Tumgik
#sa'i
behnantugrab · 2 months
Text
Tumblr media
"İ’lem Eyyühe’l-Azîz!
Aklı başında olan insan, ne dünya umûrundan kazandığına mesrur ve ne de kaybettiği şeye mahzun olmaz. Zira dünya durmuyor, gidiyor. İnsan da beraber gidiyor. Sen de yolcusun. Bak, ihtiyarlık şafağı, kulakların üstünde tulû  etmiştir. Başının yarısından fazlası beyaz kefene sarılmış. Vücudunda tavattun etmeye niyet eden hastalıklar, ölümün keşif kollarıdır. Maahaza, ebedî ömrün önündedir. O ömr-ü bâkide göreceğin rahat ve lezzet, ancak bu fâni ömürde sa'y ve çalışmalarına bağlıdır. Senin o ömr-ü bâkiden hiç haberin yok. Ölüm sekeratı uyandırmadan evvel uyan!"
Mesnevi-i Nuriye - Habbe
36 notes · View notes
aimanhilm · 25 days
Text
*RESET* -Memulai kembali-
Sebuah kejadian, baik ataupun buruk, menimpa kita semua atas Kehendak Allah. Pun apa yg akan terjadi, semua sudah Allah tetapkan di Lauhul Mahfudz. Namun, pasrahkah kita tanpa berbuat apa2?
Lets re-call kisah Siti Hajar, ketika bayi Ismail A.S. menangis kehausan sekali. Ikhtiar yg beliau lakukan adalah berlari mencari sumber air/bantuan yg kemungkinan dapat tetlihat dan dijangkau. Menaiki bukit Shafa dan Marwah.
Kalau manusia biasa mungkin cuma ngecek 1-2 kali, lalu 3 untuk last confirmation. Klo ga ada ya mungkin akan menyerah begitu saja.
Namun, beliau melakukan itu 7x bolak-balik kedua bukit tersebut. Dan Allah bukannya memberikan solusi tampak/berasal dari usaha yg beliau. Tapi Allah memberikan rezeki dari arah yg tidak disangka2, dari hal terdekat dari anaknya, mata air zamzam mengalir di bawah kakinya. Apakah beliau menyalahkan ikhtiarnya? Tentu tidak. Beliau bersyukur atas ketetapan yg telah diberikan oleh-Nya. Pun kemudian, yg jadi syariat dalam haji & umroh itu Sa'i, bukan minum air zamzam. Coba pahami & maknai.
Kadang hidup emang suka bercanda, mungkin bagi kita juga bercandanya kelewatan. Berbagai upaya kita lakukan, eh rezekinya dari yg lain. Kadang ada yg berbelit2, dikasih solusi kenyataan yg sangat simpel. Kita berkehendak ini, tapi Allah berkehendak lain. (NB: kehendak yg kita miliki pun juga atas izin Allah kita punya itu)
Quotes "Apa yg kita inginkan yg terbaik buat kita, belum tentu baik untuk kita. Tapi apa yg Allah kehendaki untuk kita, percayalah itu pasti yg terbaik"... Awalnya sekadar kata2 yg kupahami dg akal, tanpa pemaknaan lebih dalam dari hati. Mungkin tak semudah itu untuk menerima, maka mintalah kepada Allah untuk menguatkan diri kita supaya dapat lebih ikhlas dan jujur pada diri kita sendiri.
Sedikit hikmah yg bisa dipetik dari kajian + stand up malam tadi.
Alhamdulillah, Allah gerakkan hati dan badan ini untuk hadir & kembali menuliskannya.
Barakallahu fiikum Ust. Salim A. Fillah & Bang Abdur. Bonus foto dg ust. Hammad 😁
Semoga Allah kuatkan dan mudahkan jalan kita untuk terus berikhtiar dan selalu kembali ikhlas atas segala ketetapan-Nya #NTMS
Tumblr media Tumblr media
30 notes · View notes
ilmiyyat1453 · 1 year
Text
Tumblr media
Sa'y eyle ziyâde nef'-i nâsa zîrâ Ol nef' hakîkatde sana râci'dir
(İnsanların yararı için çalış; zira onun faydası eninde sonunda sana dönecektir.)
50 notes · View notes
fazalisans · 20 days
Text
Gak Sendirian
30 Maret 2024
Hari ini hari ke-19 Ramadhan, hari ke-3 ibu pergi umroh sekaligus hari ke-3 juga aku menginap di rumah sakit, jaga 2 adik yang (padahal gak janjian) sama-sama masuk ruang inap. Ramadhan tahun ini akan jadi Ramadhan terlama kami ditinggal ibu, dan suasananya lebih kerasa lagi karena 2 adik yang sakit.
Sebenarnya sudah sering aku ditinggal ibu kerja ke luar kota berhari-hari, tapi ini pertama kalinya ibu pergi se-lama ini, 20 hari, dua per tiga bulan. Dan ini juga pertama kalinya aku jadi wali di rumah sakit, biasanya datang menjenguk, atau gantian ngejaga pasien. Tapi sekarang sudah terbiasa dipanggil "ibu" dan ditanya keadaan "anaknya" 🙃. Udah ngerasa gak perlu buat ngejelasin kalau aku tuh kakak (bukan ibu mereka), iya aja lah biar cepet wkwk. Sebenernya Ayah dan Aa udah nawarin buat gantian jaga, tapi takutnya mereka ga pengertian sama pasien, mau ke toilet, haus, atau waktu konsultasi dokter soal kondisi pasien juga belum tentu bisa, belum lagi ngeluh gak nyaman tidurnya, jadilah aku di sini, ninggalin 2 orang itu di rumah, survival mode buat nyiapin makan sahur dan buka puasa sendiri, bisa lah, udah gede.
Alhamdulillah mereka berdua udah bisa masuk ruang rawat inap. Hari Rabu pagi adik bungsu sudah masuk hari ke-3 deman, demamnya makin tinggi. Si kaka juga masih lemas, baru selesai demam berdarah, masih di fase pemulihan. Dari pada aku yang capek ngurus 2 pasien, harus mantau makanan dan cairan yang masuk juga, jadi aku ajak ke igd.
Bawa 2 pasien di igd tuh rasanya lucu juga. Daftar sekalian ambil 2 antrian, konsultasi juga back-to-back, sampai ngurus administrasi rawat inap juga sekalian. Beres konsultasi sama dokter urusan si ade, aku pindah nyamperin si kaka dan konsultasi sama dokter yang sama.
Yang gak lucunya bagian masuk ruang rawat. Si kaka, karena udah masuk dewasa, dapat kamar duluan, dan bisa istirahat lebih dulu. Tapi si Ade harus nunggu berjam-jam di kursi buat dapat kasur di igd, sebelum bisa dipindah ke ruangan, karena sekarang lebih banyak anak-anak yang sakit. Semalaman ada di igd itu gak enak, (sebenernya kalau di rs mau dimana aja ga ada yang enak), ngeliat pasien kritis, ibu-ibu yang nangis malam-malam karena ruangan penuh dan anaknya harus dirawat segera, sampai tangisan bayi dan balita yang sama-sama nunggu buat masuk ruangan.
Tidur juga udah berbagai gaya di kursi sebelah kasur, dari duduk tegak, kepala rebahan di kasur, kaki dilurusin ke kasur, duduk sila, pokoknya nyari posisi nyaman yang gak ketemu-ketemu sampai subuh. Ada bagusnya juga sih, jadi gak skip sahur, soalnya gak mungkin ketiduran juga. Dari jam 9 pagi datang ke igd, baru bisa masuk kamar jam 12 besoknya. Tapi alhamdulillahnya di ruang rawat ade ada sofa bed, jadi gak usah bingung lagi tidurnya 🥲
Ujian selanjutnya adalah jarak ruangan kakak-beradik ini yang lumayan jauh. Sebenernya cuma beda 1 lantai, ade di lantai 4, kaka di lantai 3, tapi karena lagi renovasi bagian tengah, akses lorong ujung ke ujung dibatasi, jadi harus naik lift yang berbeda buat masuk ke ruangan mereka. Yang harusnya cuma turun 1 lantai jadi harus turun ke lantai 1, jalan muter ke lift yang satunya, baru naik ke ruang rawat, gitu aja muter-muter, berasa lagi Sa'i 🙃 untungnya kaka udah gede, jadi bisa ditinggal sendiri, paling dipantau waktu jam makan sama visit dokter aja, tapi ya tetep harus bolak-balik.
Bawa 2 adik ke igd sendirian dan ngurus semua titik bengek urusan rumah sakit tanpa ibu bikin aku melow dikit. Lagi nunggu antrian aja sambil nahan nangis, nunggu ade tidur di igd juga nangis dikit. Beresin barang-barang, ngangkat-ngangkat travel bag, bolak-balik dari kamar ke kamar, tadinya berusaha di-kuat-kuatin aja. Haha.
Tapi waktu kakak-kakak sepupuku bilang mau dateng jenguk ke igd, dan nanya kabar, semua emosi akhirnya keluar. Seharian ditanyain kabar dua adik, ditanya sakit apa, ngurusin mereka, dan gak ada yang nanya perasaanku sendiri, bikin aku lupa kalau aku juga boleh capek. Dan waktu kakak sepupuku nanya, "Faza gak apa-apa? Capek ya? Jangan ngerasa sendirian ya? Makasih ya" sambil meluk, ya langsung banjir lah saya 🥲. Kata-kata yang aku harap bisa didenger dari orang-orang terdekat akhirnya kedengeran juga. Ya mungkin ayah dan saudara laki-laki ku juga peduli, tapi gak biasa buat nyampein secara verbal (ya peduli tapi selalu nganggep aku kuat dan gak punya masalah aja kali ya? Padahal sebenernya udah bisa dipastikan sedang gak baik-baik aja).
Iya capek, tapi mau gimana lagi? 😭
Kadang orang-orang fokus sama yang lagi sakit, padahal yang nungguin juga sebenernya butuh dikuatin 🥲. Besoknya uwak dan sepupuku yang lain dateng lagi, nguatin dan ngingetin kalau aku masih punya keluarga, masih ada yang peduli, gak sendirian, kan jadi terharu ya? 🥲
Sebenernya itu aja sih, mau curhat dikit, tapi sekarang udah baik-baik aja. Gak tau besok gimana.
Semoga tetep waras.
Update: alhamdulillah tadi siang dapat kabar mereka berdua udah boleh pulang, dan sekarang akhirnya aku ketemu lagi sama kasur, baru bangun dari hibernasi, dan lagi ngumpulin nyawa buat nyiapin buka puasa dan ngontrol 2 pasien lagi 🥲
Sehat-sehat anak perempuan pertama dan satu-satunya🙏🏻
3 notes · View notes
nurazisramadhan · 1 month
Text
Berikhtiarlah maka keajaiban datang
Tumblr media
“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Q.S Ibrahim : 37)
Do'a tersebut adalah lantunan yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim tatkala meninggalkan istrinya hajar dengan anaknya yang baru lahir, Ismail.
Mereka ditinggalkan di sebuah lembah yang sangat sunyi. Tanpa ada tanaman, hanya ada lautan padang pasir yang gersang sepanjang mata memandng.
Bahkan, tak terlihat satu pun pepohonan untuk sekadar bernaung, tak terjamah sedikit air untuk menyambung hidup. Tak ada insan lain yang ada selain bayi ismail yang masih memerah. Bayi tersebut kemudian mulai menangis begitu keras karena lapar dan kehausan, bahkan tangisnya menunjukkan tanda-tanda di ambang kematian.
Selanjutnya, sebagaimana naluri seorang Ibu, Ibunda Hajar mulai berlari, mencoba mencari bantuan serta seteguk air atau makanan untuk menghilangkan lapar dan dahaga bayi kecilnya.
Dia berlari bolak-balik tujuh kali dari bukit safa dan marwah. Meski penuh kesulitan namun ia terus mencari dengan seksama ke sekeliling, berharap bertemu dengan setetes air. Namun, hasilnya nihil tak pernah ada air di kedua bukit itu. Meskipun begitu barangkali ia hanya ingin menunjukkan ikhtiarnya kepada Allah. Terlebih ketika sebelumnya ia telah meyakinkan suami, yang telah meningggalkan mereka, dengan kalimat
"Pergilah wahai Ibrahim, sesungguhnya jika ini adalah perintah dari Allah maka Dia tak akan pernah menyia-nyiakan kami"
Lalu, mukjizat Allah pun menghampiri, bukan dari sepanjang jalan dari dua bukit yang ia telusuri, melainkan dari kaki kecil Ismail sang bayi yang tengah menangis keras sedari tadi muncul sebuah mata air yang mengalir begitu deras.
"Zam! Zam!, Berkumpullah berkumpullah"
Begitu wanita tersebut menyeru sambil mengumpulkan bebatuan untuk tak menyia-nyiakan mata air tersebut. Hajar pun lantas takjub dengan apa yang terjadi.
Lewat kisah tersebut kita dapat mengambil ibrah bahwa sering kali mukjizat atau bantuan Allah tak terletak di antara ikhtiar-ikhtiar kita. Bahwa, tugas kita sebagai manusia hanya berikhtiar semata Bahwa, Allah lah yang berhak menentukan kapan dan bagaimana pertolongan-Nya
Dan yang paling utama adalah bahwa Allah benar-benar menghargai proses dari ikhtiar kita, terbukti dari salah satu syariat yang Allah tetapkan pada ibadah haji bukanlah pada zam-zamnya. Melainkan pada sa'i; ikhtiar lari bolak-balik dari bukit safa dan marwah yang dijalani ibunda hajar; yang jika kita renungkan kembali tidak menghasilkan apa-apa.
2 notes · View notes
reyliika · 11 months
Text
10 notes · View notes
oluncesevemezsen · 2 months
Text
"İ’lem Eyyühe’l-Azîz! Aklı başında olan insan, ne dünya umûrundan kazandığına mesrur ve ne de kaybettiği şeye mahzun olmaz. Zira dünya durmuyor, gidiyor. İnsan da beraber gidiyor. Sen de yolcusun. Bak, ihtiyarlık şafağı, kulakların üstünde tulû  etmiştir. Başının yarısından fazlası beyaz kefene sarılmış. Vücudunda tavattun etmeye niyet eden hastalıklar, ölümün keşif kollarıdır. Maahaza, ebedî ömrün önündedir. O ömr-ü bâkide göreceğin rahat ve lezzet, ancak bu fâni ömürde sa'y ve çalışmalarına bağlıdır. Senin o ömr-ü bâkiden hiç haberin yok. Ölüm sekeratı uyandırmadan evvel uyan!".
4 notes · View notes
demircizademehmet · 1 year
Text
MÜTEKASİL (متكاسل)
Talebeyken Mahza Hocalarımızın Sa'y-ü Gayretleri ile 10 tane aşr-ı Şerif Hazırladık. Fakat ben bununla yetindim mi tabiki hayır... Hersene Ramazanda Mukabele Okurken/Okunurken bura iyiymiş aslında, burdan iyi aşır olur diye not aldığım yerler olur, ve her yıl bunlara yenilerini eklerim. Peki Kaç aşr-ı Şerifim oldu diye sorarsanız....
10 🤥
13 notes · View notes
arintyas · 4 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
“Dan jangan mengencangkan pelana (melakukan perjalanan jauh) kecuali untuk mengunjungi tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidil Aqsha, dan Masjidku (Masjid Nabawi)," (HR Bukhari).
Dari Ibnu Az-Zubair bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekali shalat di masjidku ini lebih utama daripada 1000 kali shalat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram dan sekali shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100 kali shalat di masjidku ini.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, hadits ini sahih menurut Ibnu Hibban) [HR. Ahmad, 26:41-42; Ibnu Hibban, 1620. Sanad hadits ini sahih].
“Antara rumahku dan mimbarku terdapat taman di antara taman surga." (HR. Bukhari, no. 1196 dan Muslim, no. 1391)
"Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syi'ar (agama) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau berumroh, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui." (QS Al-Baqarah [2]: 158).
Hadist-hadist yang saya nukil diatas merupakan hadist Shahih
Tahun ini merupakan tahun terberat dan tahun penuh hadiah dari Allah.
Kami bersyukur atas setiap yang Allah beri, baik ujian, hidayah dan memperbaiki diri sehingga berusaha menjadi yang Allah suka, menjalankan keseharian dengan tenang karena Allah selalu mendampingi.
Setelah keguguran 2x, kami diingatkan untuk bersaturahmi kepada saudara kami yang sakit dan ‘sripah’. Silaturahmi yang tidak mudah tapi tetap kami jalankan.
Satu persatu pintu mulai terbuka, Allah tiba-tiba memberi saya ide untuk mewujudkan keinginan mertua. Pergi ke Bromo. Disitu, tidaklah selalu mudah dan selalu senang. Ada senang, tapi tidak mudah naik gunung (walaupun Bromo yang tidak mendaki) membawa balita. Anak kami mabok sepanjang jalan. Yang harusnya bisa gitu dia tidur aja kan gelap, tapi karena excited naik jeep jadi malah melek berujung mabok sepanjang jalan kelak kelok itu diisi mabok, diisi makanan/minum mabok lagi sampai lemas. Berasa naik halilintar di dufan kali dia. Tapi alhamdulillah dia sehat dan dapat bergabung sampai akhir dan lancar kembali 🥹 padahal habis turun dari Bromo menerjang kemacetan libur lebaran Malang yang swuperrr sekali langsung tolak ke Jogja.
Beruntung saya mempunyai suami yang Allah pasangkan untuk saya. Kami kompak menjaga anak kami dengan mood dan dalam keadaan nyaman walau tubuhnya mungkin tidak nyaman. Suami saya bisa diajak kerjasama. Saya dapat keyakinan itu (walau sebelumnya pun saya tahu dia begitu tapi kali ini makin yakin karena ini perjalanan kami terlama dan ter-menantang bersama anak balita kami)
Sampai ketika bapak ibu mertua sekeluarga berencana umroh. Saya juga sudah sangat ingiiin sekali berangkat umroh, impian sejak 2013. Tadinya saya ragu umroh membawa balita, banyak ketakutan. Takut tidak maksimal, takut anak lepas nanti tidak dalam pengawasan, takut biaya, takut dll dll. Banyak. Karena ini bukan umroh dalam bayangan saya, bayangan saya umroh tidak membawa anak dan memakai travel. Tapi ini tidak. Umroh ini umroh mandiri, umroh pertama kali, dan umroh bawa anak. Overthinking.
Tapi suami saya meyakinkan. Ayo gpp, mumpung bareng-bareng. Saya tanya, memang finansial kita siap? Suami jawab, kita bisa siapkan. Kita usahakan semaksimal mungkin.
Saya pikir-pikir lagi, anak kami pun sedang suka ke Masjid, suka hafalan surat pendek, dan suka tentang kisah nabi. Jadi itu menambah kecenderungan saya untuk mengajak dia yang sedang senang belajar agama untuk berangkat ke masjid terbaik, terbesar, termegah dan terramai di dunia ini.
Singkat cerita kami sering kontak dengan keluarga diluar kota dan diluar negeri. Kami janjian umroh bersama. Dari Indonesia berangkat bersama dan bertemu dengan keluarga yang lain di Madinah.
Suami saya senang sekali, setiap videocall dengan kakak adiknya di bersemangat. Padahal kalau bahas persiapan bisa sampai dini hari karena beda waktu. Ibarat kata harta benda badan terpakai untuk umroh gapapa.
Karena memang umroh ibadah fisik dan harta.
Dia senang bisa umroh bersama keluarga kecilnya dan keluarga besarnya.
Saya pun menawarkan kepada ibu saya, tapi ibu insyaAllah 1-2 th lagi berangkat ibadah Haji jika Allah mengijinkan. Ibu bilang ingin menyiapkan fisik dulu. Lagipula ini tahun terakhir ibu mengabdi di tempat kerjanya, tidak ingin melewatkan setiap momen.
Tiba hari-h saya berangkat, dengan penuh rasa khawatir karena umroh ini tanpa perencanaan jauh hari. Hanya 5 bulan. Prosesnya 5 bulan dari kami yang tidak punya paspor. Semua urus secara mandiri dari paspor, visa, pesan tiket dan hotel, persiapan, sampai akhirnya pulang dan semua terlalui dengan mengantongi perasaan bahagia dan kerinduan yang bertambah rindu.
Kenangan ini yang sungguh berarti dan tidak akan saya lupa.
Tahun ini banyak sekali yang Allah ajarkan kepada saya dan keluarga. Alhamdulillah ‘ala kulli hal.
Tumblr media
3 notes · View notes
ikiweekly · 1 year
Text
Day 2
Disclaimer: I am not a scholar or a professional who studies religion. The points I am giving are just some snippets from the Quran which I found interesting. If you want to know more about the context, I'd suggest you to read the Quran—or maybe the tafsir (explanation) in your native language.
Juz' 2
• Further explanation about history of the qibla (direction towards Kaaba in Mecca, which is used by Muslims as the directiom of prayer for the salah).
• Allah tests and tries His servants.
• Sa'i (ritual of walking back and forth seven times between  two small hills of Safa and Marwa).
• The order to eat halal things and explanation of what is prohibited and what is not.
• The order to practice qisas ("eye for an eye") and wasiat (a will before death).
• The order to practice fasting during Ramadan.
• The command to fight those who fight muslims. This is said to probably be the most misquoted verse from the Quran.
• Command to complete Hajj (pilgrimage to Mecca) and Umrah.
• Prohibition of khamr (alcoholic drink) and gambling.
• Charity and who has the rights to receive it.
• Prohibition of sexual intercourse with menstruating women.
• About divorce.
• Command that prayer should be performed properly and on time.
• Story of Prophet Shammil (Samuel) and Israelites and King Talut (Saul), and how Prophet Dawud (David) killed Jalut (Goliath).
8 notes · View notes
tevekkulcicegii · 2 years
Note
Hayat sevilmez mi be?
Aklın varsa sende sev
"İ’lem Eyyühe’l-Azîz! Aklı başında olan insan, ne dünya umûrundan kazandığına mesrur ve ne de kaybettiği şeye mahzun olmaz. Zira dünya durmuyor, gidiyor. İnsan da beraber gidiyor. Sen de yolcusun. Bak, ihtiyarlık şafağı, kulakların üstünde tulû  etmiştir. Başının yarısından fazlası beyaz kefene sarılmış. Vücudunda tavattun etmeye niyet eden hastalıklar, ölümün keşif kollarıdır. Maahaza, ebedî ömrün önündedir. O ömr-ü bâkide göreceğin rahat ve lezzet, ancak bu fâni ömürde sa'y ve çalışmalarına bağlıdır. Senin o ömr-ü bâkiden hiç haberin yok. Ölüm sekeratı uyandırmadan evvel uyan!"
Aklın varsa ;)
21 notes · View notes
oyunabirazara · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media
Sa'y da uykusu gelenler...
7 notes · View notes
talbiyaumrah · 8 months
Text
Hajj and Umrah: Understanding the Distinctions
Hajj and Umrah are two significant Islamic pilgrimages that hold immense spiritual importance for Muslims worldwide. While both involve visiting the holy city of Mecca and performing specific rituals, there are distinct differences between the two. In this article, we will explore and highlight the disparities between Hajj and Umrah, shedding light on their rituals, significance, and timing.
Definition and Purpose:
Hajj, often referred to as the "greater pilgrimage," is an obligatory pilgrimage that every physically and financially capable Muslim is required to undertake at least once in their lifetime. It is one of the Five Pillars of Islam and carries deep religious significance. The purpose of Hajj is to follow in the footsteps of the Prophet Muhammad and Prophet Ibrahim, commemorate their acts of devotion, and seek forgiveness and blessings from Allah.
On the other hand, Umrah, known as the "lesser pilgrimage," is a voluntary act of worship that can be performed at any time of the year. While it is highly recommended, it is not obligatory like Hajj. Umrah serves as a means of gaining spiritual rewards and seeking closeness to Allah. It is a shorter and less intricate pilgrimage compared to Hajj.
Timing and Duration:
Hajj has a fixed time and occurs during the Islamic month of Dhul-Hijjah. It begins on the 8th of Dhul-Hijjah and concludes on the 13th of the same month. The rituals of Hajj are performed within this specific time frame, and it culminates with the celebration of Eid al-Adha, the Festival of Sacrifice.
On the contrary, Umrah can be performed at any time of the year, except for the designated days of Hajj. There are no specific restrictions on the timing or duration of Umrah. It can be completed in a few hours or days, depending on the pilgrim's preference and schedule.
Rituals:
The rituals of Hajj and Umrah share some similarities but also have distinct differences. Let's explore the key rituals of each pilgrimage:
a. Hajj Rituals:
Hajj consists of several essential rituals, including:
Ihram: Pilgrims enter the state of ihram by donning the prescribed clothing (white, seamless garments for men) and observing specific restrictions.
Tawaf: Pilgrims perform Tawaf, which involves circling the Kaaba seven times in a counterclockwise direction.
Sa'i: After Tawaf, pilgrims perform Sa'i, walking seven times between the hills of Safa and Marwah.
Wuquf in Arafah: On the 9th day of Dhul-Hijjah, pilgrims gather in the plain of Arafah, engage in supplication, and seek forgiveness from Allah.
Muzdalifah: After sunset, pilgrims move to Muzdalifah, spend the night there, and collect pebbles for the next ritual.
Stoning of the Devil: Pilgrims stone the three pillars in Mina, symbolizing the rejection of evil.
Sacrifice (Qurbani): A sacrificial animal is offered to commemorate the willingness of Prophet Ibrahim to sacrifice his son.
Halq or Taqseer: Pilgrims shave their heads completely or trim their hair to mark the completion of Hajj rituals.
Tawaf al-Ifadah: Pilgrims return to the Kaaba to perform Tawaf al-Ifadah, which signifies the completion of Hajj.
Sa'i of Hajj: After Tawaf, pilgrims perform Sa'i between Safa and Marwah once again.
b. Umrah Rituals:
Umrah consists of the following rituals:
Ihram: Like Hajj, pilgrims enter the state of ihram by wearing the prescribed clothing and adhering to the associated restrictions.
Tawaf: Pilgrims perform Tawaf, circling the Kaaba seven times in a counterclockwise direction.
Sa'i: After Tawaf, pilgrims perform Sa'i, walking between Safa and Marwah seven times.
Halq or Taqseer: Similar to Hajj, pilgrims shave their heads completely or trim their hair, marking the completion of Umrah.
Significance and Reward:
Both Hajj and Umrah carry immense spiritual rewards and blessings. However, due to its obligatory nature, Hajj holds a higher degree of significance in Islam. It is considered a purification of the soul, an opportunity for seeking forgiveness, and an occasion to strengthen one's relationship with Allah. The completion of Hajj earns a pilgrim the title of "Hajji" or "Hajjah."
Umrah, although voluntary, is also highly regarded in Islam. It provides an opportunity for Muslims to seek closeness to Allah, engage in acts of worship, and experience the serenity of the holy sites. Performing Umrah carries spiritual rewards and is believed to expiate sins.
In conclusion, Hajj and Umrah are distinct Islamic pilgrimages, each with its own significance, timing, and rituals. Hajj is obligatory and takes place during a specific time frame, while Umrah is voluntary and can be performed at any time except during Hajj. Both pilgrimages offer spiritual benefits, allowing Muslims to strengthen their faith, seek forgiveness, and gain proximity to Allah. Whether one undertakes Hajj or Umrah, the experience is undoubtedly a profound and transformative journey.
For more information visit: https://www.talbiyaumrah.com/
2 notes · View notes
celotehnyafia · 11 months
Text
Safar Story bulan Syawal 2023
Assalamualaikum readers, aku mau berbagi boleh ya? Cerita safarku dibulan Syawal yang masih penuh berkah ini. Syukur kepada Rabbku atas nikmat yang tak terhitung. Ku lanjutkan lagi cerita ini, cerita perjalanan yang aku rasa ini adalah hadiah dari Rabbku atas penantian menuju ke rumahNya yang agung, Baitullah. Sejujurnya aku tak pernah menyangka bahwa Tuhan akan memperjalanku secepat ini. Rencana yang awalnya menunggu akhir tahun, qadarullah maju dibulan Syawal, meskipun juga saat daftar awal ke biro memilih tanggal awal Ramadhan. Allah punya kehendak yang lebih baik nyatanya. Tentu, atas ridho juga dari sosok Ibu yang membuat segalanya terasa mudah dan lancar. Perjalanan umroh ini memang yang pertama dan menggunakan pesawat oman air via transit Muscat, landing di Jeddah. Hari pertama setelah landing Jeddah langsung bertolak ke Madinah menjalani ibadah di Masjid Nabawi yang memiliki keutamaan apabila sholat di Masjid tersebut akan dilipatgandakan pahalanya sebanyak 1000 kali. Selain ibadah, berkesempatan juga ke Raudhah, Makam Rasulullah SAW yang juga masih dalam area Masjid Nabawi. Pengalaman spiritualitas yang ku rasakan saat menjumpai taman syurga dan makam baginda Nabi SAW hampir tak bisa tergambarkan dengan kata indah, karena faktanya ribuan kata indah tak cukup untuk menjadi saksi bahwa begitu luar biasanya Tuhan mengirim kekasihNya Nabi penutup, Muhammad SAW yang syafaatnya selalu dinantikan oleh kami umat muslim dan kerinduan untuk menyapanya terbayar tuntas. Ada kesyukuran penuh pada Rabbku, keimanan yang semakin menguat & kedamaian batin yang mampu menembus jiwa begitu masuk Raudhah, hangat dan getaran penuh cinta bersujud di antara mimbar dan Rumah Baginda Nabi SAW. Shollu Ahaihi Wassalimu Taslima. Shalawat serta salam senantiasa mengalir pada Rasulullah SAW. 4 hari 3 malam waktu tinggal di madinah, selain raudhah juga diisi dengan kegiatan lain yaitu memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi dan city tour jejak perjuangan Nabi SAW seperti Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Masjid dan benteng Khandaq dan Jabal Uhud. Sisanya shopping tipis-tipis.
Dari Madinah kemudian bertolak ke Mekkah tapi sebelumnya mengambil miqat di Bir Ali, melaksanakan sholat sunnah niat umroh dan melafalkan niat umroh. Sepanjang perjalanan dari Bir Ali memperbanyak talbiyah, "Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika lak". Perjalanan berkisar 4-5 jam, sampai akhirnya tiba di hotel yang letaknya cukup dekat dengan Masjidil haram. Hanya sebentar waktu bersih" tubuh dan masih melekat segala larangan saat berikhram. Kemudian lanjut menunaikan ibadah umroh mulai dari tawaf (sebelum sa'i sholat 2 rakaat di belakang maqam ibrahim, bermunajat dan muasabbah pada Allah SWT), sa'i dan diakhiri dengan tahalul. Ada getaran spiritual yang dahsyat terasa ketika tawaf, pada satu titik kesadaran sebagai hamba bahwasanya kita bak partikel nano di muka bumi ini dan begitu Maha Rahman RahimNya Rabbku dengan kuasaNya memperjalankan sampai ke RumaNya bersama lautan manusia dari seluruh penjuru dunia, demi kerinduan dan kecintaan mendalam pada Rabbku larut dalam keimanan penuh membesarkan keagunganNya dan pengharapan kebaikan dunia akhirat dariNya. Bekal terbaik yang bisa kita siapkan untuk sampai ke baitullah adalah keimanan & ketaqwaan selebihnya Allah yang akan membuka keran rejekiNya.
Umroh kali ini benar-benar menjadi hadiah dari Rabbku, syukur senantiasa terucap semoga di manapun aku berpijak Rabbku selalu membimbingmu untuk menjadi hamba yang taat dalam koridor jalan yang diridhoiNya. Semoga diperjumpakan kembali ke tanah haram dengan kekusyukan ibadah yang lebih baik.. aamiin
Berita Update
6 notes · View notes
washingtonyates86 · 11 months
Text
Eid Ul Adha 2023
Eid ul Adha 2023: A Celebration of Sacrifice and Devotion Eid ul Adha, also called the Festival of Sacrifice, is one of the most significant Islamic festivals celebrated by Muslims around the world. This festival marks the end of Hajj, the annual pilgrimage to Mecca, and commemorates the willingness of Prophet Ibrahim (AS) to sacrifice his son Ismail (AS) in obedience to Allah's command. The festival is really a time for Muslims to provide prayers, share food with friends and family, and perform the sacrifice of an animal as symbolic of their devotion and gratitude to Allah. In this post, we will discuss the importance of Eid ul Adha, its customs and traditions, and how it'll be celebrated in 2023. Need for Eid ul Adha: Eid ul Adha is a time to think about the virtues of sacrifice and devotion. Prophet Ibrahim (AS) is considered the father of monotheism, and his willingness to sacrifice his son Ismail (AS) is a testament to his faith and obedience to Allah. It is stated that Allah replaced Ismail (AS) with a ram just as Ibrahim (AS) was about to sacrifice him. This act of Allah is commemorated by Muslims all over the world through the ritual sacrifice of an animal on the day of Eid ul Adha. The importance of the sacrifice isn't only in the act of giving, but also in the intention behind it. Muslims are expected to sacrifice an animal only with the intention of seeking Allah's pleasure and showing gratitude for his blessings. The meat of the sacrificed animal is shared with family, friends, and those in need, symbolizing the significance of generosity and community in Islam. Customs and Traditions: Eid ul Adha is really a three-day festival that begins on the 10th day of the Islamic month of Dhul Hijjah. Your day starts with the Eid prayer, which is performed in large congregations at mosques, parks, and other public spaces. Muslims dress in their finest clothes and exchange greetings of "Eid Mubarak" with one another. Children receive gifts and sweets, and families gather to talk about meals and celebrate the occasion. The ritual sacrifice of an animal, known as Qurbani, can be an important part of Eid ul Adha. eid ul adha Muslims who can afford it must sacrifice an animal, for instance a goat, sheep, cow, or camel, as symbolic of these devotion to Allah. The meat of the sacrificed animal is divided into three parts - one part is kept for the family, one part is directed at friends and neighbors, and something part is donated to the indegent and needy. As well as the sacrifice, Muslims also perform the Tawaf, which is a ritual circumambulation of the Kaaba in Mecca, and the Sa'i, which is a walk between the hills of Safa and Marwa, also in Mecca. These rituals are performed by Muslims that are on the Hajj pilgrimage to Mecca, but may also be performed by those people who are not on the pilgrimage. Celebration in 2023: The celebration of Eid ul Adha in 2023 depends on the sighting of the moon, which marks the beginning of the Islamic month of Dhul Hijjah. The precise date of Eid ul Adha will undoubtedly be announced by local Islamic authorities closer to the time. However, it really is likely to fall on or around August 23, 2023, and you will be celebrated for three days. The celebration of Eid ul Adha in 2023 will undoubtedly be similar to previous years, with Muslims gathering for the Eid prayer, performing the sacrifice of an animal, and sharing meals with family and friends. However, as a result of ongoing COVID-19 pandemic, celebrations could be limited in some areas, with restrictions on large gatherings and travel. It is crucial for Muslims to follow local guidelines and take necessary precautions to help keep themselves among others safe. In some countries, the government may provide facilities for Muslims to execute the sacrifice of an animal, such as for example designated slaughterhouses or public areas where in fact the sacrifice may take place. This is done to make sure that the process is carried out in a safe and hygienic manner, and that the meat is distributed appropriately to those in need. Charitable organizations and individuals may also collect funds to get animals for sacrifice, and distribute the meat to the indegent and needy within their local communities or in other parts of the world. That is known as Udhiyah, and is really a way for Muslims to satisfy their obligation of sacrifice and show compassion towards others. Conclusion: Eid ul Adha is a time of joy and celebration for Muslims all over the world, as they get together to commemorate the sacrifice and devotion of Prophet Ibrahim (AS) and his family. It is a time to think about the virtues of sacrifice, generosity, and community, also to show gratitude for the blessings of Allah. The festival is celebrated with prayers, the sacrifice of an animal, and the sharing of food with family and friends. As we look forward to Eid ul Adha 2023, it is important to remember the significance of the occasion and the values it represents. We must also be mindful of the ongoing pandemic and take necessary precautions to help keep ourselves and others safe. May Allah accept our sacrifices and grant us peace, prosperity, and happiness on this auspicious occasion. Eid Mubarak!
Tumblr media
3 notes · View notes
yalnzardc · 1 year
Text
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَٓا اُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَاۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّح۪يمُ
Bakara sr. 128. Ayet
Safvetüt Tefasir: Ey Rabbimiz Bizi sana itaat eden ve senin hükmüne boyun eğen kimseler kıl. Soyumuzdan da, sana teslim olan ve senin azametine boyun eğen ümmet meydana getir. Bize ibadet yollarını ve haccan yapılis sekillerinin öğret Tevbemizi kabul buyur ve bize acı. Çünkü senin mağfiretin büyük, rahmetin geniştir.
Celaleyn T : Ey Rabbimiz! İkimizi de sana teslimiyette boyun eğmede sabit eyle. Zürriyetimizden çocuklarımızdan yalnız senin için boyun eğen müslüman bir ümmet yetiştir. Usullerimizi ibâdetimizin ya da haccımızın kurallarını bize göster (bize öğret). Tevbelerimizi de kabul buyur. Şüphe yok ki, sen tevvâbsın (tevbeleri çok kabul eden) ve rahîmsin (çok merhamet edensin). Kendileri masum (günah işlemeyen zâtlar) oldukları hâlde tevazu içinde zürriyetlerine (bir şey) öğretmek için Allah'dan tevbeyi kabul etmesini istediler.
Min harfi cerri, teb’iyz içindir. İbrâhîm aleyhisselâm bunu (min harfini) Allah'ın ona olan kavli ”Benim ahdim zâlimlere nail olmaz “önce zikredildiğinden dolayı getirmiştir.
Taberi T : Rabbimiz, bizi sana teslim olan iki kimse yap: Bizi senin emrine teslim olan, taatine boyun eğen, başkalarını sana ortak koşmayanlar kıl. Neslimizden de sana teslim olan bir ümmet çıkar. Neslimizden de, senin emrine teslim olan ve taatte bulunarak sana boyun eğen bir topluluk yarat. Bize (hac) menasikimizi göster: Hac esnasında ne şekilde ibadet edeceğimizi; nasıl tavaf edeceğimizi, nasıl sa'y edeceğimizi, arafatta nasıl vakfe yapacağımızı, şeytanları nasıl taşlayacağımızı bize öğret! Tevbemizi kabul buyur. Zira tevbeleri kabul eden, çok merhametli olan ancak sensin! Önceleri işlemiş olduğumuz günahlarımızı affeyle! Şüphesiz affedip bağışlayarak lütufta bulunan sensin.
Beydavi T : Rabbimiz, bizi sana teslim olan bir ümmet (yetiştir). Bize ibâdet yerlerimizi göster ve tevbelerimizi kabul et. Şüphesiz sen tevbeleri çok kabul eden, hakkıyla merhamet edensin.
"Rabbena vecalna müslimeyni lek” sana ihlâs gösterenlerden eyle, esleme vechehu'dan gelir ki, kendini teslim etmektir, ya da itâat manasına esleme'den gelmektedir. Maksat daha çok ihlâs göstermek, daha çok itâat etmek ve üzerinde sebat etmektir. Müslimine şeklinde de okunmuştur ki, kendileriyle Hacer'i kastetmişlerdir.
Ya da tesniye de cem'in mertebelerindendir (çoğul sayılır).
"Soyumuzdan da sana teslim olan bir ümmet yetiştir” yani zürriyetimizden bazılarını böyle yap demektir. Özellikle zürriyet için dua etmeleri, şefkate müstahak olmalarındandır bir de onlar iyi olurlarsa onlara uyanlar da iyi olur. Bir kısmını demeleri de zürriyetlerinde zâlimlerin de bulunacağını bilmelerindendir. Şunu da biliyorlardı ki, hikmet-i İlâhiye herkesin ihlâslı olmasına ve kendini tamamen Allah'a vermesine imkân tanımaz. Çünkü o zaman geçim işleri aksar (dünya durur). Bunun içindir ki: Ahmaklar olmasa idi, dünya harap olurdu, denilmiştir. Ümmetten ümmet-i Muhammed murat edildiği de söylenmiştir. Min'in "vaadallahül lezine amenu minküm” (Nûr: 55) âyetinde olduğu gibi beyaniye olması da câizdir. Açıkladığı şeyin üzerine geçmiş ve âtılla ma’tûfun arasına girmiştir,
"halaka seb'a semavatin ve minel ardi mislehünne” (Talak: 12) âyetinde olduğu gibi. (Bize göster) bu da gözle görmek yahut tanımak manasına rea'dan gelir, bunun içindir ki, ikiden çok mef'ûl almamıştır.
"Menasikena” hac ibâdet yerlerimizi veyahut kurban kesecek yerlerimizi demektir. Nüsük aslında ibâdetin son derecesidir. Haçta kullanılması yaygınlaştı, çünkü onda külfet vardır ve adetten uzaklaşma vardır. İbn Kesîr, Susi de Ebû Amr'dan ve Ya'kûb fahiz'de fahz'e kıyas ederek "erna” okumuşlardır. Bunda kelimeye zarar vardır, çünkü kesre düşen hemzeden nakledilmiştir ve onun delilidir. Duri de Ebû Amr'dan naklen ihtilasla (harekesi belli belirsiz) okumuştur.
"Tevbemizi kabul et” zürriyetlerinin tevbesini demek istemişlerdir yahut da bilmeden yaptıkları şeyi kastetmişlerdir. Belki de bunu nefislerini kırmak ve zürriyetlerine öğretmek için yapmışlardır.
"Şüphesiz sen tevbeleri çok kabul eden, hakkıyla merhamet edensin” tevbe edenleri merhamet edensin.
Ömer Nasuhi Bilmen T : Bu ayeti kerime; Hz. İbrahim'in Kabe-i Muazzamayı inşa ettiğini ve bu hiz metinin Allah tarafından kabul edilmesini istirham eylediğini göstermektedir. Bir riva yete göre Kabe-i Muazzamayı ilk kez Hz. Adem bina etmiştir. Sonra da zamanın geçmesi ile yok olmuş bir hale gelmiş iken ikinci defa olarak Hz. İbrahim oğlu Hz. Ismail ile beraber yeniden inşa etmişlerdir. İşte Hz. İbrahim bu mübarek amellerinin kabulünü Cenâb-ı Haktan niyaz etmişti. Cenâb-ı Hakta bunu şu suretle beyan buyu ruyor. (Hatırla) bir zaman (İbrahim) Aleyhisselam (Ka'be'nin temellerini) kaidelerini (İsmail ile beraber) atıyor (yükseltiyor) ve şöylece dua eyliyordu. (Ey Rabbimiz!) Şu yaptığımız hizmeti (bizden kabul buyur, şüphe yok ki sen semisin) her şeyi işitirsin, bizim bu niyazımızı da işitmektesin (ve) sen (alimsin) bütün fill ve hareketlerimizin bütün istek ve istirhamımızı tamamen bilirsin, buna inandik! (diyordu.)
İbn Kesîr T : Allah (Celle Celalühü) İbrahim ve İsmail (a.s)'in duasından haber vererek şöyle buyurmuştur: "Ey Rabbimiz! Bizi sana boyun eğenlerden kıl, neslimizden de sana itaat eden bir ümmet çıkar." İbn Cerir şöyle demiştir: İbrahim (a.s) ile İsmail (a.s) bu dua ile "bizi emrine teslim olanlardan, sana itaatle boyun eğenlerden kıl. Itaat konusunda senden başkasını sana ortak kılmayanlardan, senden başkasına ibadet etmeyenlerden kıl" demek istemişlerdir. İkrime şöyle demiştir: Onlar "Ey Rabbimiz! Bizi sana boyun genlerden kıl" deyince Allah (Celle Celalühü) "kesinlikle yaptım", "Neslimizden de sana itaat eden bir ümmet çıkar" deyince Allah (Celle Celalühü) yine "kesinlikle yaptım" dedi. Süddî'ye göre âyet-i kerimedeki "neslimiz" ifadesiyle Arapları kastetmişlerdir. İbn Cerir şöyle demiştir: Doğru olan görüş hem Arapları hem de diğer halklanı kapsamasıdır. Çünkü israiloğullanı da İbrahim (a.s)'ın neslindendir. Allah (Celle Celalühü) da şöyle buyurmuştur: "Musa'nın kavminden hak ile doğru yolu bulan ve onun sayesinde adil davranan bir topluluk vardır "
Ben derim ki; İbn Cerir'in söylemiş olduğu bu görüş Süddî'nin görüşü ile çelişmez. Zira Arapların tahsis edilmiş olması diğerlerinin de bunun içine dahil olmayacağı anlarına gelmez. Ayetin bağlamından "neslimiz" ifadesiyle Arapların kastedildiği anlaşılmaktadır. Bundan dolayı ayetin devamında Allah (Celle Celalühü) şöyle buyurmuştur: "Ey Rabbimiz! Onlara, içlerinden senin ayetlerini kendilerine okuyacak, onlara kitap ve hikmeti öğretecek, onları temizleyecek bir peygamber gönder. " Buradaki peygamberle de kastedilen Hz. Muhammed (Sallallahu Aleyhi ve sellem) dir. Allah (Celle Celalühü) onlar içinden bir peygamber göndermiştir. Nitekim Allah (Celle Celalühü) şöyle buyurmuştur: "Ummilere içlerinden, kendilerine ayetlerini okuyan, onları temizleyen, onlara kitab'ı ve hikmeti öğreten bir peygamber gönderen O'dur."
Peygamber'in Araplar içinden gelmesi onun siyahlara, beyazlara herkese peygamber gönderilmesine mani değildir. Zira Allah (Celle Celalühü) şöyle buyurmuştur. "De ki! Ey insanlar! Ben sizin tamamınıza gönderilmiş Allah'ı peygamberiyim. Hz. Peygamber'in bütün insanlığa gönderildiği ile ilgili başka kesin deliller de vardır. Bu İbrahim (as) ile İsmail (as) duasıdır. Nitekim Allah (Celle Celalühü) müttaki mümin kullarınından haber verirken şöyle buyurmuştur: "Rabbimiz! Bize gözümüzü aydınlatacak eşler ve zürriyetler bağışla ve bizi takva sahiplerine önder kıl! derler.
Bu şer'an talep edilen bir duadır. Çünkü insanın soyundan tek ve ortağı olmayan Allah'a ibadet edenlerin olmasını istemesi, Allah'a ibadet etme aşkı nın kemalindendir. Bundan dolayı Allah (Celle Celalühü), İbrahim (as)'a "Seni insanlara önder yapacağım" dediği zaman o şöyle bir istekte bulunmuştur "Soyumdan da (önderler yap, ya Rabbi) Allah: Ahdim zâlimlere ermez buyurdu." "Beni ve çocuklarımı putlara tapmaktan uzak tut." Hz. Peygamber (Sallallahu Aleyhi ve sellem) bir hadisinde şöyle buyurmuştur: "İnanoğlu öldüğü zaman şu üç şey hariç ameli kesilir. Sadaka-i cariye, kendisinden istifade edilen ilim ve kendisine dua eden salih bir evlad
"Bize ibadet usullerimizi göster" Ata şöyle demiştir: Onlar ortaya koy ve bize bildir. Mücahid şöyle demiştir: "Bize ibadet usullermizi göster" yani kurbanlıklarımızı göster. Ebû Davud et-Teyalisi, Ebû't Tufeyl vasıtasıyla İbn Abbas'tan şöyle nakleder: ibadet usulleri İbrahim (as)'a gösterilince şeytan sa'y yerinde ona göründü. İbrahim (as) ona doğru koştu. Sonra Cebrail (as), onu alıp Mina'ya götürdü ve dedi ki "İnsanların konaklayacağı yer burasıdır". Cemre-i akâbe'ye geldikleri zaman şeytan yine ona ilişmek istedi İbrahim (as) onu kovuncaya kadar yedi taş attı. Sonra Cebrail (as) ónu Cemre-i vusta'ya götürdü. Şeytan yine orada belirdi ve yedi tas atarak onu kovdu. Sonra Cebrail (a.s) cemre-i kusva'ya götürdü. Şeytan yine ortaya çıktı ve bu sefer de yedi tane taş daha attı ve şeytan kaçtı Cebrail onu bu sefer cem'a getirdi ve "Burası meşardır" dedi. Sonra onu Arafata getirdi. Bura da "Arafat tır" dedi. Tüm bunlardan sonra ona şöyle sordu: Şimdi bildin mi?
Ruhul Beyan T : Rabbimiz! İkimizi de sana teslim olanlar yani sana karşı ihlâslı ve samimi olan kimselerden
yap. Burada ”teslim olan"dan maksat, nefsini ve zatını bütünüyle Allah'a adayandır. Bir başka yoruma göre de anlam şu şekildedir: ”Bizi sana teslim olan, rızana boyun eğen, takdir ettiğin her şeyi kabul eden, hükmünde tartışma yapmayan kimseler eyle."“İslâm" kelimesi ”lâm-ı cer" edalıyla gelince, teslim olmak, kazaya boyun eğmek ve razı olmak anlamına gelir.
Bir kısım soyumuzdan da sana teslim olan bir ümmet çıkar. Neslimizden bazı kimseleri sana ibadette ve itaat etmede samimi olan bir topluluk yap. Özellikle burada ”bir kısım soyumuzdan" demelerinin sebebi, soylarından bazı insanların iyi insanlar olduğunu, bazılarının da apaçık bir şekilde kendi nefislerine zulmedeceklerini bilmelerinden kaynaklanmaktadır. Şu halde Allah'ın hikmeti gereği dünyada, üstün kimseler olduğu gibi, orta derecede ve aşağılık kimseler de bulunacaktır. Üstün kimseler, nefislerini Allah'a adayan ve tümüyle O'na yönelen ”ehlullah" (Allah ehli)tır. Orta derecedeki ler, kötülüklerden kaçınan ve sevap kazanmak için Allah'a itaata koşan âhiret ehlidir. Aşağılık kimseler ise, dünya hayatının dış görünüşünü bilip âhiret ten habersiz olan dünya ehlidir. Bunların çabaları tümüyle dünyalarını kurtarmak ve onun sebeplerine yapışmaktır. Nitekim, dünyanın imarının üç şeyle gerçekleştiği belirtilmiştir:
Birincisi: Ziraat ve ağaç dikmek.
İkincisi: Koruma ve savaş.
Üçüncüsü: Ticaret mallarını bir şehirden başka bir şehre nakletmek.
Kim bu sayılan şeyler üzerinde durur, ölümü unutur, yeniden dirilmeyi ve hesabı akla getirmez, dünyanın imarı için aşırı bir şekilde çaba gösterir, bütün düşüncesini bu alanda yoğunlaştırırsa, gerçekten bu kimse cehalet ve ahmaklıkta aşırı gitmiştir. Bu bakımdan: ”Eğer ahmaklar olmasaydı, dünya harabeye dönerdi" denmiştir.
Bize ibadet yerlerimizi yani hacla ilgili ihrama girme yerlerini, Arafat'ta vakfe yapacağımız yeri, tavaf yerini, Safa'yı Merve'yi ve aralarındaki gidiş geliş yollarını, şeytan taşlama yerini
göster. Ayette geçen ”İbadet yerleri" anlamındaki ”menasik" kelimesi, ”mensek" kelimesinin çoğuludur. ”Nüsuk" ise, Allah'a kulluk yapmak için başvurulan her türlü eylemdir. Genel olarak hacla ilgili ameller için kullanılır. Çünkü hacla ilgili amel ve görevler en zor olanlarıdır. Fazla gayret ve çaba sarfedilmek suretiyle yapılan amellerdir.
Tevbemizi kabul et. Küçük günahları işlemek, ya da en iyiyi terketmek gibi, yanılarak yaptığımız hatalar varsa, onları bağışla. Belki de Hazret-i İbrahim ve İsmail'in bu şekilde duâ etmeleri, kendi nefislerini kırmak ve soylarına birtakım öğütlerde bulunmak, Kabe'nin ve çevresindeki ibadet yerlerinin, günahlardan kurtulma ve gaybı en iyi şekilde bilen Allah'tan bağışlanmayı isteme yerleri olduğuna dikkat çekmek içindir.
Şüphesiz sen, tevbeleri, yani tevbe edenin tevbesini, çok kabul eden ve çok merhamet edensin. Tevbe, asıl olarak geri dönmek demektir. Allah'ın kulun tevbesini kabul etmesi ise, günahkârın kalbinde pişmanlığı ve dönüşü yaratması, görünen organlarını taatlerle süslemesi ve onu günah ve hataların kirinden temizlemesi demektir. ”Tevbeleri çok kabul eden" anlamındaki ”tevvâb" kelimesi, çokluk ve aşırılık ifade eden mübalağa kalıplarındandır. Yüce Allah'ın tevbeleri çok kabul etmesi ve kendisine yönelen pek çok günahkârı affetmesi dolayısıyla, bu sıfatla nitelendirilmiştir.
5 notes · View notes