Tumgik
bellkartika · 3 months
Text
Turning 25
Bulan depan umur gw bakalan genap seperempat abad. Dua puluh lima tahun. Di umur segini tuh harusnya udah settle dalama banyak hal. Entah emosi, pekerjaan, relationship, dan hal-hal yang keliatan lainnya. Eh tapi "harusnya" tuh versi siapa sih?
Kalau di media sosial, temen-temen seumur gw tuh udah pada "mapan". Punya pekerjaan tetap, selesai S2, nikah, punya anak kedua dan sederet kenyamanan hidup lainnya.
Tapi disinilah gw, baru kelar S1, struggling nyari kerja, keteteran ngurusin kerjaan domestik, sering lupa nyuci piring dan nyuci baju, ngurusin adek yang masih pada bocil, beresin masalah mental, bangun pagi buat ngajar dan begadang untuk nyelesain target artikel. Bertahan hidup dengan jadi buruh konten dan guru honorer.
Meskipun gw tau bahwa seharusnya gw ga membandingkan hidup dengan mereka, tapi sedikit banyak itu mempengaruhi gw.
Seperti, gw merasa selalu tertinggal dari temen-temen. Merasa tidak cukup baik, tidak cukup sukses, dan tidak tidak lainnya. Pikiran yang bikin gw merasa inferior. Insecure. Merasa kecil.
Tapi setelah dipikir lagi, kok gw jadi jahat banget ya ke diri sendiri. Bukankah gw sudah menjalani hidup yang gw pilih sendiri? Milihnya pun ga sembarangan, gw udah mempertimbangkan dan menilai banyak hal sebelum memutuskan ini.
Gw juga udah melakukan segala hal yang gw bisa untuk hidup gw sendiri. Gw udah melakukan yang terbaik yang gw mampu. Mulai dari tahun gap year dimana gw belajar dan sambil kerja sendirian, tahun-tahun di kampus yang hidup dari banyak lomba dan organisasi, tahun skripsian dimana gw mulai kerja juga, dan hari-hari berat setelah kematian ibu, sebagai anak perempuan tertua dan satu-satunya, otomatis peran ibu jadi turun ke gw.
Belum lagi gw yang mulai aware sama kondisi mental, ketemu profesional buat nyari bantuan, kelas-kelas weekend buat upgrade diri, belajar memvalidasi semua emosi, sambil juga menemani adek-adek gw bertumbuh.
Gw emang ga sempurna, banyak salah tentu saja. But, I really do my best. Hidup gw dari dulu emang udah penuh perjuangan. Jahat banget kalau gw ga menghargai semua usaha dan kerja keras itu hanya karena hasilnya ga sama dengan orang lain. Gw emang udah memilih jalan yang berbeda, maka wajar hasilnya juga beda.
Kalau inget salah satu bahasan di bukunya Mbak Puty, ada satu konsep yang disebut dengan decision fatigue. Kita terpapar banyak sekali pilihan sehingga untuk menentukan pilihan aja udah capek. Konsep ini juga bikin kita berpikir kalau kita mengambil pilihan yang ga kita ambil sekarang, hasilnya akan lebih baik. Seolah-olah kita bisa mereset dan memilih ulang.
Kita jadi iri dengan hidup orang hanya karena kita merasa "gw juga bisa gitu andai gw ga milih jalan ini". Padahal mah kita itu udah punya battle dan lahan pahala masing-masing. Udah punya jalan hidup yang emang beda-beda.
Jadi, di usia ke 25 ini, alih-alih mengejar pencapain duniawi yang mentereng, gw lebih ingin jadi manusia yang lebih baik aja. Manusia yang lebih bisa berempati ke sesama. Jadi orang yang lebih tenang, lebih lapang nerima semua bentuk takdir yang dateng, bisa bahagia liat temen bahagia. Juga orang yang bisa percaya dan menghargai diri sendiri.
Gw tentu saja masih punya mimpi dan masih butuh kerjaan yang lebih baik, tapi dibandingkan menjadikan itu pencapaian, gw lebih ingin melihatnya sebagai milestone yang mendekatkan gw ke tujuan.
Gapapa jalan pelan dan selow, atau jadi seorang medioker yang hidupnya biasa banget, selama ga merugikan orang lain, dan bisa ngasih manfaat ke sekitar. Kenapa engga?
4 notes · View notes
bellkartika · 1 year
Text
Travel and tell no one. Live a true love story and tell no one. Live happily and tell no one. People ruin beautiful things.
Khalil Gibran
59K notes · View notes
bellkartika · 1 year
Text
Lihatlah orang lain dengan pandangan yang baik-baik. Sebab bisa jadi ibadahnya lebih banyak, bisa jadi hatinya lebih bersih, bisa jadi istighfarnya lebih sering, bisa jadi sedekahnya tak terhitung, bisa jadi bakti kepada orangtuanya tak terhenti, bisa jadi ia jauh lebih baik dari kita dari segala sisi.
Agar kita tidak mudah memandang orang lain lebih rendah dari kita, agar kita selalu bisa memasang prasangka yang baik terhadap siapapun, agar Allaah mengizinkan kita kembali kepada-Nya dalam keadaan hati yang selamat :')
Semoga kita menjadi bagian terpilih sebagai hamba-hamba Allaah yang diizinkan masuk Surga-Nya karena rahmat-Nya :') Aamiin.
@tenangkanasa
616 notes · View notes
bellkartika · 1 year
Text
Untuk segala amal dan kebaikan: Lakukan kemudian Lupakan.
Semoga Allah melindungi hati kita semua dari rasa ujub dan riya. Aamiin.
316 notes · View notes
bellkartika · 1 year
Text
Masa depan Sudah berapa lama kita hanyut pada hal-hal yang tak pasti. Terlalu resah dengan masa depan. Sampai tak menikmati hari ini. Setuju jika masa depan berharga. Tapi hari ini juga berharga. Ada nafas yang masih berhembus. Ada keluaga yang masih disisi. Ada waktu yang belum pergi. Sisahkan waktu untuk dirimu menghargai dirimu. Dengan menghubungi orang yang kita cintai. Dengan membaca sebait puisi. Atau sekedar bermain dengan kucing yang kita miliki.
59 notes · View notes
bellkartika · 1 year
Text
Tidak selalu siapa yang cepat ia yang dapat, tidak selalu juga siapa berani ia yang pasti memiliki. Kamu tahu? Ada banyak hal yang tidak bisa dijangkau oleh tangan dan akal kita. Dari mulai karir, rezeki, bahkan soal pasangan hati. Sebab apa yang sedari awal bukan ditakdirkan untukmu, selamanya kamu tidak akan pernah memilikinya, meskipun kamu cepat dan berani.
Tangan kita tidak mungkin selalu bisa menggapai apa yang kita inginkan, begitulah cara Tuhan mengajarkan sabar dan doa pada hamba-Nya.
Akal pikiran, hati dan otak kita tidak akan pernah kuat jika harus berpikir dan merasakan segala hal, ujung-ujungnya pasti akan tumpah dengan air mata. Karena itulah mengapa Tuhan mengajarkan agar tidak bersandar pada pundak manusia.
Sudah, usia yang bertambah ini seharusnya menjadikanmu semakin dewasa dalam menyikapi. Tidak terburu-buru dan tidak pula segala hal harus kamu respon. Beberapa ada yang sebaiknya cukup kamu baca kemudian biarkan, tanpa berkomentar dan memikirkannya.
Dewasa itu mulai menyaring mana yang menjadi prioritasmu, mana yang sebaiknya kamu lakukan terlebih dahulu. Jadi, jangan selalu berpikir harus selalu "cepat" agar bisa "dapat", mulailah dengan cara yang baik, konsistenlah dengan kebaikan yang ada, lakukan dengan cara yang baik, berdoalah dengan doa yang baik, maka nanti Tuhan akan mempertemukanmu dengan apa yang ditakdirkan untukmu.
@jndmmsyhd
854 notes · View notes
bellkartika · 2 years
Text
“Doa itu seperti jembatan. Ia menghubungkan sesuatu yang jauh bahkan melintasi ruang dan waktu. Kita bisa berdoa untuk masa lalu, hari ini, dan masa depan. Kita juga bisa mengirim doa untuk orang yang jauh bahkan yang tidak kita kenal. Sebab doa itu saling mengenal dengan iman, dimana orang-orang yang percaya kepada Tuhan saling bercengkerama di langit sana. Dan Tuhan mempertemukan doa-doa yang saling mencintai satu sama lain.”
Kurniawan Gunadi (via kurniawangunadi)
pernah menulis ini, dan tulisan ini juga jadi jembatan pengingat antara masa lalu dan hari ini.
3K notes · View notes
bellkartika · 2 years
Text
“Sometimes not telling people anything is a good thing.”
— Jason Myers
544 notes · View notes
bellkartika · 2 years
Text
Tidak ada yang benar-benar terlambat untuk merubah arah, mungkin kamu sudah kehilangan kesempatan, tapi sebenarnya kamu tetap memiliki pilihan untuk memperbaiki atau membiarkan penyesalan itu tetap ada.
Pada kesempatan yang sudah terlewat akhirnya menyadarkanmu soal jangan lagi memilih karena nafsu dan terburu-buru. Pada pilihan yang salah dan ternyata kamu malah memilihnya, ternyata ada pesan bahwa apapun itu pilihanmu maka kamu harus tetap tanggung jawab, jangan pergi dan menghindari.
Kamu tidak pernah benar-benar sendirian, ada banyak manusia yang pernah salah langkahnya, ada jutaan orang yang pernah menyesal dengan pilihannya, dan ternyata ada jutaan manusia yang akhirnya tetap memilih sabar dalam menjalani hari-harinya dengan baik, sebagai bentuk tanggung jawabnya pada Tuhan.
Jika salah jalanmu maka segeralah berbalik, jika salah niatmu maka segera ubah kemudian luruskan. Ajaklah hatimu untuk berdiskusi soal menentukan langkah dan tujuan masa depan, bicarakan padanya soal mana yang lebih menenangkan.
"Sebab tidaklah mudah menjalani keputusan yang hati saja menolak untuk menerimanya, apalagi soal keputusan-keputusan besar dalam hidupmu, libatkan hati dalam berdoa. Ia penting, namun sering dilupakan"
Kira-kira, kapan terakhir kali kamu berbicara dengan hatimu?
Ajak bicara, ya :')
@jndmmsyhd
531 notes · View notes
bellkartika · 2 years
Text
Beberapa kali saya melakukan wawancara dalam proses mencari pekerjaan ada sebuah pertanyaan yang seringkali membuat saya ingin mengelus dada dan berusaha untuk sabar menjawabnya. Mayoritas pertanyaan ini juga muncul dari pewawancara yang memang laki-laki.
Namun, puncaknya adalah saat wawancara di sebuah perusahaan bumn yang diselenggarakan secara langsung di Bandung yang baru saja saya laksanakan kemarin. Dengan raut wajah yang tidak begitu menyenangkan dan gaya bicara yang santai beliau menanyakan;
Kamu perempuan kok elektro/listrik?
Emang bisa perempuan di elektro/listrik?
Kalo perempuan mah gak usah ngelamar, dilamar aja harusnya.
SMA kok ambilnya elektro/listrik sih, harusnya dari SMK.
Jujur, saya sedikit kesal mendengar pertanyaan tersebut. Namun kembali lagi, orang-orang yang memang mempunyai pikiran lebih luas saya yakin tidak akan bertanya seperti itu. Dan saat itu cukup saya anggap beliau memang belum tahu. Saat ini banyak sekali perempuan yang telah menuntut ilmu dan berkarir di bidang STEM ( Science, Technology, Engineering, Mathematics).
Menurut saya setiap orang baik laki2 atau perempuan saat ini mempunyai kesempatan yg sama untuk menuntut ilmu, mengembangkan bakat, dan minat yg dimiliki untuk mempelajari sebuah bidang.
Untuk program studi saya sendiri di teknologi listrik, memang tidak ada ketentuan atau persyaratan khusus bahwa yg dapat menempuh bidang ini atau yg bisa mempelajari bidang ini hanya laki2 saja. Jadi menurut saya sah2 saja apabila saya sebagai perempuan juga terjun untuk belajar di bidang ini, tidak menjadi sebuah masalah.
Untuk sampai di titik ini pun bagi saya bukan sebuah hal yang mudah. Saya menyelesaikannya dengan usaha yang penuh, kemauan dan tekad yg kuat untuk dapat mempelajari segalanya dari awal hingga akhirnya bisa sampai di titik ini.
Dan saya yakin setiap ilmu yang kita pelajari apabila benar-benar diniatkan secara murni semata-mata untuk menuntut ilmu dan menjadi insan yang berilmu, baik ilmu tersebut nantinya akan dikembangkan untuk berkarir di bidang yg sesuai ataupun tidak linier dengan jurusan akan  senantiasa menghasilkan kebermanfaatan dan tidak akan mungkin hilang begitu saja.
Saya selalu berusaha menanamkan dalam diri saya bahwa apa saja yang diniatkan dengan baik pasti akan sampai pada sesuatu yang baik pula. Menjadi sebuah learning process juga bagi saya, bahwa semakin dewasa memang akan banyak menemui orang2 baru dengan pemikiran yang juga selalu berbeda. Hal tersebut akan selalu mengiringi, namun pastikan kita selalu dapat berkembang dan banyak belajar dari pengalaman maupun orang-orang yang kita temui.
0 notes
bellkartika · 3 years
Photo
Thank you for this beautiful words💙
Tumblr media
Click here if you had a bad day
23K notes · View notes
bellkartika · 3 years
Text
“you are still learning. you are still changing. you are still growing. breathe. you will find your way.”
— Unknown
1K notes · View notes
bellkartika · 3 years
Text
Rasa-rasanya baru kemarin euforia pergantian tahun 2021 ditayangkan di beberapa media massa. Walaupun tentu saja tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Karena kita tahu bahwa keadaan belum cukup membaik, corona masih belum lenyap dari tanah air bahkan sewaktu-waktu masih terus meningkat. Awal tahun tidak begitu berbeda dari hari-hari biasanya, dijalani dengan penuh harap agar keadaan dapat segera membaik dan pulih. Agar kehidupan dapat dijalani dengan nyaman dan damai layaknya kehidupan normal yang kita semua rindukan sebelumnya. Tidak ketinggalan, untuk memaksimalkan momentum fresh start effect yang biasanya dirasakan setiap awal tahun baru, aku pun dengan penuh semangat menyusun beberapa goals dan list-list besar yang harapannya dapat terwujud dan perlahan dalam prosesnya akan menjadi habit baru yang kemudian dapat dirasakan manfaatnya bagi diriku di tahun ini agar senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik. Minggu akhir di bulan Desember aku menemukan informasi webinar yang membahas mengenai fresh start effect ini untuk memulai habit baru dan merancang goals yang ingin dicapai di tahun ini. Menarik sekali pikirku dalam hati. Maka tanpa pikir panjang, aku mendaftarkan diri dan men-setting google calender agar tidak lupa mengenai webinar ini. Singkat cerita webinar ini sangat membuatku semangat untuk menghadapi tahun baru yang akan dijalani dengan berbagai to do list yang telah dirancang lebih rapi dan terukur agar harapannya dapat dilakukan dengan istiqomah dan rutin 12 bulan ke depan.
6 bulan berlalu, tak terasa saat ini sudah memasuki bulan Juni. Banyak sekali hal-hal di luar kendali yang terjadi. Sembari mencoba tetap istiqomah untuk menjalani to do list yang telah direncanakan sebelumnya, ternyata hal yang menarik adalah saat tiba-tiba hal yang telah direncanakan belum dapat ditunaikan atau memang tidak bisa dilanjutkan kembali karna mungkin tidak relevan dengan keadaan yang dijalani saat ini. Dari situlah aku harus mencoba ikhlas dan tetap semangat untuk mengganti beberapa to do list ke depan. Untukku menuliskan hal-hal yang ingin dicapai itu such a magical things yang memberi energi tersendiri. Bukan strict yang mana tujuan itu harus tercapai sesuai keinginan persis. Tapi membantu diriku untuk terus keep on track, untuk terus tetap 'mengayuh sepeda' walaupun terkadang harus berganti rute bahkan mungkin pada akhirnya mengubah destinasi akhir. But it's all worth at the end, aku meyakini. Karena udah terus berusaha dan ngga berfikir berhenti aja udah sangat keren. Dari perjalanan 'mengubah rute' dan sebagainya itu justru yang berharga. Karena ngga setiap jalan itu mulus dan sesuai dengan apa yang kita bayangkan, banyak learning process yang satu persatu mau ngga mau harus kita hadapi. Bukan hal yang mudah, 3 bulan pertama saja rasanya sudah babak belur dihadapkan berbagai realita yang harus dijalani. Banyak sekali penyesuaian yang harus dilakukan untuk bisa tetap bertahan dan menuai akhir. Berusaha menikmati dan mencintai proses bahwa ngga ada hal yang permanen dan terus percaya pasti akan ada hal baik nantinya kalau kita mau bersabar itulah yang merawat tekad untuk tetap kuat menjalaninya dan realistis membuka mata bahwa beberapa hal memang ngga selalu sesuai keinginan tapi pasti pada akhirnya bakal selalu bermuara pada ending yang baik. Memasukin pertengahan tahun ini, mencoba menilik kembali perjalanan yang telah dilalui rasanya cepat sekali. Padahal saat dijalani terkadang satu hari berjalan sangat lama, karna mungkin keadaan tidak selalu menyenangkan. Jikalau bukan karena Allah yang berikan kekuatan pastilah tidak akan mampu menjalani hari dengan baik barang sedetik pun. Untuk waktu yang tersisa. Masih ada enam bulan kedepan untuk terus memaksimalkan usaha dan ikhtiar yang bisa dilakukan. Jangan pernah ragu untuk memulai langkah-langkah kecil yang mungkin sampai saat ini belum sampai terlaksana. Dan perlu untuk selalu diingat
Kita hanyalah seorang hamba, sebaik-baiknya perencana adalah Allah SWT. Meyakini dan percaya bahwa semudah atau sesulit apapun terkadang hidup ini. Pasti ada sesuatu hal yang Allah ingin kita untuk dapat mengambil hikmahnya, yang mana pasti untuk kebaikan diri kita sendiri. Semoga kita dapat terus berbaik sangka dan diberikan petunjuk untuk dapat mensyukuri segala ketentuan-Nya.
Pengingat diri ini yang seringkali mengeluh dalam menjalani hari-hari. Namun ingin terus memperbaiki diri selagi masih diberikan umur. Semoga Allah selalu berikan petunjuk serta mampukan diri ini agar dapat senantiasa terwujud segala harap dan sampai pada tujuan yang Allah ridhai. Semangat, bell🤗
1 note · View note
bellkartika · 3 years
Text
To be alive requires you to be courageous. You need to be brave to dream. To apply for things you might not qualify for. To want things that people have told you to reconsider. To not settle for less. To get up and try again. To discover things. To be with people. To have a live fully lived. 
Being courageous often means being accustomed to failures and rejections. That polite smile and a small handwave. Telling you softly to go on and move to the next thing. Being courageous means picking up your pride and dream and self-worth and taking a very good care of them. They will take you places when you let them.
There is really no use in shielding yourself from making choices, from speaking out, from being honest, from saying no, from trying too hard - from being you. Go on, live, and be courageous. 
24 notes · View notes
bellkartika · 3 years
Text
Pada masing-masing putaran anak tangga, kita akan paham jika setiap satu kesukaran yang datang dalam hidup akan Dia berikan dua kemudahan. Kita hanya diminta untuk menjadikan sholat dan sabar sebagai penolong, ia kan? :)
Jangan bersedih, kamu tidak sendiri. Ada aku yang akan membersamaimu menapaki satu demi satu anak tangga. Menggenggami jemarimu, meredam sedihmu, mengubah laramu menjadi simpul senyuman. Teman, kita punya Allah yang Maha dari segala Maha. Jangan risau, jangan takut, jangan sedih.. ada Allah❤️
Didekatkan dengan orang-orang yang sederhana dalam hal apapun jauh lebih menentramkan, dengannya kita tidak perlu berpura-pura terlihat hebat. Walau kadang ada khilaf kata dan perbuatan namun tidak mampu menandingi dan menggantikan banyaknya kebaikan. Inni uhibbukunnah fiillah :')
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmushsholihaat.
Fath D. Humairah || Kolong Langit, 18 Februari 2021
92 notes · View notes
bellkartika · 3 years
Text
[Tentang Langit di Jogjakarta]
Everytime I have no things to do. I came out from my room and saw the beauty of the sky.  Especially when it was raining outside. I always love to see the sky in every its conditions. I truly admire how the sky can calm down my heart whenever I looked up at.
Seringkali aku duduk sejenak, menghirup udara dalam - dalam sambil melihat langit di balkon kos ku ini. Di Jogjakarta. Langitnya selalu indah di segala cuaca. Saat pagi masih berembun, saat terik panas siang hari, saat sore matahari perlahan tenggelam, bahkan saat hujan di malam hari. Setiap kali melihatnya hatiku merasakan sedikit kedamaian. Aku ingin menjadi seperti langit. Dengan sabar dan syukur yang terhampar luas tak memiliki batas. Dengan membuat setiap jiwa yang memandang merasakan teduh dan tenangnya.
Duduk di balkon itu sambil melihat langit, terkadang membawa pikiranku jauh melayang ke masa depan dan masa lalu.
Tak sering ku sadari disinilah aku sekarang, di Jogjakarta. Alhamdulillah. Saat terdiam dan merenung, menarik garis kembali ke beberapa fase kehidupan mengingatkan ku akan banyak sekali "hadiah" yang Sang Pencipta berikan dengan sangat baiknya kepadaku.
Dahulu, aku ingin sekali bisa berkuliah di Jogjakarta, tepatnya di UGM ini. Dan Allah dengan Maha Baiknya memberikan aku kesempatan ini, tidak mudah memang. Melalui pagi, siang dan malam yang panjang serta air mata yang banyak ku simpan diam-diam. Allah ingin melihat kesungguhanku terlebih dahulu sehingga aku harus melalui 7x penolakan di sana sini hingga akhirnya Allah melihat aku telah siap dan ini merupakan waktu yang tepat untuk ku. Dan qadarallah Allah wujudkan mimpi tersebut walaupun dengan sedikit berbeda yaitu dengan jurusan yang Allah pilihkan untuk ku, yang nyatanya di akhir waktu kuliahku aku baru menyadari ini hal yang sangat berharga dan perlahan mulai menyukainya. Alhamdulillah.
Setelahnya, aku berharap bisa dipertemukan oleh manusia manusia yang baik hatinya dan baik budinya yang akan menyumbangkan ilmu dan menuntunku pada banyak kesempatan baik. Tanpa disadari nikmat tersebut juga aku dapatkan disini, Allah pertemukan ku dengan lingkungan, teman-teman, guru bahkan orang di jalanan yang sungguh baik mendoakan dg tulus. Alhamdulillah. Dan pernah terbesit dalam benak ku, saat tugas akhir nanti aku ingin membuat sebuah alat, karya hasil akhir ku dalam perjalanan kuliah ini. Karna dulu ku pikir membuat alat itu keren *sebelum ku tahu itu sangat rumit ya, hehe maklum maba* dan MasyaAllah tidak disangka Allah berikan kesempatan membuat alat untuk ku sebagai tugas akhir, walaupun dengan jalan yang sangat mengejutkan dan awalnya ku lalui dengan terpaksa saat itu. Dan walaupun alat tersebut ngga sekeren yang ku bayangkan dahulu hehe. Kemudian aku menyadari, bukankah ini dulu juga menjadi keinginanku. Alhamdulillah lagi - lagi Allah Maha Baik semuanya atas izin dan pertolongan-Nya aku dapat menyelesaikannya dengan baik.
Beberapa hal yang belum tercapai saat kuliah aku sadari murni karena diriku yang seringkali menyianyiakan kesempatan dan waktu yang Allah berikan. Dulu seringkali aku menyesalinya, "kenapa ya dulu aku ngga gini2, padahal aku punya wishlist untuk ikut ini itu, ikut lomba ikut team ini itu, hm kenapa dulu ngga aku coba ya". Tapi namanya penyesalan tidak akan mengubah apapun di masa sekarang, seringkali malah membuat stress sendiri. Sembari aku menyadari betapa banyak nikmat yang Allah berikan, harusnya aku lebih fokus untuk mensyukurinya. Dan untuk hal-hal yang telah terjadi dan beberapa yang belum sempat ku lakukan, biarlah menjadi pelajaran berharga untuk ku agar tidak mengulanginya lagi dan lebih bijak untuk melihat dengan jernih segala nikmat kesempatan-Nya untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya apabila aku menemukannya lagi di masa depan. Diberikan nikmat untuk setidaknya merefleksikan kesalahan di masa lampu menurutku juga merupakan nikmat yang Allah berikan agar kita mampu untuk menjalani hari ke depan dengan lebih baik, alhamdulillah Ya Allah. Betapa sungguh telah banyak nikmat yang hingga saat ini aku rasakan, mimpi mimpi yang sedikit demi sedikit Allah wujudkan. Telah jauh kaki ini melangkah karna Allah yang mampukan. Untuk segala rencana di masa depan, sisakan ruang untuk selalu menerima segala "hadiah" dari-Nya yang seringkali tak terduga dan sungguh indah bila kita menyadarinya suatu hari nanti.
Semoga apapun itu selalu ada ruang dalam hati kita untuk dapat menyadari semua yang terjadi adalah hal-hal yang terbaik yang benar-benar kita butuhkan dan Allah pilihkan untuk hamba-hamba-Nya.
Semoga kita selalu dapat mengingat bahwa apa-apa yang kita jalani hari ini pernah kita mohon dengan sangat kepada Allah untuk wujudkan, sehingga saat sudah Allah berikan semoga kita tidak lengah untuk terus mensyukurinya dan tetap menjaga doa serta harapan yang lalu agar tetap membara dalam hati dan tidak meredup.
- dari ku dan untuk diri ku
di bawah ini ada beberapa kompilasi foto langit yang ku abadikan sesaat setiap aku melihatnya di balkon kos, Jogjakarta.
Tumblr media
0 notes
bellkartika · 3 years
Text
Semakin kita dewasa, semakin kita menghadapi berbagai pilihan hidup, kita baru akan menyadari, bahwa mampu mengobrol dan berdiskusi dengan orangtua adalah hal yang berharga.
330 notes · View notes