Tumgik
#majalah tempo
ejharawk · 2 months
Text
Menemui generasi si Boy
Tumblr media
Pemutaran film Catatan Si Boy II meledak. Siaran Radio Prambors mencapai sukses, di antaranya Catatan Si Boy yang difilmkan. Pendirian dan perkembangan Prambors. Peranan Si Boy diidamkan kaum remaja.
Dia tampan. Dia jantan. Dia sopan. Dia beriman. Dia hartawan. Dia diperebutkan. Dia menawan. Dia idaman. Waduh, panjang sekali, tapi begitulah si Boy pahlawan dalam film Catatan Si Boy, hasil duet Marwan Alkatiri dan Nasri Cheppy. Film ini meledak dan Boy jadi idola.
Menurut catatan PT Bola Dunia Film, pemilik Catatan Si Boy, film Catatan Si Boy I yang diproduksi pada tahun 1987 menelan sekitar 400 ribu penonton di Jakarta. Cabo II diperkirakan lebih unggul. Sampai saat catatan ini diturunkan, film bernilai hampir 400 juta itu telah menjerat 100 ribu penonton di Jakarta--400 ribu untuk seluruh Indonesia. Menyaingi Saur Sepuh yang mencatat 575 ribu penonton sampai September lalu.
"Film ini kemungkinan besar menjadi box office," kata M. John Tasmadi, Ketua Umum Pantap FFI. Pada malam terakhir di bioskop Studio 21, Jakarta, 7 Desember, film Cabo II memang hanya mencatat kurang dari 40 orang penonton.
Tetapi Minggu sore tanggal 4 Desember, di bioskop kelas satu yang lain, Kartika Chandra, terlihat antrean ular panjang. Para pemuda berdandan keren, dengan mobil mentereng, nyaris tak tertampung di pelataran parkir. Dengan bernafsu, mereka menanti pertemuannya yang kedua—bahkan ada yang ketiga—dengan si Boy.
Budiati Abiyoga, produser film PT Parsidi Teta Film, sampai heran. Ia mengaku kepada Budiono Darsono dari Tempo, anak-anaknya sampai tiga kali nonton Cabo II. Padahal, mereka terhitung punya selera dan mengakui film itu tidak bermutu. "Bagi anak muda, menonton Cabo II dianggap mengendurkan saraf," kata Budiati. "Ya, sekadar rame-rame mengikuti trend."
Di Bandung, sejak pertengahan bulan sampai laporan ini diturunkan, bioskop terus kebanjiran pemburu si Boy. Tak hanya remaja, seluruh keluarga datang. Apakah mereka datang karena kebetulan Vera, pacar si Boy dalam film itu orang Sunda, sehingga kata-kata seperti kumaha damang, aya naon masuk dalam dialog?
"Saya senang dengan film ini karena mampu menghibur. Nggak perlu mikir, dan lucu," kata Ny. Dody, 34 tahun, kepada Gatot Triyanto dari Tempo. Lain lagi komentar Pak Rahmat, 48 tahun, yang berkata terus terang: "Saya senang karena Meriam Bellina nampak seksi sekali. Permainannya menggairahkan dan orangnya energetik."
Djoefri Palurang, ketua Perfin (Peredaran Film Indonesia) Cabang Jatim memberi kabar dari Surabaya, Cabo II adalah film remaja paling laris tahun 1988. Di jajaran bioskop kelas A2 (harga karcis Rp 4 ribu-Rp 5 ribu) film ini bertahan dua minggu. Ketika memasuki jajaran A1 peminatnya juga menggebu.
"Habis, bintangnya keren gitu, sih," kata Armita, 17 tahun, kepada Zed Abidien dari Tempo. Ia dan teman-temannya mengaku sudah tiga kali nonton si Boy. Mengapa? "Di situ Boy kan berperan alim," kata Armita, yang agaknya bosan melihat film-film remaha selama ini pacaran melulu.
Sementara itu, di Semarang, diputar serentak di lima bioskop. Cabo II sakti. Bahkan Plaza Studio 2—berkapasitas 200 kursi—yang jarang menyentuh film nasional, ikut terlibat. "Belum pernah gedung Plaza sampai beberapa hari penuh seperti ini," kata penjaga loket kepada wartawan Tempo Nanik Ismiani.
Sore hari penotonnya remaja, tapi kalau sudah malam bapak dan ibu pun ikut penasaran. Banyak yang terpaksa pesan tiket lebih dulu. Apakah semua ini karena di radio Chandra Taruna antara bulan Juli dan September lalu dibawakan cerita bersambung Catatan Si Boy?
"Adik-adik saya mengagumi tokoh si Boy," kata Permatadewi, seorang mahsiswa Undip. "Ibu saya sampai bilang, kalau punya mantu, pingin seperti di Boy, tambah Permatadewi sambil tersenyum. Ia sampai kehabisan karcis dua hari berturut-turut. Hari ketiga ia nekat pesan, itu pun pakai antre beberapa jam sebelumnya.
Sebenarnya, bukan hanya Boy yang jadi jimat film itu. Didi Petet, yang memerankan si banci Emon, juga memiliki daya tarik tersendiri. Lagak lagunya yang konyol memang menggelitik. "Terus terang, gue nonton Cabo karena ada si Emon," ucap Yanti, yang menonton Cabo II di bioskop Kartika Chandra. "Habis, dia itu konyol, sih," tambah cewek manis ini sambil tertawa ngakak.
Lain lagi kata temannya. "Semula gue nggak tertarik. Tapi setelah nonton, eh, lucu juga," kata Yayan. "Pokoknya gue nanti punya cowok, pinginnya kayak Boy. Gue demen pribadinya. Pokoknya, dia itu idola gue, deh," ujar Erina Elisawati, 13 tahun. Pelajar Kelas 1 SMP Al Azhar yang tinggal di kawasan elite Pondok Indah, Jakarta ini tak cukup hanya nonton satu kali. Ia menonton tiga kali berturut-turut.
Bermobil Baby Benz, si Boy memang pantas digandrungi. Ia tak jijik memungut anak kucing belepotan lumpur. Sembahyang khusyuk, ketika telepon berbunyi dari fans cewek. Menjotos roboh pemuda-pemuda berandalan yang mengganggu kekasih adiknya. Memenangkan reli mobil. Bergoyang di disko, tapi sopan santun terhadap wanita.
Tumblr media
Cinta tidak dikotori seks
Boy ini bagai "anak dewa" di belantara Ibu Kota. Ia menampilkan sebuah jendela emas buat orang kaya. Cerita manis, yang tak peduli konteks sosial. Walhasil sebuah nyamikan yang segar, lancar, sedikit nyentil dan lucu, khas untuk masyarakat kota sumpek: Jakarta.
Dimulai dengan kedatangan Vera (Meriam Bellina) bekas kekasih Boy (Onky Alexander), bersama rekannya Priska (Venna Melinda) dari Los Angeles. Tak tersangka berkat gosokan Emon (Didi Petet) kemudian Priska akrab dengan Boy.
Sementara itu, Boy pun diam-diam kembali ke cinta Vera. Dalam sebuah reli mobil yang dimenangkan Boy dan Emon, Vera mulai mencium hubungan segi tiga itu. Ketika Vera memergoki Boy dan Priska ajojing, ia meledak bak mercon, nyaris menggilas Boy dengan mobil. Toh akhirnya Vera-Boy bertaut kembali, setelah Priska bicara dari hati ke hati. Sutradara menutup filmnya dengan adegan ciuman di dalam air.
Bagaimana menyuguhkan cerita gombal itu menjadi tontonan yang menarik, bisa diusut dari skenarionya (Marwan Alkatiri) yang dinamis, lalu penuangannya yang berselera. Cheppy, sutradara dan juga terlibat dalam penulisan skenario, ternyata terampil dan fasih. Onky, yang kentara belum bisa bermain, dituntunnya sehingga selamat.
Cheppy tepat memilih peran-peran pendukung, penata musik, dan penata artistik. Ia menciptakan gambar yang berhasil menghadirkan citra orang kaya. Dengan latar belakang sebagai pemain Teater Kecil dan sutradara teater dalam Festival Teater Remaja, ia melahirkan film manis yang tak ada isinya, namun memiliki tempat tersendiri.
Di sana-sini kita sempat mengurut dada mendengar percakapan para remaja yang terasa enteng dan kampungan itu, padahal mereka mahasiswa. tetapi inilah satu jenis lain dari anak orang kaya. Meskipun suka pacaran, Boy digambarkan santun dan taat sembahyang.
Peranan Didi Petet sebagai gelandang, yang keluar masuk adegan sebagai bencong, adalah kunci lain. Aktor panggung lulusan IKJ ini bermain dengan otak jernih. Ia cermat memperhitungkan perkembangan penampilannya dari adegan ke adegan lain. Kontrolnya baik sekali. Guruh Sukarnoputra memperkirakan orang menonton Cabo II, pertama karena ingin melihat Didi Petet. Setelah itu, baru pameran kekayaan dan kecantikan
"Bagi anak mufa yang suka ngeceng, film ini merupakan bagian dari mereka. Tapi bagi remaja di daerah, ini merupakan bagian yang diingini dan diimpikan," kata Guruh. "Daya pikatnya antara lain pada ritme itu, yang membuat kita hanyu," kata Teguh Karya pada Ahmadie Thaha dari Tempo.
Daya tarik Cabo II yang lain mungkin pada pemakaian idiom remaja, seperti kata rumpi, sebutan bagi yang demen gosip, atau sosot buat pacaran. "Anak-anak sekarang males nonton film Indonesia, yang kebanyakan menggunakan dialog-dialog yang kaku. Mereka pingin yang sudah akrab di telinga mereka," ujar Onky Alexander, si Boy.
Kita lupakan saja isi Cabo II ini. Tetapi lihat—seperti kesaksian Marwan Alkatiri—banyak anak muda keren-keren sekarang ikut salat Jumat dan mencantelkan tasbih di kaca spion mobilnya, seperti si Boy! Jiwamu bersih, pikiran jernih... Boy... Boy... Boy...
*Putu Wijaya dan Yusroni Henridewanto
Sumber: Majalah Tempo, edisi  Sabtu, 17 Desember 1988
0 notes
kbanews · 11 months
Text
Demi Jegal Anies Baswedan, Majalah Tempo pun Difitnah
JAKARTA | KBA – Penjegalan Anies Baswedan untuk menjadi Presiden Indonesia terus berdatangan. Salah satunya yakni melalui berita hoaks di media sosial. Terbaru yakni melalui Majalah Tempo. Dalam berita Cek Fakta, Tempo memaparkan ada sebuah berkas diklaim sebagai Majalah Tempo versi PDF edisi anggota DPR fraksi Partai NasDem, Sugeng Suparwoto bohir Anies Baswedan. “Beredar di aplikasi perpesanan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rainyrens · 1 year
Text
TJOKROAMINOTO : GURU PARA PENDIRI BANGSA
Tumblr media
Penulis : Tim Majalah Tempo
Penerbit : Koleksi Populer Gramedia
Baca buku ini dari aplikasi iPusnas dan tersedia banyak koleksi yang bisa dipinjam, for FREE
***
"Tidaklah wajar untuk melihat Indonesia sebagai sapi perahan yang diberi makan disebabkan susunya....." Tjokro menjelaskan posisi Indonesia dan Belanda.
Ini buku kelima dengan tema Tjokroaminoto yang pernah dibaca, I adore his "style" so much. Diantara buku-buku bertema Tjokroaminoto yang pernah dibaca ini lumayan lengkap, bahkan kisah keretakan hubungan dengan Semaoen dan Musso pun dibahas di buku ini walaupun masih minim sumbernya.
Tidak banyak yang tahu jika Samanhudi dan Tjokro vs kaum bangsawan itu hits banget sebelum Tjokro vs Belanda pada saat itu, sampai akhirnya Sarekat Dagang Islam berdiri ya tujuan awalnya untuk "memberontak" dari segala aturan kaum priyayi dan abdi dalem kraton.
Sarekat Islam tumbuh dari organisasi yang mendahuluinya yaitu Sarekat Dagang Islam. Deliar Noor (salah satu peneliti sejarah terbaik yang Indonesia pernah punya) mengungkapkan jika kelahiran Sarekat Islam dipicu persaingan perdagangan batik antara pedagang Cina dan pedagang bumiputra. Orang Cina merasa lebih unggul dari orang pribumi bahkan setingkat dengan orang Belanda. Tekanan lain terhadap para saudagar batik datang dari kaum bangsawan Solo. Maka, Sarekat Islam diharapkan menjadi benteng pelindung para saudagar batik dari pedagang Cina maupun kaum bangsawan Solo.
Bagaimana bentuk tekanan dari kaum bangsawan? Salah banyaknya ketika kaum bangsawan melarang rakyat biasa untuk mengenakan batik bermotif kawung. Jadi inget, dulu pernah ikut salah satu diskusi yang memaparkan jika motif batik kawung hanya boleh dikenakan oleh raja dan keluarganya, namun kaum bangsawan ini ikut-ikutan melarang rakyat untuk mengenakan motif kawung, sidomukti, sidoluhur serta parang rusak, supaya apa? "Mereka melakukan itu agar simbol kebangsawanannya tetap terjaga."
Ada lagi fakta jika kaum bangsawan ini "hobi" menculik gadis2 cantik dengan cara sewenang-wenang. Serta melarang rakyat biasa untuk menggunakan kereta kuda dibeberapa bagian kota salah satunya Gladag. Dan lagi2 alasannya, "Karena Gladag simbol kebangsawanan." Inilah alasan utama Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam sebelum Tjokro membuat Sarekat Dagang Islam menjadi gerakan perlawanan politik terhadap Belanda.
***
Kisah tentang keretakan hubungan dengan Semaoen juga dikisahkan dalam buku ini dan jadi penarik perhatian.
Semaoen bergabung dengan Sarekat Islam "SI Surabaya" pada tahun 194 saat usianya 14 tahun. Semaoen adalah anak dari buruh kereta api. Karena Tjokro beraliran sosialis-Islam, Semaoen banyak belajar darinya. Tjokro bagi Semaoen adalah mentor politiknya.
Pindah ke Semarang untuk kuliah, Semaoen mengikuti jejak Sneevliet, tokoh komunis dari Belanda. Ia terkagum-kagum pada Sneevliet yang tidak memiliki jiwa priyayi dan kolonial, jiwa yang berbeda dengan Tjokro (padahal Tjokro sudah melepaskan embel-embel priyayinya saat Ia aktif dipolitik praktis). Hingga akhirnya, pada tahun 1916, Semaoen bergabung dengan SI Semarang yang sengaja disusupkan oleh Sneevliet untuk menyebarkan paham komunis pada organisasi tersebut.
Dua tahun setelah bergabung dengan SI Semarang, Semaoen menjadi ketua dari organisasi itu, inilah cikal bakal lahirnya SI Merah. Selama menjadi ketua SI Semarang, Semaoen selalu berselisih paham dengan pemimpin Sarekat Islam, Tjokro.
Semaoen mengkritik Tjokro yang bergabung dengam Volksraad atau Dewan Rakyat bentukan Belanda. Semaoen mencibir Tjokro sebagai antek Belanda, hingga Tjokro memutuskan untuk mengundurkan diri dari Volksraad. Karena Semaoen sangat kuat pengaruhnya di SI Semarang, Tjokro memilih untuk kompromi untuk menjinakkan Semaoen dan SI Semarang dengan menjadikannya komisaris serta propagandis organisasi.
Tjokro ini pintar membaca situasi dan memiliki bargaining position-nya yang kuat di Sarekat Islam, ya mudah saja menyingkirkan "anak durhakanya" ini. Pada tahun 1919 dalam kongres Sarekat Islam, Tjokro memimpin pengambilan keputusan disiplin partai dan melarang anggota partai untuk memiliki organisasi lain. Semaoen berang dan memutuskan keluar dari SI serta mengganti nama SI Semarang menjadi Sarekat Rakyat. Tjokro lebih rela kehilangan salah satu cabang SI-nya ketimbang harus selalu berseteru dengan anak didiknya.
***
Sakit ginjal dan maag kronis akhirnya merenggut hidup Tjokro pada 17 Desember 1934, beliau dimakamkan di pemakaman umum Kuncen Yogyakarta.
2 notes · View notes
zioblog · 2 years
Photo
Tumblr media
Iklan dan berita Maulid Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ tempo doeloe di Majalah Suara Muhammadiyah.
2 notes · View notes
ligapediaslot · 1 day
Text
Mohammad Yamin Asmara yang Muncul ketika Sumpah Pemuda
Tumblr media
ligapedia.news - Mohammad Yamin menikah dengan Siti Sundari, putri seorang bangsawan dari Kadilangu, Demak pada 1937. Kisah asmara dua pejuang muda ini tumbuh ketika penyelenggaraan Sumpah Pemuda pada 1928. Dinukil dari Mojok, Yamin yang saat itu masih berusia 25 tahun merupakan tokoh utama kongres pemuda Indonesia itu. Hal yang sama diperankan oleh Sundari sebagai salah satu dari 15 pembicara di kongres itu. Dijelaskan oleh Muhidin M Dahlan, Yamin sangat bersemangat pada pertemuan pemuda itu karena kehadiran gebetannya, yaitu Sundari. Ketika itu nona bangsawan asal Demak ini berusia dua tahun lebih muda dari Yamin. “Yamin berkenalan dengan Sundari saat di Surakarta. Hubungan itu makin lengket saat Sundari pindah ke Bandung dan Yamin sekolah hukum di Batavia,” jelasnya.
Dihadang tembok keraton
  View this post on Instagram   A post shared by Arsip Indonesia (@arsip_indonesia) Siti Sundari adalah sosok aktivis muda yang begitu cemerlang pada zamannya. Diduga oleh Muhidin, Siti Sundari ini diperebutkan cintanya oleh aktivis-aktivis tenar kala itu seperti Mas Marco Kartodikromo dan Wage Rudolf Supratman. Walau akhirnya Yamin yang bisa merebut cinta dari Siti Sundari. Putra Minangkabau ini juga mendapat hadangan yang begitu berat. Kisah cinta Yamin kepada Sundari terhalang tembok keraton yang sangat tinggi. “Hubungan mereka awalnya ditentang keluarga Sundari, bangsawan asal Kadilangu, Demak, Jawa Tengah. Buat keluarganya, Sundari yang ningrat dan sudah bergaji selayaknya menikah dengan dokter atau pegawai kantoran, bukan dengan Yamin yang berasal dari “seberang” dan masih duduk di sekolah menengah,” tulis majalah Tempo. Tetapi akhirnya Yamin bisa meluluhkan keluarga Sundari. Kekasihnya itu bahkan menenami Yamin saat ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda. Pasangan ini kemudian menikah secara bersahaja di Kramat, Jakarta pada 14 Julo 1934.
Yayah, Rainah dan Sumpah Pemuda
  View this post on Instagram   A post shared by Bambang Sujarwanto (@bambangsujarwanto) Kehidupan asmara pasangan ini begitu lengket saat berkeluarga. Yamin memanggil Sundari dengan Rainah, Sundari memanggil Yamin dengan Yayah. Pengantin baru ini menyewa kamar di Orange Boelevard 56, sekarang Jalan Diponegoro. Kepada wartawan Kompas, Sundari mengaku bahagia bisa menikah dengan seorang idealis seperti Yamin. “Ia tidak pernah korupsi, apalagi beristri lebih dari satu,” ucapnya. Anak angkat Yamin, Kusumo mengungkapkan ayah dan ibunya selalu bertutur dengan bahasa yang bagus. Setiap harinya Sundari menyiapkan sarapan dan kopi untuk sang suami, bahkan sebelum Yamin bagun tidur. Read the full article
0 notes
klobt · 1 month
Text
Tumblr media Tumblr media
Dari laporan utama Majalah Tempo edisi Ahad, 17 Maret 2024.
0 notes
rezaadipraya · 2 months
Text
Sejak pertama kali dapat mengikuti pemilihan umum/pemilu (pemilihan presiden/pilpres) pada tahun 2009; saya hanya sekali merasakan berada pada kubu pemenang yakni pada tahun 2009 tersebut, sisanya saya berada pada kubu yang kalah, termasuk sekarang.* Dan sudah tentu ketika menemukan hasil pemilu yang tidak sesuai harapan timbul rasa sakit. Tetapi buat saya, hal itu lebih baik daripada berada pada sisi yang buruk dalam Demokrasi di Indonesia.
Pada pemilu tahun 2014 dan 2019, pada pilpres saya mendukung bapak Prabowo. Apa alasannya? Apa karena beliau seorang patriot, gemoy? Tidak! Jawabannya sekali lagi, karena Saya tidak ingin berada dalam sisi buruk Demokrasi di Indonesia. Sebab bagi saya pemilu (pilpres) seharusnya menjadi ajang adu gagasan, adu program. Bukan pertarungan kebaikan melawan kejahatan atau pahlawan versus penjahat.
Saya mengenal sosok bapak Joko Widodo (Jokowi) dari kawan seangkatan sewaktu kuliah di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang. Kawan saya ini merupakan duta wisata Solo ketika itu. Kawan ini bercerita bahwa Walikotanya berhasil "memindahkan" pedagang kaki lima ke sebuah pasar tanpa kekerasan. Hal itu tentu menarik perhatian saya, apalagi saya tinggal dan besar di Jakarta, yang mahfum dengan penggusuran dan pengusiran, baik pemukiman maupun pedagang kaki lima.
Tahun 2008, majalah Tempo memuat 10 Pemimpin Daerah dengan kinerja inovatifnya, salah satunya Jokowi; sisanya ada mantan Bupati Sragen bapak Untung dengan kebijakan yang mirip PTSP sekarang, Herry Zudianto (Walikota Jogja), Ilham Arief Sirajuddin (Walikota Makassar), Djarot Saiful Hidayat (Walikota Blitar), Awang Faroek (Bupati Kutai...) dsbnya. Dan...semua cerita soal kesuksesan Jokowi menemukan pencerahan tatkala saya mencuri dengar diskusi dosen fisipol Undip. Salah satu dari dosen ini berkata bahwa kesuksesan Jokowi di Solo tidak dapat dilepaskan dari sosok pendampingnya, siapa? Dialah FX. Rudy (Wakil Walikota Solo). Oiya, diskusi ini muncul sebab kala itu mendekati momen pemilihan walikota Solo, dan Jokowi akan maju kembali sebagai calon walikota/cawali berpasangan dengan FX.Rudy sebagai calon wakil walikota/cawawali. Kembali menyoal FX.Rudy, beliau dikenal sebagai ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) cabang Solo. FX. Rudy sebagai kader PDIP yang tumbuh dari bawah, menurut dosen tersebut; tanpa campur tangannya untuk "mengkondisikan" para preman, maka usaha memindahkan pedagang kaki lima (PKL) ini tidak akan berhasil, sehingga kredit seharusnya ada pada Pak Rudy. Apapun itu, pasangan Jokowi dan Rudy berhasil menang pada pilwalkot Solo 2010 dengan persentase kemenangan sebesar 90%!
Semua terlihat normal sampai ketika negara api menyerang; yaitu, Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta tahun 2012. Pilgub 2012 membuka krisis demokrasi sampai hari ini. Apakah Jokowi tidak boleh menjadi Gubernur? Tentu boleh, karena haknya dijamin oleh hukum. Namun, tidak etis rasanya, seorang yang terpilih kembali untuk periode kedua sebesar 90% ditarik menjadi Gubernur Jakarta. Selain itu, PDIP sebagai partai pengusung tentu memiliki kader-kader yang mumpuni. Dan, kejanggalan soal Esemka.
0 notes
untukhatiyangterluka · 3 months
Text
Merayakan Akhir Pekan dengan Lima Belas Ribu
Ini hari, hari Ahad. Satu terakhir dari tujuh. Tidak begitu tiba-tiba sebenarnya, aku teringat pesan pakde-pakde yeni untuk 'rayakan akhir pekanmu'. Bertandanglah aku ke tempat yang sudah lama ingin aku kunjungi, tapi tidak kunjung sempat. Ah, tidak sempat atau tidak menyempatkan memang bedanya tipis sekali.
Tumblr media
Taman Buku & Majalah Alun-Alun Kraton Surakarta. Begitu tulisan di plang masuknya.
Namun cerita akan dimulai dari sesaat sebelumnya. Saat aku memutar alun-alun utara, aku berhenti di depan Pasar Keris, beli dawet. Aku pembeli satu-satunya, sembari menunggu aku bertanya tipis-tipis pada ibu penjualnya (aku lupa bertanya namanya huhu). Dari sana mengalirlah cerita-cerita dari tutur beliau.
Tentang Alun-Alun Utara yang akan direnovasi dan keresahannya sebagai pedagang kecil. "Saya khawatir bakal digusur lagi, mbak. Dulu sempat merasakan waktu (stadion) Manahan direnovasi, saya disuruh pindah," ucapnya dalam bahasa Jawa. Tentang sepak terjangnya sebagai penjual dawet yang sudah ia geluti 20 tahunan ini.
Tentang anak-anaknya yang ia sekolahkan tinggi-tinggi, tapi jadi pengusaha laundry (tidak ada yang salah, hanya beliau yang merasa resah). Tentang tingginya harga tanah hari-hari ini. Tentang mobil feeder BST yang baru dan sama-sama belum pernah kami coba. Tentang harapan-harapannya akan masa depan. Sampai tentang jodoh, "Njenengan kan punya pacar," walah soal itu saya kapiran, buk!
Lama berbincang, sepasang muda-mudi datang mengampiri gerobak dawet si ibu. Aku memilih undur diri, dengan menyerahkan selembar sepuluh ribu, si ibu menyerahkan kembalian selembar lima ribu. "Pareng, buk," pamitku. Si ibu tersenyum.
Aku melanjutkan perjalanan ke tujuan utama. Pasar buku bekas. Saat aku masuk, suasanya sepi. Hanya ada beberapa kios yang buka, termasuk kios kelontong di muka. Aku berjalan menyusuri lorong pasar. "Monggo," seorang ibu menyapaku, bertanya mencari apa. Karena aku memang tidak sedang mencari apa-apa, kujawab "Mau lihat-lihat aja, bu."
Beliau memperlihatkan dagangannya. Bertumpuk-tumpuk buku tersuguh di mataku. Dibawanya aku masuk lebih dalam. Dikeluarkannya koleksi-koleksinya dari lemari. "Lihat-lihat saja, monggo. Santai saja."
Tumblr media Tumblr media
Sembari melihat-lihat, kami berbicang. "Di sini total ada 20 kios, mba. Tapi, ada yang kadang-kadang aja bukanya." Pasar buku bekas tersebut, sekalipun dekat Alun-Alun Utara, tempatnya memang kurang strategis. Harus memutari Alun-Alun Utara dulu untuk pengendara bermotor karena jalannya satu arah--kecuali mau nakal langsung melipir. Hal ini menyebabkan pasar tersebut jarang-jarang dikunjungi pembeli. "Tapi ya mau gimana, saya sama pedagang lain sudah bersyukur diberi tempat di sini," tutur ibu yang kemudian kutahu bernama Bu Sri.
Bu Sri sudah berjualan sejak tahun 1980-an, dulu awalnya Bu Sri dan puluhan pedagang buku bekas lainnya berjualan di trotoar dekat pagar alun-alun, tanpa peneduh dan kerap kali tutup lebih awal karena guyuran hujan, baru tahun 2000 dipindahkan ke sini. "Dulu itu mba, waduh, saya pernah harus ngusung-ngusung buku padahal lagi hamil besar, mana anak yang masih kecil juga saya bawa," kenangnya mengingat zaman itu. Sekarang, meski menurut penuturannya, beliau sudah lupa bagaimana rasanya saat kios bukunya ramai, Bu Sri tetap menggiati toko itu.
Tumblr media
Aku menyodorkan satu eksemplar majalah Tempo yang menarik minatku. Edisi 30 Juni 2004, membahas tentang pemilihan presiden, hmm familiar bukan. "Kalau ini berapaan, bu?" Bu Sri membolak-balik majalah itu, "Sepuluh ribu." Kutaksir beliau menetapkan harga berdasarkan ilmu lihat-lihat. Dilihat dulu apakah buku tersebut ori atau bajakan (iya, sayangnya beliau menjual buku bajakan), kalau ori apakah kondisinya masih bagus atau tidak. Lain lagi penetapan harga majalah, apakah majalah tersebut termasuk edisi yang langka atau tidak ikut masuk hitungan.
Setelah menyelesaikan pembayaran, aku tidak kunjung pergi. Bu Sri masih memperbolehkanku memutari lapaknya. "Kalau itu kios buku juga, bu?" tanyaku menunjuk ke belakang kiosnya. "Bukan, itu (toko) batik, mba. Tapi, yang punya bukan orang sini. Punyanya orang Pekalongan."
Bu Sri melanjutkan ceritanya tentang pasar buku bekas. "Kapan-kapan kalau ada waktu, mampir ke rumah saya mba. Buku-bukunya ada banyak." tawarnya saat kubilang aku senang dengan buku. Aku mengangguk semangat menyambutnya.
Beliau juga bercerita tentang anak-anaknya, salah satunya sudah menyelesaikan S2 dan bekerja di sebuah kementrian yang bergengsi di negeri ini. Aku bisa merasakan kebanggaannya pada anaknya tersebut. Diselipinya pula nasihat-nasihat khas ibu. Tentang asam garam hidup yang sudah pernah ia lewati. Tentang kesederhanaan yang ia tanamkan pada anak-anaknya. Tentang tidak boleh takut mencoba saat kubilang sekarang sedang mencari pekerjaan. Tentang apapun tentang hidup ini.
"Maaf ya malah diajak cerita," ujarnya. Aku berkata tidak masalah dan merasa senang sudah berbagi cerita dengannya. Sesudah satu dua kata berikutnya, aku memilih pamit dan berkata akan mengunjunginya lagi kapan-kapan.
Aku terkesima dengan dua orang yang kutemui dalam waktu yang tidak terlalu lama itu. Di jalan pulang aku banyak tercenung dengan kisah-kisahnya. Dan sampai akhirnya bertemu suatu kecimpulan bahwa lima belas ribu yang keluar--yang sesungguhnya tidak terlalu banyak, tapi tetap ku eman-eman itu--tidak akan pernah kusesali sama sekali.
Kurasa, akhir pekanku ini kurayakan dengan amat baik. Besok hari senin!
0 notes
kanalblog · 3 months
Text
Goenawan Mohamad: Budayawan dan Pers Modern Indonesia
Goenawan Soesatyo Mohamad, seorang budayawan dan tokoh pers terkenal Indonesia, telah memberikan kontribusi yang tak terbantahkan dalam mengembangkan dan membentuk wajah pers modern di tanah air. Dalam perjalanannya, ia tidak hanya menjadi pendiri dan pengasuh majalah Tempo yang terkenal, tetapi juga menciptakan genre pers bersastra yang unik. Artikel ini akan membahas perjalanan hidup,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bryanos12 · 7 months
Text
Menggali Lebih Dalam tentang Denny JA: Peraih Penghargaan Ahli Matematika dan Pemikir Kontroversial
Denny ja adalah sosok yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Ia dikenal sebagai seorang ahli matematika yang berbakat dan seorang pemikir kontroversial. Namun, ada begitu banyak lagi yang bisa kita pelajari tentang pria yang memiliki nama lengkap Denny Januar Ali ini. Denny ja lahir di Jakarta pada tanggal 4 Januari 1954. Sejak kecil, ia menunjukkan minat yang luar biasa dalam bidang matematika. Bakatnya dalam matematika terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Ia berhasil meraih gelar sarjana matematika dari Universitas Indonesia pada tahun 1974, dan melanjutkan studinya di Amerika Serikat untuk meraih gelar master dan doktor dalam bidang yang sama. Dengan pencapaian akademik yang gemilang ini, tidak mengherankan bahwa Denny JA dianugerahi gelar ahli matematika. Namun, Denny JA bukanlah sekadar seorang sarjana matematika yang brilian. Ia juga dikenal sebagai seorang pemikir kontroversial yang sering kali mengemukakan pandangan yang berbeda dengan mayoritas. Salah satu pandangan kontroversial yang pernah diutarakan oleh Denny JA adalah tentang sistem pendidikan di Indonesia. Ia berpendapat bahwa sistem pendidikan kita masih terlalu kaku dan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif dan inovatif. Pernyataan ini menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Meskipun kontroversial, pendapat Denny JA mengundang perdebatan yang sehat tentang bagaimana memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Selain itu, Denny JA juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik. Ia terlibat dalam pendirian berbagai lembaga yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu lembaga yang paling terkenal adalah Lembaga Survei Indonesia (LSI). Dengan LSI, Denny JA berusaha untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia melalui riset dan survei yang objektif. Namun, seperti banyak hal yang dilakukannya, inisiatif ini juga tidak lepas dari kontroversi. Banyak yang mengkritik hasil survei LSI karena dianggap tidak netral dan terlalu dipengaruhi oleh pandangan politik Denny JA. Meskipun kontroversial, penghargaan yang diterima oleh Denny JA tidak bisa diabaikan begitu saja. Ia telah menerima berbagai penghargaan bergengsi atas karyanya di bidang matematika dan kontribusinya dalam perkembangan masyarakat. Salah satu penghargaan yang paling bergengsi yang diterima oleh Denny JA adalah penghargaan "Ahli Matematika Terbaik" dari Ikatan Ahli Matematika Indonesia (Indonesian Mathematical Society). Penghargaan ini merupakan pengakuan atas kecemerlangan Denny JA dalam bidang matematika dan dedikasinya yang luar biasa untuk memajukan ilmu tersebut di Indonesia. Selain itu, Denny JA juga menerima penghargaan lainnya seperti "Pemikir Terbaik" dari Majalah Tempo. Penghargaan ini mengakui kontribusi Denny JA dalam dunia pemikiran di Indonesia. Walaupun pandangan-pandangannya sering menjadi kontroversi, tidak dapat disangkal bahwa pemikirannya telah mempengaruhi banyak orang dan memicu perdebatan yang bermanfaat dalam berbagai isu sosial dan politik di Indonesia. Dalam dunia yang terus berkembang ini, kita perlu menghargai individu seperti Denny JA yang berani berpikir di luar kotak dan mengemukakan pandangan yang mungkin berbeda.
Cek Selengkapnya: Menggali Lebih Dalam tentang Denny JA: Peraih Penghargaan Ahli Matematika dan Pemikir Kontroversial
0 notes
redhawer · 7 months
Text
Keajaiban Kesuksesan Dalam Tumisan Kata Denny JA
Dalam dunia sastra, ada seorang pria yang mampu mengolah katakata menjadi sebuah karya yang luar biasa, namanya Denny JA. Lewat tulisannya yang penuh gairah, Denny JA berhasil menginspirasi dan memotivasi banyak orang. Tidak hanya sebagai seorang penulis, ia juga dikenal sebagai seorang pengamat politik yang vokal. Denny ja Sejak usia muda, ketertarikannya pada dunia sastra tidak pernah padam. Denny JA memulai karirnya sebagai penulis dengan menulis esai dan artikel di berbagai media, sebelum akhirnya ia mulai menulis karya fiksi dan nonfiksi yang meledak di pasaran. Salah satu karya terkenal Denny ja adalah Puisi Esai berjudul "Pramoedya Ananta Toer: Kesaksian Seorang Penyair". Melalui Puisi Esai ini, Denny JA berhasil menggambarkan perjalanan hidup dan pemikiran Pramoedya Ananta Toer, seorang sastrawan besar Indonesia. Kehadiran Puisi Esai ini menjadi sebuah keajaiban, karena berhasil menginspirasi banyak orang untuk mengenal dan mengapresiasi karya Pramoedya Ananta Toer. Tidak hanya sebagai seorang penulis, Denny JA juga aktif dalam dunia politik. Ia terlibat dalam berbagai gerakan sosial dan politik yang bertujuan untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Lewat tulisantulisannya yang kritis, Denny JA mampu menggugah kesadaran banyak orang akan pentingnya perubahan sosial. Salah satu kunci kesuksesan Denny JA adalah kemampuannya untuk mengolah katakata dengan indah dan berani. Ia tidak ragu untuk mengekspresikan pendapatnya dengan gaya penulisan yang khas dan penuh emosi. Tulisantulisannya selalu menyentuh hati dan menggugah pikiran pembacanya. Denny JA juga sering menggunakan metafora dan bahasa yang berwarna dalam tulisannya. Ia mampu menggambarkan kehidupan dengan cara yang unik dan menarik. Katakata yang diolah dengan cermat dan dipilih dengan teliti oleh Denny JA mampu membuat pembaca terhanyut dalam cerita yang ia tulis. Selain itu, Denny JA juga pandai menyampaikan pesanpesan berharga melalui tulisannya. Ia sering kali mengangkat isuisu sosial dan politik yang relevan dengan situasi saat ini. Tulisantulisannya menjadi cerminan dari apa yang terjadi di sekitarnya, yang membuat pembaca merasa terhubung dan terdorong untuk berpikir lebih dalam. Dalam perjalanan kariernya, Denny JA telah menerima banyak penghargaan dan prestasi. Ia dianugerahi penghargaan sebagai Penulis Lepas Terbaik oleh Majalah Tempo pada tahun 1993. Pada tahun 1999, ia juga mendapatkan penghargaan sebagai Penulis Nonfiksi Terbaik dari IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia). Penghargaanpenghargaan tersebut menjadikan Denny JA semakin dikenal dan dihormati dalam dunia sastra Indonesia. Kesuksesan Denny JA dalam tumisan katakata tidak hanya dirasakan di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara lainnya. Karyakaryanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan menjadi inspirasi bagi banyak penulis muda di dunia. Denny JA adalah contoh nyata bahwa kesuksesan dalam dunia sastra dapat dicapai melalui kemampuan mengolah katakata dengan indah dan berani. Ia mampu menggabungkan kekuatan katakata dengan ideide yang kuat dan terus menginspirasi generasi muda. Dalam perjalanan hidupnya, Denny JA juga terus berupaya untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat melalui tulisannya. Ia adalah pria yang memiliki hati yang besar dan peduli terhadap nasib masyarakat.
Cek Selengkapnya: Keajaiban Kesuksesan Dalam Tumisan Kata Denny JA
0 notes
fierautami · 7 months
Text
Denny JA dan Perjuangan Luhur untuk Meraih Keadilan dan Kesejahteraan Nasional
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman budaya dan sumber daya alam. Namun, di balik kekayaannya, Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan dalam membangun keadilan dan kesejahteraan nasional. Dalam perjuangan untuk mencapai hal tersebut, sosok Denny JA telah menjadi salah satu tokoh yang gigih berjuang untuk meraih keadilan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia. Denny ja, atau lengkapnya Denny Januar Ali, adalah seorang intelektual dan aktivis yang telah lama berkontribusi dalam memajukan bangsa Indonesia. Lahir pada tanggal 9 Januari 1957 di Jakarta, Denny JA tumbuh dan berkembang dengan semangat keingintahuan yang tinggi terhadap berbagai isu sosial dan politik yang dihadapi oleh negaranya. Dalam perjalanan hidupnya, Denny ja telah menunjukkan dedikasinya yang kuat untuk memperjuangkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui berbagai inisiatif dan kegiatan, ia terus berusaha memberikan suara kepada mereka yang kurang beruntung dan terpinggirkan. Salah satu caranya adalah melalui lembaga yang didirikannya, yaitu Pusat Pewartaan dan Perkembangan Peradaban (P3) yang memiliki visi untuk mengembangkan pemikiran kritis dan kreatif di kalangan masyarakat. Selain itu, Denny JA juga dikenal sebagai pendiri Lembaga Survei Indonesia (LSI Denny JA). Melalui lembaga ini, Denny JA telah berkontribusi dalam menghasilkan berbagai data dan analisis yang berguna dalam pemahaman kondisi sosial dan politik di Indonesia. Hasil survei dan riset yang dilakukan oleh LSI Denny JA menjadi acuan bagi kebijakan dan keputusan yang diambil oleh pemerintah dan masyarakat. Tidak hanya sebagai seorang intelektual, Denny JA juga aktif dalam dunia politik. Ia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Persatuan Pembangunan pada periode 19992004. Sebagai seorang politisi, Denny JA terus berupaya memperjuangkan kepentingan rakyat dan membangun keadilan sosial di dalam lembaga legislatif. Dalam perjalanan hidupnya, Denny JA juga telah menorehkan berbagai prestasi dan penghargaan. Pada tahun 2012, ia meraih penghargaan sebagai salah satu dari "50 Intelektual Terbaik Indonesia" yang diberikan oleh Majalah Tempo. Tidak hanya itu, Denny JA juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan menjadi pembicara dalam berbagai seminar dan konferensi di dalam dan luar negeri. Dalam perjuangannya untuk meraih keadilan dan kesejahteraan nasional, Denny JA menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya partisipasi aktif dalam pembangunan negara. Ia meyakini bahwa keadilan dan kesejahteraan hanya dapat tercapai jika setiap warga negara turut serta dalam pembangunan dan memegang teguh nilainilai demokrasi. Selain itu, Denny JA juga mengajak masyarakat untuk terus belajar dan mengembangkan pemikiran kritis. Ia percaya bahwa dengan memiliki pemikiran yang kritis, masyarakat dapat lebih aktif dalam mengawasi kebijakan pemerintah dan memperjuangkan hakhak mereka. Denny JA juga sering kali mengingatkan tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menghargai perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Denny JA adalah sosok yang inspiratif dan memberikan harapan bagi bangsa Indonesia. Dengan perjuangannya yang luhur untuk meraih keadilan dan kesejahteraan nasional, ia telah membantu memajukan dan mempertahankan nilainilai demokrasi di Indonesia.
Cek Selengkapnya: Denny JA dan Perjuangan Luhur untuk Meraih Keadilan dan Kesejahteraan Nasional
0 notes
kbanews · 1 year
Text
Jurnalis Senior TEMPO: Temuan Jurnalistik, Tidak Ada Dua Bukti Permulaan dalam Kasus Formula E
JAKARTA | KBA – Jurnalis senior Majalah TEMPO, Budi Setyarso mengatakan dari fakta jurnalistik di lapangan tidak terdapat adanya dua bukti permulaan dalam dugaan kasus korupsi Formula E. Dia berpendapat dalam hal ini tidak perlu dipaksakan statusnya untuk naik menjadi ke tahap penyidikan. “Di level teknis penyelidikan itu tidak merasa yakin menemukan adanya cukup bukti. Tapi di level pimpinan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
benialif · 7 months
Text
Denny JA: Mengulas 17 Tahun Prestasi sebagai Konsultan Politik melalui Karya Tulis yang Menginspirasi
Dalam dunia politik Indonesia, nama Denny JA sudah tak asing lagi. Sebagai seorang konsultan politik yang berpengalaman, Denny JA telah mengukir prestasi gemilang selama 17 tahun lamanya. Dalam rentang waktu tersebut, beliau tak hanya menjadi konsultan politik yang berpengaruh, tetapi juga seorang penulis yang mampu menginspirasi banyak orang melalui karya tulisnya. Denny ja adalah figur yang tak hanya memiliki kecerdasan, tetapi juga kepekaan dalam membaca dinamika politik. Ia mampu memberikan pandangan yang tajam dan solusi yang inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan politik di Indonesia. Melalui pengalamannya yang luas, beliau telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan politik Indonesia. Namun, prestasi Denny ja tidak hanya terhenti pada bidang konsultasi politik. Ia juga seorang penulis yang produktif, dengan berbagai karya tulis yang menginspirasi banyak orang. Dalam tulisannya, Denny JA seringkali mengangkat isuisu politik yang relevan dengan keadaan sosial masyarakat. Ia mampu menyampaikan gagasangagasannya dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami oleh pembaca. Salah satu karya tulis terkenal Denny JA adalah Puisi Esai berjudul "Politik Identitas: Pergulatan Demokrasi di Indonesia". Puisi Esai ini membahas tentang peran identitas dalam politik Indonesia serta bagaimana hal itu mempengaruhi dinamika politik di tanah air. Dalam Puisi Esainya, Denny JA mengajak pembaca untuk melihat politik dengan sudut pandang yang lebih luas dan memahami kompleksitasnya. Puisi Esai lain yang tak kalah menarik adalah "Politik Populistis: Antara Harapan dan Realitas". Dalam Puisi Esai ini, Denny JA mengulas fenomena politik populis yang saat ini sedang marak di berbagai negara, termasuk Indonesia. Ia membahas tentang dampak politik populis terhadap perkembangan demokrasi dan mengajak pembaca untuk berpikir kritis tentang isu ini. Selain itu, Denny JA juga sering menulis artikelartikel opini yang dipublikasikan di berbagai media massa. Artikelartikelnya seringkali mengangkat isuisu politik terkini yang sedang ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Dengan tulisannya yang lugas dan jelas, Denny JA mampu menyampaikan pandangannya secara persuasif kepada pembaca. Dalam perjalanan karirnya sebagai konsultan politik dan penulis, Denny JA telah menerima berbagai penghargaan atas prestasinya. Salah satunya adalah penghargaan Konsultan Politik Terbaik dari Majalah Tempo, yang diterimanya selama tiga tahun berturutturut. Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa Denny JA memang memiliki keahlian dan kontribusi yang luar biasa dalam dunia politik. Tak hanya itu, Denny JA juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan. Ia sering memberikan ceramah dan presentasi di berbagai seminar dan konferensi politik. Beliau juga terlibat dalam pembuatan kurikulum politik di beberapa perguruan tinggi, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap politik. Prestasi Denny JA sebagai konsultan politik dan penulis yang menginspirasi memang layak diapresiasi. Melalui tulisantulisannya, beliau berhasil menyampaikan gagasangagasan brilian tentang politik kepada masyarakat luas. Kontribusinya dalam dunia politik Indonesia tak hanya terbatas pada konsultasi, tetapi juga dalam memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat tentang dinamika politik. Selama 17 tahun perjalanan karirnya, Denny JA telah mengukir prestasi yang membanggakan dan menjadi panutan bagi banyak orang. Keberhasilannya sebagai konsultan politik dan penulis yang menginspirasi menjadikannya sosok yang tak tergantikan dalam dunia politik Indonesia.
Cek Selengkapnya: Denny JA: Mengulas 17 Tahun Prestasi sebagai Konsultan Politik melalui Karya Tulis yang Menginspirasi
0 notes
mikaroyani · 7 months
Text
Mendalami Politik dengan Denny JA: Kisah Sukses di Balik Buku
Pada dunia politik, pengetahuan yang mendalam sangatlah penting. Dalam menghadapi dinamika politik yang semakin kompleks, Denny JA, seorang tokoh politik dan intelektual Indonesia, muncul sebagai sosok yang meraih kesuksesan melalui karyakaryanya yang mengangkat isuisu politik. BukuBuku yang ditulis oleh Denny JA telah menjadi rujukan bagi banyak orang yang ingin memahami lebih dalam tentang politik. Denny ja, yang memiliki nama lengkap Denny Januar Ali, adalah seorang politikus, pengamat politik, penulis, dan juga pendiri Lembaga Survei Indonesia (LSI). Denny JA telah berkontribusi secara signifikan dalam dunia politik Indonesia melalui BukuBuku yang ia tulis. Karyakaryanya tidak hanya berhasil menarik perhatian masyarakat umum tetapi juga memberikan pemahaman yang mendalam tentang politik di Indonesia. Salah satu karya Denny ja yang terkenal adalah Buku berjudul "Politik 10 Jari". Buku ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang tertarik dengan politik. Dalam Bukunya, Denny JA membahas berbagai aspek politik dengan gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami oleh pembaca. Ia mengulas tentang sejarah politik Indonesia, sistem politik, partai politik, hingga kebijakan pemerintah. Buku "Politik 10 Jari" tidak hanya memberikan pengetahuan umum tentang politik, tetapi juga memberikan wawasan yang lebih dalam tentang proses politik di Indonesia. Denny JA menjelaskan tentang mekanisme pemilihan umum, peran partai politik, dan bagaimana politik mempengaruhi kehidupan seharihari masyarakat. Buku ini sangat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin memahami dunia politik dengan lebih baik. Selain "Politik 10 Jari", Denny JA juga menulis Buku lain yang menjadi rujukan penting dalam memahami politik di Indonesia. Salah satunya adalah Buku berjudul "Dinasti Politik: Fenomena dan Implikasinya bagi Demokrasi". Dalam Buku ini, Denny JA mengupas tuntas tentang dinasti politik yang ada di Indonesia. Ia menganalisis tentang fenomena tersebut, dampaknya bagi demokrasi, serta langkahlangkah yang dapat diambil untuk mengatasi dinasti politik. Melalui Bukunya, Denny JA memperkuat perannya sebagai pengamat politik yang kritis. Ia tidak hanya mengidentifikasi masalahmasalah politik yang ada, tetapi juga memberikan solusisolusi yang konstruktif. BukuBuku Denny JA mencerminkan komitmen dan kecintaannya terhadap Indonesia, serta harapannya untuk menciptakan perubahan positif dalam dunia politik. Selain menulis Buku, Denny JA juga aktif dalam memberikan ceramah dan seminarseminar politik. Ia berbagi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki kepada masyarakat. Dengan gaya presentasi yang menarik dan antusiasme yang tinggi, Denny JA mampu menginspirasi dan memotivasi orangorang untuk terlibat dalam politik dan berkontribusi dalam perubahan yang lebih baik. Kesuksesan Denny JA di dunia politik juga tercermin dari penghargaan yang diterimanya. Ia meraih berbagai penghargaan, termasuk penghargaan sebagai 10 Tokoh Pemikir Indonesia versi Majalah Tempo pada tahun 2005. Penghargaan tersebut menjadi bukti pengakuan atas karya dan kontribusi Denny JA dalam dunia politik. Dalam perjalanan kariernya, Denny JA telah menginspirasi banyak orang untuk mendalami politik. BukuBukunya menjadi panduan yang berharga bagi mereka yang ingin memahami politik dengan lebih baik. Denny JA membuka jalan bagi masyarakat Indonesia untuk lebih peduli dan terlibat dalam pembangunan politik di negeri ini. Kisah sukses Denny JA di balik Bukunya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus belajar dan mendalami politik.
Cek Selengkapnya: Mendalami Politik dengan Denny JA: Kisah Sukses di Balik Buku
0 notes
asilaniyablog · 7 months
Text
Menggali 17 Tahun Kiprah Denny JA sebagai Konsultan Politik Berkelas
Dalam dunia politik Indonesia, nama Denny JA telah menjadi ikon dalam bidang konsultan politik. Dengan pengalamannya yang sudah mencapai 17 tahun, Denny JA telah membuktikan keahliannya dalam memberikan layanan konsultasi politik yang berkualitas. Artikel ini akan menggali lebih dalam mengenai perjalanan karir Denny JA dan mengapa ia diakui sebagai salah satu konsultan politik terbaik di Indonesia. Denny ja, yang memiliki nama asli Denny Januar Ali, lahir pada tanggal 22 Januari 1970 di Bandung, Jawa Barat. Sejak awal, ia telah menunjukkan minat yang kuat dalam dunia politik. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia, Denny JA memutuskan untuk mengembangkan kemampuannya di bidang konsultan politik. Kiprah Denny ja sebagai konsultan politik dimulai pada tahun 2004 ketika ia mendirikan lembaga konsultan politik bernama Denny JA Communication. Dalam waktu yang relatif singkat, lembaga ini berhasil mendapatkan reputasi yang kuat dan menarik perhatian banyak kalangan politisi Indonesia. Kemampuan Denny JA dalam menganalisis situasi politik, merancang strategi kampanye, dan memberikan saran yang berharga membuatnya menjadi konsultan yang sangat dicari. Salah satu keunggulan Denny JA sebagai konsultan politik adalah kemampuannya dalam memahami dinamika politik Indonesia yang kompleks. Ia memiliki pengetahuan yang mendalam tentang isuisu politik terkini, kepentingan berbagai kelompok masyarakat, serta dinamika pemilih. Dengan pemahaman yang kuat ini, Denny JA dapat membantu klienkliennya dalam merumuskan strategi politik yang efektif dan berdaya guna. Selain itu, Denny JA juga dikenal karena pendekatannya yang holistik terhadap konsultasi politik. Ia tidak hanya berfokus pada strategi kampanye, tetapi juga memperhatikan aspekaspek lain yang mempengaruhi keberhasilan politik, seperti komunikasi publik, manajemen tim, serta penerapan teknologi dalam politik. Pendekatan ini memberikan nilai tambah yang besar bagi klienklien Denny JA, karena mereka mendapatkan solusi yang komprehensif dan terintegrasi. Dalam 17 tahun kiprahnya, Denny JA telah terlibat dalam banyak proyek konsultasi politik yang sukses. Ia telah bekerja dengan berbagai partai politik, calon presiden, dan kandidat legislatif untuk membantu mereka mencapai tujuan politik mereka. Keahliannya dalam merancang strategi kampanye yang efektif dan mengelola pesan politik telah membantu banyak klien Denny JA meraih kemenangan dalam pemilihan umum. Selain itu, Denny JA juga aktif dalam memberikan pelatihan dan seminar mengenai politik. Ia percaya bahwa dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, ia dapat membantu meningkatkan kualitas politikus Indonesia secara keseluruhan. Dengan semangat ini, Denny JA telah menjadi narasumber dan pemateri dalam banyak acara politik, baik di tingkat nasional maupun internasional. Pengakuan atas kualitas konsultasi politik Denny JA juga terbukti dari berbagai penghargaan yang diterimanya. Ia telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, seperti "Konsultan Politik Terbaik" dari Majalah Tempo dan "Tokoh Penggerak Politik" dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa Denny JA telah diakui sebagai salah satu konsultan politik berkelas di Indonesia. Di tengah dinamika politik yang terus berkembang, konsultan politik memiliki peran yang sangat penting dalam membantu klien mereka mencapai tujuan politik. Denny JA telah membuktikan dirinya sebagai salah satu konsultan politik terbaik di Indonesia dengan 17 tahun kiprahnya yang sukses.
Cek Selengkapnya: Menggali 17 Tahun Kiprah Denny JA sebagai Konsultan Politik Berkelas
0 notes