Tumgik
caputri · 6 years
Photo
Tumblr media
“Gimana rasanya punya bayi?” Pertanyaan yang sering saya terima akhir-akhir ini. Rasanya tidak bisa melakukan pekerjaan rumah yang lainpun aku rela wkwk. Gak pernah se-excited ini belajarnya. Baca buku, ikut kulwap, gabung komunitas, browsing sana sini, tanya-tanya ke yang lebih berpengalaman sampe baca jurnal (kalah skripsi. aku tak pernah seperti ini hha). Deg-degannya pun mengalahkan rasanya waktu pertama kali dapet cv ber-password aneh yg ternyata dari ayahnya Kiya (beda deng itu mah tetep da bess, luv luv <3). Iya beda soalnya yang satu maternal love yang satu romantic love #materibiologimanusia #ehmasihinget . Dan akupun merasakan Rindu yang katanya berat itu, ketika Kiya bobok pulas selama 4 jam dan belum juga minta ASI #mengASIhiismypassion. Makasih Kiya sudah mewarnai hari-hari ayah ibuk selama dua bulan ini. Mengajarkan banyak hal yang luar biasa sekaligus mengharukan kepada kami. Seperti namamu, kamu akan selalu jadi matahari kecil yang mengagumkan dan kuat bagi ayah ibuk. We luv you Kiya
4 notes · View notes
caputri · 6 years
Text
Surat Cinta untuk Suamik #Ceritanya
Tumblr media
Te[men]ikah
Jatuh cinta? Hemm gak usah lah ya kita ngebahas siapa yang pertama kali jatuh cinta, karena bukti otentik menunjukkan kamu duluan yang suka sama aku #titik #gengsimodeon wkwk. Beruntungnya suka nulis Diary adalah sejarah terekam dengan baik hha.
Oke kali ini serius, baca baik2 yah yangg. Jarang2 istrinya beginih
#gengsimodeoff
Dear Suamik,
Aku tau kisah kita gak romantis-romantis amat kayak drama Korea. Kamu juga bukan Lee Seung Gi yang gak sengaja melepaskan Gomiho dari segel lukisan di Kuil terus menemukan cinta sejatinya. Kamu juga bukanlah seorang pangeran tampan yang menyelamatkan gadis cantik nan baik hati seperti aku ini dari kutukan penyihir ataupun belenggu kekejaman ibu tiri. Kemudian penantian berakhir, pangeran tampan dan gadis cantik menikah, lalu ditutup dengan sebuah kalimat: “Happily Ever After”.
Kehidupan setelah menikah benar-benar kita mulai dari nol. Minim materi, minim pengalaman, semoga tidak minim ilmu. Tapi berangkat dari perasaan itulah membuat kita belajar. Trial and error antara teori dan praktek, begituuu terus dan malah membuatku bersyukur.
Kadang melihat usahamu menjadi suamik dan ayah yang baik untuk aku dan Kiya membuatku banyak bersyukur. Apalagi selama kehamilan sampai lahirnya Kiya, hari-hari pertama hadirnya Kiya yang penuh drama, sampai hari ini kita mengurus Kiya berdua saja di umurnya yang masih 1 bulan membuatku bersyukur lagi dan lagi.
Bagaimana jika bukan kamu?
Dear Suamik,
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara
Aku *uhuk*
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu
Sayangnya itu bukan puisi karyaku, itu adalah Patahan puisi karya Sapardi Djoko Damono favoritku yang judulnya "dalam doaku".
NB:
Uhuk = Mencintaimu.
Iya. Iya aku ngaku.. Aku mencintaimu suamikku dengan sepenuh hati, jantung, empedu :*
Aku tau banyak sekali kekuranganku sebagai istri. Tapi satu hal, dalam setiap detak jantungku aku berharap kamu meridhoiku sebagai istrimu.
With *uhuk*
Istrimu yang lebih cantik dari Gita Gutawa
Ibu Profesional
Matrikulasi Batch #5
NHW #3
#NHW #3
#Kuliah Matrikulasi Batch #5
#Membangun peradaban dari dalam rumah
2 notes · View notes
caputri · 7 years
Quote
we react to every single thing in our life because of our memory. every single thing
Anya, critical eleven
3 notes · View notes
caputri · 7 years
Quote
Jangan mentang-mentang lagi hamil!
Kok sedih yah dengernya..
0 notes
caputri · 7 years
Quote
Sekarang banyak orang merasa punya banyak ide besar, tapi lupa cara merealisasikannya. sementara itu mereka malah sibuk menertawakan karya orang lain yang dianggapnya sepele
a.k.a. Omdo
2 notes · View notes
caputri · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Quid corner
7K notes · View notes
caputri · 7 years
Text
Rezeki kita
Rezeki hakiki kita itu sebenarnya hanya ada 3:
1. apa yang kita makan lalu habis, masuk ke perut, dicerna tubuh. 
2. apa yang kita pakai, lalu lusuh
3. apa yang kita sedekahkan dan amalkan, lalu menjadi pahala berkelanjutan bagi kita
di luar itu, bukan rezeki kita, dan pada setiapnya, sudah bukan rezeki, masih akan ditanya pula di akhirat sebelum kita dapat beranjak: dapat dari mana dan digunakan untuk apa harta itu.
Jika saat ini sedang banyak hal yang dititipkan pada kita diluar 3 hal itu, jangan sombong dan merasa lebih, bisa jadi itu rezeki orang lain, yang sejatinya dititipkan sementara di sisi kita. 
Atau ia sebenanya kesempatan tuk bisa kita sedekahkan pada keluarga, kerabat, dan yang kekurangan, namun karena kikir dan khawatir dunia berlebihan, hilang kesempatan tuk jadi rezeki hakiki plus paket amal tak berkesudahan kita.
“Hamba berkata, “Harta-hartaku.” Bukankah hartanya itu hanyalah tiga: yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan.” (HR. Muslim no. 2959)
77 notes · View notes
caputri · 7 years
Photo
Tumblr media
Kapan tepatnya terakhir kali kamu memanggil Mamah? hhe.. Saya sendiri sering sekali menyebut Mamah terutama di saat-saat unfavorable #lho. Iya, saat sakit, saat sedih, saat dijahilin temen, bahkan saat kesandung. Disaat bahagia kita bisa ingat siapapun, tapi disaat sedih kenapa tanpa sadar nama pertama yang kita sebut adalah Mamah? Mungkin karena Mamah adalah orang pertama yang selalu ada setiap saat, dari kita baru lahir, sampai kita dewasa. Kadang saya merasa betapa tidak bersyukurnya saya mempunyai Mamah di dekat saya. Pernahkah saya mengucapkan Terima Kasih setelah dari subuh Kakinya lemas membereskan rumah, mencuci pakaian saya, dan menyiapkan teh hangat untuk saya?. Pernahkah saya menghiraukan saat Mamah menunjukkan luka bakar di tangannya setelah memasakkan ayam goreng untuk saya? Selama ini saya mencium tangannya, menerima usapannya, tapi tidak pernah memperhatikan ada berapa goresan bekas pisau ditangannya, apakah tangan lembutnya telah berubah menjadi kasar karena apa yang Mamah lakukan untuk saya. Karena apa? Karena saya menganggap semua itu adalah tugasnya, kewajibannya sebagai orang tua, sebagai Ibu. Untuk merawat saya, untuk menyiapkan keperluan saya, untuk memasakkan makanan untuk saya. Saya lupa untuk berterimakasih, saya lupa untuk bersyukur, terlebih saya lupa untuk mengungkapkan itu ke Mamah. Bahwa saya berterimakasih, dan bersyukur atas apa yang telah Mamah lakukan untuk saya selama ini. Semua orang punya pilihan. bahkan untuk menjalankan kewajibannya atau tidak. Cara menjalankannya pun merupakan pilihan, apakah dengan penuh tanggung jawab atau tidak. Bertanggung jawab pun merupakan pilihan, apakah dengan senang hati atau tidak. Senang hati pun merupakan pilihan, apakah dengan tulus atau tidak. Untuk Mamah yang telah menjalankan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab, dengan senang hati dan setulus-tulusnya, saya sangat berterimakasih telah membuat saya tumbuh dewasa dengan merasakan nilai-nilai itu. note: from your the most selfish troublemaker youngest daughter #mother #illustration #handdrawing#drawing
2 notes · View notes
caputri · 7 years
Text
Curhat : Kehidupan Pascamenikah  (Adaptasi)
Akhirnya setelah berhari-hari belum menulis, saya nulis juga. Sebenarnya banyak sekali yang ingin dituliskan, cuma rasanya kemarin belum pas aja buat nulis #alesan. 
Mungkin tema soal Kehidupan Pascamenikah ini banyak yang penasaran (GR), akan saya coba tuliskan sebagai catatan perjalanan untuk saya sendiri dan barangkali bisa menjadi pelajaran buat teman-teman yang lain. Tulisan-tulisan ini akan sangat subjektif jadi ngga bisa disamakan seutuhnya dengan pihak lain tapi bisa diambil hikmahnya wkwkwkwk. Bismillah ya ;)
Banyak sepertinya di luar sana yang membayangkan bahwa kehidupan setelah menikah akan terasa menyenangkan setiap harinya, termasuk saya dulu. Romantis gitu, ada yang diajak bareng-bareng. Ibadah bareng, belajar bareng, sehari-hari ada yang nemenin, kalau sedih ada yang ngepuk-pukin. wkwkwkwkkwkw. Sampai-sampai melupa bahwa kebahagiaan itu beriringan dengan tantangan-tantangan. Kita justru lupa menguatkan diri untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. 
Dan bahkan, ada kejadian, beberapa ingin menikah karena ingin lari dari kehidupan dia sebelumnya, membayangkan bahwa dengan menikah akan menyelesaikan semua persoalan hidup, padahal…nggak juga. wk ;p
Dan tantangan yang pertama saya hadapi adalah : Adaptasi.
Di awal menikah, tantangannya adalah lebih-lebih soal adaptasi dan berkompromi. Karena ada peran, tanggungjawab, dan hak baru yang harus dijalani. 
Adalah saya yang nggak pernah ngerjain pekerjaan rumah sebegitunya, setelah menikah jadi harus melakukannya sehari-hari mulai nyapu, ngepel, masak. nyetrika. Saya yang hobi kelayapan, main sama temen-temen, setelah menikah jadi harus sadar bahwa ada kewajiban yang lain yang nggak bisa saya tinggal begitu aja. Saya yang biasanya kalau lapar tinggal merajuk sama Umi, sekarang saya harus siapkan sendiri, masak sendiri, bahkan memikirkan suami saya kepengen dimasakin apa, sukanya apa, yang mungkin kejadiannya selera makan kita dan suami jauh berbeda. Saya yang rencana kehidupan mau begini, begini, jadi harus dikompromikan. Saya yang dulunya dekat sekali dengan orangtua dan adik-adik, tiba-tiba udah nggak tinggal bareng sama mereka. Sekarang udah nggak nangis-nangis lagi karena kangen sama Umi sama Abah dooong. Dasar bocah. wkwkwk. Maklum, saya nggak pernah rantau sebelumnya. Ngga diizinin lebih dari tiga minggu pergi dari rumah wkwk. 
Selain beradaptasi dengan status yang berubah menjadi istri, saya juga harus beradaptasi dengan pasangan. Karena karakter kami jauh berbeda, pola asuh juga berbeda, jadi harus banyak-banyak legawanya. Harus banyak pengertian dan pemahaman satu sama lain. Harus belajar komunikasi yang baik. Belajar untuk meredam dan mengelola emosi (lain kali di postingan yang lain saya mau bagi tips dari guru saya). 
Adaptasi selanjutnya adalah dengan tempat tinggal baru. Setelah menikah, saya tinggal di kota yang bukan tempat saya berproses selama ini. Bukan tempat saya sekolah, bukan tempat kuliah, bukan tempat membangun jaringan, bukan tempat saya bekerja. Dan yaaah…saya di bawa keluar dari zona nyaman. Malang nyaman, sangat nyaman. Semua sumberdaya yang saya punya untuk mendevelop diri sendiri maupun orang banyak tersedia disana. Tiba-tiba harus pindah ke Jogja. Dan membangun semuanya dari awal. Pertemanan, kerjaan, lifeplan, mimpi-mimpi. 
Awalnya, saya stress bukan main. Sedih. Seringkali nggak tahu harus ngapain. Makin hari makin panik. Masak gagal terus, suami sakit, belum lagi kalau lagi mager dan rumah belum rapi. Saya pengen main, tapi belum tau mau main sama siapa. Saya mau aktif di kegiatan-kegiatan sosial seperti dulu, tapi juga jaringannya belum ada. Kondisinya juga lagi nggak memungkinkan karena jadwal saya sebagai istri masih belum tertata rapi. 
Dan belum pernah ada yang segigih Mas untuk membuat saya baik-baik saja dari sebelumnya. Yang mencari cara agar saya lekas terbiasa di situasi ini. Mas gigih sekali memotivasi saya cari kegiatan, ngenalin saya sama temen-temennya, ngasih saya PR biar saya belajar, mengapresiasi jerih saya, bantuin pekerjaan rumah, kalau saya ketiduran dikit, rumah udah beres aja. Huhuuuuu makasih suamikuuu. 
Kok saya nggak segigih Mas? Bahkan ini buat diri saya sendiri?
Akhirnya saya ada di titik bahwa saya nggak bisa cuma duduk diam dan meratapi. Harus lebih gigih lagi berusaha beradaptasi!
Adaptasi terus berjalan. Saya masih harus belajar setiap harinya. Akan banyak hal-hal baru yang ditemui. Dan semuanya memang butuh proses. Proses untuk menerima. Proses untuk lebih banyak sabar dan bersyukurnya. Proses untuk memotivasi diri sendiri. Proses untuk lebih kuat lagi. 
Ini curhatan kok nggak ada konklusinya. WKWKWK. Gapapa. Jadi maksudnya tuh saya nulis biar ada bayangan gitu buat yang belum menikah, semoga terus membekali diri dan mulai memikirkan tantangan-tantangan menikah (meskipun tantangannya juga banyak yang di luar perkiraan) HAHA. Jangan ingin menikah dengan mindset bahwa dengan menikah bisa menyelesaikan persoalan dan semua masalah. Nggak. Justru harus lebih kuat karena ada masalah-masalah baru yang harus dihadapi. 
Setiap pasangan pasti dicoba dengan masalah yang berbeda-beda, tapi bobotnya sama. Karena semua sudah sesuai porsinya. Mungkin yang lain tantangannya LDRan, ada juga yang harus sambil kerja, yang lain mungkin dicoba dengan kehidupan bersama mertua, dan banyak lagi. Jadi memang jangan dibanding-bandingkan kehidupan pernikahan kita dengan orang lain. Allah adil kok dalam menempatkan hambaNya di masing-masing keadaan. 
Buat yang baru nikah kaya saya, semangat untuk terus beradaptasi dan menjalani sebaik-baik peran. Karena setiap peran pasti punya makna.  
Semangat! Terimalah keadaan, banyak-banyak bersyukur, tetap berikhtiar dan tawakkal. Semoga cerita saya bisa jadi pelajaran :)
Purworejo, 2 Februari 2017.
505 notes · View notes
caputri · 7 years
Photo
Tumblr media
Gak kerasa udah sebulan lewat 3 minggu bareng2 sama suamik mas @baguskah. Melewati pernikahan yang masih seumur jamur tiram ini, kesimpulannya adalaaaah: menikah itu ASIK, tapi juga MENANTANG banget ketika kita jalani. Semacam menantangnya bikin lettering di tembok Marcomm.. wkwk Bulan2 pertama ini dilewati dengan banyak belajar untuk saling mengenal satu sama lain. Banyak momen asik dari mempelajari karekter dan kebiasaan orang yang entah dari mana tiba2 bertanggung jawab atas seluruh kehidupan kita. Asik karena semuanya terasa baru. semoga sensasi rasa barunya tetap terasa sampai di syurga yah. aamiin Salah satu pelajaran yang didapet setelah nikah adalah, berhenti membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain. Karena kita punya kehidupan masing2, goresan catnya masing2, font-nya masing2, karakter gambarnya masing2 Saya bersyukur bahwa Allah memberikan saya "teman belajar" yang asik dan mau belajar bareng dalam segala hal. Bahkan keamatiran kita berdua menjalani fase awal berumahtangga menjadi hal yang paling saya syukuri karena itu berarti ada banyak pula keseruan tak terduga yang malah bikin lucu kalau diinget-inget nanti Dan dalam menjalani hidup yang serba gak pasti ini yang terpenting untuk dilakukan adalah DOA. karena doa merupakan senjatanya orang mukmin, maka berdoalah meski cuma berdoa supaya suami pulang bawa seperangkat alat lukis (bukan kode) wkwk . -------- . Hari ini suamik nemenin saya nyorat-nyoret tembok ruangan Marcomm. Gak sabar buat lihat hasilnya kalo udah jadiiii 😍😍 . #lettering #strategicplanner #marcomm #diaryistri (di PKPU office)
3 notes · View notes
caputri · 7 years
Text
Tanggung Jawab
Dan dunia ini adalah ladang amal bagi yang merindukan akhirat.
Siang ini saya ketemu temen yang suaminya kerja di sebuah lembaga. Beliau mengeluh tentang suaminya yang berpikiran untuk resign dari lembaga tersebut karena tidak tahan dengan mark-up yang ada. Meskipun Indonesia punya banyak koruptor. Alhamdulillah saya belum pernah bekerja dengan salah satunya. Entah ini perlu disyukuri atau saya yang memang nggak berpengalaman?
Ayah saya wiraswasta, saya kerja jadi dosen. Maka cerita tentang mark up, jual beli projek, itu seperti hal yang jauh dari dunia saya. Cuma pernah dengar dari cerita. Jadinya pas diceritain temen ya berasa awkward gitu :p
Ketika dewasa, setiap pekerjaan kita harus dipandang dari dua konteks. Fiqih ahkam dan fiqih dakwah. Penerapan Islam di seluruh aspek kehidupan masih menjadi hal ideal yang harus kita ikhtiarkan. Itu artinya di dunia yang kita hadapi hari ini belum memungkinkan untuk menerapkan hukum syari’ah sepenuhnya. Butuh perjuangan keras untuk mewujudkannya. 
Rasanya pengen ngomong:
“Biar aman, mending pergi aja mbak. Cari kerjaan yang bebas dari hal-hal seperti itu”
Tapi saya urung mengatakan itu. Karena tempat kerja suami teman saya adalah lembaga yang mengelola aset rakyat. Dalam kaidah fiqih ahkam, tempat kerja itu membahayakan karena rawan membuat suami teman saya terseret. Sementara dalam kaidah fiqih dakwah, tempat kerja itu justeru bisa menjadi ladang amal yang subur.
Apa yang kita hadapi hari ini adalah cobaan yang mestinya menumbuhkan kemampuan kita dalam mencintai ummat, memerangi kedzaliman dan kebatilan.
Beribadah di dalam masjid memang nikmat. Tapi andaikata generasi zaman dahulu hanya duduk di dalam masjid, tak akan ada shirah pembebasan Eropa, tak akan ada shirah tentang kebijakan politik ummat.
Masjid tempat kita me-recharge energi. Sementara ummat adalah ladang amal kita. Saya mungkin masih terlalu hijau dalam memberi respon curhatan teman saya. Namun dalam hati saya berdoa semoga beliau sekeluarga diberi kekuatan.
*************************************
Belajarlah zuhud nak, agar kau tidak bisa dibeli dengan apapun. Agar kau bisa fokus memikirkan nasib ummat. Bukan hanya disibukkan oleh kebutuhanmu sendiri.
-Bapak-
27 notes · View notes
caputri · 7 years
Photo
Tumblr media
Sabtu kemarin habis nemenin Bomil ka @na_polaris jalan-jalan ke Kebun Binatang Ragunan.. tapi sebenernya lebih kayak nganter para suamik yang belom pernah ke Ragunan sih hhe Satu hal yang dapat diambil dari jalan-jalan kemarin adalah "jangan terlalu banyak berekspektasi".. hha, kayak kemarin pas bilang "itu buaya!" Tapi ternyata yang kelihatan cuma matanya doang.. atau setelah jalan lumayan jauh kita akhirnya melihat kandang, dan pas dilihat "yah kijang mah di IPB jg banyak".. wkwk Dan puncaknya ketika kita nyari aquarium.. setelah jalan lumayan jauh dan nanya-nanya ke orang di sana, akhirnya kita sampe di aquarium.. tapi isinya gak sesuai dengan ekspektasi bangeeeet (salah sendiri bayangin aquarium yang kayak seaworld wkwk) Begitu juga dalam berumah tangga.. seringnya kita ngebayangin gambaran ideal rumah tangga seperti saat kita masih jomblo dulu akan terwujud sempurna.. eeetapi bukan berarti kita gak boleh berekspektasi loh.. tapi kayak titah Mas Gun. "selalu sediakan ruang kecewa sebesar ruang harap kita".. dan jangan khawatir, karena ternyata ketidaksempurnaan harapan kita nanti akan disempurnakan kok oleh pasangan kita.. asaaal "kita harus membuka luas ruang penerimaan kita terhadap segala bentuk kekurangan dan kelebihan, segala bentuk kesalahan dan kebaikan".. lagi2 quotes di atas adalah titah mas Gun.. wkwk #latepost #jalanjalan #kebunbinatangragunan #diaryistri #yeaaykitatingginyasama (at Ragunan Zoo, South Jakarta)
2 notes · View notes
caputri · 7 years
Photo
Tumblr media
www.islamic-quotes.com
181 notes · View notes
caputri · 7 years
Text
Perbandingan
Kita bertemu begitu banyak orang. Bertemu dengan orang-orang baik, sekaligus mungkin yang menurut kita tidak baik. Bahkan tanpa sadar kita telah membuat kriteria tertentu terhadap orang lain berdasarkan apa yang kita inginkan.
Tumblr media
Salah satu fase paling menarik di usia 20-an lebih adalah ketika kita harus memutuskan dengan siapa kita akan menghabiskan usia. Seseorang yang membuat kita khawatir karena seseorang itu adalah orang asing. Dan kita harus memberikan kepercayaan, keyakinan, keselamatan, kesetiaan, bahkan apa-apa yang selama ini kita jaga dan tutupi dari orang lain, aurat kita misalnya.
Dan pertanyaan seperti itu terus bergulir. Bahkan saya sering mendapat pertanyaan bagaimana saya bisa yakin terhadap @ajinurafifah atau sebaliknya.
Kita akan dihadapkan pada begitu banyak sekali orang baik. Apalagi dengan pergaulan kita yang luas. Dengan pertemanan kita di kampus, di kantor, di organisasi, dimanapun. Bahkan seringkali orang baik itu adalah teman-teman kita sendiri. Dan tidak pernah ada salahnya ketika kita memutuskan untuk menikah dengan teman sendiri kan?
Pada akhirnya, pertanyaan-pertanyaan mengkhawatirkan tentang bagaimana menentukan, dengan siapa, dan bagaimana bisa. Semua itu akan menjadi pengalaman eksluksif bagi tiap-tiap orang. Tidak bisa dijawab dengan kata-kata karena semua itu berbentuk pengalaman emosi. Harus dirasakan.
Bahkan untuk menemukan jawaban itu, kadang kita harus mengalami berbagai banyak perasaan yang tidak menentu dan meresahkan. Hanya saja, ada satu hal penting yang harus dipahami; jangan membanding-bandingkan.
Orang baik itu banyak sekali tapi hanya ada satu yang tepat, selebihnya hanyalah ujian.
©kurniawangunadi
sumber gambar : Yuval Robichek
1K notes · View notes
caputri · 7 years
Photo
Tumblr media
jangan jangan hidup gelisah karena sholat belum bener.. jangan jangan rizki tertunda karena masih nunda nunda sholat… jangan jangan sholat masih dinomer sekian kan…
jangan jangan 😖😞
324 notes · View notes
caputri · 7 years
Photo
Tumblr media
"If you live an ordinary life, all you will have is ordinary stories..” - Aurora, Passengers Hari ke-25 kemana-mana masih bawa buku nikah.. khawatir kalau tiba-tiba digrebeg, karena disangka bocah pacaran.. wkwk Tiap pagi masih sering bilang "aaa udah nikaaah".. masih gak percaya sama diri sendiri "kok berani-beraninya nikah".. 😌 Masih inget pesen mamah, "sebagai istri, jangan banyak menuntut, sabar dan selalu berikan yg terbaik untuk suami".. juga pesen ibu, "sabar yah, setiap rumah tangga pasti dimulai dari nol.. kalian harus saling mendukung satu sama lain" Bismillah untuk 2017 dan tahun-tahun penuh petualangan selanjutnya :) . . #2017challenge #temenikah #harike25 #burupadanyusul #sapisapibulat #menggelinding #kesanakemari #efeknontonfilm #passengers
0 notes
caputri · 7 years
Photo
Tumblr media
Para suami, ingat satu hal; keterampilan paling penting yang harus Anda pelajari sebelum menikah adalah keterampilan mendengarkan curhat. Karena sangat tidak banyak suami yang pandai mendengarkan curhat, apalagi curhat istrinya. Kalau mendengarkan curhat teman sesama kantor, ada (banyak) suami yang pintar. Tetapi mendengarkan curhatnya istri, komentar-komentar yang sering ada di benak suami adalah, “Gitu aja kok diceritain, pentingnya dimana?” Yang sering muncul di kepala suami adalah, “Peristiwa itu (terjadi) berapa kali? Ini sudah cerita yang keempat!” . Setiap kali istri bercerita, anggaplah betapa pentingnya urusan itu. Karena yang dicurhatkan istri bisa menyebabkan (terjadinya) perang dunia ketiga. Anggaplah (cerita) itu sangat penting. Sehingga (ketika) diulang tiga kali pun, Anda harus merasa, “Ini baru yang pertama kali tho? Masya Allah…” . Inilah benteng-benteng terkuat yang bisa mengancam keutuhan rumah tangga; menjadi suami pendengar yang baik. Ini latihannya berat! Sangat serius! . Jadi, saya kemarin mengatakan, “Banyak rumah tangga mengalami konflik bukan karena kurangnya cinta, tapi kurangnya ilmu tentang cinta.” Termasuk ilmu tentang cinta adalah ilmu menengarkan, ilmu tentang menyimak tangis. . Hati-hati! Kalau Anda masih suka mengucapkan, “Buat apa menangis? Menangis tidak menyelesaikan masalah.” Ini potensi konflik! . Karena laki-laki yang dipuja oleh wanita, biasanya tidak menyuruh (istrinya) menghentikan tangis, apalagi bertanya “Buat apa menangis?” Laki-laki yang akan dipuja wanita itu, ciri-cirinya adalah menyediakan tempat yang nyaman untuk menangis (bagi istrinya) sampai tuntas; di bahunya, di sandarannya. . Dan inilah yang ada pada diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. . Bayangkan, kalau Anda tidak tangani (selesaikan) soal tangis itu, dia (istri) akan menangis pada orang (laki-laki) lain. . Wanita itu, selalu mencari telinga untuk mendengarkan curhatnya. Kalau Anda tidak mendengarkan curhatnya, dia akan mencari telinga lain. Maka, ini (merupakan) keterampilan penting bagi para laki-laki. . (Tausiyah Salim A Fillah)
belajar belajar.. jangan lelah untuk terus memperbaiki diri 💪. apapun peran yang kita jalani saat ini.
217 notes · View notes