Tumgik
#hasan rohani
boliboliku · 15 days
Text
*MENGUBAH SOSOK JIWA*
Suatu ketika mereka berdua, tokoh sufi Rabiah dan Hasan al-Bashri, berdiskusi di bawah pohon membahas hal-hal spiritual di tepi danau tak jauh dari sebuah pasar yang ramai. Hasan al-Bashri terpikat dengan kecantikan Rabiah, sehingga tiba waktunya untuk shalat, Hasan al-Bashri membentangkan sajadah dan meletakkannya di atas air. Sambil berdiri di atas sajadah yang ajaibnya mampu mengambang. Hasan al-Bashri dengan santai mengundang Rabiah untuk bergabung dengannya, berharap membuatnya terkesan. Namun, Rabiah menggelar sajadahnya, bertengger di atasnya, melayang di atas Hasan al-Bashri, dan mengundangnya untuk bergabung dengannya.
Dia menggoda Hasan al-Bashri, “Bukankah ini yang kau inginkan, agar orang-orang di pasar melihat kita dan terpana dengan kemampuan kita?” Rabiah pun melanjutkan, “Hasan al-Bashri, apa yang kau lakukan itu bisa dilakukan seekor ikan. Apa yang kulakukan, bisa dilakukan ngengat. Kau lupa bahwa panggilan hidup kita lebih sulit dan lebih penting: berusaha untuk mengubah sosok kita.”
Pada diri manusia terdapat proses berpikir atau menalar. Al-idrak dalam bahasa Arab. Kata al-idrak berarti naik tangga atau sampai. Berbeda dengan hewan, menalar ini hanya ada pada manusia. Dalam terminologi modern menalar ini adalah suatu kesadaran. Manusia dengan berbagai potensinya bisa bergerak menaiki anak tangga dan sampai pada suatu tujuan. Ada proses sadar yang bergerak terus-menerus menuju kesempurnaan yang hakiki dan menempatkan manusia pada tempat yang mulia. Tetapi, hal ini tidak akan terjadi jika manusia hanya fokus pada motif-motif egois, atau berupaya menutup diri dari fitrah sucinya sebagai manusia.
Pada diri manusia ada kecenderungan-kecenderungan yang bersifat suci dan altruis. Kecenderungan-kecenderungan rohani inilah yang sesungguhnya merupakan fitrah pada manusia sehingga menempatkan manusia pada kemuliaan yang lebih tinggi di hadapan makhluk yang lain. Ada kesadaran kita untuk senantiasa bergerak terus-menerus dari satu anak tangga menuju satu anak tangga kesadaran berikutnya, sehingga hal ini membuat kita berubah menjadi sosok yang lebih mulia. Inilah fitrah kita sebagai manusia. Senantiasa ada dorongan untuk menemukan kesempurnaan yang hakiki. Kecenderungan inilah yang membuat kesadaran manusia terus mengalami metamorphosis dan transformasi pertumbuhan kesadaran diri dengan “Menjadikan manusia sebagai makhluk yang mengetahui, rasional, dan memahami alam indrawi”, kata Ibn Sina. Artinya, mengetahui alam indrawi sebagaimana yang sebenarnya, agar kita menjadi tahu tentang diri kita sendiri, dan tahu tentang alam rasional yang tersembunyi di alam indrawi yang berada di luar dirinya”. Dengan kata lain, saat kesadaran diri kita terus bergerak naik menyempurna, maka akhirnya kita akan bisa mengetahui rahasia alam-alam lain dibalik alam duniawi. Sosok jiwa pun ikut berubah menjadi lebih mulia dan suci.
2 notes · View notes
itsnaboo-blog · 1 year
Text
Being present
Selalu dilakukan, selalu bersama.
Sehari ga cuma sekali, minimal 5 kali kalau lagi ngga dihalangi.
Bisa lebih kalau haus bukan hanya jasmani tapi juga rohani.
Tapi apa iya sudah benar benar mengadakan diri ketika berdiri mengucap Allah maha besar?
Tapi apa iya sudah benar benar merendah ketika mengucap Mahasuci Allah yang Maha tinggi.
Bukan rendah secara lahir saja, tapi merendahkan hati dan meniadakan rasa tinggi.
Bukan karena setitik usaha kita, paper bisa dipublikasi.
Bukan karena secimit nasihat kita, Anak didik berprwstasi.
Ini murni hadiah dari Sang Pencipta yang Maha Pemurah lagi Maha Tinggi
Jadi, sudahkah?
Sudahkah kita bersujud dengan merasa serendah itu dan mengakui “Rabbiyal a’la wabihandih”?
Sudahkan kita mendirikan shalat dengen persiapan bertemu Penguasa Jagad raya ini?
Sudahkah kita memasukkan khusyuk dalam benak sanubari?
Ketahuilah, bahwa Allah Ta’ala memuji orang-orang yang khusyuk dalam shalat mereka,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
(1) “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman”
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
(2) “(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya” (Al-Mu`minuun: 1-2).
Dan apa itu khusyuk?
Imam Al baghawi menyatakan bahwa para ulama memberikan pendapat yang berbeda mengenai makna khusyuk. Akan tetapi tidak saling menyelisi bahkan saling melengkapi. Karena sebagian menjelaskan khusyuk secara batin dan sebagiannya melengkapi secara lahiriahnya.
-Ibnu ‘Abbas berkata: tenang dan merendahkan diri,
-Al-Hasan (Al-Bashri) dan Qotadah menafsirkan: (yaitu) orang-orang yang takut,
-Muqotil menyatakan: (yaitu) orang-orang yang rendah hati (tawadhu’)
-Dari Ali radhiyallahu ‘anhu, yaitu tidak menoleh ke kanan dan tidak pula ke kiri.
-Sa’id bin Jubair berkata yaitu (seseorang) tidak mengetahui siapa orang yang di sebelah kanan dan kirinya, ia tidak menoleh, karena demikian khusyuknya (menghadap kepada) Allah ‘Azza wa Jalla. ‘
-Ibnu Sirin dan yang lainya menafsirkan, yaitu Anda tidak mengangkat pandanganmu dari tempat sujudmu.
- Atha`, yaitu Anda tidak bermain-main dengan anggota tubuhmu dalam shalat…
-dan adapula yang menyatakan khusyuk dalam shalat adalah mengumpulkan konsentrasi (memperhatikan urusan shalat) dan berpaling dari urusan di luar shalat sembari menghayati makna bacaan dan dzikir yang diucapkan lisannya” (diambil dari Tafsir Al-Baghawi: 3/238-239)
Syaikh As-Sa’di rahimahullah menafsirkan ayat di atas (Al-Mu`minuun: 1-2),
“Khusyuk dalam shalat adalah hadirnya hati (seorang hamba) di hadapan Allah Ta’ala, menghayati kedekatan dengan-Nya, hingga tentram hatinya karenanya, tenang jiwa dan gerakannya, tidak banyak mengingat sesuatu di luar urusan shalat, beradab di hadapan Rabb-nya, menghayati seluruh apa yang ia ucapkan dan lakukan dalam shalatnya, dari awal hingga selesai shalatnya, sehingga hilang was-was (bisikan syaitan) dan berbagai pikiran yang jelek. Inilah ruh dan maksud shalat. Shalat yang seperti inilah yang ditulis pahalanya bagi seorang hamba. Jadi shalat yang tidak ada kekhusyukan dan tidak ada pula kehadiran hati -walaupun shalat seperti itu sah dan diberi pahala (pelakunya)- namun sesungguhnya pahala shalat itu sesuai dengan kehadiran hati di dalam mengerjakannya” (Tafsir As-Sa’di, hal. 637).
Jadi Khusyuk itu datangnya dari hati dan lahirnya akan mengikuti. Seperti hadist rasulullah
Dari Abi Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi SAW melihat seseorang memainkan jenggotnya ketika shalat. Maka beliau berujar,"Seandainya hatinya khusyu' maka khusyu' pula anggota badannya. (HR. At-Tirmizy)
Lalu bagaimana jika shalatnya tidak khusyu? Misal, memikirkan keluarganya ketika shalat, apakah shalatnya harus diulangi?
Ulama berbeda pendapat mengenai hukum khusyu dalam shalat.
Jumhur ulama mengatakan, hukumnya anjuran dan tidak wajib. Karena mustahil seseorang bisa khusyu dengan sempurna dalam shalatnya.
Diantara dalilnya adalah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا نودي للصلاة أدبر الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ؛ حتى لا يسمع التَّأْذِينَ، فإذا قَضَى النداء أقبل، حتى إذا ثُوِّبَ بالصلاة أدبر، حتى إذا قضى التَّثْوِيبَ؛ أقبل حتى يَخْطُرَ بين المرء ونفسه، يقول اُذْكُر كذا، اُذْكُر كذا؛ لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ ، حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لاَ يَدْرِى كَمْ صَلَّى
Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh dari masjid sambil terkentut-kentut, hingga dia tidak mendengar adzan. Setelah adzan selesai, dia datang. Ketika iqamah, dia menjauh. Ketika iqamah selesai, dia datang, lalu membisikkan hati hamba yang sedang shalat, ‘Ingat ini… ingat itu…’ padahal sebelumnya dia tidak ingat. Hingga seseorang lupa dan tidak tahu berapa jumlah rakaat yang telah dia kerjakan dalam shalatnya.  (HR. Bukhari 608 & Ahmad 8139).
Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan kondisi orang yang digoda setan dalam shalat, hingga pikirannya melayang ke mana-mana, sampai dia tidak lupa jumlah rakaat yang telah dia kerjakan. Artinya, dia tidak khusyu dalam shalatnya. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memerintahkan agar shalatnya diulangi.
Hanya saja pahalanya berkurang, bahkan bisa jadi tidak ada.
Dan memang pekerjaan syaitan memberikan bisikan waswas agar ketika tidak menghadirkan hati dan jiwa kita saat sholat. Tapi apakah rela beraliansi dengan musuh Adam as tanpa sengaja?
Dan untuk batasan khusyuk seberapa, sebagian mengatakan khusyuk yang paling minimal adalah ketika menghadirkan hati kuta ketika takbiratul ihram.
Imam nawawi berkata : paling rendahnya ukuran khusu' untuk orang awam yaitu ketika takbir ia ingat Alloh. Namun ini bukan berarti hanya mengingat di saat itu-itu saja. Namun harus tetep berusaha untuk terus mengingat-Nya.
Bahkan juga ada seorang 'ulama' bilang, cara untuk khusu' itu ada 2 di antaranya:
1. Berusaha untuk selalu ingat Allah
2. Usahakan ngerti sama apa yang dibaca.
Sholat khusyuk memiliki banyak keutamaan. Empat diantaranya
1. orang yang sholat khusyuk dapat memperoleh kebahagiaan (keberuntungan) di dunia dan akhirat. (Al muminum ayat 1-2)
2. memberi ketenangan dalam hati, dan tidak gelisah apabila mendapat musibah (cobaan) hidup. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:
اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًاۙ وَّاِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًاۙ اِلَّا الْمُصَلِّيْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَاۤىِٕمُوْنَۖ
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan salat, mereka yang tetap setia melaksanakan salatnya." (QS Al Ma'arij ayat 19-23).
3. menghapus dosa-dosa kecil, selama orang yang sholat itu tidak melakukan dosa besar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
من صلى ركعتين لا يحدث فيهما نفسه، غفر له ما تقدم من ذنبه "Barang siapa sholat dua rakaat, di dalamnya dia tidak berbicara sedikit pun dengan hatinya tentang urusan-urusan keduniaan, niscaya diampuni dosa-dosanya yang lalu." (HR Ibn Abi Sya'ban). Dalam hadits lain, Nabi juga bersabda:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ...مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ "Sholat-sholat fardhu menghapus dosa-dosa kecil yang dikerjakan di antara waktu-waktu itu, selama tidak ada dosa-dosa besar yang dikerjakannya." (HR Ahmad, Muslim, Tirmizi)
4. Kekhusyukan dapat membuat orang yang Salat merasa ringan dalam mengerjakannya.
Dalam QS.Al- Baqarah:45 Allah SWT Ta’ala berfirman yang artinya: “Mintalah pertolongan kepada Allah SWT dengan sabar dan sholat. Dan sholat itu sungguh berat, kecuali bagi orang orang yang khusyuk”
Dalam ayat tersebut di jelaskan bahwa kekhusyukan dapat membuat orang merasa ringan dalam menjalankan shalatnya.
Sehingga ia merasa tidak ingin keluar dari shalatnya, sebab sholat telah membuat hatinya lapang.
Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan”10.
Dalam hadits yang agung ini, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menggandengkan empat perkara yang tercela ini, sebagai isyarat bahwa ilmu yang tidak bermanfaat memiliki tanda-tanda buruk, yaitu hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan11, nu’uudzu billahi min dzaalik.
Imam Ibnu Rajab al-Hambali berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa ilmu yang tidak menimbulkan (sifat) khusyu’ dalam hati maka ini adalah ilmu yang tidak bermanfaat”12.
Asal (sifat) khusyu’ yang terdapat dalam hati tidak lain (bersumber) dari ma’rifatullah (mengenal Allah Ta’ala dengan memahami nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna), mengenal keagungan-Nya, kemuliaan-Nya dan kesempurnaan-Nya. Sehingga barangsiapa yang lebih mengenal Allah maka dia akan lebih khusyu’ (kepada-Nya).
Siapa sih orang yang paling khusyu' shalatnya di dunia ini? Pasti kita sepakat menjawab bahwa nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling khusyu' dalam shalat. Maka definisi dan standarisasi khusyu' yang benar hanyalah semata-mata yang paling sesuai dengan shalat beliau.
Dan khusyuk juga bisa kita capai dengan meneladani kisah rauslullah dan para sahabatnya dalam mengutamakan kekhusyukan. Mentingkirkan hal-hal yang menganggu kekhusyukan tersebut.
Kisah pertama dari sosok Rasulullah saw yang tentunya adalah pemimpin para khasyi'in atau orang-orang yang khusyuk shalatnya. Diriwayatkan, pada suatu ketika beliau shalat mengenakan khamîshah, sejenis kain segi empat berbahan sutra atau kain wol yang bagian atasnya dihiasi renda-renda atau manik-manik. Khamishah itu merupakan persembahan dari Abu Jahm. Usai shalat mengenakan khamîshah tersebut, beliau langsung melepaskannya seraya berkata, “Pergilah kalian kepada Abu Jahm membawa khamîshah ini, sebab baru saja ia mengganggu shalatku, lalu bawa saja kepadaku anbijaniyyah Abu Jahm.” Anbijaniyyah sendiri ialah kain yang mirip dengan khamîshah, tetapi tidak ada manik-maniknya. Hadits ini berstatus muttafaq ‘alaih, diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim
Maka shalat khusyu' itu adalah shalat yang mengikuti nabi SAW, baik dalam sifat, rukun, aturan, cara, serta semua gerakan dan bacaannya. Bagaimana nabi SAW melakukan shalat, maka itulah shalat khusyu'.
13 notes · View notes
realita-lampung · 8 months
Text
HUT Ke 25, DPD PAN Pesawaran Bagikan Santuan Kepada Anak Yatim dan Dhuafa
Tumblr media
Dalam rangka memperingati HUT Partai PAN yang Ke-25, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai PAN Kabupaten Pesawaran Menggelar acara baksos berupa santunan anak Yatim-Piatu dan Kaum Dhuafa, Rabu (23/08/23). Kegiatan yang di laksanakan di depan halaman kantor DPD PAN Pesawaran tersebut, mengusung tema "Dalam Rangka Memperingati HUT PAN Ke-25 Kita Bangun Kebersamaan Untuk Menuju Kemenangan Pemilu Tahun 2024" Acara semarak HUT Partai PAN itu diisi dengan pembagian santunan anak Yatim-Piatu dan Dhuafa serta mendengarkan tausiah dari ustad Aminudin yang berlangsung penuh hikmat. Ketua DPD PAN Pesawaran, Paisaludin,SH, menerangkan, hari ini Partai PAN genap berusia yang Ke-25 tahun sesuai dengan instruksi ketua umum kami bapak Zulkifli Hasan, Partai PAN hadir "BANTU RAKYAT dan BERBUAT UNTUK RAKYAT " "Hari ini Partai PAN genap berusia Ke-25 sesuai arahan dan perintah ketua umum Partai PAN hadir Bantu Rakyat dan Berbuat Untuk Rakyat khususnya masyarakat yang ada di Kabupaten Andan Jejama kita cintai ini," ucapnya. "Harap saya Partai PAN Kabupaten Pesawaran semakin terdepan dan menjadi pemenang di Pileg 2024 nanti, " harap Paisaludin, SH, yang juga Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Pesawaran ini. Acara yang berlangsung hikmah dan penuh keakraban antara Pengurus Partai PAN Se-Kabupaten Pesawaran berserta calon legislatif (caleg-red) ini, diisi dengan kegiatan sosial memberikan santunan kepada anak Yatim-Piatu dan Kaum Dhuafa, serta mendengarkan siraman rohani dari Ustadz Aminudin. Turun hadir dalam acara tersebut para Anggota DPRD Kabupaten Pesawaran dari fraksi PAN dan masyarakat sekitar. (Tejo) Read the full article
0 notes
rumahbelajar · 8 months
Text
Eksistensi Kelembagaan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia dan Pengaruhnya bagi Pendidikan Anak Bangsa
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak. Dalam pengertian taman siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian itu, agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.
Proses pendidikan itu sendiri tak memandang usia yang bermakna bahwa proses pembelajaran itu berlangsung seumur hidup. Pendidikan dapat dijalani oleh seorang bayi, anak-anak, remaja, bahkan orang tua sekalipun. Selain itu, secara hakikat pendidikan dapat dilakukan dimana saja. Maka, dalam mengampu pendidikan tak mengharuskan seseorang untuk belajar di sekolah. Namun, mengikuti sistem pendidikan di Indonesia terdapat beberapa jenjang pendidikan yang diklasifikasikan berdasarkan usia seseorang. Salah satu jalur dari jenjang pendidikan yang kita temui saat ini adalah lembaga pendidikan pada anak usia dini. 
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini didasarkan pada beberapa landasan, yaitu: landasan yuridis, landasan filosofis, landasan religius, serta landasan keilmuan secara teoritis maupun empiris.
Berdasarkan Undang-undang (UU) No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jenjang pendidikan formal di Indonesia terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan, pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Walaupun tidak dikatakan sebagai jenjang pendidikan namun pendidikan anak usia dini memiliki kedudukan yang sama dengan jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
Sujiono (dalam Supriyono. Iskandar, H. Sucahyono., 2015: 2) menjelaskan menurut pandangan ontologis bahwa anak sebagai makhluk individu yang mempunyai aspek biologis yaitu adanya perkembangan secara fisik yang terus menerus berubah dari waktu ke waktu, aspek psikologis yang dibuktikan dengan adanya perasaan-perasaan tertentu yang terbentuk karena situasi-situasi yang dihadapinya (senang, susah, marah, kecewa, dihargai), sosiologis yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan bertemu teman bermain, dan antropologis bahwa anak hidup berdasarkan budaya darimana dia berasal. 
Secara epistemologis, Jean Piaget menyatakan anak dalam memahami dunianya, secara aktif menggunakan skema atau kerangka referensi. Sebuah skema adalah konsep atau kerangka yang sudah ada di dalam pemikiran individu dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Informasi-informasi tersebut akan terus berkembang membentuk logika berpikir dan pengetahuan anak (Mutiah, 2010: 45).
Kemudian, menurut pandangan Islam, menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Tholabul ilmi faridhotun ala kulli muslim” (HR Muslim). Sejalan dengan hadits hasan ini, ada sebuah Kaul Ulama (perkataan ulama) yang berbunyi “Uthlubul ‘ilma minal mahdi ilal lahdi”, tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat. 
Terakhir, landasan dalam sudut pandang keilmuan mengacu kepada beberapa penemuan para ahli tentang tumbuh kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Menurut Wittrock (Clark, 1983), ada tiga wilayah perkembangan otak yang semakin meningkat, yaitu pertumbuhan serabut dendrit, kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel saraf. Peran ketiga wilayah otak tersebut sangat penting untuk pengembangan kapasitas berpikir manusia. Sejalan dengan itu Tyler mengemukakan bahwa pada saat lahir otak manusia berisi sekitar 100 milyar hingga 200 milyar sel saraf. Tiap sel saraf siap berkembang sampai taraf tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi yang sesuai dari lingkungan.
Landasan-landasan ini termasuk yang menjadi dasar terkait pentingnya pendidikan anak usia dini. Lalu, sejak kapan pendidikan anak usia dini hadir di Indonesia? Kehadiran pendidikan anak usia dini di Indonesia dimulai sebelum kemerdekaan. Pada masa ini setidaknya dapat ditelusuri melalui dua periode, yaitu pada masa pergerakan nasional pada penjajahan Belanda (1908-1941) dan masa penjajahan Jepang (1942-1945).
Periode pertama ditandai dengan Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Sekolah untuk   anak-anak yang mengadopsi dari Frobel School di Indonesia. Pergerakan Pemuda Budi Utomo  merupakan awal kebangkitan nasional yang kemudian mendirikan Bustanul Athfal pada tahun 1919 oleh Persatuan Wanita Aisyiyah di Yogyakarta. Pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Lare yang kemudian berkembang menjadi Taman Indria.
Periode kedua yakni saat masa penjajahan Jepang, kala itu pendidikan anak usia dini terus berlanjut namun semakin berkurang dari segi kuantitasnya. Pada saat itu pemerintah jepang tidak mengawasi secara formal penyelenggaraan PAUD, namun pemerintah jepang hanya melengkapi kegiatan kelas dengan nyanyian jepang.
Periode berikutnya adalah periode setelah kemerdekaan. Periode ini setidaknya terbagi menjadi 6 periode, yaitu periode 1945-1965; 1965-1998; 1998-2003; 2003-2009; dan periode 2010-sekarang.
Periode 1945-1965 ditandai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Lanjutan Wanita. Yayasan tersebut mendirikan Sekolah Pendidikan Guru TK Nasional di Jakarta dan merupakan gerakan nasionalis dalam melawan kembalinya Belanda. Di era ini pemerintah dan swasta mulai nnembangun banyak TK. Pada tahun 1950, melalui UU No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah keberadaan TK resmi diakui sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. 
Periode 1965-1998 ditandai dengan diperkenalkannya silabus kurikulum baru tahun 1968 yang menggantikan kurikulum versi 1964 (Kurikulum Gaya Baru). Pada akhir periode ini terdapat upaya lebih luas dalam pengadaan pendidik PAUD oleh perguruan tinggi ‘terjadi pada tahun 1993/1994-1996/1997 peningkatan kualifikasi guru prasekolah dari SPG ke D-2 PGTK yang penyelenggaraanya dimulai dari IKIP Jakarta, IKIP Medan, IKIP Yogyakarta, dan kemudian IKIP Bandung.
Periode 1998-2003 ditandai dengan otonomi pendidikan, yang berpengaruh terhadap tata kelola penanganan PAUD di pusat maupun di daerah-daerah. Pada periode ini pemerintah mulai mendukung berkembangnya PAUD jalur pendidikan nonformal dalam bentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) dan Satuan PAUD Sejenis dalam bentuk pengintegrasian layanan PAUD dengan Posyandu.
Periode 2003-2009 ditandai dengan keluarnya Undang­-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan jawaban atas tuntutan reformasi dalam semua aspek kehidupan. Melalui UU ini untuk pertama kali PAUD diatur secara khusus dalam sebuah undang-undang, yaitu pada pasal 1 butir 14 tentang pengertian PAUD; pasal 28 yang secara khusus mengatur tentang PAUD; dan pasal-pasal terkait lainnya.
Periode 2010-sekarang ditandai dengan kebijakan penggabungan pembinaan PAUD formal dan PAUD nonformal di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) melalui Peraturan Presiden No. 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2010.
Pada perjalanan sejarah pembinaan PAUD di Indonesia, akhirnya terjadi kristalisasi bentuk bentuk satuan PAUD dengan berbagai karakteristiknya yang meliputi TK (termasuk Taman Kanak-kanak Bustanul Athfal/TK-BA), RA, KB, TPA, Satuan PAUD Sejenis, serta PAUD berbasis keluarga dan/atau lingkungan.
Perkembangan PAUD di Indonesia hingga sampai di titik ini tidak terlepas dari perkembangan PAUD di dunia internasional. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2021/2022 diketahui jumlah sekolah TK di Indonesia sebanyak 91367 sekolah. Melihat perkembangan PAUD di Indonesia menunjukkan semakin besarnya pemahaman pemerintah dan masyarakat terkait pentingnya pendidikan anak usia dini khususnya dalam kelembagaan pendidikan anak usia dini. Dimana pendidikan anak usia dini juga memiliki pengaruh terhadap pendidikan anak bangsa.
Salah satu peran pendidikan anak usia dini terhadap pendidikan anak bangsa adalah sebagai gerbang awal sebelum seorang anak memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pada pendidikan anak usia dini, seorang anak mulai mengenal proses belajar itu sendiri, dimana pembelajaran yang diterapkan adalah konsep belajar sambil bermain (learning by playing), belajar sambil berbuat (learning by doing), dan belajar melalui stimulasi (learning by stimulating). Sehingga, saat seorang anak memasuki jenjang selanjutnya, ia akan merasa lebih siap dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Daftar Pustaka
Silabus.Web.Id. Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan dan Pengajaran. Diakses pada 15 Agustus 2023, dari https://www.silabus.web.id/pemikiran-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan-dan-pengajaran/
Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 20, Tambahan Lembaran RI Nomor 4301. Sekretariat Negara. Jakarta.
Supriyono. Iskandar, H. Sucahyono. (2015). KEDUDUKAN DAN STRUKTUR KELEMBAGAAN PAUD DAN DIKMAS. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2
Isnaeni, R. F. Maemonah. (2020). Epistimologi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini dalam Pandangan Jean Piaget. 3 (20). 82
Choironi, M. (2021).  Utlubul Ilma Minal Mahdi ilal Lahdi, Hadis atau Bukan?. Diakses pada 14 Agustus 2023, dari https://islami.co/utlubul-ilma-minal-mahdi-ilal-lahdi-hadis-atau-bukan/
Abdulhak, Ishak. LANDASAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. Bandung: Direktori UPI
Silabus.Web.Id. Sejarah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Diakses pada 15 Agustus 2023, dari https://www.silabus.web.id/sejarah-paud-pendidikan-anak-usia-dini/#:~:text=dengan%20istilah%20PAUD.-,Pelopor%20PAUD%20Dunia,mendirikan%20lembaga%20yang%20bernama%20Kindergarten.
Konten: UTS Mahasiswa: Khadijah Adilah Mata Kuliah: Ilmu Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Desi Rahmawati, M.Pd Universitas: Pascasarjana UNJ
1 note · View note
infojawabarat · 2 years
Text
Tumblr media
Kang Ace: Kemajuan Bangsa Indonesia Sangat Tergantung kepada Pendidikan Anak
Bandung - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Tubagus Ace Hasan Syadzily menyatakan, kemajuan bangsa Indonesia sangat tergantung kepada pola asuh dan pendidikan anak. Karena itu, orang tua harus bisa menekankan nilai-nilai positif dalam hidup anak-anak, selain harus berilmu, juga berakhlak dan berkarakter.
Pernyataan itu disampaikan Kang Ace, sapaan akrab Tubagus Ace Hasan Syadzily dalam acara “Advokasi dan Diseminasi Perumusan Kebijakan Perlindungan Khusus Anak”, Selasa (28/6/2022) di Grand Pasific Hotel, Kota Bandung.
Acara yang dihadiri pengurus DPD Pengajian Al-Hidayah Jabar tersebut merupakan kerja sama antara Komisi VIII DPR RI dengan Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
“Kemajuan Indonesia, tergantung bagaimana peran keluarga dalam mendidik dan membimbing anak. Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa, sehingga sebagai orang tua harus bisa menekankan nilai-nilai positif dalam hidup anak-anak. Selain harus berilmu, juga harus berakhlak dan berkarakter,” ujar Kang Ace.
Selama pandemi, ujar Kang Ace, banyak problematika yang menimpa anak-anak. Hal itu menjadi perhatian Komisi VIII DPR RI. Selama pandemi banyak kasus kekerasan terhadap anak-anak. Tingkat pernikahan anak di bawah umur masih tinggi. Pernikahan dini, implikasinya bisa berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan.
"Dari kondisi fisik, ekonomi sampai pada kondisi psikologis juga belum siap untuk membangun rumah tangga. Juga banyak anak yatim dan yatim piatu yang orang tuanya meninggal karena Covid 19," tutur Kang Ace.
Komisi VIII DPR RI, kata Kang Ace, mendorong penyusunan rancangan Undang-undang Yatim Piatu. Sebab, konstitusi mengatakan anak-anak harus dilindungi negara. "Bagaimana nasib mereka, bagaimana pendidikan mereka, siapa yang mengasuh mereka,” ucap Ketua Partai Golkar Jabar ini.
Sementara itu, Analis Kebijakan Ahli Madya, Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Ratna Oeni mengatakan, masih banyak kekerasan yang terjadi kepada anak-anak.
Kemen KPPPA telah menyediakan layanan pengaduan kasus kekerasan terhadap anak, yaitu layanan SAPA 129 atau melalui wa 08111129129. Masyarakat jika mendapati kekerasan terhadap anak diimbau segera melaporkan kasus tersebut pada hotline yang tersedia.
“Untuk mengetahui perkembangan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, Kemen PPPA memiliki website berupa Sistem Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) yang terus memperbarui data kasus-kasus kekerasan di Indonesia," kata Ratna Oeni.
"Data kekerasan sejak Januari sampai Juni 2022, sebanyak 35.576 kasus terhadap anak, 14.778 kepada perempuan, dan 20.798 terhadap laki-laki," ujar Ratna Oeni.
Sementara itu, Ketua DPD Pengajian Al-Hidayah Jabar, Titin Sumekar mengatakan, Pengajian Al-Hidayah punya kewajiban untuk ikut serta secara aktif mendorong agar hak-hak anak dapat terpenuhi dan diberi perlindungan dari perbuatan-perbuatan yang mencelakakan keselamatan jasmani dan rohani mereka.***
0 notes
ameliaayuantika23 · 3 years
Text
OPINI IBADAH HAJI & UMROH DI SUSUN OLEH AMELIA AYU ANTIKA, MAHASISWA SEMESTER 4 PAI A IAIDU ASAHAN
A. Ibadah Haji
Haji menurut bahasa berarti menyengaja atau bersungguh-sungguh. Sedangkan Menurut istilah, Haji artinya menyengaja menuju Baitullah atau Ka’bah untuk melaksanakan ibadah kepada Allah Swt dengan maksud beribadah secara ikhlas mengharap keridhaan Allah. Pada waktu tertentu dan dilakukan secara tertib. Berikut ini firman Allah tentang ibadah haji di dalam Al Quran Surah Ali Imran ayat 97: Yang Artinya: “Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam”.
Menurut Hasan Asari(2008), Ibadah haji merupakan ibadah yang memerlukan fisik yang kuat dalam menjalankannya terlebih-lebih bagi umat islam yang jauh dari tanah suci seperti dari Asia Tenggara. Beberapa ayat Al- Qur’an dan hadits menyiratkan diperlukan ketahanan fisik dalam berhaji seperti pada surah Al-Hajj/22:27 yang artinya: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan ibadah haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang dating dari segenap penjuru yang jauh”.
Rasulullah juga bersabda mengenai kewajiban haji yang artinya: "sesungguhnya hambaku yang aku sehatkan badannya, yang aku luaskan rezekinya, tetapi dia tidak juga mau berangkat memenuhi panggilan Allah, dia tidak mau melaksanakan haji sampai waktu lima tahun dia tidak juga berkunjung kepadaku, maka orang tersebut termasuk orang yang tertutup, rugi dan sia-sia.” (HR. Baihaqi dan Tirmidzi)
Maksud dari ayat dan hadits di atas yaitu mengandung perintah diwajibkannya ibadah haji bagi yang mampu. Maksud dari kata mampu yaitu mampu secara material(biaya dirinya dan keluarga yang ditinggal), serta mampu secara fisik(sehat jasmani dan rohani) dan mempunyai pengetahuan tentang manasik haji dan informasi tentang pelaksanaan ibadah haji. Bagi orang yang sudah mampu tetapi belum melaksanakan haji, maka orang itu akan mendapatkan dosa karena meninggalkan dari kewajibannya sebagai umat Islam.
Menurut Imam Mazhab(Hanafi, Hambali, Maliki dan Syafi’i) mereka sepakat bahwa ibadah haji merupakan salah satu rukun islam yang diwajibkan atas setiap muslim yang merdeka, baligh, dan mempunyai kemampuan dalam melaksanakan ibadah haji. Orang yang berkewajiban haji, tetapi tidak mengerjakannya sehingga dia meninggal sebelum dapat melaksanakan ibadah haji maka gugurlah kewajiban dari dirinya, Demikian juga kesepakatan para Imam Mazhab. Para Imam Mazhab juga sepakat bahwa anak kecil tidak diwajibkan untuk melaksanakan ibadah haji.
Kewajiban haji dibebankan kepada orang yang memenuhi syarat wajib sebagai berikut.
1) Beragama Islam.
2) Berakal sehat.
3) Balig.
4) Merdeka.
5) Mampu/kuasa baik secara lahir maupun batin.
6) Dilaksanakan pada waktunya
Dalam ibadah haji, kita harus memperhatikan ketentuan rukun, wajib, dan sunahnya. Rukun haji artinya segala sesuatu yang harus dilaksanakan dalam ibadah haji.Jika salah satu rukun ditinggalkan, ibadah haji menjadi tidak sah (Zainal Abidin:2001).
Adapun rukun haji yaitu:
1) Berniat, yaitu menyengaja berhaji dengan meninggalkan semua yang dilarang atau diharamkan dalam haji. Adapun Lafazh niat haji yaitu:
“Nawaitul-hajja wa ahramtu bihi lillaahi Ta’aalaa” Artinya: saya niat mengerjakan haji dengan berihram karena Allah Ta’ala.
2) Ihram, yaitu memakai kain putih yang tidak berjahit, tidak boleh menutup kepala bagi laki-laki dan untuk laki-laki terdiri dari 2 potong kain, cara memakainya sepotong kain dililitkan di badan dan satunya di selendangkan. Sedangkan bagi perempuan, pakaian ihram adalah pakaian biasa yang berwarna putih yang tidak menutup wajah dan telapak tangan.
3) Wukuf di Padang Arafah, yaitu berhenti sebentar di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dimulai saat masuk waktu dzuhur hingga fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah.
4) Tawaf Ifadah, yaitu mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali dimulai dari hajar aswad.
5) Sai atau lari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah.
6) Tahallul yaitu mencukur rambut kepala sedikitnya 3 helai rambut.
7) Tertib artinya dilakukan secara berurutan.
Adapun Wajib Haji yaitu:
1) Ihram dari miqat yaitu memakai pakaian ihram yang dimulai dari batas waktu dan tempat yang ditentukan, misalnya jamaah asal Indonesia dimulai dari Jeddah dan waktunya dari awal bulan syawal sampai terbit fajar hari Idul Adha.
2) Bermalam di Muzdalifah.
3) Melontar jumrah aqabah pada hari 10 Dzulhijjah sebanyak 7 butir.
4) Melontar 3 jumrah pada 11 dan 12 Dzulhijjah.
5) Bermalam di Mina pada hari tasyrik yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
6) Menjauhkan diri dari semua perbuatan yang dilarang.
Adapun Sunnah Haji yaitu:
1) Membaca lafadz talbiah yaitu “Labaikallaahumma Labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan-ni’mata laka wal mulka laa syariika lak”. Yang artinya: “Aku datang penuhi panggilan-Mu ya Allah, dan tidak ada sekutu bagi-Mu, dan aku taat pada-Mu sesungguhnya pujian, karunia dan kerajaan itu milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”. (HR Bukhari dan Muslim)
2) Membaca sholawat Nabi.
3) Melaksanakan thawaf qudum sebagai penghormatan bagi Kakbah.
4) Masuk ke Baitullah dan Hijr Ismail.
Larangan Dalam Melaksanakan Haji yaitu:
1) Memakai pakaian yang dijahit dan memakai tutup kepala bagi laki-laki.
2) Menutup muka dan kedua telapak tangan bagi perempuan.
3) Memakai harum-haruman.
4) Memotong kuku
5) Menikah
Ibadah Haji dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1) Haji Ifrad, yaitu melaksanakan haji dan umroh secara terpisah dalam bulan haji yang sama. Yang pertama dilakukan ibadah haji kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan umroh.
2) Haji Tamattu’ yaitu melaksanakan ibadah umroh terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan melaksanakan ibadah haji.
3) Haji Qiran yaitu mengerjakan ibadah haji dan umroh secara bersamaan.
B. Ibadah Umroh
Umroh secara bahasa yaitu ziarah, melihat atau datang, sedangkan secara istilah umroh adalah mengunjungi Baitullah(Kakbah) untuk beribadah kepada Allah SWT dengan syarat dan rukun tertentu dan boleh dilaksanakan pada bulan apa saja. Umroh juga disebut haji kecil, karena beberapa ketentuannya hampir sama dengan ibadah haji, tetapi yang membedakan yaitu pelaksanaan umroh lebih sederhana dibandingkan pelaksanaan ibadah haji dan umroh tidak adanya wukuf di Arafah serta waktunya bisa dilakukan di luar bulan syawal sampai Dzulhijjah.
Sebagimana firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 196 yang artinya:“Sempurnahkanlah ibadah haji dan umroh karena Allah”. Ayat tersebut mengandung tunaikanlah pelaksanaan haji dan umroh secara sempurna untuk menjalankan perintah dari Allah SWT.
Menurut pendapat imam mazhab tentang hukum umroh, Imam Hanafi dan Maliki mengatakan hukumnya sunnah. Hambali mengatakan bahwa umroh hukumnya fardhu sebagaimana haji. Dan Syafi’i mempuyai 2 pendapat dan yang paling shahih bahwa umroh hukumnya fardhu.
8 notes · View notes
nofikadwi · 4 years
Text
Mencari Seseorang sebagai Panutan dan Teladan (Bagian ke 5, kaidah Tazkiyatun Nafs)
🔴 Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.“ (QS. Al-Ahzab [33]: 21)
🔴 Ibnu Katsir rahimahullahu Ta’ala berkata,
هَذِهِ الْآيَةُ الْكَرِيمَةُ أَصْلٌ كَبِيرٌ فِي التَّأَسِّي بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَقْوَالِهِ وَأَفْعَالِهِ وَأَحْوَالِهِ
“Ayat yang mulia ini merupakan landasan (pokok) penting dalam meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik dalam ucapan, perbuatan dan keadaan beliau.” (Tafsir Ibnu Katsir, 11: 133)
Al-Hasan rahimahullahu Ta’ala berkata, “Sekelompok orang berkata pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya kami mencintai Rabb kami.” Maka Allah Ta’ala turunkan ayat ini,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ
“Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 31)
Mengikuti dan meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bukti benarnya kecintaan seseorang kepada Allah Ta’ala. Hal ini karena mengikuti dan meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta menempuh jalan beragama beliau yang lurus adalah penyucian jiwa itu sendiri. Dan tidaklah mungkin seorang bisa mencapai penyucian jiwa tanpa mengikuti ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Gembong-gembong kesesatan di setiap masa berinovasi dengan menciptakan metode-metode baru lagi mungkar, dan mengklaim hal itu mampu menyucikan jiwa, menjernihkan hati, memperkuat hubungan dengan Allah Ta’ala, dan klaim-klaim lain dalam perkataan mereka. Mereka pun memberi wejangan untuk mengasingkan diri dari masyarakat (jamaah) dan menyendiri di tempat-tempat yang gelap, mengulang-ulang model dzikir dan kalimat (lafadz) tertentu, dan mereka menyangka hal itu bisa menyucikan, menjernihkan, memelihara jiwa, dan klaim-klaim lain yang batil (dusta).
🔴 Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta’ala berkata,
وتزكية النفوس : أصعب من علاج الأبدان وأشد فمن زكى نفسه بالرياضة والمجاهدة والخلوة التي لم يجىء بها الرسل فهو كالمريض الذي يعالج نفسه برأيه وأين يقع رأيه من معرفة الطبيب فالرسل أطباء القلوب فلا سبيل إلى تزكيتها وصلاحها إلا من طريقهم وعلى أيديهم وبمحض الانقياد والتسليم لهم والله المستعان
“Menyucikan jiwa lebih sulit dan lebih berat daripada mengobati badan. Barangsiapa menyucikan jiwanya dengan riyadhah (latihan-latihan rohani untuk menyucikan jiwa, pent.), mujahadah (usaha sungguh-sungguh untuk melawan hawa nafsu menurut pengikut tasawwuf, pent.) dan khulwah (menyendiri) yang tidak diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seperti orang yang mengobati diri sendiri dengan mengandalkan pendapat sendiri. Apakah pendapatnya itu akan sesuai dengan ilmu yang dimiliki oleh para dokter? Para rasul adalah dokter hati. Tidak ada jalan untuk menyucikan dan memperbaiki hati manusia kecuali mengikuti jalan dan melalui arahan mereka, dan dengan semata-mata menaati dan menerima ajaran mereka. Wallahul musta’an (Dan Allah adalah sebaik-baik tempat untuk meminta pertolongan).” (Madaarijus Saalikiin, 2: 300)
Demikian pula, seluruh amal yang tidak dilandasi tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka amalan tersebut tertolak. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang beramal dengan amal yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amal tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)
🔴 Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullahu Ta’ala bekata,
إن رسول الله صلى الله عليه و سلم هو الميزان الأكبر، فعليه تعرض الأشياء؛ على خلقه، وسيرته، وهديه، فما وافقها فهو الحق، وماخالفها فهو الباطل
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah al-mizan al-akbar (parameter kebenaran yang agung), segala sesuatu diperbandingkan dengan beliau, baik dengan akhlaknya, sejarah hidupnya, maupun dengan petunjuknya. Apa yang sesuai dengannya, itulah kebenaran. Dan apa yang bertentangan dengannya, itulah kebatilan.” (Diriwayatkan oleh Al-Khathib Al-Baghdadi dalam Al-Jaami’ li akhlaaq ar-raawi wa adaab as-saami’, 1: 79)
Oleh karena itu, wajib bagi orang yang ingin menyucikan jiwanya untuk bersungguh-sungguh mengikuti, mencontoh dan meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta menjauhi berbagai perkara dan metode-metode baru (bid’ah) yang diklaim oleh para pencetusnya bahwa hal itu dapat menyucikan jiwa.
10 notes · View notes
gitaseptianadewi · 5 years
Text
Manfaat Do'a dan Dzikir
Manfaat do'a dan dzikir sangat amat banyak, berikut beberapa faedah mengingat Allah dalam do'a dan dzikir :
1. Mendatangkan keridhaan Allah.
2. Mengusir syaitan, menundukkan dan mengenyahkannya.
3. Menghilangkan kesedihan hati dan kemuramannya.
4. Mendatangkan kegembiraan serta ketentraman dalam jiwa.
5. Menguatkan jasmani dan rohani.
6. Membuat hati dan wajah berseri-seri.
7. Melapangkan rezeki.
8. Menimbulkan rasa percaya diri dan menunjukkan kharisma.
9. Menumbuhkan cinta kepada Allah yang merupakan ruh Islam, inti agama, poros kebahagiaan dan keselamatan.
10. Menumbuhkan perasaan selalu diawasi oleh Allah, sehingga memasukkan seorang hamba ke dalam Ihsan.
11. Membuahkan ketundukan berupa kepasrahan diri kepada Allah dan niat kembali kepada-Nya. Selagi dia banyak bertaubat dengan menyebut asma-Nya, maka hatinya selalu ingat kepada Allah, sehingga Allah menjadi tempat mengadu serta tempat kembali baginya, juga sumber kebahagiaan dan kesenangannya, tempat bergantung pada saat senang ataupun ketika mendapat bencana atau musibah.
12. Mendekatkan diri kepada Allah.
13. Membuka berbagai pintu ma'rifat selebar-lebarnya, semakin dia berdzikir, semakin lebar pintu tersebut terbuka baginya.
14. Memupuk rasa takut kepada Allah dan menggugah hati untuk senantiasa memuliakan-Nya.
15. Membuat diri selalu diingat Allah, sebagaimana firman Allah :
فَاذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 152)
16. Menghidupakan hati. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata : "Dzikir bagi hati sama dengan air bagi ikan, maka apa yang akan terjadi pada ikan seandainya ia berpisah dengan air?"
17. Dzikir merupakan santapan hati dan ruh. Jika hati dan ruh kehilangan santapannya, maka sama dengan badan yang tidak mendapatkan santapannya.
18. Membersihkan hari dari karatnya. Segala sesuatu memiliki karat, adapun karat hati adalah lali dan hawa nafsu. Sedangkan cara memberaihkan karat ini seorang hamba harus bertaubat dan beristighfar.
19. Menghapuskan dan menghilangkan kesalahan. Dzikir merupakan kebaikan yang paling agung, sementara kebaikan dapat menyingkirkan keburukan.
20. Menghilangkan kerisauan dalam hubungan antara dirinya dengan Allah. Orang yang lalai terus dihantui oleh kerisauan atau kegelisahan, yang tidak bisa sihilangkan kecuali dengan dzikir.
21. Takbir Allahu-akbar (الله أكبر ), tasbih subhanallah (سبحان الله), tahmid alhamdulillah (الحمد لله) dan tahlil ( لا إله إلا الله ) seorang hamba tatkala berdzikir akan mengingatkannya saat ditimpa kesulitan.
22. Seseorang yang mengenal Allah dengan cara berdzikir pada saat lapang menjadikan hamba tetap mengenalNya di saat mebghadapi kesulitan, maka Allah mebgenalnya saat ia ditimpa kesulitan.
23. Berdizikir kepada Allah merupakan benteng yang kokoh dari berbagai keburukan di dunia dan di akhiray, serta sebagai penyelamat dari adzab Allah, seperti dikatakan Mu'adz bin Jabal :
" Tidak ada amal anak Adam yang lebih menyelamatkannya dari adzab Allah selain daripada dzikir kepada Allah".
24. Dzikir kepada Allah menyebabkan turunnya ketenangan serta datangnya rahmat. Bahkan ditegaskan bahwasanya para Malaikat mengelilingi orang-orang yang berdzikir, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah dalam HR. Muslim no 2699.
25. Dzikir menyibukkan lisan hingga ia tidak melakukan ghibah, mengadu domba, berdusta, kekejian dan kebathilan. Siapapun membiasakan lidahnya untuk selalu berdzikir, maka lidahnha lebih terjaga (selamat) dari kebathilan serta perkataan yang sia-sia.
26. Majelis Dzikir adalah majelis para Malaikat, sedangkan majelis kelalaian dan permainan adalah majelis syaitan.
27. Para Malaikat selalu memohonkan ampunan bagi orang yng berdzikir. Banyak berdzikir akan menghindarkan diri kita dari sifat nifaq (munafik).
28. Orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah akan merasa bahagia dan mendapat keberkahan, begitu pula bagi orang yang dekat dengannya.
29. Dzikir memberikan rasa aman dari penyesalan pada hari Kiamat, karena setiap majelis yang tidak terdaoat dzikir kepada Allah akan menjadi penyesalan kelak (pada hari Kiamat).
30. Berdzikir kepada Allah sendirian sambil meneteskan air mata akan melindungi dirinya dari panas matahari di padang Mahsyar pada hari Kiamat, karena dia dilindungi oleh Arsy Allah. Adapun orang lain yang tidak berdzikir kepada Allah akan tersengat panasnya matahari pada saat itu.
31. Dzikir itu ibadah yang paling mudah, namun paling agung dan paling utama. Sebab, gerakan lidah adalah gerakan anggota badan yang paling ringan dan paling mudah dilakukan manusia.
32. Dzikir merupakan tanaman Surga. Ini sebagaimana riwayat at-Tirmidzi dari Abdullah bin Mas'ud, bahwa Rasulullah bersabda :
" Pada malam tatkala diisra'kan, aku bertemu Ibrahim al-Khalil, lantas dia berkata kepadaku : 'Wahai Muhammad, sampaikan salamku kepada umatmu dan beri tahukan kepada mereka bahwa Surga itu bagus tanahnya, segar airnya, dan bahwa Surga itu berupa tanah yang kosong sedangkan tanamannya adalah lafadz dzikir :
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ الله، وَاللهُ أَكْبَرُ
Mahasuci Allah, segala puji milikNya, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, dan Allah Mahabesar.
Menurut at-Tarmidzi, sanad hadits tersebut hasan gharib.
33. Pemberian dan karunia Allah yang dilimpahkan karena dzikir tidak pernah dilimpahkanNya karena amal yang lain.
34. Terus-menerus berdzikir membuat hati seseorang tidak melalaikan Allah. Siapa yang melalaikan Allah akan lalai terhadap kemaslahatan dirinya sehingga dia pun binasa.
35. Dzikir selalu menyertai hamba meskipun dia berada di tempat tidur, di pasar, tatkala sehat, sewaktu sakit, pada saat mendapatkan kenikmatan dan kesenangan, ketika menderita dan mendapat cobaan. Bahkan dzikir itu bersama hamba di setiap kondisi.
36. Dzikir merupakan cahaya bagi orang yang sering mengucapkannya di dunia, di kuburan, dan di tempat kembalinya, yang meneranginya pada saat melaluo Shirath. Sungguh, tidak ada yang dapat menyinari kubur dan hari melainkan hanya dengan berdzikir kepada Allah.
37. Dzikir merupakan pangkal landasan jalan manusia secara umum dan bentuk kecintaan yang ditebarkan. Siapa yang dibukakan jalan untuk berdzikir berarti telah dibukakan baginya jalan untuk menuju kepada Allah.
38. Di dalam hati ada suatu celah yang hanya dapat disumbat dengan dzikir. Jika dzikir sudah menjadi semboyan hati, di mana hati inilah yang pada asalnya berdzikir, kemudian lisan mengikutinya, maka dzikir yang bisa menutupi celah tersebut. Maka manusia akan menjadi kaya bukan karena harta, terpandang bukan karena keturunan, dan disegani bukan karena kekuasaan.
39. Dzikir dapat menghimpun yang tercerai berai dan menceraiberaikan yang terhimpun, serta mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
40. Dzikir akan membangunkan hati dari tidur panjangnya, dan menjaga dari kantuk (kelalaian). Manusia yang hatinya terjaga dari kelalaian akan menyadari berbagai kebaikan yang terluput darinya. Lalu dia berusaha menghidupkan sisa umurnya untuk meraih kebaikan-kebaikan tersebut.
41. Dzikir yang intinga tauhid ibarat sebatang pohon yang membuahkan pengetahuan dan keadaan yang dituju oleh hamba yang berjalan menuju Allah. Buahnya hanya bisa dipetik dari pohon dzikir. Jika pohon itu semakin besar dan akarnya kokoh, niscaya ia akan banyak menghasilkan buah.
42. Orang yang berdzikir senantiasa merasakan ma'iyyah (kebersamaan) Allah, bahkan Dia selalu bersamanya. Kebersamaan ini bersifat khusus, bukan kebersamaan yang hanya bersifat pengetahuan Allah terhadap hambaNya, tetapi kebersamaan karena kedekatan, cinta, pertolongan dan taufikNya.
43. Sesungguhnya di dalam hati ada kekerasan yang tidak bisa dicairkan kecuali dengan berdzikir kepada Allah.
44. Dzikir merupakan penyembuh dan obat penyakit hati.
Imam Mak-hul berkata : "Mengingat Allah adalah kesembuhan, sedangkan mengingat manusia adalah penyakit".
45. Dzikir mendatangkan shalawat Allah dan para Malaikat bagi pelakunya.
46. Berdzikir kepada Allah dapat memudahkan kesulitan sera dapat meringankan beban yang ebrat.
47. Dzikir kepada Allah menyingkirkan segala ketakutan di dalam hati sehingga menghadirkan perasaan aman.
48. Dzikir kepada Allah memberikan kekuatan bagi pelakunya hingga mampu menyelesaikan suatu pekerjaan berat tanpa disangka-sangkanya.
49. Dzikir adalah pangkal syikur. Orang yang tidak berdzikir adalah orang yang tidak berayukur kepada Allah. Dzikir dan syukur adalah paduan kebahagiaan dan kejayaan.
50. Termasuk dzikir kepada Allah adalah melaksanakan perintahNya, menjauhi segala laranganNya, serta menunaikan hukum-hukumNya.
--Dalam buku Dzikir Pagi Petang--
Karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Menurut Al-Qur'an dan as-Sunnah yang Shahih
6 notes · View notes
boliboliku · 27 days
Text
*MENGUBAH SOSOK JIWA*
Suatu ketika mereka berdua, tokoh sufi Rabiah dan Hasan al-Bashri, berdiskusi di bawah pohon membahas hal-hal spiritual di tepi danau tak jauh dari sebuah pasar yang ramai. Hasan al-Bashri terpikat dengan kecantikan Rabiah, sehingga tiba waktunya untuk shalat, Hasan al-Bashri membentangkan sajadah dan meletakkannya di atas air. Sambil berdiri di atas sajadah yang ajaibnya mampu mengambang. Hasan al-Bashri dengan santai mengundang Rabiah untuk bergabung dengannya, berharap membuatnya terkesan. Namun, Rabiah menggelar sajadahnya, bertengger di atasnya, melayang di atas Hasan al-Bashri, dan mengundangnya untuk bergabung dengannya.
Dia menggoda Hasan al-Bashri, “Bukankah ini yang kau inginkan, agar orang-orang di pasar melihat kita dan terpana dengan kemampuan kita?” Rabiah pun melanjutkan, “Hasan al-Bashri, apa yang kau lakukan itu bisa dilakukan seekor ikan. Apa yang kulakukan, bisa dilakukan ngengat. Kau lupa bahwa panggilan hidup kita lebih sulit dan lebih penting: berusaha untuk mengubah sosok kita.”
Pada diri manusia terdapat proses berpikir atau menalar. Al-idrak dalam bahasa Arab. Kata al-idrak berarti naik tangga atau sampai. Berbeda dengan hewan, menalar ini hanya ada pada manusia. Dalam terminologi modern menalar ini adalah suatu kesadaran. Manusia dengan berbagai potensinya bisa bergerak menaiki anak tangga dan sampai pada suatu tujuan. Ada proses sadar yang bergerak terus-menerus menuju kesempurnaan yang hakiki dan menempatkan manusia pada tempat yang mulia. Tetapi, hal ini tidak akan terjadi jika manusia hanya fokus pada motif-motif egois, atau berupaya menutup diri dari fitrah sucinya sebagai manusia.
Pada diri manusia ada kecenderungan-kecenderungan yang bersifat suci dan altruis. Kecenderungan-kecenderungan rohani inilah yang sesungguhnya merupakan fitrah pada manusia sehingga menempatkan manusia pada kemuliaan yang lebih tinggi di hadapan makhluk yang lain. Ada kesadaran kita untuk senantiasa bergerak terus-menerus dari satu anak tangga menuju satu anak tangga kesadaran berikutnya, sehingga hal ini membuat kita berubah menjadi sosok yang lebih mulia. Inilah fitrah kita sebagai manusia. Senantiasa ada dorongan untuk menemukan kesempurnaan yang hakiki. Kecenderungan inilah yang membuat kesadaran manusia terus mengalami metamorphosis dan transformasi pertumbuhan kesadaran diri dengan “Menjadikan manusia sebagai makhluk yang mengetahui, rasional, dan memahami alam indrawi”, kata Ibn Sina. Artinya, mengetahui alam indrawi sebagaimana yang sebenarnya, agar kita menjadi tahu tentang diri kita sendiri, dan tahu tentang alam rasional yang tersembunyi di alam indrawi yang berada di luar dirinya”. Dengan kata lain, saat kesadaran diri kita terus bergerak naik menyempurna, maka akhirnya kita akan bisa mengetahui rahasia alam-alam lain dibalik alam duniawi. Sosok jiwa pun ikut berubah menjadi lebih mulia dan suci.
1 note · View note
balkanin · 4 years
Text
Rohani: Srebrenica podučava međunarodnu zajednicu nužnosti predanosti pravdi, suzdržavanja od nasilja
Rohani: Srebrenica podučava međunarodnu zajednicu nužnosti predanosti pravdi, suzdržavanja od nasilja
Gorka tragedija Srebrenice, koja je tamna mrlja na licu savremene povijesti, ima mnoge lekcije i pouke i ukoliko se iste dobro nauče, ljudsko društvo više neće doživjeti tako strašne događaje, poručio je Hasan Rohani (Hassan Rouhani), predsjednik Islamske Republike Iran.
– Sada, kada smo na pragu 25. godišnjice genocida u Srebrenici, jedne od najbolnijih tragedija prošlog stoljeća, želim da u…
View On WordPress
0 notes
qaumisafeer · 4 years
Text
دنیا بھر میں کورونا وائرس کیسز کی تعداد29 لاکھ 77 ہزار تک پہنچ گئی
دنیا بھر میں کورونا وائرس کیسز کی تعداد29 لاکھ 77 ہزار تک پہنچ گئی
دنیا بھر کے 188 سے زائد خطوں میں کورونا وائرس سے بتدریج اضافہ ہورہا ہے اور جہاں اب تک مجموعی تعداد 29 لاکھ 76 ہزار 956 ہوچکی ہے جبکہ 2 لاکھ 6 ہزار افراد ہلاک ہوچکے ہیں۔
دنیا بھر میں کورونا وائرس کے کیسز پر نظر رکھنے والے ویب سائٹ کے اعداد وشمار کے مطابق امریکا بدستور پہلے نمبر پر ہے جہاں ہلاکتوں کی تعداد 54 ہزار سے تجاوز کرچکی ہے تاہم نئے کیسز سامنے کی شرح میں کسی حد تک کمی دیکھی گئی ہے۔
امریکا
ا…
View On WordPress
0 notes
werty-werty · 5 years
Text
Los regimen totalitarios impuestos a sirios y irani por musulmanes encubiertos . usan el islam con fin politico nayib hasan rohani al assad nuevas ideas golondrina islam
0 notes
ainafatimah · 1 year
Text
🍃 *DAKWAH SI GADIS* 🍃
🔖 *Tazkirah Jumaat - 24/02/2023* 🔖
🗓 *03 Syaaban 1444 Hijrah*
*بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ*
*ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ*
📌 Amalan Pintu Kebaikan
عَنْ مُعَاذٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَأُنَبِّئُكَ بِأَبْوَابٍ مِنْ الْخَيْرِ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَقِيَامُ الْعَبْدِ مِنْ اللَّيْلِ
Daripada Muaz bin Jabal RA bahawa Nabi SAW bersabda ; " Aku akan memberitahu kepadamu pintu - pintu kebaikan iaitu ; puasa adalah perisai , sedekah meleburkan dosa seperti air memadamkan api , dan seorang hamba bangun ( qiamullail ) di malam hari .
( Musnad Ahmad No : 21628 ) .
Dar Ihya Turath Arabiy .
Status : Isnad Hasan
Pengajaran :
1 . Nabi SAW menyampaikan pesanan tentang pintu - pintu kebaikan kepada umatnya iaitu Ibadat puasa , sedekah dan qiamullail .
2 . Pintu kebaikan pertama ialah Ibadat puasa . Puasa menjadi benteng atau perisai kepada seseorang daripada melakukan perkara - perkara yang dilarang oleh Allah . Puasa adalah perisai yang akan melindungi daripada kehancuran jiwa , kerosakan perjalanan hidup , melindungi diri daripada terjerumus ke dalam golongan manusia yang tidak memiliki sifat sabar .
3 . Puasa juga menjadi perisai memberikan keteguhan hati dalam bertakwa kepada Allah . Puasa adalah perisai seseorang dari api neraka . Sabda Rasulullah SAW :
إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka "
( HR Ahmad No : 3868 dalam sahih al - Jami’ ) .
4 . Persiapkanlah diri dengan mula berpuasa sunat pada bulan  Syaaban ini . Moga akan memudahkan kita melaksanakannya pada bulan Ramadan yang menjelang tiba . Semoga ibadat puasa menjadi perisai buat kita dari api neraka .
5 . Pintu kebaikan kedua ialah bersedekah . Sedekah meleburkan dosa seperti air memadamkan api . Kita dianjurkan bersedekah khususnya kepada mereka yang memerlukan seperti derma kepada mereka yang terkesan akibat musibah banjir , gempa bumi dan lain - lain .
6 . Ambillah kesempatan untuk menyumbang dan menderma . Semoga sumbangan kita menjadi pelebur dosa dan penghindar kita dari api neraka . Sabda Nabi SAW :
اِتَّقُوا النَّارَوَلَوبِشِقِّ تَمْرَةٍ
Hindarilah neraka meskipun dengan sebelah biji kurma .
(Sahih Bukhari No: 5677)
Dar Ibn Kathir .
Status : Hadis Sahih
7 . Pintu kebaikan ketiga adalah menghidupkan malam dengan Qiamullail . Antaranya dengan melaksanakan solat sunat malam , memperbanyakkan zikir dan munajat kepada Allah . Semoga amalan ini mampu membina kekuatan rohani kita .
Marilah kita melaksanakan amal - amal  yang menjadi antara pintu kebaikan iaitu membanyakkan puasa sunat , bersedekah dan qiamullail .
📿 ۞ *اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ* ۞ 📿
#Muslimah_Kecil
#JadiIslamYangSebenar
0 notes
Text
Predsednik Irana: Tramp će u sukobu s Iranom proći kao Sadam Husein
Predsednik Irana: Tramp će u sukobu s Iranom proći kao Sadam Husein
Predsednik Irana: Tramp će u sukobu s Iranom proći kao Sadam Husein
Predsjednik SAD-a neće uspjeti ostvariti cilj u sukobu s Islamskom Republikom, baš kao ni nekadašnji irački vođa, kaže predsjednik Irana. Screenshot
Predsjednik Irana Hassan Rouhani je izjavio u subotu da predsjednik SAD-a Donald Trump neće uspjeti ostvariti svoj cilj u sukobu s Islamskom Republikom, baš kako to nije uspjelo ni…
View On WordPress
0 notes
lescroniques · 6 years
Text
Más de 400 muertos por el terremoto en la frontera de Irán e Irak
Más de 400 personas han muerto y más de 7.000 han resultado heridas por el terremoto de magnitud 7,3.[…][…] (lavanguardia.com)
View On WordPress
0 notes
Text
Van más de 400 fallecidos por terremoto de 7.3 en frontera entre Irán e Iraq
Van más de 400 fallecidos por terremoto de 7.3 en frontera entre Irán e Iraq
13 de noviembre 2017. Un potente terremoto de 7,3 grados en la escala de Richter, acontecido en la frontera entre Irán e Irak ha dejado la fatidica cifra, hasta los momentos, de al menos 407 muertos y unos 7.000 heridos. El sismo sacudió la zona montañosa entre Irán y la región semiautónoma kurda en Irak, se estima que alrededor de 70.000 iraníes han perdido sus hogares a causa del terremoto. y…
View On WordPress
0 notes