#kaum rebahan | Explore Tumblr Posts and Blogs

abidahsy · 6 months

Text

Teman-Teman Baru

Bagiku yang suka mencoba hal yang berbeda terutama dalam konteks pekerjaan, selalu berpindah dari satu kantor ke kantor berikutnya, bertemu teman baru adalah hal yang menyenangkan dan dinanti-nanti. Rasanya seperti masuk sekolah tahun ajaran baru dengan komposisi teman sekelas yang berbeda. Atau lebih tepatnya seperti naik tingkat dari SD ke SMP atau SMP ke SMA, begitu seterusnya. Lingkungan dan teman-teman yang sempurna baru.

Aku senang mengenal manusia-manusia baru, membangun momen berharga, dan mencapai tujuan bersama. Berbeda dengan mengikuti seminar atau event satu hari, lalu selesai. Karena kemungkinan besar, hal yang dilakukan adalah kenalan, tukar kartu nama, cerita-cerita sedikit soal kerjaan, lantas berpisah. Kadang lupa untuk saling menyapa setelahnya, kecuali memang benar-benar beririsan karena ada proyek bersama.

Jadi, berada di kondisi libur selama hampir dua bulan ini, aku merasakan kebutuhan atas teman seperjuangan yang semakin meningkat. Meski sebenarnya aku tidak mengharapkan banyak, satu atau dua saja sudah cukup. Itupun sudah terpenuhi dengan adanya adik-adikku yang selalu setia menemani dalam beberapa kegiatanku dua bulan ke belakang. Tapi aku tetap butuh sesuatu yang baru. Entah itu teman, tantangan, cerita, atau ketiganya.

Dan di sinilah aku dengan ide melakukan kegiatan yang tidak biasa. Terakhir kali adalah saat kuliah dulu bersama teman-teman satu kepanitiaan. Sebuah kegiatan yang butuh persiapan dan sebenarnya bukan aku banget, si kaum rebahan.

Seperti mengingat memori saat SMP dulu (karena guruku sering sekali mengajak kami, para muridnya, untuk melakukan kegiatan ini). Kegiatan yang selalu meninggalkan kenangan manis, setidaknya hingga sejauh ini. Kegiatan yang hampir dilakukan setiap akhir pekan oleh teman-temanku saat kerja di Jogja dulu, yang dengan anehnya, saat itu aku tidak tertarik untuk ikut meski cuma satu kali.

Kegiatan dengan semboyan: jangan mengambil apapun selain gambar, jangan menghabiskan apapun selain waktu, dan jangan meninggalkan apapun selain jejak kaki.

Ya, kegiatan itu adalah naik gunung.

Sebuah keputusan yang tidak biasa demi menemukan teman-teman baru. Sesuatu yang harus aku pikirkan berulang kali hingga izin ke ibuk yang juga berkali-kali, alhamdulillah kalau izin ke ayah cukup satu kali. Kegiatan yang memaksaku keluar dari zona nyaman dan mempersiapkan diri dengan ikut trekking di Bogor bersama Kak Suc dan kawan-kawan.

Akhirnya hari ini aku putuskan untuk bergabung dalam rombongan, keberangkatan akhir pekan ini, tujuannya puncak gunung tertinggi ketiga di Pulau Jawa. Ada yang bisa menebak?

Semoga semuanya lancar, berangkat dan pulang dengan selamat, serta berbekas kenangan indah bersama teman-teman baru seperjuangan. Bismillah.

#menulis #teman baru #persiapan #naik gunung #belajar #bertumbuh #berbagi #bermanfaat

4 notes · View notes

putrikaguya · 10 months

Text

PRJ di Hari Minggu

Jadi selama tinggal di Jabodetabek, aku baru pernah ke PRJ pas kecil hahahaaa. Entah kenapa ga pernah tertarik dateng ke tempat yang rame kalau gada tujuannya, tapi tahun ini agak laen memang, tiba-tiba ada tas yang aku mau yang udah lama aku cari di Jakarta susah banget dan liat di tiktok disc hingga 70%.

Yaudah aku curhat ke mailopp kalau aku pas gede belum pernah ke PRJ, terus dia kayak kasian gitu. Jadi kemarin secara dadakan kayak tahu bulat, abis ngemall bingung mau ngapain yaudah kita jadiin ke sana aja. Udah tau sih pasti akan rame, cuma ga expect bakal segila kemarin, GILAK paraahhhh!

Berawal dari jalan yang pas udah mau deket macet karna orang pada mau ke sana semua dan cari parkir susah, kita tetep usaha mau coba cari parkir di dalem dulu deh ya tapi oh sudah jelas baru mau ke pintu masuk aja udah antri parah, yowes kita parkir di pinggir jalan yang pas udah parkir disamperin Ormas minta 50rb. Beli tiket udah online di loket.com 106rb. Begitu masuk, Allahuakbar isinya kepadatan manusia.

Pernah belanja di tanah abang pas mau lebaran ga sih? Nah ini mirip kayak gt cuma lebih padat lagi. Saking padetnya sampai ga keliatan mana petugas boothnya, ketutup sama lautan manusia. Yaudah aku langsung cari di map aja tas yang aku mau beli ada dimana, aku langsung menuju hall itu. Sampe di hall itu udah muter-muter pas ketemu kesel banget ternyata cuma disc 10%. Yaa emang ga salah sih kan tulisannya up to 70% tapi expectasiku aja yang wow 70%. Yang bikin sedih nih tas nya ditaro aja di keranjang disc udah kayak yang disc besar gitu, padahal kan harganya lumayan kok dibiarin kayak gitu sedih.

Kepala udah mulai pusing nih, akhirnya aku cari beli minum. Nah ini lucu juga, di teh botol kan jual hot dog+teh botol 30rb. Aku beli itu deh cobain, udah ngomong juga sedeng aja pedesnya. Begitu jadi saos sm mayones nya setengah rotinya, agak shock kita liatnya. Lanjut coba gigit, pas digigit rotinya ngelawan kayak karet mo nangis banget ya Allah. Gue pernah nonton adegan makan roti yang kayak karet di warkop, kirain kan cuma komedi kayak gitu, eh gue ngalamin sendiri.

Pas lagi makan mailopp bilang kayaknya mau ujan deh langitnya gelap. Aku bilang kan ini emang udah mau maghrib ya langit berubah warna lah. Kata mailopp engga ini beneran mau ujan, bakal parah nih klo ujan semua orang pasti pada mau indoor. Yaudah karna kepalaku juga pusing banget kita putusin pulang.

Yaudah gitu aja keseruan aku di PRJ hari minggu kemarin. Pastinya aku sebagai kaum rebahan ga akan datang lagi ke sana tapi aku salut sama diri sendiri yang setidaknya udah berani coba ke sana di hari libur. Aku salut sih liat warga Jakarta yang cinta keramaian. Pulangnya pun pas macet aku ngomong ke suami, ini di harmoni klo pagi pasti macet banget ya, aku salut sih sama orang-orang yang kerja jauh kena macet pulang pergi gitu hebat.

Sekian

3 notes · View notes

enchantales · 2 years

Text

When Our Hearts Tethered

a weolnami au

Tulisan pada secarik kertas kecil itu ia cermati. Nyatanya tertera nama seseorang yang sudah lama berlabuh pada hatinya di sana. Ia tak bisa menahan senyumnya. Seolah-olah kini ia bukan duduk di dalam kelas yang dipenuhi sorak-sorai teman-teman mengenai pasangan yang didapat masing-masing, melainkan ia duduk di pekarangan yang dihiasi bunga-bunga jelita. Seolah banyak kupu-kupu dan lambang hati merah muda yang turut serta mengudara.

Si puan pemilik nama sedang duduk tak jauh dari sang taruna. Menanti-nanti pasangan laki-laki striker-nya untuk permainan couple dodgeball hari ini. Tanpa tahu namanya ada di genggaman sang penakluk hatinya.

"Mantul! Husna jadi defender-nya Hanan, nih!"

Sontak satu kelas semakin riuh. Beberapa kali teman sebangku Hanan menepuk dan mendorong-dorong heboh bahunya, bertujuan meledek dirinya yang berpasangan dengan si pujaan hati. Betul, satu angkatan—bahkan mungkin hampir satu sekolah—mengetahui kedekatan dua insan tersebut. Dinobatkan pula menjadi pasangan terfavorit di angkatannya. Walaupun sangat disayangkan keduanya bahkan belum mempunyai status resmi apapun, membuat para warga jengkel bukan main.

Pikiran Husna berbelit-belit. Hal-hal yang menyangkut tentang Hanan belakangan ini senantiasa hinggap di otaknya. Ia gundah, hatinya apalagi. Seketika membawanya pada kejadian sore hari di lapangan rumput sekolahnya. Ketika semua murid ekskul sepak bola dan bahasa Inggris bergegas pulang, Hanan dan Husna—selaku mentor—berjumpa seusai rapat. Kedua netra mereka beradu, saling memandang dan mencari arti dari tatapan tiap milik keduanya.

"Aku sayang kamu, Na." Hanan berucap kala sinar oranye matahari terbias di wajah penuh peluhnya, yang Husna gambar sempurna di ingatannya.

Bodohnya—pikirnya—Husna hanya berdiri kaku mendengar pernyataan rasa dari taruna yang sudah ia kenal lama.

"Lebih dari pertemanan kita ini. Aku tulus ... dan aku cuma mau kamu tau aja perasaanku. That's it, that's all."

"Na." Husna kembali ke realita. Barusan Hanan menepuk pundaknya, menginstruksi dirinya untuk bersiap pada posisi permainan. Hanan sebagai striker berada di depan, sedangkan Husna sebagai defender berada di belakangnya selagi meraih kaus olahraga si pemuda.

Hanan mengulas senyumnya tipis. "Beneran mau kayak gini?" Kepalanya tertoleh ke belakang untuk bicara pada pasangannya. Husna mengernyit, tidak paham maksudnya. Belum menjawab, peluit telah berbunyi pertanda permainan telah dimulai.

Tim lawan yang melempar terlebih dahulu. Semua mata fokus pada arah terbangnya bola agar bisa memiliki strategi untuk menghindar. Tak terlepas pun Hanan memutar otaknya untuk bertahan bersama pasangannya selama permainan. Berkali-kali ia merasa cengkraman Husna pada kaus belakangnya menguat hingga baju olahraganya membentuk sedikit badan atletisnya. Membuat beberapa pasang mata kaum Hawa berseri-seri, terdistraksi dalam permainan. Yang Husna bahkan tak sadar akan kelakuan lugunya itu.

Tim Hanan kalah pada babak pertama. Padahal Husna telah sekuat tenaga konsentrasi pada dirinya sekaligus meniru gerak-gerik Hanan yang gesit. Tapi apa daya ia yang jarang melakukan aktivitas berkeringat dan menjadi salah satu dari kaum rebahan, geraknya tidak secepat dan selentur pasangannya. Ia merasa bersalah.

Pada babak kedua, tim Hanan lah yang menang. Skor kedua tim kini memegang angka 1 sama.

"Beneran kepalanya nggak apa-apa?"

Wajar Hanan khawatir, pada babak kedua tadi kepala Husna sempat terbentur bola, lumayan kencang hingga suara dug terdengar oleh Hanan dan membuat telinga Husna berdenging selama beberapa detik. Namun, Husna tidak lanjut memedulikan karena sang laki-laki pelempar bola sudah meminta maaf dan memperjelas bahwa ia tidak sengaja. Peraturan memang sudah dibuat agar melempar ke bagian kaki lawan saja karena mereka menggunakan bola yang bobotnya bisa 400 gram lebih, berjaga-jaga agar tidak mengenai kepala. Tetapi yang namanya anak muda akan menjadi bersemangat dan kompetitif jika sedang bermain, apapun bisa terjadi.

Husna mengangguk serta menampilkan senyumnya untuk meyakinkan. Tangan Hanan refleks memegang sejenak sisi samping kepala Husna yang bertumbuk dengan bola, kemudian mengajak pemudi itu melangkah ke area permainan kembali.

Babak ketiga akan segera dimulai, babak terakhir yang menentukan tim mana yang akan menjadi juara.

Husna berdiri di belakang Hanan, lalu meraih kaus pemuda itu seperti yang sebelumnya ia lakukan. Tetapi selanjutnya, Husna tidak habis pikir. Benar-benar 5 detik sebelum bunyi peluit, Hanan bertindak. "Na, sori. Tapi lebih baik kayaknya kalau begini," ujar Hanan sembari membawa kedua tangan mungil gadis itu untuk melingkar di pinggangnya erat.

Husna berteriak, dalam batinnya. Otaknya tidak bisa memproses sempurna dengan apa yang baru saja terjadi. Suara bising teman-temannya tergantikan oleh keheningan yang asing.

Di sisi lainnya, Hanan bergerak semakin lincah dengan Husna yang melekat dibalik tubuhnya. Bukan masalah sama sekali. Justru lebih mudah baginya untuk mengangkat, memutar, membawa tubuh pemudi itu mengikuti aksinya menghindari bola berkali-kali. Tentunya tanpa melukai sang gadis. Dan terlihat para mata kebingungan menyaksikan adegan tersebut, mereka pikir dua insan itu tampak amat mesra dan intim.

"Sempet-sempetnya lo berdua pelukan pas lomba!"

"Hanan modus ya, lo?!"

"Gimana caranya jadi Husna?!"

"Serasa dunia hanya milik berdua ini, mah."

Ya, begitulah reaksi penonton.

Tersisa dua pasang dari tim Hanan dan satu pasang dari tim lawan.

Kemudian, satu pasang sama. Hanan dan Husna masih bertahan. Lapangan rumput itu seketika semakin gempar, pendatang-pendatang baru meramaikan deretan penonton. Waktu menunjukkan 1 menit lagi akan habis.

Dan dengan sekali-dua kali operan, akhirnya bola dari pihak tim Hanan mengenai kaki si defender pada tim lawan.

Otomatis tangan seorang gadis yang melingkar itu terlepas karena anggota-anggota tim mulai heboh mengerubungi tempat mereka berdiri. Hanan mengangkat salah satu tangannya ke atas, bangga sebab timnya menjadi juara. Kelompok itu bersorak gembira, berpelukan, dan ber-high five ria. Bahkan kelompok lain pun ikut bergabung dengan lapang dada. Sumpama siang itu menjadi hari paling bahagianya semua insan di sana karena tengah menyambut hari-hari terakhir mereka sebagai kelas 12. Tak dapat dipungkiri lagi, angkatan yang berisi hanya 2 kelas itu tercap sebagai angkatan yang terkompak dan tersolid. Sudah terlanjur sayang untuk melepaskan. Ada satu atau dua anak perempuan yang mengeluarkan air mata, atau sekadar berpelukan namun terlewat lama.

Netra Hanan mencari-cari sosok yang sedari tadi berada di dekatnya tetapi mendadak lenyap dalam kerumunan itu.

Setelah bertemu gadis berkuncir kuda yang dikenali, ternyata ia telah jauh. Ia berlalu sendiri, meninggalkan hiruk-pikuk di lapangan. Padahal Hanan masih melihatnya ada di kerubungan beberapa menit sebelumnya. Entah. Entah apa yang ada di pikiran Husna sehingga ia bungkam seribu bahasa dan melenggang pergi, mengingatkannya pada satu persoalan sebulan lalu di tempat yang sama. Betul, 1 bulan lamanya Husna menjaga jarak dengannya.

Kontan sang taruna merasa kosong apabila tak ada sang puannya di kemeriahan itu.

Kini angan-angan Hanan yang kusut. Ia tidak bisa lama-lama lagi didiamkan seperti ini.

Lamunan pada sore itu buyar. Seseorang tiba-tiba duduk di sampingnya. Menemaninya yang setia menonton beberapa murid tengah bermain kasti di lapangan alih-alih segera pulang. Hari ini Hanan memang ada rencana untuk tidak pulang cepat. Hanya nalurinya saja untuk menetap lebih lama di sekolah.

Hanan terkesiap singkat ketika tahu siapa yang datang. Ia menatap lekat paras si gadis rupawan dari samping yang memandang lurus tepat ke lapangan. Anak-anak dan sisa rambut Husna yang tergerai menerpa wajah eloknya perlahan sebab embusan angin. Hanan sangat menyukai pemandangan ini karena menurutnya kecantikan Husna menambah seribu kali lipat. Ah, Hanan tidak hiperbola, seluruh dunia mungkin juga setuju dengan fakta tersebut. Husna selalu cantik bagaimanapun itu.

Namun, ada hal lain yang mengusik. Mengapa ia ada di sini?

Sebelum Husna menyambut tatapan milik Hanan, ia bertutur untaian kata yang menciptakan getaran aneh pada hati sang taruna.

"Rupanya aku juga sayang sama kamu, Nan ... aku sayang kamu lebih dari itu."

Kedua pasang mata itu teduh.

Husna kini yakin, absolut bahwa perasaan Hanan padanya terbalas.

Tatkala itu, kepingan-kepingan kenangan tentang mereka terlintas cepat dan beruntun di kepala Husna. Sejak ia yang menginjak sekolah dasar dan berkenalan dengan tetangga baru depan rumahnya yang tak lain adalah Hanan. Bocah lelaki yang membuat Husna kecil menangis keras gara-gara mencabut gigi goyangnya dengan benang. Lalu, saat SMP mereka selalu sekelas. Selama itu pula keduanya menjadi kian dekat. Hanan suka lebih dulu membeli susu kotak mini untuk Husna, mengetahui perempuan itu malas ke kantin. Husna juga suka meminjamkan jaket hitam andalannya untuk Hanan jika lelaki itu kedinginan di kelas, jaket hitam yang tanpa tahu melahirkan rasa nyaman bagi Hanan dengan pemiliknya.

Berlanjut ke masa putih abu-abu. Tahun pertama dan tahun kedua mereka tidak sekelas. Namun, keduanya tetap dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama makan di kantin dengan teman-teman karib lainnya. Bisa dikatakan kalau teman Hanan merupakan teman Husna juga, seakan semesta senang sekali menyandingkan mereka. Susu kotak mini dan jaket hitam kerap berjalan. Ditambah mereka sering pulang dan belajar bersama. Terkadang di gazebo rumah Hanan, mereka akan berbincang panjang seusai belajar, mau itu deep talk ataupun hal-hal lucu di sekolah seperti Hanan yang pernah selfie dengan salah satu office boy karena suka menemaninya bermain catur di semacam ruang kecil bawah tangga sekolah. Keduanya pun hadir pada tempat les bimbel yang sama. Betul-betul layaknya istilah 'kalau sudah jodoh tak akan kemana', kata teman-temannya yang setiap saat melihat mereka berdampingan.

Masih banyak lagi, berkenaan dengan mereka bersentuhan contohnya. Hanan suka merangkul pundak Husna ketika mereka berjalan bersama, menghapus air mata Husna yang basah di pipinya karena menangis sehabis kalah dalam speech contest, dan memeluk raga pemudi itu untuk menenangkan semasa waktu terpuruknya—anxiety terutama. Sedangkan Husna suka memainkan gemas pipi Hanan yang elastis, mencubit lengan laki-laki itu jika usil, dan sesekali menepuk-nepuk pelan punggungnya saat sedang curhat perkara keluarga atau peraturan sekolah yang mengganggu pikirannya.

Atau bagaimana Hanan mengusap hati-hati kepala Husna sewaktu permainan tadi, pun Husna yang percaya agar memeluknya.

It was all small and simple but had such a tremendous aftermaths for their hearts.

Ada suatu momen 1 bulan yang lalu kala mereka berada di ruang bimbel, menjadi murid yang tersisa. Merasa bosan menunggu Hanan yang belum selesai mengerjakan soal di sebelahnya, alhasil Husna memejamkan mata.

Tak terasa sudah berapa lama ia tertidur, perlahan kelopak matanya terbuka. Berakhir harus bersua dengan mata sayu milik pemuda berparas tampan itu. Pemuda yang disebut-sebut sebagai atlet sepak bola sekolah. Pemuda yang adalah teman dekatnya sendiri.

Kedua wajah berjarak sejengkal, berhadapan di atas meja, saling mengamati dan menyalurkan tatapan yang berarti. Salah satu dari tangan mereka menggantung di samping kursi, dan tanpa disangka bersinggungan. Jari kelingking bertemu dengan kelingking lain.

Husna tenggelam. Rasanya ia ingin waktu berhenti demi menatap wajah sahabatnya selama-lamanya. Lantas timbul sebuah percikan dalam hati Husna yang ia anggap teramat anyar.

Yaitu, cinta.

Serupa dengan yang perempuan itu lakukan sekarang, menatap mata indah milik pemuda yang sekian lama ini dicintainya, dan tenggelam lagi di sana. Bagaikan magnet yang menarik untuk mendekapkannya kembali.

Mulanya ia ragu, namun ketika meninjau apa yang terjadi di babak terakhir permainan yang baru lalu dan berulang menjumpai mata Hanan, merasakan percikan yang sama, ia teguh. Ia mencintai Hanan. Lantaran serenggang atau sejauh Husna menghindar, Hanan lah yang seringkali berputar-putar di benaknya dan memendamnya untuk tetap tinggal.

Lelaki itu terlampau terperangah. Afirmasi yang dikeluarkan Husna membuatnya tak siap. Jantungnya berdegup dengan frekuensi yang tak sewajarnya.

"I'm sorry that I was keeping myself away from you these days ... maaf juga udah ngerepotin kamu tadi pas main ...."

"...."

"Kita jalanin ini sama-sama dan pelan-pelan, ya?"

"I-ini ... beneran?"

Beneran ialah kata yang acapkali Hanan gunakan.

Husna terkekeh menangkap wajah Hanan yang baginya jenaka. Selepas itu ia bangkit, "pulang, yuk."

Laksana sebuah magis, Hanan tersihir dan menurut untuk menyusul Husna yang telah bangun lebih dulu.

Sekala senja mengiringi dua tungkai itu berjalan, senja juga menjadi saksi manakala dua hati itu terajut pada rasa yang setimbal. Jari kelingking mereka bersentuhan, dan berubah mewujudkan tautan tangan yang hangat. Tak lupa akan senyuman yang terukir di bibir kedua manusia tersebut.

It's in the matter of when their hearts tethered. Their hands lingered as well. Hence, they wished and sweared, at that time until forevermore, their love were infinite.

7 notes · View notes

hizokucycles · 2 years

Photo

Reposted from @icl.jr Mau ngumpulin kaum rebahan abis gowes yg capeknya langsung cari kasur🤭 . . #fixie #fixiebike #fixieporn #fixiegram #fixielove #fixieindonesia #fixiedgear #fixielife #fixiestyle #fixierider #fixielovers #fixedgear #fixiemalaysia #fixieclassic #sepedafixie #fixiemaniacs #fixiebarcelona #faithgearfixie #fixedgear_korea #fixedgear_rotterdam #lady_bike #fixiegirls #fixed_sensation #fixedgear_girls #fixiegirls #cinelliusa #cinelli #hizokucycles Hizokucycles.com https://www.instagram.com/p/CddkeHir7bw/?igshid=NGJjMDIxMWI=

4 notes · View notes

rekosaputrajaya · 2 years

Text

Tangan Terindah Ciptaan Tuhan

“Pertemuan bukan hanyalah kata,

Yang dirajut lewat untaian kata tak bermakna,

Tapi pertemuan merupakan sebuah takdir suci,

Yang digoretkan diatas dua hati,

Ditulis bersama dengan tinta kasih sayang,

Di bungkus indah keimanan,

Berbagi canda, tawa dan cita”.

****

Saat ini aku berada di kamarku, setiap hari kujalani dengan menghabiskan waktu disini.

Kringgg…. Tanda ada pesan whatsapp

“ Nulis, baca tulisan orang-orang di wattpad sambal ndengerin lagunya maher zain tu defines dari nikmat tuhan manakah yang engkau dustakan wak.. cobaa “ Isi pesan Wa Rahma kepada ku. Memecah keheningan malam.

“ Bener banget nih wak simple ya,, tapi klo ditambah ada cemilannya nih makin mantap wak..” balasku

“ ada kok disini mau? Ntar ku kirim lewat tumblr,, haha “ jawabnya dengan bercanda

“boleh jga nih, via tulisan judulnya cookies ya” jawabku dengan tantangan

“ wkwk.. boleh2 entar bales tulisannya perpaduan antara cookies, agro, sama pato ya” jawab rahma mengiyakan tantanganku, sembari mengasih tantangan juga.

“ Okee deal” ku terima tantangannya.

Kegnya rahma, atau biasa ku panggil mbak Ama, begitulah Namanya. Dia begitu bersemangat menerima tantanganku dan lansung membuat tulisannya untuk di upload di blognya..

Sedangkan aku sebenarnya tidak begitu yakin akan mampu menulis, tapi krna melihat semangatnya aku pun merasa denga modal bismilah selama yakin bisa.. hhehe

****

Seperti malam ini ku coba mengingat awal berjumpa dengan rahma.

Ini bermula hari libur yang ditunggu kaum rebahan datang, malas beraktivitas. Ada yang hanya ingin rebahan di rumah menghilangkan penat selama satu minggu beraktivitas dan ada pula yang berencana akan berlibur. Aku memilih ikut Bersama sahabatku untuk melakukan kegiatan sosial di suatu daerah di Kabupaten Malang. Disana kegiatan sosial berbagi sembako dan nasi kepada saudara-saudara yang membutuhkan, disana awal jumpa dengan mbak Ama, tak banyak kata yang terucap dan itu terjadi satu tahun lalu..

Satu tahun kemudian kita Kembali jumpa dalam kegiatan yang sama,

awal jumpa masih sama tak banyak kata,, tapi kali ini intensitas jumpa kian terulang.

Hingga suatu ketika mbak Ama mengajak sahabatku untuk membantu penelitiannya di Panti Sosial, yaaa seperti biasa aku ikutt dong sebagai pengangguran ..wkwk

Disana ku tahu ternyata mbak Ama merupakan seorang perawat yang mempunyai tangan Indah ciptaan tuhan yang menjelma dalam dirinya memperlihatkan dengan cekatan dan telaten,, terlihat sudah terbiasa melakukan kegiatan mencek tensi darah parah lansia, dengan senyum dan sapa yang ramah iyaa layaknya Namanya rahma orangnya juga begitu… hehe

*****

“mas ko, gpp nih” tanya mbak Ama, memecah keheningan malam.

“ Gpp mbak aman kok” jawabku sambal senyum dan mengacungkan jempol tangan.

Dibawah sinarnya rembulan yang indah dan sejuknya malam, percakapan itu membuka sepinya malam,, iya itu kita melakukan perjalanan bersama-sama untuk silahturahmi kerumah salah satu teman sekaligus liburan.

Ditengah perjalanan yang tidak dekat, saya dan mbak Ama saling berbagi pengalaman kebaikan. Mulai dari pengalaman kegiatan sosial, dikampus hingga yang bersangkutan dengan keahlian bidang keilmuan masing-masing.

Dari cerita serius hingga cerita receh, menghiasi dinginnya perjalanan.

Sudah banyak yang ia lakukan, meski kadang “ aku ngga bisa nanam tanaman loh” keluh mbak Ama

“Menanam tanaman itu sama dengan merawat pasien, dan mbak Ama udh melakukan itu kan?” pungkasku.

Bahkan ditengah kantuk tangan itu tetap berusaha membantu orang lain,

Ditengah deburan ombak masih sempat memberikan kengan indah.

Cookies nastar pun merasa aman, ditengah terpaan angin dan air hujan perjalanan ketika tahu digenggam erat dengan tangan indah itu.

Begitulah harsunya dalam kehidupan kita harus lah memiliki Tangan indah yang terbiasa menanam kebaikan dan selalu membuang penyakit (Patogen) untuk menebarkan manisnya (Cookies) manfaat kepada orang lain.

Akankah mbak Ama mencoba menanam tanaman??

Hmmmm…..Tanaman seperti apa yang cocok untuknya??

2 notes · View notes

azizahsifamalia · 2 months

Text

INTERNET MENGHANCURKAN MASA DEPAN PERPUSTAKAAN

Kita tau bahwa di era internet seperti sekarang, orang-orang dengan mudah mendapatkan informasi yang mereka inginkan dengan cepat. Tetapi meski begitu bukan berarti semua informasi yang didapat bisa kita telan bulat-bulat. Informasi di internet memang banyak, tapi tingkat keakuratannya bisa dibilang rendah alias rawan informasi hoax kalau kita tidak pandai dalam memilah-milah sumber yang terpercaya.

Satu tahun lalu, saya pernah mencoba membuat jajak pendapat kecil-kecilan yang fiturnya disediakan oleh sebuah aplikasi yang mirip seperti media sosial untuk melihat suara terbanyak mengenai siapa penyedia informasi terbaik, apakah internet ataukah perpustakaan. Saya menduga orang-orang akan memilih internet, dan ternyata benar.

Internetlah yang memenangkan suara dari jumlah total 62 suara. Sekitar 60% memilih internet, sedangkan 40% memilih perpustakaan. Terdapat 7 orang memberikan alasannya, sisanya tidak. Para pemilih tersebut berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia juga di dalamnya.

Dari gambaran hasil jajak pendapat tadi menunjukkan bahwa internet itu memang lebih akrab dengan masyarakat (bahkan di berbagai negara) ketimbang perpustakaan. Selain itu, faktor kemudahan juga menjadi alasan memilih internet dibanding perpustakaan, apalagi bagi kaum mager dan rebahan yang terkadang mager buat pergi ke perpustakaan (termasuk saya).

Tapi jangan salah dulu, mereka yang mager ke perpustakaan pasti akan tetap datang ke sana jika mereka benar-benar butuh atau kurang puas dengan sumber informasi yang ada di internet. Jadi kesannya seperti perpustakaan di nomor duakan ya… Tapi saya yakin, pasti masih ada orang-orang yang memilih untuk mencari informasi perpustakaan terlebih dahulu lalu mencari tambahannya di internet.

Menurut saya, saya pribadi memang lebih senang menjelajahi internet demi mendapatkan suatu informasi. Lebih praktis. Tinggal buka smartphone kemudian sambungkan koneksi internet, semua informasi berada di genggaman kita dalam waktu yang lebih cepat.

Tetapi meski begitu, ketika berkunjung ke perpustakaan saya merasakan adanya sensasi tersendiri. Kita merasa seperti bisa memilih informasi mana yang kita inginkan tanpa takut termakan informasi hoax (pandangan mengenai perpustakaan merupakan sumber informasi yang akurat sangat melekat di kepala).Sebenarnya, internet dan perpustakaan itu tidak bisa kita bilang mana yang terbaik di antara keduanya. Mereka berdua sudah seperti rekan kerja yang saling support dan melengkapi satu sama lain, jadi tidak perlu dibanding-bandingkan. Internet bisa kita bilang sebuah perpustakaan yang berbentuk digital karena menyimpan segala sumber infomasi di dalamnya.

Maka dari itu sebuah perpustakaan melalui para pustakawannya yang cerdas atau bisa dengan berkolaborasi dengan para ahli di bidangnya bisa memanfaatkan internet untuk menyebarkan segala jenis informasi yang mereka miliki yang tentunya sudah aman dari hal-hal yang berbau hoax. Harapannya agar dapat mengimbangi informasi hoax yang sudah terlanjur beredar luas.

#tugasartikelopini #perpustakaandaneradigital #smasitwihdatulummakolakaa #bahasaIndonesia #kolaka2024

1 note · View note

niadinet · 2 months

Link

#tanaman hias luar ruangan

0 notes

wzrhlmy · 4 months

Text

Genangan Air

Sore itu, hujan akhirnya reda setelah mengalir deras sedari pagi. Kahen mengajak anak dan istrinya berjalan-jalan keliling komplek. Sebagai kaum rebahan, awalnya saya malas untuk ikut bersama mereka, tapi siapa sih yang gak suka suasana sore sehabis hujan? Udara segar dan wangi aspal basah mengundang saya untuk ikut juga.

Di tengah kami berjalan-jalan, Aby yang memakai sepeda tiba-tiba berhenti di depan genangan air. Mungkin untuk Aby saat itu, genangan air yang ada dihadapannya adalah sebuah masalah yang harus dipecahkan.

Kahen yang melihatnya langsung mengatakan “Aby, jalannya ke pinggir ya. Hati-hati takut jatuh”

Berbeda pendapat, saya memotong ucapan Kahen “Aby dicoba aja masuk ke genangan air, main di situ seru loh.”

Seperti yang bisa ditebak, Aby lebih mendengarkan ayahnya, mengendarai sepeda ke pinggir jalan.

Pulang dari jalan-jalan, saya mendebat Kahen cukup hebat. Sebagai seorang ibu, saya tidak suka Kahen meminta Aby hati-hati. Buat saya, Aby seharusnya diberi motivasi untuk bisa berani mencoba hal baru.

Bukannya menyetujui, Kahen justru sama kerasnya. Buat dia, ketika saya menuntut Aby untuk mencoba hal baru, seharusnya kami mempersiapkan mental, fisik dan mengajarkan kehati-hatian terlebih dahulu.

Pembicaraannya berhenti sampai situ. Menyisakan debat kusir.

---

Selama 6 tahun menikah, kayaknya banyak cerita serupa dengan cerita di atas. Punya pendapat berbeda – saling bersikeras dengan pendapat sendiri – dan berujung debat kusir.

Padahal kalau dipikir lagi, pendapat kami berdua tidak ada yang salah.

Kami sama-sama punya tujuan yang baik untuk anak kami.

Tinggal mau melihat dari perspektif yang mana.

Seringnya yang membuat bertengkar adalah sikap keukeuh sama sudut pandang sendiri, merasa paling benar tanpa ada kemauan menurunkan ego untuk melihat dari sudut pandang yang lain.

Memberi jeda, untuk sebentar saja mendengar pendapatnya, melihat lebih jauh dari sudut pandangnya, kemudian bersama mencari solusi yang sesuai.

0 notes

enigmalestari · 7 months

Text

ALLAH TDK PERNAH TIDUR???? 😂😂😂😂😂 ALLAH SIBUK NGURUS 🏡, MALAIKAT2 PADA NGANTUK, KAUM REBAHAN ITU BAGIAN DARI SLEEPING BEAUTY MENUJU UNITY, PELACUR NYA YG GA PERNAH TIDUR, SETAN IBLIS, SIBUK MERENCANAKAN & MELAKUKAN KEJAHATAN, & AGAMA KELAMINNYA YG DI ANDALKANNYA 😂😂😂😂😂.

BENCANA AKAN MELANDA DUNIA | Alap-alap Ero-ero mider jagad, Nuswantoro k...

youtube

#Youtube

0 notes

lamyaasfaraini · 5 months

Text

Cerita tentang warteg

Hemm darimana ya ceritanya.. Ini adalah warteg atau warung nasi langganan keluarga kami. Awalnya almh Ibu sih yg nemuin, ini di jl. Arjuna depan jl. Rama. Namanya Putra Panjalu (sunda bgt yhaa~). Ibuku langganan karena makin sibuk kerja, ya jadi guru makin kesini makin sibuk saat itu jadi biar waras kerjaan domestik kaya masak di skip aja. Ya beli lah di warteg itu. Masak hanya weekend aja atau lg libur ngajar, dlm sminggu biasanya ada wkt libur, ibu ngajar Bhs Inggris di SMP. Dari yg tadinya bisa masak buat bekelin bapak jadi beli jg, termasuk yaa makanan sehari2. Biasanya kami rekrut ART tp ada kalanya sulit bgt dptinnya. Jadi kdg yg harian aja untuk nyuci dan nyetrika. Kami jg ngga ada tuntutan ibu buat masak, kdg nenek jg masak krn udah sepuh ya semoodnya nenek aja.

Sepeninggal Ibu, bagian masak memasak jadi aku yg urus. Saat itu sambil kerja, baru dpt kerja bgt. Sblm dpt kerja msh nganggur aku kdg masak, kdg ya ke warteg langganan Ibu. Baru pertama kali kesana aku yg beli. Rasanya pgn nangis.. Aku sempet cerita ke ibu warungnya bahwa ibu udah meninggal. Langganan bertahun2 sampe hafal ibunya. Lalu kami pindah ke uber.. Setelah nikah aku pindah lg ke rumah ini. Tiba2 aku inget warteg langgananku, aku sengaja kesana dan order sambil cerita2 bahwa aku dah nikah. Singkat crt akhirnya jrg lg kesana, sesekali tp jarang bgt. Keburu aku hamil dan super mager kalo jalan dan udah ada gofood dan sbgnya yg memudahkan kaum rebahan kek aku. Apalagi punya bayi makin aja ngerem dirumah. Belom lg pandemi dll, malah sempet tutup terus..

Bbrp bulan kmrn, aku dan adikku order warteg itu via grab food ternyata ada dong! Happy ya kangen bgt rasanya.. Fav kami ikan bakar, ayam bakar, perkedel kentang (enak bgttt huhu), sayur tahu merah tp ngga pedes ini enak bgt knp yaaa haaaa. Gepuk serundeng, tongkol sambel ijo.. Duh apalagi ya lupa. Tp kami paling sering beli ikan bakar, perkedel kentang sama sayur tahu. Order lah.. Rasanya masih sama, ikan bawal/nila di bakar enaaak.

Nah kemarin tuh aku sengaja kesana sebelum jemput nemo, ibu2 warungnya msh sama adik kaka itu. Aku order ikan bakar 2, perkedel 3 dan sambelnya (khas bgt dr dulu kurang pedes aahh). Trus ibu warungnya nyeletuk "teteh kemana aja". Aku kaget kirain dah lupa. "ya Allah ibu, masih inget aku" kujawab gt. "yaiya atuh ih meni kemana aja". "ihh ada ibu, meni jrg kesini akuteh yaa, skrg aku udah punya anak bu, anakku lg sekolah ini mau dijemput". "aduh udah punya anak lg". Udah aja sambil pamit, orderan aku slesei..

Bener2 nostalgia sih rasanya msh sama, tp tempatnya yaa msh gt aja rumah sederhana. Orderan cateringnya selalu rameee tiap kesana. Kalo maksi penuh sama pegawai2 dekat situ.. Alhamdulillah wartegnya masih bertahan. Berarti udah belasan tahun langganan huhu, semoga selalu laku dan ramai..

3 notes · View notes

beritasumbarcom · 8 months

Text

Ajak Generasi Muda Berdaya, Yogi Nofrizal Menuju DPRD Sumbar

Limapuluh Kota,BeritaSumbar.com,– Kata sebagian orang, anak muda hari yang disebut generasi milenial ini hanya ‘banyak gaya’. Hidup maunya foya-foya. Sehari-hari menjadi ‘kaum rebahan’, malas bergerak alias ‘mager’, tidak produktif, dan hidup bergantung pada apa yang diberikan atau diwariskan orang tua saja. Itu kata siapa? Tidak semua anak muda begitu. Mendengar obrolan dari Yogi Nofrizal,…

View On WordPress

#partai golkar #politik

0 notes

catluvus · 10 months

Link

[ad_1] Duel kaum rebahan ???? . #Repost @hana__kitty with @make_repost . . . . #catmemes #funnycat #catsofworld #7catdays #club_of_cats #wonderful_meowdels #classy_cats #meow_beauties #excellent_cats #cat_capabilities #my_loving_pet #catstocker #bestcats_oftheworld #igcutest_animals #thecatawards #bns_cats #instacat_meows #cutepetclub #cutest_meow #igcatjunky #thedailykitten #a_earth_of_cats #yourcatstoday #ig_catclub #adorable_cats_club #igbest_cats #catloversclub #character_cuties #igclubcats [ad_2]

0 notes

crepuscarmy · 11 months

Text

Birth Story pt.2

Alhamdulillah setelah 4 tahun, aku lahiran lagi nghehehehe. Aku mau cerita sejak 35 weeks. Cerita ini ditulis biar ingat aja. Sukur-sukur kalo bermanfaat.

Yuyur kehamilan kedua ini agak sulit untuk excercise karena udah cape duluan ngurus toddler :")

Yang aku gencarkan cuma mainan gymball, stretching sama jalan kaki. Terus optimalisasi posisi janin dengan harapan kalo posisi bagus lahirnya gampang aja lah ya wkwkwk ngarep.

Pas 35 weeks, malam lebaran itu, sore-sore aku kram perut. Nelpon suami, terus diajak ke bidan. Katanya kalo ada apa-apa pas lebaran akan jauh lebih repot. Kalopun gaada apapa ya alhamdulillah. Jadi kami ke bidan yang megang aku sejak awal kehamilan ini.

Diperiksalaaah, ternyata kalo ngga dapet intervensi saat itu dikhawatirkan lahir di usia 35 weeks dan terlalu berbahaya. Yauda dikasi obat, injeksi dll, lalu boleh pulang tapi harus istirahat total. Singkat cerita w masi lanjut hamil.

7 Mei 2023

Minggu pagi, kebeneran punggung suamiku terkilir sejak sabtu. Nanti siangan fisioterapisnya bakal ke rumah, jadi kami memutuskan akan menjalani slow day. Aku sama Hafshah jalan-jalan sekalian beli bubur dan makanan yang seruseru di alun-alun (rumah kami deket alun-alun btw). Sudaaah, semua normal. Kami sarapan, habis itu aku beberes, ngurus Hafshah dll. Suamik istirahat aja, masi saket.

Nah, pas fisioterapis dateng tu, aku permisi jemur pakean sambil menggembala Hafshah di halaman. Pas jemur tu tibatiba aja aku sakit perut kaya mens gitu sampe harus membungkuk biar dak saket. BUT I BRUSHED IT OFF soalnya kan masi 37 weeks, wajar kalo ada kontraksi palsu. Abis itu selo aja, angkutangkut Hafshah.

8 Mei 2023

Pagi itu gak lama setelah bangun tidur aku muntah pas mau sholat subuh. Ngeribetin suami soalnya daritadi ngga bilang akhirnya malah muntah kena sajadah heu :(((

Habis itu masih hidup normal, belanja sayur online terus masak seperti biasa. Kebetulan masih ✨suasana lebaran✨ jadi suamik pamit pulang telat ada halal bihalal di kantor. Oke selo.

Seharian ngga ada apapa, cuma keram keram tapi kuabaikan, aku masih nyuci sejadah tadi pagi, nyuci boneka kesayangan Hafshah setelah berdiskusi cukup lama. Sampeee waktunya ngajak Hafshah buat take a nap. Pas dia udah tidur aku ngerasa KOK PUSING YAH? Dis is no good soalnya semenjak hamil pastila rada overthinking kalo sakit dikit. Tapi w masi selo, yauda aku ikutan nap deket Hafshah deh. Ngga lama aku kebangun dan muntah lagi. Barulah khawatir, hmmm ngenapah ni yha?

Kaum-kaum yang apapun masalahnya air panas solusinya. Maka aku memutuskan mandi air hangat dulu, mandikan Hafshah dulu, pokonya kita harus bersih.

Setelah kami berdua bersih dan segar, aku ngajak Hafshah nonton aja sambil rebahan karena I feel a bit off. Waktu itu jam 5, ngga biasanya Hafshah lapar! Normalnya kami makan malam habis solat maghrib, tapi yaudah puja puji syukur kalo anak minta makan tu, jadi aku ngasi makan Hafshah dulu.

SAAT ITULAH aku ngerasa kaya lagi mens, kaya ada yang ngalir gitu lho. Tapi kan aku hamil! Aku pamit sebentar ke Hafshah, mau toilet dulu ya nak.

Ternyata air.

AAAIIIIRRR?

Air ketuban nampaknya. Sayangnya aku gatau harus ngapain kalo ketubannya rembes :")

Chat selpi dulu wkwkwkw aturan chat bidan dulu yah tapi yaudah. Habis chat selpi, chat bidan, akhirnya otakku ngumpul : baiknya aku telpon saja ke bidannya ni. Sama bidannya disuruh ke tempat praktiknya saja (kita panggil PMB ya mulai sekarang ya).

Habis itu bengong dulu sambil nunggu Hafshah makan. Pelan-pelan nelpon suami yang alhamdulillah sudah di dekat rumah.

Untungnya kami udah nyicil hospital bag. Sambil bingung dan minum jus avocado aku siap-siap ke bidan. Dan air ketubannya masih lamjut rembes.

Kami sampai di PMB waktu sudah maghrib, lagi sepi. Aku ke ruang perawat(?) "Mbaaak ketubanku rembes" perawatnya pada kaget tapi lamsung gercep ngurusin semuanya, alhamdulillah.

Masih selo tu di PMB, bidannya juga selo dan ramah banget. "Sudah sakit perut? Sama mens sakit mana?" Santai banget beliau nanyanya, jadi w juga ngga panik. Belum buuuk bidan, ngga sakit yang banget. Terus bidannya senyum, nyuruh baringan madep kiri aja karena ketubannya terus keluar bisabisa abis kalo w maksa srimulat.

Terus karna bukaannya ngga majumaju, sementara air ketubannya ngalir terus w diinduksi. Masih selo, makan granola bar, chat selpi lagi apdet keadaan. TAU TAU saket banget ngga boong. Pas zaman Hafshah ngga gini w tida ssssiaaaapppp. Selama kontraksi yang disebabkan induksi tu w :

"Astaghfirullahaladzim" istighfar, kapan lagi dosa diampuni kan.

"YaAllah tolong hamba" mendekatkan diri kepada Allah

"Beb tolongggg" ngatau bisa ngapain suamiku ni, tapi yaudah

*gibberish nonsense*

"Aku minta maaaf" my anxious brain taking over. Menggelar halal bihalal di ruang bersalin.

"I cant do thiiiis" mulai bule. W juga nggatau kalo ngga kuat emangnya ada opsi apa

"Mau pulaaang"

"Kita bakal ketemu bayik kan beb?"

"It hurts so baaaad" bule lagi.

Selama itu tapi w tetep atur napas alhamdulillah. Suami juga ikutan napas, curiga nanti dia ikut ngejen juga pas waktunya ngejen, orangnya gampang terpengaruh.

"Kalo udah kerasa kebelet pup bilang ya" kata bidanku in a very calm manner.

Gak lama emang iya kerasa, TAPI BELOM BOLEH NGEJEN.

Ini buat yang gatau aja, kalo belum bukaan lengkap, meski kepengen ngejen belom boleh soalnya malah bikin janinnya capek, jalan lahir bengkak dll. Pokonya jangan aja biasanya.

I feel a lot of pressure down there. Sekarang u bayangin, kebelet upup, tapi gaboleh keluarin. Muk nangid. Walaupun tau alasannya tetep w ditengah cucuran air mata dan keringet "kenapa ngga boleh ngejen buuuu" dan ya dijawab dengan sangat tenang sama bidannya. Luar biasa, pasti bukan aku aja yang kaya gini di sepanjang karir beliau

Setelah what feels like forever "mau ngeden? Yuk" kata bidanku yang yaAllah buuuk makasih. Akhirnyaaa ngeden lah ya, disemangatin mbakmbak perawat, asisten bidan dan suamiku sendiri. Pas bayinya meluncur kok ngga nangis, ternyata ada lilitan ;A;

Tapi bisa teratasi. Masalahnya sekarang plasentaku lengket. Tapi bisa teratasi. Tapi pendarahan, tapi teratasi juga. Sungguh semua ini kuasa Allah, di saat kaya gini baru kerasa emang.

They stitched me up, gave the baby, terus gantianlah itu tiap perawat masuk w disuapin makan, susu, air. Huft mantap!

Alhamdulillah after all the odds, bayi dan aku selamat tidak kurang suatu apa. Semoga membawa kebaikan dunia akhirat aamiin.

0 notes