Tumgik
#Memasak Primitif
stopmotionideas · 2 years
Text
youtube
Stop Motion ASMR Ikan Koi berwarna-warni dan ular emas bawah tanah - Memasak Primitif 4K
3 notes · View notes
dianesstari · 6 years
Text
Perjuangan Seorang Laki-Laki
Enrekang, 2009
“Perjuangan Seorang Laki-Laki”
“Tidak ada yang benar-benar membuat perempuan merasa dicintai, jika belum memperjuangkannya. Bukankah setiap perempuan ingin diperjuangkan? Itu bukti cinta sesungguhnya. Aku sendiri ingin diperjuangkan, seperti perjuangan bapak untuk ibu.”
Kalian tahu kenapa gunung di kotaku ini dinamakan gunung Nona?
Cobalah ingat nama-nama gunung yang pernah kamu hafal di bangku sekolah, atau kamu buka peta dunia sekarang atau sekalian saja googling di internet. Tidak ada satupun nama seganjil nama gunung di kota kami. Aku sendiri belum pernah mendengar ada gunung dengan kata sapaan orang setelahnya. gunung Tuan, gunung Ibu, gunung Bapak, gunung kakek, gunung nenek kecuali diartikan lain dengan makna “gunung” yang lain.
Di kotaku gunung Nona bentuknya menyerupai organ vital wanita sehingga lebih sering dijadikan candaan kalau gunung ini salah satunya aurat yang tidak haram dilihat. Ada-ada saja. Seandainya saja kalian datang sendiri kesini dan melihatnya langsung kalian akan setuju dengan mereka.
Sebagian besar kotaku dikelilingi gunung-gunung yang landai. Dihadapan gunung Nona ada gunung bambapuang yang selalu dijadikan sebagai pasangannya. Tidak heran kebanyakan pemuda-pemudi yang tidak tahu akalnya disimpan dimana menjadikan tempat ini sebagai tempat untuk berdoa diberikan jodoh. Sungguh pemikiran yang primitif.
Kalau gunung Nona adalah perempuan maka Gunung bampapuang adalah laki-lakinya. Gunung saja punya pasangan yah? Kadang ini pula yang dijadikan alasan untuk menobatkan kotaku sebagai kota yang romantis.
Seromantis kisah cinta bapak dan ibu yang terkliping indah disini.
***
Selamat datang di BUMI MASSENREMPULU! Mobil Avanza abu-abu yang dikemudikan kakak tertuaku melaju melewati sebuah pagar batas kota tertulis besar-besar, KABUPATEN ENREKANG. Kota dengan slogan “Tanah Rigalla Tanah Riambussungi” yang berarti tanah yang dikeramatkan, tanah yang dibanggakan.
Memang setiap kali memasuki kota ini selalu ada perasaan yang menyeruak. Seperti debar-debar yang tak menentu. Tempat setiap potret kenangan dimunculkan kembali. Sekitaran se-jam lagi kami akan sampai di rumah tante aji, sebutan untuk saudara perempuan ibuku yang sudah lima belas tahun ini menjadi pengganti ibuku.
Amul-Huzn. Tahun ini adalah tahun kesedihan. Bapak dua pekan lalu meninggal. Membuat Ibu dan kami semua berduka dan terpukul, kehilangan sosok yang begitu berharga dalam hidup kami. Ibu yang paling tersiksa. Dimana-mana ada bayangan bapak, ada cerita bapak, ada cinta bapak.
Ibu tidak tahan hidup di rumah kami di Makassar karena semua mengingatkannya pada bapak. Ketika di ruang makan, ketika ibu pergi mengajar, ketika di kamar, di ruang keluarga bayang-bayang bapak selalu mengikuti ibu. Istri siapa yang tidak mengalami rasa kehilangan ketika suaminya tiada.
Aku bisa membayangkan bagaimana usaha ibu untuk bisa move on dari kenangan tentang bapak. Bagiku besarnya cinta ibu ke bapak, bapak ke ibu mengalahkan kisah kesetiaan cinta Habibi dan Ainun yang belakangan tersebar.
Bahkan setiap berbicara dengan ibu, selalu ujung-ujungnya ada bapak. Seperti ketika makan malam di rumah tante aji. Ibu mulai meracau banyak sekali tentang makanan kesukaan bapak, bagaimana cara minumnya, cara makanannya, dan semua yang berbau meja makan dan bapak.
Sesekali kerutan di wajahnya hilang tersapu senyum mengembang menceritakan tentang belahan jiwanya itu. Sangat jelas terbaca, kesedihannya belum sepenuhnya menghilang. Yah, hari ini sudah hari kesekian bapak berpulang. Suami yang dicintainya itu berpulang tepat dipangkuannya sesaat setelah menyuapi makanan terakhir dimulut bapak.
Ibu yang dengan segala kesabarannya harus bolak balik ke rumah sakit menemani bapak. Ketika bapak buang air kecil, buang air besar, ketika makan, ketika ingin sholat dan baca Alquran, ketika mandi, ibulah yang selalu setia ada disampingnya, melayani segala kebutuhan bapak dengan cinta.
Tak pernah kulihat ada muka yang masam selama bersama dengan bapak. Ibu telah menunjukkan totalitasnya sebagai seorang ibu dan istri untuk bapak, untuk keluarga ini. Ahhh ibu. Seandainya ada give awards untuk kategori ibu paling setia di dunia ini maka ibulah juaranya. Bahkan beberapa bual setelah masa iddah ibu habis.
Seorang teman bapak datang untuk melamar ibu. Namun ibu menolak. Ibu ingin kembali berkumpul dengan bapak kelak di surga. Bapak dan ibulah yang telah mengajarkanku tentang arti kesetiaan, saling memperjuangkan dan saling mencintai yang sesungguhnya.
Setelah selesai makan kami sama-sama mendirikan sholat isya berjamaah di bilik kamar. Sebelum sholat, ibu mengenang bapak lagi.
“Nak, kau tahu, bapak kalau sholat sunnah di rumah paling suka mencium kening ibu sebelum dan selesai sholat.”
Maka langsung kuraih kening ibu lalu kucium. Ada rindu yang tak bisa terwakilkan di sunggingan senyumnya yang hangat.
“Yuk, ah bu sholat. Ibu jadi imamnya yah”
“Bagaimana dengan ketua panitia MOSmu yang kamu ceritakan kemarin? Itu juga cocok jadi imammu nanti nak.”
Ibu dengan senyum genitnya masih sempat-sempatnya bercanda.
“Bu! Kita mau milih imam sholat nih, bukan mau milih menantu yah!”
Ya Rabbi. Usiaku masih 15 tahun dan ibu sudah kepikiran kesana. Gimana sepuluh tahun yang akan datang?
Kuraih tempat disebelah ibu dan bertakbir, “Allahu Akbar.”
Selesai sholat, kami sudah bersiap-siap untuk tidur. Entah mengapa malam itu aku ingin sekali menyenangkan hati ibu.
“Aku buatkan teh yah bu?”
“Nggak usah, sudah mau tidur juga.”
“Hmm kalau gitu aku pijit yah?”
“Nggak usah kakak istirahat aja.”
“Nggak papa, kan ibu tadi capek duduk berjam-jam di mobil.”
”Yah sudah.“
Sambil memijit punggung ibu yang membelakang. Tiba-tiba saja aku meluncurkan pertanyaan tentang bapak ke ibu.
“Bu, kenapa sih dulu ibu mau terima bapak?”
Seketika badan ibu bereaksi, memiringkan badannya lalu menatap langit-langit lekat-lekat. Kata-kata seolah tertahan sepersekian menit.
“Karena bapakmu, laki-laki paling setia yang pernah ibu temui, nak.”
Ibu tanpa pertanyaan tambahan sudah dengan kusyhuknya bercerita.
Dulu ibu bertemu dengan bapakmu pertama kali di acara rakyat “Tentara Masuk Desa.” Hanya beradu pandang dan selesai. Ibu sebenarnya dilarang ikut melihat acara itu karena nenekmu itu paling tidak suka dengan anak perempuan yang keluar malam.
Untuk yang kesekian kali ibu berhasil lolos untuk ikut acara rakyat itu dan bertemu bapak lagi. Kemudian kami saling mengenal dan tiba-tiba saja ibu menyukai bapak. Setelah kejadian itu, bapak menemui ibu dan ketahuan oleh nenek sehingga dihukum tidak boleh keluar rumah kecuali untuk sekolah.
Dulu kalau anak perempuan bertemu anak laki-laki itu harus sembunyi-sembunyi. Takut. Tidak kayak sekarang yang jelas terang-terangan datang kerumahnya langsung. Dan bahkan ada yang sampai diizinkan berdua-duan di ruang tamu.
Di rumah, ibu diberikan banyak tugas sebagai hukuman. sudah berapa malam bapak tak melihat ibu. Namun bukan bapak namanya kalau tidak mencari tahu tentang ibu. Sejak pertemuan kami malam itu, banyak informasi yang bapak dapatkan.
Mulailah bapak mencari cara untuk memperjuangkan ibu. Sampai bapak mengutus seorang macomblang yang disegani di kampung untuk berbicara serius dengan kakek. Ibu memang nggak mau pacaran. Jadi waktu itu ibu bilang ke bapak. Kalau memang serius datang langsung ke rumah.
Karena dulu bapak orang asing dari kota yang jauh, maka tidak mudah bagi bapak untuk bisa langsung diterima oleh kakek. Sangat panjang perjuangannya bapak hingga mampu meluluhkan hati kakek.
Bayangkan bapak ditolak kakekmu sebanyak 7 kali. Tapi semangat bapak pantang menyerah. Mentalnya mental juara. Bukannya sedih dan meratapi kegagalan seperti orang kebanyakan, malah bapak membuktikan ke kakek kalau dia adalah laki-laki bertanggung jawab yang pantas mendampingi putri kakek.
“Kau tahu bagaimana rasanya diperjuangkan?” Ibu menatapku sumringah.
“Hmm, nggak tahu.”
“Nanti kamu akan tahu rasanya seperti apa sayang. Apalagi jika orang yang memperjuangkanmu nantinya adalah yang kamu tunggu, yang juga memiliki perasaan yang sama denganmu.”
Alhamdulillah dengan sekian banyak usaha yang dilakukan bapak. Akhirnya hati kakek pun goyah karena melihat perjuangannya yang sungguh diluar dugaan.
Bapak setiap harinya datang kerumah untuk membantu pekerjaan kakek yang punya toko penjualan barang grosir. Mulai dari angkat-angkat barang sampai menjadi kurir pengiriman barang. Apapun bapak lakukan. Walaupun awalnya kakek selalu berbicara ketus dan sama sekali tidak mengharapkan kehadiran bapak.
Namun pada akhirnya kakek melihat kesungguhan bapak.
Toh yang diperlukan seorang untuk menerima diri kita tidak selalu berdasarkan seberapa banyak hartanya, kemampuannya dan apapun yang kita miliki namun bagaimana kesungguhan dari usaha dan perjuangannya.
“Dan bapakmu sekali lagi memiliki itu, sayang.”
Dan ini yang justru jarang dimiliki oleh laki-laki.
“Kau tahu nak, kalau ada perempuan paling bahagia saat itu maka ibulah orangnya. Bahagia karena telah diperjuangkan oleh bapak. Perempuan mana yang tidak bahagia bila diperjuangkan?”
Akhirnya menikahlah Hamsah dan Haslindah dengan bahagianya. Nama kedua orangtuaku.
Hanya berlangsung beberapa bulan setelah menikah. Rumah tangga ibu dihadapkan dengan ujian. Bapak harus bergabung bersama pasukan pengamanan di Timur-Timur dan itu berlangsung selama lima tahun.
“Ibu di rundung rindu yang teramat sangat. Tapi ibu memasrahkannya sama Allah. Itulah ujian di awal-awal pernikahan kami nak.”
“Alhamdulillah setelah lima tahun, kakak pertama kamu lahir lebih tepatnya yang kedua. Karena sebelumnya anak paling pertama meninggal sesaat setelah persalinan.” Yah, sesabar itu lah ibu menunggu kelahiran anak pertamanya.
Ibu melanjutkan selama kelima anaknya dilahirkan, orang paling setia yang selalu ada disamping ibu adalah bapak. Dan tidak ada satupun proses melahirkan dimana ibu tidak menggenggam tangan bapak di ruang persalinan.
Bapak yang mencuci semua pakaian ibu, memasak, bahkan menemani ibu menggendong kami. Bapak sangat jarang di luar rumah. Hanya pernah satu kali ibu marah sama bapak. Bapak telat pulang karena sementara mengikuti lomba 17an main catur depan rumah.
Bapak keluar sebagai juara satu. Ketika pulang ke rumah ibu tidak jadi marah karena bapak membawakannya hadiah alat dapur dari main caturnya.
“Bapak kalau lagi merayu ibu yang lagi marah itu dengan mencubit pipi ibu sembari menyanyikan lagu, sawerigading…..sawerigading…..sawerigading.
Ibu lalu mempraktekannya ke aku, “kayak begini kakak bapakmu dulu!” Sambil menjewer pipiku sembari mendendangkan lagu sawerigading…..sawerigading...sawerigading.
Kami sama-sama tertawa.
Ibu kalau cerita tentang bapak nggak pernah ada habis-habisnya. Ibu berkisah lagi.
Katanya lagi, bapak pernah dimintai tolong sama ibu tetangga yang ada di depan kompleks perumahan. Ibu itu meminta tebengan motor untuk diantar walaupun hanya sampai ke depan jalan. Tapi bapak menolak dengan alasan tempat duduk di belakang motor ini rusak padahal tidak mau saja membonceng perempuan lain.
Ahh bapak, so sweetnya. Bahkan sampai cerita ini jadi buah bibir di arisan ibu-ibu kostrad dan geger selama beberapa hari. Membuat pipi ibu merona semerah buah delima, setiap kali ibu memuji kesetiaan bapak.
“Bapak itu paling ganteng selorong perumahan. Banyak gadis-gadis yang menembak bapak. Sampai sudah menikah pun masih ada yang cari perhatiannya bapak. Tapi bapak mah cintanya untuk ibu seorang saja.” Kata ibu dengan bangganya menatap langit-langit.
Ada perasaan bahagia yang kulihat dari sorot mata ibu malam ini. Bahwa dia sangat bahagia memiliki bapak.
“kak, duh jam berapa ini, yuk tidur!”
Sambil kami berpelukan aku beradu senyum dengan ibu, menutup mata masing-masing. Aku menghela nafas panjang dan berbisik di telinga ibu yang terpulas lebih dulu.
“Bu, kepingin imamnya nanti yang kayak bapak!”
Ibu membuka mata, ternyata belum tertidur dan mendoakan.
“Aamiien, sayang.”
“Hmm, semoga imamnya nanti yang mempunyai kecintaan yang besar dengan ibunya. Karena kalau ibunya saja dia cintai sebegitu besarnya, bagaimana dengan perempuan yang akan ada selalu disampingnya nanti. Yah kan bu?”
“Allahumma aamiien. Anak ibu ternyata sudah pinter yah sekarang.”
“Loh kok sekarang kenapa kakak yang terlalu serius bahas laki-laki?”
“Gara-gara ibu nih yang duluan.” Malu, muka langsung memerah. Mengambil bantal guling kemudian berbalik arah.
“Hehehe. Memangnya sudah ada?”
Menggeleng. “Ih Ibu ngomong apaan. Yah belum lah bu. Masih kecil begini!”
“Oh kalau sudah ada, langsung disuruh kerumah aja yah sayang.”
Lucu. Umurku masih 15 tahun dan aku sudah menentukan standar untuk laki-laki yang akan menjadi imamku. Pertama, laki-laki yang mempunyai kesetiaan cinta seperti bapak. Kedua, yang memiliki kecintaan yang besar kepada setiap perempuan terutama ibu.
Hari ini ibu dan aku tinggal di Enrekang. Sementara keempat kakak laki-lakiku tetap tinggal di Makassar untuk menyelesaikan studinya. Dengan musyawarah dengan kami anak-anaknya, ibu kemudian memutuskan untuk menjual rumah kami di Makassar, lalu resign dari tempat kerja dan pindah ke kota ini.
Sampai disini tidak ada cinta yang bertambah, masih untuk bapak. Bagiku kisah cinta bapak dan ibu sudah cukup untuk memberikan defenisi cinta yang sesungguhnya. Tentang cinta, perjuangan dan kesetiaan. Konsep inilah yang kemudian tumbuh dalam pikiran dan hatiku.
Satu hari lagi izin dari sekolahku akan habis. Aku harus menata hatiku kembali untuk mewujudkan mimpi-mimpi bapak. Menjadi Matahahari.
"Novel Rindu tanpa Batas"
Cooming soon on Maret
@dianesstari
19 notes · View notes
catatanseroja · 4 years
Text
Metode Penelitian Neuropsikologi
 oleh Pak Galang
Tema : Psychophysiological Assesment
Bagaimana cara mengukur mental manusia secara objektif?
Sebelum menbahsa tentang hal tersebut, kita terlebih dahulu harus mengerti mengenai sejarah otak manusia. Berdasarkan teori evolusi, 6-2 juta tahun lalu, Ardipithecus Group memiliki bagian otak yang sangat primitif yang berfungsi untuk bertahan hidup (melawan predator). 2 juta – 800 ribu tahun yang lalu Australopicthecus dan Pranthripus yang bagian otaknny sudah membesar dan bisa digunakan untuk melakukan hal-hal kompleks seperti membuat peralatan untuk memasak atau menghangatkan badan. Homo Group bagian otaknya lebih kompleks dan terpesialisasi.
Prefrontal corteks merupakan bagian otak yang sangat berkembang dalam Homo Group (800 ribu – 200 ribu).
Apa kaitannya dengan pengukuran manusia?
Prefrontal Cortex adalah area otak  yang bertugas untuk mempersepsikan dunia dan proses2 internal yang terdapat dalam diri manusia (fungsi kognitif).
Metakognisi : kognisi tentang kognisi (kesadaran atau analisis bagaimana orang mempelajari sesuatu dan proses berpikirnya). Lalu seberapa besar kita tahu atau bagaimana kita tahu bahwa kita tahu?
Manusia bisa memprediksi pola kognitifnya (Evaluating the Spidey sense : The Metacognition of Intuition).
Adakah fungsi psikologis yang konstan? Mengingat bahwa otak manusia selalu berkembang (dari fungsi survival, kognitif hingga metakognitif) sehingga bisa saja otak kita bisa lebih dari apa yang kita bisa persepsikan dan kemungkinan akan semakin pintar untuk memanipulasi performa dalam pengkuran psikologis.
Dimensi waktu dan tempat (bersifat konstan).
Area temporal dan spasial diproses oleh lower mental process, diproses di bagian otak yang pertama kali mengolah informasi sensoris dan perceptual.
Temporal diproses di temporal lobe, spasial di occipital lobe (penglihatan).
Bagian otak yang high function semakin teraktivasi, orang akan semakin sadar.
Dengan menggunakan pendekatan pengukuran yang menggunakan pendekatan temporal dan sensoris, sehingga tidak akan memunculkan proses kesadaran yang berlebihan. Orang tidak akan menyadari apa yang diukur.
Gold & Shadlen (2007) subjek ukur : kera, Lutfiyanto, Donklin & Pearson (2016), mengukur intuisi dalam pengambilan keputusan. Metode yang digunakan sama dengan Gold dan Sahdlen (2007), namun titik tersebut diberi gambar emosional dan abstrak (tidak jelas bentuknya).
Meskipun objeknya adalah visual stimulus, orang tidak selalu menggunakan strategi visual karena setiap orang mempunyai individual differences.
Bukan jenis stimulus yang kita fokuskan, melainkan strategi apa yang kita gunakan untuk merespon stimulus tersebut (proses mental apa yang berlangsung).
future reading : Redefining Visual Working Memory : A Cognitive Strategy, Brain-Region Approach
0 notes
grandisputri-blog1 · 5 years
Text
IMPOSSIBLE TO LIFE WITHOUT LANGUAGE
Begitu mengerikan membayangkan kehidupan tanpa bahasa. Manusia hanya akan memenuhi kebutuhan biologisnya sendiri ─ individualistis. Hanya tahu rasa lapar dan perlu mengisi perut untuk bertahan hidup. Bahkan berhubungan seks untuk menghasilkan keturunan pun menjadi kebutuhan tersier yang sulit dicapai karena tidak adanya produksi bahasa untuk berinteraksi. Sehingga adanya generasi menjadi hal yang utopis. Memburu – makan – beristirahat, begitu seterusnya menunggu renta dan mati. Apakah kita bisa hidup tanpa bahasa? Jawabnya, bisa, namun tidak akan berkembang. Sebab ilmu pengetahuan tidak akan tersampaikan tanpa bahasa. Kita tidak akan sampai pada zaman serba canggih seperti sekarang. Manusia akan selalu menjadi makhluk primitif tanpa bahasa.
Tapi ini semua tidak akan terjadi. Mengapa?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita berangkat lewat pertanyaan,
“Bagaimana manusia bisa berbahasa?”
Berbicara asal muasal terciptanya bahasa tentu akan berkaitan dengan sejarah. Mari kita mengulasnya sebentar.
ASAL MUASAL BAHASA                                                                                    
Pada abad ke-17 SM, spekulasi manusia terhadap bahasa dikaitkan dengan takhayul. Para ahli bahasa memulai penelitiannya dengan pertanyaan, “bahasa apa yang pertama ada di dunia?” Andreas Kemke menyebutkan bahwa Tuhan di surga berbicara dalam bahasa Swedia, nabi Adam berbahasa Denmark, naga berbahasa Perancis, dan menurut Goropius Becanus bahasa di surga adalah bahasa Belanda. Di Cina, kura-kura diutus Tuhan sebagai pembawa bahasa. Di Jepang dan Babilonia, bahasa berasal dari masing-masing Tuhannya. Ras Hindu menyakini Brahmana yang mengajarkan bahasa dan tulis menulis. Kemudian orang-orang Mesir bersikeras menjadikan bahasa Phyrgia sebagai bahasa pertama di dunia hanya karena tuturan pertama yang muncul dari seorang bayi yang mengeluarkan kata ‘becos’, bahasa Phygia yang berarti roti. Para ahli bahasa sampai pada suatu kesimpulan bahwa kajian bahasa ini tidak lagi relevan dilakukan karena terus menekankan egosentris dari suku-suku tertentu.
Tidak berhenti disitu, para ahli melanjutkan penelitiannya pada abad ke-18 SM dan berhasil menelurkan beberapa teori yang belandaskan insting manusia. (1) Pooh-pooh theory, dipelopori oleh Darwin yang mengatakan bahwa bahasa merupakan ekpresi emosi manusia. Contohnya, perasaan jengkel mengeluarkan udara dari hidung dan mulut “pooh” atau “pish” atau kekinian orang menyebutnya “huft”. (2) Dingdong theory, dipelopori Muler yang mengatakan bahwa kesan pertama yang diterima oleh indra yang menstimulus keluarnya tuturan yang sesuai. Orang-orang pada zaman primitif mengucapkan “wolf” ketika melihat serigala. (3) Yo-he-ho theory mengatakan bahwa bahasa pertama lahir dari kegiatan sosial. Pada zaman primitif orang-orang bekerja masih mengandalkan otot mereka untuk mengangkut kayu. Aktivitas ini secara alamiah membuat pita suara mereka bergetar sehingga menghasilkan bunyi “heave” (angkat), dan ketika lelah menghasilkan bunyi “rest” (diam). (4) Bow-wow theory disebut juga onomatopetic theory yakni bahasa muncul menyerupai tiruan bunyi guntur, hujan, angin, sungai, ombak yang melahirkan bahasa seperti menggelegar, mendentum, mendesir; juga kokok ayam, cuitan burung, dan bunyi itik yang melahirkan bahasa berkokok, mencicit, dsb. (5) Gesture theory mengatakan bahwa isyarat mendahului ujaran. Suku Indian pada mulanya berkomunikasi melalui isyarat tangan dengan suku-suku yang tidak berbahasa. Teori ini mengingatkan kita bahwa bahasa bukan hanya ujaran lisan dan atau tulisan. Teori ini pun sarat akan kelemahan, seperti tidak berlaku pada tempat gelap atau dalam keadaan kedua tangan yang penuh membawa barang. Sehingga mendorong orang-orang mulai berkomunikasi dengan isyarat lisan.
Paparan di atas sebenarnya belum memasuki ruang ilmiah. Sekarang kita kembali kepada pertanyaan sekaligus pernyataan yang paling awal bahwa manusia tidak akan hidup tanpa bahasa. Saya mencoba memaparkannya dengan lebih ilmiah.
Pada hakikatnya, manusia dan bahasa berkembang secara bersamaan. Coba kamu telisik, selain fisik, apa yang membedakan kamu waktu bayi dengan kamu sekarang? Ya, kemampuan berbahasa. Celotehan-celotehan kita saat masih bayi tidak bermakna apapun. Lalu, apakah yang mengantarkan kita dapat lancar berbahasa seperti sekarang ini?
Karena manusia memiliki OTAK
Eh, sebentar. Bukankah binatang juga mempunyai otak? Ya, manusia dan binatang sama-sama memiliki otak. Namun perbedaannya, otak manusia dianugerahi sebuah blackbox yang dinamakan LAD (Language Acquisition Device).
Jadi yang benar adalah, karena manusia memiliki LAD di otaknya.
LAD merupakan sebuah piranti pemerolehan bahasa yang terletak di bagian otak sebelah kiri (hemisfir kiri). Hemisfir kiri memiliki kemampuan yang lebih dominan dalam menangani masalah kebahasaan, karena didalam hemisfir ini terdapat  empat daerah besar yang dinamakan lobe; lobe frontal, temporal, osipital dan parietal. Masing-masing lobe ini mempunyai tugas dan peran yang berbeda-beda. Lobe frontal bertugas mengurusi masalah yang berkaitan dengan kemampuan kognisi, termasuk bahasa. Pada daerah lobe frontal terdapat daerah wernickle yang bertugas memahami pesan yang masuk ke otak dan selanjutnya pesan tersebut akan dikirim ke daerah  broca yang bertugas menanggapi pesan tersebut. Jika digambarkan menurut Chomsky, begini lah LAD bekerja:
Sadarkah kita bahwa semakin dewasa maka kosakata yang dikuasai pun semakin banyak. Nah itulah kinerja LAD. Bukan hanya menyimpan berjuta-juta kosakata ke dalam memori, menurut McNeill LAD juga melakukan kerja pengolahan bahasa seperti mengorganisasikan peristiwa bahasa ke dalam variasi yang beragam, misalnya setelah kita mendapatkan kalimat “Ibu memasak nasi” kita akan mencoba memahami struktur kalimatnya sehingga menghasilkan variasi dari kalimat tersebut dengan mensubstitusi setiap jenis kata yang menyusun kalimatnya seperti; “Ibu memasak mie”, “Ayah memasak mie”, “Ayah mencuci mobil”, sampai kepada kalimat kompleks “Ibu Andi memasak nasi dan mie di dapur ketika Ayahnya mencuci mobil di garasi”, dan seterusnya.
Nah, kondisi ini yang kemudian dikatakan bahwa manusia secara kodrati memiliki bakat bahasa.
Seiring otak manusia terus menjalankan kerja nalarnya, maka manusia pun akan terus berbahasa. Sebab bahasa merupakan entitas daya nalar manusia. Bahasa melambangkan pikiran atau membangkitkan pikiran. Bahasa digunakan manusia untuk menyatakan pikiran, gagasan, obsesi, perasaan, kehendak, pada waktu berpikir/bernalar, berkhayal/berimajinasi, berkreasi, berangan-angan. Maka tidak heran bila kemampuan berbahasa dijadikan barometer intelektualitas seseorang.
Manusia berpikir, manusia berbahasa. Maka ilmu pengetahuan ada. There’s no life without language. And for every single person,
“words are free, it’s how you use them that may cost you”
0 notes
fatahsidik · 7 years
Text
Meraba Akhir Drama Penista
Tumblr media
Aksi 212 di Silang Monas (Credit GNPF MUI)
Setelah 19 tahun lamanya, rally terbesar di Indonesia terulang kembali. Meski konteks dan peserta berbeda, setidaknya Aksi Bela Islam III atau Aksi 212 masih menegaskan, gerakan massa di negeri ini tak tergilas habis-meminjam istilah Anthony Giddens-oleh juggernaut modernisasi dan globalisasi.
‘Asbabun nuzul’ aksi 212, dipicu ucapan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyinggung QS Al Maidah 51 saat berpidato di Kepulauan Seribu, 30 September.
Statement Ahok yang kontroversi itu menegaskan, agama (masih) menjadi salah satu elemen fundamental yang bersemayam di masyarakat. Bila 'diusik’,  tentu bakal menjadi malapetaka.
Di lain hal, fenomena ini pun 'menampar’ filsuf postmo Jean Francois Lyotard, yang menganggap narasi besar-seperti agama dan ideologi-telah runtuh.
Kembali ke Aksi 212. Kala itu, di luar kontroversi jumlah umat muslim yang memadati Monas, seluruhnya, baik dari ibu kota maupun sejumlah pelosok negeri, menyepakati Ahok ditahan-karena tuntutan Aksi 411 yang meminta penetapan Ahok sebagai tersangka atas kasus dugaan penistaan agama telah 'dikabulkan’.
Pada aksi yang masih dikomandoi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) itu, Presiden Jokowi sempat mendapatkan kredit, karena bersedia hadir ke tengah gelanggang. Bahkan, turut dalam rangkaian kegiatan yang bermuatan dakwah tersebut, termasuk menyampaikan orasinya.
Berganti bulan, dalam eskalasi dan kegiatan berbeda, semangat 212 tak padam. Gerakan Subuh Berjamaah 2121 dan 4 Februari 2017 serta Aksi 212 Jilid II adalah manifestasinya. Meski tetap 'sejuk’, nafasnya tetap sama; memenjarakan Ahok.
Tuntutan kali ini memang lebih berliku dibanding sebelumnya, penetapan tersangka. Bahkan, antarinstitusi negara saling 'lempar bola panas’, baik menteri dalam negeri (mendagri), jaksa agung, dan Mahkamah Agung (MA).
Seiring waktu, muncul babak baru; polemik penonaktifan Ahok sebagai gubernur, lantaran telah menyandang sebagai status terdakwa. Perjalanannya juga tak kalah 'epik’, walau kini perdebatannya mulai mereda, menyusul Pilkada DKI memasuki fase putaran kedua dan Ahok kembali cuti.
Tak terpenuhinya tuntutan penahanan Ahok bak menunggu Godot, sebuah drama karangan Samuel Beckett yang terdiri dari dua babak. Penantian tiada berakhir.
Memang belum ada gejolak berarti hingga kini. Namun, tak berarti sudah berakhir. Ada konsekuensi logis yang harus ditanggung di kemudian hari, bila pemerintah tak kunjung merespon tuntutan tersebut.
Ini, bisa dijelaskan dengan meminjam psikoanalisis Sigmund Freud. Menurutnya, kepribadian terdiri dari id, ego, dan super ego. Ketiganya bersinergi menghasilkan perilaku manusia yang kompleks.
Id merupakan struktur psikis yang muncul sejak lahir dan bebas nilai kebudayaan, seperti dorongan dan impuls instingstif dasar, mencakup rasa lapar, haus, seks, dan agresi (Navid; Rathus; Green, 2003). Id sifatnya kesenangan, khususnya memenuhi dorongan primitif tersebut.
Seiring usia, ego mulai berkembang dan id mulai dikontrol seiring adaptasi dengan lingkungan. Ego dikatrol realitas dan berkaitan dengan apa yang praktis dan mungkin dilakukan.
Ego melibatkan proses mengingat, menimbang, merencanakan situasi yang mungkin dapat dilakukan saat id muncul, karena ia bertugas menahan menyalurkan dorongan, mengatur desakan dorongan-dorongan yang sampai pada kesadaran, mengarahkan suatu perbuatan agar mencapai tujuan yang diterima, berpikir logis, dan mempergunakan pengalaman emosi-emosi kecewa sebagai tanda adanya suatu yang salah, agar kelak dikategorikan dengan hal lain untuk memusatkan apa yang akan dilakukan sebaik-baiknya.
Sementara itu, super ego dibentuk kebudayaan yang memuat standar moral dan nilai-nilai dari orang tua maupun orang di sekitar terinternalisasi melalui proses identifikasi. Super ego mempertimbangkan standar moral, etika, norma, dan agama, guna menjaga dan mengawasi ego dari tindakan benar dan salah.
Id dan super ego merupakan oposisi biner. Keduanya kerap beradu. Ego bertugas menengahinya. Ada kala super ego mengungguli id dan tercermin dari laku altruisme. Memberikan kursi yang kita tempati kepada yang lebih membutuhkan misalnya saat dalam transportasi umum.
Bila hasil kelahi sebaliknya, perbuatan yang kita lakukan pun cenderung negatif. Contohnya, ringan tangan terhadap pasangan ketika sedang ribut.
Aksi 212 merupakan pengejawantahan kemenangan super ego, karena emosi diluapkan dalam atraksi santun. Sementara itu, kehadiran spanduk menolak menyalatkan hingga memakamkan jenazah pro-Ahok, yang belakangan menuai polemik, cerminan determinasi id. Sebab, ibadah tersebut hukumnya fardhu kifayah.
Tumblr media
Spanduk tolak menyalatkan jenazah pro-Ahok (Credit: detik.com)
Freud mengingatkan, emosi negatif sebaiknya dikatarsis dan tidak dipendam. Bila tak dijinakkan, gangguan psikologis bakal berbuah.
Stigma penista agama yang hidup hingga kini, baik wujud manifest maupun laten, merupakan sinyal masyarakat belum melupakan kesalahan yang Ahok lakukan. Kesalahan tersebut, memantik lahirnya emosi.
Tak ubahnya memasak air di dalam ketel. Ketika mencapai titik didih, air menguap, dan ketel berbunyi. Begitu pula dengan emosi, saat klimaks, ia akan 'muncrat’ dengan 'ekspresi’ yang lebih dahsyat.
Klimaksnya emosi ini bisa dipicu dua momentum, vonis bebas Ahok ataupun kemenangan petahana pada pilkada. Hasil pilkada bisa menjadi fasilitator penyaluran emosi, lantaran eskalasi emosi telah meninggi. Buktinya, gelora “pilih gubernur muslim” dan “jangan pilih gubernur kafir” misalnya, turut mewarnai dinamika kontestasi politik ibu kota.
Vonis bebas justru lebih menyayat, lantaran bertentangan dengan aspirasi makro yang diperjuangkan.
Laku yang 'sejuk’ dan 'garang’ atas kekecewan telah mencuat, sebagaimana disinggung sebelumnya. Pada fase puncak, salah satu dari rupa tersebut bisa terjadi dengan resonansi yang lebih akbar. Itu, tergantung siapa yang bakal mengambil momen tersebut.
Dengan demikian, sudi kiranya pemangku kepentingan untuk mengantisipasi, agar 'pekik’ efek domino dari kasus ini tak mengganggu gendang telinga. (*)
0 notes
langitmadiinah · 7 years
Text
HARGA CABE DAN BERPIKIR TENTANG HIDUP
Oleh :  Yanti Tanjung
Ketika kita sedang menggelisahkan harga cabe sedang naik, listrik naik, biaya STNK naik maka kita sedang berpikir tentang hidup, karena kata Syeikh Taqiyyuddin An-Nabhani Rahimahullah berpikir tentang hidup berkenaan dengan pemuasan kebutuhan-kebutuhan fisik seperti makan dan pemuasan naluri seperti keinginan memiliki sesuatu. Dan ini perkara yang wajar dan pastinya kita memikirkannya karena akan berkaitan erat dengan melonjaknya harga-harga kebutuhan yang lainnya .
Listrik sebagai sumber api sebagai fasilitas umum bagi semua orang ini bila harganya naik akan menaikkan seluruh harga makanan, pakaian dan perumahan yang berhubungan dg listrik bahkan yang tidak berhubungan sekalipun, misalnya memproduksi ikan pindang pake kayu bakar sekalipun akan naik, karena beban listrik rumah tangganya makin mahal, otomatis pedagang ikan pindang cari solusi dengan menaikkan harga.
Banyak orang melihat kondisi seperti ini hanya berpikir tentang hidup saja, bagaimana bisa makan kebeli, bagaimana bisa beli sesuatu bisa kebeli, yang penting cabe naik kebeli, listrik naik kebeli, stnk naik bisa bayar, yang penting bisa hidup. Ini adalah kebanykan berpikir umat tentang hidup merasa bahagia sekedar bisa membeli dan membayar, merasa tentram saat butuh makan ada makanan, saat butuh pakaian ada pakaian, saat butuh kendaraan ada kendaraan. Namun ketika melihat orang lain tak mampu memenuhi kebutuhan hidup cendrung tidak peduli.
Memang betul berpikir tentang hidup itu dapat membuat manusia meraih kebahagiaan akan tetap kebahagiannya tidak akan permanen, manusia seperti ini tidak akan pernah bangkit karena proses berpikirnya tentang hidup yang rendah, terbatas dan sempit serta primitif.
Proses berpikir tentang hidup seperti ini dimiliki oleh Kapitalisme dimana interaksi manusia dalam kehidupan telah dijadikan permusuhan abadi. Antara aku dan kamu tentang sesuap nasi, tentang sekilo cengek, tentang sekian watt listrik. Diantara kita akan terus terjadi permusuhan hingga diantara aku dan kamu dapat merebutnya atau salah seorang diantara kita diberi sekedar apa yang dapat mempertahankan hidup, kau cukup dapat cengek satu, sisanya yang berhektar2 adalah punyaku. Kamu cukup sekian watt sehari sisanya yang berjuta2 watt buatku. Pandangan tentang hidup seperti inilahyang diciptakan kapitalis dimana dunia telah dijadikan tempat penderitaan dan kenestapaan dan arena permusuhan yang abadi di antara manusia.
Lihatlah betapa kita saling berebut gas hanya sekedar untuk memasak makanan sehari2 dan harganya mahal pula, minyak tanah yang seharusnya kebutuhan semua orang hingga hari ini setetespun tidak ada, padahal negeri ini konon katanya negara tambang minyak terbesar dan produksi terbesar. Pemikiran Kapitalis tentang hidup seperti ini telah melahirkan ide penjajahan dan eksploitasi.
Proses berpikir tentang hidup harus dibangun di atas dasar pemikiran tentang kehidupan, tentang bahwa dia hidup di bumi ini, di alam semesta ini dimana posisi manusia hanya makhluk dihadapan sang khalik sang Pencipta dan Pengatur. Manusia hidup harus menyesuaikan diri dengan Allah sang pengatur dan kelak ada kehidupan lain yaitu kehidupan hari akhir dimana apa yang manusia lakukan di bumi akan dimintai pertanggung jawaban.
Proses berpikir seperti ini akan menjadikan seseorang dapat bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan tidak hanya sampai pada berpikir untuk dirinya sendiri, tarafnya akan semakin meningkat memikirkan pemenuhan kebutuhan keluarganya, keluarga besarnya, hingga memikirkan kehidupan umatnya. Sehingga ketika dia berposisi sebagai bapak penuh tanggung jawab pada anak dan isteri, ketika dia berposisi sebagai kepala suku misalnya, dia bertanggung jawab memenuhi seluruh kebutuhan sesukuannya, jika ia berposisi sebagai kepala negara ia akan bertanggungjawab memenuhi seluruh kebutuhan rakyatnya, jika rakyat butuh cengek misalkan kepala negara akan bertanggung jawab memenuhinya.
Sehingga interaksi makanan diantara manusia bukan lagi “ aku atau engkau yang memakan” tetapi “engkau yang memakannya biarlah aku nanti saja dan tak masalah bila tidak kebagian.” Jadi tidak lagi berpikir tentang kehidupanku tapi berpikir tentang memetingkan kehidupan orang lain. Inilah yang terjadi pada Khalifah Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz, tidak akan pernah makan duluan sebelum rakyatnya kenyang, akan merasa bahagia bila rakyatnya sejahtera.
Tanggung jawab terhadap orang lain dalam proses berpikir tentang hidup dapat menghasilkan kehidupan yang luhur dan kebahagiaan permanen. Kenapa tidak, sebab orang yang berbagi pada orang lain akan merasakan kebahagiaan dari sikap berbaginya dan dia memuaskan dirinya dengan rasa syukur pada Alah swt, dia akan bahagia melihat orang lain bahagia seperti dirinya bahagia, inilah kebahagiaan yang sesungguhnya dan abadi dirasakan seseorang yang ber proses berpikir tentang hidup dalam tanggung jawab pada orang lain.
0 notes
stopmotionideas · 2 years
Text
youtube
Perangkap Ikan Mas bawah tanah dan Piton hijau - Stop Motion Lucu ASMR Memasak Primitif 4K
1 note · View note
stopmotionideas · 3 years
Text
youtube
Ikan Koi berwarna-warni dan Buaya emas di bawah tanah - Stop Motion Lucu ASMR Memasak Primitif 4K
1 note · View note
stopmotionideas · 3 years
Text
youtube
Stop Motion ASMR - Potongan rambut ikan koi untuk ikan lele unik dan menarik Memasak Primitif 4K
3 notes · View notes
stopmotionideas · 2 years
Text
youtube
Stop Motion ASMR - Ikan mas emas di lumpur, Perangkap buaya di bawah tanah Memasak Primitif 4K
2 notes · View notes
stopmotionideas · 2 years
Text
youtube
Stop Motion ASMR - Ikan mas, Ikan lele makan mainan lego yang tidak biasa Memasak Primitif 4K
1 note · View note
stopmotionideas · 2 years
Text
youtube
Ikan mas terlahir dari telur perak - Stop Motion Lucu ASMR Memasak Primitif Mukbang 4K
1 note · View note
stopmotionideas · 3 years
Text
youtube
Ikan Mas perangkap Udang unik - Stop Motion Lucu ASMR Memasak Primitif Mukbang 4K
1 note · View note
stopmotionideas · 3 years
Text
youtube
Ikan mas keluar dari tanah dan bertelur Memasak Primitif Mukbang 4K - Stop Motion Lucu ASMR
1 note · View note
stopmotionideas · 3 years
Text
youtube
Stop Motion Lucu ASMR - Perangkap Ikan Mas dengan Ikan lele biru dan belut warna Memasak Primitif 4K
1 note · View note
stopmotionideas · 3 years
Text
youtube
Stop Motion Lucu ASMR - Gurita berburu Ikan lele di dalam gua Memasak Primitif Mukbang 4K
1 note · View note