Tumgik
Text
Gaki no Tsukai: No-Laughing Batsu Game
“ — Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang”
by Warkop
Quote di atas, agaknya menjadi antitesis dengan acara tv yang akan saya bahas di artikel ini. 
Tumblr media
Bagaimana rasanya harus menahan tawa selama satu hari penuh di tempat yang berisi pelawak se-seantero Jepang plus skenario absurd menanti? Hal itulah yang harus dihadapi lima bapak-bapak yang tiap tahun bernasib naas untuk mengisi acara ini. Kelima orang tersebut adalah host acara Gaki no Tsukai, duo komedian Downtown (Matsumoto dan Hamada) bersama grup pelawak Cocorico (Endō dan Tanaka)  serta Yamasaki Hōsei. 
Tumblr media
            Downtown’s Matsumoto Hitoshi & Hamada Masatoshi
Tumblr media
                        Cocorico’s  Endō Shōzō & Tanaka Naoki
Tumblr media
                                         Yamasaki Hōsei 
No-Laughing Batsu Game atau translasinya: game hukuman dilarang tertawa, adalah salah satu segmen tahunan yang diadakan oleh acara komedi legendaris, Gaki no Tsukai, yang sudah sejak 1989 menghibur warga Jepang.
Segmen ini khusus ditayangkan pada tiap tahun baru dan telah dilaksanakan mulai tahun 2003 hingga sekarang. Pada segmen ini, kelima orang tersebut dimasukkan pada situasi yang sudah disetting dengan berbagai jebakan berupa guyonan mulai yang relevan hingga sangat (sangat) random. Secara umum, aturan mainnya yaitu jangan sampai ketahuan terhibur akan hal-hal tersebut (jangankan tertawa, tersenyum saja sudah dihitung) oleh wasit di balik layar.
Jika terlanjur sial, wasit akan mengumumkan nama peserta sebagai OUT dan yang tersebutkan harus rela pantatnya dilumat oleh para algojo yang sudah disiapkan pihak direksi. Tidak jarang jebakan-jebakan yang diatur oleh kru Gaki menyasar satu member seolah-olah ada dendam terpendam. Jebakannya pun anti-mainstream, mulai majalah berisi skandal kencan pribadi, hingga mesin pachinko berisi hukuman fisik macam Thai Kick yang pastinya bikin yang menonton juga ikut-ikut ngilu.
Tumblr media
Sangat disarankan untuk menonton ini apabila anda adalah penggemar lawakan yang cenderung ‘sakit’ dan no-brainer, atau sekedar mencari hiburan saat sedang buntu karena dijamin senista dan se-tidak penting apapun guyonannya, anda akan berpikir betapa beruntungnya anda bisa tertawa sebebas-bebasnya sekarang ini --tidak perlu khawatir akan adanya petugas penghantam pantat muncul menghukum.
Akhir kata, dengan meresapi quote yang dipinjam dari trio Warkop di awal artikel, saya coba simpulkan dengan sedikit bijak untuk menutup tulisan ini  --nikmatilah hidup meskipun hidup itu menertawai anda; maka, tertawalah bersamanya.
(...karena sepertinya sudah banyak insan yang lupa untuk tertawa)
Sampai jumpa di lain tulisan 
~Atika Rk
Image courtesy by gakinotsukai.wikia.com ; watchgakinotsukai.blogspot.com ; gakinotsukaigifs.tumblr.com  
0 notes
Text
PRAKTEK SCRIPTWRITING:  JOHN WICK, CONTRACT DEALING SCENE
Kalau biasanya naskah dulu baru film, sekarang film dulu baru naskah. Untuk praktek ini, saya mencoba menaskahkan salah satu adegan favorit saya dalam film bergenre action John Wick yang dibintangi oleh beberapa aktor ternama; yang saya tahu sih Keanu Reeves dan Willem Dafoe, hehe :p
Karena hukumnya makruh untuk tugas kali ini memakai adegan murni ciat-ciat dan tembak-tembakan, saya lalu menjatuhkan pilihan pada adegan saat Marcus, pensiunan assassin tersohor, diminta untuk membunuh teman baiknya, sang lakon John Wick, oleh si antagonis mafia bangkotan Viggo.
Mohon maaf jika kurang nyaman dengan tumpang sari bahasa, karena ditakutkan ‘feel’-nya akan hilang jika dialog aslinya diterjemahkan.
INT. DAPUR. PAGI
ZOOM OUT dari sayuran (wortel, seledri dan sawi) di talenan.
Marcus dengan mantel mandi sedang memasukkan potongan wortel ke food processor ketika seseorang membunyikan bel pintu rumahnya.
INT. RUANG MAKAN. PAGI
ZOOM IN dari lorong masuk menuju ruang makan Marcus.
Marcus membuka korden ruangan. Viggo sudah duduk di ujung meja makan memunggungi kamera, menunggu Marcus untuk berdiskusi.
ANGLE ON Viggo
Marcus memberi jus sayuran buatannya kepada Viggo
                     VIGGO                (menerima gelas)          Thank you.
Viggo hanya mengernyitkan alis saat mencium bau jus tersebut dan batal meminumnya.
                     MARCUS (OS)          To what do I owe this visit?
ANGLE ON Marcus dari belakang Viggo.
Marcus menuang jus dari food processor.
                     VIGGO          I have a job for you.
                     MARCUS                (meletakkan food                 processor)          And I've got a phone.
ANGLE ON Viggo
                     VIGGO                (tersenyum sambil                 meletakkan tangan di                 dagu)          Hmm. I want to offer you this face          to face
ANGLE ON Marcus
                     VIGGO (OS)          ...seeing as how you might find it          personal.
ANGLE ON Viggo, ZOOM IN perlahan
                     VIGGO          Would you kill John Wick for two          million dollars?
Marcus terdiam sejenak mendengar tawaran Viggo, lalu meminum seteguk jusnya.
CLOSE UP ON Viggo
                     VIGGO          After all, you were close.
CLOSE UP ON Marcus
                     MARCUS                (serius)          Is the contract exclusive?
                     VIGGO          No, it's open. It's a timely          matter.
Marcus masih mendengarkan dengan seksama.
                     VIGGO (OS)          It has to be handled quickly.
                     MARCUS                (menghela napas)          Consider it done.
CLOSE UP ON Viggo
                     VIGGO                (tersenyum puas)          Thank you Marcus, I know I can          trust you.
ANGLE ON ruang makan.
Viggo beranjak dari kursi, persetujuan kontrak dengan Marcus telah selesai.
                     VIGGO                (berjalan sambil                 membenarkan jas)          Thanks for the drink.
Insert Soundtrack
Bagi yang belum melihat John Wick dan memerlukan pancingan:
youtube
Cukup saya rekomendasikan. Selain memiliki premis yang ringan untuk film bertema berat (mafia vs mantan mafia), film ini juga memanjakan pecinta film action berkerah putih.
Demikian dari saya, sampai jumpa di lain tulisan.
0 notes
Text
One Of My Favorite Things: MILI
Tumblr media
MILI. Itulah nama band musik yang masuk dalam daftar favorit saya setelah memainkan beberapa lagunya lewat game ritmik yang sangat dianjurkan saat ini –Deemo. Tetapi kali ini saya tidak membahas mengenai game yang memang bikin banyak orang brebes mili itu.
Band ini berasal dari Jepang. Sulit diduga karena vokalis sekaligus pembuat liriknya sangat fasih dalam berbahasa Inggris (setidaknya untuk ukuran orang Jepang yang terlabel kacau dalam aplikasi ejaan dan grammar, hal itu tidak berlaku untuk sang vokalis).
Tak kenal maka tak sayang, idiom ini agaknya terbalik untuk saya ketika mengetahui eksistensi band ini, karena saya baru ‘mengenal’nya setelah cukup lama terdiam di pojokan mencari-cari lirik dan interpretasi lagunya yang, ternyata, tidak seriang apa yang diperdengarkan.
Ciri khas yang terlihat –atau dalam konteks ini, terdengar—dari gubahannya adalah permainan musik klasik dengan sentuhan tekno modern yang bukan seperti lagu-lagu classical-dubstep pada umumnya. Lagu-lagunya memiliki kesan magis, manis, ceria dengan rasa kesedihan, kemarahan atau penyesalan yang terlalu nyata untuk disembunyikan. Dentingan piano dan gesekan violin-cello yang ‘tepat guna’ menjadi sarana pengantar cerita yang dapat mengaduk emosi pendengar –meskipun sebagian lagunya adalah instrumental. Warna suara si vokalis, momocashew, yang terkesan riang mengambang sangat cocok dengan identitas audio yang diusung MILI.
Dikatakan pengantar cerita, karena lagunya tidak hanya menyuguhkan pemanja telinga, tetapi juga ada faktor pembangun imaji, meskipun akhirnya tetap berujung pada opini tiap individu. MILI cenderung suka menyelipkan kata-kata simbolis, seperti bahasa Latin dan istilah-istilah ilmiah untuk mendukung kesan estetis. Tidak jarang juga Ia memakai tema majas metafora dan dongeng klasik, sehingga mayoritas liriknya tidak dapat memberi jawaban pasti, memberi ruang untuk menduga-duga apakah lagu tersebut memang literal fantasi atau kiasan bagi kehidupan realita.
Contoh lagu yang paling mudah dimengerti adalah Nine Point Eight.
Lagu ini adalah bukti bahwa MILI memiliki trik tersendiri dalam berkisah. Seperti krim kue yang sengaja dibuat terlalu manis untuk menutupi adonan setengah gosong –manis manis pahit. Jika hanya didengar sekilas, mungkin tidak akan tertangkap bahwa lagu ini sebenarnya membahas tentang seseorang yang bunuh diri, tetapi jika kita mau mencari, terdapat petunjuk bahwa si ‘aku’ dalam lagu itu depresi karena ditinggal mati, dan memilih untuk menyusul dengan bantuan akselerasi 9.8 meter per sekon –alias gravitasi. Revelasi ini saya dapatkan ketika iseng mengecek kolom komentar yang  biasa diisi user-user yang lebih awas dalam hal interpretasi karya seni, dan terkonfirmasi, lirik dalam lagu tersebut lebih menggambarkan kebahagiaannya menyusul orang yang dicintai –sebuah ironi. Berikut adalah versi video tipografis liriknya (perhatikan nama-nama bunganya, bikin baper :‘3 )
youtube
Jika membahas ‘feel’ musiknya sendiri, bagi saya, band ini adalah band pertama yang berhasil menghidupkan indra lain hanya dengan organ rungu. Memang terdengar aneh, atau mungkin daya imajinasi saya yang terlalu kuat.  Pada akhirnya, semua kembali pada pribadi masing-masing ketika mendalami sesuatu. Input yang sama hasilnya tetap bisa berbeda karena tiap orang memiliki internal yang unik bagi mereka sendiri. Hal itulah yang mungkin secara sadar atau tidak diterapkan MILI dalam mendesain lagunya, membuat lahan diskusi di channel Youtube dan blog-blog penggemar. Sehingga lagunya bukan sekedar lewat kuping kanan-kuping kiri, tetapi memberi impresi karena adanya proses mengolah informasi. Dengan hasil olahan itu, kita bisa menentukan apakah kita suka atau tidak, cocok atau tidak dengan selera –yah, meskipun saat sedang ingin santai saya mungkin lebih memilih lagu yang ‘langsung terlihat ke intinya’; pokoknya enak dan cocok.
...sebenarnya saya masih memiliki beberapa band dan komposer yang ingin saya bagikan dan ‘dunia harus tahu’, tetapi agaknya akan terlalu panjang dan menurut saya, band ini masih berada di bawah bayangan –underrated.  Saran saya ketika mendengarkan lagu band ini, pakailah headset, atau setel dengan speaker yang jernih, karena sayang sekali jika detail pertemuan instrumen-intsrumen di dalamnya hilang ditelan dunia luar.
Demikian, sampai jumpa di lain tulisan.
Bagi yang ingin kepo-kepo:
MILI’s Tumblr
0 notes
Text
Memento (2000) Review
Hi, folks :) Di post perdana blog ini saya akan coba menumpahkan impresi saya mengenai film yang sukses bikin otak ruwet ini. 
Tumblr media
Diarahkan oleh Christopher Nolan yang banyak orang bilang adalah seorang sutradara, penulis dan produser hebat (I’m not so much of movie-person anyway so forgive me), membuat saya penasaran dengan film ini. Apalagi dengan embel-embel genre psychological thriller yang notabene saya demenin, ok I think I’ll give it a try. 
Baca sinopsis, intinya adalah seorang pria penderita Anterograde Amnesia yang berusaha mencari pelaku pembunuhan tragis istri tercinta. Premis ini semakin menarik perhatian, karena, penderita Anterograde Amnesia tidak akan mampu membuat memori baru. Dengan fakta ini, maka timbul pertanyaan: Bagaimana mungkin dia bisa melakukan penyelidikan bila menyimpan memori saja adalah sesuatu yang mustahil? Kelar nonton setelah dua jam... Kesan pertama: Bingung.
Tumblr media
Bahkan dari pertama film ini main. Serius.
Cerita dibuka dengan sebuah foto polaroid berkonten cipratan darah. Adegan ini saja sudah cukup untuk membuat penonton tidak memalingkan mata dan percayalah, distraksi dalam bentuk apapun itu adalah tidak dianjurkan ketika menonton film ini. Setelah itu, adegan tadi diputar mundur hingga introduksi  dari sang tokoh utama. Oke, jadi film ini adalah yang seperti itu. Dari awal saja sudah menunjukkan bahwa film ini merupakan satu film yang bukan hanya untuk ditonton lalu pergi, tetapi juga perlu (bahkan sangat) untuk diurutkan, dicocokkan dan dianalisis. Terbukti, alur plot yang dipakai adalah mundur. 
Plot dibangun memakai potongan adegan yang disambung dengan potongan lain berisi kejadian sebelumnya. Awalnya memang membingungkan karena belum terbiasa dengan pakem penceritaan film ini, apalagi dengan selipan adegan monokrom yang membuat alurnya semakin sulit dicerna. Kebingungan inilah kunci penting pemahaman film ini. Karena bingung, spektator menjadi lebih awas dan memberi perhatian ekstra pada detail-detail kecil sebagai penanda urutan kejadian (seperti bekas cakaran di pipi, atau tato di sekujur tubuh tokoh utama alias Lenny)
Tumblr media
Karakterisasi di dalam film ini pun juga mengejutkan. Seiring berjalannya plot, semakin terlihat bahwa tokoh-tokoh di dalam Memento sama sekali tidak seperti apa yang diduga dan diharapkan. Lihat saja tokoh utamanya, Leonard Shelby ---atau biasa dipanggil Lenny--- yang begitu menyedihkan dengan kecacatan permanen memorinya dan membuat semua orang iba. Lalu ada Teddy dan Natalie yang senantiasa mendampingi Lenny dalam penyelidikannya, memberi cuilan informasi penting untuk menemukan pemerkosa sekaligus pembunuh istrinya. Petunjuk yang diberikan begitu halus sampai tibalah momen di mana fakta-fakta terungkap dan semuanya tidaklah lebih dari sekedar jalinan intrik dikombinasi dengan kekeraskepalaan.
Pada akhirnya, impresi yang tersisa adalah rasa penasaran --yang kemudian menjadi rasa puas apabila berhasil meruntutkan adegan-adegan tersebut di dalam kepala. Reaksi ‘Lho? Eh? Kenapa?’ tergantikan oleh ‘O---OOOH!!’ ketika semua misteri terkuak di penghujung cerita. 
Tumblr media
Secara keseluruhan, saya cukup puas dengan film ini. Tidak banyak film yang bisa menugaskan penonton untuk berjibaku mengolah plot. Membicarakan tentang film ini tidak melulu berisi persepsi, melainkan juga menjadi ajang diskusi bagi pribadi-pribadi gagal paham (contohnya saya). Jujur saya harus mencari opini teman-teman dan review-review yang tersedia di dunia maya.  Hal yang disayangkan adalah minimnya musik pengiring cerita, membuat film ini jadi agak membosankan  ---meskipun masuk akal bila semi-peniadaan musik ini demi mengurangi unsur distraksi ketika penonton harus berpikir keras menyusun adegan demi adegan.  At last, overall rating saya bagi film ini adalah 8.5/10  Karena saat cerita ini usai, penonton tidak hanya akan merasa dipermainkan, tetapi juga menyadari bahwa tidak semua yang kau yakini adalah kebenaran, yang mungkin menjadi pesan inti dalam film ini. Demikian review dari saya. Mari berjumpa lagi di lain tulisan. ~Atika Rk
0 notes