Tumgik
amirahisan-blog · 7 years
Text
Gadis Kereta
Nafasku tersengal
Nampaknya karbondioksida yang aku keluarkan berkontribusi menambah kepengapan gerbong ekonomi sore ini. Meski ada penyejuk ruangan; yang kuduga sekitar setengah PK; bergantung di atas, ternyata belum cukup untuk mengusir bau bau khas keringat, bau besi karat, bau balsem berkemasan hijau muda, amoniak yang mungkin lupa disiram dan bau nasi campur.
“Hampir aja”, batinku lega sambil melirik jam tangan yang menunjukkan satu menit lagi kereta ini akan berangkat (kalau ontime) Aku mengatur posisi dudukku untuk mendapatkan kondisi paling ergonomis.
Punggung tegak
Punggung 110 derajat
Punggung 110 derajat dengan bokong geser sedikit ke kiri
Punggung tegak dengan kaki sedikit selonjor ke gang jalan dengan risiko ditegur banyak orang
Ga ada yang pas
Akhirnya posisi dudukku harus berakhir dengan lutut tertekuk 90 derajat ke depan, mengecup lutut seorang nenek dan punggung yang bernasib sama.
Hadeh… selamat menikmati kereta ekonomi selama 4 jam, Rei.
Oiya.. waktunya laporan
“Sayang aku udah d kreta, ketemu 4 jam lagi ya”
Tanda D itu cepat sekali berubah menjadi tanda R.
“Iya mas, horeee. Kita kemana hari ini?”
“Terserah tuan putri.. ayam goreng telur asin?”
“Ogah mas. Ga punya duit. Kita ke ronde pak jon aja”
Aku terbahak. Nyaris lupa kalo ini di tempat umum. Aku suka dia, selalu suka dia.
Aku suka ke-pelitannya Aku suka kebingungannya dalam memutuskan sesuatu Aku suka baju bajunya yang asal tapi tetap terlihat menarik untukku. Aku suka dia yang cengeng dan lemah, padahal ia suka sok kuat naudzubillah..
Aku sangat sayang dengan calon istriku yang gembul tendensius ini.
“Ehm permisi mas”
Tiba tiba berdiri di depanku sepasang sepatu keds merah dengan celana jeans, berambut sebahu, memakai kacamata dan memiliki senyum yang manis
Eh , astaghfirullah… ralat ralat. Senyum manis hanya untuk tuanputri ku yang sedang menunggu dirumah.
“Iya mbak?” Jawabku sambil mengusir pikiran yang mulai ngawur
“Saya duduk disini” katanya lagi, masih lengkap dengan senyum manisnya
“Ah?oh? Iyaa iya, silahkan silahkan”
Walah dalah… Cobaan pra pernikahan ini…
Gadis X (sebut saja begitu) akhirnya duduk disebelahku.. aku memejamkan mata saat itu melewati lututku yang berusaha aku singkirkan agar tidak bersentuhan dengan badannya.
Alhamdulillah berhasil juga ia duduk di kursi yang saat ini membuatku semakin tidak nyaman karena harus mengecilkan tubuhku (sekali lagi) agar tidak bersentuhan dengannya.
“Maaf jadi sempit ya mas” katanya memulai pembicaraan lagi
“… gapapa mbak” jawabku lempeng, lalu pasang headset mencegah pembicaraan lebih lanjut.
“Lho mas Rei”
“Hah? ” Apalagi sih ini kok dia tau namaku
“Lho mas Rei kan ini? Akuu mas .. Anita. Dulu adek kelasnya mas..”
“Hah? Oooh ya ya” Oalaah gadis cantik ini ternyata adek kelasku to
“Lupa ya mas” katanya lagi “Heng…. nggak kok” jawabku ngeles. murni karena nggak enak… sebenarnya, inget juga nggak kalo punya adik kelas seperti dia “Mas Rei mau kemana?” Tanya si gadis bersepatu merah yang masih juga belum kuingat. “Ke… Em… ” Pikiranku sedikit ingin bermanipulasi untuk mengaku ‘i’m still available’ jaga-jaga kalo tuanputri gembul yang kondisinya sering ga stabil ( kadang cinta, kadang nggak) , gadis cantik ini bisa saja menjadi cadangan. Tapi lagi lagi… Hati tak sampai, kalau mengingat bibirnya manyun karena bete atau matanya yg basah karena habis merengek.. “ Ke tunangan saya mbak.. ” jawabku tegas sambil berharap dia akan puas dan gak mengganggu lagi. “Ohh?! Mas Rei udah tunangan? Sama anak Semarang mas? Wah.. kita bakal sering ketemu dong yaa..” “Hng iya ya… ” Lagi lagi aku berharap ia akan menangkap sinyal ke-tidak tertarikanku utk berbincang lebih jauh. “Aku kira mas bakal nikahnya sama Cintya” Deg. Kok bocah ini bisa kenal CINTYA “Sejak mas putusin dia,.. dia pindah dari kosan, dan aku ga pernah tau kabarnya” “Jadi kamu nyit nyit?” Seketika otakku mengkilas balikkan memori tentang seorang anak yang kumus kumus di sebelah kamar mantanku dulu “Hahaha… Udah lama banget ga ada yg panggil itu.. iyaaa aku nyit nyit. Sekarang inget?” Gawat. Ini gawat. Cobaan pra pernikahan itu fix bukan cuma Tahyul!
3 notes · View notes
amirahisan-blog · 7 years
Text
It’s Been A While
Assalamulaikum... Hula Blo9ie,,, lama banget ya ga mampir ke sini. Sebenarnya banyak yang bisa di share di kehidupan setelah menikah , yang tentunya bisa jadi dokumentasi perjalanan hidup. 
Tapi ya,... tau sendiri lah. Agaknya sulit menemukan waktu untuk bisa menulis. 
Masa sih sampe se- sibuk itu ?
Hehe,.. sebenarnya ada sih waktu untuk “bernapas” dari rutinitas Jadi wanita karir - Cuci2 celana - Nyapu - Masak ( Kalo lg rajin) - dan Nyuci Piring.. biasanya waktu senggang yang berharga itu dihabiskan dengan kegiatan leyeh- leyeh di kasur, sekedar scroll Instagram, baca Webtoon, atau cerita cerita sama suami.
Oiya . Saya rasa itu faktor yang penting. 
Sejak menikah, posisi blog sebagai teman yang mampu setia mendengarkan cerita saya, tergantikan oleh suami. Apalagi kalo suami pulang , yg notabenenya sibuk banget di kegiatan luar rumah- nya, seringkali cerita tentang apa yang ia hadapai hari itu, Saya pun sudah otomatis menjadi partner yang menanmpung semua ceritanya, sekaligus berbagi cerita saya juga. Meskipun bedanya, kalo nulis di blo9, akan terabadikan :D. 
Untuk alasan utama itulah, saya hari ini berpikir ( setelah sebanarnya sudah berminggu- minggu) untuk rajin nulis lagi. 
Beberapa alasan untuk hal itu, adalah sebagai berikut : 
1. Menulis adalah passion mutlak saya. Akhir akhir ini, kemampuan menulis saya (yg dulu ga bagus bagus amat)  menjadi makin tumpul ketika saya sudah amat jarang menuangkan gagasan saya dalam kata kata. Dan kenyataa itu sebenarnya menyedihkan . 
2. Saya suka membaca kembali catatan tangan saya. Bagi saya, hal itu bisa menjadi kenangan pembelajaran, proses berpikir, bagaimana saya menghadapi masalah pada saat itu. 
3. Saya ingin menginspirasi orang banyak tentang gagasan, ide, sudut pandang saya.
Oleh karena itu ! 
Mudah mudahan blo9 hari ini adalah simbol dari kebangkitan tulisan Saya,, Hu- Ha- Ha! 
OKE. 
Kayanya untuk membangkitkan semangat menulis selanjutknya, kudu crita dulu deh kejadian hari ini . 
Hari ini, Minggu. Saya dan suami, menghabiskan waktu dirumah. Hm, sedikit ralat. Suami, menghabiskan paginya di lapangan futsal, membawa misi mulia memenangkan pertandingan futsal 2 minggu lagi di Even ASMIHA. Saya? Pagi ini saya mencoba belanja ke pasar deket rumah, karena misi memasak ikan tongkol kecap yang sudah lama saya idamkan. 
Sebenarnya agak konyol cerita di pasar tadi pagi, karena : Saya bahkan ga tau, wujud ikan tongkol itu yang kaya apa. Sehingga, saat saya mendekati juragan ikan, yg saya lakukan adalah mengamati pembeli lain terlebih dahulu, kira kira mereka beli ikan apa,,,, adakah kata kunci tongkol di dalam permintaan ikan mereka ? 
Saya pun menguping.
“Masih baru kan ya bu, ini tongkolnya?”
“iya, baru tadi pagi dateng” 
Dalam hati langsung bersorak sorai.. yeeiii secercah petunjuk datang: Ibu ini, jualan ikan tongkol. Lalu setelah mereka bertransaksi, tibalah giliran saya
“Bu, tongkolnya brapa klo sgini?” kata saya seraya menunjuk salah satu besek berisi 3 ekor ikan yang mukanya mirip ikan pindang 
“Itu bukan tongkol mbak, itu salem” Kata ibu penjual dengan kalem 
Tet Tot
Sejenak berpikir bahwa kuping ini mulai error mendengar. 
“Ibu ini dapet tongkol terakhir... sekarang udah habis ” Lanjutnya lagi
“Ooooo” Jawab saya spontan, yang ternyata juga diikuti oleh si Ibu pembeli tongkol terakhir. Rupanya dia juga barusan ngerti kalo ikan lain di besek tersebut adalah ikan salem ‘.  
Okei, ternyata gagal dengan metode menguping ini. dan karena hari udah makin siang, saya memutuskan unutk bertanya manual saja pada stiap penjual ikan “Bu, tongkol punyak gak ? “ 
yang ternyata jauh lebih hemat waktu daripada metode nguping. 
Dan kegiatan belanja di pasar berakhir dengan transaksi sbesar : 33 ribu. Plus jajan buryam 11 ribu sih.. 
Dengan 33 ribu tersebut, kita bisa makan 2 kali- siang dan malam, denga porsi 2 orang... berarti tiap kali makan kira kira 7.500 saja!! Waarrrbiyasak ! 
kalo tiap hari bisa belanja di pasar dan masak terus, bisa beli matras bayi lucu dari instagram seharga 400 ribu... hwah,, dasar emak emak baru mau unya anak.... 
Kayanya sekian dulu ya ceritanya, besok kudu bangun pagi dan nyangkul. 
P.s : Malam ini ditinggal suami jaga... sepi rasanya. 
1 note · View note
amirahisan-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Lari dari kegiatan rutin diperlukan dalam hidup kita.
Kegiatan rutin, membuat kita menjadi tidak sensitif.
Kenapa?
Anda tahu tidak, rutinitas yang tubuh kita alami setiap hari terekam jelas dalam otak yang disebut hipotalamus.
Hipotalamus mengatur dengan baik, pukul berapa kita membuka mata setiap pagi, kapan kita harus menginjak rem dan gas saat menyetir mobil, menusuk jarum keluar masuk dengan teratur, semuanya terjadi secara refleks, bukan lagi perintah sadar dari otak. Sehingga apa yang kita lakukan kadang menjadi tidak bermakna. 
Keluar dari rutinitas itu penting untuk merecharge kejenuhan.
Jika anda jenuh akan pekerjaan, kualitas kerja juga akan menurun. Coba deh sejenak berkeliling ke tempat yang belum atau jarang anda lewati.
Contohnya seperti saya kemarin, sengaja melewati jalan yang tidak biasa atas dasar kebosanan, yang sebenarnya  tak lain hanya pantai kotor tidak terawat dekat kampung pasar ikan. Tapi disana saya  menemui kehidupan lain selain kantor dan rumah.
Ada ekspresi anak bermain dengan bahagia di taman bermain ‘ala kadar’ dengan wahana yang jelas menunjukkan kombinasi cat pudar dan berkarat, ada juga yang membawa keluarganya sekedar melihat pantai yang ga bagus bagus amat, lalu ada orang orang berdiri mengantri panjang di pinggir jalan, cuma mau menikmati lalu lalang kendaraan, semuanya dilakukan dengan wajah penuh rasa syukur, bahagia.
Ternyata rutinitas membuat hati saya tidak peka, bahwa kebahagiaan bisa diraih dengan cara sesederhana itu. Bukan merancang rencana keluar kota, makan enak, atau belanja sana sini. Keluar dari rutinitas membuat otak saya banyak berpikir. 
Selama ini kita disibukkan dengan aktivitas yang memakan waktu, sampai menjalani hidup hanya mengalir tanpa makna. Ikut arus. Yang penting menjalani pagi jadi malam, malam jadi pagi. 
Waktu menjadi sesuatu yang tidak spesial sama sekali. Naudzubillah.. Betapa ngeri saya memikirkan itu smua. Urusan duniawi itu sungguh melenakan.
Yang paling mengerikan sebenarnya, mengerjakan sholat karena refleks belaka.
Berdiri - bungkuk - ucapan sholat yang kita kerjakan hanya karena sakig mahirnya kita mengulang aktivitas tersebut lima kali sehari. 
Buktinya? Seringkali kita sholat sambil memikirkan banyak hal lainnya dalam otak kita. 
 Ya. Karena sholat telah menjadi refleks. Bukan lagi aktivitas yang membutuhkan energi khusus untuk melakukannya. Sholat seharusnya membutuhkan konsentrasi spesial. Karena kita bukan sedang melakukan gerakan refleks, tapi sedang memohon pada Ilahi dengan sungguh sungguh.
Lalu bagaimana keluar dari rutinitas kejenuhan sholat yang dilakukan ? 
Saya langsung menemukan jawabannya, segera setelah saya mengikuti solat magrib berjamaah di langgar kecil dekat saya menjelajah tadi. 
Jamaahnya terbilang banyak untuk langgar sekecil itu. Dan yang saya kagumi adalah, jamaahnya justru bukan dari kalangan orang yang sedang fokus “ngumpulin bekal akhirat” alias udah tua, namun banyak anak belasan tahun dan setengahnya lagi remaja tanggung seperti saya ( :p ). Dengan umur semuda itu, dan kesadaran yang dianggap tidak biasa di zaman seperti ini. 
Saya mengikuti solat magrib yang lebih khusyu dari biasanya. suara imam yang merdu, entah kenapa membuat saya haru sekali. 
Kemana saja saya selama ini? Bagaimana saya bisa melewatkan kedamaian yang sering saya cari? 
Saat sujud pun saya tak kuasa menahan air mata. Ya Allah, dengan segala rejeki yang engkau limpahkan pada saya, tapi saya sangat jarang berkunjung ke rumahMU. Padahal semua obat kegelisahan yang saya cari ada disini, pelepas lelah ada disini, pengisi ulang iman juga ada disini, 
Sungguh beruntung orang yang memunyai nikmat iman yang istikomah. Sungguh saya iri dengan orang orang beruntung tersebut, 
0 notes
amirahisan-blog · 8 years
Text
Allah ga akan pernah keliru menuliskan takdir hambanya.. Ga akan pernah salah merencanakan yang terbaik atas apa yang telah diusahakan hambanya... Jadi... 1) KHUSNUZON Adalah hal terpenting. Bahwa segala sesuatunya telah diatur. Tidak perlu kecewa, tidak perlu bertanya kenapa Temukan sendiri jawabannya, hanya jika kamu mau menyadari bahwa itu yang terbaik bagimu. Allah adalah sesuai prasangkamu. 2) Terus Bersyukur Atas semua kekurangan di hidupmu. Sesungguhnya yang kamu keluhkan dan kamu sesali terjadi, adalah rangkaian kejadian untuk kualitas diri yang lebih baik. Hanya jika kamu mau sadari semua itu. Mudah mudahan, setiap hari, meski sedikit, bertambah ke tawwadhu-an pada diri kita..amin.
0 notes
amirahisan-blog · 8 years
Photo
Never forget the magic words
Tumblr media
If Allah Wills (Quran 18:23-24)
Originally found on: invitetoislam
331 notes · View notes
amirahisan-blog · 8 years
Quote
Jangan pernah iri dengan nasib oranglain. Kita tidak pernah tau apa yang pernah diambil dari mereka
Unknown
0 notes
amirahisan-blog · 8 years
Text
Lesson After Married #1
Menikah, seperti dugaan saya sebelumnya
Akan membawa dampak besar dalam hidup masing-masing orang
Memaksa orang untuk belajar lebih dewasa, memaksa menurunkan ego, memaksa untuk melihat sisi lain dari sudut yang selama ini kita anut
Saya sendiri kaget dengan perubahan dalam diri saya.
Rasa ego saya tinggi. Tapi setelah menikah, saya sering mengabaikan pakem pakem yang saya buat sendiri, hanya agar saya dan suami masih bisa tersenyum.
Begitu pula dia.
Untuk patokan orang yang keras kemauan seperti dia, banyak hal yang dilunakkan demi mendapatkan kebahagiaan saya. Dan itu sangat berharga.
Maka dalam pengalaman yang sangat muda ini, saya sadar bahwa salah satu yang terpenting dalam pernikahan adalah saling memahami.
Tidak menuntut meskipun kamu punya hak sepenuhnya atas pasanganmu. Itu adalah definisi sesungguhnya rasa sayangmu terhadap pasangan.
Menikah adalah berani untuk berkorban tanpa pamrih sedikitpun.
Tidak berharap dia akan melakukan hal yang sama, setelah kita memberi kebaikan padanya.
Menikah adalah berlomba lomba untuk selalu menjadi yang lebih baik lagi setiap harinya. Bahwa ridho Allah berada pada kebahagiaan pasanganmu.
Menikah adalah usaha untuk saling membahagiakan pasanganmu.
Jadi jangan sia siakan rezeki ini. Rezeki yang sebagian orang meminta nya dengan susah payah.
0 notes
amirahisan-blog · 8 years
Text
Tidak Pernah Ada Yang Cocok
Di dunia ini tidak pernah ada manusia yang sama, hingga membuat keduanya merasa cocok, lalu memutuskan untuk hidup bersama. Kita tidak perlu menunggu seseorang yang benar-benar dirasa cocok dengan kita, bahkan sama persis. Tidak perlu. Toh manusia yang seperti itu tidak pernah dilahirkan.
Karena cinta tumbuh bukan dengan kesamaan dari tiap insannya. Melainkan dihidupkan dengan saling mengerti dan saling menerima apapun perbedaannya nanti. Meski nantinya berbeda pendapat, bertengkar, semuanya akan kembali baik-baik saja.
Akan selalu ada dalam diri manusia hal-hal yang harus diperbaiki dan ditempa setiap harinya. Asalkan kita mampu saling melengkapi, hal yang berbeda itu tidak akan menjadi masalah yang berarti, bukan?
Mungkin, kita bisa mencontoh ribuan pasangan di luar sana yang masih mesra hingga di usianya yang senja.
Atau, orang tua kita misalnya.
Ketika ada sepasang insan memutuskan untuk hidup bersama, bukan karena mereka memiliki banyak kesamaan, melainkan karena mereka mampu untuk saling melengkapi.
Bogor, 7 September 2016 | Seto Wibowo
298 notes · View notes
amirahisan-blog · 8 years
Quote
Ketika anda memohon diberikan kesabaran, maka Tuhan akan memberikan cobaan yang membuat anda belajar untuk sabar Ketika anda memohon kedekatan dengan Tuhan, maka anda akan dibuat dekat dengan ujian ujian yg diberi-Nya. Bersiaplah dan bersyukurlah… bahwa sesungguhnya apa yang anda alami saat ini adalah proses jawaban doa doa anda sendiri 😃😃😃 Alhamdulillah
0 notes
amirahisan-blog · 8 years
Text
Pelajaran mahal
Halo blogie.
Saat ini saya berada di atas kereta menuju Surabaya.
Hari ini saya ingin berbagi pengalaman penting. Pengingat untuk kita smua, terutama untuk saya.
Kesombongan
Sering kita tidak sadari bahwa hal itu ada
Sombong bukan berarti harus menampakkan kekayaan, menunjukkan kalau kita cantik dan sempurna. Belum tentu
Sombong bisa saja hanya berupa kepercayaan diri, yang berubah menjadi ujub.
Hari ini saya sombong, dan Allah menunjukkan kuasanya saat itu juga.
Ceritanya begini.
Dalam rangka berikhtiar untuk ikut suami pindah ke malang, maka pagi ini saya akan melakukan wawancara di salah satu Rumah Sakit di Malang.
Rencana sudah matang. Tiket sudah, izin dengan bu bos Puskesmas sudah, izin kepala ruangan, sudah.
Bangun saya juga tidak terlambat. Sayangnya, saya terlalu mengentengkan situasi ini, bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar. Semuanya akan baik saja.
N.b : dalam situasi seterdesak apapun, saya beberapa kali termasuk orang yang diselamatkan bolak balik oleh Allah. Sehingga timbul dalam diri saya, kali ini pun Allah pasti memudahkan jalan saya.
Sebelum berangkat, saya pun masih sempat menyiapkan makan, membuat teh, dan menata meja.
Celakanya, saking terlalu santai, ternyata saya tidak sadar kalau waktu sudah sampai di pukul 6 pagi. Kereta saya berangkat pukul 06.20 ke malang
Dalam estimasi saya, smuanya masih terlihat masuk akal meskipun saya sudah setengah menyesal tidak berangkat lebih awal.
Perjalanan saya ditempuh dengan sepeda motor, meliuk kekanan kekiri dengan pengemudi ayah. Hati ini masih yakin bahwa saya pasti akan bisa sampai diatas kereta, karena Allah sayang dengan saya. Benar saja, saya sampai pk 06.15 , masih ada 5 menit utk bergegas cetak tiket boarding dan melesat kedalam kereta
Tau apa? Saat memasukkan kode booking kereta, entah kenapa, kode itu tidak mau terdeteksi sebagai tiket saya. Beberapa kali saya coba, tetap tidak bisa.
Saya semakin panik.
Security kereta api mendekati saya, dan berusaha mengarahkan saya ke customer service. Sayangnya, proses ke customer service itu tidak begitu membantu.
Petugas disana juga bingung, bahkan sempat menyuruh saya untuk kembali memasukkan kode booking ke mesin pencetak.
Yang pada akhirnya, kereta berangkat di depan mata saya. Kereta saya menuju kesempatan ikhtiar masa depan tingga bersama suami.
Allah menunjukkan kuasanya, atas rasa sombong saya.
Sombong merasa Allah akan selalu berikan saya kemudahan atas ibadah yang telah saya lakukan. Saya ujub atas amalan saya.
Astaghfirullahaladzim
Pelajaran ini sungguh mahal bagi saya. Mengorbankan kedua orangtua saya untuk mengantarkan saya pergi ke Malang, dengan mobil.
Ya Allah senantiasa ingatkan aku terus akan niat niat yang buruk, sungguh Engkau mengetahui apa yang tersembunyi
0 notes
amirahisan-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
Dan jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu (QS Al Baqarah 255)
Apapun itu.. niat baik maupun niat buruk yang terbesit, semua pasti ada balasannya 😃
0 notes
amirahisan-blog · 8 years
Text
Segelas Teh Panas
Hari ini saya kembali merasakan sensasi bertualang. Setelah sekian lama kepribadian yang itu hibernasi karena alasan gender (baca: perempuan ga boleh pergi kemana mana)
Hari ini saya bertualang sendiri di kota malang. Berawal dari kepadatan aktivitas suami yang sekarang judulnya lagi sekolah, suami tercinta terpaksa meninggalkan saya demi kegiatan mulia tersebut…
Saya sendiri tidak merasa keberatan sebetulnya ditinggal tinggal seperti ini. Sesuai dengan kata psikolog yang pernah magang di tempat kerja beberapa bulan yang lalu : orang introvert selalu bisa memecahkan kesepiannya sendirian. Menemukan dunia nya sendiri. Iya, seperti saya.
Saya menemukan ini malah sebagai kesempatan memuaskan diri untuk jalan jalan, mengenal tiap sudut kota malang ( yah walaupun kedinginan dan bersin bersin) yang cantik.
Sisi positif setelah menikah, hanya perlu izin pada suami 😅 kalau izin sama ayah ibu saya, sudah bisa diramal jawabannya pasti ‘ga boleh’.
Untungnya suami nampaknya ga tega meninggalkan saya sendirian di kosan seharian.
Intinya! Hari ini misi berhasil dijalankan, horeee!😂😂
Sejak jam setengah 5 tadi, habis mandi saya langsung semangat bepergian pake motor keliling malang. Dalam pikiran saya sih, bakalan wisata kuliner ala mahasiswa gitu : dapet makanan yang murah tapi enak, terus bisa jalan dari warung ke warung. Apadaya, rintangan pertama pun dihadapi, saya ga ngerti jalan di malang!😭
Akhirnya saya mampir di swalayan besar untuk beli teh celup dan gula sambil menunggu jam buka puasa. Agak geli sendiri dalam hati, niatnya aja yang gede, aplikasinya enol! 😂
GPS? Seperti yang saya katakan tadi, saya naik motor dan kondisi sedang sedikit gerimis.. jadi malas untuk buka buka hape ditengah jalan.
Suami sebenarnya merekomendasikan salah satu jalan, tapi sebelum mencapai jalan tersebut, saya menemukan tukang jual sate kambing di pinggir jalan , dan akhirnya berhenti.
Mungkin agak aneh melihat seorang gadis muda (udah bukan gadis kaleee) , sendirian , makan di warung sate pinggir jalan yang remang remang. Tapi tau sendiri lah… mana saya perduli sama begituan. Meskipun dari tatapan orang orang bisa terbaca apa yang dipikiran mereka. Uddah gitu yang lainnya mah dibungkus, kalo saya: “makan sini ya pak!”
Kasian amat ni mbak mbak, ga punya rumah kali ya…
Singkat cerita. Satenya ga cukup enak… padahal dari antriannya yang cukup lama, hampir yakin rasanya enak.
Setelah saya berniat melanjutkan misi petualangan yang langka ini, ternyata hujan mengguyur lebih deras lagi. Menyadarkan saya bahwa saya hanya mengenakan kemeja tipis saat ini. Ampun! Ternyata malang bukan kota yang tepat untuk berkendara motor dengan berkemeja saja 😐😑
Saya menyerah. Untungnya kosan saya sejalan dengan destinasi berikutnya, jadi mampir sebentar ambil jaket lalu berangkat lagi.
Destinasi berikutnya adalah: mencari segelas teh panas!
Untuk tangan dan kaki yang beku… untuk ketenangan jiwa.
Mengikuti intuisi hati, saya sampai di sudut kafe yang sepertinya jualan teh panas dan makanan kecil.
Aaahh.. rasanya lega bisa mencapai sejauh ini (jauh kemana sih san… sgitu doang😂😂) pergi sendiri, menikmati jalan dan lampu… segelas teh panas yang menenangkan.
Special thanks to suami yang membuat semua ini mungkin💗💗
0 notes
amirahisan-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
95 notes · View notes
amirahisan-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
69 notes · View notes
amirahisan-blog · 8 years
Conversation
Balada Wanita yang ingin....
“Ayah, aku mau kerja!”
“Jangan, lah. Kamu di rumah saja. Istri itu di rumah tugasnya :)”
“Itu, tetangga kita, dia kerja!”
“Hehe …, dia itu guru, sayaang. Dia dibutuhkan banyak orang. Yang membutuhkan kamu tidak banyak. Hanya Ayah dan anak kita. Di rumah saja, ya.”
“Itu…, tetangga kita yang satunya, yang sekarang sudah pindah ke kampung sebelah, aku lihat dia kerja. Bukan guru. Tidak dibutuhkan banyak orang.”
“Nanti, tunggu Ayah meninggal dunia.”
“Apa-apaan sih?”
“Dia itu janda, sayaaaang. Suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu. Makanya dia kerja.”
“Tapi kebutuhan kita makin banyak, Ayah”
“Kan Ayah masih kerja, Ayah masih sehat, Ayah masih kuat. Akan Ayah usahakan, InsyaAllah.”
“Iya, aku tahu. Tapi penghasilan Ayah untuk saat ini tidaklah cukup.”
“Bukannya tidak cukup, tapi belum lebih. Mengapa Ayah bilang begitu? Karena Allah pasti mencukupi. Lagi pula, kalau kamu kerja siapa yang jaga anak kita?”
“Kan ada Ibu! Pasti beliau tidak akan keberatan. Malah dengan sangat senang hati.”
“Istri Ayah yang Ayah cintai, dari perut sampai lahir, sampai sebelum Ayah bisa mengerjakan pekerjaan Ayah sendiri, segalanya menggunakan tenaga Ibu. Ayah belum ada pemberian yang sebanding dengan itu semua. Sedikit pun belum terbalas jasanya. Dan Ayah yakin itu tak akan bisa. Setelah itu semua, apakah sekarang Ayah akan meminta Ibu untuk mengurus anak Ayah juga?”
“Bukan Ibumu, tapi Ibuku, Ayah?”
“Apa bedanya? Mereka berdua sama, Ibu kita. Mereka memang tidak akan keberatan. Tapi kita, kita ini akan jadi anak yang tegaan. Seolah-olah, kita ini tidak punya perasaan.”
“Jadi, kita harus bagaimana?”
“Istriku, takut tidak tercukupi akan rezeki adalah penghinaan kepada Allah. Jangan khawatir! Mintalah pada-Nya. Atau begini saja, Ayah ada ide! Tapi Ayah mau tanya dulu.”
“Apa, Ayah?”
“Apa alasan paling mendasar, yang membuat kamu ingin bekerja?”
“Ya untuk memperbaiki perekonomian kita, Ayah. Aku ingin membantumu dalam penghasilan. Untuk kita, keluarga kita.”
“Kalau memang begitu, kita buka usaha kecil saja di rumah. Misal sarapan pagi. Bubur ayam misalnya? Atau, bisnis online saja. Kamu yang jalani. Bagaimana? anak terurus, rumah terurus, Ayah terlayani, uang masuk terus, InsyaAllah. Keren, kan?”
“Suamiku sayang, aku tidak pandai berbisnis, tidak bisa jualan. Aku ini karyawati. Bakatku di sana. Aku harus keluar kalau ingin menambah penghasilan.”
“Tidak harus keluar. Tenang, masih ada solusi!”
“Apa?”
“Bukankah ada yang lima waktu? Bukankah ada Tahajud? Bukankah ada Dhuha? Bukankah ada sedekah? Bukankah ada puasa? Bukankah ada amalan-amalan lainnya? Allah itu Maha Kaya. Minta saja pada-Nya.”
“Iya, Ayah, aku tahu. Tapi itu semua harus ada ikhtiar nyata.”
“Kita ini partner, sayang. Ayahlah pelaksana ikhtiarnya. Tugas kamu cukup itu. InsyaAllah jika menurut Allah baik, menurut-Nya kita pantas, kehidupan kita pasti akan berubah.”
“Tapi, Ayah?!”
“Ayah tanya lagi…, kamu ingin kita hidup kaya, apa berkah?”
“Aku ingin kita hidup kaya dan berkah.”
“Kalau begitu lakukan amalan-amalan tadi. InsyaAllah kaya dan berkah.”
“Kalau tidak kaya?”
“Kan masih berkah? Dan…, tahu apa yang terjadi padamu jika tetap istiqomah dengan itu?”
“Apa, Ayah?
“Pilihlah pintu surga yang mana saja yang kamu suka. Dan kamu, menjadi sebenar-benarnya perhiasan dunia.”
***
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah” [H.R. Muslim]
800 notes · View notes
amirahisan-blog · 8 years
Quote
So often we think that Allah only tests us with hardships, but this isn’t true. Allah also tests with ease. He tests us with na`im (blessings) and with the things we love, and it is often in these tests that so many of us fail. We fail because when Allah gives us these blessings, we unwittingly turn them into false idols in the heart.
Untuk direnungkan, semoga kita tidak tersesat 😊
2K notes · View notes
amirahisan-blog · 8 years
Audio
Suara : @dokterfina Cerita : @kurniawangunadi Backsound : Ost. My Little Bride
© Jakarta, 24 April 2016
Kebaikan yang Hati-Hati
Kebaikan itu lahir dari hati, bergetar dari hati yang kemudian menggetarkan hati-hati yang lain. Hati-hati yang tulus memberi akan mudah diterima oleh hati-hati yang lapang.
Hanya saja, kebaikan yang lahir hari ini semakin sulit dikenali. Entah apa yang terjadi pada hati manusia. Apakah dunia beserta segala kepentingannya telah membuat orang lalai pada hati mereka sendiri. Tidak mengenali perasaanya, sibuk memanipulasi perasaan untuk kepentingannya sendiri.
Semoga kebaikan-kebaikan itu kembali tumbuh bagai rumput, tidak mati begitu saja karena terinjak, terpotong, bahkan karena musim kering. Kalau suatu hari aku harus menentukan untuk hidup bersama siapa, aku hendak memilih dengan hati yang baik. Siapapun orangnya, siapapun itu yang memiliki hati yang baik.
443 notes · View notes