Tumgik
dvasca-blog · 6 years
Text
Esok.
Jangankan esok. Sekarang aku sudah merindu. Entahlah, berapa lama kau tak bertamu. Namun bagiku, setitik notifikasi darimu saja sudah cukup membahagiakanku. Dimalam ini ku merenung. Tentang sajak yang kusampaikan pada angin tersampaikan atau tidak. Jika iya, kuharap kau mengerti. Jika aku sangat merindu disini. Jika tidak, tak apa. Biarlah aku merindu sendiri. Sungguh, dengan seperti itu aku mulai mandiri.
Apakah kau merasakan hal yang sama? Tentang penantian yang tak kunjung ada akhirnya. Menunggu seseorang disana yang tak tahu hatinya untuk siapa. Dan merindukan seseorang bahkan tak merindukanku sama sekali.
Jikalau esok kita bertemu. Dengan waktu, kumohon hentikan detikmu. Entah berapa lama, namun aku ingin selamanya. Terus bersama denganya, hingga maut memisahkan dua raga, yang salah satunya tak mempunyai rasa yang sama.
-dvasca
13 notes · View notes
dvasca-blog · 6 years
Text
Jika esok kau tahu rasa ini ada. Kumohon abaikan saja. Toh, rasa itu sudah kukubur dalam.
Dvasca
0 notes
dvasca-blog · 6 years
Text
Kita adalah bayang. Yang terkadang bisa menghilang
Dvasca
1 note · View note
dvasca-blog · 6 years
Text
Bukannya menyerah atau karena lelah. Tapi, waspada. Karena yang fana. Tak selamanya ada.
-Dvasca
(190218)
2 notes · View notes
dvasca-blog · 6 years
Text
Percuma
Kita adalah percuma.
Yang diperjuangkan tak ada hasilnya.
Yang diusahakan akan sia-sia.
Dan, tak akan ada lagi jalan yang terbuka.
-Dva.
(190218)
0 notes