Tumgik
telewicara · 5 years
Text
Sekali Saja .
aku pernah sekali benar benar mencintai seseorang dengan sepenuhnya, begitu baik menerima dirinya apa adanya. memaafkan seluruh kesalahan yang ia pernah lakukan. aku pernah sekali merasakan sakit yang luar biasa saat melihat nya bersama yang lain, begitu perihnya sampai aku tak tahu cara apa lagi untuk menahan marah, aku pernah sekali merasakan bahagia yang luar biasa hebat, saat melihat nya tersenyum memandangiku, matanya yang melihat ku layaknya saat pertama ia mengungkapkan rasa, aku pernah sekali merasakan rindu yang amat sangat, aku pernah sekali tertawa penuh arti setelah bersedih sesaat setelah ia menghiburku, aku pernah sekali jatuh pada harap, aku pernah sekali memandangi rasa terlalu dalam walaupun kadang ujungnya tak selalu baik, aku pernah sekali : )
9 notes · View notes
telewicara · 5 years
Text
Mungkin
Untuk semua hal yang kita lewati. Semoga tidak sia sia. Untuk segala pengorbanan yang dilakukan selama ini, semoga tidak percuma. Setiap manusia punya cobaan nya masing masing. Harapan nya tak selalu tergapai. Keinginan nya tak selalu tercapai. Cjnta nya tak selalu terbalas. Mungkin hubungan kita tidak selalu baik, mungkin saja kita ada banyak pertengkaran dan salah paham di depan. Mencintai selama ini memang melelahkan, tapi debar nya aku sangat nikmati. Semoga setelah ini kita bisa saling bahagia. Tidak menyakiti lagi, tidak saling mempekatkan mimpi. Untuk masa yang sudah terlewati, mungkin tidak akan sia sia. Semoga berguna untuk cerita indah lainnya. Sampai jumpa. Dari yang mencintaimu paling dalam, aku pergi dulu. Semoga suatu saat kamu paham sedalam apa makna ku di hidup mu.
2 notes · View notes
telewicara · 5 years
Photo
Tumblr media
120 notes · View notes
telewicara · 5 years
Photo
Tumblr media
2 notes · View notes
telewicara · 5 years
Text
Prasangka
Kita terlalu mudah berprasangka. Kita ada di satu meja, tapi tidak tau sedang memikirkan apa. Kita lupa tentang pentingnya berbaik sangka pada sesama.
Aku memikirkan, dan berprasangka. Namanya prasangka pasti lebih banyak negatifnya.
Aku takut prasangka itu menjadi nyata.
Aku takut mimpi tadi jadi sesuatu yang ada.
Aku takut
Kenapa pasrah begitu susah
Kenapa ikhlas itu tak mudah
Malang 28 Maret 2018 I @dianasaadah
3 notes · View notes
telewicara · 5 years
Text
Tumblr media
0 notes
telewicara · 6 years
Photo
Tumblr media
9 notes · View notes
telewicara · 6 years
Photo
Tumblr media
0 notes
telewicara · 6 years
Photo
Tumblr media
0 notes
telewicara · 6 years
Photo
Tumblr media
0 notes
telewicara · 6 years
Photo
Tumblr media
0 notes
telewicara · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
telewicara · 6 years
Photo
Tumblr media
0 notes
telewicara · 6 years
Photo
Tumblr media
2 notes · View notes
telewicara · 6 years
Text
Penyesalan
0 notes
telewicara · 6 years
Text
Selesaikan
Selesaikan dulu urusanmu sebagai anak dari orang tuamu. Buat orang tuamu bangga dan bersyukur atas perkembanganmu, bertambahnya pengetahuanmu, mendalamnya kebijaksanaanmu, juga terbukti dengan karya-karyamu,
Usah terlampau resah dengan gejala-gejala hati yang nampaknya menggelayuti setiap hari. Percayalah, mencintai adalah perjalanan, maka tak apa bila dalam setiap langkah akan ada berlaku salah. Tapi menggenapkan cinta, itu soal lain lagi yang lebih multidimensi. 
Akan lebih baik bila kau coba dulu mengetahui karaktermu sendiri, tahu kurang dan lebihnya, dan mencintai dirimu bagaimanapun adanya. Selesaikan itu dulu ; bila masih belum, kau masih punya banyak waktu. Berkenalanlah dengan orang baru, banyaklah membaca buku, dan cobalah berkelana ke tempat yang tak pernah kau tahu. 
Akan jauh lebih baik bila kebijaksanaan itu dipupuk sejak dini, hingga nanti kau benar-benar siap untuk menggenapi. Siap untuk mengetahui karakter pasanganmu, tahu kurang dan lebihnya pasanganmu, hingga mencintai pasanganmu bagaimanapun adanya. Tentu, itu butuh waktu. Karena itu, janganlah terburu-buru. Akan lebih nyaman, bila segalanya telah kau dapatkan dari perjalanan ; 
Genap ketika sudah selesai, hingga kau siap untuk nantinya memulai.
@miftahulfk 
493 notes · View notes
telewicara · 6 years
Text
Kepada Yang Sejati
Jika itu membuatmu cemas, mungkin bukan cinta. Urusan perasaan tidak seharusnya membuatmu menjadi seseorang yang penakut kemudian terburu-buru karenanya. Sebab, cinta tidak akan membuatmu cemas, meski harus menunggu lama, meski sejauh apapun pergi nantinya, tidak akan pernah tersesat, dia akan tetap kembali.
Jika itu membuatmu rumit, mungkin bukan cinta. Cinta tidak akan membuatmu menjadi orang kesusahan, tidak harus membuatmu berpakaian tidak pantas, memaksamu menjadi ahli memasak berbagai resep, pandai membersihkan rumah, dan hal-hal yang menyulitkan lainnya. Sebab, cinta selalu menampakkan dirinya dengan sederhana, selalu sederhana. Sehebat apapun yang kita rasakan nantinya, ia selalu sederhana.
Jika itu membuatmu bingung, mungkin bukan cinta. Tidak pernah ada cinta yang melihat asal bibit keluargamu, tidak pernah mengukur kaya atau miskin, tidak pernah bertanya pintar atau bodoh, dan tidak pernah peduli saat sedang susah maupun senang. Sebab, jika ia memang sejati, ia akan selalu ada, selalu menemani, selalu menasehati, mengingatkan kebaikan, memaksamu meninggalkan hal-hal buruk, dan mengajakmu bersama-sama untuk terus memperbaiki diri.
Cinta sejati tidak akan pernah meminta, pun menanyakan alasan-alasan konyol sebagainya. Setiap orang bisa saja jatuh cinta, sayangnya tidak semuanya bisa bersabar. Ada saja yang memaksakan jalan perasaan mereka sendiri, khawatir, cemas, serta perasaan lainnya yang sebenarnya tidak perlu.
Ia akan tetap datang kepada mereka yang masih berharap, sekalipun pernah dikecewakan. Tetap datang kepada mereka yang masih mencintai, sekalipun pernah tersakiti hatinya. Dan tetap datang juga kepada yang masih percaya, sekalipun pernah dikhianati. Apapun bentuknya, ia akan menemukan jalannya agar sampai kepadamu.
Hebatnya, ia tampak sederhana. Bahkan, boleh jadi kita tidak tahu bahwa ia selama ini begitu dekat. Lebih dekat, hingga kita tidak menyadarinya, karena ia begitu sederhana.
Sekalipun kita masih belum menyadarinya, itu tak apa. Sebab, ia akan menemukan jalannya sendiri.
Jogja, 18 Juni 2018 | Seto Wibowo
718 notes · View notes