Tumgik
#ramadhan 2021
wser · 16 days
Text
Where have you been, myself?
Hari ini, tepat 25 tahun yang lalu, mama melahirkanku ke dunia yang fana ini. Hari ini anaknya sedang melipir di sebuah musholla stasiun, sambil menunggu waktu datang ke tempat kerjanya yang baru. Sebuah tempat yang tidak pernah dibayangkan akan menjadi tempatnya bekerja suatu hari nanti, ya lapas perempuan di daerah Pondok Bambu, Jakarta Timur. Aku pernah bercita-cita untuk bergerak di bidang perlindungan perempuan dan anak, tapi tidak pernah menyangka jalannya melalui warga binaan. Beberapa waktu terakhir, karena banyaknya waktu luang, aku banyak merenung. Kalaulah aku tidak memiliki peran sama sekali di dunia ini, apakah aku akan merasa berharga? Apakah aku menilai diriku dari kegiatan yang aku kerjakan? Atau sebenarnya ada peran yang selalu melekat, tidak peduli apapun kegiatanmu, yaitu menjadi hamba Tuhan. Dari kajian Yaqeen Institute, satu hal yang paling ku highlight adalah dunia ini tidak akan "make sense" sampai kita percaya adanya hari Akhir. Karena untuk apa lah semua ini, semua kelelahan ini, jika bukan hanya ditujukan untuk-Nya? So, where have you been myself? Ramadhan beberapa waktu terakhir, terutama 5 tahun terakhir terasa terlewat begitu saja, terlebih setelah mbah meninggal. 2020, dengan dinamika mamah yang sakit hingga kesulitan berjalan waktu itu. 2021, dengan mamah yang juga sakit hingga dirawat di rumah sakit. 2022, dengan dinamika semester 2 perkuliahan, pembekalan psikodiagnostik. 2023, dengan dinamika penanganan kasus juga kelas-kelas intervensi. Rasanya aku begitu larut dengan segala hubungan interpersonal yang kumiliki, sampai abai dengan hubunganku dengan penciptaku sendiri. Untuk apa semua ini jika semuanya tidak bermuara pada-Nya? Semoga apapun yang sedang diusahakan menemui takdir terbaik-Nya, apapun peran yang sedang diemban tidak mengukur keberhargaan diri yang sejatinya sudah ada dari peran sebagai Hamba Tuhan~ Wallahu'alam. Semoga pertemuan hari ini Allah lancarkan dan berkahi...
2 notes · View notes
egazulfar · 11 months
Text
Tumblr media
- Judul : Reconnect with Quran
- Penulis : Syaikh Ibrahim As-Sakran
- Penerbit : Aqwam
- Tahun terbit : 2021
- Genre : Religi - Al Quran
- Jumlah halaman : 184 hlm
- Ulasan/refleksi isi buku
Buku ini adalah terjemahan dari judul asli Ath Thariq ila Al Quran. Membahas tentang keajaiban Al Quran dan bagaimana kita bisa menghubungkan diri dengan keajaiban tsb yang semuanya didasarkan pada apa yang ada di ayat Al Quran itu sendiri.
Bab di dalamnya memaparkan tentang :
1) Perjalanan penulis mengamati orang non Islam yang selalu tertarik untuk masuk Islam karena denger bacaan Quran. Ini sejalan dengan beberapa ayat yang terjemahnya menjelaskan bahwa Al Quran itu bisa bikin nangis, *bikin kulit tenang sehingga hati siap menerima makna Al Quran*. Lalu penulis juga mengingatkan bahwa seberapapun waktu kita baca Al Quran itu adalah *karunia Allah*, mau sedikit mau banyak. Maka jangan lupa ibadah sebelum dan sesudah, sebelum ibadah kita butuh *minta tolong ke Allah*, setelah ibadah kita perlu bersyukur.
2) Mengingatkan kalau Al Quran diturunin ke gunung tu niscaya dia gakan kuat, wanita dan kaum musyrik bisa terpancing dengerin bacaan Al Quran, musuh Islam saat perang juga hatinya terbang denger surat At Thur dibaca, jin juga takjub sama bacaannya, pendeta tulus pun juga nangis denger Al Quran, para malaikat di langit sampe pada turun dengerin bacaan Quran di malam hari, Rasul yang dengerin sendiri ayat dari Jibril masih minta dibacain ayat sampe tersedu di bagian orang kafir.
3) Kisah orang asy'ari yang selalu baca Quran di tengah keheningan malam. Waktu dimana orang banyak terlelap tapi sebenernya itu waktu yang Allah kasih untuk *jiwa kita siap nerima makna Al Quran*. Sumber ketenangan jiwa kita itu diantaranya istirahat di malam hari, diantara yang lain juga datangnya dari Al Quran.
4) Al Quran sebagai obat untuk jiwa yang mungkin telah silau dengan popularitas, suka menonjolkan diri, cinta kuasa dan pangkat di mata manusia, ambisi mengalahkan teman dan segala yang bikin sesak dada lainnya. (QS Yunus : 57)
5) Kenapa Al Quran bisa jadi obat ampuh sebegitunya? Karena Al Quran ini menghimpun 2 macam pengobatan : iman dan ilmu. Ilmu disini konteksnya Al Quran akan memberi kepuasan kepada akal kita yang haus akan penalaran filosofis terhadap segala hal di dunia. (QS Al Hajj : 54)
6) Membaca kitab Allah sekali saja dengan tulus akan memberi pengaruh pada akal muslim yang tidak bisa dilakukan oleh semua pemikiran bertele-tele dengan bahasa angkuh dan istilah congkak. (QS Maryam : 58)
7) Kunci tadabbur : menadaburi kisah nabi yang diulang di banyak tempat untuk berbagai konteks yang berbeda, meletakkan semua konsep pemikiran manusia dan menjadikan amal keimanan sebagai timbangan dalam menilai kemajuan, memahami pemisalan dalam Al Quran dan mengontekskannya dengan kehidupan kita saat ini. Ada satu yang jleb di bab ini buatku : _Bagaimanapun juga, Al-Qur'an ini adalah mata air yang mana manusia hidup dengan menimba air darinya sesuai dengan tempat tinggal mereka. Sebagaimana perkataan Imam Ibnu Taimiyah, "Al-Qur'an itu adalah sumber yang semua makhluk mendatanginya. Setiap mereka mendapatkan darinya sesuai kadar yang Allah tetapkan untuknya."_
8) Surat Al Fatihah sbg surat yang paling agung di dalamnya ada : 3 ayat pertama yang akan jadi bahan percakapan kita sama Allah, ayat tengah (4) sebagai inti permintaan tolong kita kpd Allah, ayat selanjutnya sebagai doa paling utama : doa memohon hidayah.
9) Ajaibnya proses menahan diri selama Ramadhan yang bisa membuat hati kita lebih bisa menerima Al Quran.
10) Ada beberapa tali pengikat dalam Al Quran yang bisa kita pegang selalu : selalu inget dan bersyukur agar jiwa kita makmur dengan mengingat Allah, dalam banyak ayat Allah menginginkan kita mengingat-Nya di setiap keadaan (susah/ senang), tawakal : momen keterikatan paling dalam kepada Allah, selalu bergantung kepada Allah, dzikr : dua terbanyak dibahas dalam Al Quran setelah tauhid.
Lalu di akhir buku ini disampaikan tips tadabbur Al Quran :
🗝️ *Wajib merendahkan diri kpd Allah, berdoa.* Kita bisa beribadah karena keberkahan proses kembali kepada Allah. Segala pintu kebaikan datang dari permintaan tolong kpd Allah.
🗝️ *Membuat waktu khusus untuk tadabur setiap hari.* Ingat perintah Nabi untuk mengkhatamkan Al Quran min sekali dalam sebulan? Dan maks 7hari sekali? Yang menarik dari para sahabat membagi berdasar surat. Bukan juz atau halaman tapi : 3 surah, 5 surah, 7 surah, 9 surah, 11 surah, 13 surah, al mufasshal. Ada org saleh jaman dulu berkata _3 surah ini beratnya kaya gunung, selanjutnya kaya setengah gunung, selanjutnya kaya gada gunung, selanjutnya lagi kaya makanan yg bikin sakit kalau kehilangan._ Teman-teman yang suka ngebut di bulan Ramadhan relate kan ya sama perumpamaan ini? Hehe
🗝️ *Tadabbur mandiri sebagai sandaran.* Tafsir hanya membantu. Abdullah bin Abbas membagi Al Quran menjadi 4 tingkat : *yang setiap org tidak diberi uzur untuk tidak tau*, yang hanya diketahui oleh bangsa Arab, yang diketahui oleh ulama, yang hanya diketahui oleh Allah. Kita bisa mulai dengan baca terjemah, kalau ada kata ga diketahui makna bisa merujuk ke kitab tafsir.
🗝️ Membuat kegiatan tafsir untuk keluarga. Membaca, berlomba memaknai.
🗝️ Tidak ada pembelajaran syar'i dari sekian ilmu islam yang didirikan Nabi dan teorinya beliau bangun sendiri selain pembelajaran Al Quran.
Gaya penyampaian syaikh di buku ini lumayan keras menurutku, jadi harus siap-siap hati yang lapang untuk menerima kondisi yang mungkin membuat kita terselepet. Tapi justru dengan gaya itulah sebenar-benar kandungan Al Quran dijembrengin dengan apik dan bersambung dari satu bab ke bab lain. Dalam satu babnya pun diulang dan dikoneksikan terus antara satu ayat dengan ayat lain untuk membawa nalar kita menerima kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang Allah harapkan terjadi. Buku ini memantapkan apa yang disampein teh Wilda di acara Dive into the beauty of Quran, sblm Ramadhan lalu. Memberikan lebih banyak latar kondisi kenapa kita harus kembali berpegangan kepada Al Quran dan bagaimana seharusnya kita menebalkan tekad untuk terus memahaminya diantara semua prioritas yang lain.
Semoga kita diizinkan jadi ahlul Quran, mendapatkan kesenangan siang dan malam dari Al Quran 🤲🏼💦
9 notes · View notes
fahmarosyada · 1 year
Text
Tumblr media
Iseng ngubek-ngubek draft lalu nemu ini. Ini chat di tahun 2021, waktu aku belum sempro. Dan ternyata masya Allah, aku in sya Allah baru bisa wisuda tahun ini, hampir dua tahun setelah chat ini berlangsung.
Doa untuk tahun depan waktu itu, alhamdulillah tercapai untuk sidang skripsi. Alhamdulillah sidang skripsi tahun lalu berjalan dengan baik dan lancar. Setelah itu aku masih struggling lagi dengan drama revisian dan lainnya, yang ternyata bukan hal yang mudah buatku. Bismillah setelah ini yudisium, ngurus prosedur untuk bebas pustaka, lanjut ngirim berkas untuk wisuda. Pelaksanaan wisudanya sendiri in sya Allah bulan Juni 2023 besok. Masya Allah tabarakallah..
Setelah dipikir lagi, prosesku memang gak secepat teman-teman yang lain. Tapi setelah di telisik lagi, ternyata Allah menyelipkan banyak sekali hikmah yang membuat diri ini terharu dan sangat bersyukur atas segala hal yang terjadi dan harus ku jalani. Walaupun waktu pas ngejalaninnya nangis-nangis dan berkali-kali pengen nyerah, tapi sekarang aku udah mulai bisa senyum saat mulai bisa mengambil hikmah dari banyak hal yang terjadi. Betapa Allah sudah mengatur semuanya dengan begitu indah dan sempurna sesuai dengan skenario terbaik-Nya. Bagaimana mungkin hamba tidak bersyukur, yaa Rabb? Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmush shaalihaat 🥺😭🤲🏻
Yogyakarta, 9 Ramadhan 1444 H / 31 Maret 2023
7 notes · View notes
desyilmi · 1 year
Text
Be A Changemaker!
Ini merupakan lanjutan dari tulisan kemarin. Here we go, catatan dari sharing bersama Ara di Ahlan Ramadhan 2021. 
Berbicara perubahan, ada banyak sekali elemen yang menjadi bagiannya, sebut saja: niat, lingkungan, keteguhan, dan lain sebagainya. Namun sebenarnya, bagaimana sih konsep changemaker itu? Apa yang akan dibawa oleh changemaker dan mau dibawa kemana?
Tumblr media
Ara menggambarkan perubahan akan dibawa dari titik C ke S. Apa itu? “C” merupakan current situation, kondisi terkini yang terjadi di lingkungan terdekat kita (bisa jadi pengalaman pribadi atau keluarga, tetangga, dsb). Sedangkan “S” merupakan something better for the good of all, apa sih titik yang lebih baik untuk kemaslahatan masyarakat?
Untuk membawa C menuju S, hal yang paling penting adalah: collective action. Bukan hanya cukup tahu apa masalahnya, namun mencukupkan aksi nyata juga. Berbicara aksi, kita mungkin bertanya, harus mulai dari mana? Yuk sama-sama simak rumus dari Ara!
Tumblr media
IDEA ─ Ide muncul dari hadirnya pertanyaan-pertanyaan. Secara sederhana, kita mengenal 5W+1H sebagai inti dari pertanyaan. Lalu tambahkan 1 lagi kata tanya, ‘bagaimana jika?’, yang akan berguna untuk melihat berbagai macam kemungkinan yang dapat terjadi melalui berbagai macam perspektif. Mulai ngide dari mana nih? 1. What is the problem we are addressing currently? ─ sedang ada masalah apa yang bisa diselesaikan saat ini? 2. Why do we care about it? ─ ‘WHY’ sangatlah penting untuk menguatkan motivasi intrinsik kita. 3. What is our idea? ─ mulailah dengan membuat list keterampilan kita, lalu koneksikan menjadi ide nyata. 4. Some of initial solutions for implementation ─ Jangan takut ngide dan bermimpi besar, akan mudah jika kita breakdown setiap langkahnya. 5. My next step ─ jangan berhenti di ide. Tentukan langkah konkrit selanjutnya!
TEAM ─ Membangun tim adalah PR yang dinamis, berubah sepanjang waktu. Biasanya, tim akan ditemukan ketika kita mulai ngobrol dengan orang lain. Nah, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebelum meramu tim. 1. Visi yang sama; 2. Pahami kekuatan anggota; 3. Bangun chemistry tim.
TAKE ACTION ─ Ide dan tim tidak akan menjadi perubahan tanpa aksi nyata. Setelah berempati dan membuka pandangan, jangan lupa mentransfernya menjadi aksi, ya! Biar kita tidak jadi simpatisan belaka :)
Setiap orang dapat membawa perubahannya masing-masing. Asalkan memiliki kemampuan untuk PEKA dengan apa yang terjadi di lingkungan, dan PAHAM apa yang bisa dilakukan. Mengutip visi hidup Ara...
Mulya sesarengan. Sejahtera itu bersama-sama, bukan sendirian. Dan perubahan adalah jalan menuju itu. 
Pertanyaannya, maukah kita menjadi pembawa perubahan itu? Yuk bawa secercah perubahan positif untuk lingkungan kita. Karena, kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan dari sekarang, mau kapan lagi?
-----------------------
Masih di depan laptop, 11/01/2023 | 6:53 WIB
9 notes · View notes
rifanrizega · 7 months
Text
Tumblr media
1. Aku
Nama panggilanku rifan, nama lengkapku Rifandri Zega. Aku lahir di kota Duri, 21 februari 2001. Aku punya banyak nama panggilan. Beda tempat beda nama, setiap daerah namaku berbeda. Contohnya , Di garoga ( daerah disebuah tempat dikota duri di sekolahku SMA) namaku disana ajo. Dan contoh satu lagi di daerah pasar orang memanggilku Cindua, kata ini berasal dari bahasa minang ( yang artinya Cendol ). Karena kalimat nya terlampau panjang orang-orang hanya memanggilku "Ndua".
Hari ini aku menulis, pukul 3.18 pagi bulan Ramadhan 2021 pada tanggal 17 april sambil menunggu Sahur. Dengan kondisi hujan deras dan insomia yang berkombinasi dengan kegabutanku.
Dan aku menulis ditemani secangkir gelas yang berisikan kopi hitam dari sumatra barat yang di bawa kakekku 2 bulan lalu. Aku seduh sendiri dengan menggunakan cangkir kampanyenya pak prabowo, ada nomor digelasnya.
Dari kecil aku adalah seorang anak yang. Bandel, degil. Kenapa aku sebut diriku badel?, Ya karena setiap aku pulang pergi main selalu ada orangtua temanku yang datang kerumahku marah-marah karena aku. Ada yang bocor kepalanya, ada yang patah jarinya, ada yang pingsan , ada lututnya aku pukul pake batu, banyak deh pokoknya. Setiap aku pulang main itu lah yang terjadi, lain teman lain orang tua yang datang untuk minta pertanggung jawaban ke orang tuaku atas tingkahku sendiri.
Aduhh, udah macam pisikopat sejak dini, hahahaha.
Kira-kira waktu itu aku berumuran 4 atau 6 tahunan. Setiap aku keluar dari rumah ibuku langsung berlari mengejarku dan segera membawaku masuk kedalam rumah dan pintunya di kunci. Aku hanya bisa melihat orang-orang seumuranku bermain tanah di teras. Aku kesal dikurung, sementara teman-teman seumuranku bermain didepan terasku. Waktu itu kebelet pipis, ibuku dikamar waktu itu, jadi aku bilang ke ibuku "bu, pipis". "Pipis di belakang" kata ibuku.
"Mau didepan" Kataku.
"Hmmm"
Ibuku tau aku pengen keluar, jadi aku pergi kebelakang lalu mengambil kursi plastik dan mendorongnya sampai di jendelaku, dan aku berdiri di atas kursi dan membuka jendela, teman-temanku yang di teras tadi tepat berada di bawah jendelaku, dan kebetulan aku kebelet pipis juga aku pipis dari jendela, dan ku kencingi mereka , ha ha ha ha ha mereka bubar, aku tertawa keras pada saat itu melihat salah satu orang itu yang dibawah jendelaku punggungnya kena air mancurku (air seni). Ibuku langsung berlari kedepan ke arahku.
"Astagfirullahh rifann" kata ibuku padaku geleng-geleng.
"Hehehehe" ketawa yang aku bisa pada saat itu.
Ibuku adalah kelahiran sumatra barat pariaman, didaerah bukit batu apung, tiku Kabupaten Agam (sekarang). Sementara ayahku adalah kelahiran sumatra barat, tanah datar maninjau. Berhidung mancung, mata coklat, berkulit putih dan berkumis garang. Kakekku keturunan orang belanda yang nyasar sewaktu penjajahan, dan nenekku orang asli di dataran tinggi maninjau.
Pekerjaan ayahku adalah pedagang, saat ini adalah pedagang garam. Yang nantinya di edarkan ke grosir-grosir barang harian. Bukan hanya garam saja, masih banyak juga pokoknya barang kebutuhan pokok, malas sebutin satu-satu, kebayakan soalnya.
Nah mari kita mulai.
Bersambung..
====================================
2 notes · View notes
fingerdancer · 8 months
Text
Tumblr media
tulisan ini jadi draft di note hp sejak bulan ramadhan dan baru sekarang dilanjutkan.
dari kecil bisa dibilang aku dirawat sama simbah, bukan cucu pertama, tapi lahir di kedungpring. setahun kemudian adik-adikku lahir, bunda disibukkan sama mereka berdua, otomatis aku yang udah sedikit lebih besar pindah tangan dirawat simbah.
simbah galak dan tegas kalo kata bunda, tapi simbah yang aku ingat simbah yang ga tegaan dan gampang terharu. cucunya ini nakal bukan main dan kebetulan bapaknya galak (iya, dulu pak asmuji galak betul). aku sering dihukum ditaruh di sumur belakang rumah kemudian dikunciin. mau nangis kayak apapun abah tetap ngunciin aku di luar. simbah adalah orang yang kemudian nungguin aku dari balik pintu, sampai aku dibolehin masuk pun, simbah yang nenangin aku. simbah selalu nangis lagi hari lebaran di acara maaf maafan. aku jadi suka nangis juga, tapi aku gengsi. simbah juga nangis kalo ada yang pamitan balik ke rantau, jelas aku nangis juga kalo udah di kereta/mobil.
senangnya kuliah di jogja adalah bisa sesering itu main ke rumah simbah. tiket murah meriah, sampe jombang gak lama lanjut naik bis yang supirnya punya 9 nyawa, tapi mau gamau aku naikin bisnya. aku seneng bisa cerita ke simbah kegiatan aku sama temen temenku. jadi inget simbah sama mbahkung paling excited waktu aku pulang dari ijen, ngeliat sleeping bag aku dan cerita aku ngeteng di banyuwangi sama temen temenku. aku pernah juga bohong ke simbah waktu aku bilang aku pulang ke jogja naik kereta padahal aku motoran berdua sama etik. ga pengen bohong, tapi gabisa juga. simbah pasti khawatir berat kalo aku jujur.
simbah terakhir dateng ke nikahan cucunya itu waktu nikahan mba affa, waktu abil sama albi nikah, simbah gabisa dateng. selain karena corona, simbah udah cuma bisa tiduran di kasur beberapa tahun belakangan. tentunya abil sama albi udah bawa niar dan syanda ke rumah simbah, ngenalin istri istrinya ke simbah walaupun simbah ga ngobrol banyak sama mereka karena kondisinya. kalo simbah masih bisa banyak cerita, pasti banyak cerita masa kecil abil albi yang bakal diceritain.
di tahun 2021 - 2022 aku cedera, salah satu rasa bersalah terbesarku adalah bikin abah bunda harus ngurus aku segitunya dan jadi gabisa sering sering nengok simbah. padahal abah baru pensiun dan niatnya adalah sering-sering roadtrip kesana. jadi setiap aku udah bisa jalan, pasti bunda nyempetin pulang ke rumah simbah. sebenernya semua orang nyembunyiin kecelakaanku dari simbah, tp lebaran tahun 2022 dengan masih pake kruk dan penyangga lutut, aku tetep pulang kampung dan ketemu simbah. simbah jadi tau kondisi aku waktu itu. saat itu aku berniat kalo aku udah bisa jalan, aku harus ke rumah simbah lagi biar simbah liat cucunya bisa jalan dan gak banyak pikiran. jadi saat aku udah lepas tongkat, sebelum mau disuruh dinas, aku beli tiket kereta ke rumah simbah. itu pertemuan terakhirku sama simbah.
ramadhan kemarin simbah meninggal. seminggu sebelumnya pak asmuji dan bu titik pulang duluan ke kedungpring setelah ditelpon bulek umi sambil nangis nangis. aku rencananya pulang dinas di hari jumat langsung menyusul, tapi simbah udah sehatan, udah dibawa ke rumah lagi dan pak asmuji mau balik jakarta dulu, sedangkan bu titik tetap tinggal. akhirnya kupikir yasudah pulangnya nanti sekalian lebaran, tapi ternyata di minggu malam, tengah malam menuju senin, dapet kabar kalo simbah sakit lagi. aku yang tadinya optimis pulang lebaran aja, langsung wa di grup anak abah bunda, koordinasi untuk pulang bareng ke rumah simbah. jam 4 pagi dikabari lagi kalo simbah meninggal.
perjalanan ke rumah simbah adalah perjalanan panjang. draft ini juga kumulai dari perjalanan waktu itu. waktu kami sampai, simbah jelas udah dikubur. simbah dikubur disamping kakaknya bunda yang dulu kena polio dan juga disamping mbahkung. ada rasa menyesal kenapa kemarin gak tetap pergi aja ke rumah simbah, tapi yaudah, udah kejadian.
lebaran aku pulang lagi ke rumah simbah, ramainya rumah simbah tetap sama, tapi gaada simbah. malam lebaran ada pengumuman pppk, ada nama aku dibagian yang lolos, rasanya langsung mau cerita ke simbah, soalnya dari dulu kebiasaan, kalo ada ujian ujian penting, pak asmuji, bu titik, aku, abil, albi, inats nelpon simbah, minta restu, minta doa, jadi pas hasil ujiannya muncul, simbah pasti dikabarin.
aku lagi kangen simbah dan juga mbahkung (iya mbahkung udah meninggal bertahun tahun lalu juga), jadi aku lanjutin draft ini, dari tulisan di notes hp, jadi tulisan di tumblr. semoga Allah SWT berikan keselamatan untuk simbah, mbahkung dan kita semua yang akan menyusul, aamiin.
Tumblr media
4 notes · View notes
sazzadiyatan · 10 months
Text
Tumblr media
2 tahun setengah yang tidak mudah
ustadzah mohon diterima ya, dan wajib dipakai saat wisuda kita besok. ini kenang kenangan dari kami, terimakasih sudah membersamai selama ini. angkatan 56 Smamsatu Gresik Program MBS
Surat terbuka ini ustadzah tulis untuk kalian anak anak yang kami bersamai selama 2 setengah tahun pada program MBS Smamsatu Gresik. masih ingat hari itu di Awal bulan Ramadhan tahun 2021, aku diamanahi untuk membersamai kalian.
waktu itu ustadzah masih ingat ada yang menangis karena belum terbiasa jauh dari keluarga, belum ada teman dan penyesuaian penyesuaian lainnya yang membuat kalian tidak nyaman. waktu itu diri ini masih belajar bagaimana menghadapi remaja remaja seperti kalian yang masih ingin mencari kebebasan di luar yang tiba tiba dibatasi dengan begitu banyak peraturan.
belum lagi ustadzah harus belajar berkomunikasi agar kalian nyaman dengan diri ini, nak kalian tau menjadi sosok pendengar yang baik dan pemberi nasihat adalah PR besar bagi diri ini, dibesarkan di lingkungan act of service, membuat ustadzah tidak banyak diberi pujian, dan jarang berkomunikasi dengan orang sekitar. berkat kalian sedikit banyak diri ini berubah meski masih banyak kekurangannya.
mendidik sesama tulang rusuk membuat ustadzah menurunkan ego serendah mungkin, tetap tersenyum saat marah, tetap gembira di saat gemuruh hati begitu riuh berkat drama drama yang kalian timbulkan, sesekali merasa apa yang diusahakan untuk kalian kurang maksimal sehingga sedikit banyak mengecewakan orangtua yang mempercayakan amanah kepada diri ini.
belum lagi masukan dari berbagai sisi terhadap kinerja diri, mulai dari orangtua, pimpinan, warga sekolah bahkan kalian sendiri membuat ustadzah berpikir apakah mundur saja dari amanah ini, dibentuk dengan disiplin tinggi kadang membuat ustadzah untoleran terhadap apa apa yang kalian langgar dari tata tertib.
tapi ternyata 2,5 tahun itu berlalu di bulan ini kalian resmi menjadi Alumni, ada yang sudah diterima di perguruan tinggi yang diimpikan ada juga yang masih berikhtiar, yakinlah anak anakku apapun nanti yang Allah berikan pasti akan ada kebaikan kebaikan untuk kalian, diri ini akan terus mendoakan kebaikan untuk kalian.
terimakasih atas segala kenangan yang diberikan dan hadiah sepatu yang sangat indah, doakan sepatu yang kalian berikan mampu menemani ustadzah untuk terus berbagi kebaikan, sehingga kalian juga mendapatkan kebaikan dari apa yang diri ini lakukan.
terimakasih 2,5 tahunnya meski banyak air mata semoga kebaikan selalu menyertai kita semua
untuk anak anakku kelas 12 Program MBS Smamsatu Gresik Angkatan 56
Gresik, 3 Juni 2023
Sazzadiyatan
6 notes · View notes
l-edelweis · 1 year
Text
Dari Ramadhan ke Ramadhan
Pekan depan sudah Syawal. Aku mencoba meniti kembali catatan harianku, selama ini sudah apa saja yang aku lakukan, apa saja yang aku perbuat. Hanya untuk mencari validasi kalau, akhir ramadhan sudah benar-benar mendekat.
Ramadhan selepas lulus dari asrama dan lulus kuliah rasanya memang berbeda dengan ramadhan-ramadhan sebelumnya. Sejak tahun 2020 saat ramadhan dengan 'suasana baru' yang 'memaksa' seluruh umat muslim di dunia untuk menghabiskan dan melaluinya dengan cara yang berbeda dari biasanya. (Tapi semoga tentu, dengan rasa yang sama)
Ramadhan tahun 2021 masih tidak jauh berbeda. Tapi buat aku, ramadhan tahun itu adalah waktu-waktu dimana aku mencari jawaban ke Allah, "Ya Allah, kapan aku lulus.", "Habis ini ngapain ya Ya Allah." Karena frustasi sekali rasanya dengan skripsi yang enggak selesai-selesai. Dengan bayangan kehidupan setelah lulus. Dengan segala rencana yang bubar sebab karena beberapa hal.
Ramadhan tahun lalu, yang menjadi proses aku buat lebih pasrah dan menerima, dan tentu saja, berdamai. Berusaha meraba dan mencari, "Allah maunya apa ya." Ramadhan tahun lalu, buat aku adalah masa-masa yang penuh dengan ketidakpastian. Baru saja lulus dan wisuda, tapi di waktu yang bersamaan aku mengambil keputusan untuk resign dari part-time di Bentang dan menolak tawaran menjadi pegawai tetap di sana. Karena yang ditawarkan itu nggak sesuai dengan yang aku mau. Daripada-daripada kan. Ini juga kulakukan setelah beberapa kali aku tanya ke Allah dan memadukannya dengan rasionalitasku.
Tapi di tengah ketidakpastian itu, dengan menggunakan kacamata pandang saat ini, aku merasa bersyukur diberi kesempatan sama Allah buat menghabiskan waktuku full di rumah sepanjang ramadhan. Kalau kata Kak Yudha, "nggak semua harus ada jawabannya sekarang," yah memang sih aku juga baru bisa menyimpulkan sekarang, kenapa waktu itu aku harus full ramadhan di rumah. Kenapa waktu itu Allah nggak langsung ngasih aku kesempatan buat dapet tempat bernaung setelah lulus dan setelah resign dari Bentang.
Selama ramadhan tahun lalu, kukerahkan diriku dan waktuku buat ngajar anak-anak di masjid setiap sore. Bikin aktivitas seru yang bisa membuat mereka seneng belajar dan mengaji. Tahun 2022 adalah tahun pertama ramadhan mulai 'normal' kembali setelah semuanya berubah sejak pandemi. Jadi takjilan sore di masjid mulai lagi, tarawih mulai lagi, lomba-lomba anak-anak juga mulai lagi. Dan anak-anak mulai senang dan bahagia lagi, sebab ramadhan mulai ramai lagi!
Seru banget bungkus-bungkus hadiah, lomba ini-itu sama anak-anak, beli-beli hadiah buat mereka, ngajar sambil teriak-teriak karena yah, namanya bocah TK-SD nggak bisa duduk diem aja kayak di kelas kalau lagi TPA mah. Rapat sama temen-temen remaja masjid, yang ngasih aku kesempatan buat lebih kenal dan berteman sama mereka (kelamaan di asrama bikin aku nggak punya temen di kampung hue). Meskipun jujur, waktu itu aku rada mbuh-mbuhan melakukan semuanya dan masih selalu dihantui perasaan, "Ya Allah kapan aku bisa sekolah lagi, atau aku harus ngapain dulu sekarang Ya Allah?". Iya, bahkan aku mikir, "Ya Allah, masak iya ramadan aku gini doang?" Pikiran yang enggak adil banget karena aku sendiri nggak tau kenapa aku bisa berpikir kayak gitu dan maksudnya 'gini doang' itu gimana.
Tapi kadang di satu sisi, aku mikir juga, "Selama kamu pulang ke rumah, kamu belum pernah ngapa-ngapain buat rumah. Buat orang-orang sekitar. Mungkin ramadhan ini adalah waktu yang tepat buat melakukan itu semua. Tahun depan belum tentu kamu bisa kayak gini lagi." Dan ternyata benar. Ramadhan tahun ini justru rasanya sedih banget karena nggak bisa maksimal ngajar anak-anak sore sebelum buka. Paling cuma di weekend aja. Nggak bisa totalitas nemenin mereka beraktivitas menjelang berbuka. Nggak bisa totalitas menyiapkan kegiatan-kegiatan seru buat mereka. ffhh, sekarang aku cuma bisa, "Ya Allah, jadi maksudMu tahun lalu adalah karena ini."
Kalau pas dapet kesempatan ketemu mereka, sedih rasanya tuh karena nggak bisa ngajar. Kadang mereka nanya, "Mbak, nanti bisa ngajar kan?", "Mbak, besok berangkat ke masjid kan mbak?", "Mbak, besok lomba-lombanya apa aja?", "Mbak, mbok ada takbir keliling mbak." huhuhu aku cuma bisa jawab sebisanya sambil sedih, karena aku nggak bisa ngasih kepastian disebabkan oleh aktivitas lain yang menggeser prioritas ke mereka.
Terima kasih Ya Allah, masih memberi kesempatan untuk berjumpa dengan ramadhan tahun ini. Terima kasih untuk kesempatan di tahun lalu, dan jawabannya di tahun ini.
Semoga apa-apa yang dilakukan selama ramadhan ini (dan seterusnya), diridhoi olehMu. Inshaallah
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Maafin mba Faiz ya, dik-adik :"""
Semoga besok-besok, semuanya bisa lebih bermakna<3
3 notes · View notes
triyanisworld · 2 years
Text
✓ Multiplying your reward
"Laylatul Qadr is better than a thousand months." Holy Quran [97:3]
✓ Guests from Heaven
"The angels and the Spirit descend therein by permission of their Lord for every matter. Peace it is until the emergence of dawn."
Holy Quran [97:4-5]
✓ Forgiveness of sins
"The Prophet (SAW) said, "Whosoever performs Qiyam during Lailat-ul-Qadr (Night of Decree), with Faith and being hopeful of Allah's reward, will have his former sins forgiven."
[Al-Bukhari and Muslim]
Menjumpai - Nya pada Ramadhan 2021, sebuah pertolongan Allah SWT yang nyata. Do'a, usaha dan Tawakal di serahkan kepada - Nya dengan sungguh-sungguh.
🙏🏻🤲🏻🌌🌠☄️
7 notes · View notes
Text
BESTSELLER!! 0896-3577-7335, konveksi kemeja batik wanita ramadhan lebaran di Lombok Tengah , konveksi kemeja batik ramadhan lebaran di Lombok Tengah
Tumblr media
0896-3577-7335 kemeja uniqlo wanita, kemeja vintage wanita, kemeja wanita, kemeja wanita kotak kotak, kemeja wanita kekinian, Karina Adalah Pusat Konveksi Baju Murah....!!! Kami pusat produksi konveksi baju didaerah Lombok Tengah NTB menyediakan berbagai keperluan baju antara lain: Baju sekolah Baju kerja Baju Organisasi Baju event Jaket Baju Almamater Baju polos Kemeja Baju polo Bisa custom untuk berbagai baju atau sesuai request anda lokasi kami berada di Lombok Tengah - NTB Siap kirim ke seluruh indonesia Harga yang kami berikan lebih murah dan juga bahannya berkualitas More info hubungi: Karina Konveksi WA/Call: 0896-3577-7335 kemeja satin pria, kemeja terbaru 2022 pria, kemeja terbaru 2021 pria, kemeja cowok kekinian 2022, kemeja wanita kekinian 2021
2 notes · View notes
chuyakasim · 2 years
Text
Tumblr media
Bila Ramadhan pergi, pasti akan kembali lagi.
Namun jika kita yang pergi, tak akan kembali lagi.
Maka beruntunglah orang yang mendapati Ramadhan dan ia pergunakan kesempatan itu untuk meraih banyak amal shalih.
Sebab tak ada jamin bahwa esok kita akan tetap hidup dan dapat bertemu Ramadhan kembali.
Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata :
‌كيف ‌لا ‌تجرى ‌للمؤمن ‌على ‌فراقه ‌دموع وهو لا يدري هل بقي له في عمره إليه رجوع
“Bagaimana mungkin air mata seorang mukmin tidak menetes saat berpisah dengan Ramadan, padahal ia tidak tahu, apakah disisa umurnya masih ada kesempatan untuk bertemu”. [Lathaif al-Ma’arif hal 217]
Ya Rabb...
Janganlah Engkau jadikan Ramadhan ini terakhir kami, Seandainya pun Engkau berketetapan sebaliknya, maka jadikanlah Ramadhan ini yang Engkau rahmati, Bukan yang sia-sia.
✍ Habibie Quotes, 08 Mei 2021
Ig - www.instagram.com/habibiequotes_
Tg - https://t.me/habibiequotes
12 notes · View notes
dua-alinea · 1 year
Text
HASIL KOLABORASI KBA & KARANG TARUNA, EKONOMI DESA BANJARSURI TERUS MENGGELIAT!
Tumblr media
Ekonomi Desa Banjarsari, makin menggeliat berkat kolaborasi antara Kampung Berseri Astra (KBA) dan para pemuda Karang Taruna desa setempat. Desa Banjarsari sendiri, merupakan salah satu desa pilihan KBA yang menjalankan setidaknya empat program yang mengacu pada 4 pilar dari KBA. Yakni, lingkungan hidup, kesehatan, pendidikan, hingga kewirausahaan. Tujuannya tak lain adalah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat, guna memajukan desa yang lebih bersama ASTRA.
Guna mewujudkan berbagai program terkait dengan peningkatan ekonomi, KBA bergerak dan berkarya bersama Karang Taruna sebagai organisasi internal setiap desa menggagas sebuah ide besar yakni membangun sebuah komoditas dagang yang bergerak di bidang kuliner dan kebutuhan pokok warga. Hingga akhirnya lahirlah ‘’Pasar Minggu Banjarsuri’’. Selain itu, bisa dibilang, pasar ini mirip dengan pasar kuliner kebanyakan di daerah lainnya, namun Pasar minggu Banjarsuri ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan, kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lainnya.
Dampaknya, selain roda perekonomian yang makin stabil berputar, masyarakat yang berkunjung ke Pasar Minggu Banjarsuri bisa memetik banyak manfaat lainnya. Adapun proses terbentuknya pasar ini tidak terlepas dari diskusi antar tokoh warga, pemahaman emosi dari berbagai elemen masyarakat. Karenanya tidak dapat disalahkan sebuah kalimat yang mengatakan bahwa ‘’ Niat baik yang kita miliki belum tentu disambut baik oleh orang lain’’.
Namun demikan, sang perintis KBA Banjarsuri Khamida Khairani tak pernah lelah dalam berkarya, merangkul para remaja, pemuda dan seluruh warga untuk mengajak bagaimana caranya dapat membangun desa lebih baik lagi. Setelah koordinasi dengan pihak pemerintah desa selesai, dilanjutkan dengan meminta arahan dari tokoh dan sesepuh desa mengenai program pembentukan Pasar Minggu Banjarsuri yang ternyata sangat mendapat dukungan.
Lebih lanjut, para tokoh desa menganggap bahwa ini menjadi ajang yang cukup baik untuk mengeratkan kerukunan masyarakat. Setelah melalui proses ini barulah dilakukan dengan karang taruna desa. Seperti yang kita ketahui bersama, dalam sebuah musyawarah terdapat banyak pemikiran yang berbeda, perdebatan dan diskusi selalu tercipta, namun semua hal itu tidak mengurangi rasa kebersamaan sehingga tidak menimbulkan konflik yang berarti.
Sampai pada akhirnya, untuk pertama kalinya pada minggu pertama di bulan november 2021 pasar minggu Banjarsuri dibuka di lokasi yang menjadi pusat kegiatan KBA Banjarsuri yakni kediaman Kak Khamida sebagai pejuang lingkungan dan perintis KBA Banjarsuri. Masyarakat yang mendaftarkan diri sebagai pedagang sangat antusias dalam mendirikan lapak jualan dan memperindah lokasi pasar minggi Banjarsuri.
Jenis barang yang dijanjakan pedagang yakni berbagai macam kuliner tradisional, menu sarapan pagi, bumbu dapur hingga menu makan siang. Pasar minggu dibuka mulai jam 7 pagi hingga jam 20.00 minggu malam. Seiring berjalannya waktu, pasar minggu Banjarsuri mulai diisi dengan kegiatan lainya seperti mewarnai bagi balita, senam bagi remaja dan dewasa hingga pelatihan pengelolaan sampah melalui program KBA Banjarsuri yakni BANK Sampah.
Merujuk pada perjalanan terbentuknya pasar ini, penggagas dan penggerak terus melakukan evaluasi dan perbaikan guna meningkatkan mutu pasar. Sehingga tidak hanya sebagai pusat ekonomi di desa, namun juga sebagai pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Berjalannya waktu hingga menyambut datangnya bulan Ramadhan, hal ini menjadi perhatian khusus bagi Penggerak KBA lantaran momen ini bisa membuat penjualan kuliner semakin meningkat. Lagi – lagi dilakukan kerjasama dan musyawarah dengan karang taruna dan membuahkan kesepakatan bahwa lokasi pasar dialihkan ke lapangan desa dan disebut sebagai festival Ramadhan.
Sementara itu, kegiatan festival Ramadhan tersebut yakni, bazar kuliner ramadhan, musik Religi, Qasidah, dan kesenian islami lainnya. Kegiatan festival ramadhan ini mendapat pujian dari pimpinan kecamatan setempat, dalam sambutannya Bapak Suhar,S.E selaku pipinan kecamatan mengatakan bahwa ‘’ sudah banyak tercipta pasar kuliner, namun di Desa Banjarsuri ini memiliki perbedaan yang sangat khas di mana kesenian islami lebih terasa, dengan hal ini diharapkan menjadi percontohan desa lainnya dalam pembangunan masyarakat dan memajukan kesenian serta keagamaan’’.
Semenjak berdirinya Pasar Banjarsuri, perekonomian masyarakat desa lebih bergeliat lantaran kegiatan jual beli dan produksi sangat meningkat. Belum lagi pengunjung yang datang juga berasal dari luar desa Banjarsuri. Kisah inspiratif terwujudnya Pasar Banjarsuri oleh KBA dan Karang Taruna desa setempat semoga bisa makin menebarkan semangat bagi masyarakat Indonesia, untuk tetap maju dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
5 notes · View notes
senandikaaa · 2 years
Text
Hari Selasa, Bulan Oktober, Tahun 2021. :))
Tumblr media
Pemandangan ini yang selalu menyambut kita, 2 generasi yang mendampingi beliau melakukan rutinitas setiap Selasa di Moewardi. Adalah aku dan Lek Panjul (panggilan kesayangan keluarga untuk adik Ibuku itu). Kolaborasi antara aku dan Lek setelah sekian lama. Ya, aku mengulang kejadian ini, setelah vakum beberapa tahun.
Duduk di bangku besi khas rumah sakit sambil menunggu rutinitas itu selesai. Bertukar kabar dengan orang disisi kanan dan kiri yang sama-sama menanti kesayangan didalam sana. Ada kesamaan diantara kami saat itu, mata kami sendu. Entahlah, melihat kesayangan sedang berjuang seperti itu membuat hati linu.
Aku coba deskripsikan: Ruangan bernuansa putih, sekat dari gorden dan banyak perawat yang lalu lalang. Diruangan ini sama sekali tidak menakutkan. Ada beberapa tv dan kursi disamping ranjang pasien untuk para pendamping pasien.
Kesayangan kami terbaring disini, beliau sudah terlampau akrab dengan para perawat tersebut. Saling menyapa sebelum melakukan rutinitas, bertanya kabar bahkan terkadang saling bertukar cerita.
Ada sebuah benda, aku tak tahu namanya dan saat pertama kali aku kesini saat itu pula pertama kali dalam hidupku aku melihatnya. Kotak dari besi persegi pajang, mirip kulkas 1 pintu. Tapi didalamnya ada benda yang berputar. Saling terkait dengan selang bening yang nantinya akan menyatu di lengan pasien. Cairan merah dari tubuh akan keluar, dan diproses didalam alat tersebut hingga nantinya masuk ke tubuh kembali. Entahlah, apakah mekanisme kerjanya seperti apa. Itu hanya asumsiku.
Hari itu, saat aku menemani beliau di dalam ruangan. Bergantian dengan Lek. (Karena hanya boleh satu orang yang mendampingi.) Mendadak rasanya aku takut kehilangan sosok itu. Takut jika beliau pergi, takut menerima kenyataan.
2021, beliau semakin lemah. Efek samping dari rutinitasnya ini semakin berat untuk tubuhnya yang semakin tak kuat. Berat badannya turun drastis. Rutinitas yang awalnya hanya hari Selasa, kini ditambah lagi. Setiap Jumat, beliau harus cuci darah.
2017, aku pernah berjanji untuk mengantar beliau ke Moewardi. Janji yang aku katakan, akan pulang Klaten saat seluruh urusan untuk wisudaku selesai.
Agustus 2017, aku pulang.
Saat itu hari minggu, bulek yang kerja di luar kota juga pulang. Dari pagi kita sudah masak bersama, membuat camilan untuk seharian ini. Begitu angan kita.
Agustus 2017, pukul 12.30.
Babeh meneleponku untuk segera pulang ke Banjarnegara. Kondisi mendesak, Simbah Banjar kritis. Mau tak mau, aku harus pulang saat itu juga. Menunda janji yang 2 hari lagi akan ku tepati. Beliau mengantarku dengan senyum. Kondisi beliau saat itu masih sangat sehat. Beraktifitas seperti biasa, bahkan memelihara ayam disamping rumah.
Oktober 2021, baru ku penuhi janjiku.
Mengantar Mbah ke Moewardi, bercerita sepanjang perjalanan Klaten-Solo. Bercerita mengenai pekerjaanku dan membahas apapun itu yang bisa sekedar mengalihkan rasa sakit yang semakin membuat beliau tidak bisa menahannya. Ku usap lengannya pelan. Setiap aku bercerita, beliau membalas seadanya. Tersenyum sambil memejamkan mata. Perjalanan pulang pergi itu terasa sangat lama. Tangan bekas cuci darah tadi bengkak, padahal belum ada satu jam selesai. Beliau hanya menanggapi enteng, seperti sudah biasa. Yang kusadari saat itu, beliau semakin lemah.
Hari Minggu, Bulan Oktober, Tahun 2021.
Tengah malam, beliau pergi dengan damai. Meninggalkan kami.
----
Dan saat ini Mbah, Ramadhan pertama tanpamu.
Beberapa hari ini Nduk Ya kepikiran Mbah: kangen. :')
5 notes · View notes
pac-wo-man · 2 years
Text
Ramadan dan Lebaran yang Ramai Lagi.
Hari Kemenangan -- sebuah judul untuk hari ini. Namun aku masih merasa sangat jauh dari kemenangan, atau mungkin boleh dibilang menang curang. Undeserving victory, atau murni reaching 1 Syawal 1443 karena His mercy. 29 hari meluap begitu saja, namun checklist ramadhan goals yang ditulis diawal bulan banyak yang terabai. Entah karena hiruk pikuk duniawi yang sulit digeser prioritasnya, atau kadar iman yang fluktuatif: (1) fokus yang banyak terbelah, (2) target juz yang tidak sampai, (3) rencana2 tarawih di masjid yang gagal, sampai (4) qadarullah datang bulan di H-1 idul fitri. Sudah 5 tahun tidak bisa solat Eid. 4 karena haid, 1 karena nyasar salah nyari alamat masjid di negeri perantauan hingga tibanya sudah terlambat. Istigfar, bulan ini jadi kurang afdol rasanya. Sedih, kecewa, dan sesak menyelimuti hari-hari akhir puasa sambil bergumam: apa ini bentuk dosa-dosaku yang tengah memberatkanku (halah)? Ingin rasanya merasakan lagi momen-momen spiritual high di tahun-tahun sebelumnya. Lalu aku membandingkan: tahun 2019, 2020, ramadan ku ada dalam perantauan di negeri penjajah. Asingnya lingkungan disekitar dan sulitnya wadah untuk menaungi kegiatan agama sehari hari justru membuat ku lebih khusyuk karena perjuangannya terasa. 2020 2021 juga tahun-tahun puncak pandemi, dimana nuansa kesendirian di dalam rumah turut memberikanku banyak waktu untuk muhasabah.
Alhamdulillah 2022 transisi endemi, jadwal bukber pun memenuhi agenda jam 6 sore hari hari ku. Circle SMP, SMA, kantor, kantor lama, saudara, dan teman-teman kuliah yang sukar dijumpai seperti terasa wajib untuk dilewatkan. Kadang menggeser waktu tarawih, ataupun jam-jam membaca. Astagfirullah aku, yang kadang sambil berangkat kerap menyalahkan diri sendiri karena terbuai peer pressure. Namun ternyata, rindu yang terbayar tuntas itu telah menukar banyak kultum pembelajaran kehidupan yang berbeda di setiap sesinya, antara lain (disclaimer: konten berisikan curcol & bercabang kemana mana);
(1) Alkisah di pertengahan ramadan aku berakhir pekan di Bali untuk menghadiri acara pernikahan teman yang asli dari Beng. Acaranya jam 5, pas maghrib buka disana. Hari itu bertepatan dengan malam purnama. Jalanan ramai dengan orang lalu lalang ke puri untuk upacara. Befriending seorang supir Bli Kadek yang mengantar hari hariku disana, sampai juga dia bercerita perihal sucinya malam purnama karena para dewa-dewi dipercaya turun ke bumi. Aku setuju dimana mana Qamar memang melambangkan kebesaranMu, batinku. Lalu ia melanjutkan, ‘saya senang bisa berbagi cerita keberagaman seperti ini, kemarin saya bawa tamu, satu mobil menertawakan pohon beringin yang katanya kedinginan karena dibalut kain saput poleng. Yah tapi gimana saya kan cuma nyetir aja.‘ Ya Allah, apa makna kemenangan, jika etika toleransi dasar masih begitu rabun.
(2) Loncat cerita, aku bertemu Nadya bersama anaknya, Lula, yang tiba-tiba sudah satu setengah tahun saja. Aku yang dianugerahi titel god-mother terkaget karena terakhir jumpa ia masih berupa boneka, tetiba sekarang berucap ‘gendong’, ‘makan’, sampai minta ‘gambarin sapi’. Nadya yang dulu temen jajan 24/7 dan teman berpertualang naik turun gunung bukit di penjuru proyek bisa-bisanya ngomong: ‘badan gue udah bukan punya gue lagi wkwkwk, sekarang kalau mau pergi makan, gue pesennya yang bisa dimakan Lula juga, bukan yang gue mau,’ katanya dengan template wajah senyumnya. MashaaAllah, disitu aku merasa ditampar ego ku yang masih ingin melanglang buana, meski kadang suka asal nyeletuk ingin punya anak. #respekuntukparaibu!
(3) Malam 21 ramadan, aku si tergesa-gesa pergi berangkat bukber kerumah Rana. Aku yang merasa sedang banyak distraksi setengah-setengah memohon kepadaNya sambil menyetir: 'Ya Allah, bantu aku mengingatmu lebih baik lagi di 10 hari terakhir bulan ini, apapun caranya.’ Lalu sampai juga aku di jalan kecil sebelum masuk kompleks Rana, yang dihiasi sebuah truk container besar yang nyangkut di bawah pohon. Ketika giliranku menyusul ke samping truk tersebut, ternyata sang sopir memutuskan untuk menginjak gas juga. Kretak, ...dum! Jadilah batang2 besar dari pohon tersebut patah dan berjatuhan. Qadarullah, dari sekian mobil yang ada, semua jatuh ke mobilku. Sekali, spion patah, dua kali, tiga kali, atap mobil terasa bergerumuh, hingga klimaksnya kaca mobil di kiri pecah. Panik takut pohonnya tumbang, aku pun loncat keluar. Ingat do’aku tadi?--ya, jadilah auto ingat Tuhan. Alhamdulillah masih selamat dan pecahnya bukan di sisi driver :’ dan untung tidak ada yang nebeng. Alhamdulillahnya lagi, tkp sudah sekian meter dari rumah Rana, jadi kawan-kawan sigap to the rescue. Di pinggir jalan terpampang rambu bahwa truk memang dilarang melewati jalan ROW 7m itu, namun nampaknya sang supir pasrah saja karena diarahkan oknum. Agenda bukber itu kemudian berubah menjadi misi negosiasi ganti rugi. (Terimakasih Karissa, Ran, Kev, & Bari; jubir-jubir karena aku sudah kicep dengan situasi.) Tapi akhirnya gak tega juga melihat supir yang dipojokkan oknum-oknum. Saya yakin dia juga sudah tertekan dari awal nyangkut. Jadilah agenda selanjutnya menjadi kegiatan refleksi diri: mengikhlaskan keadaan & belajar bergerak dengan lebih --mindful--
(4) Suatu hari aku berbuka bersama geng muay thai di Kemang Utara, rumah bu Icha, si psikolog anak psikolog keluarga. Sore itu terbagi dua regu selera: si penyuka manis, dan tim snack asin. Aku si sweet tooth alhamdulillah memiliki kulkas yang hampir selalu berisikan kue; yang jika ada tamu, kue lah yang akan ku keluarkan. Tapi ternyata tidak semua suka kue, dan tidak semua akan berkata jujur. Akhirnya terbongkar kalau Rana suka curhat ke teman-teman di tanah air kalau dia selalu pusing setiap aku sajikan kue dan teh di kosan dulu (mungkin Yasmin dan Wida sudah khatam).
‘Hahaha, semacam gesture cinta yang tidak bisa dipahami oleh yang diberi,’ kata Icha.
’Tapi lo gk pernah belajarr juga, haha,’ sindir halus Rana.
‘Beda love language aja gk sih,’ kata Dea, ‘atau gak compatible aja,’ canda Kevin.
’Eh iya itu apa ya istilah tepatnya Tan?,’ akhirnya ku bertanya pada tante mama psikolog.
‘Hmmm…,’ si tante mikir, ‘ya egosentris aja, menganggap semua orang melihat dan menyukai dunia dari sudut pandang yang sama,’ jawabnya tajam sambil tertawa.
Jleb, jawaban unexpected, tapi aku tidak pernah merenunginya dari sisi itu. Kami pun tertawa geli. Baiklah, mungkin sekarang saatnya belajar lebih banyak bertanya dan mendengar; daripada efforts gone wasted.
(5) Terakhir, usai suatu bukber di kawasan scbd itu, aku menarik Dira dan Canna untuk menikmati ruang publik-semi-private di lt. 8 Mall Ashta yang baru. Di Jakarta ini masih terhitung jari ruang cuma-cuma untuk dapat menghirup udara segar dan duduk-duduk santai sambil menikmati skyline kota ditengah hijaunya daun--terutama dengan penerangan yang aman (karena itu sudah malam). Diperjalanan, kami melewati toko dengan rupa estetik bernuansa kinfolk. Namanya Art & Science, yang setelah di skim&scan, ia menjual kartu konversasi yang menarik: Cards for Grown Ups. Spontan kami beli saja, hitung-hitung duduk santai nanti bisa lebih produktif dan bonding. Dan ternyata worth it, salah satu kartu yang diacak malam itu berisikan tugas untuk membacakan Eulogy pada setiap teman yang ada saat itu selama 1 menit. ‘Aduh gue bisa nangis, kita tulis yang lucu-lucu aja ya,’ kata Canna, sambil berusaha menulis bullet points agar semua momen penting bisa tersimpulkan dalam waktu 60 detik. Sambil berfikir, aku jadi tertegun (maaf, diri ini emang suka dibawa serius hal-hal). Whoever reads my eulogy later, he/she would only have a few seconds to sum up the impression that we gave in our life time. And that made me think--what mark have I left on the hearts of my closest ones? What if I left scars instead?
Alhamdulillah, begitu banyak perjumpaan yang bermakna sebulan kemarin. Entah mengapa begitu sulit diagendakan pada sebelas bulan lainnya, namun di ramadan yang akhirnya boleh mudik ini, seperti ada komitmen yang mengharuskannya terjadi. Ada perasaan aneh campur haru ketika bertemu lagi dengan seorang teman yang sudah berbulan-bulan atau tahun lamanya tidak berjumpa, and then finding out that they are not the same person as they were. Asam garam kehidupan masing-masing have made each grew in various ways. Lalu dalam benakku muncul justifikasi (atau alasan), untuk sedikit membasuh sesal melencengnya ikhtiar ramadan khusyuk di tahun ini: hablum minannas. Anggap saja itu tema bulan puasaku tahun ini, yang setiap sesi jumpanya cukup nano-nano dengan kejutan cerita dan kejadian. Dengan niat yang sama karenaMu ya Allah, I sincerely beg for Your mercy to accept my fast this year and the fast of those whom I encountered & care for ya Allah. Semoga dengan perginya ramadan ini, niat memperbaiki diri tetap di istiqamahkan, segala usaha dilancarkan, nikmat diberkahi, dan inshaaAllah diberikan kesempatan untuk bertemu lagi dengan bulan ramadan selanjutnya: dimana rasa kalah tahun ini, bisa dikejar lagi tahun depan. Mohon maaf lahir batin, dan selamat hari raya Idul Fitri 1443H! Semoga kita semua selalu dalam lindunganNya.
4 notes · View notes
zeeveryday · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ramadhan Kareem <3
Yellow-themed planner and spreads for the Ramadhan month!
I actually created these theme during 2021 Ramadhan, but it's still looking fresh for Ramadhan 2022 + welcoming spring. Hope you like it! <3
5 notes · View notes
khansaazzahra · 2 years
Text
Rabu 13 April 2021 masih dapat menyambut haru biru ramadhan,siapa sangka tahun 2022 Allah menyuruhnya pulang duluan, begitu juga kita tahun ini Allah masih beri kesempatan untuk berjumpa dengan Ramadhan belum tentu dengan ramadhan ramadhan berikutnya
Usikum waiyaya nafsi,sebuah hikmah dari keberpulangan Allahu yarham adek saya
5 notes · View notes