Tumgik
alfithri · 4 years
Text
Kalo dunia terasa berat, kok rasanya jadi (sok) dekat sama Allah yaa.
Tapi kalo dunia lagi mulus-mulus aja, sering banget lupa sama Allah.
Egois ya, #aku :(
2 notes · View notes
alfithri · 4 years
Text
Menjaga dari melihat, mendengar, berkata, dan merasa yang tak perlu itu susah yaa. Padahal jauh lebih meneteramkan.. (:
#kemarin 10/03/20
0 notes
alfithri · 4 years
Text
Aku dan Usia 25
@edgarhamas
Beberapa hari lalu adalah 8 Maret. Saya selalu menggunakan tanggal itu untuk mengukur sudah sampai mana perjalanan saya meniti hidup. Apa yang sudah dilakukan, apa yang masih terlupa. Sudah sebermanfaat apa hidup, dan mana celah kurang yang harus segera direnovasi. Dan salah satu caranya adalah dengan melihat, di usia 25 ini bagaimana orang-orang besar menghadapinya.
Menjelang 8 Maret 2020, saya sedang ada di pesawat menuju Padang. Sembari menikmati perjalanan, terpikirkan untuk mendengar file audio lama yang sempat saya download dari internet; segudang belasan episode Sejarah Islam Andalusia "Qisshatul Andalus Min Al Bidayah ila As Suqūth" yang disampaikan oleh Dr Raghib As Sirjani.
Entah bagaimana, saya hanya asal memilih episode, dan asal memilih menit ke berapa; ternyata Dr Raghib Sirjani sedang membahas perjalanan Abdurrahman Ad Dakhil. Siapakah ia?
Bagi pentadabbur sejarah, pasti tahu tentang cerita kelam Abbasiyah yang memerangi klan Umayyah hingga negeri itu berakhir di lembar sejarah. Ada seorang anak muda berusia 19 tahun, pemilik darah Umayyah yang punya nasab raja; dikejar dan dijadikan buronan. Namanya Abdurrahman bin Muawiyah. Abbasiyah tak ingin anak remaja ini di kemudian hari jadi pemimpin besar yang akan memberontak pada klan Abbas.
Ia tak mau menyerah, ia tak mau pasrah. Pergilah ia, diseberanginya sungai besar seorang diri, dilawannya deras airnya yang kala itu manusia tak akan percaya seorang anak muda bisa melakukannya. Bertahun-tahun ia terasing, berjalan sendiri dari Syam ke Mesir. Dari Mesir ke Libya. Dari Libya ia susuri sendiri ujung timur Afrika sampai di baratnya. Jarak tempuh yang amat jauh itu ternyata masih mengancamnya: sebab mata-mata Abbasiyah ada dimana-mana.
Di Maroko di barat Afrika, kala itu usianya sudah 25 tahun. Selama 6 tahun ia bertahan melewati masa pelarian itu. Namun masalah mendewasakannya. Pukulan keras tak membunuhnya, malah membuatnya lebih kuat. Sepanjang perjalanannya ia membaca situasi; bahwa ternyata simpatisan Umayyah bertebaran dimana-mana, dan siap mendukungnya untuk meneruskan umur dinastinya yang sudah hancur di timur.
Ke Andalusia ia berangkat. Negeri itu dipilihnya karena ia jauh dari cengkraman Abbasiyah. Laut Tengah memisahkan antara ia dan musuh-musuhnya. Namun, sesampainya di sana ia melihat Kaum Muslimin terpecah belah; Suku Berber membenci Yaman. Suku Yaman terjadi perang saudara. Revolusi meletus di setiap kota dan keadaan politik ekonomi sangat berantakan.
Namun di tengah krisis itu justru Abdurrahman melihat momentum. Sebagaimana Rasulullah menjadi "solidarity maker" untuk mengusaikan konflik berkepanjangan Aus dan Khazraj di Madinah, maka Abdurrahman dinilai oleh orang-orang Andalusia sebagai alternatif terbaik yang mampu menyatukan semua suku bangsa dan kabilah nan tadinya terpecah.
Abdurrahman tak hanya andalkan nasab untuk menggemakan namanya. Ia tahu bukan di situ kekuatannya. Kecakapannya, kesabarannya dan sisi politiknya bermain dengan cantik. Bani Umayyah memang terkenal dengan kepiawaiannya menjadi penyatu yang terbelah. Dan itulah yang dilakukan Abdurrahman. Ia satukan kabilah-kabilah Arab di Andalusia. Ia rangkul suku Berber yang punya jasa membebaskan Andalusia. Dan ia panggil semua simpatisan Umayyah untuk datang ke sana.
Di usia 25 tahun itu, Abdurrahman menjadi raja yang menyatukan kota-kota dan suku beraneka. Sekian banyak pemberontakan bisa dipadamkannya dengan bijaksana. Abbasiyah mengirim puluhan agennya untuk meniup api revolusi, namun Abdurrahman bisa menumpasnya dengan jeli. Saat itulah Khalifah Abbasiyah, Abu Ja'far Al Manshur menggelarinya sebagai "Rajawali Quraisy."
Ia, di usia 25-nya sudah selesai dengan dirinya. Dan apa yang dihadapinya bukanlah masalah remeh yang kita hadapi dalam rutinitas harian kita. Betapa banyak orang yang sudah dewasa di usia muda, dan jalan menjadi dewasa itu adalah dengan didatangkan untuknya problematika besar untuk dituntaskan.
Saya merasa Allah ingin memberi sinyal pada saya di usia 25 ini. Dengan entah bagaimana caranya kok bisa saya diperdengarkan kisah Abdurrahman Ad Dakhil di usia 25-nya menyatukan Andalusia.
Mungkin karena sebelumnya saya pernah bilang pada orang-orang, "bahwa manusia yang belajar dari sejarah tak butuh motivasi dari luar dirinya lagi."
Mungkin akan sulit menjadi Abdurrahman Ad Dakhil, namun kebesaran hatinya dan sikap kokohnya menantang dunia yang menghimpitnya akan mampu menjadi pengingat bagi kamu dan aku untuk tetap berbaik sangka; ketika Allah memberi kita masalah yang besar, Allah juga beri kita kemampuan untuk menyelesaikannya.
509 notes · View notes
alfithri · 4 years
Text
Pandangan Kita
Punya tetangga yang mengeluh pada adik ipar gw karena anaknya yang sudah hijrah dan menjadi ahlan wa sahlan (istilah gw dan teman - teman untuk menyebut orang-orang salih), ga juga kredit rumah. Anaknya sedang berupaya mencari kredit rumah syariah, ibunya tidak sepakat karena jadi tidak nemu-nemu yang sesuai budget. Ibunya sebel. Mungkin dia belum mengerti dan memahami prinsip hidup anaknya yang menghindari riba. Sesalih-salihnya orang, terutama yang tinggal di kota kecil, ekonomi syariah masih merupakan ilmu eksklusif.
Di sisi lain, ada lagi orang yang gw kenal, bangga betul anaknya punya duit banyak, bisa jalan-jalan keluar negeri, rumah cicilannya mewah, mobil cicilannya ada 2, sering ajak jalan-jalan orang tua, secara gamblang anaknya itu bilang gak mikir riba - riba. Padahal gak jelas status halal haram sumber dana anaknya.
Ada lagi seorang teman, pengusaha sukses di kota gw. Pernah marah-marah sama seorang teman kami yang ga mau pinjam uang dengan riba, meski untuk usaha, karena teman yang dimarahi ini sudah hijrah. Si pengusaha sukses menggebu-gebu mengutarakan analisanya sendiri, dengan yakin mengatakan bisnis ga akan besar kalau gak utang. Setelah belajar sedikiiiiit prinsip ekonomi syariah dan interview dengan beberapa pengusaha, gw baru menyadari analisanya itu sangat salah.
Kadang-kadang, kita menilai keberhasilan dan kebahagiaan dari ukuran angka materi dan duniawi. Betapa kita lupa, Allah tuh suka-suka kasih materi, itu barang yang sangat murah bagi-Nya. Mau riba kek, mau zina kek, mau jahat kek sama orang, kalau Allah mau kasih dia materi dan segala isi duniawi, pasti akan dikasih.
Aelah, orang sholat fajar 2 rakaat yang kita anggap ringan saja, lebih baik daripada dunia dan seisinya kok.
Di sisi sebaliknya, kita sering lihat orang baik atau salih hidupnya penuh ujian. Karena kita ngukur hidup pakai duniawi, kita heran mengapa ujian banyak berdatangan padanya. Padahal, bisa jadi Allah kasih banyak ujian padanya supaya terhapus dosa-dosanya, supaya ketika kembali pada Allah dia bersih dan hisabnya sedikit.
Memang sulit menghindarkan diri dari keinginan menguasai segala materi dan isi duniawi. Dan sungguh sulit menghindarkan diri dari segala hal ribawi di dunia saat ini. Akan tetapi, setidaknya semoga kita meminimalisir penggunaannya, tidak menyengajakan diri dan bersenang diri menceburkan diri kesana, apalagi untuk benda-benda yang sebenarnya tidak perlu-perlu amat.
338 notes · View notes
alfithri · 4 years
Text
“Allaah tu Maha Baik yaa.. rasanya tu tiap NIAT untuk jadi lebih baik, selaluu Allaah kasih sesuatu yang lebih baik.. yang mbuat langsung melting gitu..”
“Padahal aku masih nakal..”
“Dan tiap ga bener dikit, rasanya adaa aja cara Allaah buat ngingetin.. lewat masalah lah, lewat sedih lah, atau lewat apapun yang mbuat mikir, ‘oiya, aku udah jauh dari Allaah’. Saatnya kembali..“
“Allaah tu baik banget..”
:”)
#obrolankita Terus sama-sama speechless
Palembang, 09/03/2020 Setelah amat lama sekali tak coret-coret disini wkwk
0 notes
alfithri · 4 years
Text
Ketika bahagia ada pada puncaknya,maka bersiaplah untuk juga sedih yang kan menerpa. Karna siklusnya tetap saja begitu :) Kan udah dibilang, bahagia sewajarnya biar juga bisa sedih dan kecewa seadanya.
Tapi kalo dipikir-pikir lagi, “sedih” dan “kecewa” yang ada juga ga jauh-jauh dari hati yang mulai lalai kan? Sholat sewajibnya, yang sunnah seadanya, tilawah setargetnya (dikejar2 pulak), sedekah seingatnya, tapi minta ke Allaah sebanyak-banyaknya :( Ighfrlii yaa ghafuur
0 notes
alfithri · 4 years
Text
Segala yg baik baik memang baiknya segerakan. Nikah memang perkara baik, tapi perkara baik ga cuma nikah loh yaa wkwk
0 notes
alfithri · 4 years
Text
kadang seseorang hanya ingin mengungkapkan, dan butuh kita untuk “mendengar”
0 notes
alfithri · 4 years
Text
Merendah tak kan membuatmu hina. Meninggi, justru membuatmu tersungkur. Apalagi kalo merendahnya menghadap kiblat, di atas sajadah, justru sedang meninggikan posisi :") Kuaaattlah wahai hati..
0 notes
alfithri · 5 years
Text
Terimakasih, untuk yang telah meminjamkan ku kacamata ajaib yang membuatku bisa melihat sisi tak baik diri sendiri, agar tiada sibuk untuk menilai salah nya orang lain, pun agar biasa mencari celah husnuzhan. Karna ternyata husnuzhan itu seperti pengucapan huruf “zha” nya, “sulit” euy.. beberapa kali tahsin aja masih tetap remedi >_<
Masih (belajar) di Palembang, dalam rangka hari Pahlawan
1 note · View note
alfithri · 5 years
Text
Terimakasih, telah memberiku kesempatan untuk "Salah", hingga Ku semakin sadar bahwa diri ini yaa begini lah.. #apasih😅😂🤣 iyaa maksudnya, tidak lebih baik dari sesiapapun.
#perwakilan
1 note · View note
alfithri · 5 years
Quote
mungkin Allah ingin menjadikan hatimu lebih kuat :)
zuyy
1 note · View note
alfithri · 5 years
Text
Bismillah. Mauuu..
Karena berjalan sendiri itu terlalu melelahkan. Bekerja sendiri pun tak mampu menjamah banyak. Bertekad sendiri juga sering kali pupus di jalan. Semoga bisa menjadi perpanjangan tangan dan “memperpanjang tangan”.
“Menjadi Bagian Penebar Kebaikan Yang Komitmen: Mau?”
Dear All teman-teman tumblr. Kita ini komunitas wacana. Komunitas aksara. Komunitas yang berada dalam jajaran kata-kata. Sebagian dari kita akan muncul dan tenggelam. Dulu ada seorang yang begitu dikagumi; pengikutnya melimpah. Tiap postingannya membanjir apresiasi. Tapi kini ia ditelan bumi. Entah kemana. Bersama euforia dan kata-kata yang dulu ia bangun susah-payah. Kini hanyut tergerus arus zaman.
Maksudku, kita bisa bergerak dari wacana ke kata kerja. Kerja, apalagi untuk kebaikan manusia, akan selalu menyisakan dampak. Soal cinta pun demikian. Bahwa cinta itu tidak bermakna ketika dia tidak menjadi kata kerja.
Bagi saya, ada yang tidak akan pernah surut: kebaikan berjamaah. Hal-hal kecil yang dibangun bersama. Yang manfaatnya terasa meski penebar kebaikan telah tiada. Siapa nyana, gegara kita memberikan satu buah buku cerita tentang The Little Prince, ada anak yang terobsesi dan kemudian ia suka membaca. Ia semangat belajar dan terus-terusan membaca. Berapa besar saham yang telah kita taruh gegara sebuah buku? Kita mengubah aksara menjadi kegemaran untuk membaca.Lagi-lagi kata kerja.
Apalagi itu dilakukan berjamaah. Dengan Rp 50K/orang/bulan, jika ada 100 orang, sudah menjadi Rp. 5 juta. Dengan Rp. 5 juta, kita bisa melakukan banyak hal. Buku, alat kebersihan, perbaikan sekolah, hingga bale ngaji. Kita bisa bangun itu semua. Sungguh hitungan sederhana dari sebuah kebaikan. Saya selalu berpikir tidak ribet soal proposal, bla bla, ini itu. Soal “kontribusi bagi bangsa”? Terlalu holistik dan elitis. Kita hanya butuh orang-orang yang komitmen melakukan hal yang kontinyu. Susah lho menemukan orang seperti ini. Kita bisa menanyakan ke dalam diri: apakah kita adalah orang itu? Yang susah sekali komitmen untuk berbagi.
Entah, saya selalu optimis bahwa masih banyak orang-orang yang pikirannya ke depan tapi tetap sederhana. Mereka mau bekerja bersama-sama. Adakah di antara kalian yang siap dan komitmen bersama-sama menjadi penebar kebaikan?
Jika ada, silakan reblog dan tulis komitmenmu. Sertakan argumenmu kenapa memang kita perlu bergandengan tangan dalam menebar kebaikan. Saya akan menjadikan ini thread khusus dan kita saling reply. Bismillah.
(via herricahyadi)
Alhamdulillah banyak yang mau ikut. Saya list di sini ya, semoga ini awal dari gerakan bareng kita yg muncul dari lingkaran per-tumblr-an. Semoga persahabatan kita akan dimulai dari sini. 
UPDATE PER 21 Oktober 2019
1) @lamansuci  2) @anakbawangtumbler 3) @arhtant 4) @viantikap 5) @earlymorningcaffeine 6) @chuyakasim 7) @aidilfitrah13 8) @kilasjejak 9) @penaalmujahidah 10) @megahardianty 11) @coretanamatirr 12) @fadhilahnfhd  13) @thalabulilmi 14) @lailafsya  15) @tiqatiqo 16) @shr-ins  17) @ronsky1 18) @nurislamiah 19) @lilishd 20) @cahyaann 21) @niehtselaf 22) @narasisetiyadewi 23) @mazasad 24) @titiknuri 25) @novitarsari  26) @mutiiadia 27) @melihahahaha   28) @abregedew  29) @nailastafa 30) @indahpagi  31) @hallorayi 32) @yangpernahkaucintai  33) @ldhiaramadhaani 34) @belajardarihidup 35) @aieutari 36) @muufid 37) @hatiyangbaru 38) @muslim-urbanist 39) @ayisafarillah 40) @tekashirinkato 41) @papermine  42) @nannyyang  43) @taheerfahdeli 44) @anisarahmaaa 45) @arum-18 46) @arumarfanita 47) @asqinajah 48) @amigdalastory 49) @danispratama 50) @tikaluthfis 51) @senja-beraksara 52) @surya-uya 53) @mengejasendu 54) @hanifaizzati  55) @cchintyaasmaraae
Jika ada di antara kalian yang mau mengajak, silakan. Makin banyak makin bagus insyaAllah. Mention namanya dan minta kesediaan untuk gabung. 
Yang belum tersebut namanya silakan reply dan berikan statement kesediaan. Akan saya update terus (saya paling semangat kalau untuk berlomba dalam kebaikan soalnya, takut ga kesampaian kalau ga segera dieksekusi). Buat yang belum siap komitmen, bisa bilang ke saya segera. Karena sekalinya kita beranjak, tak ada jalan pulang.
Langkah berikutnya mari kita buat grup WA untuk update dan rencana kerja. Kita teman-teman baik, saya yakin kita semua akan membuat nyaman niat baik ini. Roll on!
Terima kasih sekali atas antusias kalian. Saya apresiasi. Saya sadar, kita ini artis bukan, seleb bukan, infuencer juga bukan. Hanya sekumpulan orang-orang biasa yang berupaya bareng untuk memunculkan solusi sederhana. Mengumpulkan orang-orang yang tak silau akan jumlah, tapi komitmen akan amanah itu susah. Kita akui bahwa kita ini hanya remah-remah zaman. Sejarah juga mungkin tidak akan mencatat. Tapi bodo amat dengan itu semua. Karena kompetisi dalam kebaikan itu tidak mengharuskan kita memiliki banyak harta atau pengikut manusia.
Kita butuh 100 orang untuk running.
Catatan kecil:
1) Komunitas ini, komunitas filantropi. Kita akan berkomitmen untuk menggalang dana rutin. Bentuk komitmen kita adalah pendanaan. Jadi yakinkan diri kalian untuk kokoh dalam bersedekah tiap bulan. Belum ditentukan berapa besar, tapi tidak akan lebih besar dari biaya internet + nonton XXI. Sesuai kesepakatan nanti di grup.
2) Komunitas ini, komunitas kekeluargaan. Meski domisili jauh-jauh, tapi akan memprioritaskan koneksi antar member dengan seksama. Saya memilih komunitas yang kecil tapi efektif berdaya.
3) Pastikan diri kita masing-masing telah memahami arti komitmen dan konsep filantropi ini. Karena, sekalinya kita berjanji, di situ ada harapan anak-anak yang membutuhkan.
TUMBLR is doing its magic!
1K notes · View notes
alfithri · 5 years
Text
Kalo kamu lagi merasa kosong; pastikan datang ke tempat yang bisa menuhin diri kamu dengan yang baik-baik. Tempat kosong di ruang pikiran selalu bagus untuk diisi. Dengan Kebaikan tentunya.
Dan jadi bahaya dengan sebaliknya.
@edgarhamas
605 notes · View notes
alfithri · 5 years
Text
Kadang, Allah sengaja membuat kita di posisi terdesak,
cuma biar kita INGAT ALLAH,
cuma biar kita MINTA TOLONG KE ALLAH,
cuma biar kita BERSERAH DIRI KE ALLAH AJA.
Tapi masa kitanya nunggu didesak terus buat ngadu ke Allah nya?
Padahal yang butuh yaa kita. Allah ga butuh dzikir kita sama sekali. Kita dzikir atau engga, ga ngaruh bagi Allah. Tapi ngaruh banget bagi kita.
Terus kenapa Allah sengaja mbuat kondisi yang memaksa kita untuk mendekat ke Allah saat kita jauh?
Yaa.. tak ada jawaban kecuali karna Allah masih sayang.
Allah yang menciptakan kita, Allah yang tau segala hal tentang kita. Bahkan lebih tau daripada diri kita sendiri.
Allah tau, kita ga akan bisa berlama-lama jauh dariNya.
Allah tau, dunia ini ga akan bisa dihadapi dengan baik kalau kita enggan berganutung padaNya.
Allah tau, kita lemah, dan Allah Maha Kuat.
Maka tiada kekuatan yang kita milki keculai ketika dekat dengan Nya.
1 note · View note
alfithri · 5 years
Text
Merasa baik-baik saja adalah kondisi yang sebenarnya tidak baik-baik saja.
1 note · View note
alfithri · 5 years
Text
Aku
Manusia yang seringkali kikuk mengungkap rasa lewat suara. Maka merangkai kata tanpa ucap adalah satu diantara cara terbaik mengekspresikan jiwa, tanpa harus kikuk. #zuyy #random
1 note · View note