Tumgik
dillangit · 3 hours
Text
Aku 'berpikir keras' untuk mencipta karya yang bisa dinikmati, namun aku kehilangan rasa untuk sekedar 'berpikir'.
Seseorang pasti memiliki ambisi dalam tujuan yang ingin dicapai. Namun beberapa lupa untuk menjaga keutuhan niat, rasa dan intuisi dalam setiap perjalanan.
Jika 'niat' hilang, Perbarui. Hilang lagi, perbarui lagi. Hilang lagi lagi, perbarui kembali. Selama waktu masih berpihak, hati kita masih bisa digenggam dan diarahkan. Hingga sampai saatnya tiba, hati kita akan mati. Time is over, Waktu telah berakhir. Dan semua hanya kenangan abu-abu yang tak ada siapapun yang dapat mengingat kita lebih lama.
~Faa
25 notes · View notes
dillangit · 2 days
Text
Tumbuhlah dalam diam. Tak usah berisik. Tumbuhlah untuk dirimu sendiri. Tumbuhlah agar Tuhan semakin menyayangimu. Kamu tak perlu pengakuan manusia, kan?
@terusberanjak
311 notes · View notes
dillangit · 3 days
Text
Obat dari rasa kecewa adalah diam.
0 notes
dillangit · 9 days
Text
Juli 2019.
Kaki sudah begitu mantap untuk melangkah meski meninggalkan setapak keraguan. "Takdir ini yang terbaik", kalimat penenang untuk hati yang terus merasa gusar. Sudah saatnya sang ayah melepas sebentar putri semata wayangnya untuk lebih dalam mencari jati dirinya sendiri. Sepanjang perjalanan, tak ada senyum terlihat dari wajah Hira.
Saahirah, itu namanya. Seorang gadis berkulit sawo mateng dengan tubuh yang tak terlalu tinggi, ia begitu banyak menyimpan kekhawatiran di sepanjang perjalanan menuju kampus tempat dimana ia akan mulai mendedikasikan diri sebagai mahasiswa. Hembusan angin masuk dari jendela mobil yang terbuka meniupkan indah jilbab birunya yang panjang, seolah semakin mendramatisir keadaan.
"Tenanglah, akan ada banyak hikmah dalam perjalanan ini" batinnya.
Dari sini perjalanan barunya akan segera dimulai ~
•••
Tumblr media
0 notes
dillangit · 9 days
Text
Ternyata, titik lelah itu ada. Hanya saja kadang ia tak bersuara.
Mengurai waktu yang berlalu, membuat diri semakin kebingungan. Kebingungan yang menghadirkan kelelahan. Kelelahan yang mengaburkan arah langkah.
0 notes
dillangit · 10 days
Text
Benar saja, lagi dan lagi rasa bersalah itu menjadi kalut dalam kepala. Seolah menahan seluruh tubuh untuk sejenak saja merebahkan penat. Katakan padaku bahwa harusnya tidak seperti ini bukan? Iya, harusnya tidak seperti ini.
Momok itu bernama keberharapan, harusnya bukan makhluk yang menjadi tumpuannya.
Allah, jaga selalu hati kami...
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
"Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku diatas agama-Mu"
Tumblr media
0 notes
dillangit · 11 days
Text
Mengharapkanmu untuk tetap dalam keadaan baik dan dikuatkan apapun kondisinya, mungkin hanya itu doa yang bisa dipintakan kepada-Nya tentangmu, sama seperti waktu-waktu sebelumnya.
17.29 WIB || April, 2024
2 notes · View notes
dillangit · 11 days
Text
Sekagum apapun dirimu, tetaplah bersikap biasa-biasa saja. -alfialghazi-
Tumblr media
0 notes
dillangit · 22 days
Text
bayangkan
bayangkan sebuah pernikahan
yang masing-masingnya tidak perlu khawatir yang lainnya tidak setia. karena kuat agamanya, kokoh komitmennya.
bayangkan sebuah pernikahan
yang jarak separuh bumi pun tidak akan membuat jauh apalagi terpisah. karena rindunya diwujudkan dalam bentuk menjaga. karena hatinya sudah selalu bisa ditata.
bayangkan sebuah pernikahan
yang keduanya tidak perlu khawatir akan hari yang belum datang. karena kesadaran bahwa semuanya adalah titipan. karena keyakinan bahwa rezeki selalu tepat takaran. karena keimanan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.
bayangkan sebuah pernikahan
yang pasangannya tidak perlu khawatir menjadi tua, diuji kesehatannya, menjadi lupa, atau tidak lagi elok rupa. karena cintanya jauh lebih dalam dari yang terlihat, jauh lebih besar dari yang memikat.
bayangkan sebuah pernikahan
yang orang-orangnya hanya khawatir akan perpisahan. khawatir bilamana kehidupan yang selanjutnya tidak mempertemukan mereka. khawatir bilamana bekal mereka belum cukup. sehingga mereka pun berupaya bersama, mencukupkan semua perbekalan.
pernikahan itu bisa saja adalah pernikahan kita.
870 notes · View notes
dillangit · 27 days
Text
Libatkan Allah untuk setiap keputusan dan urusan yang akan di ambil, sebab kita ini banyak tidak tahunya sedangkan Allah Maha Tahu. Biarkan Allah yang menggerakkan hati, tangan, kaki, pikiran kita ke arah terbaik menurut-Nya.
0 notes
dillangit · 27 days
Text
Semalaman aku berpikir:
Andai jika ada yang berubah dari ku, akankah orang-orang yang bersamaku tetap membersamai? Atau justru menjauh menepikan diri dari pandanganku?
Jika ternyata dalam realita hidup ini aku tidak menjadi sesosok orang yang ada dalam ekspektasi orang-orang yang mencintaiku, apa mereka akan tetap memberikan perasaan kasih itu untukku? Atau justru memilih memundurkan langkah.
Jika ternyata nantinya ada kecewa yang ku hadirkan dalam hidup orang-orang yang menyayangiku, apa mereka tetap setia mengingat namaku dalam setiap doa mereka?
•••
Apakah pikiran ini terlalu jauh ya?
Ternyata benar, manusia tak akan pernah merasa puas bahkan termasuk oleh pikirannya sendiri.
Robbighfirli
0 notes
dillangit · 29 days
Text
Bagaimana visi orang tua diwariskan kepada anak? -bagian 2-
Tumblr media
Jika belum ada yang baca -bagian 1- kemarin, sila baca terlebih dahulu ya. Karena tiap bagian akan bersambung^^
Perlu saya tegaskan kembali. Bahwa 'mewariskan' visi kepada anak merupakan peran dari Ibu dan Ayah. Keduanya memiliki peran yang 'parsial', tetapi saling berkesinambungan dan melengkapi. Jika pada bagian 1 kemarin, tindakan menjadi 'asbab' yang paling diutamakan, sebab mendidik ada kalanya lebih powerful ketika dicontohkan. Maka pada bagian 2, saya akan bahas dari sisi bahasa, baik yang melalui verbal dan non verbal.
Eits, ini ko tiba-tiba jadi formil gini bahasanya, beda sama sebelumnya.. Gapapa ya.. 😂
Manusia dibekali Allah otak yang luar biasa, mampu merekam apapun yang ada di sekelilingnya. Mau itu baik atau buruk, selama berinteraksi dengan panca indera, semua akan terekam. Maka, memperhatikan bahasa, atau cara berkomunikasi kepada anak juga merupakan hal fundamental dalam upaya mewariskan visi kepada anak.
Sesuatu yang baik, tentu akan menjadi input yang baik untuk anak. Adanya obrolan yang bernuansa positif, semisal menanyakan kabar, obrolan ringan tentang hobby, minat-bakat, sampai ke diskusi berat perihal masa depan, adalah sarana yang tepat dalam memberikan 'masukan' pada proses anak membangun visi hidupnya.
Oleh karenanya, sekali lagi menjadi hal yang penting bagi (calon) orang tua, untuk memperhatikan tutur katanya. Tidak sedikit kita jumpai, anak yang bahkan masih di usia balita berkata yang tidak sepantasnya. Tentu banyak kemungkinan hal itu terjadi, entah karena mereka mendengar dari lingkungannya, tayangan media, dan tidak menutup kemungkinan dari orang tuanya. Ya hal demikian sering terjadi :)
Fatherless Country
Mungkin bukan jadi istilah asing bagi mereka yang peduli akan dunia parenting. Bahwa salah satu penyebabnya adalah rendahnya komunikasi Ayah terhadap anak. Tidak sering obrolan Ayah stagnan pada satu topik saja, alhasil suasana jadi kering dan dingin. Jika anak nggak balik inisiatif bertanya, kelar dah tuh obrolan :'D
Atau dalam hal lain, ketika menemani anak bermain. Seringkali hanya badannya saja yang menemani, tetapi tidak pada pikiran dan ucapannya; semisal bertanya apa yang didapatkan di sekolah hari ini, hobi yang sedang ditekuni, bahkan bercerita tentang kisah yang mengajarkan nilai dan moralitas kehidupan.
Yah, pada intinya 'kata-kata' merupakan bagian penting yang jangan sampai dilewatkan. Mulai latih diri untuk bagaimana berkomunikasi yang baik, menjaga tutur kata, kapan harus memberi semangat dan memvalidasi variansi perasaan mereka, dsb.
Sedikit tips, jika yang belum menikah atau calon orang tua, latih diri untuk hal demikian itu, misalnya kalau punya ponakan ajak dia ngobrol sembari bermain, bagaimana menghadapi mereka ketika menangis, dsb. Jika tidak punya, bisa main ke TPA atau forum sosial sejenis lainnya :D kalau gaada lagi, nemu anak kecil ajak dah tuh ngobrol, tapi izin mak bapaknya dulu 😂👍🏻
Rasulullah pun juga melakukan hal demikian, dalam beberapa sirah dikisahkan misalnya ketika bepergian bersama cucu maupun anaknya, ataupun anak muda, selalu ada obrolan. Baik itu tentang ketauhidan, pelajaran tertentu, dsb. Ya, tauhid diajarkan saat kanak-kanak, tentu saja dengan bahasa yang mereka mudah pahami.
Akhir kata, semoga kita semua Allah mudahkan dalam mendidik generasi yang Allah kelak akan titipkan nanti, di tengah zaman yang subhanallah 'luar biasa' ini. 🤲🏻
*oiya, seri ini memang akan saya banyakin pov laki-laki, supaya jadi pengingat diri dan bekal dikemudian hari hehe✌🏻
96 notes · View notes
dillangit · 30 days
Text
Aku pernah membaca :
Nilai kesabaran itu terlalu hebat. Adakalanya kita perlu diam untuk tidak mengatakan apa yang ada di hati. Kadangkala kita perlu pejamkan mata untuk tidak melihat sesuatu yang mengguris hati.
0 notes
dillangit · 1 month
Text
Semoga kita dapat saling memahami bahwa menjauh bukan menandakan suatu ketidaksukaan melainkan suatu kepedulian yang jalan ini hanya akan dipilih oleh orang-orang yang ingin menjaga hati dan dirinya. Ada harapan yang belum atau tidak seharusnya tumbuh karena bukan pada waktu dan tempatnya. Sebab kita sama-sama tahu bukan bahwa berharap pada manusia adalah sumber utamanya kecewa.
Seperti dua mobil yang tak memiliki jarak satu sama lain ketika dikemudikan, potensi kecelakaannya akan lebih besar bukan? Begitu juga hati, mudah bagi setan dalam mencari celah untuk menjatuhkan manusia pada jalan yang tak seharusnya.
Begitulah, teruslah tumbuh dan teruslah menjadi baik bukan untuk siapa-siapa tapi untuk diri kita sendiri. Tunggu saja tentang kabar baik yang Allah berikan atas pengabulan dari doa-doa kita yang sudah dilangitkan.
...
Sungai Rengit, 27 Maret 2024
0 notes
dillangit · 1 month
Text
Tentang Perpustakaan
Ketika aku studi di Cina aku kaget karena perpustakaan harus tutup di malam hari
Loh kenapa?
Karena kalau buka 24 jam, dijamin orang-orang tidur semua di perpus untuk belajar
Ujar temanku yang kuliah kedokteran di Cina.
Ia melanjutkan,
Bahkan di akhir pekan, antrian masuk ke perpustakaan itu sampai ke jalanan
Aku kagum akan budaya semangat belajarnya. Dulu ketika aku di bangku SD (yang menggunakan kurikulum Singapur) pun demikian, perpustakaan harus ditutup di jam istirahat makan siang. Kenapa?
Bukan karena petugasnya istirahat, tapi.. agar murid-muridnya bersosialisasi di kantin dan main di playground!
Sebelumnya ketika perpustakaan tetap buka, ternyata banyak murid yang “ansos” karena memilih membaca di perpustakaan. Hal itu mengkhawatirkan para guru, akhirnya ditutuplah library sepetak kami itu.. saat jam recess dan lunch.
Perpustakaan kami pun membuat peraturan hanya boleh meminjam 1 buku dalam 1 kali kesempatan, karena jika tidak dibatasi semua murid berebut meminjam 3-4 buku.
SD kami juga punya library week (pekan perpustakaan) dimana para murid bertukar buku, sekolah mengadakan pameran buku-buku impor, menyelenggarakan lomba-lomba literasi, bahkan memberikan awards untuk mereka yang mengisi reading log terbanyak.
Oh ya, tiap term sekolah kami juga diwajibkan membaca dan mengulas satu buku yang sama untuk satu kelas. Lalu biasanya diadakan project terkait buku tersebut entah itu poster, drama, karya tulis. Aku ingat sekali, pertama kali pindah ke SD tersebut di kelas 4, buku pertama yang ditugaskan adalah James and The Giant Peach - Roald Dahl.
Tugas itu membuat aku menangis. Haha, iya karena itu kali pertama harus membaca buku bahasa Inggris di rumah, sendiri. Menangis karena tidak paham isi bukunya! Maklum, dipindahkan dari SD negeri (tanpa modal bahasa Inggris) ke SD swasta itu.
Di term-term berikutnya kami membaca ragam buku: Freckle Juice, A Wrinkle in Time, Narnia, dan lain-lain.
Mengingat masa-masa tersebut selalu membawa kenangan hangat dan penuh syukur karena ditakdirkan guru-guru yang ikhlas dan percaya: Dipercaya (dengan kemampuan alakadarku saat itu) untuk masuk ke kelas EL1 dan bukan ESL, diberikan cap “impressive” di esai pertamaku hingga akhirnya bisa memberikan speech kelulusan SD juga dalam bahasa Inggris.
Dari wasilah perpustakaan kami yang berkarpet biru itu, Allah mengantarkan kami berkeling dunia dalam imajinasi, membuka cakrawala ke pemikiran-pemikiran besar. Allah juga titipkan kecintaan membaca dan kecintaan pada buku.
Walau masih jauuuuh dari obsesi membaca para ulama, yang tidak pernah kenyang menelaah kitab…Tapi semoga Allah hadirkan hikmah dari taman-taman baca, perpustakaan, dan ruang buku itu. Semoga kelak dapat menghadirkan ruang literasi, mewariskan semangat berilmu, dan meneladankan adab terbaik pada buku.
Saat membahas tentang membaca buku, di dalam Shaid Al-Khâti, Ibnul Jauzi berkata menceritakan dirinya,
“Aku tidak pernah kenyang membaca buku. Jika menemukan buku yang belum pernah akulihat, maka seolah-olah aku mendapatkan harta karun.
Aku pernah melihat katalog buku-buku wakaf di madrasah An-Nidhamiyyah yang terdiri dari 6.000 jilid buku. Aku juga melihat katalog buku Abu Hanifah, Al-Humaidi, Abdul Wahhab bin Nashir dan yang terakhir Abu Muhammad bin Khasysyab. Aku pernah membaca semua buku tersebut serta buku lainnya.
Aku pernah membaca 200.000 jilid buku lebih. Sampai sekarang aku masih terus mencari ilmu."
Atau sebagaimana bapak bangsa kita, Buya Hamka dengan kebiasaannya membaca.
Sejak kecil, Hamka sudah keranjingan membaca. Ketika Hamka kecil tahu bahwa gurunya Zaenuddin Labay El Yunusy membuka Bibliotek, yaitu tempat penyewaan buku, maka Hamka selalu menyewanya setiap hari. Setelah membaca Hamka selalu menyalinnya kembali dengan tulisan sendiri. Ketika uangnya habis, Hamka selalu membantu pekerjaan di percetakan, dan imbalan yang dipintanya yaitu diperbolehkan membaca buku.
Termasuk ketika Hamka naik haji dan menetap di Makkah, untuk menyambung hidupnya karena perbekalan sangat terbatas, Hamka bekerja di percetakan kitab. Disana pula Hamka tenggelam dalam lautan ilmu. Ratusan kitab dibacanya. Di tempat itu Hamka antara bekerja dan menuntut ilmu.
Rabbi zidnii ‘ilman..
-h.a.
Ditulis karena baru saja hari ini mengunjungi perpustakaan (lagi) hehe senang alhamdulillah
42 notes · View notes
dillangit · 1 month
Text
Tumblr media
1 note · View note
dillangit · 1 month
Text
Bagaimana visi orang tua diwariskan kepada anak? #part 1
Sekali-kali nulis yang ringan-ringan kali ya :D. Untuk menjawab pertanyaan diatas, saya kasih cerita dulu:
Abi itu jarang banget minta sesuatu dari anak-anaknya. Dari pertanyaan ringan semisal "Abi izin mau keluar, Abi mau nitip apa?" atau sampai hal yang berat perihal ekspektasi terhadap anaknya selalu tidak pernah ada jawaban yang straight to the point. Akhirnya kami anak-anaknya adu bakat jadi cenayang, kalau Abi suka Alhamdulillah, engga ya udah Alhamdulillah juga, usaha aja dulu. 😂
Tapi bukan itu yang ingin saya sampaikan. Jadi satu hal yang pasti dilakukan Abi, semacam 'SOP' tiap kami menawarkan dan memberikan sesuatu padanya, ada pertanyaan "Umi sudah ditawari?" atau "Umi sudah dapat?" dan semua pertanyaan atau pernyataan lain yang pada intinya adalah Umi harus prioritas. Period.
Manifestasi rasa cinta Abi ke Umi jarang sekali saya lihat secara langsung, baik melalui kata atau tindakan, entah di balik layar ya haha. Selalu dengan cara-cara yang tidak langsung. Akan tetapi, caranya yang demikian itu yang menjadikan saya justru salut padanya.
Pesannya untuk selalu mendahulukan ibu, untuk jaga adik-adik terutama yang perempuan, dan lain sebagainya. Menjadi satu dari sekian banyak hal yang berhasil merasuk dalam diri saya, yang suatu saat pokoknya saya harus demikian juga!
Ucapannya yang bukan sekedar kata-kata, melainkan betul-betul termanifestasi dalam sikap dan tindakannya menjadikan butir inspirasi yang saya ilhami. "Beginilah visi orang tua diteruskan." batin saya.
Ya, menanamkan visi orang tua kepada anak hemat saya bukanlah sekedar kata-kata. Melainkan harus betul-betul diwujudkan dalam bentuk tindakan dan sikap. Sosok ayah mungkin memiliki porsi terbesar akan hal itu. Sebab, sosok Ayah seringkali menjadi inspirasi dari anak. Perangainya selalu menyita perhatian tersendiri dari anak.
Anak akan cenderung mencontoh dari bagaimana Ayah berkata maupun bertindak. Sedang Ibu mungkin lebih dominan dari aspek rasa; kasih sayang, peduli, dsb. Maka, ini menjadi pesan penting bagi calon Ayah, maupun lelaki diluar sana (terutama saya), bahwa :
"Little things always matters!"
Jaga sikap, jaga tutur kata. Memang hal demikian itu tidak ujug-ujug sempurna, harus dilatih dan dipersiapkan. Sebab, ketika anak sudah kecewa berat, misalnya karena perilaku tidak sejalan dengan ucapan, maka jangan harap visi orang tua yang bertahun-tahun ditanamkan, akan diwarisi anak-anak. :)
120 notes · View notes