Tumgik
asnaursy · 2 years
Text
Belajar Bahasa Isyarat Melalui Internet
Internet, sebuah kemudahan jaringan yang sangat dibutuhkan berbagai kalangan saat ini. Semakin cepat kecepatan jaringan internet, dan semakin mudah saat dipengunaanya tentu akan menjadi pilihan nomor satu bagi masyarakat. IndiHome milik Telkom Indonesia adalah salah satu laayanan digital yang menyediakan internet, TV interaktif dll. dengan beragam pilihan paket serta layanan tambahan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan Anda. IndiHome sebagai Internetnya Indonesia saat ini jaringanannya sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan pastinya akan menjadi pilihan banyak masyarakat pengguna internet zaman sekarang.
Kebutuhan internet yang sekarnag seperti kebutuhan utama bagi sebagian masyarakat, karena internet mencakup pekerjaan mereka, ataupun digunakan untuk belajar, mencari ilmu. Saat ini cukup banyak platform digital yang menyediakan layanan-layanan pendidikan untuk berbagai kalangan masyarakat. Salah satunya adalah kebutuhan untuk belajar bahasa isyarat. Belajar bahasa isyarat tidak hanya diperuntukan kepada seseorang yang hendak menjalani profesi ahli sebagai Juru Bahasa Isyarat maupun keluarga dan lingkungan pendidikan saja, semua orang boleh belajar Bahasa Isyarat. Belajar bahasa isyarat menurut teman Tuli yang pernah saya temui dan berkomunikasi dengan beliau yang paling baik dan betul adalah belajar lewat teman Tuli itu sendiri. Sebelumnya pasti banyak pertanyaan alasan penyebutan teman Tuli oleh saya disini. Menurut Michele dikutip dari halaman Indonesiainklusi.id "Tunarungu adalah istilah medis untuk menggambarkan keterbatasan dari sebuah fungsi, sedangkan Tuli merupakan istilah budaya atau cara berkomunikasi yang berbeda,”. Jadi manakah yang terbaik?
Mengutip situs Universitas Sanata Dharma, secara penulisan, kata “Tuli” itu sendiri dipandang lebih sopan dan lebih nyaman untuk dipakai sebagai kata sapaan ketimbang tunarungu.
“Karena penulisan Tuli dengan Huruf kapital (T) sekaligus sapaan ‘Tuli’ menunjukkan identitas orang Tuli sebagai sebuah kelompok masyarakat yang punya identitas, memiliki bahasa, dan budayanya tersendiri,” jelas situs tersebut.
Bicara kembali tentang belajar bahasa isyarat, saat ini ada banyak pembelajaran Bahasa Isyarat yang bisa kita ikuti mengunakan internet. Wah, ternyata manfaat interner sangat luas ya, bahkan mencakup banyak kebutuhan teman-teman difabel. Seperti yang saya sampaikan di atas pembelajaran bahasa isyarat terbaik adalah dari teman Tuli langsung. Pengajar terbaik adalah dari teman Tuli langsung. Salah satu contoh platform digital yang menyediakan pelatihan bahasa Isyarat baik untuk pemula maupun level lebih tinggi diatasnya.
Tumblr media
Sumber Gambar: instagram.com/silang.id
Tumblr media
Sumber Gambar: instagram.com/pusbisindo
Ada juga kelas melalui live streamimg instagram, salah satunya dari Ibu Inklusif
Tumblr media
Sumber Gambar: instagram.com/ibuinklusif
Selain kelas bahas isyarat di atas masih banyak juga tempat belajar bahasa isyarat dengan teman Tuli langsung. Salah satunya melalui reels instagram, kanal youtube dll milik teman Tuli. Akses mudah melalu instagram yang sering saya kunjungi saat waktu luang scrool media sosial.
Sumber: instagram.com/indhira_resky
Tumblr media
Kemudahan belajar bahasa isyarat ini akan mejadi salah satu sebab semakin banyak lingkungan yang lebih inklusif. Belajar bahasa Isyarat, mencoba berkomunikasi dengan teman Tuli, tentu akan sangat banyak membantu terbukanya pemikiran masyarakat luas terhadap kesadaran tentang disabilitas. Mewujudkan lingkungan inklusif tidak bisa hanya dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, tapi juga butuh banyak peran ekstra masyarakat untuk mengerakan hatinya, sadar terhadap teman-teman difabel disekitar. Difabel, anak-anak dengan kebutuhan khusus bukan objek tetapi subjek yang juga harus ikut berperan dalam hidup bermasyarakat. Menjadikan lingkungan inklusif tentunya kebalikan dari ekslusif, yaitu mengikut sertakan atau mencakup dan itu artinya setiap lingkungan inklusif harus banyak dipersiapkan mengenai aksesbilitas, layanan maupun fisik.
Difabel, anak anak dengan kebutuhan khusus bukanlah sebuah Aib, mereka bukan sebuah penyakit dan tidak akan menular. Mereka tidak seharusnya diseembunyikan tetapi diberikan ruang untuk tumbuh semakin optimal. Jadi, yuk! Kita sebarkan banyak informasi mengenai kesadaran tentang disabilitas, aksesbilitas maupun tentang inklusifitas. Caranya, ambil langkah dari hal terkecil dahulu bisa banget melalui internet atau media sosial yang kita miliki, menyebar luaskan berita yang postif anti 'hoax' dan penuh manfaat tentang 'disability awareness'. Membuat konten positif yang tepat sumbernya, tepat sasaran, untuk meningkatkan kesadaran pengguna sosial media terhadap difabel juga bakalan keren nih! Jadi mau tunggu apalagi nih? Yuk, jadikan Manfaat internet tidak hanyak untuk diri kita sendiri tapi untuk banyak orang. Saya tunggu ya!
Sumber:
https://indonesiainklusi.id/diskusi/lebih-baik-menyebut-tuli-atau-tunarungu/#:~:text=%E2%80%9CTunarungu%20adalah%20istilah%20medis%20untuk,Bahasa%20Isyarat%20Indonesia%20atau%20Pusbisindo.
0 notes
asnaursy · 2 years
Text
Internet Membawa Jalan Kembali Menjadi Juru Bahasa Isyarat untuk Teman Tuli
Internet adalah salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia di era sekarang. Berawal dari masa pandemi covid-19, segala sesuatu yang berhubungan dengan berkomunikasi atau bertatap muka jarak dekat perlahan bisa digantikan dengan bertemu secara jarak jauh. Internet mampu menjadi solusi yang tepat disaat covid-19 mengharuskan pekerja, mahasiswa dan lain sebagainya tetap di rumah saja. IndiHome milik Telkom Indonesia adalah salah satu pilihan dari sebagian besar kalangan pekerja hingga mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan internet mereka. Dukungan internet yang stabil sangat berpengaruh pada setiap keberlangsungan acara secara daring, IndiHome dengan layanan kecepatan internet yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan serta 'kantong' masyarakat Indonesia seakan menjadi jawabaan untuk internetnya Indonesia.
Manfaat internet juga sangat terasa untuk beberapa teman Difabel, misalnya teman Tuli yang juga sebagian menjadi seorang Pelajar, Mahasiswa dan Pekerja mereka merasakan manfaatnya saat harus di rumah saja. Pada awal kegiatan secara daring mungkin akan banyak beradaptasi dengan segala vitur, atau aksesibilitas untuk teman Tuli seperti tersedianya Juru Bahasa Isyarat atau teks berjalan sesuai dengan suara yang disampaikan saat kegiatan berlangsung. Meski terkadang masih banyak kegiatan-kegiatan resmi dari pemerintah, kegiatan pelatihan, atau kegiatan sosialisasi terhadap suatu kebijakan/peraturan baru belum semua tersedia akesibilitas untuk teman Tuli, tetapi semoga ini menjadi tantangan terus memperbaiki aksesbilitas untuk temann Tuli kedepannya.
Bicara mengenai aksesbilitas untuk teman Tuli disaat mengunakan internet, misalnya saat ada acara seminar melalui zoom meeting ataupun siaran langsung pada kanal Youtube. Aksebilitas berupa teks berjalan dan Juru Bahasa Isyarat selain untuk teman Tuli mungkin sesekali akan mengalihkan perhatian teman-teman dengar. Seperti gambar di bawah ini, adalah contoh adanya teks berjalan saat acara berlangsung
Sumber Gambar: Difabelpreneur AstrastrartUp&Ibu Inklusif
Tumblr media
Dan gambar di bawah ini adalah contoh Juru Bahasa Isyarat dalam zoom meeting
Tumblr media
Sumbeer Gambar: Milik Pribadi JBI Asna
Tentang Juru Bahasa Isyarat, saya pribadi adalah seorang Juru Bahasa isyarat yang sudah memulai belajar sejak tahun 2013. Saat itu memang masih sedikit sekali yang menekuni profesi sebagai Juru Bahasa Isyarat. Sebagai seorang yang lumayan aktif dalam dunia difabel terutama Tuli saat itu menjadikan saya menjalani hidup yang lebih bermanfaat. Sayangnya pada tahun ke-4 saya menjalani profesi tersebut, saya harus berhenti karena akan pindah menuju domisili ikut suami tercinta. Perasaan kalut, sedih, bahagia, haru memang camour aduk pada saat itu karena harus berpisah dengan 1/2 duniaku yaitu bahasa isyarat dan teman Tuli.
Setelah menunggu 3 tahun saya vakum dalam dunia Juru Bahasa Isyarat, karena jarak yang jauh, karena ada banyak hal yang tidak bisa di tinggal dan mewajibkan saya menjadi 'stay at home mom'. Kesempatan baru itu tiba-tiba datamv melalui internet 'biidznillah' saat ada kegiatan teman Tuli belajar melalui zoom meeting, live youtube serta platform lain seperti streamyard memberikan saya kesempatan kembali menjadi seorang juru bahasa isyarat untuk teman Tuli. Rencana Allaah sungguh indah, apakah ini buah dari kesabaran selama 3 tahun, ataukan ini cara Allaah menunjukan bagaimana sebaik-baiknya manfaat internet untuk sehari-hari.
Kesempatan yang telah menjemput saya menjadikan bermanfaat, melalui manfaat internet akan saya bawa intuk terus menyuarakan aksesbilitas bagi teman Tuli seperti teks berjalan ataupun Juru Bahasa Isyarat. Pada agenda/kegiatan apapun yang bermanfaat saya akan selalu mengintakan lingkungan saya menjadi lingkungan yang inklusif dengan memberikan aksesbilitas untuk teman-teman Difabel. IndiHome sebagai salah satu Internetnya Indonesia akan menjadi pendukung terbesar menjadikan internet sebagai salah satu akaesbilitas untuk teman-teman difabel. Tidak hanya untuk teman Tuli saja, tapi semua difabel.
0 notes
asnaursy · 2 years
Text
Menjadi penerjemah bahasa isyarat (part 3)
________ Di sebuah acara seminar internasional, temanya tentang disabilitas dan inklusif _________
Disini tidak disediakan penerjemah bahasa isyarat. Hm wajar dong kalau saya yang minim ilmu ini langsung duduk depan difabel Tuli dan menerjemahkan. Eh nggak begitu, jadi waktu itu saya sudah memperhatikan dan meyakinkan diri saya bahwa memang nggak ada penerjemah bahasa isyarat ataupun notulen di layar agar difabel Tuli bisa mengikuti acara. Sejam, dua jam, tiga jam. Semakin risih karena saya diperhatikan orang-orang hearing dengan mata yang melotot gitu. Yasudahlah mau apa, mungkin karena saya bajunya bagus hhe.
Ada yang datang ke saya karena ternyata ada beberapa orang yang nggak nyaman dengan keberadaan saya. ((jujur ya, saya nggak nutupin jalan dan nutupin pemandangan kok bahkan saya duduk))
“mbak sedang apa?” Lalu saya di minta kembali ke tempat duduk yang seharusnya. “maaf, disini ada difabel tuli kalau kalian menyediakan penerjemah bagi mereka. Saya akan duduk ditempat saya. Kalau tidak saya akan tetap disini” Dari jauh saya lihat banyak yang nunjuk-nunjuk ke arah saya. Saya malu, iyalah malu. Tp…saya lebih malu kalau saya diem saja. Lalu yang datang ke saya itu pergi, pergi gitu aja tanpa pamit.
Saya tetap menerjemah sampai selesai acara. Setelah itu pulangnya saya di ajak ke ruang coffee break bersama panitia dan semua pemateri internasinal ada dari Jepang kalau nggak salah ((oh ya kejadiannya 2013 saya sudah lupa)). Kami berbicara banyak, mereka minta maaf dan kami berdamai. Sangat banyak ilmu yang saya dapat, banyak juga saya berbagi keluhan-keluhan seperti akses tadi ((oh iya penerjemah bahasa isyarat, runing text itu termasuk akses ya))
Apa pesan yang bisa diambil? Pokoknya ambil yang baik yaa buang yang gak baik hehe. Semoga kita selalu bisa berjuang dalam jalan kebaikan, berjuang agar tidak diam saja. Berjuang agar tidak hanya menunggu diperjuangkan.
0 notes
asnaursy · 2 years
Text
Menjadi penerjemah bahasa isyarat (part 2)
________ Kami dari kepolisian kota J mbak, ada tindakan asusila korbanya seorang Tunarungu bisa datang besok ke kantor mbak? ________
Kaget? Iya! siapa yang nggak shock tiba-tiba di telfon polisi (salah apa coba wkw) Lalu besoknya saya berangkat naik travel dari malang menuju sana. Belum deg deg an, ya kenapa harus deg deg an juga.
Ada beberapa obrolan sesampainya disana, ada beberapa pihak yang saya temui. Mulai dari orang-orang di kantor polisi, LSM perempuan, dinas sosial, dinas apa lagi ya saya lupa karena langsung di krubutin (ya Allah bahasa apa ini–maapin gatau bahasa Indonesianya)
“tersangkanya 7 orang mbak, 1 aja yang sudah dewasa selebihnya dibawah umur” “mm (sebenernya ini ekspresi shock)” “langsung ketemu korban ya mbak” “baik pak”
Kami bertemu saling sapa, dia memeluk saya dengan erat seolah banyak yang ingin diceritakan. Baru kenal? Iya jelas saya saja lupa sudah jabat tangan apa belum hehe.
Dengan bahasa isyarat kami berkomunikasi “kamu asna dari mana asal?” “tadi dari malang langsung kesini. Eh kamu nggak masuk sekolah?” “aku gak sekolah. Banyak jahat disana orang-orang” “Loh, maksudnya jahat gimana? Temen apa guru?” “gak punya temen semua jahat”
(saya tau dia sedang tidak ingin bahas ini lalu saya tidak lanjutkan) “kacamata kamu bagus” “ dia hanya mengangguk”
Sidang berlangsung ada banyak yang saya nggak mengerti. Ada banyak yang saya……….sesalkan hehe. Tentang hukum, tentang orangtua, tentang pergaulan, tentang pendidikan, tentang diskriminasi.
Kasusnya tidak sederhana, korban ini dijual dengan temannya yang dia sangat percaya. Ya jelas dia percaya, karena dia merasa hanya seorang teman itulah yang mau menerima dia. ______ Ambil pelajarannya, semoga kita bukan termasuk orang2 yang mengucilkan orang lain, menyakiti orang lain. Bertemanlah dengan bijak.
Korban ini berbahasa isyarat, sedang orang tuanya tidak mengerti sedikitpun bahasa isyarat. Mereka hanya bisa mengunakan bahasa ibu (bahasa naluri. Coba deh lihat ibu2 kalau punya anak bayi pasti sering gerak2 lucu gitu kan hehe) kalau orang tuanya begitu, lantas si korban ini mau cerita apapaun ke siapa? Kadang ibunya mengingatkan –jangan bercelana pendek, jangan baju itu kalau keluar– tapi apa yang ditangkap oleh si korban? Dia hanya menimpali –Ibuk jahat– nah kan! Kuncinya komunikasi. ______ Ambil pelajarannya, ndak ada salahnya belajar apapaun selagi kita masih bisa belajar masih diberi kesehatan kenikmatan. Bekali diri dengan apapun yang terbaik dan apapun terburuk. Tetep husnudzon tapi jangan sampai terlena.
Korban ini tidak tau bahwa itu adalah asusila. Tidak tau bahwa itu adalah perbuatan yang tidak boleh dalam hukum tidak boleh dalam islam. Setelah korban itu kami jelaskan (saya dibantu dengan teman-teman LSM perempuan) dia menangis masyaAllah jadi selama ini dia tidak tau. Lalu bagaimana ini. Apa yang harus kita lakukan? Saya juga hampir nangis, hati saya teriris. #ini juga ilmu baru untuk saya. Ternyata nggak semua orang paham tentang ini. Tugas kita bukan marah dan menyalahkan. Tugas kita memahamkan. Alhamdulillah setelah itu ada beberapa kali saya diberi amanah untuk membantu teman2 organisasi difabel dalam penyuluhan seks education kesehatan reproduksi untuk disabilitas ini keren menurut saya ini sering disepelekan(kalau ada bahasa-bahasa asing begini maafkan ya)
Oh iya kasusnya sudah selesai, korbanpun sekarang sudah sekolah kembali. Semoga selalu dilindungi Allah. Aamiin
0 notes
asnaursy · 2 years
Text
Menjadi penerjemah bahasa isyarat (part 1)
Menjadi penerjemah bahasa isyarat (versi asna) sebetulnya lebih enak dibilang interpreter.
Meskipun sudah 4tahun tapi ketika berdiri di depan banyak orang, tetap ngerasa canggung karena semua pasti ngelihatin kita (entah itu hearing ataupun deaf). Ngerasa canggung juga karena yang bicara di depan jadi berhenti bicara karena takut si penerjemah ini kewalahan kalau terlalu cepat ((ya nggakpapa sih kalau yang berbicara seangkatan atau masih deket2 gitu. Kalau udah bapak Walikota atau pak Presiden kan…….canggung betul ya.hmm)) Kalau benar-benar cepat sekali pasti aku sampaikan ke beliau yang berbicara, santai aja asalkan penyampaian kita baik dan dengan cara yang santun. Semua selalu bisa disesuaikan, tenang saja.
Nah, yang paling sering aku alami adalah takut, takut salah, takut mereka nggak paham, takut nggak membantu dan banyak takut yang lain. Hehe tapi kalau takut biasanya aku lihat teman2 Deaf di depanku, mereka dengan penuh semangat menunggu diterjemahkan, tersenyum kepadaku ((Aaaaaah meleleh adek kakzz)). Diawal sebelum mulai nerjemah pasti aku sampaikan “maaf isyarat aku bisindo, kadang juga sibi, aku masih belajar maaf kalau nggak paham ya” dan mereka rata2 menjawab “ayo gak apa-apa aku paham” ((u u u senangnya hatiku)) masyaAllah.. Meskipun begitu, aku juga sering salah isyarat, kadang juga nggak fokus, contohnya ngomong aku jadi mau, juga sering lupa isyarat padahal sudah diajari, lupa lagi, lupa terus ((namanya manusia ya wkwwk)) tapi disitulah letak kenapa kita harus selalu belajar, karena kita tempatnya lupa, karena kita tempatnya nggak tau.
Penerjemah harusnya diganti setiap 30menit menerjemahkan, kecuali memang hanya ada satu penerjemah ((seriusan ini menguras tenaga karena berdiri dan tidak berhenti bergerak. Saya pernah sampai di kasih kursi dgn deaf karena sudah lihat saya cape berjam-jam nerjemah. Sungguh..)) Khawatir penerjemah sudah tidak fokus jadi nggak bisa maksimal, khawatir juga lelah, khawatir haus dll. Jadi baiknya harus diganti setiap 30menit ya hehee. Sebagai penerjemah biasanya aku menyebut kita jubah hitam karena saat menerjemah harus pakai baju yang hitam-hitam tanpa motif ((jilbab juga)) kalau bawahan masih boleh bebas karena frame isyarat hanya frame TV.
Jadi begitulah menjadi penerjemah, hati-hati kalau sudah jadi penerjemah nanti ketagihan loh! Hehe, next time aku akan cerita pengalaman2 seru tentang menerjemah di berbagai tempat ya. Semoga Allah ridho.. Semoga bermanfaat ya, semoga bisa jadi inspirasi. Aamiin
0 notes
asnaursy · 2 years
Text
Kesempatan itu Tempat Kita Bertumbuh Menjadi Baik
Tulisan ini, dan beberapa tulisan selanjutnya insyaAllah adalah hadiah untuk beberapa tempat yang telah mengijinkan saya bertumbuh dengan baik disana, mengambil banyak pelajaran, mendapatkan banyak ilmu, pengalaman, dan cinta.
______________
Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD UB)
Pertama kali saya dengar PSLD dari seorang teman, kebetulan kami sama-sama beramanah di BEM fakultas. Dia bercerita banyak, tentang perjalanannya menyelami dunia disabilitas. Saya tertarik begitu saja, saya rasa dia lah yang menjadi inspirasi saya. Hidayah itu gitu ya, mangkanya kita harus banyak berkumpul dengan orang-orang baik hehe.
Singkat cerita, saya mendaftar online, membuat esai tentang disabilitas dan motivasi. Dulu saya bingung kenapa ada esai motivasi, apa sih pentingnya dan ternyata itu benar-benar penting setelah 4tahun saya disana. Hmm –lanjut– lolos administrasi dan lanjut ke wawancara. Ada ibu Psikolog ada mbak-mbak juga yang mewawancarai saya saat itu.
Setelah pengumuman lolos menjadi volunteer disana, itu adalah awal saya masuk di dunia disabilitas. Menyelam dan berenang dengan bahagia disana. Ada pelatihan yang diberikan, mulai dari disability awareness (pelatihan tentang kesadaran terhadap disabilitas) hingga pelatihan bahasa isyarat yang saya sendiri saat itu belum bisa sama sekali bahkan abjad saja saya belum bisa. Kedua pelatihan itu dilaksanakan 2 hari saja, sabtu dan minggu. Seninnya saya sudah langsung mendampingi mahasiswa difabel untuk berkuliah.
Tugas volunteer itu mendampingi mahasiswa difabel saat kuliah, jadi saat mereka kuliah kita duduk disebelahnya.
Oh iya kenapa sih harus didampingi? Jadi begini.. Universitas Brawijaya, telah membuka pendidikan inklusif sejak 2012. Sejak itulah mahasiswa difabel boleh mendapatkan pendidikan yang sama dengan yang tidak-difabel. Mereka belajar dikelas yang sama dengan mahasiswa lain, mereka mengerjakan tugas, berpresentasi, kerja kelompok bersama dengan mahasiswa lain. Inilah inklusif dan inilah yang membanggakan dari Universitas brawijaya bagi saya. Emm mumgkin memamg masih banyak yang harus diperbaiki, seperti akses, dan fasilitas untuk inklusifitas di UB. Namun, bagi saya sudah cukup baik tinggal terus diperbaiki saja.
Jadi begitu, itu kenapa volunteer mendampingi. Volunteer bisa jadi akses mahasiswa difabel. Contohnya begini, ada mahasiswa tunarungu(Tuli) dikelas, tugas volunteer adalah menerjemahkan, mengintrepretasikan dari suara ke bahasa isyarat, apa yang dosen sampaikan dari pembicaraan serius hingga becanda(kan ada ya dosen yang suka ada becandaan-becandaan gitu hehe). Gitu deh.. Masih banyak lagi, karena difabel bukan hanya Tuli tapi ada Tunanetra, tunagrahita (Autis, ADHD, Slow learner), tunadaksa dan lainlain.
Oh iya selama mendampingi, saya juga belajar banyak dari jurusan-jurusan kuliah lain, karena mahasiswa difabel yang saya dampingi kebetulan tidak ada yang satu jurusan dengan kuliah saya. Awalnya bingung, awalnya pusing, awalnya nggak ngerti.
Bayangkan saja saya yang kuliah jurusan Administrasi Publik, masuk kelas dan mendampingi mahasiswa difabel jurusan Teknik Informatika, teknik komputer((jurusan-jurusan ini paling laris loh dimasuki difabel, keren ya)), masih ada ilmu hukum, psikologi, akuntansi, seni rupa, DKV (desain komunikasi visual) –paling seneng banget kalau ngedampingi di kelas seni rupa sama DKV hihi– dan masih banyak jurusan lainnya.
Seminggu dulu awal-awal ndamping saya mendamping 8mahasiswa kurang kebih dengan jurusan yang beda-beda. MasyaAllah ini semua kuasa Allah. Allahuakbar..
Biasanya sebelum kelas dimulai saya mengulang pelajaran dikelas mahasiswa difabel misalnya kelas matematika komputer, saya akan belajar dan menyimak buku2 dulu, karena saya tau ini nggak mudah dan nggak mau kalau mereka jadi nggak bisa karena saya kurang dlm mendampingi hihi ini juga biar tetap nyambung dan nggak lupa Hehe. saya ini pelupa kalau kata kirana mirip dory wkwk
Begitulah, sedikit cerita tentang PSLD.
0 notes
asnaursy · 2 years
Text
Dan ternyata kita sama-sama lupa jika sedang sibuk masalah dunia
1 note · View note