Tumgik
chamocurse-blog · 5 years
Text
Beropini 2: Penerimaan Diri
Midnight thoughts. I think a lot when the night come especially midnight or a.m. Kalian gitu nggak?
Cerita kali ini sih udah jadi buntut yang ngekor selama bertahun-tahun.
self-acceptance.
Kayak bahasan sebelumnya tentang "perbandingan yang gak berujung". Emang sih. Rasanya selalu ada aja perbandingan figur yang ideal sama remahan kerupuk bawang.
Susahnya ya gini, kalau ngerasa udah jadi bagian remahan kerupuk bawang. Bawaannya mau terus di bawah toples aja.
Nggak itu paras, skill, sampai kepintaran pasti ada aja lawannya; ya jelek, untalented, sampai dungu.
"ah bego lo! nilai mtk lo jelek amat padahal bapak lo guru mtk"
Tumblr media
mau marah nggak bisa, karena kalau dipikir iya juga ya, gue bego.
1-0. Udah jiper makin jiper.
Terlalu berisi keras untuk lebih mengenal dan bikin bahagia orang lain (gue juga gitu malah gak jarang jadi ngerasa sok asik), kadang bikin kita lupa untuk lebih mengenal dan bikin bahagia diri sendiri.
Padahal kalau dipikir ulang, yang akan jadi tameng pertama kali ya... diri sendiri sebelum orang lain terlibat. Gimana nanti bisa melindungi diri kalau tamengnya aja udah rusak?
Balik lagi ke kerupuk.
Remahan kerupuk juga masih tetap enak. Akan tetap ada penikmat tersendirinya.
Ibaratnya juga kayak kamu. Ngerasa berbeda bukan berarti nggak berguna.
Terima aja dulu.
Buka hati untuk diri sendiri.
2 notes · View notes
chamocurse-blog · 5 years
Text
beropini: apresiasi diri
Tergugah mau bercerita habis liat cuitan dari salah satu warga twitter yang udah di-retweet lebih dari 20.000 kali. Kebayang kalau segitu banyaknya massa ikutan kegiring sama opini beliau. 
Beda orang, beda juga persepsinya. 
iya, kayak aku sekarang, atau bahkan kayak kalian yang lagi baca. 
Panjang lebar barat ke timur cuitan itu menuju ke satu titik penekanan tentang “pembandingan pencapaian” yang gak ada ujungnya. Menggiring semua pembaca. Pokoknya yang bagus itu A sedangkan B nggak cukup bagus untuk dipilih. Jadi buat yang terlanjur milih B ya... bye kalian. A yang unggul pokoknya.
Sempet gemas juga walaupun dalam hati cuma bilang “nggak gitu juga deh kayaknya hidup”. Baik atau buruknya dari “hal” ini tipis, samping-sampingan. “Katanya” sih bisa menaikkan jiwa saing biar lebih termotivasi buat terus jadi lebih baik, 
emang iya ya? 
Harus banget ya membandingkan dua hal yang beda biar keliatannya salah satunya lebih unggul?
Tujuan setiap orangkan beda-beda. Masa rumahnya di gang sebelah kanan di paksa belok kiri. Tapi lagi-lagi disanggah pakai alasan “Nggakpapa ah jalan lebih jauh muter sana-sini, masuk jurang, naik lagi ke permukaan, yang pentingkan dapat pengalaman”. Nggakpapa-nya buat kamu kan beda sama orang lain, iya apa iya? jadi gimana dong?
Setiap pilihan baik akan ada jalan terbaik yang siap untuk dipijaki. 
Nggak usah khawatir kalau perjalanan kamu nggak semulus yang lain. Namanya juga proses. 
1 note · View note