Tumgik
asvitridwi2790 · 6 years
Text
Piece of The Story
Beberapa jam sebelum menuju ke studio aq berniat untuk mengunjungi panti bersama dengan Mika. Karena in masih pukul 14:30 dan siaran langsung sore in akan berlangsung pukul 18:00 aq menyempatkan diri untuk pergi ke panti. Sesampainya disana seperti biasa anak2 menyambut kedatanganqu dengan hangat. Mereka langsung menarikqu membawaqu ke halaman tempat biasa kami berkumpul dan bersantai.
"Aq membawakan kalian makan malam." Ujarqu yang kemudian datang Mark dengan membawa lebih dari lima lempeng besar pizza.
Mereka sangat bahagia melihat tumpukan Pizza yang dibawa Mark.
"Here you go kids.." ujar Mark meletakan Pizza itu di tengah diantara kami duduk.
"Thanks Mark." Ujarqu setelah Mark selesai menata Pizzanya.
Kami bercerita bercanda dan saling menggoda satu sama lain. Mereka benar2 membuatqu merasa bahagia.
Tidak terasa sudah pukul 16.00, dan itu berarti aq harus melanjutkan perjalananqu menuju studio untuk acara malam ini.
"Datanglah lagi besok.." ujar anak2..
"Sampai bertemu lagi Joya...," ujar anak yang lain.
"Bye..."aq melambaikan tangan saat mobil mulai berjalan.
Mark membawaqu langsung ke gedung tempat dimana aq akan melakukan on air malam ini. Dan sesampainya disana, bukan pemandangan yang asing lagi, begitu banyak wartawan yang menantiqu dengan sejuta pertanyaan yang mereka buat.
Begitu turun dari mobil, beberapa bodyguard membantuqu akan tetapi aq tidak bisa terelaka oleh pertanyaan yang mereka lontarkan, membuatqu harus lebih sabar dan menjawab satu persatu pertanyaan yang mereka berikan.
Sudah saatnya aq masuk dan bergegas untuk mempersiapkan on air malam ini. Para bodyguard membawaqu masuk dan harus melewati danau para wartawan yang ada disana.
Legah rasanya saat aq bisa menmasuki gedung. Tidak lama dari itu ibu menelponqu.
"Hey Mom?" Sapaqu.
"Hey Darling, maaf jika aq mendadak menelponmu. Ibu hanya ingin mengatakan lusa ayahmu akan menemuimu di New York."
"Apa?!" Tanyaqu terkejut.
"Kenapa Ayah tidak langsung menghubungiqu?" Tanyaqu heran.
"Joy, saat ibu menelpon ayahmu bertanya mengenai sham perusahaan saat itu dia mengatakannya. Dia begitu sibuk hingga kami hanya berbicara tidak lebih dari lima menit. Karena itu dia minta Ibu untuk menyampaikan padamu."
"Baiklah ibu aq mengerti. Aq harus berganti pakaian dulu dan mempersiapkan diri."
"Tentu sayang. Baiklah jaga dirimu disana. Sampai jumpa."
"Okay ibu sampai jumpa."
Kenapa setiap kali aq ingin bertemu dengan ayahqu sendiri aq merasa jauh lebih gugup dibandingkan harus diwawancarai oleh puluhan wartawan. Huft...
-to be continued-
3 notes · View notes
asvitridwi2790 · 7 years
Text
Piece Of The Story
Malam itu secara in air di studio terkenal yang berada di New York City. Bersama seorang wanita cantik yang namanya cukup terkenal di dunia entertain dan malam ini adalah malam dimana aq bertamu di acaranya. Hadir sebagai seorang penyanyi muda yang akan meliris album baruku di akhir tahun ini. Sebut saja Sarah, wanita cantik nan anggun yang menjadi tuan rumah malam itu. "Alright, here we have a beautiful and famous singer also a young businesswoman, yang telah lama kita tunggu. Kalian pasti mengenalnya?? Langsung saja ini dia Joy Woo Rang.!!!" Aqpun keluar dari balik layar, berjalan perlahan menghampiri Sarah dan bersalaman.., "Hey, how are you?" Sapaqu. "Good sweetheart. How are you?" Tanya Sarah padaqu. "I'm fine thanks." "Please sit down?" Ujar Sarah mempersilahkan aq duduk. Semua audiences bertepuk tangan dan bersorak. Semakin menjadi saat aq melambaikan tangan dan memberi kecupan hangat pada mereka. "Well, Hello Joya?" Sapa Sarah padaqu dengan pandangan yang seakan dia heran melihatqu duduk di depannya. "Is kinda like a dream when I released that u are sitting in front of me." Ujar Sarah membuat semua audiences tertawa. "No, no it's not a dream." Ujarqu sambil tertawa kecil. "Well yeah this is the first time u here and i am.." melihat ekspresi wajah Sarah semua penonton tertawa. Iya aq tau seringkali aq menunda kehadiranqu di acaranya Sarah. Sikap Sarah membuatqu merasa tidak enak dan dengan senang hati aq berkata. "Maybe I should sing a song for you." Lalu Sarah menerima taearanqu dengan mengambilkan sebuah Microphone dari salah satu kru yang bertugas di balik layar. "U knows, it's been long long time I'm waiting to hear Joya singing for me." Lalu Sarah memberikan micnya padaqu. "Here u go." "What song do u want me to sing?" Aq bertanya pada Sarah dengan wajah innocence dan hal itu membuat penonton tertawa. "No, seriously i want make it look perfect for you." Ujarqu pada Sarah. "That's touched me." Ujar Sarah memelukqu yang saat itu sedang berdiri di sampingnya. "If u ask me then i want u to sing Little Secret. U know I love that song, so." "Can i sing now?" Tanyaqu yang melihat Sarah kehilangan kendali dalam memuji lagu itu. Musing mulai terdengar setelah perlahan menghilangnya tawa ramai suara penonton melihat pola presenter kocak nan cantik itu berulah di atas panggung. Perlahan cahaya lampu meredup dan hanya satu buat cabaya dari lampu sorot yang saat itu hanya mengikutiqu kemanapun aq melangkah. Aqpun menyanyikan single pertama di album yang akan segera diliris, lagu yang menceritakan tentang kasih sayang seorang wanita terhadap teman lelakinya. Karena tidak ingin merusak hubungan persahabatnya wanita itu tetap diam dan tidak mengutarakan perasaanya. Tentang ketabahan sang wanita dimana saat dia melihat pria yang dia cintai bermesraan dengan kekasihnya. Hingga pada suatu hari di malam pesta dansa, wanita itu bertekat meberanikan diri untuk mengutarakan perasaanya. Menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan pada pria pujaan hatinya itu. Rasa ragu kembali datang saat melihat pria yang dia cintai berdamsa dengan kekasihnya. Kemudian dia membatalkan niatnya untuk berterus terang pada sang sahabat. Kembali ke rumah sendiri dengan hati yang sedih. Hal terjadi diluar pengetahuannya, dimalam yang sama pria pujaannya bertengkar hebat dengan sang kekasih hingga mereka memutuskan untuk berpisah. Mendengar hal itu wanita ini langsung menemui sahabatnya, melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang sahabat. Saat mereka sedang duduk berdua di bangku taman, pria itu menjelaskan kalau dia tidak bisa meneruskan hubungannya dengan kekasihnya. Kemudian pria itu menulis di sebuah kertas, "I want to tell you something" Lalu wanita itu menganggukan kepala dan ingin mendengarkan apa yang hendak dikatakan sang sahabat. "It's a Little Secret" lalu sang wanita kembali mengangguk. Pria itu meneruskan, "I want "Little secret for a long time wanted me to tell you." Wajah wanita berubah menjadi penasaran lalu pria itu melanjutkan "Things shouldn't be done in friendship." Wanita itu semakin heran dan penasaran. "I'm afraid you will leave me." Wanita itu meyakinkan apapun yang terjadi dia tidak akan meninggalkan sang sahabat. Kemudian pria itu kembali menulis di kertas hal kecil yang menjadi rahasianya sejak lama. "I Think I'm in love with you." Wajah wanita itupun memerah, dia hanya menunduk membuat sang pria bingung dan bertanya2 pada dirinya sendiri. Kemudian wanita itu menganbil kertas yang ada ditangan sang pria dan menulis sebuah kalimat "It is also the little secret that I want to tell you." Dan persahabatan berakhir dengan cinta yang abadi. "Wooow, Joya...!" Triak Sarah yang kemudian disahuti oleh sorakan gembira dan tepuk tangan dari para penonton. "Thank you...," Ujarqu dengan senyum. Sarah langsung menghampiriqu dan memelukku. -To Be Continued-
0 notes
asvitridwi2790 · 7 years
Quote
Oh Allah, I see no one but You to mend my brokenness.
Sahifa Sajjadiya (via yaseeneducation)
adore
(via misakiyasu)
589 notes · View notes
asvitridwi2790 · 7 years
Text
Tuesday, November 15, 2016
I’ve never cried like this after long time. It’s not hurt but i got a scratch. Yes that horrible illness still in me. Allah the Greatest I know I don’t own the rights to them. But as long as I have breath, I will always pray. I begged my prayers graciously Ya Allah. You’re the best and you’re the strongest. I will never be separated from sin, so I always beg forgiveness. O Allah please hold me tight to reach my dreams.., Aamiin Ya Rabbal'allamin
0 notes
asvitridwi2790 · 8 years
Text
He's Show Up
-> 2 Minggu setelah kehilangan Amy. Dean dan Sam sedang duduk disalah satu kedai untuk sarapan pagi mereka saat itu. Sam setepah kehilangan kekasihnya dia terlihat sering melamun. Bahkan kopi hangat yang sudah dipesannya terdiam di atas meja dgn posisi pertama kali pelayan meletakannya. “Hey Sam?” Ujar Dean membuyarkan lamunan “Try to think relaxed a little.” Jelas sang kakak yang begitu peduli dengan adiknya Sammy. Akan tetapi Sam sangat khawatir, setiap malam dia sering tidur larut, tidak jarang dia mencari Amy sendiri saat kakaknya tertidur lelap dimalam hari dengan diam2 memakai mobil Dean. “Hemm” helanafasnya sambil penutup wajahnya dengan kedua tangannya sesaat. “I don’t know Dean. I shouldn’t have leave her.” “Why are you so sure that Lucifer who did it?” Tanya Dean yang kembali bertanya akan keyakinan Sam kalau yang mencuri Amy adalah Lusifer. “Dean, he killed sara. That’s why I dont want to have any relationship with a girl but Amy. She is half of my life. Dean he really do this. And I am just believe it.” Jelas Sam. “So what’s ur plans?” Tanya Dean. “I’ll go to … .” “Are u insane?!!! No I wont let u do that.” Sam berkata kalau dia akan meminta bantuan iblis di … untuk membantunya menemukan kekasihnya. “Dean I haven’t choice. ” Sam beranjak dari duduknya mengambik kunci mobil dean lalu pergi meninggalkan kakanya. “Hey..!!” Ujar Dean yang masih duduk saat Sam berjalan “where do u think u’re going?” Kemudian Dean berlari dan langsung menarik tangan Sam sebelum dia masuk ke mobil. “Stop.” Ujarnya sambil menggengam erat tanggan Sam. “Let go me Dean.” Ujar Sam yang saat itu menatap kakaknya dengan tajam. “I wont leave without me.” Dean tidak akan meninggalkan Sam sendiri. Apalagi untuk melakukan hal bahaya seperti ini. -> 4 Jam mereka sedah menempuh perjalanan dan akhirnya mereka tiba di …. Sam sudah mempersiapkan semua yang dia butuhkan untuk bertemu dengan iblis licik yang selalu mengambil keuntungan dengan menyesatkan manusia. Tapi Sam tidak ada pilihan dia mulai menggali tanah di tengah2 perempatan jalan dan menguburkan syarat untuk datangnya salah satu iblis itu. Sam dan Dean menunggu dan menunggu. Tidak lama setelah itu seorang wanita dengan sorotan mata tajam berpakaian hitam dan sangat menarik datang mendekati Sam dan Dean. “Winchester’s family. It’s been long to not see you.” Ujar wanita yang ternyata adalah salah satu wujud iblis yang datang saat itu. “ You still look handsome as always Dean.” Gida wanita iblis itu sambil mendekat ke arah Dean “What made you come calling me?” “Where’s Lusifer?” Tanya Dean dengan wajah yang serius. “We need to find him.” “So, u just came for asking me where Lusifer is?” Senyum sinis wanita itu sambil menatap Sam dan perlahan dia mendekati Sam dan mulai menggoda Sam. “Unfortunately, I cant tell u boys.” Ujarnya. “Come with me” ujar Dean mengajak wanita itu masuk kedalam mobilnya. “What so u wanna play some game with me in ur car?” “Yes, and I wont dissapointed u.” Ujar Dean yang menarik tangan wanita itu dan mengajaknya Masuk kedalam mobil. 15 menit kemudian Dean dan wanita itu keluar dari mobil dan Dean mengajaknya untuk kembali mendekati Sam. “So, where is he?” Tanya Sam. “Ur brother is so hot. And he made a deal with me. You’re not going to find Lucifer in the Church in Kansan till before sunset tomorrow. He’ll be there.” Sam dan Dean saling menatap dan Dean mengedipkan matanya dan menundukan wajanya. “Dean…"ujar wanita itu mendekat kearah Dean "that was so hot. And I” dia terdiam dan matanya langsung melotot perlahan dia menundukan pandangannya dan melihat sebuah belating suci sudah menusuk perutnya. “Go to hell honey.” Ujar dean yang menancapkan pisau itu tepat diperutnya. -> Dua jam sebelum tiba di Kansan. Dean yang saat itu mengemdarai mobil melihat Sam tertidur pulas. Dia menatap Sam dan teringat saat dimalam ayah mereka untuk pertama kalinya meninggalkan mereka untuk memburu iblis yang membunuh ibu mereka. Mereka tiba di Kansas pukul 7 pagi. Saat Sam menunggu tangki bahan bakar mobil Dean penuh, Dean pergi ke salah satu tempat untuk dimana dia membeli sandwich untuk sarapan pagi itu. Tidak buang2 waktu setelah mereka selesai mereka langsung pergi ke gereja dimana tempat Sam dan Dean akan menemui Lusifer. -> Sesampainya dilokasi Sam dan Dean sudah bersiap dengan air suci dan senjata mereka. Perlahan mereka memasuki gereja yang sudah terlihat tua dan tidak terurus. Mereka berdua sudah di dalam, tidak ada siapapun disana lecuali burung2 merpati hitam yang berterbangan setelah mereka masuk. Mereka ttp siaga, taklama kemudian denteng bel gereja terdengar berbunyi padahal gereja itu sudah tidak terurus lagi. Serentak Sam dan Dean mengarahkan senjata dimana posiai lonceng itu berbunyi. Seorang berjubah dengan tudung yang menutupi kepalanya keluar dari pintu tempat lonceng itu berbunyi. Pakaiannua seperti sekrang pastur hanya Dea n Sam tidak bisa melihat jelas wajahnya yang sejak keluar dia berjalan menunduk. “Hey, who are u?” Ujar Dean. “Dont u recognize me?” Pria itu berhenti berjalan dan membuka udung kepalanya sambil berkata “ I am a pastur.” Saat Sam dan Dean melihat pria itu, tidak salah lagi dia adalah Lusifer. “Where is she?” Ujar Sam sambil menodongkan senjata. “What? Do u think u can kill me with ur gun?” Ujar iblis itu. “Amy?? Is she ur gf?” Pertanyaan Lusifer membuat Sam semakin tertarik emosi karena hal itu yqng sengaja dibuat Lusifer. “Tell me where is she??” Triak Sam. “U both cant defeat me.” Ejek Lusifer. “Dean, You’re smart to be able to kill my men after made an agreement. Like father like son. I’ll kill her like the others.” Kali ini Sam tidak bisa menahan emosinya, dia jatuh kedalam jepakan Lusifer. Dia berjalan sambil menembaki Lusifer dan Dean berusaha untuk menghentikan Sam karena sejak awal dia mimiliki firasat buruk. “Sam stop…!” triak Dean. Sam sudah berdiri tepat di depan Lusifer. “I’ll kill u son of a …!!” Kemudian dia menembak kepala Lusifer. Kemudian pria itu terjatuh… Dean hanya terlihat bengong. Sam berhasil melumpuhkan Lusifer. “Sam no…!!!” Teiak Dean saat melihat pria itu melesat terbangun lalu memegang kepala Sam yang tak berdaya. Kemudian angin yang sangat besar datang setelah Lusifer memegang kepala sam. Angin membawa semua debu2 yang ada di dalam gereja sehingga Dean tidak bisa melihat apa yang terjadi dan saat angin menghilang adiknya Sam dan Lusifer juga ikut menghilang. “Sammmmmm!!!!”
1 note · View note
asvitridwi2790 · 8 years
Text
Aq dan mereka ^^ Kami memang sering bersama dan tidak sedikit memiliki kesaamaan akan tetapi tidak sedikit juga perbedaan walau mereka bertiga selalu memiliki lebih banyak. Minemani, memberi nasihat dan bercerita bersama sangatlah menyenangkan disamping itu juga bisa menguatkan tali silaturahmi. Walau aq tidak selalu bersama kalian aq harap tali silaturahmi kita tidak putus. I just sometimes feel what we supposed to do it's the thing to make us grow up. But what I think right it's not always works for other. RheNhaChaMie 😘
0 notes
asvitridwi2790 · 8 years
Text
23.29, Sunday 18, 2016
If I'm feeling tired then all fears come to my mind. Even my body doesn't give the same reaction but it's giving traumatic brain. Want to cry but can't feel the tears, it's shouting out but no voice. Only U can hear all the sadness, is this the punishment for me? What should i do? The wildest brain, the only thing I am afraid of. Please don't leave my hands. Please change the fears to happiness...Allah please hold me tight to reach my dreams. Hold me tight until i meet him even more, i want to live with Ur love with him.
0 notes
asvitridwi2790 · 8 years
Text
To continue
Sam terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya berada di suatu desa kecil dengan perumahan kumuh bahkan desa itu terlihat seperti desa yang telah mati. Tidak ada satupun penghuni desa dan Sam tidak tau sekarang dia berada dimana. “Where am I?” Tanya Sam pada dirinya sendiri saat dia berjalan menelusuri desa. “Hello….!! Is anybody in here?” Triak Sam berharap ada yang mendengar suaranya. Taklama kemudian Sam mendengar jeritan suara seorang wanita. Dia langsung berlari menuju arah dimana suara itu berasal. Suara itu terus terdengar, seakan wanita itu takut dan tidak berhenti bertiriak. “What?” Ujar Sam setelah melihat seorang wanita digantung dengan keadaan kaki yang diikat dan tangannyapun terikat. “Somebody help me!!!” Ujar wanita itu. “Hey?” Sam mendekatinya. “Please don’t kill me…” ujar wanita itu begitu melihat Sam dan membuat pria itu berhenti melangkah. “No I wont.” Sam perlahan mendekatinya lagi. “No…!!! How can I trust u!” Tanya wanita yang berusaha melepaskan ikatan tangannya akan tetapi itu hal mustahil. “Listen to me. Do u know this place?” Tanya Sam. “No, I dont know. Someone came to my house and take me here. When I woke up. I found myself here.” Jelas wanita itu. “Why, do u think I will kill u?” “Bcoz he said, we are here for killing each other.” Wanita itu menangis tak berdaya. “I dont want to kill anybody. N I even dont know why we have to kill each other.” Sam berusaha memancing agar wanita itu bicara. “I dont know, he didn’t said anything except what I told u.” Sam berusaha membujuk wanita itu karena jika dia bilang saling membunuh satu sama lain berarti wanita itupun acaman bagi dirinya. “I am Sam. Can I ask u something. Are u have a psychic?” “I dont understand what do u mean.” “Did ur mother death when u still a baby.” Sam menanyakan hal yang terjadi dalam Kehidupannya juga. Lalu jawqban wanita itu mengejutkannya. “How did u know?” “U are a psychic like me.” “What is my fault. Why he have to doing these thing with me.” Wanita itu mengeluh menangisi nasibnya. Dia tidak ingin Sam membantunya lepas dari ikatannya akan tetapi sejujurnya wanita itu senang akan kehadiran seorang teman. Sam masih belum mengerti apa yang terjadi. Dia menceritakan tentang bagaimana dia bisa sampai kemari. Sam juga menceritakan Lusifer menculik kekasihnya. Sam duduk bersandar di drum besi tua yang berjarak 5 meter dari wanita itu. “My name is Jane. I am from New Mexico.” Tidak menutup kemungkinan ada beberapa dari mereka yang berada di satu tempat yang sama. Sam masih berpikir dan mencari tau. Apa yang sebenarnya yang akan dia hadapi. Saling membunuh satu sama lain hal itu membuatnya ingin pergi untuk mencari petunjuk. “Sam..wait. Dont leave me alone.” Wanita itu mulai merasa keberadaan Sam sangat dia butuhkan. “I wont kill anybody and I want to figure it out. I cant wait more longer here.” Ujar Sam yang mulai melangkah pergi meninggalkan Jane. “Sam please.” Ujar Jane membuat sam menghentikan langkahnya. “But I cant let u go.” Sam pergi mencari tau dan berusaha untuk menangani sendiri dan keluar dari tempat itu.
1 note · View note
asvitridwi2790 · 8 years
Text
Pieces of The Story
"Well seperti yang kalian ketahui ap yang terjadi tidak seperti yang kalian bayangkan." Beberapa wartawan menyerbuku saat aq kluar dari hotel melalui lobby. "Joya, siapa wanita itu? Apakah Harry berselingkuh?" Tanya seorang wanita berambut pirang dengan rambut terikat. "Dia tidak selingkuh. Harry dan aq baik2 saja. Wanita itu hanya seorang penggemar." Jelasku dengan penuh kesabaran. Bodyguardsqu sudah berusaha menjauhkan mereka dariqu tapi tidak menghentikan mereka untuk menyodorkan micnya kearahqu. "Apa benar wanita itu saudara sepupu Liam, seperti yg ditulis di Twitter Harry?" Ujar seorang wartawan pria. "Yes she is. Apa yg kalian baca di akun Twitter Harry itu adalah yang sebenarnya jadi, itu cukup menjelaskan kalau Harry tidak melakukan seperti ap yang kalian tuduhkan." Jelasqu. "Joya, apa benar hubungan kalian tidak direstui oleh ayahmu?" Seorang wanita dengan kemeja hitam melontarkan pertanyaan yg tidak aq duga. "What?! Absolutely not right." Singkat dan jelas namun jawaban yang aq berikan tidak memuaskan hati mereka. "Lalu kenapa beberapa media mengatakan kalau Ayahmu tidak memberi izin kau berkencan dengan pria di America?" Sambung wanita itu. What!!! Kenapa mereka membahas hal ini. Sebelumnya aq menjelaskan kalau hal itu tidak benar dan sungguh tidak sampai sejauh ini. "Aq tidak tau dari mana kalian mendapatkan informasi itu, but semua itu salah. Ayahqu bahkan pernah mengundang Harry untuk makan malam bersama. Tolong pertanyaan lain." Ujarqu geram. "Joya, it's time." Ujar Brian salah satu bodyguardqu. "Guys sorryi have to go." Ujarqu berkata pada para wartawan. "Tapi joya.., joya..." Ujar mereka yang melihat aq berjalan menuju ke dalam mobil. "Thanks for ur time Joya." Terdengar suara salah satu dari mereka. Hufffttt aq menghela nafas panjang begitu sudah duduk di mobil. "Did u see that??!" Ujarqu pada Mark. "Apakah semua clear nona?" Tanya Mark yang sudah sejak tadi menjalankan kendaraan. "Yes..,thanks God!!! I'm feeling better Mark." Tidak lama kemudian telpon genggamqu berbunyi. "Yes Mom??" _to be continued_
0 notes
asvitridwi2790 · 8 years
Text
Pieces Of The Story
Sore itu di kamar, aq mendapat telpon dari Sele. "You know it was an annoying thing.., " ujarnya kesal pada berita yang beredar tentang hibunganqu dan Harry. "Mereka yg membuat kita terkenal tapi mereka juga yg membuatqu hampir gila." Ujarnya dengan suara sedikit kesal. "Entahlah, mungkin kita ambil sisi positifnya saja." Jelasqu. "Jadi malam ini kau akan on air di salah satu tv show. Aq harap mereka tidak terlalu menekanmu." "Semoga saja tidak, yahh lagi pula aq sudah tidak sabar untuk mengatakan yang sebenarnya." Sambungqu. "Oke forget it. Btw bagaimana dengan rencana kita untuk refreshing, berkemah, dan doing something crazy probably," tanya Sele mengenai rencana kami untuk berlibur di musim panas tahun ini. "Ohh, yah tentu. Maafkan aq Sele aq hampir lupa akan hal itu." "Aq mengerti karena itu aq mengingatkanmu lg," jelas Sele yg kemudian dia tertawa. "Aq tau kau sedang bingung, aq bisa mengerti. Tapi jika kau melewati liburan kali ini kau akan semakin bingung." Lanjutnya lalu tertawa. "Bagus sekarang kau menertawakanqu." Ujarqu. Sambil berjalan menuju dapur aq tetap ngobrol dengan Sele hingga tidak terasa saat ingin mengucapkan kata berpisah aq sudah dua jam duduk di sofa ruang tv. "Oke, take care. Bye??" Ujarqu. Aq melihat jam ditanganqu kemudian segera bergegas mempersiapkan diri untuk in air di tv show malam in. "Keep Spirit!!" Ujarqu memberi semangat untuk diriqu sendiri kemudia beranjak dari sofa dan menuju ke kamar. _To be Continued_
0 notes
asvitridwi2790 · 8 years
Text
Pieces Of The Story
"Ibu, kenapa tidak jadi kemari??" Tanyaqu saat itu ditelpon pada ibuqu yg membetalkan kedatangannya k New York. "Ada client yang mangadakan pertemuan mendadak sayang. Maafkan ibu." Jelas ibuqu. "Oke baiklah, harus bagaimana lagi." Ujarqu sedikit kecewa. "Joya, kemarin ibu menelpon Mika karena kau tidak menjawab panggilan dariqu saat bicara pada Harry." Apa?? Jadi nada panggilan itu ternyata dari ibu. Aq memang sedang bicara pada Harry saat aq mendengar ada nada panggilan ditelpon. "Ibu, maaf aq sungguh tidak tau itu kau. Biasanya ibu langsung kirim sms?" Tanyaqu. "Apakah masalah kalian sudah clear?" Tanya ibu. "Iya bu sudah. Harry menjelaskan semuanya. Apa ayah menghubungimu? Karena dia tidak menelpon sama sekali." "Ayahmu menelponqu, dia tidak bicara banyak." Jawab ibu. "Sudah aq duga. Hemmm." "Mika sedikit menjelaskan padaqu dan ibu pertama kali tau melalui media masa. Sungguh ibu menghawatirkanmu Joya. Terlebih lagi aq tidak bisa datang ke New York." Ujar ibu. "Ibu, ibu dan ayah jangan khawatir. Aq bisa mengatasi ini, lagi pula di sana aq tidak sendiri. Mika, Mario, dan Taejoon mereka ada bersamaqu. Lagioula berita ini hanya kesalahpahaman belaka. Mereka kebih banyak mengarang cerita dari cerita yang sebenarnya." Aq menjelaskan semua pada ibuqu. Aq tau mereka akan menanyakan hal ini. Sedangkan ayah, dia tidak menelpon sama sekali walaupun aq tau dia sangat khawatir dan peduli. "Baiklah ibu, aq sayang padamu. Dahhh." Saat itu aq dan Mika dalan perjalanan menuju k Panti. Mika bilang satu2nya tempat untuk merefreshian pikiranqu adalah disana. _to be continued_
0 notes
asvitridwi2790 · 8 years
Text
There’s a little boy who has memorised the entire Quran before his 4th birthday, SubhanAllah
145 notes · View notes
asvitridwi2790 · 8 years
Text
Pieces Of The Story
Keesokan harinya aq bersama dengan Mika mengantarkan Kim Taejoon ke bandara. "Maafkan aq Taejoon, aq hanya bisa mengantarmu sampai di sini." Perpisahan dengan Taejoon dilakukan di dalam mobil karena aq menghindari wartawan dan kebetulan saat itu aq hanya pergi bersama Mika. Setelah berpamitan dan menunggu hingga Taejoon masuk ke bandara, aq dan Mika langsung pergi. Karena saat berangkat mengantar Taejoon, aq dan Mika belum sarapan pagi. Mika meminta untuk mampir ke cafe di luar lingkungan bandara. "French Fries and Mango Milkshake." Ujar Mika berkata pada pramu saji. "Hey," tegur mika membuyarkan lamunanqu. "What are u doing??" Tanya dia yang bingung melihatqu yang kebih terlihat waspada. "Beberapa orang di luar menatapqu aneh." Jawabqu. "Joya, biarkan saja. Jangan sampai gosip murahan itu membuatmu bertingkah aneh seperti ini?" Ujar Mika. "Apa menurutmu aq terlihat aneh?" Tanyaqu karena Mika menatapqu beda. "Aduhh, sudahlah. Cepat pesan makan. Jangan sampai kau tidak sarapan." Jelasnya. "Satu hotdog tanpa mentimun dan coklat panas." Ujarqu pada pramu saji yang terlihat lebih sabar dari Mika menunggu aq mengatakan pesananqu sampai akhirnya dia permisi kembali ke dapur. Sebelum makanan disajikan di atas meja Mika yang khawatir melihatqu milai menunjukan kepeduliannya. "Kau tau ini adalah resiko. Saat kau memutuskan untuk hidup dan berbagi bersama seorang pria saat itulah dunia mulai memperhatikanmu. Baik buruk hubungan kalian. Jadi sudahlah jangan terlalu dipikirkan." "Aq rasa sebelum aq menjelaskan pada media aq akan merasa seperti ini terus." Ujarqu. "Hey Joya, jangan terlalu membebani pikiranmu seperti itu. Pedulilah sedikit pada dirimu." Ujar Mika tegas. "Apa aku terlihat tidak peduli pada diriqu?" "Kau tau, belum lama kau menemui Miguel." Mika terlihat serius tapi ragu berkata. "Maksudku, kau harus lebih rileks dalam berpikir. Aq peduli dan sayang padamu Joya. Kau bahkan masih mengkonsumsi obat darinya. Selama itu aq akan selalu protektif padamu. Tolong jangan marah?" "Tidak Mika, aq tidak akan Marah. Aq malah senang kau mengatakannya. Mungkin kau ad benarnya juga. Kau sahabat terbaikqu." Aq langsung beranjak dari kursi dan memeluknya. "Joya.., aku sayang padamu." Peluknya dengan kasih sayang. Entahlah saat ibu, ayah, tidak berada didekatqu maka Mikalah yg bisa berperan sebagai mereka. Selalu menemaniqu, menasehatiqu, memberikan yang terbaik untukqu. Bersyukur pada Tuhan aq bisa bersama dengannya. _To Be Continued_
1 note · View note
asvitridwi2790 · 8 years
Text
Pieces Of The Story
"Ini bukan salahmu kau tidak perlu meminta maaf." Ujar Harry ditelpon. "Kecemburuanmu adalah hal yang wajar sayang. Itu menunjukan kalau kau begitu menyayangiku." Lanjutnya. "Iya Harry aq sangat menyayangimu. Beberapa wartawan datang ke hotel, mereka menghadangqu di Lobby saat aq pulang tadi." Ujarqu. "Berikan tanggapanmu pada mereka dan kau bisa mengatakan yang sebenarnya." Ujar Harry. "Iya tapi tadi aq terburu2 dan karena itu aq tidak tau harus bilang apa." "Mereka juga sedikit menghambat aktivitasqu hari ini." Ujar Harry. "Tapi dengan jelas aq mengatakan yang sebenarnya terjadi. Sudah jelas beberapa wartawan melihatqu naik mobil yg berbeda dengan wanita itu, tetap saja mereka menyampaikan berita yang berbeda. Baiklah lupakan perkara gosip yang tidak jelas ini sayang. Bagaimana harimu berlangsung?" "Syukur kepada Tuhan semua berjalan baik hari ini. Aq benar2 off from jobs just for today karena hari in aq khususkan untuk menemani Kim Taejoon dalam project yg dialakukan." "So, u're the only model?" Tanya Harry bercanda. "Yes I'm." Jawabqu. Selesai ngobrol dengan Harry, aq pergi ke Ruang TV untuk bergabung dengan Mika dan Taejoon. "Bagaimana smua sudah clear?" Tanya Mika saat aq datang dan duduk disampingnya. Aq mengangguk sambil mengambil potongan buah apel di atas meja. "Syukurlah." Ujar Taejoon. "Bagaimanapun masalah itu harus segera clear karena kau tau," Taejoon menatap Mika. "Aq tidak bisa melihat seorang wanita menangis lagi saat sedang berpergian bersamaqu." Aq langsung melempar Taejoon dengan bantal yg aq pegang. "Hey!" Ujar Taejoon sambil tertawa. "Kau seharusnya melihat wajahnya tadi," lanjut Taejoon bicara dengan Mika memperolokqu. "Yah! Khacima!!!" Triakqu pada Taejoon dalam bahasa korea yang berarti "Diamlah." Mika dan Taejoon tertawa melihat reaksiqu. "Dasar kalian berdua...," ujarqu kesal. Malam itu sebelum tidur aq memikirkan bagaimana nanti aq menanggapi pertanyaan2 dari wartawan mengenai hal in. Mika lihat, tidak hanya foto ada sebuah video diunggah di sosmed dimana saat Harry keluar hotel. -To Be Continued-
1 note · View note
asvitridwi2790 · 8 years
Text
Pieces Of The Story
"Kenapa kau tidak bilang sejak awal? Jika seperti in aq merasa sakit Harry tidakkah kau tau." Aq berada di kamarqu duduk diatas karpet bersandar di tempat tidurqu. Harry menjelaskan kalau wanita itu adalah sepupu Liam. Dia adalah penggemar, dan dia sangat dekat dengan Liam. Kemudian saat sedang keluar hotel tidak sengaja dia bertemu dengan wanita itu di lobby dan mereka kluar bersama. "Sayang aq tidak mengantar wanita itu. Kami hanya kluar dari hotel dan berjalan menuju tempat parkir." Jelas Harry ditelpon. "Aq sedang ingin pergi ke sport station malam itu. Joya sayang percayalah padaqu aq hanya mencintaimu." "Entahlah Harry, aq ingin percaya tapi masih ad sesuatu yg sulit aq terima." "Baiklah jika kau masih tidak percaya padaqu mungkin kau akan percaya dengan foto2 yang Liam ambil besana sepupunya di malam yg sama saat mereka mengambil fotoqu." Lalu melalui jejaring sosial Skype, Harry mengirimkan foto2 ada lebih dari 3 foto. Setelah melihat foto2 itu aq berbicara dengan Mika. Aq memperlihatkan fotonya pada Mika. "Kau sudah lihatkan, mana mungkin Harry menghianatimu Joya. Aq percaya begitu juga kau. Disaat seperti ini Harry sangat butuh dukunganmu." "Haruskah aq meminta maaf pasanya Mika?" Tanyaqu. "Akan lebih baik jika kau melakukannya." Ujar Mika. Setelah berbincang deng Mika di ruang tv aq kembali masuk ke dalam kamar, berbaring di atas tempat tidur dan mencoba untuk menelpon Harry. _to be continued_
1 note · View note
asvitridwi2790 · 8 years
Text
Pieces of The Story
"Joya, mika menelponqu. Tolong kau terima." Ujar Taejoon yg sedang focus menyetir. "Iya, Mika in aq joya." Mika bertanya padaqu kalau ditelevisi sedang ad berita mengenai Harry. Lantas dia menjelaskan apa yang dia lihat dan dia dengar. "Apa?!" Ujarqu terkejut saan mendengar mika berkata berita itu menjelaskan bahwa Harry tertangkap kamera paparazzi sedang berjalan kluar hotel bersama seorang wanita. "Apa yg terjadi?" Tanya Taejoon. Karena aq focus mendengarkan Mika ditelpon aq tidak menjawab pertanyaan Taejoon. "Iya aq mendapatkan pesan yg berisi alamat web tapi aq belum membukanya." Jelasqu pada Mika. Karena penasaran aq langsung mencari handphonequ di dalam tas dan segera membuka situa web itu. Ya Tuhan aq benar2 melihat sendiri foto itu. Kenapa Harry tidak mengatakannya padaqu lebih dulu. Aq benar2 terguncang saat itu. "Mika aq melihatnya, aq sudah membuka situa web ini." Perlahan mataqu mengeluarkan air dan bicaraqu sedikit tersenduh. "Aq tidak papa.., Mika." Kim Taejoon tenyata merasa kesal melihatqu tiba2 menangis dan itu juga membuatnya penasaran. Dengan cepat dia merebut handphonequ dari tanganqu. Dia membaca berita itu sambil menyetir mobil. "Joya tenanglah," Ujar Taejoon setelah membaca berita itu. "Mika sudah dulu." Aq menutup telponnya. Melihatqu menangis Kim Taejoon menepikan mobilnya. "Joya, tenanglah. Harry bilang dia akan menjelaskannya. Sebaiknya kau berpikir positif untuk menanggapi ini. Dengarkan penjelasan Harry." Taejoon dengan sangat lembut menasehatiqu. Sebentara Handphonenya berdering sejak tadi tidak dia hiraukan. "Aq hanya terkejut Taejoon," ujarqu sambil menangis. "Ini hapus air matamu. Kau harus tegar." "Kau benar Taejoon, aq harus mendengarkan penjelasan Harry. Tapu kenapa dia lama sekali membuatqu menunggu." Kit Taejoon bilang dia tidak bisa menyetir mobil dengan keadaanqu seperti ini. "Apa kau sudah merasa lebih baik?" Tanya Taejoon setelah memberiku air mineral. "Sebaiknya kita segera k Hotel." Ujarqu yang sudah mulai merasa lebih baik. "Baiklah kita akan k Hotel sekarang." _to be continued _
1 note · View note
asvitridwi2790 · 8 years
Text
Pieces of The Story
"Menurutqu warna ini bagus." Ujarqu memberikan sebuah crayon pada seorang anak di panti asuhan. Setelah kembali dari salon aq pergi ke panti asuhan bersama Taejoon. Dua jam lebih aq dan Taejoon berada di panti asuhan karena merasa lelah aq mengajak Taejoon pulang. Saat di dalam mobil dimana Taejoon yang mengen dari mobil saat itu. "Kau kenapa joya, apa kau baik-baik saja?" Tanya Taejoon yang melihatqu bersandar dikurao dan terlihat lemas. "Entahlah Taejoon, aq merasa lelah saja." Saat aq mengingat sesuatu, aq membuka tasqu dan mengambil handphonequ. "Harry belum menelponqu balik. Ad pesan dari no tak dikenal." Ujarqu pada Taejoon. "Pesan dari siapa?" Tanya Taejoon. "Isinya hanya sebuah alamat webs." Ujarqu menatap Taejoon. "Coba kau buka isi webnya?" "Tidak usah." Ujarqu yang langsung memasukan handphonequ kedalam tas. "Aq sering menerima pesan seperti ini dan isinya tidak penting. Terkadang gambar, ataupun gosip yng tidak terlalu penting." "Apa kau sering menerima pesan seperti itu?" Tanya Taejoon. "Lumayan sering, karena itu aq menganggap hal ini biasa." Tidak lama setelah itu handphonequ berdering. "Hey, how is your day?" "Joya, i am sorry i was busy." Ujar Harry. Harry yng menelponqu saat itu. "Aq tau, aq lupa kalau hari ini kau ad jumpa fans. Aq menelponmu begitu saja." "Semua berjalan lancar di sini. Bagaimana kabarmu sayang kenapa kau terdengar tidak bersemangat?" "Aq dan Taejoon baru kembali dari panti. Aq hanya merasa lelah." "Apa kau baik2 saja?" Tanya Harry dengan suara terdengar cemas. "Just little dizzy, but i'm fine." "U need a doctor honey. Umm i dont want you to feel unhappy. Aq hanya ingin memastikan kondisi kesehatanmu baik. Sayang aq mohon priksalah kesehatanmu ke dokter?" Harry begitu khawatir. "Aq akan meminta mark untuk memanggil dikter saat aq sudah di hotel. Kau jangan khawatir." "Baiklah, sayang ad hal penting yg ingin akau katakan." "Baiklah katakan saja." "Apapun berita yang membahas tentangqu yg kau terima atau yg akan kau lihat tolong jangan percaya begitu saja. Aq bisa menjelaskannya." Aq memotong perkataan Harry. "Berita? Berita apa maksudmu Harry?" "Kau belum menerima apapun?" "Belum. Hanya aq tadi mendapat sebuah kiriman dalam bentuk alamat website melalui pesan. Ad apa sebenarnya?" Tanyanqu penasaran. "Aq akan menjelaskan semuanya nanti. Sebaiknya kau jangan membukanya dulu. Maukah kau melakukannya untukqu? Aq sangat mencemaskan kondisimu." "Harry aq hanya sedikit pusing, kenapa kau tidak bisa menjelaskan semuanya sekarang." "Sayang aq sibuk, aq juga tidak mengerti kenapa ada berita seperti itu tapi percayalah semua itu tidak benar. Kumohon jangan buka website itu sebelum aq menelponmu lagi." "Tapi Harry...," "Berjanjilah.., aq sangat menghawatirkan kondisimu sekarang." Ujar Harry. Dia begitu bersikeras untuk memintaqu tidak membaca berita yang sedang beredar tentang dirinya. Apapu itu aq sangat penasaran tapi Harry tidak akan menyudahi semua ini jika aq tidak menuruti perkataanya. Aq tau dia sedang sibuk disana, bagaimanapun aq tidak ingin dia punya beban pikiran disaat waktu seperti ini. "Baiklah, aq akan melakukannya untukmu." Setelah itu perbincangan antara aq dan Harry selesai untuk saat itu. Akan tetapi aq sangat penasaran, haruskah aq melanggar janjiqu pada Harry. "Is everything alright?" Tanya Taejoon. "No is not alright." Jawabqu. -to be continued-
1 note · View note