Tumgik
#melstrip rumpikers
rumpikerzzzworld · 3 years
Text
Tibra Vacation 2021
I. Pendahuluan
Penulisan ini dibuat sebagai arsip memori selama refreshing dan staycation di tempat yang akan dibahas di bawah dan juga untuk memenuhi permintaan teman-teman yang budiman untuk membuat review mengenai tempat tersebut.
Jangan serius-serius amat cuiii!!
II. Latar Belakang
Di tengah kejenuhan sosial yang melanda dunia di era pandemi yang mana ruang gerak masyarakat sangat dibatasi, sehingga menimbulkan frustasi tingkat tinggi selama dua tahun ini (bacanya sambil nge-rap guys). Maka dari itu, ada rasanya perlu sesekali untuk menghempaskan ke-stress-an ini, beberapa diantaranya adalah dengan pergi dari kota, tinggalkan rutinitas sebentar, hirup udara segar, melihat hal-hal yang baru, mencicipi makanan-makanan yang enak, istirahat~
III. Rumusan Masalah
1.       Apa yang harus dilakukan ketika bosan selama pandemi?
2.       Kenapa kita harus menghilangkan kebosanan ini?
3.       Kapan saat yang tepat untuk mengursir kebosanan?
4.       Kemana kita harus pergi?
5.       Bagaimana cara melakukannya?
IV. Pembahasan
Dalam bab berikut, penulis tidak akan menggunakan bahasa yang baku dan sesuai standar ejaan yang disempurnakan, biar gak tegang bacanya ya shay.
Okay cuss!
I and my friends actually had a lot of plans to go here and there, tapi failed terus selama pandemi, entah karena border ditutup or adanya ppkm level 4, and because of one by one of us got the c-virus. Jadi, ketunda terus agenda yearly vacation nya. Dikarenakan kalo nge-plan jauh-jauh hari agak mustahil untuk keadaan sekarang, jadi yang gercep dan realistis aja selama semuanya lagi pada sehat.
Actually, we wanted to do glamping at Legok Kondang, tapi udah penuh sampai tahun depan bun, so skip!! We tried to find other places dan seleksi beberapa tempat yang akhirnya kita putuskan untuk milih villa ini dikarenakan vibe nya asik dan agak-agak mirip glamping. We booked for 2 nights. Gw booking H-6 sebelum pergi.
I found the place on Airbnb tbh, lalu pas di cek di ig ada akunnya dan kontak personnya. Jadi sebelum booking, gw sempet kontak orang villanya via wa dan ybs mengarahkan gw untuk reservasi via web berikut, silakan klik:
web booking villa tibra
ini akun ig nya guys -> ig villa tibra
Dibanding di Airbnb, pilihan di web tsb lebih banyak untuk unitnya. Jadi kita bisa langsung pilih mau book unit nomor berapa. Gw dkk memutuskan untuk book unit 504 dari sisa 4 unit yang tersedia. Harga per malam nya fluktuatif tergantung hari (weekdays/weekend) dan demand sepertinya. Kali ini gw dapet dengan harga only Rp1.950.000 untuk 2 malam. Nama tempatnya: Villa Tibra, yang setelah gw googling ternyata tibra adalah bahasa sunda yang artinya tidur nyenyak. Villanya is a pet friendly, jadi boleh bawa anjing atau kucing peliharaan.
Untuk sekarang ini ada 8 unit villa. Dari paling bawah ada unit nomor 507 & 508 yang mana ratenya lebih mahal dibanding unit yang lain, dikarenakan 2 villa tsb pemandangannya langsung view hijau-hijau pepohonan dan ladang, ruangannya agak lebih luas, dan ada tempat tidur jaring-jaring di lantai 2 nya. Ratenya beda dikit sih, sekitar 100ribuan aja. Sehari setelah booking, gw sempet mau upgrade ke villa nomor 507 or 508, tapi gataunya sudah fully booked. But later on, I thanked God, gw gak jadi upgrade, karena gw lebih suka unit 504 secara lokasi dan beberapa hal yang akan dijelaskan di bawah.
Kalo ngurut dari timeline perjalanan gw dkk, dari Jakarta kita ke kota Bandung untuk cari supermarket buat belanja cemilan dan stok kebutuhan makanan selama di villa karena gak ada breakfast dan restonya pun belum jadi. Tapi, villa nya somehow kerjasama dengan Rumah Makan Mang ijot yang letaknya di dekat jalan masuk ke villa. Jadi, sebenarnya bisa pesan makanan via wa yang menu booknya ada disediain di kamar.
Tumblr media
Setelah beres belanja kebutuhan, kita cuss lunch di Sei Sapi Lamalera cabang DU yang cukup hits di Bandung yang katanya enak banget. Hemmm overall menurut gw sih lumayanlah, harganya sih murah sekitar 20-30k an, tapi porsi sei nya dikit untuk yang reguler dan potongan dagingnya agak kekecilan kalo menurut gw. Jadi kalo lagi kelaperan mending pesen yang jumbo atau pesen beberapa menu.
Tumblr media
Lanjut nyari outdoor kafe di Dago Pakar, and we decided to visit Kopi Bawah Pohon. Ambience dan tempatnya sih asik banget buat nongki-nongki outdoor, cukup sejuklah. Tapi, temen gw pesen kopinya rasanya zonk! Loll.
Tumblr media
Gapake lama, kita langsung cuss tujuan utama kita: staycation at Villa Tidur Nyenyak aka Tibra, yuhuuuu~
Perjalanan menuju ke Villa Tibra cukup menanjak karena agak di atas. Letak Villa Tibra ada di Jl. Kolonel Masturi No. 508c, Jambudipa, Kec. Cisarua, Kab. Bandung Barat. Jalan Kolonel Masturi ini ternyata panjang bingit kek Jalan Raya Bogor. Jalan ini ada di sepanjang Cimahi sampai Lembang. Jadi lumayan jauh, sekitar 10km lebih kalau mau ke Lembang dari tempat ini.
Jalan masuk ke villanya gak jauh dari jalan raya, tapi belum ada plang petunjuk kalo di dalam jalan itu adalah jalan menuju Villa Tibra. Jadi, patokannya bisa diliat dari RM Mang Ijot, atau cek di gmaps udah available sih lokasinya. Parkirannya ngepas aja untuk beberapa mobil. Sesuai dengan tamu yang datang, ada sekitar 8 mobil yang terparkir pada hari itu.
Pada saat check in sempet bingung karena gak ada petunjuk untuk check in dimana, ternyata meja respsionistnya belum ready. Jadi, cuma ada yang jagain dan belum strict sih sejauh ini, tergolong masih belum formal mekanismenya. Kayaknya petugasnya juga orang lokal. Teteh-teteh yang anterin ke unit kita pun sopan, ramah, dan baik.
Sesampainya di unit 504, we’re very happy about the place, sesuai ekpektasi or even better than our expectation. Bentuk bangunannya kayak rumah dibangun setengah gitu. Di teras utama ada small garden dan kursi-kursi buat duduk santai which I liked very much about this place. Lalu, di lantai satu ada meja cabinet beserta kursinya, kasur king size nomor 1, standing mirror, smart tv, private wifi, small living room, dan toilet. Sedangkan di lantai 2 ada dua bedroom ukurang single bed, small cabinet, area ngedeprak aesthetic dekat jendela, dan balkon disampingnya.
The place was very clean and well maintained. Kalau siang-siang agak cukup panas di lantai dua, tapi kalau malam dingin sekitar 14-16 derajat. I love it so much karena dari pagi sampai sore ada suara burung berkicau which is bikin  lebih menyatu dengan alam. Eyaaaa.
Tumblr media Tumblr media
Tempat ini emang cocok banget buat healing staycation, dan bikin mager untuk kemana-mana. Lebih asiknya lagi mereka provide Netflix di smart tv nya trus juga ada beberapa provider tv lain, youtube, dan browsing via smart tv nya. Yang agak minus dari unit nya adalah karena bangunannya mostly dari kaca dan kayu jadi agak berisik kalo lagi beraktivitas di atas. Pintu kacanya pun suaranya berisik kalo lagi ditutup.
Untuk complimentary F&B mereka provide kangen water, nescafe, dan teh sariwangi. Di minibar nya ada beberapa cup noodles, snack, dan air mineral literan. Yang gw suka dari minibarnya, mereka nempelin harga langsung di stuffnya, jadi kalo mau beli snack minibarnya bisa tau harganya langsung.
Yang perlu be careful dari selama menginap di villa ini, dikarenakan mostly kaca jadi keliatan aktivitas di dalem dari unit depan dan beberapa angle dari unit belakang. Jadi, pastikan kalau mau melakukan hal-hal yang private kayak ganti baju dll ditutup dulu tirainya. Selain itu, ada cctv direct langsung juga yang menghadap ke villa.
Okay, I think it’s quite detail untuk deskripsi unitnya. Lanjut ke ativitas selanjutnyahh~
Malamnya gw dkk bikin dinner nge-grill daging karena kita bawa kompor portable dan cooking tools. Gw juga sebenarnya gak tau apakah ada peraturan yang ngebolehin atau gak ngebolehin untuk ngelakuin aktivitas ini. Yang pasti kita ngelakuinnya di teras outdoor yang mana keliatan cctv jadi kalau seandainya ditegur orang villa kita bakal stop. Dan ternyataaaa unit sebelah kita keluarga gitu juga rame-rame pada nge-grill. So, keknya boleh untuk masak-masak outdoor?
Keesokan harinya gw baru tau ternyata mereka ada sediain beberapa bbq tools di samping kolam renang. Atau itu untuk kegiatan wedding? Oh ya!! Di depan pintu masuk setelah parkir ada area luas berikut untuk wedding venue. Viewnya kolam renang. Keknya boljug adain private wedding sewa semua villa untuk orang-orang terdekat yang dateng ke wedding. Seruuuu pasti unchhhh kpn y.
Tumblr media
Skip!!
Setelah dinner-dinner gak cantik karena kita makannya agak bar-bar, lanjutlah ngeteh sambil nge-netflix (unchh syurgaaa), lalu sesi malem deep talk tentang kehidupan masing-masing dan masa depan. Mantafff~
Pagi-pagi gw sebenarnya berniat mau liat sunrise, tapi the day after gw bangun setengah 6 untuk subuhan ternyata udah terang gess. Jadi, yg cocok buat liat sunrise keknya jam 5 subuh. Udara pagi-paginya superb, I wish I could breathe in that kind of fresh air everyday. Bikin badan, jiwa, pikiran sejuk dan tenang banget suasana paginya tuh.
After breakfast, kita sebenarnya rencana mau ke curug Pelangi, di google ada informasi kalo tempatnya temporary closed. Tapi, kita gak percaya dan berniat untuk cek langsung dan ternyata emang tutup selama ppkm, LOLL. Kata penjaganya semua curug lagi tutup sih selama ppkm level 3-4 ini. Yaudslah kita balik lagi ke villa aja, karena agak males ke tempat wisata lain yang mostly kita udah pernah sambangi.
Lunch nya kita pesen makanan di warung Mang Ijot, tinggal telepon atau chat ke nomor yang tertera, kemudian bisa langsung diantar ke room kita. Mang Ijot to the rescue~ ketika pengen gak ribet masak atau pesen makanan yang jauh. Menunya makanan khas sunda. Rasanya not bad. Harganya juga lumayanlah. Tapi kalau mau pesan makanan yang lain, alhamdulilah ada grab/gofood gess. Simpel, gak pake ribet.
Sorenya, gw dkk niat mau berenang. Sesampainya di tkp, hemmm airnya tidak sejernih seperti yang terlihat dari jauh. Kalo kata temen gw, bisa jadi karena gak pakai kaporit makanya airnya kek gitu. Gw agak ragu, jadi mengurungkan niat untuk berenang. Jadi, yauds enjoying the pool view aja sambil putu-putu di kasur jaring-jaring.
Out of nowhere, tetiba pen maem pizza. Cocok nichh dimakan sambil mandangin sunset. Pesen pizza di grab lumayan jauh jaraknya sekitar 5km. Alhamdulilah ada aa’ ojol yang mau ambil orderan gw. This is us with black dresscode, enjoying pizza and sunset sambil buat konten. Eyaaaa.
Tumblr media Tumblr media
The last nite before going home the day after huhu T.T I want to live in this kinda place. Somehow inspiring me untuk bikin rumah masa depan gw yang gausah gede-gede. Cukup sederhana, sejuk, adem, nyaman, tenang, dan homey. Someday yaaa aminnnn.
Udah siap-siap mau bobo, lampu udah mati tetiba temen gw ke-ide-an ngambil foto di carpet zone deket jendela and ternyataaa hasilnya bagus so romanticcc~ gw tidur di lantai 2 btw karena kalah suit heolll. Tapi di lantai 2 tuh vibenya emang romantic banget kalo malem. Cucokkk.
Besokkan paginya, kita enjoying the place for the last time. Hirup udara segar sebanyak-banyaknya, minum hot chocolate, makan croissant. Duh nikmatnya dunia, alhamdulilah ya Allah dikasih kesehatan, rejeki, dan teman-teman se-frekuensi untuk ngerasain hal kek gini.
Btw, ada peraturan tertulis kalo checkout maksimal jam 12 siang. Kalo lebih dari itu bakal dikenakan charge 100k per jam. Jadi, mending packing dari malem atau pagi biar gak buru-buru dan bisa tepat waktu checkoutnya. Untuk jam-jam checkoutnya teteh-tetehnya bakal strolling around the villa ngecekkin kondisi villa sebelum kita leaving the place.
Sebelum checkout, gw strolling around the neighbourhood untuk screening unit-unit lain untuk the next reference kalo nginep disini lagi. Setelah gw ceki-ceki, unit 504 paling private lokasinya karena di ujung samping dan lebih private frontyard-nya, gabisa dilewatin orang lain unit ini karena gak ada jalan setapaknya. Selain itu juga pemandangan depannya lebih seru karena ada unit-unit lain di depannya. So, secara lokasi gw prefer unit ini.
Gw pun kepo-kepo nanya ke mamang-mamang tukang bangunan yang lagi kerja. Mereka bilang lagi bangun 5 unit lagi gess!! Jadi kemungkinan totalnya bakal ada 13 unit dari 8 unit yang udah ready. Selain itu, mereka juga lagi bangun rumah pohon, cocok nih buat tempat main anak. Emang family friendly banget nih villa. According to teteh-teteh nya, villa ini udah setahunan. Jadi, emang masih baru dan belum semuanya jadi. Okay then, I will come again if everything has been built. Semoga lebih kece dan tetap well maintained ya.
Tumblr media
Villa Tibra kudu kasih gw reward nih karena udah secara langsung mempromosikan tempatnya via ig story dan tulisan di blog ini. At least there were some potential customers whom kept asking me about the place are interested in this place. Apalagi kalo tulisan gw ini banyak yang baca, beuhh!! Lol jk.
Anyway, See You Tibra!! It’s time for us to leave you, but don’t be sad because we’ll come again inshaAllah.
Sebelum back to Jekardah, kita rencana mau lunch di Iga Bakar si Jangkung, but apparently it’s weekend and so crowded. Jadi, gw langsung cari tempat makan di area situ via grab food, cek yang bintangnya tinggi dan yang beli udah ribuan. Kita akhirnya milih makan di Bakso Semar Asli di Jalan Cihampelas. Bakso uratnya enak!! Rusuknya kebanyakan tulang, daging-daging yang nempelnya dikit beudd huhu padahal ekspektasi gw kek rusuknya Bakso Samrat yang dagingnya banyak dan lembut banget. Yaudslah ya~
Tumblr media
IV. Kesimpulan
1.       Staycation dengan orang-orang terdekat adalah pilihan yang pas untuk mengobati kebosanan selama pandemi.
2.       Carilah cara untuk menghilangkan kebosanan di era pandemi ini agar tetap waras dan semangat lagi untuk menjalani rutinitas sehari-hari.
3.       Saat yang tepat untuk mengusir kebosanan adalah ketika sudah merasakan burn out, dan momennya ketika semua sedang ada waktu, rejeki, dan kesehatan.
4.       Pergilah ke tempat yang gak ribet, aman, dan jauh dari keramaian selama ppkm level 3-4
5.       Googling, liat review, dan referensi sebelum pergi.
 V. Penutup
Sekian dan terima gaji gess. Jangan lupa like comment and subscribe youtube channelnya bigbang~
I will continue to write the prev trekking dan trip to Da Nang yang tulisannya ke pending karena gw mager.
See you on another review and stay healthy!!
5 notes · View notes
rumpikerzzzworld · 5 years
Text
Discovery Seoul Pass
Sebelumnya gue udah share mengenai apa kartu DSP ini dan fungsinya. Silakan dicek disini bagi yang belum baca.
Sesuai itinerary hari ini gue akan ke beberapa tempat yang free entry hanya dengan menunjukkan kartu DSP. So cekidot.
DAY 5 with DSP (16 November 2018)
Gyeongbokgung Palace
Buat penggemar drama saeguk, wajib banget ke history palace tempat shooting drama sejarah. Gyeongbokgung adalah salah satu istana yang sering dipakai untuk shooting drama tersebut. Tempatnya berlokasi di kota Seoul. Ke tempat ini bisa diakses menggunakan MRT ataupun bus.
Gue sampai di tempat ini tepat sebelum upacara pergantian guards istana. Dalam sehari ada dua kali penggantian shift buat guards nya, yaitu jam 10 pagi dan jam 2 siang. Gue memilih yang pagi karena banyak itinerary that need to be caught up too. Di gate masuk ke dalam halaman istana, dicek tiket masuknya. Dengan kartu sakti DSP, gue langsung dipersilakan masuk oleh petugasnya dan langsung menyaksikan upacara penggantian guardsnya. Setelah selesai, gue dkk langsung keluar dari tkp dan mulai hunting tempat penyewaan hanbok disekitaran istana. Di Korea, banyak tempat penyewaan Hanbok di beberapa titik tourism destinations. Dari awal, gue dkk sudah merencanakan untuk sewa baju tradisional Korea, hanbok, di daerah ini karena latar pemotretannya pas aja kalau di Istana.
Ada beberapa tempat, yang deket banget dari istana, tapi gue dkk lebih memilih yang agak jauhan jalannya. Akhirnya nemu a small store yang sewain hanbok. Alhamdulilah mereka bisa Bahasa inggris semua. Hanbok nya ada beragam pilihan dengan berbagai harga juga. Semakin modern modelnya atau semakin banyak ornamennya, semakin mahal harganya. Harganya per 2 jam berkisar dari KRW 15.000-30.000, belum termasuk hairdo dan tambahan aksesoris lainnya.
After we dressed in hanbok, langsung deh kita cuss balik lagi ke Istana. Semakin siang semakin rame pengunjung, jadi harus pinter-pinter cari spot yang bagus untuk foto. Sembari sightseeing the palace, kita ambil foto di halaman istana atau di teras istana. Tapi, karena diburu waktu, kita disana gak lebih dari satu jam langsung bergegas balikkin bajunya dan ambil barang-barang di loker penyimpanan. Agak menyesal gak eksplor lebih karena ternyata setelah kita liat di Instagram banyak spot-spot foto yang lebih menunjang lainnya. Tapi yasudahlah ya.
Tumblr media
Running Man Thematic Experience
I was a big fan of Running Man in 2012. Dulu gue pengoleksi episode running man di laptop dan harddisk. Awalnya gara-gara nonton episodenya bigbang pas comeback di 2012, trus lanjut ketagihan nonton episode lainnya karena kocak banget buset ngakak mulu aing. But after a year later I started getting bored then I barely ever watched the show unless there were guests that I liked. Nah, orang Korea emang pintar memanfaatkan sikon untuk bisnis. Lahirlah Running Man Thematic Experience ini untuk para fans Running Man untuk merasakan beberapa games Running Man di studio ini. Beruntungnya DSP menjangkau tempat ini juga, so gue dkk bisa masuk tempat ini secara free. 
Di tempatnya kita bakal dikasih gelang buat start permainan dengan cara di tap. Selama main di tempat ini, untuk lebih leluasa sangat disarankan untuk taruh tas dan barang lainnya di loker yang tersedia. Siap sedia koin kalau kesini karena lokernya gak gratis, bayar menggunakan koin dimasukkan ke dalam lokernya. Jadi barang yang mau dibawa seperti handphone dan uang, pastikan sudah diluar sebelum mengunci loker. Karena kalau mau ambil barang lagi dan buka lokernya lagi harus pake koin lagi.
Overall, studionya gak terlalu besar. Hanya ada beberapa permainan di dalamnya. Konsepnya kurang lebih kayak time zone but has different games and in form aja. It’s quite fun to be here, bisa main sekaligus foto-foto juga. Dari gelang yang kita gunain selama main, poin games ter-record di gelang itu. Jadi, setelah selesai main di Running Man Thematic, poinnya bisa ditukar dengan merchandise yang tersedia.
Tumblr media
MBC World
Langsung ngebut ketempat ini dari Running Man Thematic. Pas selama di bis ternyata kita ngelewatin Yongsan Craft Museum, tempat TOP bigbang lagi menjalankan service duty nya. Huhu, pengen mampir but I was chased by the time. At least, gue udah liat dari depan tempat dia selama ini bekerja kayak apa.
Dari Running Man Thematic Experience ke MBC World lumayan jauh jaraknya. Seturunnya dari bis pun kita jalan lagi ke tkp. Tapi, I didn’t complain at all karena sepanjang jalan kaki trotoarnya bagus banyak pohon-pohon yang daun kuningnya berguguran. Musim gugur indeed. Kalau jalanan di Jakarta kayak gini, mau deh jalan kaki terus.
Sesampainya di komplek MBC, I was in awe karena megah dan luas banget kompleknya. Gedungnya banyak dan sangat modern. Banyak stasiun tv lain yang gedungnya sebelahan. MBC ini kalau di Indonesia semacam TVRI tapi beda nasib. MBC bener-bener berkembang maju while TVRI stuck di masa lalu. I wish TVRI could be like that, leading Indonesian televion industry. 
Back to MBC, setelah kebingungan masuknya di gedung yang mana, akhirnya kita diarahin masuk ke salah satu gedung dimana MBC World berlokasi. There were barely visitors, sepiiiiiiii bangettttt. Idk if it’s because weekdays or low-season, yang pasti kita jadi leluasa di tempat ini. Yang kita lakuin disini playing with g-dragon hologram, watching g-dragon’s hologram concert, wandering around MBC’s museum. Untungnya, kita masuk ketempat ini free karena pakai DSP, jadi ya gak nyesel-nyesel amet, walaupun kinda biasa aja sih hiburannya. Masih ada sekitar tiga atau empat tempat lagi yang harus kita sambangin. So, kita langsung cuss.
Tumblr media
SM Town
Sesampainya di tempat ini udah menjelang magrib, udaranya makin semriwing biarpun di tengah kota. Daerah SM Town ini di daerah Gangnam, sekomplek dengan Coex Mall. Gue dkk milih ke Starfield Coex Library dulu walaupun kita lewatin tempat ini sebelum masuk ke Library yang berada gak jauh dari tempat ini. Pas kita lewat lagi ada rame-rame fans korea ngumpul di depan SM Town, liat sebentar, feeling gue mungkin mereka lagi nungguin Exo. Trus cuss langsung ke Library, yang nanti akan gue ceritain di bawah. Abis selesai dari library, kita balik lagi ke tempat ini dan fans-fans yang tadi masih pada berdiri nungguin siapa-entah-gerangan keluar dong. Padahal gue udah cukup lama di library dan malam itu dinginnya dibawah 5 derajat keknya. Karena kepo akhirnya kita ikutan ngumpul sama crowdnya wkwk. Trus tiba-tiba ada yang nyolek gue dari belakang speaking in Bahasa Melayu “Siape ini selebritinye?”, gue jawab “gak tahu, cuma ikut-ikutan aja” wkwkwkwk. Setelah mencari info ternyata fans-fans ini lagi nunggu NCT. 
Okesip, karena udah cukup lama kita berdiri ngarep ngeliat NCT dan mereka belom keluar-keluar juga, yauds kita langsung caw ke gedung sebelah yang diperuntukkan untuk turis yang mau liat koleksi museum SM Ent atau hologram konser. Setelah cukup asik sama vibe di pintu masuk disuguhin lagu-lagu SM artists dan video-video mereka, kita naiklah keatas. Udah cukup antusias butttttt ternyata hari ini mereka lagi gak nayangin konser. Heoll. Kzl. Kata unnie-unnie nya kalau mau liat jadwalnya bisa di cek dulu di website. Kita pikir bakal kayak tempat lain yang everyday buka. So, kalo mau kesini mending research jadwal mereka dulu di website mereka. Yasudahlah belum rejeki, bye SM Town.
Tumblr media
Starfield Coex Library
Salah satu tempat yang sering muncul di explore Instagram gue adalah Starfield Coex Library. Perpustakaanya megah banget dan very instagrammable. Kalau dibanding megah dan luasnya sih masih jauh luas perpustakaan UI ya, cuma untuk ukuran perpustakaan di dalam Mall, ini salah satu yang wow. Perpustakaan ini nyambung sama Coex Mall. Overall, tempatnya emang bagus, tapi buku-bukunya in Hangul kebanyakan. Yang bikin males kalau gue emang bener-bener jadi visitors nih perpus adalah gak bisa baca buku dengan tenang. Karena banyak banget turis yang foto-foto dan lalu lalang, terus di lantai atasnya ada kafe juga. So, instead of calling this place as a library, mungkin lebih cocok disebut books café kali ya. Mau foto yang di eskalatornya nunggu sepi dulu dan harus cepet-cepet karena kalo kelamaan keburu sampe bawah wkwkwk. Gak lama setelah dapetin foto, kita langsung cuss ke SM Town building seperti yang gue ceritain di atas.
Tumblr media
Coex Aquarium
Setelah failed ke SM Town building dan gak dapet apa-apa di tempat itu, kita langsung cuss ke Coex Aquarium yang letaknya ada di dalam Coex Mall. Seumur-umur gw belum pernah ke Sea World yang di Jakarta, jadi first experience ngeliat aquarium besar ya di Coex Aquarium ini. Ke tempat ini lebih cocok sama anak kecil sembari kasih tau pengetahuan tentang dunia laut. Cukup okaylah tempatnya, cuma gue gak tahan sama bau amisnya aja. Gue gabisa buat perbandingan antara tempat ini dan Jakarta Aquarium karena belum pernah kesitu. So, ya kalau pakai DSP sih gak apa-apa ke tempat ini. Tapi, kalau bayar entrance fee nya yang kalo menurut gue quite expensive sih not really worth it.
DAY 6 with DSP (17 November 2018)
N Seoul Tower
Di hari sebelumnya, setelah dari Coex Mall, kita berangkat ke tempat ini karena mau ambil suasana malemnya di N Seoul Tower yang keliatannya romantis karena banyak lampu-lampu dan ornamen-ornamen lainnya yang mendukung. Tapi karena malam, kita jadi nyasar gitu pas turun dari bus. Google map nya ngasih tau rute turun bus nya kejauhan. Literally jauh banget untuk jalan ke atas N Seoul Tower karena letaknya diatas bukit gitu. Kita sampai lewat perkampungan korea, berasa lagi shooting drama korea Fight For My Way, karena perkampungannya mirip sama kost-an nya Ae Aa dan Dongman yang banyak tangga-tangga. Alhamdulilah, tidak terjadi apa-apa walaupun kita orang asing lewatin jalanan itu dan sepi banget. Sesampainya keluar gang dan nemuin jalan raya, kita akhirnya nyebrang dan nemuin plang untuk jalan menanjak ke N Seoul Tower kek ngelewatin hutan-hutan dalam kota gitu dan gak ada penerangan di jalan itu. Karena ngeri udah malem, kita gak mau ambil risiko, so kita memutuskan balik ke guest house dan melanjutkan ke tempat ini esok hari karena DSP kita masih aktif sampai tanggal 17 November jam 11 siang.
Akhirnya, kita balik lagi ke destinasi ini dengan rute mrt dan bus yang cukup menjelimet. Untuk sampai ketempat ini kita ke Seoul Square dulu trus naik bus warna kuning nomor 03. Busnya sampai ke atas berhenti di halte N Seoul Tower. Thank God kita naik bus, jadi gak perlu nanjak jalan jauh ke atas kayak rute semalam yang hampir kita tempuh. Karena tempatnya tinggi banget. Dari tempat ini keliatan pemandangan dibawah. Konsepnya 11 12 sama Monas, naik ke towernya cuma untuk liat pemandangan dari atas aja. Nothing special sih di atas towernya kalo menurut gue. Di bagian bawah area N Seoul Tower ada tempat untuk ngunci gembok cinta, eyaaa. Banyak couple maupun bestfriends beli gembok ditempat ini atau bawa sendiri terus tulis nama mereka, dan kunci gemboknya di tempat yang disediakan. Gue sama temen-temen gue sih cuma sight seeing aja di tempat ini. Trus langsung cuss untuk belanja oleh-oleh yang belum kebeli.
Tumblr media
Namdaemun Market
Salah satu pasar yang terkenal dengan harganya yang murah dan barangnya yang lengkap adalah Namdaemun Market. Masih sedaerah sama Myeongdong Market, tinggal jalan sedikit. Tempat ini mungkin kayak tanah abang yang jual segala macam rupa produk. Niat gue kesini adalah untuk beli oleh-oleh kayak gantungan kunci, kaos, tempelan kulkas, dan pajangan. Harganya emang cukup murah sih kalo menurut gue. Mungkin karena banyak orang Indonesia yang cari oleh-oleh di tempat ini, jadi banyak pedagang yang ngeliat muka orang indo kek gue, langsung manggil pakai Bahasa Indonesia nawarin barangnya. Mereka biasanya teriak-teriak “murah, murah. Harga lima ribu” sort of like that. Kocak juga sih, karena bukan cuma dua atau tiga pedagang yang menerapkan strategi serupa untuk menggaet turis Indonesia. 
Setelah borong pernak-pernik dan tambahan snack, gue menunaikan misi terakhir belanja yaitu beliin titipan tas find Kapoor which is kalau pakai jastip harganya lumayan mahal. Belinya di Lotte Department Store yang masih satu komplek sama Namdaemun dan Myeongdong Market. Terus selanjutnya tinggal itinerary yang santai-santai kek di pantai. Kuy!
Tumblr media
Ossuloc Tea House
Temen-temen gue pada kepingin ke tempat ini gegara banyak selebgram especially beauty influencers yang nongki di tempat ini kalau mereka trip ke Seoul dan mereka rekomen banget tempat ini karena matchanya yang super enak. Ada beberapa cabang dari kafe ini, dan kita milih untuk ke cabang yang ada di Hongdae Market karena deket dari guesthouse kita. So, pas banget sama cuaca yang dingin untuk minum hot green tea ditempat ini. Harga makanan dan minumannya cukup mahal bagi gue, tapi karena udah hari-hari terakhir yaudslah ya hajar aja. 
Tapi, kita disini cuma minum matchanya aja, gak beli cake nya yang keliatan sangat menggoda karena mehong (ngemeng hajar tapi cuma beli minum doang wkwk). Tapi, karena tujuan kita abis dari tempat ini masih mau makan dua makanan dari dua resto yang berbeda jadi kita hold keinginan beli cake. My opinion about the hot matcha, it’s indeed good. Rasanya agak bitter dikit, jadi original flavournya masih berasa. Sembari nunggu minumannya jadi, gue cobain tester produk teh lainnya yang disediain. Rasanya enak-enak semua dong, padahal gak pakai gula alias teh plain doang. Pengen beli tapi mehong sekalihhh. Dibanding teh-teh di Indo, gue rasa teh di Korea lebih flavourful dan wanginya enak. Kalau ke Korea harus cobain tehnya deh. Beli aja yang di mart-nya, yang satu kotak isi 4 biji juga udah enak kok, dan harganya lebih bersahabat.
Tumblr media
Kyochon
Beberapa hari sebelumnya kita udah beli ayam Kyochon dan ketagihan dongggg karena ayamnya enak banget. Di Jakarta udah buka cabang dari beberapa tahun yang lalu dan gue pernah ke cabang yang di Gading tapi gak makan ayamnya karena menurut gue mehonggg. Sama aja sih di Korea juga mehong, tapi emang worth it karena mereka pakai minyak canola dan gak pakai MSG sama sekali. Heran deh gak pakai mecin tapi enak ngets gitu ayamnya. 
Tumblr media Tumblr media
Sebelum ke Korea, gue nonton videonya Hansol edisi makan ayam goreng. Banyak yang bilang kalau ayam lokal Korea lebih enak daripada KFC. Salah satu yang paling terkenal dan banyak cabangnya yaitu Kyochon. Alhamdulilah Hongdae lengkap banget, pajada disini. So, kita cuss beli disini. Pas beli pertama kali kita take away dan makan di guest house pakai nasi. Nah, pas terakhir ini kita pengen nyobain makan langsung di tempatnya. Seperti biasa, disini disediain air putih gratis. Tapi kebanyakanya pada minumnya pakai bir atau soju as orang Korea punya kebiasaan untuk makan ayam goreng ditemenin sama alcohol. They called the ritual as chimaek. First pic, itu waktu makan di guest house. Soju was just as a property. Temen-temen gue sok-sok an mau nyoba tapi pas nyium baunya gak enak langsung pada gak jadi nyoju wkwk. Harga ayam di Kyochon rate nya sekitar KRW 16000-19000 se-bucket dan ada tambahan Korean pickle radish. Mehong bingit, untung rasanya enak jadi gak nyesek-nyesek amet. Gue bakal nyobain yang di Jakarta dan bandingin lebih enak yang disana atau disini, atau mungkin rasanya sama. Let’s see!!
Niat awal abis makan Kyochon, kita orang mau cobain makan pizza hut nya Korea. Gara-gara Hansol sama Sunny Dahye ngereview Pizza Hut Korea dan mereka bilang enak banget, lebih enak dari yang di Indonesia. So, pasti kita mau nyobain juga. But, abis makan ayam Kyochon se-bucket kita malah kekenyangan. Jadi, skip dan sampai sekarang masih penasaran sama rasanya. Kapan-kapan kalau ke Korea lagi, I will try the pizza hut!!
ps:
bonus story click here
part 1 here
part 2 here
part 3 here
xoxo
mels
youtube
2 notes · View notes
rumpikerzzzworld · 4 years
Text
Short-Vacation to Padang
I went to my parents’ hometown in West Sumatra for 2 days. I had to come because my mom conducted a tradition for someone who died (my uncle) called tagak batu. Since my siblings couldnt come, so that i came as the representative. I was so busy with my work back then so that i brought my laptop during my trip and working at airport and also in my hometown. So freakin’ tiring yet quite fun though. 
The people in my hometown are the people who are still keenly conducting our ancestor’s tradition. Tagak Batu is usually held on the day-100th after someone passed away. The event including inviting neighbours to pay a visit to have some meals. The main ceremony is held in the midnight until dawn by urang siak. The thing they do is praying for the late one, in the hope to get peace in the afterlife. The siak people consist of around 20 people. They have a unique way of praying. It was kind of funny to me because they had this unique sound while they were praying. I wasn’t in the place for entire night, because i was so tired and i would have a flight on the next day. So i went to my aunt’s place for sleeping after watching urang siak praying for a while.
Here was the tradition:
Malamang (making lemang, sticky rice cake inside bamboo)
Tumblr media
Arranging tagak batu
Tumblr media Tumblr media
There were 4 arrangements. They usually will be eaten by urang siak during the praying and they will bring the remaining ones home.
Urang Siak eating before praying
Tumblr media
Back then when my father passed away, my family also conducted this tradition. Perhaps, someday when i die my family will hold this tradition for me as well.
I love how rich Indonesian culture is. Even though, we are the biggest muslim population in the world, yet we have our own way on mixing cultural tradition and religion which can’t be found in the place where the religion began. 
Here is the bonus, a mini-vlog during the short-trip! 
youtube
Just in case you can’t see the video as attached. Click here to go directly to the video on my youtube channel
See you on the next posts!!
-mels-
1 note · View note
rumpikerzzzworld · 5 years
Text
Bonus Story
Recommended Korean Street Food
Ke Korea harus makan teoppokki sama odeng, street food Korea yang sering banget ada di drama Korea. Di drama Boys Over Flower, Lee Min Ho as Gu Jun Pyo makan ini banyak banget dong, pun dengan Lee Sung Kyung as Kim Bok Joo di drama weightlifting fairy KBJ. Gue sendiri sering banget beli teoppokki di mall atau Korean resto di Jakarta. Bahkan, gue suka beli yang satu pak di supermarket beserta saus instantnya, terus bisa dibikin sendiri deh dirumah. Untuk odeng, gue belum pernah nemu yang rasanya enak banget di Jakarta. Yang gue cobain malah rata-rata rasanya agak amis.
Nah, salah satu hal yang pengen banget kita lakuin adalah nyobain makanan tersebut langsung dari penjual asli orang Korea yang biasanya banyak jualan di mobil pick up di beberapa titik keramaian. Di drama Korea juga banyak scene warung tenda, sayangnya kita kurang waktu dan research. Jadinya, gak ketemu warung tenda model begitu. Based on yang kita baca juga, model warung tenda begitu udah banyak yang tutup dikarenakan dilarang sama pemerintah setempat, karena dianggap membuat lingkungan jadi kotor. Makanya udah gak banyak berseliweran warung tenda begini. Huhu padahal kita pengen nyobain experience nya.
Untungnya, yang jualan pakai mobil bak terbuka masih banyak. Favourite kita adalah Odengnya Ahjumma yang jualan gak jauh dari exit 3 Hongdae. Ukurannya besar dan kekenyalannya pas, kuah beningnya seger banget, yang bikin perfect adalah Ahjummanya bikin saus gochujang sendiri dan rasanya pedes buangett. Saos-saos extra pedas yang ada di Indo aja kalah. 
Karena kita sering balik malem ngelewatin vendornya Ahjumma ini, so tiap ada kesempatan kita pasti makan ini. Perfect banget makan ini sama udaranya yang malem-malem sering dibawah 5 derajat. Ada makanan lainnya selain teoppokki dan odeng. Tapi yang juara yaitu odengnya. Gue coba di tempat lain, rasanya gak seenak yang dijual Ahjumma ini. Oia, masalah kehalal-an belum terjamin ya guys. Yang pasti Odeng ini setau gue gak pakai minyak babi baik kuahnya maupun makananya secara itu fish cake dan kuahnya bening rasa rendaman fish cake ditambah daun bawang. Teoppokki nya juga dimasak pakai Gochujang sama Air. Kalau sosisnya kemungkinan babi, dan kita gak beli. So, do your ijtihad ya. Kalau gak yakin, ya jangan dibeli dan dimakan. Sebenarnya, ada jajanan yang lain kita beli, tapi bagi gue ini yang paling recommended. Titik.
Tumblr media Tumblr media
LAST DAY ICN-KLIA2-CGK (18 November 2018)
Delay flight
Sekitar dua atau tiga hari sebelum kita balik ke Jakarta, temen gue dapet email dari Airasia bahwa flight kita delay yang tadinya harusnya jam 9.35 am jadi delay ke siang sekitar jam 1 an. Seketika panik karena kita ada connecting flight dari KLIA ke CGK jam 5.40 pm. Perjalanan dari Korea-Malaysia sekitar 6 jam, belum lagi pesawatnya parkir trus ngantri keluar. Butuh waktu yang gak sebentar. Kita coba email Airasia ngejelasin kalau kita ada connecting flight dan bagaimana solusinya kalau misalnya gak kekejar but no replied. Mau nelpon tapi kan kita gak pakai paket roaming, kita full pakai wireless wifi selama di Korea. Akhirnya, yauds kita memutuskan untuk urus masalah ini di Incheon Airport aja tepat pada hari H.
Pas di counter check in, counter officernya udah langsung arahin kita dan ngasih tiket dengan kode booking baru. Jadi, jadwal connectingnya juga berubah tapi waktunya tetep mepet cuma beda satu jam, dan kebetulan itu adalah last flight ke Jakarta. Kita bismillah aja semoga kekejar transit di KL, karena bandaranya super panjaaanggggggg makanya kita agak ngeri kalau misalnya gak kekejar waktunya.
Paris Baguette
Dengan memanfaatkan uang won terakhir, kita beli makanan di Paris Baguette yang ada di dalam bandara Incheon. Sebelumnya emang udah niat mau beli Paris Baguette karena di tiap tikungan di Seoul selalu ada nih store nya. Awalnya, gue ngira ini adalah brand Prancis karena ada trademark Paris nya, dan ternyata ini brand Korea. Semacam Tous Les Jours yang juga pakai French language. Varian menunya banyak banget. Gak cuma roti dan kue. Ada juga salad dan nasi box. Pemandangannya bikin ngiler karena warna warni gitu. I wish Paris Baguette will open their branches in Jakarta, karena gue sukaaaa sama makanannya. Gue beli air minum, roti, dan nasi isi ayam dan sayuran buat dimakan di pesawat, harganya termasuk terjangkau dan rasa makanannya juga oke. 
Tumblr media
Transit di KL
Pesawat gue landing di KLIA sekitar jam setengah 7 lewat. Deg-deg an banget pas lagi antri keluar dari pesawat karena waktu udah mepet dan lama banget dong orang keluarnya secara itu pesawat besar dan lumayan banyak penumpangnya. Barang yang kita bawa ke kabin adalah tentengan oleh-oleh dan ransel buat taruh barang-barang penting. Keluar dari pesawat kita langsung lari-larian menuju transfer gate. Ya Tuhan, jaraknya jauuuuhhhhh banget harus naik turun eskalator segala macem. Tangan gue rasanya mau copot karena kesakitan dan berat bawa jinjingan. 
Sialnya adalah kita harus ngelewatin dua kali security checks untuk menuju ke dalam gate transfer. Apesnya lagi, tas ransel gue dibongkar dong karena ada rheumacyl liquid gitu tapi gak diatas 100 ml padahal. Sebelumnya, di Incheon tas ransel gue juga sempet disuruh bongkar tapi finally lolos. Pun dengan di KLIA first security check. Yang ngeselin adalah, pas di security check terakhir, tas gue dibongkar trus diliat-liat dulu padahal waktu udah makin mepet, feeling udah jelek aja kalo gue bakal ditinggal pesawat. Dan akhirnya security officernya ngambil rheumacyl gue dong. Buset dah di security check pertama dan di Incheon aja dilolosin, tapi yang terakhir ini malah enggak. Yaudslah ya mungkin officernya butuh rheumacyl buat mengatasi pegal-pegal? audah untung cuma rheumacyl. Finally sampai juga di gate transfer pesawat menuju CGK. We were the last passangers to get on board. Yang lain udah masuk dan gak lama lagi pintu pesawat mau ditutup. Alhamdulilah Ya Robbi, masih rejeki kita gak ditinggal pesawat. What an experience!! Kalau ada budget berlebih, better ambil yang direct deh biar gak keteteran kek gini.
Pramugara Airasia
Seat di pesawat yang gue naikkin dari KLIA-CGK lumayan sepi. Kita dapet bangku deretan ke 5 dari depan. Tapi, karena sepi gue minta pindah ke paling depan biar lega duduknya, dan dua temen gue duduk di belakang gue. First experience duduk di seat paling depan pesawat, jadi ngeliatin kegiatan pramugari dan pramugaranya. Flight crew nya dari Malaysia. Dan pramugara yang tugas di deretan depan komuknya mirip Ju Ji Hoon versi younger.
Tumblr media
Jadi, selama take off kan supervisor pramugari dan pramugara yang gue sebutin itu duduk di kursi depan menghadap penumpang which is guwehhh karena barisan depan totally kosong, makanya gue dibolehin duduk disitu. Akika salting dong dengan posisi yang seperti itu. Awalnya pura-pura baca majalah biar gak keliatan saltingnya trus pas take off kan lampunya dimatiin, gelap, byeee alibi baca majalah. Walaupun gelap-gelap gitu tapi kan masih keliatan yee. Yauds deh jurusan andalan yang lain adalah pura-pura bobo. Bodo amat. Alhamdulilah setelah take off dengan smooth dan lampu mulai dinyalakan, baru deh lebih leluasa karena cabin crew nya udah mulai melaksanakan tugas lainnya. Temen gue beli air mineral pakai rupiah tapi dibalikin sama oppa pramugaranya ringgit dan sampai sekarang masih di keep kembaliannya wkwk. Gak berasa flightnya dari KLIA to CGK. Finally sampaiiiii. Alhamdulilah we landed safely dan alhamdulilah juga sampai rumah dengan selamat. 
What an unforgettable moments that I will cherish throughout my life. Anyway thanks for reading my blog and watching my vlog. I’ve booked tickets for the next destination though. So, see you on another trip posts!!
part 1
part 2
part 3
part 4
xoxo
mels
3 notes · View notes
rumpikerzzzworld · 5 years
Text
A Morning Calm in Naminara Republic
Tumblr media
DAY 4 (15 November 2018)
HOW TO GO TO NAMI ISLAND?
One of the most famous destinations during autumn and winter in Korea is Nami Island. Berkat drama winter sonata, tempat ini jadi salah satu must go places when you are in Korea. So, sudah pasti masuk nih barang ke list itinerary gue dkk. Setelah kemarin menghabiskan waktu di Everland which is di luar kota. Next day nya kita ke Nami Island yang terletak kurang lebih 63 km dari Seoul. Sama-sama luar kota again.
Dari Hongik Station kita naik MRT ke Sangbong Station (Gyeongui Jungang line) yang perjalanannya sekitar 40 menit, lalu transit di Sangbong Station menuju Gapyeong Station (sekitar 30 menit perjalanan). Sesampainya di Gapyeong Station, bakal banyak orang yang berbondong-bondong menuju halte bus buat ke tempat-tempat wisata Nami Island, Petite France, dan Garden Morning Calm. Bus nya bernama Gapyeong City Bus Tour, yang mana ongkosnya seharga 6000 KRW, dan dengan tiket yang diberikan supir bus kita bebas mau ke beberapa tempat ini tanpa harus bayar lagi. So, pastikan tiketnya harus disimpan, jangan sampai hilang.
Selain turis internasional yang mostly Asian, banyak banget juga rombongan Korean Halmeoni yang mau ke beberapa tempat disana. Di bus tour yang gue naikkin pun, yang jadi tour guidenya adalah Halmeoni yang mungkin udah berumur 70-an. Lucunya, Halmeoni ini masih semangat ’45 banget jelasin beberapa tempat disana dengan menggunakan Bahasa Inggris ala kadarnya. Mungkin karena tingkat harapan hidup di Korea lebih tinggi, masih banyak banget kakek-nenek yang masih produktif bekerja. Gue dkk julukkin mereka as neli (nenek lincah) and keli (kakek lincah). By the way, I barely saw any westerners during my trip to Nami Island. 
ARRIVED IN NAMI ISLAND
Dari stasiun Gapyeong, kami turun di Gapyeong Wharf, pemberhentian untuk destinasi Nami Island. Di Gapyeong Wharf, kita harus beli tiket masuk Nami Island sekaligus tiket kapal Ferri untuk nyebrang ke Nami Island. Harga tiketnya yaitu 13000 KRW. Uniknya, konsep dari tempat transit ke Nami Island dibuat kayak imigrasi, seakan-akan kita mau nyebrang ke Negara lain, daerahnya sendiri disebut sebagai Naminara Republic. 
Tumblr media
Naik Ferri dari dermaga Gapyeong ke Nami Island sendiri kayaknya cuma sekitar lima menit, deket banget sebenarnya. Jadi, selain naik ferri ada alternatif lain yaitu Zip Line. Gue sih ogah naik beginian lewatin danau gitu melayang-layang, hih. Harganya sendiri yang pasti lebih mahal dibanding naik ferri.
Tumblr media
Di kapal ferri nya dipasang beberapa bendera-bendera negara lain, salah satunya ada bendera Indonesia. Mungkin karena banyak banget turis Indonesia yang kesini makanya dipasang dah tuh bendera. Tapi, beneran sih di Nami Island gue nemu banyak banget turis Indonesia ketimbang di daerah wisata lainnya. 
Tumblr media
Setelah sesampainya di Nami Island, berbekal map yang sebelumnya udah kita ambil di Halte Gapyeong, kita mulai menyusuri Nami Island. Gak belibet kayak Everland sih, karena rutenya cuma lurus doang terus di kanan atau kiri dari jalan ditarolah beberapa spot untuk foto-foto kayak tempat shooting adegan kiss winter sonata, patung winter sonata, dan yang paling diincer orang-orang buat foto yaitu maple trees, pine trees, gingko trees, and other beautiful trees. Sayangnya banget kita kesana pas kebanyakan daun-daun di pohon-pohon tersebut udah banyak berguguran, huhu. Sekitar seminggu atau dua minggu sebelumnya justru daun-daun dipohonnya lagi kuning-kuningnya dan masih lebat banget. Yasudahlah, nasi sudah menjadi bubur, so kita harus pinter-pinter cari background foto yang bagus.
Tumblr media Tumblr media
Setelah foto-foto sejenak, kita sempet cobain street food Heotteok buat angetin badan. Rasanya ya okay sajalah, but not that special. 
Tumblr media
Sesudahnya, kita langsung cuss menuju destinasi selanjutnya as we still have around 2 destinations more. Seperti berangkatnya, baliknya we took ferri ke dermaga sebelumnya. Sebelum lanjut perjalanan, we decided to eat first because udah jam 3-an juga kalo gak salah, kita belum makan siang. Based on google, di sekitaran Nami Island ada restoran dakkgalbi yang sudah certified halal. Tanpa basa basi gue langsung menuju ke tempat ini, dan luckily tempatnya deket banget dari halte bus. Jadi, tinggal jalan kaki aja dari Gapyeong Wharf. Nama tempatnya Kko Kko Dakgalbi Chuncheon. Kita pesan buat 3 orang, per pax nya seharga 12000 KRW jadi total untuk bertiga yaitu 36000 KRW tergantung pilihan menu ya gess. Setelah kenyang, cuss buru-buru ke tempat selanjutnya, Petite France.
Tumblr media
GARDEN OF MORNING CALM
Awalnya kita niat ke Petite France. But, beda dari ekspektasi kita, diawal gue pikir jarak dari Nami Island ke Petite France trus lanjut ke Garden of Morning Calm bakalan deket kayak dari stasiun Gapyeong ke Gapyeong Wharf. Bayangan gue 3 tempat destinasi wisata ini konsepnya kayak Sentosa Island di Singapore, yang mana dari satu tempat ke tempat lain bakal deket-deket aja. Unfortunately, I was wrong. Perjalanan dari Nami Island ke dua destinasi berikutnya is soooooo farrrrr. Gils sih, totally jauh banget. Naik turun gunung. Saking jauh jalanannya dan belok-belok, gue sampe hampir muntah. Drivernya instruksiin penumpang untuk pakai seat belt pas dijalanan yang naik turun dan berkelok-kelok. Berasa naik roller coaster dan supirnya ngebut dong. Hari udah makin sore dan kita belum juga sampe di Petite France, walhasil we decided to skip the place and went straight to Garden of Morning Calm instead, because destinasi-destinasi tersebut tutup gak lama setelah magrib, so udah pasti kita gak bakal keburu juga pergi ke dua tempat. Some people also said Garden of Morning Calm is more worth it compare to Petite France. Jadi, pas driver nya kasih tau kalau kita udah sampai di Petite France, kita gak turun.
Setelah sejam kemudian, alhamdulilah sampe juga di Garden of Morning Calm. Tempat kita yang sambangin pertama adalah toilet, doing the number 1 sekaligus touch up. Sebelum gate ticket admission, ada toko taneman gitu, bagus-bagus banget tanemannya rasanya pengen beli buat oleh-oleh tapi bingung bawanya. Gak sempet-sempet liat kedalem tokonya juga karena udah diburu waktu, so cuma liat dari luar aja.
Harga tiket masuk Garden of Morning Calm yaitu 9500 KRW per pax. Ketika kita datang, tempatnya udah lumayan sepi karena udah mau tutup juga, dan udaranya makin dingin. Overall, the place is totally my place. Dibanding sama Nami Island, gue lebih suka Garden of Morning Calm. Ambience nya bikin hati tenang dan adem, mata rasanya bahagia liat pemandangannya bagus banget Ya Tuhan. Dikarenakan udah magrib dan mulai gelap kita gak bisa foto-foto banyak di tempat-tempat kayak di samping sungai gitu karena udah gak ada penerangan. Beberapa lampu-lampu ada di pohon-pohon tertentu. Yang bikin romantis, disetel instrument musik yang pas banget sama suasana Garden of Morning Calm yang bikin calm. Gue bener-bener gak ngambil foto banyak disini karena udah gelap. Kzl banget padahal sebelumnya udah liat di Instagram orang-orang fotonya bagus-bagus banget di Garden of Morning Calm berasa kayak lagi di Surga (kek pernah ke Surga aja njir). Gak lama kemudian lampu-lampunya udah mulai dimatiin di beberapa spot. Pertanda udah diusir secara alus wkwk. Dengan hati yang berat dan bekal foto seadanya, finally kami meninggalkan Garden Morning of Calm to go back to Hongdae T.T
Tumblr media Tumblr media
Tips yang mau ke 3 destinasi yang gue sebutkan diatas, lebih baik pergi ke Garden of Morning Calm dulu yang paling jauh, baru ke Petite France, trus destinasi akhir ke Nami Island. Secara Nami Island pasti lebih rame di pagi dan siang hari, while Garden of Morning Calm di pagi hari kemungkinan suasananya masih calm, jadi enak bisa eksplor dan nikmatin tempat sekaligus leluasa untuk hunting spot foto yang bagus.
Dari Garden of Morning Calm, gue dan kawan-kawan menuju stasiun terdekat dari tempat tsb. Kita gak mau menempuh jalan jauh ke Gapyeong Stasiun lagi. Apalagi udah malem juga. Better naik kereta yang agak jauh dari tempat semula tapi bisa sampe lebih cepet daripada taking bus ke stasiun awal. Pas di bus gue duduk di bangku belakang dan disebelah kanan gue ada Halmeoni. Beliau sama temennya sama-sama duduk dibelakang tapi misah milih duduk deket jendela, yang satu di kanan dan satu di kiri. Beruntungnya gue duduk di samping Halmeoni ini alhamdulilah beliau baik banget ngasih gue permen segepok, lumayan buat ngilangin kepusingan perjalanan yang sebelumnya hampir bikin gue muntah.
Gak lama dari Garden of Morning Calm, kita turun di depan stasiun Cheongpyeong untuk menuju balik ke Seoul. Rute nya kurang lebih sama kayak waktu berangkat. Hari ini, waktu kita kebanyakan habis di jalan sih. Jadi, abis balik dari tempat ini kita gak kemana-mana lagi langsung balik ke guest house untuk dinner dan istirahat. Besoknya destinasi kita bakal lebih padat karena kita bakal gunain DSP yang mana list destinasi nya banyak banget yang bisa disambangin secara gratis, dengan cuma nunjukkin kartunya doang, dan berlaku selama 24 jam. So, see you tomorrow!!
youtube
part 1 here
part 2 here
next part here
With Love,
mels
2 notes · View notes
rumpikerzzzworld · 4 years
Text
Da Nang Trip Prologue
Tumblr media
HEYHOOO. The trip that i’ve postpone to write because i was so busy and hadn’t find the mood to write this. Finally!! My creative brain started to work again. I’m writing and sharing my super fun Da Nang trip with my travelling squad (Amirah and Dina). Btw i’m gonna write in bahasa mixed english. Leggo!!
Da Nang!! I had been wanting to go to this place ever since i saw my fave korean celebs went to this place, huehehehe. Pertama gara-gara Yura nge-post foto-foto dia lagi holiday sama keluarganya di Da Nang. Langsung googling, and the place is so good apparently, I want to go there too!! Gas langsung cek tiket, eh mahal ternyata karena gak ada yang direct jadi harus transit. Jadi gue mengurungkan niat kesana dech, hikshiks.
Beberapa bulan kemudian Hong Jong Hyun (ex onscreen husbandnya Yura) ngepost kalo dia lagi photoshoot di Da Nang. Makin mupenggg. Cek tiket lagi. Masih mahal. Yauds, bye!! 
Gak lama kemudian, airasia promo again. Tanpa babibu cari tiket, book ke Singapore. Kelar pulang SG, ada promo lagi. Cari-cari ke Da Nang. Tada!! Dapett!! 2,5jeti PP. Very cheap!! Langsung share ke geng travelling, they googled about Da Nang and excited about the place. Langsung book gak pake lama keburu abis. Actually, i booked for 4 pax, due to some reasons, one of my friends canceled the trip. Jadi, yang berangkat yaitu formasi buat ke Korea. I booked the ticket before I went to Korea. So, basically I had two travelling tickets abroad at that time, lol sok tajir. Tapi, jangan sedih, dengan installment gak bikin kantong langsung kering, jadi bisa nyicil selama beberapa bulan. 
Cuss maju ke next year which is 2019. Kita bikin itinerary belajar pengalaman dari bikin itin ke Korea, bahwa kalau jalan-jalan jangan maruk bikin itin mau ke semua tempat wkwk. Jadinya buru-buru waktu banget kalau kebanyakan masukkin tempat. Jadi, trip kali ini kita mau woles. Bikin itin nya gak seribet ke Korea, karena kita cuma 4 hari 3 malam di Da Nang. Tempat wisatanya pun gak se-membludak Korea. 
Sebelumnya gue udah browsing mengenai Da Nang dan traveling di Vietnam. Hal yang paling banyak diungkapin turis yaitu kendala bahasa karena banyak yang gak bisa english. Jadi, untuk menghindari kendala kesusahan disana untuk sewa apa-apa, gue udah book anything mostly through internet, biar sampai sana tinggal cuss jalan aja. 
Accommodation & Transportation
Penginapan di Da Nang buanyak banget, harganya banyak yang low-budget, yang mahal dan mewah pun ada. Comparing to the hotel price in Bali, it was almost the same. Harganya kompetitif, secara emang tempatnya lagi berkembang banget buat jadi top wisata di Vietnam. 
Setelah browsing banyak tempat, finally kita menjatuhkan hati pada Raon Danang Hotel. We booked the accommodation through Agoda. Lokasi nya dekat dengan My Khe Beach, yang mana ini menjadi salah satu tempat tujuan untuk kita sambangin. Lokasi oke, kamar oke, fasilitas lumayan dengan harga yang cheap dapet bathub loh. It was around VND 2,1mio or IDR 1,4mio for 4 days 3 nights and could accomodate 4 guests!! Itu pun udah termasuk breakfast gaes, serta ada a small pool nya kalo mau berenang. Luar biasa murah bukan?
Pihak Raon Hotel nya pun kirim email ke kita mengenai konfirmasi booking and they offered airport shuttle service seharga VND 150k one way atau sekitar IDR 90k. Kalau pesan untuk PP aiport-hotel-airport tinggal dikalikan dua. For comparing, gue coba liat harga sewa via OTA such as klook, traveloka, dll. Dan gue memutuskan untuk ambil transport from-to airport dari Raon Hotel’s shuttle service.
Selain transportasi dari-ke bandara, gue menanyakan rate harga sewa mobil selama disana dan comparing dengan harga di OTA. Lagi-lagi, Raon menawarkan harga yang lebih murah!!! Gausah pake ribet, langsung ambil lah tawaran dari Raon. Berikut rate yang gue dapet dari Raon untuk rent car:
Da Nang Airport-Raon Hotel one way (Day 1):  VND 150k / IDR 90k
Raon Hotel - Ba Na Hills round trip (Day 2): VND 600k / IDR 360k
All day trip around Da Nang (Day 3): VND 1.2mio / IDR 730k
Raon Hotel - Da Nang Airport one way (Day 4): VND 150k / IDR 90k
Setelah deal dengan harga dan mengatur schedule sesuai itinerary, finally gue email Raon Hotel untuk detail penyewaan biar segalanya sudah siap sedia selama disana, dan untuk menghindari kendala bahasa juga, secara kalau tulisan lebih mudah dicerna ketimbang speaking. Berikut email yang gue kirim ke Raon Hotel:
Tumblr media
Selama disana kita naik 3 mobil dengan driver yang berbeda. Jadi, kita tipping nya ke tiga supir tersebut dengan jumlah yang berbeda tergantung dari lamanya kita sewa dan jaraknya. Tetep masih affordable kok. Kendala selama menggunakan jasa drivernya, they mostly couldn’t speak english. Jadi, harus siap sedia Google translate kalau mau ngomong. But luckily they were all friendly. Most Vietnamese are!!
Tourism Destination
Setelah akomodasi dan transportasi were all settled, saatnya gue mulai research destinasi wisata yang entrance ticket nya bisa dibeli via OTA. Dari beberapa destinasi wisata yang kita susun, yang tiketnya bisa gue beli via OTA adalah Bana Hills. Our main destination. Gue comparing harga di beberapa OTA, dan yang nawarin harga termurah pada saat itu adalah traveloka. Ada beberapa pilihan paket yang ditawarkan, gue memilih paket Ba Na Hills Da Nang Meal Combo Tickets yang sudah include Admission Ticket + Lunch Buffet. Belajar dari ke Everland sebelumnya bahwa nyari makanan cukup ribet, makanya kita pilih yang sekaligus dapet lunch biar lebih ringkes. Pilihan resto nya ada banyak. Halal or No? I will talk about it later on another post. 
Berbeda dari metode yang diterapkan oleh klook waktu kita booking tiket ke Everland. Klook biasanya udah punya stall penukaran tiket di tempat wisatanya, kalau sewa via traveloka, tiket masuk akan diantarkan ke Hotel tempat menginap. Jadi, tinggal isi data kapan mau diantar ke Hotel tiket masuknya. Maka dari itu, penting untuk sewa hotel terlebih dahulu sebelum booking tiket untuk ke Ba Na Hills via traveloka. 
And yuhuuu, tepat pada malam hari sebelum kita berangkat ke Ba Na hills, tiketnya sudah diantarkan oleh travel agent lokal yang rekanan dengan traveloka ke tempat kita menginap. Mereka menitipkan tiketnya ke resepsionis. 
Untuk entrance fee destinasi wisata lain di Da Nang, kita langsung beli on the spot karena memang tidak kita temukan ada OTA yang jual entrance ticketnya secara terpisah other than tour package with a tour guide. Tapi, karena kita mau ngebolang sendiri, jadi kita skip pilihan itu.
Portable Wi Fi
Waktu gue ke Korea, sewa Wi Fi via klook, pengambilan di Incheon Airport. Kali ini metodenya agak berbeda. Sama seperti tiket Ba Na Hills, perangkat Wi Fi langsung diantarkan ke Hotel tempat kita menginap. Sebenarnya, waktu gue comparing harga sama penyewaan via traveloka, lebih murah yang via traveloka. Tapi karena pertimbangan review dan lain-lain, gue memutuskan untuk ambil via klook. Senengnya as soon as we arrived at the hotel, Wi Fi nya udah diantar. Jadi bisa langsung dipakai. Kita pakai Wifi 3G Vinaphone dengan batas waktu penyewaan selama 4 hari dengan harga IDR 280k. Sinyalnya oke kok, kita pakai tanpa hambatan. Cuma harus sedia power bank, karena baterainya hanya awet sekitar 6-8 jam pemakaian.
Money Changer
Rate VND 1 pada saat itu adalah sekitar IDR 0.60 which the rate was lower compare to IDR. Gue baca review-review dari orang yang ke Vietnam, harus siap sedia uang cash karena banyak merchants yang gak bisa pakai CC. That’s why gue tuker IDR to VND (Vietnam Dong) cukup banyak untuk perbekalan disana. Karena rate nya yang lebih rendah, sangat disarankan untuk habisin uang VND selama disana karena kalau mau dijual lagi harganya jatoh banget ketimbang pas beli. 
Tapi ternyata selama di Da Nang banyak banget merchants yang bisa pakai CC untuk transaksi. Rate nya pun jauh lebih murah ketimbang beli cash VND dari IDR. Jadi, menurut gue mending tukar uang secukupnya aja untuk jaga-jaga atau untuk tipping. Selain itu, pakai CC untuk transaksi bakal lebih hemat ketimbang tukar uang cash.
Baggage and In Flight Meal
Tiket promo airasia yang gue beli belum termasuk bagasi dan flight meal. Berbeda dengan waktu kita ke Korea, bawa koper cukup gede dan berat karena bawa baju musim dingin, jadi harus beli bagasi PP waktu itu. Sedangkan ke Da Nang kita bawa koper kabin dengan berat sekitar 7kg aja yang mana masih diizinkan untuk masuk bagasi kabin. Jadi, gue dkk hanya membeli bagasi untuk baliknya aja, dan itu pun untuk satu pax aja dengan kapasitas 20kg. Me and friends berbagi bagasi dengan kapasitas segitu, karena tambahan bawaan kami paling cuma oleh-oleh aja. 
Waktu ke Korea harga flight meal nya way expensive, tapi penerbangan ke Da Nang dengan menu yang hampir sama jauh lebih murah. Gue jadi tergiur untuk mencoba flight meal nya air asia. Hanya dengan IDR 37k udah dapet 1 meal + 1 air mineral. Cuss gue dkk pesen meal via web untuk penerbangan KUL-DAD-KUL, yang mana makan waktu lebih lama daripada CGK-KUL-CGK. Makanannya oke sih kalo menurut gue, cocok di lidah. Porsinya aja yang kurang banyak hehe.
Tumblr media
Next post gue bakal bahas trip selama Da Nang, so cekidot by clicking this !!
xoxo
mels
1 note · View note