, Bathara Antaga dan Bathara Ismaya menyarankan Bathara Guru untuk mengangkat mereka sebagai dewa di Kahyangan. Bathara Guru menyetujui saran tersebut, kemudian mengangkat Lembu Nandana sebagai ibu atau leluhur bagi para sapi di dunia, Lembu Nandini sebagai wahana untuk Bathara Guru, sedangkan Cingkarabala dan Balaupata diangkat sebagai penjaga gapura Kahyangan (Selamatangkep), yaitu gerbang yang menuju ke Kahyangan Suralaya dan sekaligus sebagai dewa perlindungan.
Dalam menjalankan tugasnya, Bathara Cingkarabala dan Bathara Balaupata membawa senjata berupa Gada yang sekeras intan. Bathara Cingkarabala dan Bathara Balaupata bekerjasama dengan Bathara Indra selaku Senopati Kahyangan dan Bathara Wisnu, dewa penjaga manusia. Senjata Gada tersebut pernah digunakan beberapa kali untuk berperang melawan para raksasa yang menyerbu Kahyangan dengan maksud jahat untuk menjarah senjata para dewa dan mengambil para bidadari. Raksasa yang pernah mereka lawan adalah Nilarudraksa, Rahwana, Kala Pracona dan Patih Sekipu, serta Jathasura dan Mahesasura.
Dalam versi lain diceritakan bahwa Cingkarabala adalah saudara kembar dari Balaupata. Mereka berdua adalah putra Bathara Bremani. Kakaknya yang sulung bernama Manumayasa. Berbeda dengan kakaknya yang lahir sebagai manusia biasa, Cingkarabala dan Balaupata berwujud raksasa. Oleh Bathara Guru, Cingkarabala dan Balaupata diangkat menjadi dewa untuk menjaga Selamatangkep, yaitu gerbang yang menuju ke Kahyangan Suralaya.
Ada juga versi yang menceritakan bahwa Cingkarabala dan Balaupata bukanlah anak dari Bathara Bremani, melainkan anak dari Maharesi Gopatama, saudara kandung Lembu Andini.
Ada juga versi yg menceritakan bahwa Cingkarabala & Balaupata bukanlah anak dari Bathara Bremani, melainkan anak dari Maharesi Gopatama, saudara kandung Lembu Andini.
#AFR
0 notes
fanany1966 · 17 days
Text
Tumblr media
LIMA KITAB KUNO YANG MENJADI BUKTI BAHWA INDONESIA HEBAT DI MASA LALU...
.
.
1). KITAB NEGARAKERTAGAMA
Negarakertagama memiliki arti Negara dengan tradisi (agama) yang suci. Kitab ini pertama kali ditemukan di tahun 1894 di istana Raja Lombok. Seorang peneliti bernama J.L.A Brandes menyelamatkannya sebelum dibakar bersama seluruh buku di perpustakaan kerajaan. Naskah ini adalah naskah tunggal yang berhasil ditemukan dan selamat setelah selesai ditulis pada tahun 1365.
Kitab ini ditulis oleh empu Prapanca yang merupakan nama samaran dari Dang Acarya Nadendra. Seorang bekas pembesar agama Buddha di Kerajaan Majapahit saat Prabu Hayam Wuruk berkuasa. Kitab yang merupakan syair kuno Jawa atau kakawin ini menceritakan kejayaan Kerajaan Majapahit saat itu. Salah satu tentang daerah kekuasaan dan juga silsilah keluarga raja. Penemuan kitab ini menjadi bukti jika di masa lalu,Indonesia pernah dikuasai kerajaan hebat dengan tradisi kelas tinggi.
2). KITAB SUTASOMA
Kitab Sutasoma adalah sebuah kakawin atau syair Jawa Kuno yang berisi banyak bait.Orang yang yang menggubah kitab ini hingga terkenal sampai sekarang adalah Empu Tantular.Ia disuruh oleh Hayam Wuruk yang saat itu masih menjadi raja. Kitab ini berisi banyak sekali hal hebat yang masih dipakai sampai sekarang. Anyway,tahukah anda jika semboyan negara kita ini diambil dari kitab yang dibuat pada abad ke-14 itu
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda tapi tetap satu jua adalah petikan bait dari kitab ini. Karya sastra ini juga berisi banyak sekali pelajaran yang berharga.Salah satunya ada mengajarkan toleransi beragama.Sesuatu yang saat ini sudah mulai luntur.Jika kitab ini masih diajarkan sampai sekarang,mungkin Indonesia akan jadi negara yang damai. Tak ada perpecahan seperti yang sekarang terjadi.
3). KITAB ARJUNA WIWAHA
Arjuna Wiwaha adalah sebuah karya sastra kuno yang dibuat dan digubah pertama kali pada abad ke-11 masehi. Seorang empu bernama Kanwa menulisnya saat masa pemerintahan Prabu Airlangga yang menguasai Jawa Timur sekitar tahun 1019-1042. Sastra ini menjadi pusaka berharga karena menjadi bukti peradaban manusia zaman dahulu yang ternyata sudah maju. Bahkan mengenal baca tulis meski hanya kalangan tertentu saja.
Kitab Arjuna Wiwaha, Kitab yang lagi-lagi berupa kakawin ini berisi syair mengenai perjuangan Arjuna. Sebuah tokoh pewayangan yang sangat hebat. Dikisahkan Arjuna sedang bertapa di Gunung Mahameru. Dewa mengujinya dengan mengirim tujuh bidadari yang sangat cantik. Bidadari itu disuruh menggodanya,namun Arjuna lulus godaan. Akhirnya Arjuna disuruh melawan raksasa yang mengamuk di kayangan. Karena berhasil ia boleh mengawini tujuh bidadari yang menggodanya tadi.
4). SERAT CENTHINI
Atau dengan nama lain Suluk Tambangraras adalah sebuah karya sastra terbesar dalam kasusastran Jawa Baru. Di dalam kitab ini banyak sekali tersimpan tradisi,ilmu pengetahuan,dan banyak hal yang saat itu dikhawatirkan akan punah. Adalah Pakubuwana ke-V yang memiliki ide menghimpun segala budaya dan tradisi dari Jawa ini menjadi sebuah serat yang berisi tetembangan.
Serat Centhini, Diperkirakan serat ini dikerjakan pada pertengahan abad ke-18 hingga awal abad ke-19. Pakubuwana ke-V dibantu tiga orang pujangga istana merangkum semua hal agar tidak punah. Pujangga kerajaan ini disuruh berkelana dan menuliskan semuanya yang berkaitan dengan kebudayaan dan juga tradisi lokal. Saat ini Serat Centhini telah digubah dan dibuat versi modern oleh beberapa orang. Bahkan ada yang membuatnya dalam versi novel trilogi agar mudah dicerna.
La Galigo adalah karya sastra paling panjang di dunia saat ini. Berisi sekitar 6.000 halaman, dan 300.000 baris teks membuat La Galigo saat dikagumi di dunia. Karya ini dibuat sekitar abad ke-13 dan ke-15 masehi oleh bangsa Bugis Kuno. Huruf yang digunakan dalam La Galigo masih menggunakan huruf lontara kuno yang tak semua orang bisa membacanya.
5.) LA GALIGO
La Galigo berisi banyak sekali sajak tentang penciptaan manusia. Selain itu juga cerita mitos hebat yang kadang masih diceritakan turun temurun. La Galigo dipercaya ditulis sebelum epik Mahabarata ditulis di India. Saat ini sebagian besar manuskrip asli dari La Galigo terselamatkan dan tersimpan rapi di Museum Leiden,Belanda.Dari lima kitab kuno karya sastra di atas, menunjukkan jika bangsa kita sangatlah hebat di masa lalu. Meski dengan keterbatasan, mereka bisa membuat sesuatu yang bisa dibilang abadi.
SEMOGA GENERASI BARU INDONESIA SAAT INI BISA MELANJUTKAN DAN MENJAGA ADAT TRADISI PENINGGALAN KEJAYAAN NUSANTARA...
#AFR
0 notes
fanany1966 · 17 days
Text
Tumblr media
INILAH SYURGA NYATA...
.
.
Serpihan Sorga yang Jatuh ke Muka Bumi..
Hanya jiwa- jiwa yang tercerahkanlah yang mampu menangkap pesan- pesan halus Sang Maha Pencipta..
Bahwa di Nusantara yang bisa abadi adalah penghormatan kepada semesta beserta isinya
Bahwa kedamaian hanya bisa timbul karena kesadaran yang murni untuk kembali berbicara pada diri sendiri -- bicara kepada alam dan akhirnya Sang Pencipta...
Jika ada satu agama yang paling baik dan paling hebat di dunia...
Yaitu agama yang bisa mengubahmu menjadi orang yang lebih baik, lebih toleran, lebih welas asih, lebih menghormati leluhur, orang tua dan semua ciptaan Nya...
Jika belum bisa seperti itu...
Maka berhentilah sejenak...
Dan bertanyalah pada diri sendiri...
Apakah saya sudah berada di jalan yang benar...???
Sesungguhnya tanah yang paling suci di muka bumi melebihi surga -- Adalah tanah dimana darah pertama dari ibumu tertumpah -- dan melahirkanmu ke dunia...
Tanah yang memberimu air susu...
Tanah yang memberimu udara untuk bernafas...
Tanah yabg memberimu air untuk hidup...
Tanah yang memberimu makan untuk bertumbuh...
Tanah yang akan menjadi kuburanmu...
Saat jiwamu lepas dari ragamu...
Betapa durhakanya...
Jika engkau lahir di tanah ini...
Tetapi engkau menistakan tanah ini...
Semoga semua mahluk beserta isinya berbahagia...
Jayalah Nusantara -- Jayalah Indonesia
#AFR
0 notes
fanany1966 · 17 days
Text
Tumblr media
P E N J O R...
.
.
Makna dan Filosofinya
Penjor tentu terdengar tidak asing lagi bagi kita semua,biasanya penjor banyak di jumpai di Bali ketika hari Raya Galungan & Kuningan,serta Odal-odalan di Pura.
Penjor berasal dari kata Penjor yang berarti Pengajum atau Pengastawa.
Penjor adalah simbol dari Naga Basukih di mana Basukih berarti Kesejahteraan & Kemakmuran.
Selain itu penjor merupakan simbol Gunung yang memberikan keselamatan & Kesejahteraan.
Penjor sendiri di bedakan menjadi 2 jenis.
yakni penjor Sakral yang biasanya untk mengiringi upacara2 dan ritual hari Suci tertentu.
Dan satunya penjor hiasan yang biasanya untuk acara2 yang bernuansa hiburan seperti karnaval dan lomba hias penjor.
Bahan dan unsur-unsur dari penjor terdiri dari..
Sebatang Bambu yang ujungnya melengkung,janur,kain kuning,tebu daun-daunan ( plawa ) pala bangkah,pala gumantung,padi,palawija,jajan,serta Sanggah Ardha Candra lengkap dengan sesajenya.
Menurut Lontar Tutur Dewi Tapin di sebutkan bahwa setiap bahan dan unsur dari penjor melambangkan simbol-simbol Suci yakni.. :
Bambu...
Sebagai simbol vibrasi kekuatan Dewa Brahma.
Kelapa...
Sebagai simbol vibrasi Dewa Rudra.
Kain kuning dan janur...
Sebagai simbol vibrasi Dewa Mahadewa.
Daun-daunan...
Sebagai simbol vibrasi Dewa Sangkara.
Pala bungkah dan pala gumantung...
Sebagai simbol vibrasi Dewa Wisnu.
Tebu...
Sebagai simbol vibrasi Dewa Sambu.
Padi...
Sebagai simbol vibrasi Dewi Sri.
Kain putih...
Sebagai simbol vibrasi Dewa Iswara.
Sanggah...
Sebagai simbol vibrasi Dewa Siwa.
Upakara...
Sebagai simbol vibrasi Dewa Sadhasiwa dan Paramasiwa.
Memasang penjor merupakan wujud rasa syukur dan rasa bakti kita serta ungkapan terima kasih atas kemakmuran dan kesejahteraan yang di berikan oleh Sang Hyang Widhi Wasa..atau Tuhan Yang Maha Esa.
Luar biasa bukan...
#AFR
0 notes