Tumgik
centiphile-story Β· 1 year
Text
Avemour's Secret Diary
γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€ π“•π’Šπ’“π’”π’• 𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 :
γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€ γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€ #avemour β™‘
Menara Eiffel berdiri dengan gagah di bawah sinaran mentari pagi di kota Paris. Tampak pemandangan para insan manusia yang berlalu-lalang bergegas pergi ke tujuan mereka masing-masing. Dan dari sebuah balkon lantai ketiga di kediaman Duchess la Cruz, gadis yang berusia dua puluh tahunan itu menyesap teh paginya sembari membaca surat kabar. Bibirnya menyunggingkan senyuman ketika netranya sampai pada artikel pembunuhan misterius di dekat kanal Saint Martin.
Dirinya tersenyum mengingat apa yang telah dia perbuat semalam. Seperti yang kalian duga, pelaku pembunuhan itu adalah dirinya, Avemour la Cruz. Sedangkan korbannya adalah pengedar senjata ilegal dari perusahaan gelap "Oiseau Noir" yang memiliki arti burung hitam. Mereka menganggap diri mereka adalah burung, karena burung adalah makhluk yang bebas. Dan Oiseau Noir sendiri adalah perusahaan dagang bebas yang tidak terikat oleh pemerintahan.
Madam Avemour pun mengingat kejadian pembunuhan semalam sembari menatap birunya langit dengan menyunggingkan senyum manisnya.
γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€β˜…β˜†β˜…
Suara hak dari sepatu beradu dengan jalanan, mengahsilkan suara ketukan yang khas. Di gang sempit itu terdapat dua orang yang saling kejar. Sang pengejar dia tampak santai dan menunjukkan ekspresi memangsa dan tatapan mata yang tajam, dia hanya fokus kepada target di depannya. Sedangkan yang sedang dikejar hanya bisa berlari dalam ketakutan dan menyesali hidupnya.
Setelah hampir 15 menit aksi kejar mengejar itu berlangsung, akhirnya si target tertangkap. Dia tak berani menatap sang pemilik tangan yang sedang mengarahkan senapan ke arahnya. Dirinya telah tersudut di ujung gang dan tak dapat melarikan diri, kini yang bisa dia lakukan hanyalah pastah dan menerima nasibnya. Berbanding terbalik dengan sang pengejar yang menampilkan senyum puas di wajahnya.
Sinar bulan langsung menyinari wajah sang pengejar ketika dirinya melepaskan topengnya. Menampilkan wajah cantik dan elegan khas seorang bangsawan Eropa saat itu. Kemudian mata si target terbelalak kaget karena dia mengenali pemilik wajah itu. Wanita itu mendekatkan dirinya ke arah targetnya, senapan yang dia bawa pun tak dilepaskan. Sambil tersenyum dia membisikkan sebuah kalimat yang menakutkan bagi siapapun yang mendengarnya.
β€œSelamat tinggal dan mari bertemu lagi di neraka.” Setelah mengucapkan kalimat itu, dia menarik pelatuknya dan menembak kepala dari target yang sedari tadi dia kejar. Tak puas disitu, dia kembali menembakkan senapan ke arah jantungnya demi memastikan bahwa korbannya telah meninggal. Dan setelah yakin bahwa korbannya telah tiada, dia pun pergi dengan menaiki kereta kuda yang telah menunggunya di depan gang sempit itu. Tampak seorang pelayan yang telah menunggu dirinya dengan cemas di dekat kereta kuda. Tatapan matanya berbinar ketika melihat Madam yang dia tunggu sedari tadi akhirnya menunjukkan diri. β€œAnda sudah bekerja keras, Madam. Mari kita pulang dan beristirahat, saya telah menyiapkan persiapan mandi anda dan juga makan malam.” ucap si pelayan kepada majikannya.
β€œBaiklah.” hanya itu yang dia ucapkan sembari menaiki kereta. Setelah itu mereka pun berangkat kembali ke kediaman Duchess la Cruz. Dan kereta kuda itu akhirnya hilang menjauh ke kegelapan malam kota Paris.
γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€β˜…β˜†β˜…
Kembali ke Madam Avemour yang sedang melamun di balkon, dia dikejutkan dengan suara pelayannya yang memanggil dirinya. β€œMadam, ada surat dari Kerajaan.” Begitu mendengarnya Avemour pun menghela napas panjang. Pikirannya dipenuhi pertanyaan seperti "Tugas apa lagi yang diberikan oleh Raja untukku?"
Dirinya pun menuruni tangga dan menuju lantai dasar dimana ruang kerjanya berada. Terlihat meja tua yang sudah dipenuhi surat-surat entah dari siapa, yang pasti itu adalah meja miliknya. Dia pun mengambil surat dengan stampel kerajaan dan mulai membaca. Terlihat sedikit kerutan di dahinya ketika membaca surat itu. Setelah menyelesaikan kegiatan membacanya, dia menoleh ke arah pelayannya dan berkata, β€œMalam ini kita akan menghadiri sebuah pelelangan, jadi tolong siapkan segala sesuatu yang kubutuhkan.” Si pelayan pun mengerti dan mengangguk pelan sembari tersenyum dan meninggalkan ruang kerja sang majikan.γ…€
0 notes