Tumgik
akarhujansblog-blog · 5 years
Text
Kemelekatan menimbulkan duka
hidup bahagia tidak terikat dan melekat dengan sesuatu ! Keenakan menimbulkan rasa sayang, dan rasa sayang menumbuhkan ‘kemelekatan’ atau keterikatan. Sekali hatimu terikat atau melekat pada sesuatu, berarti engkau telah membebani dirimu sendiri dan duka mulai membayangi dirimu.
Sebenarnya tidak ada salahnya menyayang. Tapi menyayang di sini adalah menyayang tanpa melekat pada yang disayang, karena yang menimbulkan duka adalah kemelakatan itulah. Tak ada satu pun di dunia ini yang abadi. Perpisahan akan selalu terjadi menyusul kebersamaan, dan kalau tiba saatnya berpisah, kemelekatan dengan sesuatu yang terpisah dari kita akan melukai perasaan kita dan menimbulkan duka. Walaupun kita boleh mempunyai apapun juga dalam kehidupan ini, akan tetapi jangan memiliki apapun juga di dunia ini. Bahkan badan kita sendiri inipun bukan milik kita. Yang dimaksud memiliki di sini adalah apabila yang kita punyai itu melekat ke dalam batin kita, menjadi milik batin kita sehingga kita tidak mau atau enggan berpisah dengannya, karena perpisahan mendatangkan rasa sakit di dalam batin kita. Karena itu kita harus belajar hidup tanpa memiliki apapun juga. Kalau apa yang kita punyai itu hilang atau mengecewakan kita hal itu tidak berbekas apa-apa karena tidak ada kemelekatan dengan batin kita. Yang memiliki segalanya itu hanyalah Tuhan Yang Maha Esa yang juga menjadi pencipta dan Pemberi segalanya kepada kita. Kita hanya sekedar meminjam saja dan pada saatnya yang telah ditentukan oleh-Nya, Dia akan mengambilnya kembali apa yang dipinjamkan-Nya kepada kita. Inilah yang dinamakan hidup bebas, bebas dari pada kemelekatan berarti pula bebas dari pengaruh nafsu-nafsu daya rendah yang selalu ingin mempengaruhi kita.
[ Sepasang Rajah Naga – ]
1 note · View note
akarhujansblog-blog · 5 years
Text
Calon pengantin
Hujan. Jariku mengetuk-ngetuk meja pelan, sambil sesekali kusesap kopi di depanku. Mataku masih tak bisa lepas memandang jendela. Butiran air mengalir membentuk tirai bening di kacanya. Jam 6 sore dia akan menyusulku ke sini. Pernikahan kami dua minggu lagi, banyak hal yang harus dibicarakan. Dia belum mengambil cincin kami di toko permata langganan Mama. Cantik. Aku sudah melihatnya. Tapi baru bisa diambil besok. 
“Maaf Mbak, kami sudah mau tutup,” tegur seorang pelayan sambil tersenyum. Lamunanku buyar. Aku bergegas bangkit, merapikan gaunku, lalu pulang. Mungkin nanti malam dia menelponku.
 ******
Aku, mempersiapkan tagihan bulanan perempuan itu ke keluarganya, ini bulan ke-6. Perempuan itu selalu datang ke kafe ini. Bergaun pengantin, selalu lupa membayar
1 note · View note
akarhujansblog-blog · 5 years
Text
Secangkir rindu di beranda samping
Part 2.
sesiang ini
kopiku masih lagi setengah
entah apa yg kulakukan sejak tadi
yang kuingat kita sedang berbicara panjang
tentang kenangan
kita bicara
tanpa suara
bahkan aku tak melihat ke matamu
ah!cangkir kopimu juga tak ada
menyadarkanku
sejak tadi hanya bicara dengan bayangan!
lihatlah!
dengan bayanganmu pun aku bisa lupa waktu
kopi pagiku dingin hingga beku
entah jika kau nyata di sini
***
sepi
hanya meja kosong di beranda samping
berdebu
oleh waktu…
1 note · View note
akarhujansblog-blog · 5 years
Text
secangkir rindu di beranda samping
pagi, hanya ada gelas kopi kosong
sendiri di meja beranda samping
ditemani koran bertanggal sewindu lalu
aku di situ, menunggu…
pagi ini, seperti biasa
hanya ada satu cangkir kopi di beranda samping
asapnya mengepul kesepian
tiap sesapan menoreh rindu
letih
kopi pagiku
tak pernah bisa kuhabiskan
selalu ada satu sesapan terakhir
harapan terakhir
kau datang
dan masih sempat menemaniku
sebelum siang
jangan minta aku
membuatkan secangkir lagi untukmu
karna akan siasia
jadi dingin, beku dan basi
seperti pagipagi sebelum ini
tak tersentuh
tinggal aku sendiri,
memandangi kopi basi
membuangnya, mencuci cangkirnya
yang bahkan tak pernah ada bekas bibirmu
sementara pagi usai
***
Ah! Sudah siang
matahari makin tinggi
acara ngopi di beranda samping selesai
waktunya melupakanmu
matahari masih cukup cemburu padamu.
0 notes
akarhujansblog-blog · 5 years
Text
Bersunyi sunyi Melagukan jantungmu yang sepi
aku ingin bersunyisunyi
meletakkan pipi di dinding sepi
membiarkan airmata menasbih dzikir
dan yasin menyelinap lirih di bibir
aku ingin bersunyisunyi
menempelkan telinga di dadamu
yang diam dan sepi tak lagi bernyanyi
mencoba menyelipkan jantungku di situ
buatmu
aku ingin bersunyisunyi
membiarkan ingatan berjalanjalan sendiri
menemuimu yang tersenyum sambil sesekali meringis
lalu diamdiam pergi
dan jika dengan bersunyisunyi
kau bisa kutemui
aku ingin bersunyisunyi menanti di sini
memaksa jarum jam berhenti
dan waktu pun abadi
lalu
aku ingin bersunyisunyi di sini
melepaskanmu pergi
mencoba selesaikan dzikir dengan bisik
di tengah isak yang kutahan sedikit
di dadamu, yang tetap diam dan sunyi
~ketika kau pergi dalam sunyi –
0 notes
akarhujansblog-blog · 5 years
Text
Panggilan dari surga
Hai, cinta…apa kabarmu di sana? Apa yang kau lakukan saat senja seperti ini? Aku sedang duduk di beranda samping, di kursi rotan, tempat kita biasa menunggu senja hingga semburat jingganya hilang dipeluk malam.
Hai, cinta…rindukah kau padaku? Sudah lima hari kau tak menghubungiku. Aku selalu menunggu dering panggilan di telepon selulerku, dengan namamu di layarnya, memanggil-manggilku. 
Oh iya, aku lupa bertanya, apa di surga ada telepon atau apapun yang bisa kau gunakan untuk menghubungiku? Pasti ada. Keadaan di sana jauh lebih baik kan dari di sini, berarti itu juga termasuk untuk urusan komunikasi. Hubungilah aku sesekali. Nomerku masih yang lama, kau hapal kan? Aku tunggu ya. Aku rindu panggilan sayangmu.
0 notes
akarhujansblog-blog · 5 years
Text
Gadis peramal
“Mari aku ramal,” kata gadis bermata indah di depanku. “Hei, sejak kapan kau bisa meramal?” tanyaku heran. Ia tak menjawab, hanya tersenyum sambil mengambil cangkir kopiku. “Aku meramal dari ampas kopi di dasar cangkir,” lanjutnya. “Kau sedang jatuh cinta?” tanyanya tiba-tiba. “Emm…gak!” jawabku sekenanya. Gugup yang pasti.
Ya Tuhan, aku bohong lagi…
“Baguslah, karena menurut kopimu, gadis yang kau jatuhi cinta sebentar lagi akan pergi meninggalkanmu. Saranku sih, segera katakan perasaanmu sebelum semuanya terlambat.” Gadis itu mengembalikan cangkir kopiku dan tersenyum. Mata indahnya ikut tersenyum, menggoda.
—-
Hari ini, disaksikan senja yang sempurna, aku bertekad menyatakan perasaanku pada gadis yang selama ini mengganggu mimpiku. Gadis bermata indah itu. Tepat di depan nisannya.
0 notes
akarhujansblog-blog · 5 years
Text
130 km tanpa senja
entah,
aku sakau pada rasa sakit
sakit yang nikmat
setiap kau menyebut dia
menjalari darah di seluruh nadi
dan pelanpelan,
lukaluka kuabadikan
dalam bingkai kaca
cantik ia,
dimerahi amarah
dihitami dendam
kubayangkan seperti senja (?)
namun senja,
tak pernah ada di sini
di sepanjang 130 km ini
semburat merah paling indah
yang muncul di cakrawala
adalah milik dada ini,
dengan retakan patah berdarah
kau, hadirmu,
mata kelammu,
lebih pisau dari belati
aku butuh itu
untuk pastikan tubuhku masih berjiwa
rasa sakit, nikmat tiada tara
lihatlah,
aku sekarat!
setelahnya,
biarkan aku kehabisan udara
biarkan lukalukaku basah dihujani sesal
kau pergilah saja
tinggalkan mata kelammu,
membunuhku di sini
pelan dengan cinta.
~di sini sayang, senja tak pernah singgah~
1 note · View note
akarhujansblog-blog · 5 years
Text
Mari berlatih cara kehilangan
mari sini, duduk di sampingku, kita berlatih cara kehilangan,
genggam jemariku lalu lepaskan, lakukan berulang hingga rasa sakitnya hilang
setelahnya coba hapus kenangan pelanpelan, dengan berpurapura lupa panggilan sayang
saat telah terbiasa, kita lakukan bersamasama, sambil bertatap mata tentunya
mari sini, duduk di sampingku,
kini kita dua orang asing yang kebetulan bertemu, tak punya cinta tak punya rindu
jika ada yang terasa perih di dada, jangan hiraukan, itu bukan luka,
mungkin perlu sedikit waktu, untuk terbiasa tak lagi saling sapa.
~selamat berlatih, sayang~
1 note · View note
akarhujansblog-blog · 5 years
Text
Siang tadi ibunya pergi
siang tadi,
aku lihat seorang bayi
dipaksa kehilangan susu ibunya
tangisannya susah payah diredakan
sang kakak,
gadis kecil yang baru saja
dibelikan seragam putih merah.
siang tadi,
susu ibunya berhenti menetes
berhenti di ujung nafas terakhirnya
hati dan ginjal rusak memaksanya pergi
meninggalkan si bayi mencaricari
siang tadi,
keduanya dipaksa mengenal kehilangan
belajar menandai keranda dan wangi bungabunga
belajar tentang liang lahat
tempat susu dan pelukan ibunya disimpan
siang tadi,
mereka punya gelar baru: anak piatu
~innalillahi wa innailaihi rajiun~
1 note · View note
akarhujansblog-blog · 5 years
Text
Kubaca wajahmu
Kubaca wajahmu
Saat kaca jendela diembuni gerimis
Alismu menuliskan jalanan
Jejakjejak dan suara sepatu
Kunyanyikan ketukannya
Satu dua merupa degup
Tiga empat terdengar gugup
Kubaca wajahmu
Saat harum kopi meruap di udara
Senyummu menyalin cerita kemarin
Satu dua baris merupa fana
Tiga empat sisanya fatamorgana
Di kepalaku yang buku
Lembaran lusuh itu semua tentangmu.
2 notes · View notes