Diantara sifat alami manusia adalah kompetitif dan senang melampaui batas kemanusiaannya (break the limit). Demikian kebanyakan perilaku manusia saat ini, yang sangat disayangkan sebagian pelakunya termasuk umat muslim. Agak kontradiktif jika disandingkan dengan ayat Allah di surat Al-Alaq 6-8. Manusia sangat bangga dengan materi sehingga tidak segan berbuat zalim. Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas apabila melihat dirinya serba cukup dengan harta, jabatan, pengikut, dan semisalnya. Apa yang dimiliki membuatnya mudah mengingkari nikmat Allah dan lupa bahwa semua adalah anugerah-Nya. #muhasabah #selfreminder #hikmah #tadabburayat https://www.instagram.com/p/CobHlApvzg7/?igshid=NGJjMDIxMWI=

Terkadang, kondisi yang lebih baik bisa membuat kita (sadar ataupun tanpa sadar) berubah menjadi dzolim kepada orang lain, menganggap remeh dan rendah orang lain yang kondisinya dibawah kita. Dan terkadang kita tidak menyadarinya karena terhalang oleh ego dan ambisi ataupun obsesi kita untuk bisa jadi lebih baik dari orang lain. Merasa lebih besar, lebih tinggi, lebih kuat, lebih cepat, lebih mampu, lebih baik dibanding orang-orang yang kondisinya tidak lebih baik dari diri kita. Entah itu dalam hal ukuran badan, posisi jabatan atau kekayaan, merk atau jenis kendaraan yang digunakan, tingkat ilmu pengetahuan dan keahlian yang dimiliki, serta banyak hal lain yang biasa dijadikan ukuran keberhasilan seseorang untuk bisa merasa lebih baik di dunia ini. Kalau tidak percaya, coba amati saja bagaimana kebenarannya di sekitar kita. Dan adakalanya perasaan lebih baik yang memantik diri menjadi dzolim ini tidak hanya dilakukan kepada orang lain saja, bahkan bisa jadi tanpa sadar kita lakukan kepada anak, istri/suami dan keluarga kita. Mungkin hanya dengan senantiasa beristighfar dan muhasabah diri, dan selalu berusaha menggunakan hati dan nurani kita yang dilandasi dengan keimanan dalam setiap perbuatan, perkataan maupun pemikiran, sehingga kita dapat terhindar dari akhlak yang tercela lewat perbuatan dzholim dan biadab (tanpa adab) terhadap orang lain. sumber: anonim #selfreminder #nasehatidiri https://www.instagram.com/p/CoTf6qjP196/?igshid=NGJjMDIxMWI=

Jika ada manusia yang kurang adab, bisa dilihat dari kebiasaannya yang senang/sering menyela/memotong antrian, dimana saja, kapan saja, dan dalam kondisi apa saja, tidak sabaran menunggu giliran orang yang berada di depannya, seolah apa saja bisa menjadi hal yang patut dijadikan kompetisi. Darimana karakter/habit ini bisa muncul?? Ketika pola asuh di rumah dan pola didik di sekolah tidak sinergi dalam membangun value kebaikan dan semangat berkolaborasi alih-alih hanya mengutamakan kompetensi dan kompetisi. #selfreminder #parentingreminder #parenthoodreminder #humanityreminder https://www.instagram.com/p/Cn_BBPhLMU7/?igshid=NGJjMDIxMWI=

Udah lumayan lama nggak meramban di halaman, nemu tanaman ini dan penasaran karena baru pertama kali melihatnya, ini jenisnya apa ya? Langsung cek identifikasinya pake app PlantNet, dan keluarlah hasilnya yang paling mendekati disebutkan nama ilmiah Commelina Benghalensis. Nama lainnya disini biasa disebut gewor atau petungan(jawa), tali korang(sunda), rĕbha moksor (Md.); fangalu (Minh.); rulonga loötili (Gor). Termasuk tanaman yang bisa dikonsumsi sebagai lalap atau tanaman obat. - ref: wikipedia. Jika ditilik dari jenisnya termasuk jenis gulma dan juga tanaman herba yang memiliki manfaat untuk kesehatan/pengobatan - ref: http://ipbiotics.apps.cs.ipb.ac.id/index.php/tumbuhanObat/732 Bagi teman2 yang lebih paham ttg tanaman ini, monggo dikoreksi ulasan ini 🙏☺️. #meramban #foraging https://www.instagram.com/p/Cn578gPrzdJ/?igshid=NGJjMDIxMWI=

Nemu duo ini pas lagi bebersih halaman. Ada yang tau nama serangganya apa ya?😊 #garden #bugs #kumbang #kebun https://www.instagram.com/p/CkKcysfr49M/?igshid=NGJjMDIxMWI=

Ada beberapa level yang mungkin semua pernikahan pernah mengalaminya. 1. Bersama tapi berjarak. Statusnya sudah berkeluarga. Suami beristri, istri bersuami. Anak memiliki ayah dan bunda. Tapi masing-masing dalam hatinya sepi. Di rumah krik krik. Sekedar ada tapi tiada. Kehadirannya hanya sekedar absensi, tapi tak terjalin harmoni. 2. Bahagia sekedar bahagia. Pergi kesana kemari. Ke Eropa, ke Afrika, ke Amerika. Haha hihi di Lombok. Haha hihi di media sosial. Tapi setelah selesai liburan, setalah diupdate status, kembali hampa. Udah gitu aja. Rame di keramaian. Sepi di dunia nyata. 3. Keluarga qurotaayun, bersama bermakna. Masing-masing berprogres bersama, saling support bertumbuh. Saling support memperbanyak amalan dan hafalan. Saling bahu-membahu membangun peran. Saling mengingatkan saling mengapresiasi. Saling mentransfer ilmu dan memperpanjang tujuan, menggelar berbagai program agar kelak tercapai cita-cita bersama di surga. Walau belum sempurna banyak kurang tapi saling support dalam perbaikan. Suami, istri, anak qurrotaayun. Bukan hanya yang berprestasi, tapi saling menyejukan hati. ***Kita di level yang mana? Kita masing-masing sedang berupaya untuk berada di level terbaik. Belum terlambat selama Allah masih beri kesempatan. --------- Betapa gambaran keluarga Imron dan Ibrohim yang diceritakan Al Quran, untuk diteladani. Mulai dari orang tua, anak sampai cucunya, menjadi orang sholih. Semoga kita pun bisa menjadi salah satu keluarga yang demikian. Keluarga qurrotaayun. 🥹🤲 Aamiin. Banyak-banyaklah bersyukur saat diberi pasangan dan anak-anak yg baik, pasangan baik yang selalu saling support menuju lebih baik, lebih soleh. Alhamdulillah ala kulli hal. 🤲 Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0QBJDX4BaEtMAPtSvr87LaKpkLmLriF1WzdXqggzTe1ZAiA9v2pNbHwPFZatTNt37l&id=1525395842 https://www.instagram.com/p/CjkmyXnrqQK/?igshid=NGJjMDIxMWI=

Dzalimnya monopoli berorientasi kapitalisme adalah ketika harga produk dinaikkan tapi kualitas dan kuantitas dikurangi, biaya operasional ditekan tapi pengeluaran internal membesar lewat bonus dan insentif, dan kompetitor dibatasi pergerakannya lewat regulasi otoritas. #intermezzo https://www.instagram.com/p/CjADFoFrpAG/?igshid=NGJjMDIxMWI=

Perlunya belajar parenting bukan sekedar supaya anak nurut sama orangtua. Walaupun salah satu tujuannya ada tentang nemuin titik temu antara yang orangtua mau dari anak dan yang anak butuh dari orangtua. Belajar parenting itu tidak dimaksudkan agar orangtua mampu mengatur kehidupan anak. Tapi lebih kepada agar orangtua menjadi support yang dibutuhkan anak agar mampu bangkit kesadarannya sendiri dalam menentukan kehidupannya secara mandiri dan penuh manfaat bagi sekitarnya. Belajar parenting bukan untuk supaya kita jadi orangtua yang lebih baik dari kebanyakan orangtua lain. Lebih ke supaya kita bisa jadi teladan yang baik buat anak kita sendiri kita, sehingga kelak kebaikan tersebut bisa mereka bawa dan terapkan dalam kehidupan mereka, syukur lagi kalau teladan kebaikan itu bisa ditularkan ke irang lain melalui mereka. Belajar parenting itu perlu menurunkan ego orangtua dan menyadari bahwa kita tidaklah selalu benar dan sempurna sebagai orangtua. Ada kalanya kita harus legowo saat menerima kritikan dan masukan tentang pola asuh kita yang mungkin kurang tepat buat ananda selama ini, sehingga mindset kita bisa terbuka terhadap pandangan lain yang mungkin sesuai untuk pola pengasuhan ananda kita. Dan ada kalanya kita perlu belajar dan mengambil hikmah dari perjalanan orangtua lain saat membersamai anandanya, lebih syukur lagi jika kisah pengasuhan kita mampu menjadi inspirasi bagi orangtua yang lain. Belajar parenting itu bukan sekedar tentang menjaga hubungan antara orangtua dan anak. Lebih luas lagi, adalah tentang menjaga hubungan keluarga antar generasi yang mewarisi gen yang sama, serta tentang menjaga nilai kebaikan keluarga agar bisa diwariskan hingga ke generasi keluarga berikutnya. #parenthood #reminder https://www.instagram.com/p/ChbT8hgLmFB/?igshid=NGJjMDIxMWI=

Some things we parents should tell our children to always do #parenthood_reminder https://www.instagram.com/p/CbSXahXrN6Z/?utm_medium=tumblr

Salah satu kekurangan muamalah online diantaranya adalah minimnya interaksi antar manusia karena sebagian besarnya sudah digantikan prosesnya oleh sistem kecerdasan buatan (robot). Dan sistem yang berjalan dalam jangka panjang bukan tidak mungkin akan menjadikan manusia yang terlibat proses di dalamnya lambat laun akan bersikap sebagaimana kecerdasan buatan tadi, tanpa rasa dan nurani dan hanya bertindak berdasarkan logika saja. Sumber gambar: https://www.newworldai.com/replacing-humans-with-robots-could-doom-companies/ https://www.instagram.com/p/CbOyN91LxWy/?utm_medium=tumblr

Masih tentang logo halal yang baru, kreatifnya anak bangsa terkait logo halal bisa di cari dengan keyword atau klik tagar #halallogochallenge dan #halallogo https://www.instagram.com/p/CbMNJ8dLe_E/?utm_medium=tumblr

Mungkin di antara sebagian kita yang sudah menjadi orang tua saat ini sudah cukup sadar akan pentingnya belajar parenting saat ini.Tapi sebagian lainnya, ternyata masih ada juga orangtua yang merasa apatis dan merasa tidak perlu belajar tentang parenting. Alasannya bisa bermacam-macam, salah satunya bisa karena merasa bahwa orang tua dulu juga gak pernah belajar parenting namun masih bisa menjalani kehidupan seperti biasa dan ternyata baik-baik saja keluarga dan anak-anaknya. Yang kadang tidak disadari oleh sebagian orangtua model begini pada saat ini, pada zaman dulu kondisi dan tantangan yang mesti dihadapi oleh keluarga berbeda dengan yang mesti kita hadapi pada zaman sekarang. Kita bisa hidup, anak2 juga bisa hidup. Tapi hidup yang seperti apa? Hidup yang direncanakan tentu lebih baik. Membina keluarga yang baik butuh ilmu. Demikian juga membesarkan anak harus dengan ilmu, jika tanpa ilmu makanya anak kadang jadi salah arah. Orangtua yang baik tidak seharusnya pernah merasa cukup dengan ilmu. Harus mau dan rela belajar terus. Karena kita ini manusia, yang masih suka salah dan lupa, jadi ada waktunya harus diingatkan terus. Jika ada yang berpikir sama dengan kita yang malas dan beranggapan bahwa menjadi orang tua yang alamiah saja, natural saja tidak perlu belajar, toh anak2 kita besar juga-hidup juga.. Tolong dipikirkan lagi yaa.. Paling tidak, pikir saja tahun berapa kita lahir-tahun berapa anak kita lahir. Dan baca koran, liat berita, jangan jadi orangtua yang apatis karena anak bisa mencontohnya. Tahukan tantangan mendidik anak zaman kini? Jadi masih mau pake ilmu turunan dari orang tua untuk mendidik anak zaman kini? Think again! Walaupun tidak semua pola mendidik dan mengasuh dari orangtua zaman dulu terasa buruk efeknya, namun banyak juga hal-hal yang perlu diperbaiki terkait mendidik dan mengasuh anak zaman sekarang. Dan disinilah perlunya untuk terus meng-upgrade ilmu sebagai orangtua dengan belajar parenting. Lantas ilmu parenting yang bagaimana yang seharusnya dipelajari? Sebaiknya carilah metode parenting yang dirasa mampu memberi perubahan yang baik bukan hanya pada anak, namun juga pada kita sebagai orangtua. https://www.instagram.com/p/Caavs8ohenl/?utm_medium=tumblr

Diantara tanda kita sudah berada di jalur yang tepat dalam menemukan peran kebermanfaatan didunia, adalah saat kita begitu menikmati apa yang sedang kita kerjakan, baik hal itu mendatangkan benefit secara finansial ataupun tidak kepada kita. Bahkan ada kalanya, justru kita sendiri yang harus mengeluarkan kocek untuk hal yang sedang kita kerjakan demi kebermanfaatan pada orang lain, dan kita tidak sedikitpun merasa keberatan dan terbebani dengan hal yang demikian. Karena dalam menjalani peran kebermanfaatan tersebut, tidak melulu harus dinilai dengan timbal balik secara finansial. Dan karena kita meyakini bahwa apa yang sedang kita kerjakan mempunyai nilai kebaikan tersendiri di mata Allah. Setidaknya value itulah yang pernah kami dapat saat belajar tentang kehidupan pada seorang guru. Barakallah semoga diridhoi segala amal dan ilmu beliau yang telah diwariskan kepada murid-muridnya. https://www.instagram.com/igherdiyanto/p/CZQ8J7XlQ4r/?utm_medium=tumblr

Salah satu poin utama menjadi orangtua adalah tentang mengasuh dan membesarkan anak sebagaimana aslinya (fitrah) mereka, bukan yang sesuai keinginan dan obsesi tentang anak yang menjadi idaman orangtua. Menjadi orangtua adalah tentang belajar memahami bahwa anak adalah orang yang paling tepat untuk menjadi dirinya sendiri sesuai dengan fitrahnya, untuk menjalani peran spesifik dalam kehidupannya sendiri kelak, bukan menjadi orang yang sesuai dengan keinginan orang lain termasuk menjadi obsesi orangtuanya. Dan jika beruntung, anak juga bisa menjadi guru kehidupan dan tempat orangtuanya belajar agar bisa menjadi lebih baik lagi dalam membersamai mereka. #parenthood_reminder https://www.instagram.com/p/CYa3JmbLBk8/?utm_medium=tumblr

Terhadap hal-hal yang dirasa kurang tepat dalam pengasuhan, memutus siklusnya secara generasi bukan berarti juga harus memutus hubungan dan ikatan dengan masa lalu. Itu seharusnya membuat kita lebih bersyukur dan berterimakasih pada generasi sebelum kita yang telah menjadikan kita sebagaimana kita saat ini. Tugas kita berikutnya adalah untuk terus berevolusi dengan tanpa mengabaikan mereka, namun menjadikan mereka salah satu tumpuan sebab agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Kita seharusnya menerapkan pengasuhan dan parenting yang baik bukan hanya demi anak-anak dan diri kita sendiri, tapi juga demi generasi sebelum kita. https://www.instagram.com/p/CYaEy9HBDBm/?utm_medium=tumblr

Belajar dari umang-umang, yang saat kapasitas dirinya membesar dan butuh ruang tumbuh yang besar pula, dia dengan sukarela akan membagi (rumah) miliknya yang sudah tidak dibutuhkan dan tidak sesuai lagi dengan kapasitas dirinya, kepada umang-umang yang lain. Begitu seterusnya sehingga semua umang-umang bisa merasakan memiliki sesuatu (rumah) yang sesuai dengan kapasitasnya. #hikmah #membacamakna #maknaperistiwa #selfreminder https://www.instagram.com/p/CXxgMBul8xR/?utm_medium=tumblr

Jalan fitrah sejatinya adalah jalan spiritual. Jalan sunyi yg tersulit, namun terindah. Jalan pulang bagi jiwa yg merindu kepada Pemiliknya Jalan fitrah adalah jalan pelepasan bagi dominasi EGO. Jalan pembersihan jiwa dari hawa nafsu, agar hati mudah berserah diri, pasrah, mengikuti KehendakNYA, sehingga mampu menyadari kembali apakah peran kita dunia ini? Apakah panggilan hidup kita? Apakah jalan surga kita, yg dengannya menjadi bekal kita untuk pulang? Betapa nikmatnya jiwa yg telah menempuh jalan tersebut. Jalani dg penuh rasa syukur… Genggam seperlunya… Lepaskan apapun yg perlu dilepaskan. Agar jiwa ringan menempuh jalan fitrah Agar jiwa lancar menempuh perjalanan pulang Copas dr tulisan pak Amirudin Sadja https://www.instagram.com/p/CXso4euFdjY/?utm_medium=tumblr