Tumgik
clockedlocked-blog · 7 years
Text
Tiap orang orang tua pasti selalu menginginkan hal yang terbaik untuk anaknya. Orang tua hanya mampu memberitau seperti apa pria yang baik dan tidak untuk anaknya, begitupun sebaliknya. jika saat ini kita punya pasangan, belum tentu jodoh itu akan dekat dan juga belum tentu jodoh akan jauh. Seperti hal nya kasih sayang orang tua kepada anaknya, tiada kasih sayang yang tak tulus. Meragu itu hal yang wajar karena hanya kepada tuhan lah kita berharap. Yang kutahu setiap apapun yang kulakukan, orang tua selalu membuatku nyaman walau terkadang dengan cara yang berbeda. Kebiasaan tegur sapa yang baik sudah pernah terlihat pada mereka "tua" yang telah tiada, hal itu tetap ada pada orang tuaku. Hanya saja satu hal belum bisa diterima ketika kebiasaan bahwa bertamu tegur sapa itu ditiadakan dan tidak ada perhatian terhadap saudara atau orang tua. Seseorang perempuan yang katanya saat itu mau menikah, masih bisa berkomunikasi atau sekedar curhat sama teman kantornya dan bagaimana bisa belum ada keterkaitan hubungan yang pasti bisa tempramental kepada pasangan. Bukan hal yang diinginkan jika punya pasangan akan di pamer pamerkan, tapi jika kebaikan yang diberikan akan menjadi bahan yang tidak baik untuk dibicarakan, baiknya disimpan dan kelak nanti jika sudah pasti tak akan ada suara yang tersentak. Bukan tak melihat sisi baik dari seseorang melainkan mencari belahan jiwa yang sesuai dengan hati, yang menentramkan hati dan mendamaikan suasana.
0 notes
clockedlocked-blog · 7 years
Text
Ngicau subuh
Aku tau, tak seperti ini sifatku. Aku merindukan diriku yg dulu. Merindukan aku yang suka berpikir baik terhadap semua orang, yang senantiasa mau belajar, yang selalu patuh ketika mereka bicara apasaja untukku, dan aku suka mereka yang selalu memotivasiku. Sekarang aku berbeda dari yg dulu dan aku tak suka itu, aku merasa menduduki jiwa yg salah. Aku tak suka kata kata kasar mereka merusak pikiran dan perkataanku. Baik kekasih maupun orang terdekat, mereka terkadang suka berucap atau bertutur kasar kepadaku hingga menyakitkan perasaanku, teruntuk dan kecuali alm nenek. Dahulu alasan terbesarku untuk lebih awal pulang kerumah adalah mendengar kalimat yang membangun darinya untukku, aku merindukan sifat alm nenek seperti ungkapannya “cucu nenek pintar, cepat belajar cung nenek mau lihat kamu jadi juara ya”, ada tindakan lagi terhadap apa yg nenek ucap ketika aku telah menyelesaikan belajarku, nenek berkata “nenek hari ini buat makanan kesukaanmu ‘donat’ karena kamu sudah belajar giat hari ini” betapa senangnya bila makanan favoritku saat itu dibuatkannya khusus untukku, aku sangat merindukannya. Dewasa ini aku tak dapatkan lagi kalimat seperti itu, mamaku adalah orang yg super cerewet, ia tak henti bicara hingga teriakanny mampu mengusik kedamaian hatiku. Aku mau belajar masak, tapi aku tak suka ia membatasiku . Peralatan dapurnya seperti panci, wajan dan peralatan lainnya untuk tidak dapat sesuka hati menggunakan. Sampai ketika sanak saudara berkunjung kerumah untuk masak tapi tak satupun peralatan masak diizinkan nya untuk digunakan dan tentunya orang merasa enggan memasuki dapur rumah, termasuk lah Aku salah satunya. Aku tau aku harus tetap belajar masak, karena masak adalah hal penting dalam kehidupan berkelanjutan nanti jika berkeluarga. Bagaimana hati ini harus sabar, bila diamku ini selalu menyakitkan hatiku. Bukan ku tak mau membantu orang tua dalam menyelesaikan tugas pekerjaan rumah tapi adalah bagaimana cara agar bisa memerintah dengan berkata baik tanpa menggerutu ketika mengerjakan. Hal ini tidak pernah aku dapat dari mama, untuk karena itu aku tidak pernah mau membantunya, pikirku dalam hati daripada tidak iklas mengerjakan baiknya aku tak membantunya. Memang benar dewasa ini harus rajin karena sang calon suami pun memilih perempuan yang katanya apik didapur dan bisa memasak. Aku berusaha untuk itu semua, kututup rapat telingaku dari semua comelan mama, agar aku tetap bisa belajar memasak dengan baik tapi apapun usahaku selalu dipandang buruk oleh mama dan mulai lagi kata kata kasar menhampiri telingaku. Rasanya benci dengan hal seperti ini, tak ada kalimat baik yang terucap maka tak ada pikiran baik yang terlintas. Aku lelah ya allah, begini salah dan begitupun salah. Sepertinya aku tengah diuji. Jika dibandingkan aku yang dulu dan sekarang adalah ketika dahulu aku dipanggil untuk mengerjakan sesuatu itu tak pernah bilang tidak mau dan tapi sekarang sebaliknya. Menurutku seorang anak itu tak mau menurut jika sedikit kata kasar yang terlontar dari mulut orang tua. Berbeda anak yang dibesarkan dengan kasih sayang tanpa berkata kasar yang menyakitkan perasaan anak, mereka yang dilahirkan dengan kasih sayang menggunakan kata dan bahasa baik untuk berinteraksi dengan orang, sebaliknya untuk anak yang dibesarkan dengan kekerasan. Hal yang ingin aku perbaiki nanti ketika aku sudah menjadi seorang ibu adalah tegas dan tidak berkata kasar kepada anakku nanti. Semoga nanti aku tepat dalam mendapatkan calon suami terbaik.
0 notes