Yaa Hanana.... Yaa Hanana... Yaa Hanana... 😂😂😂😂 Mau mengekspresikan kegembiraan dan kebahagiaan seperti apa, sampai bingung . Pokoke Bulan Maulid Nabi kudu Gembira Memperingati Hari Lahirnya Manusia Idola se Antero alam Semesta . Gak butuh DALIL untuk Bergembira karena memperingati kelahiran Nabi Gak butuh DALIL untuk Bersuka cita memperingati Rahmat Allah paling Agung se alam semesta . Yaa Hanana Yaa Hanana *Sambil goyang-goyang (dikit aja tapi) 😂 #SholluAlaNabiMuhammad #MaulidNabi #HubbunNabi

Caption : No Caption

Bahasa Diam . Pada puncak Khayal dan Kerinduan Semua bahasa manusia seakan bungkam Sungkan untuk menjelaskan Betapa agungnya Kerinduan Semua aksara sekan malu Tuk menggambarkan betapa Syahdu khayal pertemuan itu .... Hanyalah sang Diam... Dengan lantang menjelaskan Tanpa ragu menggambarkan Apa yang tak pernah bisa dijangkau oleh bahasa untuk dijelaskan Tak terjangkau aksara untuk digambarkan Ya.... hanyalah Diam Bahasa para Perindu Bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang juga berada di puncak Kerinduan Bahasa tanpa Bahasa Komunikasi tanpa Perantara Bahasa . Kau kira ini Aneh? Ya, memang sungguh Aneh

FB : Pena Santri Duka Palestina, Duka Kita Semua . Semua Muslim adalah saudara. Kita dibersaudarakan dengan Ikatan yang tak pernah bisa diputuskan dengan apapun, bahkan maut skalipun. Ikatan tersebut adalah Islam, berTuhan, berNabi yang Sama, ber kitab Suci Yang sama. Ikatan ini yg tak akan pernah lekang dengan apapun, kecuali oleh kekeruhan batin dan rohani kita sendiri. Jauh dekat, semua saudara. Nabi mengibaratkan persaudaraan kita seperti badan. Jika ada yang sakit, maka yg lainnya ikut merasakan. Dan hal ini benar adanya. Palestina dalam keadaan sakit, dan kita yang jauh (harus ikut) merasakan deritanya. Betapa (harus merasa) hati teriris, dan (bahkan kalau bisa) menangis menjadi, sambil melantun do'a kepada yang mempersaudarakan kita, Allahu rabbil Alamin. Dan manakala kita, muslim yg berada di indonesia, bisa dengan tenang bersantap makan, dengan tenang beribadah, dengan tenang mencari nafkah, dengan tenang menulis status di sosmed dengan hesteg #SavePalestine #FreePalestine. Hal itu bertolak blakang dengan keadaan saudara kita di sana,Palestina. Saat ini, bisa jadi makanan sehari hari mereka adalah airmata dan debu penganiayaan. Barangkali disana mencari nafkah adalah keamanan dari pendzoliman kaum Zionis biadab. Dan barangkali, ibadah mereka lebih berat dibandingkan kita. Maka sudah seharusnya, kita yg disini harus merasa gelisah, lahir batin, (harus) merasa bersalah atas ketidak mampuan untuk berbuat apa apa selain doa dan semua ini. Karena barangkali, hanya itu yang bisa kita perbuat untuk saudara saudara kita di palestina sana. Barangkali hanya tangis dan doa untuk saudara saudara kita di Al Quds. Barangkali, hanya suguhan moril yg mampu kita hadirkan untuk mereka. Berharap Robbul alam mengijabah sebait dua bait doa doa kita yg begitu gelisah melihat saudara seakidah terdzolimi. Maka, mari kita galakkan, berkirim Al Fatihah setiap saat untuk mereka, saudara kita. Ila Kaum Muslimin Muslimat Mukminin Mukminat al ahya iminmum wal an ard, khususan fi Palestina... Lahumul Al Faatihaa.... - Aw

Senjata, dulu dan sekarang

Zaman sekarang, Panah bukanlah senjata Ataupun Peluru timah juga baju jirah . Bukanlagi Pedang dan benda tajam . Senjata paling mematikan saat ini adalah, Tulisan. . Senjata, apapun itu sifatnya Netral. Bukanlah senjata yang membinasahkan ataupun memberi dampak Buruk pada tatanan. Senjata hanyalah meneruskan 'kehendak' tuannya. . Maka senjata saat ini harus dipegang oleh orang orang yg mempunyai 'kehendak' positif untuk tatanan. . Bukan hanya yang 'memaksakan Kehendak' atau mengatas namakan 'Kehendak Tuhan' . Tapi senjata harus dipegang oleh yang 'Merdeka' dalam Menentukan kehendak. Tentu merdeka dari hal hal yg bertolak blakang dengan Harapan Tuhan atas kebebasan berkehendak yg dihadiahkan Tuhan kepada kita. . Bahkan Tuhanpun Berharap