Tumgik
abubuaa · 3 days
Text
Ada rumah indah, memang belum sempurna, namun mulai ditinggalkan oleh penghuninya. Ia memiliki anggota sebagai penghuni begitu banyak, mungkin mencapai ratusan jumlahnya. Sebut saja Lembaga Dakwah Kampus.
Mungkin untuk kalian yang aktif segelintir itu mengata "tidak", tersebab kalian pelaku aktif dalam rumah itu. Tetapi coba lihat database kader, seberapa banyak yang benar-benar terbina dan mau aktif di LDK ?
Kesibukan kita dengan memikirkan kuantitas nyatanya berbanding terbalik dengan kualitas. Kita tengok penjagaan yang sudah mulai lepas. Banyak kader yang lisan hari harinya jauh dari diskusi membahas umat, dakwah, tersibukkan dengan rutinitas yang kurang bermanfaat.
Kita tengok juga pembinaan sudah mulai tidak dihiraukan. Satu pekan tanpa melingkar nampaknya menjadi hal yang tidak meresahkan. Nampak biasa saja, bahkan terkesan bahagia seakan itu rutinitas yang memberatkan.
Apa jadinya gerakkan yang tidam memperhatikan sebuah kualitas ?
Tengok pula pemahaman anggota tentang dakwah ini, bagaimana orientasi mempengaruhi kontribusi. Begitu variatif, namun minim eksekusi. Bayang-bayang beban dan ketidaklayakan itu seakan jadi mimpi buruk yang harus dibuang sejauh mungkin. Begitu luar biasanya setan memainkan peranannya.
Hilang sudah identitas khas itu, Muwashofat yang harusnya melekat pada setiap anggotanya. Benar-benar tak nampak batang hidung. Apa pemahaman itu tak tersampaikan karena pembinaan dan penjagaan yang telah lepas pegangannya. Dampaknya luar biasa, kita bergerak tanpa ada ruh dakwahnya, hilang kebermanfaatan dan jauh dari nilai-nilai percontohan sesuai dengan visi yang telah kita bahas setiap tahunnya. Imbasnya banyak kader yang lari memilih pergi meninggalkan rumah yang indah itu.
Bukankah hakikat dakwah ialah meminta, ia ibarat cinta, yang kemanapun dan dimanapun akan meminta. Meminta akan keberanian kita, meminta akan pengorbanan kita, meminta akan keikhlasan kita, meminta akan kesabaran kita, meminta akan waktu kita, bukan sekedar waktu luang saja, tetapi waktu yang kita luangkan. Ia juga meminta setiap apa saja yang kita miliki untuk dipinjamkan kepada Allah SWT, baik harta maupun jiwa.
Apalah arti kehidupan ini ketika kita hanya menginginkan keuntungan bagi diri kita sendiri. Sementara diluar sana masih banyak yang membutuhkan kontribusi dakwah kita. Rumah yang telah didirikan dan dirawat oleh pendahulu kita bukan untuk diisi lalu ditinggal, namun untuk diisi lalu berkontribusi.
Rumah ini diharapkan mampu mencerahkan lingkungan ia tinggal, suasananya nyaman bahkan keberadaan dan kebermanfaatannya dirasakan Anggota-anggota LDK, mari kembalilah pada rumah dakwah kita ini. Mari kita rawat rumah ini. Mari kita benahi. Kembalikan suasana suasana tarbiyah pada gerakan dakwah ini. Jangan sia-siakan potensi barang satu kader saja. Utamakan dan optimalkan Pekanan (LC) kita, karena ia adalah proses sarana pembinaan dalam gerakan ini, karena badai yang lebih berat ialah badai yang datang dari rumah sendiri, ia sangat riskan, justru pertahanan akan muat manakala badai itu datang dari luar.
Selamat Milad Lembaga Dakwah Kampus KARISMA - Selamat berbenah
-Abubua
Tumblr media
2 notes · View notes
abubuaa · 5 days
Text
Tumblr media
Dalam letihnya mengukir kemenangan didalam Medan juang akan terdapat ujian yang membersamainya. Hal itu hadir sebagai penguat Azam dan tekad kita dijalan-Nya.
Tak luput pula jalan ini menjadi sepi, tak menarik, tak relevan, dan tak memberikan keuntungan bagi orang yang tergerus keikhlasannya dan tergoncang keimanannya.
Banyak pejuang Islam merasa putus asa, tersebab perjuangan mereka belum membuahkan hasil. Sebagian mereka telah puluhan tahun berjuang untuk menegakkan Syariat Islam, namun hasilnya tidak jelas.
Ada juga sebagian berjuang membangun ekonomi umat, namun faktanya ekonomi umat Muslim masih tergolong marginal. Ada juga yang berjuang membangun pendidikan Islam, tetapi sayang hasilnya hanya bisa dinikmati oleh keluarga keluarga yang mapan saja.
Ada yang siang-malamnya membangun dakwah, tetapi kerusakan moral di masyarakat khususnya dikalangan pemuda semakin parah. Tak lupa pula ada yang berjuang memperbaiki kondisi politik, tetapi malah terseret fitnah harta dan kekuasaan.
Dan ada beberapa perjuangan dengan hasil yang kurang menggembirakan lainnya.
Hasil mengecewakan dalam perjuangannl ini, membuat banyak pejuang Islam berguguran dari jalan dakwah. Mereka menarik diri dari kegiatan-kegiatan keislaman. Ada yang sudah tak peduli dengan urusan agama, ada yang menjadi penentang bahkan memusuhi Islam itu sendiri ataupun setidaknya mereka mempengaruhi pejuang-pejuang muda agar berhenti membela agama. Sungguh sangat memprihatinkan.
Kita yang dibesarkan oleh pemahaman yang tidak parsial, akan paham bahwa untuk mewujudkan kemenangan itu sudah pasti banyak proses dan lika-likunya. Dan hal itu berlaku dalam segala macam bentuk perjuangan, terutama perjuangan agama, cobaan dan tantangannya lebih berat lagi.
Seorang pejuang Islam mestilah memiliki keyakinan yang teguh, sebelum ia terjun perjuangan agama, sejak zaman para Nabi dan Rasulullah para pejuang selalu dihadapkan pada cobaan cobaan yang tidaklah ringan.
Tetapi bukankah begitulah ujian bagi seorang pejuang di jalan-Nya. Lantas apa yang menyebabkan keteguhanmu itu hancur?
Allah sendiri bilang dalam firman-Nya QS Al-Baqarah: 214 : "Apakah kalian mengira akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) seperti yang terjadi pada orang-orang sebelum kalian? Mereka itu tertimpa bencana, kesengsaraan, dan diguncang (dengan bermacam cobaan) hingga Rasul dak orang-orang beriman yang bersamanya berkata : kapan datang pertolongan Allah ? Ketahuilah, bahkan pertolongan Allah itu sudah dekat."
Maka untuk yang masih bertahan, dengan segenap hati yang tulus berdoalah, berdoalah agar keteguhan mu tidak sedikitpun tergerus. Alquran mengajarkan doa yang indah dalam QS Al-Baqarah ayat 286 : " Wahai Rabb kami, janganlah Engkau menghukum kami, jika kami terlupa atau jatuh dari kesalahan. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau memukulkan kepada kami beban berat seperti yang Engkau berikan kepada orang-orang sebelum kami (umat-umat terdahulu). Wahai Rabb kami, janganlah Engkau bebani kami dengan sesuatu yang kamu tak sanggup memukulnya. Ampunilah kami, Rahmatilah kami, Engkau adalah Pelindung kami, tolonglah kami menghadapi kaum yang kafir."
Wahai diri yang sedang terombang ambing dalam lautan ujian, kuatkan peganganmu pada tali Allah, terus teguhkan keyakinan untuk terus berada dijalanNya. Ramai ataupun sepi, terang ataupun redup, kokoh ataupun rapu jangan pernah berbalik arah ataupun pergi meninggalkan-Nya. Kau tak punya siapapun, kau hanya punya Allah, dalam hal ini kuatkan imanmu selalu. Allah akan terus bersamamu dan akan terus menolongmu tanpa engkau tau.
-Abubua
0 notes
abubuaa · 6 days
Text
[ Aku Rindu Dengan Zaman Itu ]
Tumblr media
Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah kebutuhan, bukan sekedar sambilan apalagi hiburan.
Aku rindu zaman ketika membina adalah kewajiban, bukan pilihan apalagi beban dan paksaan.
Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan, bukan sekedar pelengkap pengisi program yang dipaksakan.
Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan, bukan keraguan apalagi kecurigaan.
Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan, bukan tuntutan dan hujatan.
Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan, bukan su’udzon atau menjatuhkan.
Aku rindu zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk da’wah ini.
Aku rindu zaman ketika nasyid ghuroba menjadi lagu kebanggaan.
Aku rindu zaman ketika hadir di liqo adalah kerinduan, dan terlambat adalah kelalaian.
Aku rindu zaman ketika malam gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh dengan ongkos ngepas dan peta tak jelas.
Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah benar-benar jalan kaki 2 jam di malam buta sepulang tabligh dakwah.
Aku rindu zaman ketika akan pergi liqo selalu membawa uang infak, alat tulis, buku catatan dan Qur’an terjemahan ditambah sedikit hafalan.
Aku rindu zaman ketika seorang binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo’.
Aku rindu zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya.
Aku rindu zaman itu, Aku rindu… Ya Allah..
Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami.
Jangan Kau jadikan hidup ini hanya berjalan di tempat yang sama.
---
Tulisan ini selalu berhasil membuatku rindu dengan teman-teman yang pernah melingkar bersama, dari awal mengenal tarbiyah hingga dibesarkan oleh tarbiyah saat ini.
Mereka langka, tak akan mudah ditemukan dizaman ini. Sulit, bahkan sudah hampir tidak ada. Zaman betul-betul berbeda. Semoga Allah menjaga kita selalu.
-Abubua | Ustd Tarbiyah Rahmat Abdullah
69 notes · View notes
abubuaa · 9 days
Text
Perpisahan itu baik sebentar ataupun selamanya tetap saja membawa rasa kehilangan disana.
Sebagai saudara beda negara intensitas untuk bertemu juga terbatasi oleh waktu dan jarak.
Sebagai anak bungsu yang selalu ikut sulung sebab beliau perwajahan seorang ibu ke dua bagi saudara-saudaranya yang cukup banyak.
Aku ingat betul, bagaimana perasuhan beliau sedari kecil dahulu, sebelum akhirnya beliau memutuskan untuk berkeluarga dan menetap di negeri seberang. Mungkin saat itu usiaku mungkin 5-6 tahun. Melalui dokumentasi yang tersisa karena sebuah insiden rumah merah menyala.
Sejak saat itu, komunikasi dan interaksi untuk bertemu semakin berjarak, karena beberapa urusan pekerjaan, keuangan, dan urusan lainnya. Pulang ke negeri sendiri pun nampaknya sedikit perlu waktu yang cukup lama.
Setelah kurang lebih 5 tahun tidak bertemu langsung, hanya berkomunikasi via WhatsApp. Allah berikan kesempatan untuk bertemu langsung untuk beberapa bulan belakangan.
Bertukar cerita dan menciptakan moment nampaknya sudah cukup, meskipun inginnya aku sedikit menambah waktu lebih lama.
Berbanding terbalik dengan aku yang sedikit tertutup tentang aktivitas kelurga meskipun itu moment langka sekalipun. Beliau termasuk orang yang memori-able, semua harus di dokumentasi meskipun itu hal yang kecil sekalipun. Aktivitas keluarga lengkap di medsos beliau. Beliau bilang "Pengobat rindu, ketika pulang nanti". Its ok.
Tumblr media
Alhamdulillah bersyukur karena Allah berikan kesempatan kami keluarga lengkap bisa berpuasa ramadhan dan Idul Fitri bersama. Terimakasih khusus kepada beliau si sulung untuk satu bulan telah membasuh rindu kami sekeluarga.
Terimakasih untuk dewasanya, kesabarannya, dan semua yang ada dalam dirinya yang sudah menjadi teladan bagi kami sejak dulu. Terimakasih juga untuk selalu dan sering mendengar ceritaku setiap aku butuh tempat untuk bercerita. Dan untuk semuanya. Semoga Allah menjagamu selalu.
Ohya lihatlah, aku telah menepati janjiku untuk tidak menangis ketika kembali berjarak denganmu. Kamu juga harus menepati janji untuk kembali lagi hadir di hari aku memperkenalkanmu pada dia.
-Abubua
1 note · View note
abubuaa · 10 days
Text
Tumblr media
Mempercayai yang terbaik dalam diri seseorang akan menarik keluar yang terbaik dari mereka
Berbagi senyum kecil dan pujian sederhana, mungkin saja mengalirkan ruh baru pada jiwa yang nyaris putus asa
atau membuat sekeping hati kembali pecaya bahwa dia berhak dan layak untuk berbuat baik
Semua manusia yang Allah ciptakan memiliki potensi khas dan istimewa, namun yang berbeda adalah ada yang mengalir tampak ada yang perlu diberikan kesempatan, pun sama halnya dalam bertumbuh dan melakukan hal yang baik telah melekat sebagai fitrah manusia yang perlu diberikan kepercayaan dan dibukakan kesempatan. Siapapun tanpa terkecuali. dan dengan itu juga manusia berpotensi berbuat salah, haruslah berikan maaf dan berikan kesempatan untuk berbenah.
Kisah sahabat Rasulullah, Abu Mihjan Ats-Tsaqafi. Seorang perwira pemberani yang sulit dicari tandingannya yang dulu seorang peminum khamr pada masa jahiliyahnya.
Ketika penaklukkan persia di zaman khalifah Umar bin Khattab, Abu Mihjan dikirim sebagai salah satu prajurit yang dipimpin oleh Sa'd bin Abi Waqqash yang terkenal dengan sebutan singa yang menyembunyikan kukunya.
Pada saat perang berkecamuk, Abu Mihjan tertangkap basah meminum khamr sehingga Sa'd bin Abi Waqqash menghukumnya dengan mengikat dan menyekapnya di dalam kemah utama.
Perang masih berlangsung, sayangnya Abu Mihjan masih dihukum, orang-orang persia menyerang penuh murka dengan gajah-gajah dan kereta perangnya, pertempuran pun semakin sengit banyak korban berjatuhan pada kubu kaum muslimin karena pasukan panahan yang mahsyur terus menghujani barisan depan.
Saat itu Panglima Sa'd bin Waqqash tak bisa memimpin barisan depan perang kaum muslim karena dilanda suatu penyakit disekujur tubuhnya sehingga harus berbaring diatas ranjang panggung yang tinggi sambil terus memberi perintah, menerima laporan, dan mengatur siasat.
Kondisi kaum muslimin saat itu dibuat semakin kacau karena pasukan musuh dengan gajah-gajah besarnya dengan gelang baja berpisau pada belalainya menjadi masalah terbesar yang dihadapi kaum muslim, karena tak terbiasa menghadapinya. Hewan-hewan yang biasanya tangkas itu panik, lalu menjadi liar dan tak terkendali.
Dari kejauhan dimedan perang, Sa'd bin Abi Waqqash melihat sosok mirip Abu Mihjan diatas seekor kuda yang ditutupi matanya menghambur ke medan perang. Dengan sebilah tombak , diserangnya pemimpin gajah yang paling besar dengan gerak lincahnnya menusukkan tombak tepat di mata gajah sehingga gajah itu tak terkendali, dan kaum muslim lainnya pun melakukan hal yang sama pada gajah lainnya. sehingga pasukan gajah itu terobrak abrik tak karuan.
Sa'd bin Abi Waqqash bangun dari pembaringannya menyaksikan sosok yang mirip Abu Mihjan. Dengan gagah dan lincahnya membuat pasukan musuh kewalahan melawanyya. Meski menggunakan penutup wajah, Sa'd kenal jelas mata sahabatnya itu ditambah lagi kuda yang dipakai adalah kuda milik sa'd. Pertanyaan pun muncul dari benak Sa'd apakah itu benar-benar Abu Mihjan? bukankah ia terikat di tenda utama
Kebingungan Sa'd pun sirna setelah mendapatkan penjelasan istri dari Sa'd, yang melepaskan Abu Mihjan tidak lain istri Sa'd. Abu Mihjan bersumpah atas nama Allah untuk kembali terikat di sore harinya setelah ikut berperang dan meminta izin sekaligus memakai kuda Sa'd , dan ia menepati janjinya.
Sa'd melepaskan Abu Mihjan. Karena kecintaannya kepada Allah, ia telah berperang dijalan Allah dan menepati janjinya yang telah bersumpah atas nama Allah, Sa'd berpesan kepada Abu Mihjan untuk menyibukkan dirinya untuk memenangkan agama Allah, dan jangan sampai terpedaya dengan tipu syaitan untuk mendekati khamr.
Kisah Abu Mihjan memberikan gambaran tentang setiap orang memiliki potensi yang luar biasa jika diberikan kesempatan.
Sungguh, setiap orang ingin hidupnya memiliki arti. Semua orang ingin merasa dirinya penting dan punya makna.
Setiap orang, bahkan mereka yang tidak memepertunjukannya. Mungkin saja, mereka sedang menunggu dorongan / sentuhan kecil dari kita untuk menjadi seorang yang hebat. Kita harus selalu membukakan kesempatan itu dengan mempercayai adanya kebaikan yang tersembunyi. Ada potensi seseorang yang hebat, sebab setiap orang pasti memerlukan kesempatan dan dukungan kita.
Dan kita memilih untuk memulainya dengan berbaik sangka.
-Abubua
16 notes · View notes
abubuaa · 12 days
Text
Tumblr media
Doa-doa kebaikan kepadaNya di pagi hari merawat ingatan tentang bagaimana kondisiku -Harusnya. Ternyata ku kacau dengan ingatan yang membuatku tak semngat. Aku bergumam di teras rumah meminta kepada Allah untuk tidak mengujiku dengan masalah ini, sebab aku terlalu lelah.
Melangkahlah aku untuk sedikit mendapat ketenangan, namu setiap kali aku melangkah selalu saja sampai pada bagian diriku yang kosong
Aku mencoba berbicara dengan dirikku sendiri, dan selama diperjalanan yang kudengar hanyalah riuh orang-orang disekitarku.
Seperti tak memiliki celah untuk bersuara kepada orang sekitar, semua mengantri untuk menumpahkan segala masalah mereka - padaku,
Hariku semakin dibuat riuh dengan keluh mereka, diriku yang ingin mendapat ketenangan, malah tidak terlihat.
aku seperti tidak diberikan izin untuk menghela nafas -ketenangan, apakah aku akan baik-baik saja?
Baik, tak masalah. Silahkan, aku akan mendengarkan kalian semua.
-Abubua
2 notes · View notes
abubuaa · 13 days
Text
Tumblr media
Kita seringkali kita bergumam tentang suatu hal yang tanpa disadari telah menguji-Nya.
Ketika ada hajat tertentu, kita melakukan ibadah lebih banyak sebagai bentuk pembuktian akan janji-Nya, apakah benar dengan ibadah yang banyak akan menjadikan semua hajat terkabulkan.
Atau hal lainnya, seperti bersedekah. Apakah benar jika bersedekah akan membuat harta kita semakin bertambah; kemudian apakah sholawat akan mempercepat terkabulnya hajat; shalat Dhuha biar ini; Kuatin tahajjud biar itu. Atau memperdalem ilmu agama, berdakwah,membuat orang lain bahagia, memaafkan, berlapang dada dan seterusnya.
Sampai kapan kita akan terus menguji-Nya ?
Apakah benar jika selama ini banyak amal yang kita lakukan bukan karena kita percaya dengan janji-Nya, tetapi ingin menguji coba apakah benar akan mendapatkan apa yang Ia sebutkan.
Kisah Maimun bin Mahran seorang guru putranya Khalifah Umar bin Abdul Aziz, ketika ia bertemu dengan sahabatnya terjadilah percakapan disana, Maimun berkata pada sahabatnya "Aku bersedekah dan kudapati hartaku menjadi bertambah" mendengar ucapan dari Maimun sahabatnya tertarik dan melakukan hal yang sama seperti sahabatnya Maimun tersebut, tapi yang terjadi sebaliknya hartanya tidak bertambah malah menjadi berkurang.
Ia pun menemui Sahabatnya Maimun dan menceritakannya, Maimun berkata "Aku berinteraksi dengan Allah diatas keyakinan, kau berinteraksi untuk menguji-Nya".
Kita serupa dengan sahabatnya Maimun, mungkin tanpa kita sadari. Kita melakukan itu untuk menguji Allah, maka kitapun akan kecewa. Emang siapa kita untuk menguji Allah?
Setelah begitu banyak kuasa-Nya, kasih sayang-Nya, nikmat-nikmat-Nya, dan dekat-Nya kepada kita.
Akan tetapi, kita tidak beradab kepada-Nya?
Begitu mahalnya keyakinan, wajar jika sedikit yang dapat meraihnya. Kebanyakan manusia suka menguji, bahkan kepada Allah sekalipun.
Cukup tanam keyakin atas janji-Nya. Mencoba-coba kebenaran Allah akan menepati kata-kataNya bukan hal yang beradab kepada Tuhan. sampai kapan mau menguji Allah ?
-Abubua
7 notes · View notes
abubuaa · 16 days
Text
Tumblr media
Bisa dibilang sejak 5 tahun belakang ditemani oleh riuh-hening nya tempat ini, yang kelak menjadi ruang merindu jika kembali teringat akan datang dan bergantinya orang yang pernah bersama dijalanNya.
Kusebut sebagai sebagai darul Arqom karena menjadi tempat bagi diskusi para aktivis membahas umat, tempat melingkar dan beragam aktivitas dakwah yang bersifat amniah.
Disisi lain, rumah ini menjadi tempat ternyaman untuk menenangkan pikiran, merenggangkan kerumitan dan merekatkan ukhuwah.
Ya, Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada jamaahnya, setiap jamaah ada rumahnya.
Aku harap, tempat ini akan terus hidup dan menghidupkan, menyalakan dakwah dan semangat yang mengiringinya.
-Abubua
8 notes · View notes
abubuaa · 16 days
Text
Tumblr media
Kematian sudah tertulis bersama dengan kehidupan, tidak ada tarik ulur untuk perkara itu. Mempersiapkan diri adalah salah satu tips jitu utuk menghapinya.
Mengingatkan diri secara terus menerus dengan sangat bahwa dunia ini tidaklah selalu bernafas panjang. Dengan segala macam hal yang telah hadir untuk dirasa, semua akan bermuara pada kematian.
Untuk ketidaktahuan yang diluar kuasa, aku hanya memiliki secercah harapan sebagai permintaan kepadaNya yang menghidupkan serta mematikan makhluk.
Abbi ku pernah berpesan bahwa hidup kita sebagai muslim memiliki tiga tahapan salah satunya yakni perihal apa yang akan kita wariskan kepada mereka yang akan kita tinggalkan.
Jika dalam usia muda, sebab usia muda akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah, maka pastikan kewajiban sebagai hamba dan sebagai seorang anak telah terlaksana dengan maksimalsebagai saudara telah memberikan teladan, kepada teman, sahabat telah meninggalkan jejak yang baik untuk terkenang yang memudahkan keluarnya doa doa baik dari lisan mereka semua yang senantiasa terus diucapkan.
Pun terkhusus kepada dakwah beserta amanahnya yang harus menjadi ladang amal kebaikan yang tidak berhenti mengalir ketika kita sudah tiada.
Dan jika sudah memiliki keluarga, sebagai tambahan wariskanlah anak-anak yang Sholeh dan Sholeha yang telah diberikan pemahaman agama yang baik agar doanya terus mengalir tanpa putus dan menjadi aset yang melanjutkan estafet dakwah dimasa yang akan datang.
Maka, teruslah berdoalah untuk dimatikan dengan akhiran yang baik Husnul khotimah, tidak meninggalkan hutang, dan meninggalkan jejak tidak baik yang mengurangi nilai keridhoanNya.
Sebab ketidaktahuan kapan waktu itu tiba, memaksimalkan setiap nikmat dan kesempatan yang Allah berikan untuk mempersiapkan bekal diri menjadi bentuk ikhtiar terbaik yang bisa dilakukan saat ini.
Tumblr media
*Bismillah,
-Abubua
4 notes · View notes
abubuaa · 17 days
Text
Tumblr media
"dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana"
- QS Al Anfal : 63
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Selama hidup didunia ada beragam aktivitas dan beragam pula interaksi dengan manusia, sebab itulah manusia itu dikatakan makhluk sosial.
Dari ragam interaksi manusia dengan manusia lainnya memberikan ragam bentuk , warna dan massa. Bertahan lama ataupun sebentar, lurus dan berliku atau cerah dan suram menjadi hal yang sepertinya semua pernah mengalaminya.
Interaksi dengan manusia sering terjumpai dalam bentuk aktivitas sama yang terhimpun dalam suatu kegiatan, baik itu kegiatan bermasyarakat terkhusus sebagai mahasiswa disuatu organisasi yang memiliki tujuan dan arah gerak yang sama.
Dalam berhimpun disuatu interaksi manusia didalam sebuah organisasi, ada kala nya terjadi interaksi yang kurang satu frekuensi yang terlihat dari lusuh, compang camping atau terkoyak oleh hal-hal kecil atau interaksi terasa hampa yang tanpa tau apa penyebabnya.
Hingga suatu waktu mulai sadar dan mencari cara bagaimana interaksi ini bangkit kembali, menjadi solid dan dalam satu frekuensi yang sama, sehingga perlahan memperbaiki hubungan yang merenggang.
Kitapun mulai menyusun berbagai macam program ; gathering, healing, upgrading, dan sejenisnya. Beberapa program tersebut terbukti mampu merekatkan kembali hubungan yang sempat merenggang. Tetapi, efeknya tidak begitu lama. Mengapa ? Padahal sudah sering melaksanakan agenda yang membuat hubungan menjadi semakin dekat.
Dalam sebuah kajian tadabbur Quran, ada dalam satu hari kajiannya membahas tentang ayat dalam Qur'an yaitu ayat solidaritas
"dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana" - QS Al Anfal : 63
Dari kajian yang mentadabburi ayat diatas menjawab pertanyaan tentang permasalahan yang sedang terjadi. Sebuah perenungan bahwa yang memiliki hak untuk mempersatukan hati mereka semua adalah Allah, bukanlah manusia. Meskipun beragam program jalan-jalan bersama atapun tukar hadiah dan semacamnya. Tetap saja yang memiliki hak prerogatif itu Allah. Dan pada ujungnya akhir semua ini berada di tangan Allah.
Jika demikian, maka yang bisa kita maksimalkan sebagai bentuk ikhtiar adalah keimanan kita.
Dan jika kita merasa hubungan atau interaksi dengan manusia terasa renggang dan hampa tanpa ada sebabnya, bisa jadi karena iman kita yang lemah, hati kita tidak baik baik saja. Apa kabar ruhiyah kita, bagaimana kondisi pekanan kita atau kita sudah terlalu jauh dari Allah?
Maka, yang harus dilakukan sekarang perbaiki hubungan dengan Allah, kembalilah dengan jiwa yang tenang dalam dekapannya, jika sudah terlalu jauh hubungan dengan Allah, tak perlu berputus asa, sebab jalan menuju Allah itu selalu terbuka.
Semoga Allah senantiasa menjaga kita semua, kitapun menjaga iman dengan maksimal menghimpun hati kita semua umat muslim untuk saling terikat dalam ridhoNya.
-Abubua
1 note · View note
abubuaa · 19 days
Text
Tumblr media
Ya Benar, aku bisa membaca lamunanmu menghadap langit kubah diwaktu syuruq itu. Kau menyadari betul bahwa hari ini sahabatmu itu akan bergegas pergi.
Berbahagia sudah ia kau sambut, bernyala semangat menghangatkan ibadah, seakan semua begitu ringan dan hikmat. Begitulah laku sahabatmu.
Semerbak harumnya sampai melekat penuh. Kau begitu bahagia bersamanya, tidak ingin apapun dan siapapun yang menganggu. Sungguh, aku ingin menjamumu dengan semampuku.
Lagi-lagi kau betul, terkadang dunia tidak mengizinkanku untuk terus memaksimalkan peranku. Ada beberapa momentum aku begitu peluh dan babak belur, hingga tak sadar menyakitimu dengan kelalaianku. Bahkan hebatnya, aku seakan mengacuhkanmu.
Air mata itu menetes diujung bola mata yang sayup, basah sudah karena tak bisa terbendung, namun kau tetap tersenyum hangat mendekapku. Dan aku palingkan wajahku dengan tangan kananku. Namun aku gagal, aku tidak bisa berpaling tentang isi hatiku.
Terimakasih sahabat, disepuluh malam terakhir telah berhias rapi membersamaiku, wewangian dengan istighfar dan taubat agar dosa tidak bisa mempermalukanku. Menepikan dunia, yang hampir membinasakan. Berbekal akhirat agar kau bisa pulang dengan rasa tenang.
Tapi sungguh tapi, linang air mata tidak bisa ku bendung untuk akhir pertemuan ini. PengampunanNya yang bersamamu ini, apakah aku telah meraihnya.
Tersebab, aku takut pada lisanku yang berucap "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku terhadap Allah"
-Abubua
2 notes · View notes
abubuaa · 24 days
Text
Pengayuh Sepeda di Jalan panjangNya.
Tumblr media
Berat memang mengayuh sepeda di jalanan yang panjang, tetapi jika itu yang saat ini kita punya, tugas kita hanya terus bergerak dan mengayuhnya sampai dengan tujuan bukan? Sebab berbalik arah ataupun berhenti ditengah jalan itu bukanlah pilihan yang bijak.
Keraguan itu muncul ditengah jalan? Benar, lelah dan kesepian itu nyata. Tapi, perjalanan sebelumnya bukankah telah memberikan arti yang harusnya menjadi penguat. Ditambah lagi, keyakinan akan pertolongan Allah itu bentuk konkrit yang tidak ada keraguannya sama sekali.
Tapi ini akan Lambat, ya benar.. kutegaskan sekali lagi, kayuh saja sepedamu. Sisanya serahkan kepada Allah!
Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik
-Abubua
2 notes · View notes
abubuaa · 4 months
Text
Gerakkan KAMMI Mengajar sebagai representatif dari ideologi gerakkan KAMMI untuk ikut berperan dan berkontribusi dalam pendidikan di Indonesia.
Tumblr media
Keresahan yang hadir akan kondisi generasi bangsa dan harapan yang masih tergenggam tanpa pupusnya menjadi kekuatan gerakkan ini akan terus ada, khususnya di daerah terpencil di sekitar dua kampus besar di kota ini yang berisikan orang-orang intelektual yang memikirkan kondisi bangsa kedepan. Namun, mirisnya tak satupun anak-anak disana tersentuh oleh tangan-tangan yang katanya akan membawa misi perbaikan tersebut.
Ada banyak ternyata di pelosok-pelosok yang tidak terjamah, para penerus bangsa tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Bahkan, tidak banyak juga yang memilih untuk putus sekolah. Pendidikan bagi mereka seperti tidak ada nilainya, hal ini menunjukkan kurangnya edukasi kepada mereka tentang begitu pentingnya pendidikan, meskipun disisi lain ada faktor xyz.
Tambahnya lagi, Negeri ini semakin kesulitan mencari orang-orang yang memiliki kredibilitas moral yang tinggi. Kita lihat begitu banyak moralitas memiliki kedudukan rendah dalam bermasyarakat. Negeri ini seperti kehilangan sosok contoh dan teladan yang baik, tak dipungkiri setiap hari berita kriminal, degradasi moral, etik-etik kandas, korupsi dan kasus-kasus negatif disekitar kita yang terus menjadi konsumtif para penerus bangsa kita. Bayangkan...
Mengutip dari Kredo Gerakkan KAMMI, " Kami adalah orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam...." begitulah butir mutiara dari kredo gerakan KAMMI yang menjadi representatif berdirinya gerakkan KAMMI mengajar ini, Karena anak-anak adalah harapan dan pewaris negeri ini, maka melalui Gerakan KAMMI Mengajar harapannya menjadi bagian dari cahaya harapan untuk generasi bangsa kedepan.
Besar harapan Gerakan KAMMI Mengajar ini sebagai pembawa misi perbaikan, menginspirasi anak-anak di jalanan melalui bimbingan belajar agama dengan adanya Taman Pendidikan Al-Qur'an - TPA, dengan harapan anak-anak dididik dengan nilai-nilai Islam, sudah memiliki akhlakul karimah sehingga, ketika mereka kelak sudah beranjak dewasa yang terus melekat adalah nilai-nilai aqidah dan keyakinannya kepada Allah.
Selain itu juga bisa menjadi tempat bertanya bagi mereka, membimbing mereka untuk memahami pelajaran disekolah. Memotivasi mereka untuk terus giat belajar, menjadikan mereka harapan untuk keluarga mereka.
Maka, keyakinan pada Gerakan KAMMI Mengajar menjadi langkah kongkrit yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi secara langsung terhadap kemajuan pendidikan di Negeri ini.
Kira-kira seperti itulah pemikiran mahasiswa baru yang diberikan amanah baru sebagai ketua Gerakan KAMMI Mengajar 7 tahun silam.
Hari ini kembali diingatkan,
Terimakasih untuk terus bertumbuh dalam nafas kebermanfaatan.
-Abubua
17 notes · View notes
abubuaa · 4 months
Text
Serial Taujih—Prasyarat yang Perlu Dihadirkan
"Memilih jalan hidup untuk berkhidmat bersama umat itu memang melelahkan, bahkan sesekali menyakitkan. Saat orang lain istirahat, kita memilih untuk berkorban waktu, tenaga bahkan harta hanya untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Akan tetapi, jika pilihan itu didasari dengan kepahaman, keikhlasan, totalitas amal, dan pengorbanan maka hidup kita akan mulia, matipun juga, Insyaallah."
Kepahaman, keikhlasan, totalitas dan pengorbanan adalah modal pokok di dalam mengusung perjuangan. Apapun yang diperjuangkan. Kehadirannya menjadi prasyarat yang wajib ada jika kita ingin berbicara dan memperoleh output dakwah yang optimal dan berkesinambungan.
Kepahaman memiliki peran bahwa segala sesuatu harus memiliki dasar; baik itu landasan syariat, maupun dasar-dasar ilmu kauniyah (dunia) sebagai penunjang komprehensifitas amal. Ketika dua hal itu mampu dikolaborasikan, akan mencipta suatu metode (cara) yang benar dari segi syariat, dan diterima dari segi lingkup sosial dan budaya.
Keikhlasan memiliki peran dalam menentukan arah, menjadi kompas atas segala kebingungan di tengah jalan. Ia harus menjadi satu hal yang terus diperbarui agar menjaga kualitas amal. Keikhlasan ini hanya mampu diperoleh ketika setiap da'i bisa memupuk karakter dalam dirinya yaitu rasa muraqabatullah (merasa diawasi Allah), yang bersih tidak dinodai dengan maksud dan harap duniawi.
Totalitas memiliki peranan dalam memberikan sikap dan tindakan dari bentuk implementasi hadits arbain ke 17 “Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat baik terhadap segala sesuatu.” . Total dari segi menghadirkan input, mengawal proses, hingga melahirkan output optimal di akhir. Karena yakin bahwa Allah lebih menilai proses daripada hasil.
Dan terakhir, pengorbanan yaitu menyadarkan kepada kita bahwa, hampir mustahil perjuangan tanpa adanya butir-butir pengorbanan. Waktu, tenaga, pikiran dan harta. Sehingga melahirkan sikap selalu korektif, "Jika dakwah tidak terasa berat (berkorban), jangan-jangan ada yang salah."
Wallahua'lam bish showaab.
129 notes · View notes
abubuaa · 11 months
Text
Dek...
Terimakasih telah bertahan dan berjuang sampai saat ini.
Tumblr media
Maafkanlah diri kami sebagai kakak dan mbakmu yang hanya memberikan beban perjuangan yang menambah berat pundakmu.
Maafkanlah kami yang tidak bisa selalu menemani kalian bertumbuh, teralihkan dengan kondisi perasaan merasa bebas dari berkurangnya beban di pundak yang sejatinya itu sesuatu hal yang tidak dibenar kami lakukan.
Maafkanlah kami yang telah menganggap amanah ini yang seolah tidak akan berumur panjang, kami lalu sibuk dengan dunia diluar, tak sedikitpun bertanya bagaimana kondisimu, tak tau jika bahwa kalian merasakan kebingungan, kehampaan, dan seperti hilang arah tujuan.
Tentang mimpi besar yang pernah kami ceritkan kepadamu sewaktu dulu, tentang semangat perjuangan yang seakan kemenangan itu sangatlah dekat, tentang ukhuwah kita yang begitu menghangatkan, tenang ekspetasi bahwa kita akan terus berjuang bersama..
Maafkanlah kami
Maafkanlah atas ketidakmampuan kami untuk menjadi contoh dan teladan yang baik
Kian hari keterasingan ini mulai menguasai, kini kita hendak menyiapkan langkah untuk berjalan sendiri - sendiri
Amanah perjuangan ini semakin tidak menarik, mulai kehilangan pejuangnya dan seperti sesuatu yang selalu mengundang kelesuan dalam perjalanan ini.
----------------------------------------------------
Maafkan kami ya Rabb
Jaga dan lindungi mereka
Sebab tangan hamba sendiri tidak kuat untuk mendekap mereka semua.
------------------------------------
Gerakanlah hati kami untuk mulai memperbaiki semua ini....
11 notes · View notes
abubuaa · 11 months
Text
Iya, terkadang sendiri itu jauh lebih nyaman daripada ditengah keramaian.
Karena dengan kesendirian itu kita akan merasakan tenang dan dapat menghayati kehadiran Tuhan.
Kita butuh untuk mencari Tuhan, dan Dia ga bisa ditemukan di keramaian dan tempat yang tidak tenang.
Tumblr media
Tuhan adalah sahabat kedamaian dalam diam. Coba perhatikan bagaimana alam-pohon, bunga, dan rumput-tumbuh di dalam diam.
Perhatikan bagaimana bulan dan matahari, bagaimana ia bergerak dalam diam.
Kita perlu berdiam diri, menenangkan hati agar dapat menyentuh jiwa dan menemukan Tuhan sang pecipta alam.
20 notes · View notes
abubuaa · 11 months
Text
- Taman Kehidupan -
Bila Engkau telah Bulatkan Tekad, Bertawakallah !
Tumblr media
Kita sampai pada sebuah kisah tentang pasukan besar yang akan menghancurkan agama ini, mereka menantang kembali sebagai bentuk menutut balas pada perang sebelumnya.
Mereka yang ditantang tidak diam begitu saja, menyegerakan musyawarah untuk berperang. Sebagaimana dirimu, yang sedang bertaruh dengan berlarinya bandul dakwah ini, yang memaksa kakimu mengejarnya dengan letih.
Tanda-tanda kegagalan itu sudah sedemikian terasa,kemampuanmu sebagai pemimpin untuk membaca situasi mulai menunjukkan gambarannya. Saat ketidakpatuhan jundi menjadi terlalu jelas, padahal pertimbangan-pertimbanganmu telah disampaikan. Saat kegagalan telah sangat detail engkau ketahui muaranya, sedangkan engkau tidak mampu berbuat apa-apa sebelum itu terjadi.
Ketika kita membuka kembali Kisah Perang Uhud kita akan dapat memaknai dengan jelas penyebab kekalahan Umat Islam saat itu adalah bentuk ketidak tsiqahan Umat Islam dengan Perkataan Rasulullah, Mereka menunjukkan wajah aslinya mereka, dan disinila letak pelajaran bahwa kita akan ditunjukkan oleh Allah siapa Orang-orang yang beriman, dan siapa yang munafik.
Dari kisah Perang Uhud yang tidak banyak terjelaskan dengan detail, dari kisah Perang Uhud memberikan sebuah pembelajaran tentang sebuah keteguhan hati dalam melaksanakan sebuah pekerjaan dakwah, betapun beratnya. Betapapun pengkhianatan, kelalaian, atau kekosongan orang menimpa kita. Betapa, sahabat, dakwah akan selalu memiliki kaki mana yang harus pergi, mundur karena takut dan ditarik kemunafikannya sendiri.
Kita selalu berharap berdakwah dalam kondisi yang ideal. Kita selalu mengira segalanya akan baik-baik saja. Kita seolah-olah berhak memutuskan bahwa hal-hal buruk gak akan terjadi bila kita meniatkan segalanya untuk Allah. Akan tetapi, terkadang, dengan perantara kejadian-kejadian buruk di sekitar kita, kita diberitahukan bahwa
Siapakah teman kita? Siapakah sahabat kita yang benar-benar akan setia pada saat paling berat dakwah ini terjad?
Siapakah yang tetap membersamai gerakan ini, pasukan ini, meskipun kita melihat orang beramai-ramai melepaskan diri dari barisan dengan berbagai alasan-alasan yang serba ada itu?
Siapakah mereka yang sempat ragu-ragu dan hanya perlu kita peluk kembali sambil berkata "Ini semua untuk Islam... "
Siapakah mereka yang memang menjadi tumpuan harapan, "Jagalah punggung kami dari sergapan mendadak! " Akan tetapi lalai dan meninggalkan posnya?
Siapakah di antara kita yang mungkin, memang kerap kali lalai, menghilang saat acara berlangsung, atau merasa segalanya telah baik-baik saja sehingga meninggalkan tugas itu. Yang meninggalkan gelanggang, karena mengira semuanya tengah berjalan sesuai rencana.
Suatu hari, saat matinya sebuah barisan dakwah benar-benar terjadi di depanmu dan Allah telah menetapkan engkau hanya tinggal bersama dengan satu, dua, tiga orang saja yang masih setia dengan dakwah ini.
Suatu hari, saat engkau mulai mempertanyakan kembali, ketika satu demi satu punggung-punggung kawanmu beranjak pergi, dan kau saksikan perlahan-lahan menjauh dari sekelilingmu. Menyisakan engkau dengan beberapa wajah saja yang masih menghadap kedepan. Ke arah tujuan besar yang pernah dilantunkan bersama sebagai doa-doa persaudaraan.
Suatu hari, saat terlihat nyata, tangan Siapakah yang dipilih oleh Allah untuk berjuang, saat tangan yang lain diputuskan oleh Allah untuk pergi, kembali, atau lebih dulu gugur karena beratnya resiko dakwah ini. Saat Allah telah memilih kaki Siapakah yang terus berjalan di medan yang menyakitkan ini, saat kaki-kaki yang lain diputar-Nya kembali, atau dibelokkan-Nya ke jalan yang lain.
Ketika masa-masa sulit dakwah itu datang, dan engkau hanya tersisa bersama beberapa wajah saja. Disaat itulah, Allah tengah memilih, siapa yang akan menjadi pahlawan-Nya. Seperti saat itu, saat pertempuran bergetar dengan keras, di sisi Bukit Uhud, dan Rasulullah benar-benar terpojok, hanya bersama beberapa orang sahabat saja.
Kepahlawanan, selalu akan muncul di masa-masa paling sulit dari sebuah gerakan. Saat pedang-pedang lain telah patah, dan semua lutut telah tinduk kepada bumi, engkau, sahabat, akan menyaksikan pedang siapa yang dibiarkan Allah menantang cuaca. Engkau akan menyaksikan lutut siapa yang tegak menjaga batas perang.
Kakimu pincang. Atau engkau kesakitan. Atau satu juta luka telah mendera tubuhmu dan menyayat kulitmu sampai jengkal paling kecil. Tetapi majulah. Kepahlawanan akan muncul bila semua orang menyerah, dan tinggal engkau yang tegak di sana.
Kalimat-kalimat cemerlang akan selalu diabadikan orang, saat kesakitan menjadi detail, dan penderitaan begitu memukul pertahanan orang. Bertahanlah. Bertahanlah, acungkan pedangmu terus menerus. Patahkanlah lalu carilah lagi bilah-bilah pedang lain dan bersumpahlah :
"ini semua, untuk-Mu!! "
- Abubua dalam buku "Taman Kehidupan "
Manusia-Manusia Terbaik yang Pernah Hidup di Bumi karya Bang Amar Ar-Risalah
21 notes · View notes