Tumgik
alasanfundamental · 1 year
Text
Tulisan Reflektif Topik 6. Isu-Isu Penyelenggaraan Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dalam Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik
Sebelum memulai proses pembelajaran, saya berfikir bahwa topik ini akan membahas mengenai isu-isu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran disekolah dalam perseptif sosio, ekonomi, budaya , dan politik yang saya pelajari dari Ekpolari Konsep yaitu (1). saya mendapatkan pengetahuan mengenai isu-isu penyelengaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang berkaitan dengan perspektif sosial, budaya, ekomomi, dan politik yang dapat mempengaruhi pembelajaran. (2). Pengunaan pendekatan, strategi, metode dan teknik pengajaran yang disesuaikan dengan sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang menjadi isu pendidikan didaerah tersebut. (3). Seorang pendidik bukan hanya menjadi memahamkan peserta didik tentang teks dan terminology dekontekstualisasi, tetapi harus terlibat dalam proses yang lebih menarik dan bermanfaat. Yang saya pelajari lebih lanjut bersama rekan-rekan yaitu berdiskusi tentang pandangan masing anggota kelompok mengenai isu penyelengaraan pendidikan yang mempengaruhi proses pembelajaran, pandangan anggota kelompok tentangkesiapan mengajar dengan memperhatikan isu-isu penyelengaraan pendidikan, Tentang persamaan dan perbedaan tentang isu-isu penyelngaraan pendidkan yang dapat mempengaruhi proses pendidikan, dan persamaan dan perbedaan tentang kesiapan mengajar dengan memperhatikan isu-isu penyelengaraan pendidikan. Dari diskusi tersebut terjadinya saling bertukar pendapat dan yang dapat saya pelajari yaitu pengetahuan yang baru. yang saya pelajari dari ruang demostrasi kontektual yaitu diskusi yang semakin luas yaitu penyampaian pendapat antar kelompok sehinga menambah pengetahuan saya. Dalam demostrasi kontekstual hal lain yang saya pelajari yaitu pemahaman proses pembelajaran dan kesiapan pembelajaran yang lebih mendalam tentang isu-isu penyelenggara pendidikan dan pembelajaran di sekolah dalam prespektif sosial, budaya, ekonomi dan politik yang dapat mempengaruhi pendidikan di Indonesia. Hal baru yang saya pahami yaitu (1) pemahaman tentang isu-isu penyelenggaraan ppendidikan dan pembelajaran di sekolah yang berkaitan dengan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. (2) Langkah-langkah menyikapi tantangan yang terdapat pada isu-isu penyelenggaraan pendidikan. (3) Rancangan pemikiran untuk mengaplikasikan ilmu yang saya dapatkan yaitu penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pengajaran yang disesuaikan sengan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Yang saya pelajari dari koneksi antar materi yaitu keterkaitan dengan mata kuliah lain. Materi ini terkoneksi dengan mata kuliah pemahaman tentang peserta didik dapat dilihat koneksinya yaitu seorang pendidik karus menyiapkan rancangan pembelajaran berdasarkan capaian level, latar belakang dan karakteristik peserta didik. Keterkaitan tesebut hanya menuju 1 tujuan yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa dengan memperhatikan isu-isu penyelenggaraan dan pengajaran di sekolah.
Manfaat mempelajari materi ini yaitu sebagai gambaran pendekatan, strategi, metode, atau teknik pengajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi isu-isu penyelengaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah dalam perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Kesiapan nilai sya yaitu 7.9 karena saya masih perlu belajar dengan maksimal. Hal yang akan saya persiapkan lebih lanjut untuk menerapkan dengan optimal yaitu memahami isu-isu penyelenggaraan dan pengajaran didalam proses pembelajara. Setelah memahami isu-isu tersebut harus mampu memilih pendekatan, startegi, metode, dan teknik ppengajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
0 notes
alasanfundamental · 1 year
Text
Refleksi Topik 5. Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran yang Diterapkan Sebagai Scaffolding pada ZPD
Pada topik 5 kali ini, hal yang pertama saya fikirkan dalam materi kali ini adalah memperdalam kembali materi yang ada di topik 4 sebelumnya terkait implementasi serta memperdalam kembali eksplorasi konsep mengenai Scaffolding dan ZPD dalam pendidikan Saya mempelajari mengenai arti dari Scaffolding yaitu bantuan yang diberikan kepada peserta didik untuk mencapai zona perkembangan proksimalnya. Saya juga mempelajari bagaiaman menyusun pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scafolding pada ZPD. Dalam ruang kolaborasi saya berdiskusi bersama teman satu kelompok terkait proses pemberian bantuan kepada peserta didik dalam menyelesaikan permasalahannya menggunakan teknik scaffolding yang sesuai dengan karakteristik dan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik. Saya belajar bertukar pikiran bersama rekan kelompok saya mengenai ZPD dan tentang pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam scaffolding pada ZPD. Saya menjadi lebih paham mengenai arti dari scaffolding dan ZPD serta bagaimana strategi yang dapat diterapkan pada peserta didik. Mata kuliah Perspektif sosiokultural memiliki kesinambungan dengan mata kuliah lain dan kehidupan sehari-hari contoh, dengan mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen dimana pemberian pembelajaran harus sesuai dengan tingkat capaian dan karakteristik peserta didik, dan assesmen yang berperan penting dalam proses pencapaian ZPD. Filosofi pendidikan yang berpedoman dengan sistem pendidikan Ki Hajar Dewantara yang membebaskan anak untuk mengekspresikan diri dengan berpedoman pada nilai pancasila atau profil pelajar pancasila. Manfaat pembelajaran ini untuk saya yaitu membantu saya dalam memahami arti dari scaffolding dan ZPD, serta bagaimana mengidentifikasi peserta didik sehingga mampu membuat strategi dalam pembelajaran. Saya memberikan nilai skor 7,9 karena saya memiliki progres dari topik sebelumnya walaupun masih harus belajar lebih banyak dalam mempersiapkan diri saya sebagai guru professional.
0 notes
alasanfundamental · 1 year
Text
Refleksi Topik 4: Pembelajaran pada ‘Zone of Proximal Development (ZPD)’
Zone of proximal development adalah apa yang guru perlu tahu tentang “tingkat pembelajaran” terbaik untuk peserta didik. Scaffolding optimal digunakan ketika peserta didik merasa tertantang tetapi kurang memiliki dukungan   untuk   mencapai   tujuan   pembelajaran.   Misalkan pada materi-materi sulit tetapi peserta didik belum memiliki dasar kompetensi yang cukup, atau pengalaman peserta didik tentang suatu topik masih kurang. Guru harus tahu apa saja yang dibutuhkan peserta didik agar mampu mencapai tujuan pembelajaran, serta apa saja yang masih belum dikuasai peserta didik dengan baik. Dengan demikian guru tahu kapanmenggunakan bantuan sementara (scaffolding) dan kapan “melepas”nya.
Menurut Vygotsky (Dina, 2007). Zona of proximal development adalah daerah antar tingkat perkembangan yang sesungguhnya yang didefenisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Dalam hal ini, perkembangan kognitif peserta didik ditandai dengan membandingkan kemampuan peserta didik mengerjakan soal-soal yang lebih rumit dengan cara peserta didik mendapat bantuan, bimbingan, dorongan maupun motivasi (Scaffolding) dengan perkembangan kognitif peserta didik yang mengerjakan soal tanpa adanya bimbingan. Berikut akan diuraikan secara teoritis pengajaran Scaffolding yang dimaksud.
Secara operasional, strategi pembelajaran Scaffolding dapat ditempuh melalui tahapan-tahapan berikut:
1.      Assemen kemampuan dan taraf perkembangan setiap peserta didik untuk menentukan Zone of Proximal Development (ZPD).
2.      Menjabarkan tugas pemecahan masalah ke dalam tahap-tahap yang rinsi sehingga dapat membantu peserta didik melihat zona yang akan diskafold.
3.      Menyajikan tugas belajar secara berjenjang sesuai taraf perkembangan peserta didik. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui penjelasan, peringatan, dorongan (motivasi), penguraian masalah ke dalam langkah pemecahan, dan pemberian contoh (modelling).
4.      Mendorong peserta didik untuk menyelesaikan tugas belajar secara mandiri.
Memberikan dalam bentuk pemberian isyarat, kata kunci, tanda mata, dorongan, contoh atau hal lain yang dapat memancing peserta didik bergerak ke arah kemandirian belajar dalam pengarahan diri.
Penerapan metode pembelajaran Scaffolding yang digunakan oleh guru BK, dengan memberikan bimbingan, dorongan (motivasi), perhatian kepada peserta didik untuk mencapai tujuan layanan. Penerapan metode pembelajaran Scaffolding merupakan salah satu pilihan yang dapat digunakan untuk melakukan layanan Bimbingan dan Konseling.
0 notes
alasanfundamental · 1 year
Text
Refleksi Topik 3. Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pembelajaran
Sebelum mempelajari topik ini saya memikirkan referensi pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang menerapkan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik
Saya menemukan referensi pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang menerapkan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik menganalisis pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang menerapkan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari berbagai referensi dan praktik yang ada memberikan argumen dalam diskusi mengenai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang menerapkan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran dari berbagai referensi dan praktek yang ada menyimpulkan pentingnya menerapkan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik
kami mendiskusikan terkait (a) Perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran yang mempengaruhi proses pendidikan. (b) kesiapannya mengajar dengan memperhatikan Perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran pada peserta didik. (c) persamaan dan perbedaan pandangan tentang Perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran yang mempengaruhi proses pendidikan yang dimiliki. (d) persamaan dan perbedaan pandangan tentang mengajar dengan memperhatikan Perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran pada peserta didik yang dimiliki.
saya mempelajari strategi literasi yang tepat dan keterampilan apa yang harus saya kembangkan bersama teman-teman terkait implementasi pembelajaran sosiokultural
Saya secara runtut terkait Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pembelajaran. khususnya mengenai konsep metode, strategi dan teknik pembelajaran yang menerapkan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari sudut pandang Vygotsky. Topik yang ingin saya pelajari lebih lanjut yaitu pemahaman mendalam tentang teori Vygotskian pada literasi lain, karena kalimat pada materi ini kurang dapat saya pahami.
Saya dapat memiliki kesempatan untuk mengkoneksikan materi sebelumnya dengan materi ini dan juga mengkoneksikan lagi dengan materi lain. Pada topik ini merupakan lanjutan dari topik sebelumnya, kami mempelajari terkait bentuk mediasi, pemikiran vygotsky, peta pengaruh hubungan sosial orangtua, kualitas guru dan sekolah pada perkembangan sosial kognitif peserta didik dan upaya memediasi hal tersebut
Saya mendapatkan manfaat terkait pemahaman hubungan sosial lingkungan, orangtua, kualitas guru dan sekolah berbengaruh pada perkembangan positif peserta didik. kesiapan sayan di angka 7/10,saya menyadari harus belajar banyak di literasi lain untuk mendambah pengetahuan dan ketrampilan saya.
0 notes
alasanfundamental · 1 year
Text
Refleksi Topik 2. Konsep Dasar Perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan
Sebelum mendapatkan perkuliahan ini Saya memikirkan pemahaman konsep dasar sosiokultural dalam bentuk lebih kompleks
Keberagaman Status Sosial Ekonomi (SES) yang menyebabkan keberagaman kualitas pendidikan. SES sendiri meliputi aspek Jenis Interaksi Orang tua dan anak, Aspek Budaya, dan Kontruksi sejarah sosial Ekonomi. Kebebasan praktik sosialisasi berbasis SES dengan cara rekontruksi sosial dan akses yang adil dalam serangkaian proses mediasi strategis.
Kami mempelajari terkait upaya pendidik di sekolah rimba dalam memperjuangkan pendidikan disana. Pendidik harus menghadapi berbagai tantangan kondisi alam, budaya, dan adat disana. Kami mendapat inspirasi terkait kerja keras pendidik dalam perspektif sosio kultural dan penerapannya dalam pendidikan.
Kita berdiskusi terkait hasil studi kasus di masing masing kelompok. kita juga membedah kasus tersebut dalam perspektif sosio kultural dan sama sama berdiskusi terkait solusi untuk permasalahan tersebut
Urgensi Penerapan ilmu Perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan. Kami menjadi paham betul pentingnya memahami latar sosial, budaya, ekonomi, dan pendidik peserta didik yang kami ampu agar menemukan relevansi dan meningkatkan efektifitas dalam kegiatan pembelajaran serta layanan bimbingan dan konseling.
Topik 2. Konsep Dasar Perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan. merupakan lanjutan dari pengantar perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pendidikan Indonesia. Kita mempelajari perspektif sosiokultural ke hal yang lebih kompleks. kita mendapatkan pemahaman terkait konsep dasar SES yang mempengaruhi kualitas pendidikan dan kualitas perkembangan anak serta penggunaan CHART (Cultural Historial Activity Theory) untuk memperoleh informasi karakteristik dari perkembangan dan analisis sosial. serta upaya peningkatan kualitas pendidikan di lingkungan yang beragam
Berdasarkan pembelajaran topik 2 ini berpengaruh pada peningkatan kesiapan kita sebagai guru terlebih dalam mengambil perspektif sosiokultural pada lingkungan sekolah dan tiap individu peserta didik yang berbeda. Saya menilai kesiapan saya dalam skala 7.5/10 dikarenakan saya merasa perlu banyak hal yang perlu kita pelajari dari perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan Indonesia dan Implementasinya. Saya perlu mempelajari mata kuliah ini dan semua mata kuliah PPG PRAJAB dengan maksimal agar bisa menerapkan Pembelajaran dan Pelayanan BK dengan optimal
0 notes
alasanfundamental · 1 year
Text
Refleksi Topik 1. Pengantar Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pendidikan Indonesia
Sebelum mendapatkan perkuliahan, Saya beranggapan bahwa topik ini akan memperdalam permasalahan Multi keragaman Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik di Sekolah Indonesia
Saya mempelajari terkait konsep toeri sosiokultural. Pendidikan Multikultural. Konsep Mediasi dan Alat Psikologis beserta penerapan dan urgensinya
Kami mendiskusikan terkait berbagai latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik di berbagai daerah Indonesia beserta bagaimana cara menghadapai tantangan ini,
Saya mendapat insight baru terkait berbagai perspektif teman sekelompok saya dalam menyikapi keragaman latar sosial, budaya, ekonomi, dan politik serta berbagai opsi pemacahan masalahnya. saya mendapatkan berbagai tambahan opsi pemecahan masalahnya berkat berdiskusi dengan teman sejawat
Saya mempelajari bahwa keberagaman latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik peserta didik di Indonesia sangat berperan dalam proses pendidikan. Saya memahami terkait konsep teori sosiokultural dari berbagai ahli dan konsep pendukung serta penerapannya,
materi ini menjadi salah satu central penghubung dengan semua mata kuliah yang saya terima di semerter ini. berkat mempelajari materi ini saya muncul relevansi buah pemikiran ki hadjar dewantara dalam filosofi pendidikan Indonesia serta dalam penerapan layanan bimbingan konseling di mata kuliah pemahaman peserta didik dan asesmen. materi ini juga menambah semangat saya menjadi guru bk sama halnya dalam mata kuliah nilai kejuangan serta proyek kepemimpinan. serta saya tidak sabar untuk melakukan penerapan dan evaluasinya di PPL
Manfaat Pembelajaran ini bagi saya pribadi meningkatkan kesadaran pentingnya mendalami konsep sosiokultural agar bisa diterapkan dalam setting lingkungan pendidikan yang multikultural sehingga muncul sikap toleransi antar sesama dan dapat meningkatkan potensi belajar bagi masing masing individu peserta didik. Saya menilai kesiapan diri saya pribadi di skala 8. Saya sudah cukup mampu memahami segala bentuk materi yang tersajikan. Saya perlu memperdalam literatur di luar modul yang sudah disediakan agar menambah referensi saya sebagai guru yang mampu menjadi mediasi manusia secara optimal pada kelas multikultural.
0 notes
alasanfundamental · 1 year
Text
REFLEKSI TERHADAP PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya Riza Adi Wicaksono
Menurut Ki Hadjar Dewantara pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses proses transfer ilmu untuk kecakapan hidup secara lahir dan batin. Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi peserta didik untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun peserta didik menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa diperintah oleh orang lain.
Dalam menuntun anak, KHD mengibaratkan pendidik sebagai petani dan anak sebagai biji tumbuhan yang disemai. Dalam proses “menuntun” anak diberikan kebebasan namun pamon bertugas memnuntun anak agar tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Pamon menuntun sampai menemukan kemerdekaan dalam belajar yang akan berpengaruh kemerdekaan orang lain. Guru harus mampu mengelola dirinya hidup Bersama dengan o.rang lain (bermasyarakat) Pendidik harus terbuka dan waspada. kekuatan sosio-kultural menjadi proses ‘menebalkan’ kekuatan kodrat anak yang masih samar-samar. Pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki laku-nya untuk menjadi manusia seutuhnya. Jadi anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa.
Menurut KHD Pendidikan berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama” Eelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut: Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya peserta didik di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan peserta didik di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur. Pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia. Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi kekuatan mendidik. Budi Pekerti adalah warisan nilai yang menjadi misi utama dalam pewarisan kebudayaan.
 Budi pekerti merupakan gabungan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti merupakan perpaduan antara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keluarga menjadi sekolah pertama untuk melatih sosial dan karakter anak. Keluarga merupakan ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat. Alam keluarga menjadi ruang bagi anak mendapatkan teladan dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling belajar antara satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, peran orang tua sebagai guru, penuntun, dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak. Salah satu upaya dalam menuangkan perilaku budi pekerti melalui sistem among.
Sistem among menekankan pada proses pembelajaran yang dikenal dengan Ing ngarso sung tuladho, Ing madya mangun karso, dan Tut wuri handayani. Sistem among didasarkan pada dua hal yaitu kodrat alam dan kemerdekaan (kodrat zaman). Guru bertugas untuk menuntun peserta didik dalam mengembangkan dirinya sesuai kodrat dan potensi yang mereka miliki. Proses among ini diiringi dengan penuh kasih sayang yang tulus, merawat dan menjaganya, mendampingi, serta pemberian doa dan harapan kedapannya agar peserta didik dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dan tanpa lelah terus senantiasa mengembangkan bakatnya.
Sebelum mempelajari topik ini saya berpikir bahwa mengajar hanya perihal mengirimkan pengetahuan saja. Namun ternyata lebih dari itu. Syarat memudahkan tujuan pendidikan nasional dengan menerapkan pemikiran Ki hadjar dewantara yaitu pemikiran kodrat zaman dan kodrat alam dan juga melalui sistem among. Saya mempelajari banyak hal terkait pentingnya memahami sosiokultural peserta didik agar peserta didik tidak asing dengan budayanya tempat lahir dan menjadi bekal dalam menghadapi tantang zaman era sekarang.
Saya menyegerakan dalam mengimplementasikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, namun sebelum itu saya akan fokus dalam mendalami pemikiran Ki Hadjar Dewantara lebih rinci agar menemukan titik temu dalam penerapannya kelak. Saya memiliki semangat lebih setelah mempelajari ini untuk terus mengupayakan yang terbaik bagi pendidikan Indonesia
0 notes
alasanfundamental · 1 year
Text
KESEMPULAN DAN REFLEKSI: RELEVANSI PERJALANAN PENDIDIKAN INDONESIA
Saya Riza Adi Wicaksono, Mahasiswa PPG Prajab BK UNIVET. Saya akan menceritakan terkait pengetahuan dan pengalaman baru saat saya menerima perkuliahan Filosofi Pendidikan Indonesia pada topik Perjalanan Pendidikan Indonesia. Indonesia mengalami berbagai tranformasi dari era penjajahan sampai pasca kemerdekaan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor politik, soSial, ekonomi, dan budaya pada setiap zaman. 
Berdasar Pidato Ki Hadjar Dewantara pada acara Dewan Senat Universitas Gadjah Mada pada 7 November 1956, Indonesia memulai tranformasi Gerakan Pendidikan dari tahun 1854 berkat politik balas budi belanda, beberapa Bupati mendirikan sekolah kabupaten bersamaan dengan itu lahirlah Sekolah Bumi Putera. Namun sekolah sekolah itu hanya menyiapkan murid muridnya untuk menjadi pegawai. Murid murid hanya diajarkan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk bekerja di kantor bupati atau di usaha milik majikan pada zaman itu. Lalu munculah Organisasi Kepemudaan Budi Oetomo pada 20 Mei 1908 dan Pergerakan Kartini dalam memperjuangkan Sosial, Hukum, dan Pendidikan Kaum Wanita pada tahun 1912. Perubahan Radikal dari tujuan Pendidikan dari yang sekedar hanya mencetak baru pada tahun 1920 di pelopor i oleh Ki Hadjar Dewantara Konsep Pendidikan berubah menjadi menuntun semua peserta didik menjadi manusia seutuhnya sesuai kodratnya masing masing. Hal ini disebut Gerbang Emas Kemerdekaan dan Kebebasan suatu bangsa. Penulis sepakat dengan apa yang disampaikan Ki Hadjar Dewantara bahwasannya Pendidikan bukan hanya perihal lapangan pekerjaan, namun lebih luas dari pada itu. Pendidikan persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Nilai-nilai luhur kebangsaan dan peradaban Indonesia seharusnya tumbuh dengan subur di ladang Pendidikan setiap sekolah di Indonesia, yang secara umum Pendidikan seharusnya tidak membatasi bahkan menindas karena sejatinya Pendidikan mengupayakan sebuah keselamatan dan kebahagiaan. Penulis juga menyepakati bahwa apabila kita mampu untuk melanjutkan tradisi. Ki Hadjar Dewantara juga memberikan pesan bahwasanya Pendidikan tidak boleh lepas dari kehidupan bermasyarakat. Kita boleh meninggikan pengetahuan dan ketrampilan serta merta untuk mensejahterakan diri kita dan lingkungan masyarakat. Kembali ke tranformasi dan Indonesia pada saat ini mengalami perubahan positif.
Dalam keberjalanannya Indonesia mengalami berbagai perubahan mengenai konsep dan kurikulum pendidikan. Dimulai dari kurikulum 1947, kurikulum KBK, kurikulum KTSP, kurikulum 2013. hal ini dikarenakan faktor politik dan perubahan zaman. Namun kabar baiknya pada tahun 2022 Indonesia kembali ke Konsep Pendidikan Awal yaitu yang dirumuskan Ki Hadjar Dewantara melalui Kurikulum Merdeka. Berdasarkan berita Pengelola Web Kemendikbud (2022) Perubahan konsep Pendidikan menjadi Merdeka Belajar yang mengupayakan kebebasan peserta didik dalam belajar dan menentukan masa depannya berdasarkan nilai warisan bangsa “gotong royong” serta disupport oleh teknologi yang menunjang nan canggih akan membantu mengarahkan Pendidikan Indonesia menuju masa depan yang cerah. Berdasarkan Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (2021) lembaran tranformasi Pendidikan Indonesia berdasar sejarah bangsa serta keberanian untuk menciptakan sejarah baru yang gemilang dengan mengupayakan perbaikan kepemimpinan, masyarakat, budaya, dan kurikulum.
Namun ini semua implementasi ini membutuhkan gotong royong bukan hanya dari Kementrian Pendidikan, namun juga kolaborasi dari pemerintah lainnya. Permasalahan Indonesia masih berkutat masalah fundamental seperti data dari Unicef (2020) 4,1 Juta anak di Indonesia berumur 7-18 tahun tidak bersekolah. Penulis memberikan solusi dibutuhkan Kerjasama semua sisi pemerintahan untuk memprioritaskan kebiijakan dan anggaran demi pemerataan akses Pendidikan sehingga tercipta masa depan Pendidikan Indonesia menjadi lebih baik. Pada akhirnya saya sebagai penulis mendapat banyak sekali insight terkait perjalanan pendidikan Indonesia. Penulis menjadi memahami bahwa Indonesia mempunyai mimpi untuk menjadi bangsa yang besar salah satunya melalui transformasi pendidikan. Hal ini memacu penulis untuk menjadi salah satu calon guru yang akan terus ikut andil berproses dan berperan demi mewujudakan Tujuan Pendidikan Nasioanl. DAFTAR PUSTAKADirektorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (2021) TRANSFORMASI PENDIDIKAN UNTUK INDONESIA GEMILANG, diperoleh pada 19 Desember 2022, dari https://pk.kemdikbud.go.id/read-news/transformasi-pendidikan-untuk-indonesia-gemilangPengelola Web Kemendikbud (2022). Mendikbudristek Jelaskan Transformasi Pendidikan Indonesia Melalui Merdeka Belajar. Diperoleh pada 19 Desember 2022, dari https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/05/mendikbudristek-jelaskan-transformasi-pendidikan-indonesia-melalui-merdeka-belajarUnicef (2020). Tantangan Anak-anak di Indonesia kini memiliki peluang yang lebih baik untuk bersekolah, diperoleh pada 19 Desember 2022, dari https://www.unicef.org/indonesia/id/pendidikan-dan-remaja?gclid=Cj0KCQiAtICdBhCLARIsALUBFcFFnfeg31vDjIggmBJpWg9AW52moFy_iByI4fNhPfiR-x6j--j6-JsaAn4wEALw_wcBNasikhah, N. (2020). Selama PJJ Online, KPAI Sebut Banyak Siswa Stres hingga Putus Sekolah.Urbanasia. Diperoleh pada 28 September 2020, dari https://www.urbanasia.com/selamapjjonline-kpai-sebut-banyak-siswa-stres-hingga-putus-sekolah-U16636
Tumblr media
0 notes
alasanfundamental · 4 years
Photo
Tumblr media
SINESTESIA
American Psychological Association (APA) mengungkapkan bahwa 1 dari 2000 orang di dunia ini mengidap sinestesia
Data dari Psychology Today menunjukan bahwa 20-25% orang yang berprofesi sebagai seniman, penulis, dan musisi mengidap sinestesia.
Semua ini dimulai sejak abad ke-19, beberapa orang mengklaim bahwa dirinya dapat melihat warna lain meskipun mereka menulis hanya menggunakan pena hitam.
Sinestesia adalah fenomena neurologis di mana otak menimbulkan beberapa persepsi berupa penglihatan, suara, ataupun rasa dari suatu respon indera. Lebih sederhananya sinestesia adalah kelainan pada panca indera manusia.
Setiap orang yang memiliki sinestesia memiliki persepsi berupa penglihatan, pendengaran, atau sensasi lainnya dari hal-hal yang biasanya tidak menimbulkan respon indra tersebut. Misalnya, ia akan langsung melihat warna merah saat ia mendengar atau membaca kata “Januari”, sedangkan setiap mendengar atau melihat kata “Agustus” ia akan langsung melihat warna biru.
Gejala sinestesia dapat muncul sejak usia anak-anak. Sampai sekarang belum diketahui secara pasti bagaimana seseorang dapat memperoleh sinestesia, namun fenomena ini memiliki kemungkinan untuk dapat diturunkan dalam keluarga. Sinestesia juga memiliki pola hereditari yang unik karena tidak selalu muncul di setiap generasi dan setiap anggota keluarga dapat memiliki jenis sinestesia yang berbeda. Hal ini menunjukkan selain faktor genetik, lingkungan juga dapat mempengaruhi.
 Adapun beberapa jenis sinestesia, yaitu :
A.    Sinestesia Warna – merupakan jenis sinestesia yang paling umum, biasanya berkaitan dengan warna huruf atau kata. Misalnya seorang dengan sinestesia berpendapat huruf “A” berwarna putih dan “B” berwarna kuning, namun persepsi warna dan huruf tersebut dapat berbeda pada orang lain dengan sinestesia.
B.    Sinestesia Pola atau Bentuk – mengasosiasikan suatu kata dengan bentuk atau pola tertentu, misalnya kata saat mendengar “bulan” berkaitan dengan pola spiral atau lingkaran.
C.    Sinestesia Rasa dan Aroma – sinestesia yang memicu persepsi rasa terjadi saat seseorang mengalami sensasi pengecap, tekstur, ataupun suhu saat melihat warna atau mendengar suatu kata. Ada juga stimulus yang berkaitan dengan suatu aroma atau bau tertentu, yang muncul terkait bentuk atau warna, namun jenis sinestesia ini termasuk jarang.
D.    Sinestesia Sensasi Sentuhan – merupakan jenis sinestesia yang menimbulkan presepsi seperti disentuh saat melihat atau mendengar benda. Sebaliknya, ada juga orang yang mengalami sensasi penglihatan atau warna setiap kali ia disentuh. 
0 notes
alasanfundamental · 4 years
Photo
Tumblr media
Personal Space (Ruang Personal) 
 Ada yang pernah melihat orang yang tidak nyaman duduk bersebelahan dengan orang lain? Ada yang pernah melihat orang yang masih berteman akrab padahal sering menghujat satu sama lain? Ada yang pernah melihat orang yang malah ketawa setelah menerima kekerasan fisik dari temannya? Itu semua ada pengaruhnya salah satunya ini nih : Personal Space (Ruang Personal)
Kita ambil contoh lagi ya, contohnya misal ada 4 orang seruangan termasuk aku. Jadi diruangan tersebut ada aku (laki laki), pacar aku (you know lah), teman aku (laki laki), dan tetangga aku (perempuan). hal yang wajar bila aku duduk nempel dengan pacar aku, hal yang wajar juga bila aku duduk disamping teman ku (entah itu laki laki atau perempuan). lebih jelasnya akan lebih wajar bila aku duduk berseberangan dengan tetanggaku. Hal hal wajar diatas karena batasan kenyaman kita terhadap orang beda beda dan hal tersebut bisa kita sebut juga dengan personal space.
Hal seperti itu pun juga berjalan sewajarnya (tidak sadar) tanpa harus ada prosedur atau di undang udang negara. dikarena personal space merupakan radar yang berasal dari otak kita. Tujuannya untuk menjaga rasa aman dan perlindungan diri. Personal space layaknya lapisan lapisan layer yang berada disekitar  diri manusia. Setiap layer menandayakan seberapa jarak yang aman dan nyaman bagi kita untuk berinteraksi dengan orang lain. Jadiii jika ada si A, B, C yang bersinggungan dengan kita, bisa saja mereka menempati layer yang berbeda-beda. Jarak setiap layer personal Space manusia beda beda. Ada yang dekat ada yang jauh. Jarak layer space pun dipengaruhi banyak hal, umur, psikologis, jenis kelamin, budaya dan lain lain
Menurut Edward T. Hall seorang antropolog, bahwa dalam interaksi sosial terdapat 4 zona spasial yang meliputi : jarak intim 0 - 6 inchi, jarak personal 1,5 - 4 inchi, jarak sosial 4 - 25 dan jarak publik 12 – 25 . Namun ketika kita membahas personal space tidak melulu tentang jarak secara fisik saja. Tapi juga meliputi hal psikologis, verbal, dan hal hal interaksi lainnya. Apasih hubungannya personal space dengan lingkungan? Ketika seseorang ada yang melanggar personal space orang lain yang seharusnya tidak dia masuki, maka akan timbul rasa ketidaknyamanan, stress, dan bahkan sampai ke perkelahian
#psychology
1 note · View note