Tumgik
tidakkosong · 4 years
Text
Wahai seonggok daging, atau mungkin bahasa manusianya dikenal sebagai teman atau kenalan.
Mungkin, kalau Tuhan boleh dianalogikan berhati seperti manusia, aku rasa Dia juga akan pedih dan sakit melihat hamba yang telah Dia kasihi berbuat seperti ini di bumi. Oksigen, air, tanah, dan unsur-unsur lain disediakan untukmu secara gratis, tapi untuk bersyukur kadang jauh dari kata rajin. Tapi sayangnya Dia Maha Pengasih. Bahkan tanpa balas kasihmu pun, Dia sudah memiliki kasih yang lebih diantara yang paling memiliki.
Tapi sayangnya berbeda dengan seonggok daging ini. Meskipun ada istilah "membantu tanpa pamrih", hanya saja ia bukan "raja diraja" yang berlimpah kasih, apalagi menyandang sebutan Maha Pengasih. Jadi, tolonglah...
Apa susahnya, membalas suatu kasih dengan memberikan kasih kepada daging yang lain..
7 notes · View notes
tidakkosong · 4 years
Text
Hai kekosongan, lama tak menyapamu. Tiba-tiba di masa ini, sedang banyak orang yang berbicara soal biasa dan luar biasa. Tentang kebanggan. Lalu, bagaimana denganmu? Bagaimana dengan kekosonganmu? Bagaimana caramu membanggakan itu? Bila tak ada yang ingin mendengarmu, biar aku saja. Silakan, mulai ceritamu....
2 notes · View notes
tidakkosong · 4 years
Text
VIP Message
Tulisan bisa mengubah perasaan ya? Mood? Apalagi. Awalnya semangat kemudian berakhir sedih, juga banyak. Begitu pula, pasti tidak sedikit dari tulisan saya yang mempengaruhi moodmu, perasaanmu, sudut pandangmu. Sudut pandangmu kepada dunia, sudut pandangmu kepadaku. Akui saja.
“Eh, kok mas juna gitu sih?” “Wah, siapa nih yang dimaksud?”
Atau...
“Hmm.. benar juga ya. “Iya banget.” “Can relate.”
Teman-teman pasti setuju tulisan nggak akan lepas dari apa yang dinamakan dengan subjektivitas. Hanya saja yang membedakan tulisan satu dengan yang lain tergantung intensitasnya. 
Pesan pribadi ini saya tuliskan untuk teman-teman yang perasaan, pola pikir, mood, vibes, dan sudut pandangnya pernah terpengaruh karena tulisan-tulisan saya. Mohon maaf teman-teman, semua pesan yang saya tulis semata-mata hanyalah untuk membakar kesadaran. Membangunkan dari mimpi yang kadang indah tiba-tiba menjadi buruk dan sebaliknya. Saya tidak mengajak teman-teman untuk menyerah dengan keadaan yang beberapa kali (mungkin) sempat saya paparkan, yang kemudian kalian sambut dengan "can relate". 
Bahwa ada keadaan yang harus diganti, meskipun kita harus berjalan di atas rel yang kalian juga telah menyepakati pembangunannya. Tulisan yang saya sampaikan tidak berarti menggambarkan kekesalan yang membuat saya putus asa dengannya, justru itu kode rahasia supaya kita bangkit bersama. Memang saat ini sering dikenal sambat, sering dikenal julid, ngomel-omel. Tapi kalau kalian kemudian terpengaruh dan memilih jalan untuk menyerah, kalian bangsat. Bangsat karena memilih menyerah, bangsat karena menganggap semua tulisan omel-omel, tulisan julid, dan tulisan sambat adalah bentuk kekecewaan yang berakhir sama.
Saya ingin menyampaikan kepada kalian melalui pesan pribadi ini. Bahwa saya juga tetap mengambil kebaikan dari orang yang saya tidak suka. Aneh, ya? Orang-orang bilang "jangan benci orangnya". Kalau saya, jujur, untuk tidak benci dengan orang karena apa yang telah orang itu lakukan kepada saya selama berulang-ulang itu sulit, teman-teman. Tapi, Alhamdulillah saya tetap bisa menahan itu semua dan mengambil kebaikan dari orang tersebut. Nah, saya harap teman-teman saya juga selalu bisa mengambil sisi baik dari setiap yang terjadi.
Jadi, saya mohon kepada teman-teman tolong jangan menganggap sambatan, julidan, omelan saya itu untuk mengajak "quit" atau menyudahi perjuangan ini. Tapi, supaya kita semua sadar bahwa ini adalah bagian yang harus kita benahi. 
Meski langit sekalipun, harus kita guncang!
With love, Orang yang saat ini mengaku sadar
0 notes
tidakkosong · 4 years
Text
Berbeda
Ada yang berbeda selepas setiap kali takbir yang ku kumandangkan setelah maghrib hari ini. Tidak ada pendahuluan, "Ayo mas, dipimpin.". Tidak ada yang mengikuti takbir yang ku ucapkan selepas kemenangan ini.
1 note · View note
tidakkosong · 4 years
Text
"Kesenangan"
Dik, ternyata kesedihan dan rindu yang mendalam bisa Mas bius dengan kesenangan. Tapi bagaimana jika itu hilang, Dik?
0 notes
tidakkosong · 4 years
Text
Hari Jumat
Selasa sama Rabu juga, ya? Kan hari Jumat. Candamu lucu. Salting.
0 notes
tidakkosong · 4 years
Text
Ada yang mengetuk, tidak, mungkin malah mendobrak dari dalam hati. Rindu yang tak pernah diungkap, yang (sengaja) terkubur dalam, kini memberontak. Pada sosok keluarga, Adik, Kakak, Ibu, dan Bapak. Karena biasanya kalau dengan keluarga, tidak hanya rindu yang keluar, tetapi ia dengan sangat cepat beranak pinak. Membawa segerombolan kenangan dengan serentak. Ketika rindu sebagai komandan tertinggi berkomando, hati seperti tak berawak. Semua organ beserta fungsinya berkata, "Siap Grak!".
Lalu perlahan lagu Glenn Fredly-Sekali Ini Saja, terputar otomatis di otak. "Tuhan bila masih ku diberi kesempatan, izinkan aku untuk mencintanya.."
Peluk erat dari anak yang ada di Jogja. Semoga Allah izinkan kita untuk bertemu dan berpelukan hangat..
0 notes
tidakkosong · 4 years
Text
Khusyuk
Tatapanmu seolah berbicara lebih banyak tentang apa yang telah lama kamu simpan di hati. “Aaamiin”, kataku dalam hati setiap kali tatapmu menemui. Sabar ya, insyaAllah, aku akan mengunjungi.
0 notes
tidakkosong · 4 years
Text
Restu
Kamu tahu kata sakti ini? Satu kata yang bisa membuat semua yang ada di semesta tunduk. Satu kata yang membuat kita tahu betapa kecil dan tidak berdayanya kita. Satu kata yang kita ingin itu terjadi pada kita. Saat ini, setepatnya. 
0 notes
tidakkosong · 4 years
Text
Adaptasi
Mungkin ini yang dinamakan menyesuaikan. Menelan semua ekspektasi, menguburnya dalam-dalam dan kembali melangkah seolah tidak terjadi apa-apa. Bukan begitu?
Tak memberi kecuali diminta dan merespon dengan kata atau diksi yang secukupnya. Sepertinya ini efek awal dari adaptasi. 
Apakah kamu tidak penasaran rasa dari ekspektasi yang barusan ku telan? Baiklah.. pura-pura tidak membaca atau tidak mengetahuinya juga tak mengapa. 
Kamu tahu bukan, kebanyakan ekspektasi-ekspektasi itu manis? Ekspektasinya mungkin manis, tapi ketika harus ditelan, seharian penuh hanya meninggalkan pahit. Bisa jadi berbulan-bulan atau setiap kali bertemu.
Lalu harus bagaimana? Ya, coba ditanyakan kepada diri sendiri. Biar sama-sama kita telan kepahitan ini. Karena akan selalu ada fase dimana rasa tidak bisa dijelaskan lewat kata. Meskipun sudah berusaha dijelaskan, maknanya pasti terasa beda. Dan kemudian kita harus beradaptasi lagi...
0 notes
tidakkosong · 4 years
Quote
Astaga.
Kesekian kalinya tersakiti ditusuk rindu sendiri.
0 notes
tidakkosong · 4 years
Quote
Sadar
Harusnya kamu sadar kalau sedang dicinta. Dan yang mencinta biasanya rela melakukan apapun untuk yang dicinta. Begitu katanya untuk orang-orang yang lagi kasmaran.
0 notes
tidakkosong · 4 years
Quote
Hanya saja.
Hanya saja aku ragu kalau hanya peluk ini yang bisa ku beri. Terlebih apakah peluk ini bisa menjawab dan menenangkan semua kesedihanmu, amarahmu, atau sekadar ketika kamu membutuhkan jawaban. Ah, dasar aku yang sangat pendiam. 
0 notes
tidakkosong · 4 years
Text
Terka
Aku menerka, mungkin, maksud Tuhan memberikan manusia pikiran dan hati adalah untuk menyampaikan bahasa Tuhan kepada manusia yang lain dengan bahasa manusia atau makhlukNya.
Tapi yang terjadi sekarang, bahasa Tuhan tidak dicerna, tidak diolah, tidak diintisarikan. Ya, begini jadinya. Kamu bilang sabar, kamu bilang ini ketetapan, kamu bilang ini semua takdir, tapi tak ada satupun yang mampir. Ya, kamu perlu belajar lagi.
0 notes
tidakkosong · 4 years
Quote
Heran.
Kangen banget tapi diam terus: aku.
0 notes
tidakkosong · 4 years
Text
Takut
Jangan-jangan kamu terganggu dengan setiap kabar yang ku kirimkan padamu. Jangan-jangan kamu risih dengan setiap tanya yang terlontar dariku. Jangan-jangan notifikasi dariku yang sering datang padamu belakangan ini mengganggu kekhusyukkanmu mengejar mimpi-mimpimu.
Aku yakin, tidak...
Kamu tidak selemah itu untuk bisa terganggu, terdistraksi, atau bahkan sampai menghalangi mimpimu, cuma gara-gara aku kan?
Jadi maaf untuk keheningan dariku yang kecil ini... Aku cuma takut mengganggumu.
0 notes
tidakkosong · 4 years
Text
Menepi
Malam ini jalanan agak ramai ya? Aku menepi, mencoba menenangkan pikiran dan hati. Berharap merasakan suasana yang sering ku alami. Sepi. Supaya bisa memutuskan haruskah ku putar balik jalan ini, atau terus melaju hingga tiba sesuai kesepakatan lokasi. 
Berkali-kali ku cermati kaca spion, memastikanmu melewati jalan ini. Karena kita berpacu dengan waktu dan kesempatan, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Dengan doa yang sudah tak sanggup terlisankan, aku berharap kita dapat bertemu sesuai dengan kesepakatan. 
Semoga tidak terjadi apa-apa padamu... 
Hingga akhirnya aku bersyukur masih dapat bertemu, meski kamu sedikit menunggu...
0 notes