Tumgik
bintanbu · 3 years
Text
just thinking what my mom did when she was in my age
just thinking what my mom did when she was in my age
I’m 30 now, literally 20 days ago if I counted based on my birth certificate but my Mom told me I was born 2 days before. Saying goodbye to my twenties with my solo life feels like nothing special on my birthday. I can say it’s like emptiness. I don’t know how to feel. Should I feeling sad since none of my friends gave me a birthday surprise or brought me a cake? even my family. It doesn’t mean I…
Tumblr media
View On WordPress
3 notes · View notes
bintanbu · 4 years
Text
Setiap kali gue merasa kecewa, gue harus mencari alasan untuk tidak kecewa. Gue harus selalu ada di posisi mengerti. Pada kondisi seperti ini, gue merasa jahat pada diri gue sendiri. Karena membuatkan diri gue menyakiti diri sendiri dan diam.
Do you think I have a choice??? Ya, but once I speak up they might be say that I'm not a good kid.
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
You made me feel unworthy. That's why I wanna go far away from you
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
What if I'm really gone, forever. I don't know but it's painful and makes me feel unworthy. It's hurt and I really wanna to be gone.
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
Reading book is the only way I know to find out how to fix myself to be a better person, and I know it's not enough.
But, instead of accusing me, can you appreciate what I've been trying to?
I know, no matter what I did and who I am, seems never enough for you.
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
Tolong ingatkan,,
Kelak jika ku punya anak, aku akan tetap meminta maaf jika aku memang salah. Aku akan melibatkan dia dalam mengambil keputusan, jika keputusan itu adalah terkait dengan dirinya. I won't shut their mouth. Jika memang anakku punya pandangan lain, aku akan dengarkan. Dan jika pendapatnya memang benar, aku akan mengakuinya. I want to be with them when they are growing up, so I'll know what happened to them and what they are dealing with. I want to be their parents and their best friend at the same time so they will tell everything to me. I will learn how to be a good person and a good parent so if they have a question in their thought, i will be the first person they will be asked for the answer. I won't let their soul has wound made by me and I won't let waste their lifetime to heal that wound. I want to be on their side when they need a company.
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
I'm not really good with heartbreak or pain. Once they made a big hole in my heart, I'm not the same person anymore.
One thing for sure, one day I'm the one who'll get out from the house.
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
Kadang gue kepikiran, apakah gue termasuk cewe-cewe phatetic yang mencari pelarian dengan ngebucinin dan jadi shipper aktor aktor BL. Tapi, gue defend diri gue dengan bilang that I'm in another level. I'm an observer. Bukan cuma masalah visual, but l'll take another value from what I did.
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
kadang hidup itu selucu itu,
ketika lo mengkhawatirkan orang lain yang belum tentu mengkhawatirkan diri lo. It’s such a waste. 
everyone is freaking out by Covid-19. Dan gue mengkhawatirkan orang lain. Sedangkan orang itu belum tentu khawatir tentang gue, inget aja belum tentu. Dan bodohnya gue lupa ada orang yang benar-benar mengkhawatirkan diri gue. Orang tua gue. Ngga cuma kali ini sih, mengkhawatirkan orang lain yang berada di sekitar gue padahal mereka belum tentu mengkhawatirkan gue. Orang yang benar-benar mengkhawatirkan gue jauh di sana. Orang tua gue.
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
7 November 2019
Tidak boleh merasa lelah untuk terus belajar,, tiga hari yang lalu seseorang menegurku. Karena lidahku yang katanya berbicara tanpa dipikir panjang terlebih dahulu. Tidak, aku tidak sakit hati. Karena memang dalam satu dua hal ia benar. Meskipun tidak semuanya anggapan dia tentangku aku terima. Tak apa, setiap orang boleh berasumsi sendiri. Toh hanya sebuah asumsi yang belum diuji kebenarannya dan suatu hari bisa berubah. kalau aku boleh mengikuti egoku, rasanya aku tak ingin pergi bekerja. Maunya di dalam kamar, menyendiri, dan tidak bertemu dengan siapapun. Rasanya campur aduk. Merasa bersalah sekaligus tidak percaya. Sempat aku berfikir berlebihan, overthinking, merembet kemana-mana dan rasa insecure aku kembali muncul. Tapi, aku mengatakan pada diriku sendiri, aku tidak boleh seperti itu. Aku menerima teguran itu untuk memperbaiki diriku. Aku harus menjalani hariku seperti biasa, bekerja profesional dan meninggalkan semua perasaanku di tempat yang seharusnya. Beberapa hari berikutnya aku berusaha untuk tetap fokus. Sekali dua kali aku teringat dengan kejadian itu, sesak dan begitu berat rasanya. seperti ada beban yang menggantung dikedua pundakku. Kembali aku bertanya, seburuk itu kah akibat yang aku buat?. Kadang ingin membela diriku, karena saat itu, saat aku mengeluarkan kata-kata itu, aku membutuhkan dukungan, perlindungan, rasa aman, dan rangkulan untuk memperkuat diriku. Mungkin dengan mengeluarkan semuanya akan membuat bebanku semakin berkurang. Pelajaran baru pun dimulai. Bagaimana tetap tenang dan menghadapi apa yang ada di depan mataku saat ini meskipun perasaanku campur aduk. Aku harus tetap bekerja dan pekerjaanku tidak boleh terpengaruh dengan apa yang aku rasakan saat itu. Ditambah masalah pekerjaan yang membuat emosi naik turun. Tidak, aku tidak boleh dikalahkan emosiku. Harus tetap tenang dan bersikap dengan baik. Dalam artian, semuanya harus ada dalam kontrolku. Apa yang aku rasakan, apa yang aku ingin katakan, dan tindakan yang akan aku ambil. Semuanya harus ada di dalam kontrolku. Rasanya ingin meledak dalam satu waktu. Permasalahanpun berganti. Beban dikedua pundakku bukan lagi masalah yang kubawa dari rumah. Tapi pekerjaan. Perlahan aku mulai bisa memisahkan mana yang harus aku simpan terlebih dahulu, dan mana yang harus aku pikirkan dan aku selesaikan. Sebagai manusia aku sadar bahwa aku tidak sempurna. Memiliki kekurangan. Mungkin saat ini sebagian dari diriku belum menerima sepenuhnya atas kekurangan yang aku miliki. Argumen penolakan masih aku lontarkan dalam pikiranku. Tak apa, normal menurutku. Itu sebuah proses agar aku tetap belajar untuk terus memperbaiki diriku. Aku berhasil. Tiga hari terakhir ini aku pisahkan beban pikiranku supaya tidak terlalu berat. Namun, tidak semua masalah bisa selesai dengan sendirinya dalam waktu yang singkat. Ketika pesawat mulai take off dari landasan, beban itu kembali menaiki pundakku. Perutku mulai menari-nari, seperti ada kupu-kupa yang terbang dalam lambungku. Dada kembali sesak dan ingin menangis sekencang-kencangnya. Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus ku lakukan. Perasaan bersalah sekaligus perasaan malu menyelimutiku. Rasanya aku ingin kembali pergi ke tempat lain. Menyendiri.  Tapi, seberat apapun perasaan itu, masalah harus aku hadapi. Entah dengan cara apa aku harus menyelesaikannya. Cukup kah dengan meminta maaf?. Temanku bilang "jika orang itu mencintaimu tentunya ia akan memaafkan kesalahanmu". Meskipun maafku tidak bisa memperbaiki apa yang telah terjadi di masa lalu.
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
30 Oktober 2019
two months to go to 2020 this December I will be 29. Time flies and I don't feel a good changes in my life. I can say it's getting worse.Wake up late, less prayer, wasting my time on youtube and social media. Instead of reaching my resolution, my move is getting far from that. broken heart. It gives powerful effect in people's life. Did you watch the angry bird 2? How Zeta changes after she was dumped by her fiancee in her wedding is the power of broken heart. I wish I can be powerful too. Maybe unlike Zeta, I can change my life better then her. But still, I move far from the way it should. The more I remember him, the more I hurt myself. It hurts a lot. I hate the way he responds my effort toward him.
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
25 Oktober 2019
aku duduk di dalam bus dengan jok dua di sebelah jendela. Biasanya aku tak berani membuka laptopku dalam bis umum seperti ini. Namun, kali ini aku harus melakukannya. I think I have to write it now. beberapa ahl penting tak ku tulisakan lagi di sini. Story about my confession and how do I feel about that. Story about my job dan orang-orang yang kuhadapi di dalamnya. Cerita tentang how supportive my Co TL and my co workers around me. Story about my family, my grandmother, my cousins, and grandmother in law. Trigger-nya sederhana, sepanjang perjalananku dari The Margo Hotel menuju Pool Bis Primajasa Cililitan aku meneruskan membaca e-book Joshua Miller "The Things Remains". Dengan ditemani alunan musik yang diputar oleh driver grab, kurasa itu lagu lawas, I read the part that give me inspiring. Menulis bukan masalah kamu bisa atau tidak, tapi kamu mau melakukannya atau tidak. Even kamu tidak ada ide untuk menuliskan sebuah cerita, Just sit down at least for two hours without any distraction. Duduk depan laptop kamu dan tuliskan semua ada yang di kepala kamu. Kalau memang blank, duduk saja. I think I should try it, every day. First I wanna tell my story about my confession. Ku rasa aku pernah menuliskan cerita perjalananku ke Bangka Belitung. Aku bertemu dengan seorang ibu-ibu yang duduk di samping ku, row 21 Garuda Soetta-Pangkal Pinang. Long short story, dia bisa membaca tentangku. Yes, she read my mind and my personality. What she said triggered me to make a confession to someone, by email. Yes, by email. sounds so crazy but that's the fact. I wrote the story about my conversation that triggered me to confess my feeling to him then I told --wrote-- that I like him and I believe he is the right one. I sent it by email. Lol. But the aftermath makes me crazy and feeling down. I mean, I never get the reply. He never answer it and I don't know his feeling towards me. Well, I never ask him to reply my email, literally. But I expect he will reply it. My bad, I expect it. Tapi yang membuat aku terluka bukan tentang perasaan dia terhadapku. Tapi cara dia merespon emailku. Dia mute akun IG ku, he hide IG story for me, dia mute atau mungkin block nomor WA ku. He is like a coward. Padaha kalau memang tidak suka ya tinggal bilang tidak suka. Tell me that he doesn't like me, he can reject me tho. Cara dia merspon membuat aku menduga-duga, apakah aku sangat mengganggu baginya. Am I really annoying him so he won't me in his life 'till he block my number and social media like I am a spam olshop. It hurts me a lot. Tapi aku mencoba mengumpulkan energiku dan menggunakan logikaku. I have to move on and it's not my fault he reject me. Sekali lagi, aku tidak mau menangisi orang lain yang tidak memberikan arti bagi kehidupanku. His shitty attitude doesn't deserve my attention. Bu Rika dan mas Rakhmat pernah bilang, orang yang berhak menyakiti kamu adalah yang mencintai kamu, yang lain biarkan. Don't give a damn on it. So, surprisingly, I removed him from my follower and move on.
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
10 Oktober 2019
saat ini aku duduk di salah satu bangku starbucks di Cibubur. Lucu memang, hari ini aku tak masuk kerja. Tapi malam masih bisa keluar dan akan pergi menuju suatu kota. Aku mengecek iphone 6 ku yang sudah usang, karena tak terdengar notif masuk. Ternyata sudah jam 9 malam, pantas saja notifnya tak terdengar, mode malamku sudah aktif. Aku baru selesai mandi dan harus segera mengeringkan rambutku. Aku membuka laci meja belajarku dan mengambil hairdryer yang tepat berada disebelah kiri tanganku. "Ternyata cukup lama aku menunggu hujan reda di Ballanova", gumamku. Aku menyambungkan kabel pengering rambutku dan mulai mengarahkannya ke rambutku. Seperti biasa, aku mengeringkan rambutku sambil duduk diujung kasur dan menatap layar handphone ku. Pikiranku melayang sembari menyisir rambutku dengan jemariku. Sampai kapan aku akan seperti ini?. Rasanya sudah lelah menghabiskan dua jam di perjalanan dan harus menunggu reda ketika hujan cukup deras. Sampai kapan aku akan tinggal di sini?. Rasa malu ku cukup besar karena terlalu sering merepotkannya. Bukan aku tidak suka, hanya saja aku tak nyaman. Bukan, bukan di sini tidak nyaman, tetapi dalam hatiku. Kupikir sudah seharusnya aku hidup mandiri dan tidak merepotkan orang lain. Sudah seharusnya aku mengurus diriku sendiri, membayar uang sewa dengan gajiku, memikirkan diriku sendiri dan menjalani hidupku sesuai dengan keinginanku. Aku tenggelam dalam lamunanku, membayangkan jika aku memiliki tempat tinggal sendiri dekat dengan tempat kerjaku. Aku akan pergi ke gym sepulang kantor, memasak masakan sehat untuk diriku sendiri, pampering myself with the sheet mask. I will make myself like a vacation. Tak terasa rambutku sudah lumayan kering. Aku mematikan pengering rambutku dan merapikannya kembali ke dalam laci. Lalu aku mulai mengambil beberapa toner, serum, dan moisturizer perawatan malamku. Kali ini aku harus membuang lamunanku dan fokus pada skincare ku. Terkadang plin plan, tanpa sadar mengaplikasikan sunscreen atau menggunakan moisturizer sebelum serum gara-gara gagal fokus dan tenggelam dalam lamunanku. Aku mengambil hape ku dan mematikan beberapa lampu dan membiarkan lampu tidurku menyala. Aku menghela nafas cukup panjang. Menarik selimutku dan berbaring di atas kasur sambil membuka instagramku. Aku tau itu buruk, jangan pernah membuka hape mu ketika akan tidur. Itu benar-benar buruk dan bisa membuatmu tidak tidur. Anehnya, badanku tidak lelah sama sekali. Aku tidak mengantuk dan pikiranku masih kemana-mana. Pekerjaan, orang-orang yang di sekelilingku, dan hal itu muncul lagi di kepalaku. Meskipun jawabannya sudah cukup jelas, tapi aku masih belum menerima kenyataannya. Rasanya aku ingin menganggap itu tidak nyata. Bahkan aku berpikir ini adalah karma untukku. Lalu aku mengingat-ingat berapa orang yang hatinya tersakiti olehku. Berapa orang yang ku tolak dan ku buat patah hati. Bodohnya aku teringat M**dz. Dia adalah orang yang paling sakit hati karenaku, menurutku. Menolaknya dan memutuskan hubungan dengannya dengan cara yang cukup kasar menurutku. Aku block nomor hp nya, aku menghindarinya bahkan aku biarkan ART yang menemuinya. Padahal jika aku bersikap sedikit lembut mungkin aku tidak akan begitu merasa bersalah.
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
10 September 2019
Respon dari rasa sakit yang kita rasakan itu berbeda-beda. Bisa dengan menangis dan bersedih. Atau bisa juga dengan berusaha tetap tegar seolah olah apa yang menimpa kita adalah hal kecil dan bukan apa-apa. seorang ibu duduk diatas sebuah silinder metal, kurasa itu spare part bis yang mungkin sengaja disimpan disana oleh kru bus, tepat dibagian tengah bis tanpa jok penumpang di bus APTB menuju Bogor. Langit sudah gelap dan aku hanya bisa melihat samar wajahnya dengan penerangan bus seadanya. Saat lampu jalan menembus jendela kiri bis, ku lihat wajah si Ibu begitu lelah, menyimpan kesedihan dan kehawatiran. Juga kesepian. Lihatlah, ia tampak begitu menyedihkan. Aku mencoba berkaca padanya. Apa yang aku rasakan saat ini mungkin jauh lebih ringan dibandingkan dengan yang ibu itu rasakan. Mukaku tak sekusut itu saat ini. Hm, mungkin aku sendiri yang memperburuk suasana hatiku sendiri. Terlalu berpikir jauh dan beramsumsi sendiri. Ditambah dengan lagu Crying Over you oleh Honne yang membawa pikiranku semakin jauh. Aku melihat keluar jendela dan hanya bisa melihat bagian atas lampu jalan berbaris searah dengan Jalur LRT yang masih dalam tahap pembangunan. Kenapa? kenapa harus aku sendiri yang merasakan ini? ku pikir dia pun merasakan yang sama. Kenapa? kenapa dia harus bersembunyi seperti itu. Terkesan menghindariku dan aku ini sangat mengganggu. Padahal kupikir aku cukup tau diri. Tidak semua IG story-nya ku komentari. Aku cukup tau diri untuk tidak mengganggunya. Aku cukup tau diri ketika aku menyampaikan apa yang aku rasakan dan yang aku pikirkan tentangnya. Anehnya, meskipun aku merasa sedih dan kecewa, aku masih bisa melaluinya tanpa drama. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Meskipun aku mempertanyakan hal yang sama seperti sebelumnya. Apa yang salah dariku? ya, aku tahu aku tidak sebaik orang kira tentangku. Banyak hal yang aku tau itu salah tetapi tetap aku lakukan. Apa ini harga yang harus aku bayar atas apa yang aku lakukan? Rasanya aku ingin menemuinya dan bertanya langsung padanya. Tapi jika kulakukan artinya feeling brain aku sudah membunuh thinking brain aku. Artinya aku kalah melawan egoku. Aku kalah melawan diri aku sendiri. Be classy. Itu prinsipku. Jangan sampai tindakanku menjadi boomerang dan balik menyerangku. Jangan sampai apa yang kulakukan membuat dia semakin tidak suka padaku. Lebih baik dia tidak memiliki perasaan apapun terhadapku dibanding dia harus benci padaku. Mungkin salah dua cara untuk melaluinya adalah membuat diriku tetap sibuk dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarku. Ya, untungnya banyak pekerjaan yang menghampiriku jadi aku bisa mengalihkan perhatianku. Untungnya grup relawan kali ini juga menarik perhatianku dan cukup untuk melupakan kesedihanku.
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
3 Oktober 2019
Life to the fullest. Sering kita mendengar nasihat ini agar hidup kita lebih bermakna. Setiap orang mencari cara untuk mencapainya dengan versi yang berbeda Ada yang mengejar impianAda yang hidup apa adanya dan menjalani apa yang ada di depan mata mereka yang pasti, bukan soal siapa lebih hebat dari siapaBukan membandingkan kehidupan seseorang dengan kehidupan orang lainTapi bagaimana kamu menjadi versi terbaikmu untuk menjalani kehidupanmuMelakukan yang terbaik untuk setiap hal yang kamu kerjakanMenikmati setiap permasalahan tanpa beban
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
7 Agustus 2019
10 Things that I'm grateful for
I can eat what I want regardless the price
I can buy many BTS merchs even it is relatively expensive
Jam masuk ngga mengikat, so I'm not worry coming late if the traffic is bad
I can come home early if something come up, no finger print
I can pay the bills, ngga pernah nunggak
Somebody doing my laundry
Somebody clean up my bedroom
Having a job, some people don't
Self control better
I can buy a book I wanna read
0 notes
bintanbu · 4 years
Text
6 Agustus 2019
Mimpi itu masih terasa nyata. Aku bisa mengingatnya dengan jelas, bahkan rasanya pun aku tak lupa.Baiklah, mungkin aku terlalu berharap. Mencoba berkali-kali untuk berhenti pun, masih tetap kulakukan.Sang pujangga bisa mengisahkan tentangku seperti ini, "Mungkin kau terlanjur menurunkan jangkarmu sebelum ia ijinkan kau melabuhkan perahumu di dermaganya"
0 notes